HUBUNGAN ANTARA TENDENSI GAYA KELEKATAN DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA SMP ISLAM PAITON YANG TINGGAL DI PESANTREN ARTIKEL PENELITIAN
|
|
- Suharto Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 0 HUBUNGAN ANTARA TENDENSI GAYA KELEKATAN DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA SMP ISLAM PAITON YANG TINGGAL DI PESANTREN ARTIKEL PENELITIAN OLEH LAILATUL FITRIYAH UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI MEI 2013
2 1 HUBUNGAN ANTARA TENDENSI GAYA KELEKATAN DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA SMP ISLAM PAITON YANG TINGGAL DI PESANTREN Lailatul Fitriyah Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang Abstrak Gaya kelekatan yang dibangun sejak lahir dapat berlaku sebagai fungsi adaptif bagi remaja untuk menguasai lingkungan-lingkungan baru. Relasi yang baik dengan pengasuh akan menjadikan seorang anak memiliki secure attachment dan mengembangkan interaksi yang baik dengan orang lain dan memiliki penyesuaian sosial yang baik. Gaya kelekatan pada masa remaja dapat membantu kompetensi sosial dan kesejahteraan sosial remaja sebagaimana tercermin dalam ciriciri seperti self esteem, penyesuaian sosial, dan emosional. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Islam Paiton yang tinggal di pesantren sebanyak 100 orang. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskripstif dan analisis korelasi product moment pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kelekatan aman pada remaja awal yang tinggal di pesantren sebagian besar dalam kategori sedang dengan prosentase sebesar (76%) dan penyesuaian sosial pada remaja awal yang tinggal di pesantren sebagian besar dalam ketegori sedang dengan prosentase (59%). Uji hipotesis menyimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan anatara gaya kelekatan dan penyesuaian sosial pada remaja awal yang tinggal di pesantren (r xy = 0,281; p = 0,005 < 0,05). Kata kunci: Gaya Kelekatan Aman (Secure), Penyesuaian Sosial. Abstract Attachment style that had developed since baby is born can be applied as adaptif function of adolescense for can be survive in new social environment. A good relation with caregiver will allow an infant to have a secure attachment and evolve a good interaction both of with another and good social adaption. Attachment style, on adolescence period can help to construct social competence and social prosperity of them as mirrored on any specific trait as self esteem, social adjusment, and emotional adjusment. Research s subject of this study is Paiton s Islamic Senior High School s student that have living on Islamic boarding school. Analysis result s data analized with descriptive analysis technique and correlation analysis with product moment pearson analysis technique.research analysis result eksposed that most of secure attachment style of early adolescense thah living on Islamic boarding school categoried at middle category with 76 percent of all subject and social adjustment of them is also categoried at middle category with 59 percent of all subject. Hypotesis experiment exposed that there is any positif and significant correlation between secure attachment style with social adjustment of early adolescense thah living on islamic boarding school (r xy = 0,281; p = 0,005 < 0,05). Keyword : secure attachment style, social adjustment.
