ANALISIS KANDUNGAN SIKLAMAT PADA MANISAN BUAH KEDONDONG YANG DI PASARKAN DISEKITAR KOTA MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KANDUNGAN SIKLAMAT PADA MANISAN BUAH KEDONDONG YANG DI PASARKAN DISEKITAR KOTA MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS KANDUNGAN SIKLAMAT PADA MANISAN BUAH KEDONDONG YANG DI PASARKAN DISEKITAR KOTA MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI ERLIA ROSITA NIM : 10C Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014 i

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan jajanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Selain harga yang murah dan jenisnya yang beragam, pangan jajanan juga menyumbangkan kontribusi yang cukup penting akan kebutuhan gizi. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang, terutama anak sekolah, remaja sangat menyukai pangan jajanan. Oleh sebab itu, para pedagang berupaya untuk memberikan penampilan yang menarik dan rasa yang disenangi anak anak dengan menambahkan bahan bahan tertentu tanpa memperdulikan keamanannya misalnya menambahkan bahan pemanis sintetis pada minuman atau makanan olahan pada manisan buah (Fitri, 2007). Manisan merupakan sejenis makanan ringan yang terbuat dari buah yang diawetkan terutama dengan menggunakan gula. Menurut Soetanto, manisan buah kedondong adalah makanan olahan buah kedondong (mekal) dikupas dan dipotong tipis-tipis memanjang dalam bentuk sesuai dengan selera, ditambah dengan gula dan bumbu penyedap lainnya. Manisan yang diperdagangkan dibagi menjadi 4 macam yaitu, manisan basah dengan larutan encer, manisan basah dengan larutan gula kental, manisan kering bertabur gula kering dan manisan kering dengan gula asin (Romandheny, 2006). Dalam proses pembuatan manisan buah ini juga digunakan air garam dan air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah. Buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan 1

3 2 basah adalah jenis buah yang cukup keras, seperti pala, mangga, kedondong, kolang-kaling, dan lain-lainnya. Sedangkan buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan kering adalah jenis buah yang lunak seperti pepaya, sirsak, dan lain-lainnya (Margono dkk, 2000). Menurut Permenkes Nomor 033 tahun 2012, pemanis sintetis adalah bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, yang tidak mempunyai nilai gizi. Pemanis buatan yang diizinkan berdasarkan permenkes tersebut adalah sakarin, siklamat dan aspartam dengan jumlah yang dibatasi dengan dosis tertentu. Pemanis yang dianjurkan untuk dihindari adalah (904) beeswaxes, carnauba wax, shellac, paraffin, microcrystalline wax dan lain-lain (Arisman, 2009). Pemanis sintetis yang sering digunakan oleh pedagang kecil adalah Siklamat. Siklamat merupakan jenis pemanis buatan yang memiliki kemanisan 30 kali lebih manis daripada sukrosa. Natrium siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol. Harga siklamat yang relatif murah dibandingkan dengan gula alam. Hal tersebut menyebabkan produsen pangan dan minuman terdorong untuk menggunakan jenis pemanis buatan tersebut didalam produk. Siklamat banyak menimbulkan gangguan bagi kesehatan, diantaranya : migrain, sakit kepala, kehilangan daya ingat, batuk, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kanker kandung kemih, atropi dan lain-lain (Lestari, 2011). Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan melalui binatang-binatang percobaan, misalnya di Institusi Kanker Nasional di Amerika bahwa efek

4 3 langsung bahan pemanis buatan ini sebagai penyebab kanker. Akan tetapi dalam penggunaannya tetap harus sangat hati-hati dan tidak berlebihan, karena efek dari natrium siklamat tetap dapat mengakibatkan adanya gangguan kesehatan. Oleh karena itu, bahan pemanis buatan ini harus dihindari, karena selain tidak mengandung kalori juga tidak mengandung zat gizi (Natitupulu, 2006). Hasil penelitian di Semarang yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa fakultas teknologi pertanian Universitas Katolik Soekijapranata (UKS) Semarang menunjukkan bahwa manisan mangga yang dijual 14 Sekolah Dasar di Kota Semarang positif mengandung siklamat, dari 14 sampel yang diteliti hanya tujuh sampel yang masih aman untuk dikonsumsi (Romandheny, 2006). Hasil penelitian di Medan yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara tentang analisis penggunaan sakarin dan siklamat pada manisan buah menunjukkan bahwa, dari 8 sampel manisan buah, 75 % sampel manisan buah positif menggunakan siklamat dan 25% sampel manisan buah positif menggunakan sakarin (Munte 2003). Di Provinsi Aceh Bahan Tambahan Pangan (BTM) masih banyak digunakan oleh produsen industri seperti bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan. Gubenur Aceh dr. Zaini Abdullah mengatakan bahwa: jenis-jenis bahan tambahan pangan tersebut (pemanis, pengawet dan pewarna sintetis) sangat membahayakan kesehatan manusia. Dampak dari makanan dan minumnan yang menggunakan pengawet buatan seperti boraks, formalin, siklamat atau sejenisnya itu tidak langsung sakit setelah dikonsumsi, tetapi beberapa tahun kemudian barulah dirasakan akibatnya (Serambi Indonesia, 2013).

5 4 Dari Dinas Kesehatan Aceh Barat menunjukkan bahwa, data penyakit akibat mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat pemanis sintetis yang terdaftar hanya hipertensi dan asma, sedangkan penyakit lain seperti kanker, tumor, impoten dan sebagainya belum ada data atau informasi yang jelas terkait penyakit akibat mengkonsumsi pemanis buatan tersebut. Yang terdata hanya bagi penderita penyakit hipertensi pada tahun 2013 bulan Desember sebanyak 251 orang laki-laki, 280 orang perempuan dan pada tahun 2014 bulan April penderita hipertensi meningkat menjadi 818 orang (lelaki 436 orang dan perempuan 382 orang). Sedangkan penderita penyakit asma hanya terdata pada tahun 2014 yaitu 41 orang (26 laki-laki dan 16 perempuan) (Dinkes Aceh Barat, 2014). Berdasarkan observasi dan wawancara awal dengan penjual manisan buah, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Analisis Kandungan Siklamat pada Manisan Buah yang di Pasarkan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan adalah apakah terdapat kandungan siklamat pada manisan buah kedondong yang di pasarkan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat?

