Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom M,Ak

Transkripsi

1 Modul ke: Menghitung PPh 21 (1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom M,Ak Program Studi S1.Akuntansi

2 Objek Pajak PPh Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai Tetap. 2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara teratur. 3. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas i t t t t k l 4. Imbalan kepada bukan pegawai 5. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku 6. Penghasilan berupa uang pesagon 7. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur 8. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem,gratifikasi, bonus atau imbalan p,g, lain 9. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun 10. Semua jenis penghasilan no 1 s/d 9 yang diterima dalam bentuk natura no s/d diterima dalam natura atau kenikmatan lainnya dengan nama dan bentuk apapun yang diberika

3 Bukan Objek Pajak PPh Pembayaran manfaat atau santunan dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa. 2. Penerimaan dalam bentuk natura atau kenikmatan dalam bentuk apapun diberikan oleh Wajib Pajak atau pemerintah atau pemerintah (termasuk Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh pemberi kerja, maupun ditanggung oleh pemerintah). 3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. 4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan orang berhak dari badan atau lembaga amal. 5. Beasiswa yang diperoleh atau diterima oleh Warga Negara Indonesia dari Wajib Pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan dalam negeri

4 Subyek Pajak PPh 21 Pengawai bebas termasuk anggota dewan pengawas secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan terus mengelola kegiatan secara langsung. Tenaga lepas yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang hanya menerima imbalan apabila orang bersangkutan bekerja. Penerima pensiun Penerima honorarium Penerima upah Orang pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan pemotong pajak pajak

5 Pemotong PPh Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan. 2. Bendahara pemerintah baik Pusat maupun Daerah 3. Dana pensiun atau badan lain seperti Jaminan Sosial i tij i i l Tenaga Kerja (Jamsostek), PT Taspen, PT ASABRI. 4. Perusahaan dan bentuk usaha tetap. tetap 5. Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. 6. Penyelenggara kegiatan

6 Pengurangan Penghasilan yang dipotong PPh Pasal Penghasilan yang Diterima Oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS, Tentara Nasional lndonesia (TNI), POLRI Dan Para Pensiunan yang Dibebankan Kepada Keuangan P b K Negara/Daerah (APBN/APBD) 2. Penghasilan yang diterima g 3. Penghasilan berupa honorarium, uang sidang, uang hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja dan imbalan lain dengan nama apapun yang dibebankan kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah (APBN/APBD) 4. Penghasilan yang Diterima oleh Penerima Penghasilan selain Penerima selain Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, POLRI dan Para Pensiunan Yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara/Daerah

7 Perlakuan Jamsostek 1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 2. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) 3. Jaminan Hari Tua (JHT) 4. Jaminan Kematian (JK)

8 Tidak Memiliki NPWP Pemotongan PPh Pasal 21 harus menerapkan tarif yang lebih tinggi 20% terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor terhadap tidak Pokok Wajib Pajak (NPWP) dibanding tarif yang ditetapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak. dan sedikit tambahan j dikit t b Khusus untuk Pasal 21 (imbalan sehubungan dengan pekerjaan), pihak pemberi kerja (swasta, bendaharawan) dan pekerja (karyawan, PNS) akan sama sama dirugikan kalau ada karyawan yang tidak memiliki NPWP. Oleh karena mekanisme pembayaran pajak Pasal 21 bagi swasta biasanya ditanggung oleh pemberi kerja, biasanya sedangkanbagi PNS, khusus denda Pasal 21 akibat tidak punya NPWP,pajaknya akan ditanggung oleh PNS itu sendiri.

9 Pengelompokkan Upah Harian dan Mingguan Sedangkan pengertian Upah Harian adalah Upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau atau diperoleh pegawai terutang atau dibayarkan secara harian, untuk upah mingguan adalah upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan secara mingguan.penerima upah t t i i atau imbalan mingguan dapat berstatus sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap.apabila upah mingguan diterima oleh pegawai tetap maka perhitungan pph pasal 21 diperlakukan sebagai pegawai tetap, apabila upah mingguan diterima oleh pegawai tidak tetap maka perhitungan pph pasal 21 tetap perhitungan pph pasal diperlakukan sebagai pegawai tidak tetap.

10 Tahapan PPh 21 atas Uang Rapel Rapel dibagi dengan banyaknya bulan perolehan rapel tersebut (dalam hal ini 5 hari); hari); Hasil pembagian rapel tersebut ditambahkan pada gaji setiap bulan sebelum adanya kenaikan gaji, yang sudah dikenakan pemotongan PPh 21; PPh pasal 21 atas gaji untuk bulan bulan setelah kenaikan, dihitung kembali atas dasar gaji baru setelah ada kenaikan; atas dasar gaji baru setelah ada kenaikan; PPh pasal 21 terutang atas tambahan gaji untuk bulan bulan dimaksud adalah selisih antara jumlah pajak yang dihitung

11 Tahapan PPh 21 atas penghasilan tidak teratur Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan ditambah dengan penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa produksi dan lain lain; Dihitung PPh pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan; Selisih antar PPh pasal 21 menurut perhitungan huruf a dan b merupakan penghasilan yang tidak teratur g

12 Terima Kasih Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom M,Ak