3 2 PENDAHULUAN Pendidikan yang menekankan pada aspek keagamaan banyak dikembangkan dalam pesantren. Pendidikan dengan basis keagamaan seperti pesantren banyak diminati oleh orang tua sebagai lembaga pendidikan untuk menempuh pendidikan bagi anak mereka dengan alasan bahwa pesantren memiliki keunggulan dapat mendidik siswa bukan hanya dalam materi pendidikan umum namun lebih menekankan konsep keagamaan yang dapat mendidik siswasiswinya berdasarkan aspek moral dan etika keagamaan. Salah satu ciri khas dari kehidupan di pesantren adalah berkumpulnya banyak santri dari berbagai daerah. Lingkup sosial dengan karakter multikultur memiliki kerentanan terhadap munculnya konflik sosial. Mengatasi munculnya konflik sosial dapat dikembalikan pada bagaimana setiap individu dalam kelompok sosial menyesuaikan dirinya dengan kultur individu lain yang mungkin dapat berlainan budaya dan kebiasaan. Perubahan yang menuntut tanggung jawab besar bagi remaja adalah hal yang baru dan menjadi beban. Khusunya ketika anak harus tinggal terpisah, dan siap menjadi mandiri. Kedekatan dengan orang tua selama ini membuat anak merasa nyaman dan aman ketika mengahadapi hal-hal yang baru. Menurut Santrock (2002) menyebutkan bahwa attachment dengan orang tua selama masa remaja dapat berlaku sebagai fungsi adaptif, yang menyediakan landasan yang kokoh dimana remaja dapat menjelajahi dan menguasai lingkungan-lingkungan baru dan suatu dunia sosial yang luas dalam suatu cara yang secara psikologis sehat. Anak yang merasa yakin terhadap penerimaan lingkungan akan mengembangkan kelekatan yang aman dengan figur lekatnya (secure attachment) dan mengembangkan rasa percaya tidak saja pada ibu juga pada lingkungan. Hal ini akan membawa pengaruh positif dalam proses perkembangannya. Santrock (2002) menyebutkan bahwa Attachment yang kokoh atau keterkaitan dengan orang tua menigkatkan relasi teman sebaya yang kompeten dan relasi erat yang positif di luar keluarga. Pengertian gaya kelekatan Kelekatan (attachment) dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby yang mengatakan bahwa bayi mendemonstrasikan kedekatan mereka kepada ibunya melalui beberapa tipe perilaku seperti menghisap, mengikuti, menangis, dan tersenyum (Santrock, 2003). Gaya kelekatan merupakan suatu ikatan emosional dan resiprokal
4 3 yang saling berhubungan anatara anak dan figure attachment dan saling memberikan konstribusi dalam kualitas hubungan mereka ataupun orang lain. Menurut teori Bowlby, pengalaman awal dengan pengasuh utama diinternalisasi oleh anakanak untuk membentuk internal working models yaitu struktur kognitif yang bertindak sebagai prototipe untuk hubungan selanjutnya di luar keluarga. Konseptualisasi Bartholomew telah menyusun konsep internal working models dari Bowlby dalam empat kategori attachment, yang pada awalnya hanya tiga kategori dari Bowlby. Empat pola prototipe attachment dibagi kedalam dua jenis internal working models, yaitu internal working models atas diri dan internal working models atas orang lain. Keempat kategori tersebut adalah gaya kelekatan aman (secure attachment style) dimana seseorang dengan gaya kelektana ini memiliki silf-esteem yang tinggi dan positif terhadap orang lain. Secure attachment pada masa remaja dipercaya dapat mendukung kompetensi sosial dan well-being remaja yang direfleksikan melalui beberapa karakteristik seperti self esteem yang tinggi, penyesuaian emosional dan positif terhadap orang lain, sehingga ia mencari kedekatan intrapersonal dan merasa nyaman dalam hubuingan. Orang yang memiliki secure attachment akan mengembangkan model mental diri sebagai orang yang berharga, penuh dorongan, dan mengembangkan model mental orang lain sebagai orang yang bersahabat, dipercaya, responsif, dan penuh kasih sayang (Collins & Read 1991). Gaya kelekatan takut-menghindar (fearful-avoidant attachment style) seseorang dengan gaya kelekatan ini memiliki self-esteem yang rendah dan negative terhadap orang lain. Remaja dengan gaya ini menggambarkan orang tua mereka secara negatif (Levy dkk, 1998 dalam Baron & Byrne 2005), memdam perasaan marah tanpa menyadarinya (Mikulincer, 1998a dalam Baron & Byrne 2005). Gaya kelekatan terpreokupasi (preoccupied attachment style) seseorang dengan gaya kelekakan ini memiliki pandangan yang negatif mengenai self yang dikombinasikan dengan harapan yang positif tentang orang lain. Remaja yang terpreokupasi mencari kedekatan dalam hubungan, tetapi juga mengalami kecemasan dan rasa malu karena merasa tidak pantas menerima cinta dari orang lain (Lopez dkk, 1997 dalam Baron & Byrne 2005). Kemudian gaya kelekatan menolak (dismissing attachment style) seseorang dengan gaya kelekatan ini memiliki pandangan positif tentang dirinya dan memiliki harapan yang negetif tentang orang lain. Gaya kelekatan ini digambarkan sebagai gaya yang memiliki konflik dan