6 5 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan siklamat sebagai bahan tambahan pada manisan buah kedondong yang di pasarkan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat tahun Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan siklamat dalam manisan buah kedondong yang di pasarkan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat tahun b. Untuk mengetahui kadar siklamat yang terkandung dalam manisan buah kedondong yang di pasarkan disekitar Kota Meulaboh disesuaikan dengan Permenkes RI No.033 tahun Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini digunakan untuk bahan acuan dalam proses pengembangan keilmuan. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka menambah wacana keilmuan di dunia kesehatan. c. Untuk bahan promosi kesehatan bagi kalangan masyarakat dalam memilih makanan jadi yang aman untuk dikonsumsi. d. Untuk menambah pengetahuan dalam mengembangkan wawasan berfikir penulis dalam mengaplikasikan teori dengan kenyataan serta

7 6 menggunakan cara mengkaji ilmiah dalam menyikapi permasalahan tentang indikasi kandungan siklamat pada manisan buah Manfaat Praktis 1. Masukan kepada penjual dan konsumen agar menjual atau mengkonsumsi manisan buah kedondong yang aman bagi kesehatan. 2. Masukan kepada pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, BPOM Aceh dan berbagai pihak terkait dalam penelitian ini, khususnya tentang kadar kandungan siklamat pada manisan buah kedondong yang di pasarkan disekitar Kota Meulaboh Aceh Barat.

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklamat Definisi Siklamat Siklamat merupakan pemanis sintetis berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air, intensitas kemanisannya ± 30 kali kemanisan sukrosa. Siklamat dengan nama kimianya natrium sikloheksilsulfamat (C 6 H 11 NHSO 3 Na ) umumnya dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium siklama. Natrium siklamat dalam industri makanan dan minuman dipakai sebagai bahan pemanis (non nutritive) untuk menggantikan sukrosa. Natrium siklamat dalam perdagangan dikenal sebagai assugrin, sucaryl. Nama kimianya adalah sikloheksilsulfamat/natrium siklamat karena sifatnya yang tahan panas, makanya sesuai untuk dipakai makanan yang diproses (Munte, 2003). Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak disengaja oleh Michael Sveda pada tahun Sejak tahun 1950 siklamat ditambahkan ke dalam pangan dan minuman. Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam siklamat dengan rumus molekul C 6 H 11 NHSO 3 Na. Meskipun memiliki tingkat kemanisan 30 kali gula alami, tetapi siklamat tetap dapat membahayakan kesehatan. Hasil penelitian bahwa tikus yang diberikan siklamat dapat menimbulkan kanker kandung kemih. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksiamin bersifat karsinogenik. Oleh karena itu ekskresinya melalui urine dapat merangsang pertumbuhan tumor (Yunus dan Nisma, 2013). 7

9 Karakteristik Siklamat Karakteristik siklamat Siklamat yang berbentuk garam Natrium siklamat merupakan serbuk kristalin putih dan tidak berbau. 1. Garam siklamat (Natrium siklamat) akan mengering pada suhu 105ºC. 2. Natrium siklamat tidak larut dalam alkohol, benzena, kloroform maupun ether tetapi larut dalam air dan bersifat netral (Lestari, 2011) Batas maksimum penggunaan siklamat Dalam menentukan berapa batas maksimum penggunaan siklamat harus sesuai dengan badan yang berlaku. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 tahun 2012, kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam pangan dan minuman berkalori rendah dan untuk penderita diabetes melitus adalah 3 g/kg bahan pangan dan minuman (Permenkes, 2012). Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan batas-batas yang disebut ADI (Acceptable Daily Intake) atau kebutuhan per orang per hari. ADI dinyatakan dalam mg/kg berat badan dan didefinisikan sebagai jumlah bahan yang dapat masuk tubuh setiap harinya,meskipun dicerna setiap hari tetap bersifat tidak aman dan menimbulkan gangguan pada kesehatan atau efek keracunan dan risiko lainnya. Untuk konsumsi maksimum siklamat yang di atur dalam ADI (Acceptable Daily Intake) atau kebutuhan per orang per hari adalah sebanyak 0-11 mg per orang per hari. Sementara kadar maksimum siklamat dalam minuman 3gr/L. Pemanfaatan siklamat sebagai pemanis ditujukan kepada seseorang yang memiliki kadar kolestrol tinggi, sehingga siklamat ini merupakan suatu zat pemanis yang rendah kalori. Didalam makanan atau minuman yang dikonsumsi

10 9 oleh masyarakat luas, penggunaan sakarin dan siklamat harus dalam kadar yang sesuai. Sedangkan menurut Lie (1997) dalam Anonim (2002), bahan pemanis sintetis yang dilarang dan dibatasi penggunaannya karena tergolong karsinogenik adalah dulsin P.4000, siklamat (dibatasi 1,5 g/orang/hari), sakarin (dibatasi 1 g/orang/hari) (Romandheny, 2006). 2.2 Bahaya Penggunaan Siklamat Bagi Kesehatan Dalam Kadar Yang Melebihi Batas Siklamat memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan, diantaranya tremor (penyakit syaraf), migrain dan sakit kepala, kehilangandaya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut,alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak.hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamin yang bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, ekskresi siklamat dalam urine dapat merangsang tumor dan mampu mneyebabkan atropi yaitu pengecilan testikular dan kerusakan kromosom. Pengkonsumsian siklamat dalam dosis yang lebih akan mengakibatkan kanker kandung kemih. Selain itu akan menyebabkan tumor paru, hati, dan limfa (Lestari, 2011). Senyawa sikloheksilamin yang merupakan senyawa hasil metabolisme siklamat dalam tubuh tidak bisa dicerna oleh tubuh. Senyawa ini dalam tubuh juga akan mengendap dan memicu berbagai kerusakan dalam tubuh sebagaimana yang telah disebutkan diatas.

11 Tujuan Penggunaan Pemanis Sintetis (Siklamat) Pemanis ditambahkan ke dalam bahan pangan mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut : 1) Sebagai pangan bagi penderita diabetes mellitus karena tidak menimbulkan kelebihan gula darah. Pada penderita diabetes mellitus disarankan menggunakan pemanis sintetis untuk menghindari bahaya gula. Dari tahun digunakan campuran siklamat pada pangan bagi penderita diabetes. 2) Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk menderita kegemukan. Kegemukan merupakan salah satu faktor penyakit jantung yang merupakan penyebab utama kematian. Untuk orang yang kurang aktif secara fisik disarankan untuk mengurangi masukan kalori per harinya. Pemanis sintetis merupakan salah satu bahan pangan untuk mengurangi masukan kalori. 3) Sebagai penyalut obat Beberapa obat mempunyai rasa yang tidak menyenangkan, karena itu untuk menutupi rasa yang tidak enak dari obat tersebut biasanya dibuat tablet yang bersalut. Pemanis lebih sering digunakan untuk meyalut obat karena umumnya bersifat hodroskopis dan tidak menggumpal. 4) Menghindari kerusakan gigi Pada pangan seperti permen lebih sering ditambahkan pemanis sintetis karena bahan permen ini mempunyai rasa manis yang lebih tinggi dari

12 11 gula, pemakaian dalam jumlah sedikit saja sudah menimbulkan rasa manis yang diperlukan sehingga tidak merusak gigi. 5) Pada industri pangan, minuman, pemanis sintetis dipergunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi, karena pemanis sintetis ini selain mempunyai tingkat manis yang lebih tinggi juga harganya relatif murah dibandingkan dengan gula yang diproduksi di alam (Cahyadi 2008). 2.4 Manisan Buah Definisi Manisan Buah Kedondong Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan gula. Dalam proses pembuatan manisan buah ini juga digunakan air garam dan air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah (Khairani dan Dalapati, 2007). Manisan buah kedondong adalah buah kedondong yang diawetkan dengan gula. Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme (Margono dkk, 2000) Jenis Manisan Buah Jenis manisan buah ada 2 yaitu : 1. Manisan Basah Manisan basah adalah manisan yang diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula. Manisan basah mempunyai kandungan air yang lebih banyak dan penampakan yang lebih menarik karena serupa dengan buah aslinya. Manisan basah biasanya dibuat dari buah yang keras. Contoh buah untuk

13 12 manisan basah adalah : kolang kaling, mangga, kedondong, salak, pepaya, ceremai, belimbing, jambu biji, nangka. 2. Manisan Kering Manisan kering adalah manisan yang diperoleh setelah buah ditiriskan kemudian dijemur sampai kering. Manisan kering memiliki daya simpan yang lebih lama, kadar air yang lebih rendah, dan kadar gula yang lebih tinggi. Manisan kering biasanya dibuat dari buah yang teksturnya lunak. Contohnya buah untuk manisan kering adalah : kedondong, asam jawa, bengkuang, pala, jambu mete, terung dan lain-lain (Hasanah, 2010) Proses Pembuatan Manisan Buah Kedondong Proses pembuatan manisan buah secara umum Secara umum pembuatan manisan terdiri dari tahap pemotongan/penusuknusukan buah, perendaman, pencucian, perebusan, pemasakan dengan gula dan penjemuran Proses pembuatan manisan basah buah kedondong Manisan basah buah kedondong adalah manisan yang diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula. Manisan basah mempunyai kandungan air yang lebih banyak dan penampakan yang lebih menarik karena serupa dengan buah aslinya. Manisan basah biasanya dibuat dari buah yang keras. Produk ini mempunyai keuntungan antara lain : manisan basah kekuatan rasanya yang segar dapat dijadikan penawar haus disaat udara panas, dan cocok dinikmati di berbagai kesempatan. Berikut ini proses pembuatan manisan basah buah kedondong antara lain :

14 13 1. Buah kedondong yang akan digunakan sebagai bahan manisan dikupas hingga bersih dan dicuci, kemudian iris-iris dengan ukuran 2 x 2 cm (untuk buah yang keras, rebus irisan dalam air mendidih selama 3 menit lalu tiriskan). 2. Selanjutnya buah yang sudah diiris tersebut direndam dalam air panas (50 gr dalam 1 liter air) selama kurang lebih 2 jam lalu tiriskan. 3. Setelah tiris, irisan buah kembali direndam lagi larutan air kapur (1 sendok makan kapur sirih dalam 1,5 liter air) selama 24 jam, lalu tiriskan. 4. Proses selanjutnya, masukkan gula pasir dalam 2,5 liter air, aduk sampai rata. Kemudian tambahkan garam dan natrium benzoat, lalu panaskan hingga mendidih. 5. Setelah mendidih masukkan potongan buah tersebut ke dalam larutan gula yang sedang mendidih sampai buah tersebut setengah matang. Selanjutnya angkat panci dari tungku atau kompor dan diamkan (rendam) 1 malam, lalu tiriskan. 6. Tahap berikutnya, air gula sisa penirisan dipanaskan kembali dan tambahkan panili secekupnya, lalu masukkan lagi potongan buah tersebut. Angkat panci dari tungku atau kompor dan diamkan satu malam. Paginya tiriskan, untuk mendapatkan manisan buah (manisan basah). 7. Tambahkan gula 0,5 kg pada air gula sisa penirisan terakhir lalu panaskan sampai kental dan dinginkan untuk dijadikan sirup. 8. Tahap terakhir adalah pengemasan. Pengemasan ini secara sederhana dan ekonomis dapat menggunakan plastik. Masukkan manisan tersebut dalam

15 14 plastik lalu tutup dengan menggunakan seal ataupun lilin hingga rapat (Margono dkk, 2000). 2.5 Ciri-ciri Manisan Buah Kedondong yang Mengandung Siklamat dan Tidak Mengandung Siklamat Ciri-ciri Manisan Buah Kedondong yang mengandung Siklamat Ciri-ciri manisan buah yang mengandung siklamat memiliki rasa yang aftertaste yaitu 1. Memiliki rasa manis yang pekat Pemanis buatan memiliki rasa manis yang berlebihan dan sangat pekat. Bahkan tidak jarang rasa manisnya cenderung membuat rasa tidak enak setelah mengkonsumsinya. 2. Ada rasa pahit yang tertinggal Pemanis buatan yang terkandung dalam minuman akan terkandung dalam minuman akan meninggalkan sisa pahit dalam mulut. Hal ini disebabkan adanya kandungan bahan kimia sebagai bahan baku pemanis buatan tersebut. 3. Membuat tenggorokan menjadi kering Salah satu ciri yang bisa membuat kita mengetahui adanya pemanis buatan adalah tenggorokan terasa kering setelah menyantapnya. Kemudian akan terasa sangat haus, jika tidak segera minum air putih akan timbul serangan batuk dan penyakit tenggurokan lainnya (Setyanti, 2014).