5 4 agak tidak aman, dimana remaja merasa dirinya layak memperolah hubungan akrab namun orang lain lebih mungkin untuk melihat secara tidak positif dan mendreskrpsikan dirinya sebagai orang yang tidak ramah. Baron dan Byrne (2005). Pengertian penyesuaian sosial Menurut Hurlock (1990) menyatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Menurut Hurlock (1978) ada beberapa kriteria untuk mencapai penyeseuaian sosial yang baik yaitu penampialan nyata, perilaku sosial yang ditampilkan individu sesuai dengan standart kelompok. Penyesuaian diri terhadap kelompok, Individu mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai kelompok. Sikap sosial, individu dapat menunjukkan sikap yang menyenangkan bagi orang lain maupaun bagi partisipasi sosialnya. Kepuasan pribadi, individu marasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peran sosial yang dihadapi. Hubungan gaya kelekatan terhadap penyesuaian sosial remaja Menurut Santrock (2002) menyebutkan bahwa attachment dengan orang tua selama masa remaja dapat berlaku sebagai fungsi adaptif, yang menyediakan landasan yang kokoh dimana remaja dapat menjelajahi dan menguasai lingkungan-lingkungan baru dan suatu dunia sosial yang luas dalam suatu cara yang secara psikologis sehat. Remaja yang mempunyai gaya kelakatan aman mempunyai harga diri yang lebih tinggi disbandingkan dengan mereka dalam kelompok kelekatan cemas. Remaja dengan gaya kelekatan aman menekankan pentingnya hubungan kelekatan yang hangat dalam perkembangan yang positif, koheren, dan strukur diri yang diorganisasikan dengan baik. (Collins dan Read dalam Helmi, 1999) mengatakan bahwa orang dengan gaya kelekatan aman akan lebih percaya diri dalam situasi sosial dan lebih asertif. Orang dengan gaya kelekatan aman akan mengembangkan sikap yang responsive, bersahabat, dan penuh kasih terhadap lingkungan sosialnya, kelekatan yang dibina oleh anak dan pengasuh (ibu) merupakan suatu bekal yang akan dibawa oleh seseorang pada dunia sosialnya melalui interaksi-interaksi sosial maupun kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Relasi yang baik dengan pengasuh akan menjadikan seorang anak memiliki secure attachment dan mengembangkan interaksi yang baik dengan orang lain dan memiliki penyesuaian sosial yang baik pula. Sebaliknya, jika hubungan yang dibentuk memalui relasi dengan pengasuh cenderung mengembangkan insecure attachment maka yang yang timbul adalah ketidaknyamanan untuk
6 5 memiliki kedekatan dan cenderung tidak tertarik untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat, yaitu gaya kelekatan aman (secure) sebagai variabel bebas (X) dan penyesuaian sosial sebagai variabel terikat (Y). Adapun rancangan penelitian ini dapat digmbarkan sebagai berikut: Gaya kelekatan Aman Penyesuaian sosial a. Populasi dan sampel Dalam penelitian ini populasi yang di pilih adalah siswa-siswi SMP Islam di kabupaten probolinggo yang tinggal di pesantren dan berjumlah 216 siswa. Sampel dari penelitian ini sejumlah 100 orang dari 216 siswa. b. Instrumen penelitian Pada penelitian ini menggunakan model instrument penelitian yaitu skala model likert dan angket. Pada variabel (X) menggunakan angket gaya kelekatan, dan variabel (Y) menggunakan skala penyesuaian sosial. Pengumpulan Data Langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Menentukan survei lapangan untuk observasi dan untuk mengetahui lokasi penelitian dan mencari data jumlah siswa di lokasi uji coba dan penelitian 2. Membuat surat ijin penelitian ke Fakultas dalam bentuk rekomendasi untuk mengadakan penelitian di lokasi penelitian. 3. Menentukan tanggal dan hari pengambilan data. 4. Mempersiapkan dan meneliti instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, untuk kemudian disebarkan kepada responden uji coba dan penelitian disertai dengan wawancara sebagai data pendukung. 5. Pengumpulan kembali instrumen penelitian, kemudian dilakukan tabulasi dan analisis data.