16 Ciri-ciri Manisan Buah Kedondong yang Tidak Mengandung Siklamat Ciri-ciri Manisan Buah yang Tidak Mengandung Siklamat adalah a. Tidak memiliki rasa manis yang pekat b. Tidak ada rasa pahit yang tertinggal c. Tidak membuat tenggorokan menjadi kering d. Tidak terasa tidak enak setelah mengkonsumsinya

17 Skema Alur Penelitian Sampel (Manisan Buah Kedondong) Uji Laboratorium (Kualitatif) Positif Siklamat Negatif Siklamat Permenkes RI No. 033 tahun 2012 Kadar Siklamat (Kuantitatif) Penelitian Tidak Dilanjutkan Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Aman Dikonsumsi Tidak Aman Dikonsumsi Gambar 2.1 Skema Alur Penelitian

18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Jenis penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif melalui uji laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kandungan siklamat pada manisan buah kedondong yang di pasarkan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat (Notoatmodjo, 2010). 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Kemudian sampel di uji di Laboratorium FMIPA Jurusan Kimia Unsyiah Banda Aceh. Waktu penelitian yaitu pada tanggal 25 Agustus 27 Agustus Populasi dan Sampel Populasi Menurut Notoatmodjo (2010), populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang manisan buah yang dipasarkan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat sebanyak 12 penjual manisan buah yaitu 1 di Supermarket Mandiri, 1 di Supermarket Zahwa, 1 di Supermarket Sultan Swadayan 2, 1 di Supermarket Sejahtera, 1 di Minimarket Hero, 1 Minimarket Mutiara, 1 Minimarket Jasa Tamitha, 1 di Toko Restu, 1 di Toko Nasional, 1 di Pedagang Makanan Ringan Jalan TPA Peunaga Rayeuk, 1 di 17

19 18 Peudagang Buah-buahan Paya Peunaga dan 1 Pedagang Manisan Buah Kaki Lima Jembes Sampel Menurut Sumantri (2011), sampel yaitu sebagian populasi yang ciricirinya diselidiki atau diukur. Sampel pada penelitian ini yaitu beberapa pedagang manisan buah kedondong yang dipasarkan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat yaitu sebanyak 3 penjual manisan buah kedondong. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu manisan buah kedondong yang dipasarkan disekitar Kota Meulaboh diambil dari 3 tempat penjual manisan buah kedondong yaitu 1 di Pedagang Makanan Ringan Jalan TPA Peunaga Rayeuk, 1 di Pedagang Buah-buahan Paya Peunaga dan 1 di Pedagang Manisan Buah Kaki Lima Jembes. Ke-3 pedagang manisan buah kedondong tersebut relatif lebih tersedia sepanjang waktu, sedangkan ditempat yang lain hanya tersedia sekali-kali jika ada pengrajin yang menitipkan untuk dijual. 3.4 Uji Laboratorium 1. Alat dan Bahan a. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Plastik 1 kg, Spidol, Blender, Pisau, Pipa Ukur, Kaca Arlogi, Kertas Saring, Spatula, Corong Kaca, Timbangan, Pipet Tetes, Gelas Beker, Gelas Kaca, Labu Erlenmeyer, Oven, Penangas Air, Statip, Pipa Kapiler, Bola Penghisap, dan Eksikator (Lestari, 2011).

20 19 b. Bahan Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 100 ml Manisan Buah Kedondong beserta Larutannya, 2 gram BaCL 2, 10 ml HCL, 0,2 gram NaNO 2, dan 100 ml H 2 O. 2. Cara Pengujian 1) Uji Kualitatif Siklamat dengan Uji Warna Sampel sebanyak 100 ml, tambahkan 10 ml HCL 10%, 2 gram BaCL 2 10%. Aduk dan diamkan selama 30 menit. Tambahkan 0,2 gram NaNO 2 10% kedalam filtrat, diaduk sampai merata, untuk menghidari penguapan sampelnya harus ditutup dan panaskan diatas penangas air selama 2 jam pada suhu 80 o C, jika ada endapan berwarna putih menunjukkan adanya siklamat. 2) Uji Kuantitatif Siklamat Sampel sebanyak 100 ml, tambahkan 10 ml HCL 10%, 2 gram BaCL 2 10%. Aduk dan diamkan selama 30 menit. Tambahkan 0,2 gram NaNO 2 10% kedalam filtrat, diaduk sampai merata dan untuk menghindari penguapan sampelnya harus ditutup, panaskan diatas penangas air selama 2 jam pada suhu 80 o C, jika ada endapan berwarna putih menunjukkan adanya siklamat. Simpan ditempat yang hangat selama semalam pada suhu 100 o C. Endapan yang terjadi, disaring, dicuci dengan air 100 ml, dan dikeringkan didalam oven selama 1 jam pada suhu 105 o C. Dinginkan dalam eksikator selama 30 menit, lalu timbang. Berat Kalsium sikloheksil sulfamat =BaSO 4 0,8625 0,926 = (Cahyadi, 2008).

21 Metode Pengumpulan Data Data Primer Pengumpulan data dilakukan secara observasi langsung ketempat penjualan manisan buah yang ada disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, kemudian diperiksa di Laboratorium FMIPA Jurusan Kimia Unsyiah Banda Aceh Data Sekunder Pengumpulan data dilakukan dari berbagai informasi baik media massa, studi kepustakaan dan internet. 3.6 Analisis Data Kadar siklamat yang diperoleh melalui uji kuantitatif kemudian dibandingkan dengan Permenkes No. 033 tahun 2012 yaitu kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan sebanyak 3 g/ kg bahan pangan dan minuman dan dijelaskan dalam bentuk deskriptif.

22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian kandungan siklamat pada manisan buah kedondong yang di pasarkan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, diambil dari 3 tempat pedagang manisan buah yaitu 1 di Pedagang Makanan Ringan Jalan TPA Peunaga Rayeuk, 1 di Pedagang Buah-buahan Peunaga Paya, dan 1 di Pedagang Manisan Buah Kaki Lima Jembes. 4.2 Hasil Uji Laboratorium Hasil Uji Kualitatif Siklamat pada Manisan Buah Kedondong Uji kualitatif siklamat dilakukan untuk melihat endapan berwarna putih, dengan cara : Sampel sebanyak 100 ml ditambah 2 gram BaCl 2, lalu diamkan. Setelah terjadi endapan kemudian disaring. Asamkan dengan 10 ml HCL dan tambahkan 0,2 gram NaNO 2 10 %. Jika ada endapan berwarna putih menunjukkan adanya siklamat (Cahyadi, 2008). Data-data adanya siklamat dalam manisan buah kedondong yang dijual oleh 3 pedagang manisan buah kedondong yang berada disekitar Kota Meulaboh dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut : 21

23 22 Tabel 4.1 Hasil uji analisis kualitatif siklamat No Kode Sampel Kandungan Siklamat 1 A + 2 B + 3 C + Keterangan : A : Pedagang Makanan Ringan di Jalan TPA Peunaga Rayeuk B : Pedagang Buah-buahan di Peunaga Paya C : Pedagang Manisan Buah di Kaki Lima Jembes + : Positif : Negatif Berdasarkan tabel 4.1 tentang hasil pemeriksaan kandungan siklamat pada manisan buah kedondong melalui uji kualitatif siklamat dapat diketahui bahwa sampel yang berada disekitar Kota Meulaboh semua positif mengandung siklamat yaitu sebanyak 3 jenis sampel manisan buah kedondong yaitu 1 di Peudagang Makanan Ringan Jalan TPA Peunaga Rayeuk, 1 di Pedagang Buah-buahan Peunaga Paya, dan 1 di Pedagang Manisan Buah Kaki Lima Jembes. Hasilnya menunnjukkan ke-3 sampel tersebut terdapat endapan berwarna putih yang berarti adanya kandungan siklamat Hasil Uji kuantitatif Siklamat dalam Manisan Buah Kedondong Kadar siklamat yang ada pada manisan buah kedondong yang dijual oleh 3 pedagang yang berada disekitar Kota Meulaboh dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

24 23 Tabel 4.2 Hasil uji kuantitatif kadar siklamat (g/kg). No Kode Sampel Kadar Siklamat (g/kg) 1 A 0,79 2 B 3,11 3 C 2,15 Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa ke-3 penjual manisan buah yang berada disekitar Kota Meulaboh semuanya menambahkan pemanis buatan berupa siklamat dalam manisan buah kedondong yang mereka jual. Pemeriksaan uji kualitatif siklamat dilakukan pada tanggal 25 Agustus 27 Agustus 2014 di laboratorium FMIPA Jurusan Kimia Unsyiah Banda Aceh, pengujian ini yaitu dengan melihat ada atau tidaknya endapan putih yang terdapat pada gelas kimia yang di gunakan setelah didiamkan selama semalam. Jika terdapat endapan putih maka manisan buah kedondong tersebut positif mengandung siklamat. Dari hasil uji laboratorium tersebut menunjukkan bahwa, ke-3 sampel manisan buah kedondong yang di pasarkan disekitar Kota Meulaboh terdapat endapan berwarna putih yang berarti positif mengandung siklamat. Setelah di ketahui bahwa 3 sampel Manisan buah kedondong positif mengandung siklamat kemudian dilanjutkan dengan menguji kadar siklamat yang di gunakan dalam masing-masing manisan buah kedondong, pemeriksaan kadar siklamat menggunakan metode Gravimetri, yaitu metode analisis berdasarkan penyaringan, pemanasan, dan penimbangan. Setelah dilakukan penimbangan

25 24 maka didapatkan hasil dari kadar siklamat masing-masing manisan buah kedondong. Dari 3 manisan buah kedondong yang positif mengandung siklamat terdapat 1 jenis manisan buah kedondong yang kadar siklamatnya melebihi batas maksimum yang diperbolehkan oleh permenkes yaitu maksimal penggunaan siklamat sebanyak 3 g/kg bahan makanan terdapat pada sampel B, sedangkan 2 jenis Manisan buah kedondong yang kadar siklamatnya tidak melebihi batas maksimum penggunaan siklamat yaitu pada sampel A dan sampel C. Secara rinci kadar siklamat dalam setiap sampel manisan buah kedondong tersebut yaitu, pada sampel A kadar siklamat sebanyak 0,79 g/kg, sampel B sebanyak 3,11 g/kg, dan sampel C sebanyak 2,15 g/kg. 4.3 Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah pada manisan buah kedondong terdapat pemanis buatan berupa siklamat. Siklamat merupakan pemanis sintetis berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air, intensitas kemanisannya ± 30 kali kemanisan sukrosa (Munte, 2003). Manisan buah kedondong adalah buah kedondong yang diawetkan dengan gula. Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme (Margono dkk, 2000).

26 25 Masyarakat mengkonsumsi manisan buah kedondong selain karena rasanya yang enak, juga dikarenakan harganya yang relatif murah yaitu antara Rp sampai Rp per manisan buah kedondong, harga manisan buah kedondong yang terjangkau menjadi pilihan utama bagi konsumen yang gemar mengkonsumsi manisan buah kedondong, baik orang tua, remaja bahkan anak-anak sekolah juga banyak mengkonsumsi manisan buah kedondong. Anakanak sekolah dengan uang saku yang terbatas tidak mempunya banyak pilihan untuk membeli makanan yang berkualitas, sehingga jika anak-anak sekolah (terutama anak SD) yang mengkonsumsi makanan yang berkualitas rendah secara terus menerus akan berakibat menurunnya daya tahan tubuh serta berpengaruh terhadap kesehatan dengan timbulnya berbagai macam penyakit (Romandheny, 2006). Oleh karena itu, untuk melihat ada tidaknya kandungan siklamat pada manisan buah kedondong yang di Pasarkan disekitar Kota Meulaboh dilakukan melalui proses analisis siklamat pada manisan buah kedondong, diawali dengan uji kualitatif. Uji kualitatif ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya endapan berwarna putih, jika ada endapan berwarna putih pada manisan buah kedondong menunjukan adanya kandungan siklamat (Cahyadi, 2008). Setelah melakukan uji kualitatif, selanjutnya untuk melihat kadar kandungan siklamat pada manisan buah kedondong dilakukan dengan cara uji kuantitatif Gravimetri yaitu metode analisis berdasarkan penyaringan, pemanasan, dan penimbangan. Setelah dilakukan penimbangan maka didapatkan hasil dari kadar siklamat masing-masing manisan buah (Lestari, 2011).