7 6 Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teknik analisis deskriptif dan analisis korelasional. Analisis deskriptif dalam penelitian ini pada awalnya ditujukan untuk mengenali kecenderungan kaya kelekatan pada keseluruhan (100) subjek pada salah satu dari keempat jenis gaya kelekatan. Setelah menentukan tendensi pada salah satu gaya, dilakukan analisis deskripsi kedua untuk mendeskripsikan satu gaya kelekatan yang ditetapkan sebagai tendensi subjek baik secara individual maupun dalam kelompok. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui kategorisasi gaya kelekatan aman (secure), dan penyesuaian sosial pada subyek penelitian. Dalam analisis ini menggunakan norma kelompok disusun tiga tingkatan pengkategorian berdasarkan harga mean (M) dan standard deviasi (SD), yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dan analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik korelasi Formula Product Moment Pearson. Variabel yang dikorelasikan adalah data gaya kelekatan secure yang telah menjadi tendensi pada korpus data dan varibel data hasil skoring pada penyesuaian sosial. Hasil 1. Dari hasil angket gaya kelekatan diketahui bahwa 100 subjek penelitian memiliki tendensi gaya kelekatan aman. Setelah menetapkan kecenderungan pada satu fokus gaya kelekatan aman, peneliti membagi kembali hasil penyekoran pada gaya kelekatan aman dalam tiga kategori berdasarkan frekuensi tinggi, sedang, dan rendah yang di peroleh berdasarkan mean dan standart deviasi. 2. Tingkat gaya kelekatan aman (secure) pada 100 orang subjek penelitian berada pada kategori tinggi sebanyak 2 orang (2%), sedang 76 orang (76%), dan rendah 22 orang (22%). Jadi gaya kelekatan aman (secure) pada remaja awal yang tinggal dipesantren sebagian besar termasuk dalam kategori sedang, yaitu dari jumlah subjek 100 orang, terdapat 76 orang (76%). 3. Berdasarkan hasil analisis dari skala penyesuaian sosial dapat diketahui gambaran penyesuaian sosial secara umum. Setelah melakukan penelitian terhadap 100 subjek remaja yang tinggal di pesantren, dapat diketahui bahwa penyebaran skor penyesuaian sosial pada remaja pesantren melalui mean dan standart deviasi dengan pengkategorian tinggi, sedang, dan renadah. 4. Penelitian pada 100 remaja awal yang tinggal dipesantren dapat diketahui bahwa tingkat penyesuaian sosial yang berada pada kategori tinggi sebanyak 8 orang (8%), sedang 59
8 7 orang (59%), dan rendah 33orang (33%). Jadi penyesuaian sosial pada remaja awal yang tinggal dipesantren sebagian besar termasuk dalam kategori sedang, yaitu dari jumlah subjek 100 orang, terdapat 59 orang (59%). 5. Diketahui bahwa koefisien korelasi menggunakan product moment antara gaya kelekatan aman dan penyesuaian sosial adalah sebesar 0,281, dengan asymp. Sig < Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Sehingga dapat dijelaskan bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kelekatan aman dan penyesuaian sosial remaja awal yang tinggal di pesantren dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi gaya kelekatan aman maka semakin tinggi tingkat penyesuaian sosial pada remaja awal yang tinggal di pesantren. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah gaya kelekatan aman maka semakin rendah penyesuaian sosial pada remaja awal yang tinggal di pesantren. Diskusi Gaya kelekatan (Attachment style) pada masa remaja dapat membantu kompetensi sosial dan kesejahteraan sosial remaja sebagaimana tercermin dalam ciri-ciri seperti self esteem, penyesuaian sosial, dan emosional. Attachment yang kokoh antara anak dengan orang tua akan meningkatkan relasi teman sebaya yang kompeten dan relasi erat yang positif di luar keluarga (Santrock, 2002). Pengalaman awal dengan pengasuh utama diinternalisasikan oleh anak untuk membentuk internal working models yaitu struktur kognitif yang berperan sebagai dasar dalam membangun hubungan dengan orang lain di luar keluarganya. Empat dasar pola attachment didefinisikan dalam dua bentuk internal working models, yaitu internal working models atas diri sendiri dan internal working models atas orang lain. Internal working models yang positif terhadap diri adalah perasaan dicintai dan merasa berharga, sementara internal working models positif terhadap orang lain melibatkan harapan seseorang terhadap dukungan dan keberadaan orang lain. Internal working models negatif terhadap diri sendiri dikarakteristikkan dengan kecemasan tentang kedekatan dan memiliki ketergantungan yang berlebihan, sementara internal working models negatif terhadap orang lain dikarakteristikkan dengan menghindari keintiman. Orang-orang yang secure memiliki pandangan positif terhadap diri dan orang lain. Semakin tingginya tingkat gaya kelekatan aman (secure attachment) menunjukkan bahwa individu tersebut semakin memiliki penyesuaian sosial yang baik, hal itu berarti individu memiliki
9 8 perasaan bahwa dirinya dicintai dan berharga, serta memiliki harapan akan dukungan dan keberadaan orang lain sehingga kemungkinan individu memiliki penyesuaian sosial yang tinggi. Bila dilihat dari hasil analisis gaya kelekatan aman (secure) remaja awal yang tinggal di pesantren, sebagian besar berada dalam kategori sedang. Dimana remaja memiliki pandangan yang positif terhadap diri dan orang lain yang cukup baik. Namun, dalam hubungan dekat (close relationship) remaja awal yang tinggal di pesantren ini cenderung memandang dirinya sebagai orang yang memiliki self esteem yang negatif atau harga diri yang rendah dan akan selalu berharap dengan kehadiran orang lain. Sehingga ketika berada dalam kondisi yang melibatkan suatu hubungan dekat, remaja akan cenderung selalu berharap kepada orang lain dan tidak memiliki keyakinan bahwa drinya mampu. Hal ini disebabkan oleh pembiasaan resiprokal dalam pembentukan attachment pada masa bayi yang terlalu dijaga menjadikan remaja terbiasa untuk selalu berharap dengan adanya timbal balik dari orang lain. Hal ini berhubungan dengan penyesuaian sosialnya, dimana gaya kelekatan aman memiliki hubungan yang positif terhadap penyesuaian sosial remaja. Berdasarkan hasil analisis penyesuaian sosial, dapat dikatahui bahwa penyesuaian sosial remaja awal yang tinggal di pesantren berada dalam kategori sedang. Artinya, remaja awal yang tinggal di pesantren memiliki penyesuaian sosial yang cukup baik.