27 26 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, semua sampel dalam penelitian ini positif adanya kandungan siklamat, dengan kadar masing-masing sampel yaitu, sampel A (0,79 g/kg), sampel B (3,11 g/kg) dan sampel C (2,15 g/kg). Kadar siklamat paling banyak terdapat pada sampel B yaitu 3,11 g/kg dibandingkan dengan jenis manisan buah kedondong yang lain. Manisan buah kedondong ini bahannya hanya terdiri dari buah kedondong, air, dan pemanis buatan (siklamat). Pemanis buatan yang digunakan oleh produsen memberi peluang bagi konsumen untuk dapat menyebabkan penyakit akut berupa penyakit batuk, infeksi tenggorokan dan penyakit lainnya. Penggunaan siklamat ini sendiri memiliki batas-batas dalam penggunaannya, menurut Permenkes RI No. 033 tahun 2012, kadar maksimum penggunaan siklamat yang diperbolehkan dalam bahan makanan dan minuman adalah 3 g/kg bahan makanan (Permenkes, 2012). Perbedaan konsentrasi siklamat pada manisan buah kedondong dapat disebabkan karena proses pengolahan pada setiap produsen berbeda-beda. Ada sebagian produsen yang merebus kedondong berserta larutannya secara bersamaan sehingga pemanis (siklamat) yang terserap pada buah kedondong kadarnya lebih tinggi daripada manisan buah kedondong yang hanya diberi perlakuan dengan perendaman buah kedondong pada larutan. Lama perendaman kedondong pada larutan manisan buah kedondong berbeda-beda. Semakin lama perendaman, maka semakin banyak zat pemanis (siklamat) pada buah kedondong, sebaliknya semakin singkat waktu perendaman, semakin sedikit pula pemanis (siklamat) yang terserap pada kedondong. Sehingga jika konsumen mengkonsumsi manisan buah kedondong beserta larutannya, maka dapat

28 27 dipastikan bahwa, asupan kadar pemanis buatan berupa siklamat akan lebih tinggi dibandingkan konsumen yang hanya mengkonsumsi manisan kedondong tanpa meminum larutannya (Romandheny, 2006). Penggunaan siklamat yang berlebihan sangat tidak baik untuk kesehatan karena akan menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan, penyakit yang akan ditimbulkan berupa penyakit yang efeknya akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama, beberapa diantaranya adalah kanker kandung kemih, migrain, tremor, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan dan kanker otak. Serta bisa juga menyebabkan penyakit akut yaitu penyakit batuk dan infeksi tenggorokan (Ismail, 2013). Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan melalui binatang-binatang percobaan, misalnya di Institusi Kanker Nasional di Amerika bahwa efek langsung bahan pemanis buatan ini sebagai penyebab kanker. Akan tetapi dalam penggunaannya tetap harus sangat hati-hati dan tidak berlebihan, karena efek dari natrium siklamat tetap dapat mengakibatkan adanya gangguan kesehatan. Oleh karena itu, bahan pemanis buatan ini harus dihindari, karena selain tidak mengandung kalori juga tidak mengandung zat gizi. Kemudian berdasarkan hasil penelitian oleh Romandheny dalam Napitupulu (2006) salah satu mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UNIKA tentang keamanan pangan terhadap pemanis sintetis dan pewarna pada manisan mangga, dalam penelitiannya menunjukan bahwa manisan mangga banyak dijual d itempat-tempat umum atau di tempat keramaian. Manisan mangga yang dijual ditempat-tempat umum tidak

29 28 dapat dipisahkan dari penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM) seperti pemanis buatan (siklamat). Hasil survei yang telah dilakukan olehnya dapat diketahui bahwa, 70% siswa SD yang mengkonsumsi manisan mangga pernah mengalami radang tenggorokan dan batuk, kepala pusing (25,71% ), perut mual (29%), dan diare (15,71%) setelah mengkonsumsi manisan mangga. Dari Dinas Kesehatan Aceh Barat menunjukkan bahwa, data penyakit akibat mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat pemanis sintetis yang terdaftar hanya hipertensi dan asma, sedangkan penyakit lain seperti kanker, tumor, impoten dan sebagainya belum ada data atau informasi yang jelas terkait penyakit akibat mengkonsumsi pemanis buatan tersebut. Yang terdata hanya bagi penderita penyakit hipertensi pada tahun 2013 bulan Desember sebanyak 251 orang laki-laki, 280 orang perempuan dan pada tahun 2014 bulan April penderita hipertensi meningkat menjadi 818 orang (lelaki 436 orang dan perempuan 382 orang). Sedangkan penderita penyakit asma hanya terdata pada tahun 2014 yaitu 41 orang (26 laki-laki dan 16 perempuan) (Dinkes Aceh Barat, 2014). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Lestari (2011) tentang analisis adanya kandungan pemanis buatan (sakarin dan siklamat) pada jamu gendong di Pasar Gubug Grobogan menunjukkan bahwa dari 23 sampel jamu gendong, semuanya positif siklamat, hanya 7 jenis jamu yang kadarnya dibawah ambang batas normal, sedangkan 16 jenis jamu yang kadarnya melebihi ambang batas penggunaan siklamat. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Munte (2003), tentang analisis penggunaan sakarin dan siklamat pada manisan buah yang

30 29 dijajakan di Pasar Petisah Kota Medan, hasil penelitiannya menunnjukkan bahwa dari 8 sampel manisan buah, 25% sampel positif mengandung pemanis sintesis sakarin dan 75% sampel positif menggunakan pemanis buatan berupa siklamat (Lestari, 2011). Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemanis sintetis siklamat banyak digunakan oleh produsen kedalam makanan dan minuman tidak hanya kedalam manisan buah, tetapi siklamat juga digunakan kedalam obat tradisional seperti kedalam jamu. Pemanis sintetis siklamat sangat berbahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam kadar yang berlebihan, karena senyawa sikloheksilamin yang merupakan senyawa hasil metabolisme siklamat dalam tubuh tidak bisa dicerna oleh tubuh. Senyawa ini dalam tubuh juga akan mengendap dan memicu berbagai penyakit. Pemanis sintetis siklamat selain dapat menyebabkan penyakit akut, juga dapat menyebabkan penyakit yang ditimbulkan dalam jangka waktu yang lama seperti penyakit kanker kandung kemih.

31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Uji Kandungan Siklamat pada manisan buah kedondong yang di Pasarkan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Dari 3 sampel pedagang manisan buah kedondong yang di pasarkan disekitar Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, setelah melalui periksaan secara kualitatif dan Kuantitatif di FMIPA Jurusan Kimia Unsyiah Banda Aceh menunjukkan bahwa, semua sampel yang diperiksa positif mengandung siklamat, dengan kadar masing-masing sampel yaitu pada sampel A kadar siklamat sebanyak 0,79 g/kg, sampel B sebanyak 3,11 g/kg, dan sampel C sebanyak 2,15 g/kg. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa pada sampel B (3,11 g/kg), terdapat kandungan siklamat dengan kadar melebihi batas maksimum penggunaan siklamat. Penggunaan siklamat yang diperbolehkan oleh Permenkes No. 033 tahun 2012 yaitu maksimum 3 g/kg bahan makanan dan minuman. Dengan demikian, manisan buah kedondong pada sampel B dinyatakan tidak aman untuk dikonsumsi disesuaikan dengan Permenkes No. 033 tahun Sedangkan manisan buah kedondong yang ada pada sampel A dan sampel C dinyatakan aman untuk dikonsumsi, karena memenuhi syarat kesehatan dan sesuai dengan Permenkes No. 033 tahun

32 Saran Melihat penggunaan siklamat pada manisan buah kedondong sampai saat ini masih digunakan sebagai pemanis buatan dalam makanan ataupun minuman untuk diperjualkan, maka disarankan : 1. Koordinasi Pemerintah Daerah dan Instansi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, memberi penyuluhan atau informasi kepada masyarakat tentang bahaya bagi kesehatan bila siklamat digunakan dalam kadar yang berlebihan. 2. Kepada konsumen diharapkan lebih selektif dalam memilih manisan buah kedondong yang dikonsumsi dengan memperhatikan ciri-ciri manisan buah kedondong yang tidak mengandung siklamat yang berlebihan, supaya aman untuk dikonsumsi. 3. Kepada BPOM Aceh dan berbagai pihak pengawasan terkait, untuk meneliti secara berkala terhadap bahan makanan olahan masyarakat, terutama tentang manisan buah kedondong agar dapat memberikan rasa aman terhadap kesehatan masyarakat. 4. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menggunakan takaran dalam setiap bahan yang digunakan dalam penelitian ini, agar datanya lebih kuat dan valid.

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

RINGKASAN Herlina Gita Astuti. RINGKASAN Herlina Gita Astuti. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Pemanis Buatan Siklamat pada Selai Tidak Berlabel yang Dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya Tahun 2015. Program Studi D-III Farmasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Tambahan Pangan Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan, bukan merupakan bahan khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah 12.101,66 km 2 dengan jumlah penduduk 1.044.284 jiwa. Khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Dari keseluruhan penjual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Tilango merupakan bagian dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Gorontalo yang memiliki 7 desa yakni desa Dulomo,

Lebih terperinci

UJI KUANTITATIF SIKLAMAT PADA MINUMAN RINGAN TANPA MERK (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

UJI KUANTITATIF SIKLAMAT PADA MINUMAN RINGAN TANPA MERK (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) 21 UJI KUANTITATIF SIKLAMAT PADA MINUMAN RINGAN TANPA MERK (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) Sri Sayekti* Aris Juliantoro** STIKES Insan Cendekia Medika Jombang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue busa (bahasa Belanda: schuimpje, bahasa Inggris: meringue) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue busa (bahasa Belanda: schuimpje, bahasa Inggris: meringue) adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kue Kering Kue busa (bahasa Belanda: schuimpje, bahasa Inggris: meringue) adalah kue kering yang manis dan ringan. Adonan dibuat dari putih telur yang dikocok hingga berbusa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena makanan berguna untuk menjaga kelangsungan proses fisiologis tubuh dapat berjalan dengan lancar. Makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi menyebabkan aktivitas masyarakat meningkat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi pengolahan pangan, industri produksi pangan semakin berkembang. Industri skala kecil, sedang

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA 1. Uji Organoleptik Jeruk Siam (Citrus nobilis var. Microcarpa) Sampel Hasil uji organoleptik yang dijual oleh 23 pedagang jeruk yang berada di pasar

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEMANIS BUATAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN BERENERGI DI PALANGKA RAYA

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEMANIS BUATAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN BERENERGI DI PALANGKA RAYA ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEMANIS BUATAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN BERENERGI DI PALANGKA RAYA Petrus Adi Susilo Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jajan merupakan suatu kebiasaan yang telah lama tertanam dalam diri setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Taryadi (2007), jajanan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik diolah maupun tidak

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA DETERMINATION OF CYCLAMATE CONTENT IN RED SYRUP WHICH SOLD IN BANJARMASIN UTARA *, Marina Hamidah, Eka Kumalasari Akademi Farmasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan : Lampiran 1 KUESINER PENELITIAN Analisa Kandungan Natrium Benzoat, Siklamat Pada Selai Roti Yang Bermerek Dan Tidak Bermerek Serta Tingkat Pengetahuan Penjual Tentang Natrium Benzoat, Siklamat Pada Selai

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK. Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT

ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK. Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT The puter ice is a traditional ice which based the coconout milk, the puter ice

Lebih terperinci

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1. BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini banyak terjadi perkembangan di bidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI Oleh: Rovita Sari 13.1.01.06.0023 Dibimbing oleh : 1.

Lebih terperinci

MANISAN KERING BENGKUANG

MANISAN KERING BENGKUANG MANISAN KERING BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia berbahaya pada makanan sering kita temui pada berbagai jenis produk seperti makanan yang diawetkan, penyedap rasa, pewarna makanan,

Lebih terperinci

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET INTISARI ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Nazila Mu minah 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Rivai

Lebih terperinci

MANISAN BASAH BENGKUANG

MANISAN BASAH BENGKUANG MANISAN BASAH BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan, pada tahun 2010 terdapat 28.501 TPUM (Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan), salah satunya adalah pusat makanan jajanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan satu faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Makanan dan minuman harus aman dalam arti tidak mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bubur kacang hijau Bubur kacang hijau adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok kacang hijau dengan perebusan, penambahan bumbu-bumbu dan bahan kimia lain sehingga didapatkan

Lebih terperinci

MANISAN BUAH 1. PENDAHULUAN

MANISAN BUAH 1. PENDAHULUAN MANISAN BUAH 1. PENDAHULUAN Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya daun pisang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat A. Penggunaan Siapa yang tidak kenal dengan selai? Bahan pelengkap dalam menyantap roti atau singkong rebus ini memiliki rasa yang manis dan terbuat dari buah segar. Tak hanya itu, variasi rasa dari selai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang di konsumsi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan, 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam karya tulis ini adalah jenis penelitian eksperimen yang didukung dengan studi pustaka. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta dikemas dengan berbagai kemasan