10 9 DAFTAR PUSTAKA Adshed, Gwen dan Pfaffin, Friedmann A Matter Of Security : The Appliction Of Attachment Theory To Forensic Psychiatry And Psychology. London And New York: Jessica Kingsley Publishers. Baron and Byrne Psikologi Sosial jilid2. Jakarta: Erlangga. Helmi, A. F Gaya Kelekatan dan Konsep Diri. Jurnal Psikologi No. 1, 9-17 Universitas Gajah Mada. Hurlock, B, E Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Mayer. G. D Psikologi Sosial jilid 2. Jakarta: Salemba Humanika. Miller, Pactricia H Theories Of Developmental Psychology 5 ed. New York USA: Worth Publishers. Santrock, J, W Life Span Development. Jakarta: Erlangga.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Attachment Related Psychodinamics, Attachment and Human Development. New Jersey: McGraw Hill Life Span Development. Jakarta: Erlangga Masa Perkembangan Anak: Jakarta: Salemba Humanila. Shaffer, David R and Katherine Kipp Developmental Psychology: Childhood and adolescence 8ed. Belmont, CA: Wadsworrth, Cengange Learning.
BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bisa diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
Lebih terperinciHenni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang
HUBUNGAN KELEKATAN DAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK. Kelekatan (Attachment) merupakan hubungan emosional antara seorang anak dengan pengasuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian Penyesuaian Sosial Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah Kelekatan (attachment) untuk pertama kalinya. resiprokal antara bayi dan pengasuhnya, yang sama-sama memberikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kelekatan 1. Pengertian kelekatan Istilah Kelekatan (attachment) untuk pertama kalinya dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Keterikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).
Lebih terperinci*) Alumni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto **) Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TENTANG POLA KELEKATAN REMAJA DENGAN TEMAN SEBAYA PADA PESERTA DIDIK DI SLTP NEGERI 1 AYAH, KEBUMEN DESCRIPTIVE STUDY ON THE QUANTITATIVE PATTERN ADOLESCENT ATTACHMENT WITH
Lebih terperinciGAYA KELEKATAN ( ATTACHMENT STYLE
GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) SANTRIWATI TERHADAP PEMBINA (USTADZAH) DI PONDOK PESANTREN TERPADU AL-YASINI PASURUAN (Studi Kasus Pada Santri Kelas 2 Tingkat SLTP Di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Attachment pada manusia pertama kali terbentuk dari hubungan antara orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang berinteraksi dengan bayinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian
Lebih terperincimenggunakan analisis hubungan (korelasi). Karena digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel atau lebih, apakah kedua variabel
78 Sesuai dengan tujuan penelitian ini, dalam penelitian ini menggunakan analisis hubungan (korelasi). Karena digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel atau lebih, apakah kedua variabel tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengaruh besar terhadap kehidupan selanjutnya. Istilah remaja atau adolescence
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melalui tahap-tahap kehidupan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Salah satunya adalah tahap remaja yang memiliki pengaruh besar
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap
7 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap perkembangan khususnya pada tahapan dewasa muda, hubungan romantis, attachment dan tipe attachment. 2.1 Dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak dapat hidup tanpa berelasi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak dapat hidup tanpa berelasi dengan orang lain. Setiap manusia, selalu berinteraksi dengan orang-orang yang ada dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya,
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka)
Lebih terperinciEFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract
EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan
Lebih terperinciINTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi
INTUISI 7 (1) (2015) INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi HUBUNGAN ANTARA ADULT ATTACHMENT STYLE DENGAN KOMITMEN PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL Binti Khumairoh
Lebih terperinciABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara adult attachment style dengan kecerdasan emosional pada mahasiswa baru angkatan 2014 Fakultas Psikologi. Penentuan responden dari penelitian
Lebih terperinciSelviana Elisa. Dibimbing Oleh : Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si.
Studi Mengenai Gambaran Attachment Style Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Angkatan 2014 Dalam Menjalin Relasi Dengan Civitas Akademika Selviana Elisa Dibimbing Oleh : Drs. Amir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa berada pada masa dewasa awal. Pada masa ini, mahasiswa berada pada masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Pada masa transisi ini banyak hal
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia, terutama dalam gaya hidup masyarakat. Indonesia pun tidak luput dari perubahanperubahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Bowlby (Johnson & Medinnus, 1974) menggambarkan konsep attachment
BAB II KAJIAN TEORI A. Gaya Kelekatan (Attachment Style) 1. Definisi kelekatan Istilah kelekatan (attachment) untuk pertama kalinya dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan dengan orang lain yang meliputi interaksi di lingkungan sekitarnya. Sepanjang hidup, manusia akan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN TERHADAP IBU DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN TERHADAP IBU DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO Melyza Syarifa, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN KEDEKATAN EMOSIONAL ORANGTUA DENGAN PENGENDALIAN DIRI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015.