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT PADA BEBERAPA MINUMAN RINGAN KEMASAN GELAS DENGAN METODA GRAVIMETRI

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT PADA BEBERAPA MINUMAN RINGAN KEMASAN GELAS DENGAN METODA GRAVIMETRI PENETAPAN KADAR SIKLAMAT PADA BEBERAPA MINUMAN RINGAN KEMASAN GELAS DENGAN METODA GRAVIMETRI SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh AZAN PUTRA 06 131 012 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

SUMMARY. UJI KANDUNGAN SIKLAMAT DAN KEBERADAAN Escherichia coli PADA JAJANAN MINUMAN OLAHAN DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO

SUMMARY. UJI KANDUNGAN SIKLAMAT DAN KEBERADAAN Escherichia coli PADA JAJANAN MINUMAN OLAHAN DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO SUMMARY UJI KANDUNGAN SIKLAMAT DAN KEBERADAAN cherichia coli PADA JAJANAN MINUMAN OLAHAN DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO Rolins A. Ismail NIM 811409006 Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo, 22 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilakukan pada 7 Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Mixed Method, yaitu metode yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Anak usia Sekolah Dasar merupakan kelompok usia yang mempunyai aktivitas yang cukup tinggi, baik dalam keadaan belajar maupun di saat istirahat. Untuk mendapatkan kondisi

Lebih terperinci

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh : LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya Oleh : VIVIT NILASARI RINTHA AMELIA LUTHFIYAH NUR SAFITRI VINA AULIA P1337431214018 P1337431214023 P1337431214024 P1337431214033 Prodi D4 GIZI Politeknik

Lebih terperinci

ARTIKEL IDENTIFIKASI SAKARIN PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SD DI WILAYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

ARTIKEL IDENTIFIKASI SAKARIN PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SD DI WILAYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011 ARTIKEL IDENTIFIKASI SAKARIN PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SD DI WILAYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI Oleh: DWI ARINI 13.1.01.06.0015

Lebih terperinci

Karya Imiah Peluang Bisnis Bisnis Manisan Buah Pala

Karya Imiah Peluang Bisnis Bisnis Manisan Buah Pala Karya Imiah Peluang Bisnis Bisnis Manisan Buah Pala Nama : Yanuarius Arjuna Tabilangi Kilmas Kelas : S1-TI-06 Nim : 11.11.5024 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAKSI Karya ilmiah ini di buat dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakso Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan penambahan bumbu-bumbu dan bahan kimia lain sehingga dihasilkan produk yang strukturnya kompak atau

Lebih terperinci

ANALISA KADAR ASAM OKSALAT DALAM ASAM SUNTI. Suryani *) ABSTRAK

ANALISA KADAR ASAM OKSALAT DALAM ASAM SUNTI. Suryani *) ABSTRAK ANALISA KADAR ASAM OKSALAT DALAM ASAM SUNTI Suryani *) ABSTRAK Asam Sunti (Belimbing wuluh kering) banyak dikonsumsi oleh masyarakat Aceh. Asam Sunti mengandung ion oksalat yang dapat menimbulkan batu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, which are part of human diet. Artinya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar

Lebih terperinci

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT: Kecap Asin/Manis BAHAN: 1 kg kedelai putih atau hitam 3 gr ragi tempe 3 lbr daun salam 2 btg serai 3 Daun jeruk 1 lembar 4 cm lengkuas 1 sdt pokak 6 kg gula merah 1 ½ lt air untuk melarutkan gula merah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan. B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Pembuatan manisan dan uji organoleptik dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survai yang bersifat deskriptif yaitu untuk menganalisa kandungan bahan pengawet nitrit dan yang terdapat di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang Kesehatan No 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan kimia yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan mempunyai peran yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus masyarakatlah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isi dari dasar-dasar pembangunan kesehatan di Indonesia adalah adil dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT 1. Kertas saring a. Kertas saring biasa b. Kertas saring halus c. Kertas saring Whatman lembar d. Kertas saring Whatman no. 40 e. Kertas saring Whatman no. 42 2. Timbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Analis Kesehatan,

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari PENDAHULUAN Latar Belakang Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari campuran sari buah dan air dengan penambahan bahan pembentuk gel yang dapat membuat teksturnya menjadi kenyal.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.) Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan mouthwash memiliki beberapa tahapan proses, adapun alat dan bahan yang digunakan pada setiap proses adalah : III.1.1 Pembuatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di UPT. Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang berlangsung sejak tanggal 30 Januari hingga 03 Februari

Lebih terperinci

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan Kelompok 3 Ade Juwita (109096000012) Chitta Putri Noviani (109096000007) Galuh Ilmia Cahyaningtyas (109096000011) Hafiz Akhyar (109096000034) Rahmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanis buatan semakin banyak digunakan sebagai pemanis dalam makanan. Hal itu disebabkan karena pemanis buatan memiliki kemanisan yang sama bahkan lebih jika dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan endosperm (makanan cadangan yang terdapat di dalam biji tumbuhan) biji buah aren yang masih

Lebih terperinci

Medical Laboratory Technology Journal

Medical Laboratory Technology Journal 3 (1), 2017, 77-81 Received 2017-05-03; Received in revised form 2017-06-27; Accepted 2017-06-30 Available online at : http://ejurnal-analiskesehatan.web.id ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES KRIM DI KOTA

Lebih terperinci

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Bahan makanan umumny mudah rusak (perishable). Perhatikan saja, buah-buahan dan sayuran yang kita panen. Kita dapat melihat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya industri makanan dan minuman di Indonesia terjadi peningkatan produksi makanan dan minuman yang beredar di pasaran sehingga penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang undang kesehatan RI No. 23 pasal 10 tahun 1992 menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk mie merupakan salah satu makanan ringan yang paling banyak diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan renyah saat dimakan, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya alam hayati yang belum dimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah tanaman waluh. Pemanfaatan tanaman waluh dimasyarakat belum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan atau juga dikenal sebagai street food adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, dipasar, tempat pemukiman serta lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Bagi konsumen teh, komoditas ini dianggap mempunyai keunggulan komparatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2010). Penyakit. secara absolut maupun relatif (Riskesdas, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2010). Penyakit. secara absolut maupun relatif (Riskesdas, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jahe adalah tanaman berjuta khasiat yang berada di sekitar kita yang sudah banyak dimanfaatkan oleh manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Tradisional Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, pengobatan tradisional

Lebih terperinci