HUBUNGAN KEDEKATAN EMOSIONAL ORANGTUA DENGAN PENGENDALIAN DIRI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 Disusun oleh : ILMA ANNISA NPM. 11500060 Pembimbing : Drs. AR. Koesdyantho,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metoda
Lebih terperinciPSIKOPEDAGOGIA JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING. Vol. 6 No. 2 DESEMBER 2017 p-issn e-issn
PSIKOPEDAGOGIA JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING Vol. 6 No. 2 DESEMBER 2017 http://dx.doi.org/10.12928/psikopedagogia.v6i2.9439 Hubungan antara Kelekatan dengan Interaksi Sosial pada Siswa Maharani Puteri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk pertama kalinya belajar berinteraksi atau melakukan kontak sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak. Anak untuk pertama kalinya belajar berinteraksi atau melakukan kontak sosial dengan orang lain dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Pudyastuti Widhasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER
PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER Tesi Hermaleni, Mudjiran, Afif Zamzami Universitas Negeri Padang e-mail: Tesi.hermaleni@gmail.com Abstract: The difference
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Mengacu pada hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dari 60 jumlah responden berdasarkan teori attachment menurut Bartholomew & Griffin (1994)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rancangan dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga penelitian akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH MATTA CHRISTINA PRASETYA 802012713 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
1 1.PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran attachment styles yang dialami oleh gay yang berada pada rentang usia dewasa muda. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dijelaskan mengenai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional yang menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MELANGGAR TATA TERTIB DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 1 PADANG
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MELANGGAR TATA TERTIB DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 1 PADANG Faisal Murnawan Amin 1, Azwar Inra 2, Iskandar G. Rani 3 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG) Gea Lukita Sari 1, Farida Hidayati 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Attachment menurut Bowlby (dalam Mikulincer & Shaver, 2007) adalah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Attachment 2.1.1 Definisi attachment Attachment menurut Bowlby (dalam Mikulincer & Shaver, 2007) adalah suatu hubungan atau interaksi antara 2 individu yang merasa terikat kuat
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi
PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Lebih terperinciKELEKATAN PADA ANAK. Oleh : Sri Maslihah
KELEKATAN PADA ANAK Oleh : Sri Maslihah Anak yang satu tetap nempel pada bundanya padahal sudah saatnya masuk ke kelas, ada juga anak lain menangis begitu melihat ibunya harus keluar dari kelasnya sementara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya barat, tepatnya di Jalan Manukan Wasono. SMK ini berjumlah dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan wawancara sebagai
Lebih terperinciNama : Wienda Tridimita Ayu NPM : Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Hera Lestari Mikarsa, Ph.D
HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA DAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA Nama : Wienda Tridimita Ayu NPM : 18512091 Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Hera Lestari Mikarsa,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA REMAJADI SMAN 2 PADANG. Winda Sari Isna Asyri Syahrina
HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA REMAJADI SMAN 2 PADANG Winda Sari Isna Asyri Syahrina Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia ABSTRAK Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai tempat penelitian sedangkan untuk menguji validitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
Lebih terperinciHubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung 1 Haunan Nur Husnina, 2 Suci Nugraha 1,2 Fakultas
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT PADA PENGASUH DENGAN SELF-DISCLOSURE REMAJA DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK WISMA PUTRA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, individu dibesarkan dalam sebuah keluarga yang memiliki orang tua lengkap yang terdiri dari seorang ibu dan seorang ayah. Namun, tidak semua
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang mana kuantitif sendiri diartikan sebagai sebuah metode yang digunakan untuk menguji teori tertentudengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka
Lebih terperinciHubungan Konsep Diri Dengan Konformitas Teman Sebaya Dalam Kegiatan Perkuliahan
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA Ahmad Muammar Khumaini Jurusan Psikologi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Varibabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying 2. Variabel
Lebih terperinciHubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa
Konselor Volume 3 Number 1 March 2014 ISSN: 1412-9760 Received January 25, 2014; Revised February 24, 2014; Accepted March 30, 2014 Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa Gusriko
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016
Artikel Publikasi: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Bagian yang paling utama didalam membuat suatu penelitian adalah bagaimana membuat rencana (rancangan penelitian). Penelitian ini merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Oleh sebab itu manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang tidak mungkin dapat hidup sendiri. Di sepanjang rentang kehidupan, setiap manusia membutuhkan manusia lainnya untuk
Lebih terperinciHubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet
Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelekatan 1. Defenisi Kelekatan (attachment) Menurut Bashori (2006) kelekatan adalah ikatan kasih sayang antara anak dengan pengasuhnya. Ikatan ini bersifat afeksional, maka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Madrasah Aliyah Negeri 1 Model Banjarmasin terletak di Jl.Kampung Melayu Darat RT.11 No.31. Merupakan Sekolah Tingkat Menengah sederajat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219
54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan bersosialisasi dengan lingkungannya, keluarga, sekolah, tempat les, komunitas, dan lainlain. Manusia pada hakikatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia membutuhkan orang lain dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Adanya interaksi sosial antara manusia yang satu dengan yang lainnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN KELEKATAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA
JKKP : Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan http://doi.org/10.21009/jkkp DOI: doi.org/10.21009/jkkp.041.01 E-ISSN : 2597-4521 HUBUNGAN KELEKATAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA Syifa Maulida
Lebih terperinciAmrustian Sultoni Ahmad Nurabadi Jurusan AP FIP Universitas Negeri Malang
Hubungan antara Minat dan Kompetensi Guru di Bidang Teknologi Informasi dengan Adopsinya untuk Pembelajaran pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Malang (The Correlation between Interest and Competence
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan seorang manusia berjalan secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut
Lebih terperincikata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA AMANDA RIZKI NUR Dosen Pembimbing : Drs. Aris Budi Utomo, M.Si ABSTRAK Mahasiswa tentunya memiliki tugas perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sering juga disebut sebagai metodologi penelitian, sedangkan maksud dari kata metodologi itu sendiri adalah cara-cara yang digunakan
Lebih terperinciTuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,
Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA
HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA Dwini Aisha Royyana, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal (young adulthood) adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin meningkat prevalensinya dari tahun ke tahun. Hasil survei yang dilakukan oleh Biro
Lebih terperinciHubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI
Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: Hanggara Budi Utomo Dosen FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Seringkali
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Attachment 2.1.1 Definisi Attachment Bowlby adalah tokoh pertama yang melakukan penelitian dan mengemukakan teori mengenai attachment dan tetap menjadi dasar teori bagi penelitian-penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara attachment (X) dengan cinta pada individu dewasa yang telah menikah (Y), maka penelitian
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PARENTAL ATTACHMENT DAN RELIGIUSITAS DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA MAHASISWA MUSLIM PSIKOLOGI UPI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar mahasiswa strata satu adalah individu yang memasuki masa dewasa awal. Santrock (2002) mengatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR
p-issn 2476-9886 e-issn 2477-0302 Jurnal EDUCATIO Volume 2 Nomor 2, 2016, Hlm 30-34 Akses Online : http://jurnal.iicet.org Dipublikasikan oleh : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian pada pendekatan ini adalah kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak mengunakan angka-angka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 12 Bandung yang beralamatkan di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 195, kelurahan Gegerkalong, kecamatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinci