KAJIAN INTEGRASI TERNAK KAMBING DENGAN PERKEBUNAN KARET DI PROPINSI RIAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN INTEGRASI TERNAK KAMBING DENGAN PERKEBUNAN KARET DI PROPINSI RIAU"

Transkripsi

1 KAJIAN INTEGRASI TERNAK KAMBING DENGAN PERKEBUNAN KARET DI PROPINSI RIAU (The Assessment of Integration of Goat under Rubber Plantation in the Province of Riau) YAYU ZURRIYATI 2, ARON BATUBARA 2 dan AMIRUDDIN SYAM 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau ABSTRACT This research was conducted at Sei Lala Village, Pasir Penyu District, Indragiri Hulu Regency, Riau Province, began August December 2000, used 90 animals of Kacang goat, 75 animals female and 15 animals male (age + 1 year), belong of farmer cooperator. The treatment are 3 kinds of technology, namely (A) Introduction technology (using feed additive, probiotic, mineral block, fight internal parasit and veterinary management, (B) Improvement technology (using probiotic, mineral block, fight internal parasit and veterinary management, (C) Existing technology (control). Keeping of goat system is shepherd in the day time at plantation area and housed in the night. The parameter are: body weight growth of goat, and to compared each treatment used Randomized Block Design with 3 treatments, 5 replication (each replication include 5 animals female and 3 animals male). Financial analysist and increased income from farming system integration of goat with rubber plantation were too observation. To measure carrying capacity had done with identification fariety and productivity of native grass under rubber plantation. The result showed that the highest everage body weight growth of male goat found at improvement technology (B) about kg/animals with average daily body weight growth about g/animals/day. Eventhough of female goat at introduction technology about 7.6 kg/animals with average daily body weight growth about g/animals/day. The highest profit from sale the male goat each treatment found at improvement technology (B) about Rp. 180,200/animals (Gross B/C ratio =1.48), followed introduction technology (A) about Rp. 110,700/animals (Gross B/C ratio =1.28). Eventhough of existing technology to go through loss about Rp. 15,600/animals (Gross B/C ratio = 0.95). Increasing income from introduction technology, improvement technology and existing technology are 20.8, 33.8 and 2.9%. Production of native gross under rubber plantation at Sei Lala Village estimation is ton/ha/year, with carrying capacity 1,41 animal unit or the same with 20 goat/ha/year. Key words: Integration, rubber plantation, goat, Riau Province ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sei lala, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, mulai AgustusDesember 2000, menggunakan 90 ekor ternak kambing Kacang, 75 ekor betina dan 15 ekor jantan (umur ± 1 tahun), milik petani kooperator. Ada 3 perlakuan alternatif teknologi yang diuji cobakan yaitu (A) teknologi Introduksi (pemberian pakan tambahan, probiotik, mineral blok, pemberantasan internal parasit dan manajemen kesehatan ternak), (B) teknologi perbaikan (pemberian probiotik, mineral blok, pemberantasan internal parasit dan manajemen kesehatan ternak), (C) teknologi petani (pemberian mineral blok, pemberantasan internal parasit dan manajemen kesehatan ternak). Sistem pemeliharaan ternak adalah dengan cara penggembalaan di siang hari di areal perkebunan dan malam hari dikandangkan. Parameter yang diukur adalah perubahan berat badan ternak dan untuk membandingkannya pada masingmasing perlakuan digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan, 5 ulangan (masingmasing ulangan terdiri dari 5 ekor betina dan 1 ekor jantan). Selain itu dilakukan analisis finansial usahatani ternak sekaligus besarnya tambahan penghasilan dari usahatani sistem integrasi ternak dengan tanaman perkebunan. Untuk mengukur kapasitas tampung lahan dilaksanakan juga identifikasi jenis dan produktivitas rumput alam yang tumbuh di areal perkebunan. Hasil kajian menunjukkan bahwa rataan pertambahan berat badan (PBB) ternak kambing jantan tertinggi pada paket teknologi perbaikan (B) yaitu sebesar 13,33 kg/ekor dengan pertambahan berat badan harian (PBBH) sebesar 88,88 g/ekor/hari. Sedangkan pada ternak betina, PBB tertinggi didapatkan pada paket teknologi introduksi yaitu sebesar 7,6 kg/ekor dengan PBBH 50,56 g/ekor/hari. Tingkat keuntungan dari penjualan ternak kambing jantan tertinggi berturutturut didapatkan pada penerapan 482

2 teknologi perbaikan (B) yaitu sebesar Rp /ekor (Gross B/C ratio = 1,48), diikuti dengan paket teknologi introduksi (A) yaitu sebesar Rp /ekor (Gross B/C ratio = 1,28). Sedangkan pada paket teknologi petani (C) mengalami kerugian sebasar Rp /ekor (Gross B/C ratio = 0,95). Besarnya tambahan penghasilan dari penerapan alternatif teknologi introduksi, perbaikan dan petani masingmasing adalah 20,8; 33,8 dan 2,9%. Estimasi produksi rumput alam yang tumbuh di areal perkebunan karet di Desa Sei lala adalah 15,48 ton/ha/tahun dengan kapasitas tampung lahan sebesar 1,41 unit ternak atau setara dengan 20 ekor ternak kambing/ha/tahun. Kata kunci: Integrasi, perkebunan karet, ternak kambing, Propinsi Riau PENDAHULUAN Di Propinsi Riau, permintaan akan daging setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Sementara itu untuk mencukupi kebutuhan akan daging tersebut masih didatangkan dari luar daerah Riau (Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Lampung) sekitar kg per tahun (BPS, 1997). Keadaan ini sungguh ironis dengan potensi yang ada di Propinsi Riau dalam pengembangan usaha peternakan. Untuk pengembangan ternak potong penghasil daging (ruminansia) banyak faktor pendukung yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan seperti ketersediaan lahan, ketersediaan hijauan pakan, teknik pemeliharaan, animo masyarakat dan permintaan pasar. Dengan adanya pembukaan areal perkebunan yang cukup besar di Riau yang pada tahun 1997 mencapai ha (BPS, 1997) meliputi perkebunan karet, kelapa dan kelapa sawit, berarti potensi pengembangan ternak ruminansia, khusus di daerah perkebunan saja sudah mampu menampung sebanyak unit ternak. Usahatani integrasi ternak ruminansia kecil di daerah perkebunan sangat potensial untuk dikembangkan, kerena usahatani ternak ruminansia kecil ternyata mampu memberikan kontribusi peningkatan pendapatan dan efektifitas pemanfaatan tenaga kerja keluarga tani secara optimal (GATENBY and BATUBARA, 1994). Selain itu beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan sistem usahatani ternak yang berintegrasi dengan tanaman perkebunan antara lain: Mengurangi persaingan antara tanaman perkebunan dengan gulma Peningkatan kesuburan tanah melalui kotoran ternak dan air seni yang dapat berfungsi sebagai tambahan pupuk organik bagi tanaman perkebunan Usaha ini dapat merupakan salah satu sumber pendapatan petani sebelum tanaman perkebunan menghasilkan. Ternak kambing adalah salah satu jenis ruminansia kecil yang merupakan komoditas peternakan unggulan dan paling sesuai dikembangkan di Propinsi Riau. Ternak ini sangat efisien dalam mengubah hijauan pakan menjadi protein hewani dan cukup adaptable terhadap berbagai kondisi lingkungan. Akan tetapi tingkat produktivitas ternak kambing ditingkat petani sangat rendah. Pertambahan berat badan kambing lokal (Kacang) yang dipelihara secara tradisional berkisar 3040 g/ekor/hari dengan berat dewasa 1525 kg/ekor (DIDI ATMADILAGA dalam SUBANDRIO et al., 1993). DEVENDRA (1993), juga melaporkan ratarata berat potong kambing Kacang dipedesaan sekitar 18,6 kg, sementara dari hasil penelitian di stasiun percobaan sekitar 28,6 kg/ekor. Sehingga masih ada kemungkinan perbaikan tingkat produktivitas kambing di daerah pedesaan sekitar 54%. Dalam rangka peningkatan produktivitas ternak kambing dengan pemanfaatan potensi perkebunan yang ada maka dilakukan pengkajian integrasi ternak kambing dengan perkebunan karet di Propinsi Riau. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan paket teknologi unggulan dari beberapa alternatif paket teknologi usahatani ternak kambing yang berintegrasi dengan tanaman karet. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sei Lala, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, selama 5 bulan yaitu mulai bulan AgustusDesember Petani kooperator yang terlibat dalam kegiatan ini adalah sebanyak 15 orang. Kegiatan pengkajian ini adalah uji adaptasi dengan beberapa komponen teknologi yang 483

3 sebelumnya telah diteliti di Balai Penelitian Nasional. Adapun komponenkomponen teknologi yang diintroduksikan dapat dibedakan atas beberapa alternatif paket teknologi yaitu: (A) teknologi Introduksi, (B) teknologi yang diperbaiki, (C) teknologi petani/kontrol. Perbedaan alternatif teknologi yang diintroduksikan berdasarkan input yang diberikan. Teknologi introduksi dikategorikan sebagai teknologi dengan input tinggi, sedangkan teknologi yang diperbaiki dan teknologi petani dikategorikan masingmasing sebagai teknologi dengan input sedang dan rendah. Adapun komponenkomponen teknologi pada masingmasing paket disajikan dalam Tabel 1. Jumlah ternak yang diintroduksikan dalam pengkajian ini sebanyak 75 ekor kambing Kacang betina dan 15 ekor pejantan dewasa (berumur + 1 tahun). Masingmasing alternatif paket teknologi terdiri dari 25 ekor betina dan 5 ekor jantan. Pemberian dedak halus sebanyak 1% dari bobot badan ternak/hari, probiotik starbio diberikan sebanyak 0,5% dari jumlah dedak. Probiotik bioplus diberikan diawal pengkajian sebesar 0,25% dari bobot badan. Parameter yang diamati dalam pengkajian ini adalah keragaan biologis dari ternak kambing berupa perubahan berat badan ternak kambing jantan dan betina. Untuk membandingkannya secara statistik digunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan (introduksi, perbaikan dan petani) dan 5 ulangan (tiaptiap ulangan terdiri dari 5 ekor betina dan 1 ekor jantan). Selain itu juga dilakukan analisis finansial usahatani ternak kambing pada masingmasing alternatif teknologi dan besarnya tambahan penghasilan dari pemeliharaan ternak kambing bagi petani perkebunan karet. Dari aspek sosial, dilakukan analisis dampak pemeliharaan ternak kambing secara integrasi dengan tanaman perkebunan terhadap ternak dan tanaman perkebunan. Untuk mengukur kemampuan lahan perkebunan dalam penyediaan hijauan makananan ternak (HMT) sepanjang tahun, juga dilaksanakan pengukuran produktivitas HMT yang tumbuh dibawah tanaman karet. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Sei lala berada di di wilayah perkebunan PTPN V dengan jenis tanaman perkebunan adalah tanaman karet. Topografi desa tergolong dalam kategori dataran rendah dengan jenis tanah PMK (podzolik merah kuning) dan gambut. Curah hujan ratarata adalah 1900 mm/th dengan suhu udara sekitar 30ºC. Luas lahan perkebunan karet yang dikelola oleh PTPN V adalah 455 Ha. Sedangkan perkebunan karet yang dimiliki oleh penduduk setempat hanya + 15 ha. Bagi petani yang memiliki ternak kambing, biasanya sistem pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan cara digembalakan pada siang hari di lahanlahan perkebunan, baik di perkebunan PTPN V maupun di perkebunan penduduk. Pada sore dan malam hari ternak kambing Tabel 1. Alternatif paket teknologi usahatani integrasi ternak kambing di lahan perkebunan Komponen teknologi (A) (B) (C) Bibit kambing Sistem perkandangan Pemberian hijauan Diseleksi Panggung Digembala dan Diseleksi Panggung Digembala dan Diseleksi Panggung Digembala dan disabitkan disabitkan disabitkan Pemberian pakan tambahan (dedak) Pemberian probiotik Pemberantasan internal parasit Pemberian mineral blok Manajemen kesehatan ternak starbio/bioplus Dilakukan pencegahan dan pengobatan penyakit Tidak diberikan starbio/bioplus Dilakukan pencegahan dan pengobatan penyakit A = Teknologi introduksi; B= Teknologi perbaikan; C = Teknologi petani/kontrol Tidak diberikan Dilakukan pencegahan dan pengobatan penyakit 484

4 dikandangkan dan diberikan hijauan dengan cara disabitkan. Keragaan perubahan berat badan kambing Yang dimaksud dengan keragaan perubahan berat badan ternak kambing dalam konteks ini adalah perubahan berat badan Kambing Kacang dengan jenis kelamin jantan dan betina pada masingmasing penerapan alternatif paket teknologi yang diintroduksikan. Selama 150 hari pengamatan terhadap perubahan berat badan kambing jantan dan betina didapatkan hasil sebagai berikut (Tabel 2 dan 3). Dari rataan pertambahan berat badan (PBB) ternak kambing Kacang jantan yang diamati selama 150 hari, PBB tertinggi diperoleh pada paket teknologi perbaikan yaitu sebesar 13,33 kg/ekor dengan pertambahan berat badan harian (PBBH) sebesar 88,88 g/ekor/hari, disusul paket teknologi introduksi dengan PBB 10,1 kg/ekor, PBBH 68 g/ekor/hari, sedangkan pada teknologi petani hanya memperoleh PBB sebanyak 4,88 kg/ekor dengan PBBH 32,06 g/ekor/hari. Tingginya PBB dan PBBH pada paket teknologi introduksi dan perbaikan dibanding dengan teknologi petani diduga dipengaruhi oleh kombinasi penggunaan probiotik dan mineral blok yang keduanya merupakan suplemen (pakan pelengkap). Menurut LITTLE (1985) respon positif pemberian suplemen mineral hanya mungkin terjadi apabila pemberian energi dan protein cukup. Dalam hal ini ketersediaan rumput dan leguminosa cukup banyak tersedia di Desa Sei Lala. Dengan penambahan probiotik dapat meningkatkan efisiensi penggunaan nutrisi dari HMT, didukung dengan pemberian mineral dapat dipastikan akan berdampak positif pada PBB ternak. Walaupun perbedaan PBB antar paket teknologi tersebut secara statistik tidak berbeda Tabel 2. Keragaan perubahan berat badan kambing Kacang jantan selama 150 hari pemeliharaan Tahun 2000 Alternatif teknologi Jenis kelamin ternak BB awal (kg/ekor) BB akhir (kg/ekor) PBBH (g/ekor) PBB (kg/ha) Introduksi Jantan 12,00 26,50 16,00 22,50 22,00 25,00 38,50 29,50 27,97 29,03 86,67 80,00 90,00 36,46 46,88 13,00 12,00 13,50 5,00 7,00 Rataan 19,80 a 30,00 a 68,00 a 10,10 a Perbaikan Jantan 11,00 15,00 14,50 31,00 26,50 19,00 24,50 43,66 39,50 38,00 53,33 63,33 194,40 56,57 76,67 8,00 9,50 29,16 8,50 11,50 Rataan 19,60 a 32,93 a 88,88 a 13,33 a Petani Jantan 17,00 21,50 14,00 19,00 12,00 19,78 28,04 16,01 26,55 17,77 18,52 43,62 13,42 46,30 38,46 2,78 6,54 2,01 7,05 5,77 Rataan 16,80 a 21,63 a 32,06 a 4,83 a Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT BB = Berat badan; PBBH = Perubahan berat badan harian; PBB = Perubahan berat badan 485

5 nyata (P>0,05), akan tetapi terdapat perbedaan rataan PBB ternak kambing diantara paketteknologi yang dikaji. Perbedaan PBB tersebut tentu saja mempengaruhi penerimaan petani dari penjualan ternak mereka. Pada ternak betina, PBB tertinggi didapatkan pada paket teknologi introduksi yaitu sebesar 7,60 kg/ekor/150 hari, jika dibandingkan dengan 2 paket lainnya (perbaikan dan petani) selisih PBB pada paket teknologi introduksi sebesar 18,0% lebih tinggi dibanding teknologi perbaikan dan lebih tinggi 105,40% dibandingkan teknologi petani. Keragaan analisis finansial usahatani ternak kambing integrasi dengan tanaman perkebunan Analisis fiansial (B/C ratio) usahatani yang dilakukan adalah untuk membandingkan tingkat keuntungan yang diterima petani dari penjualan ternak kambing jantan mereka, sedangkan ternak betina diasumsikan tidak dijual, karena masih dikategorikan kedalam betina produktif. Pada Tabel 4. dapat dilihat keragaan analisis finansial pada masingmasing alternatif paket teknologi. Penyusutan kandang dinilai dari harga 2 m 2 kandang = Rp , dengan masa habis pakai selama 3 tahun. Penyusutan pertahun adalah 33,3%=Rp Dalam satu bulan nilai penyusutan yang terjadi adalah Rp. 1120; sehingga dalam 5 bulan adalah =Rp Upah tenaga kerja adalah Rp /HOK (1 HOK= 8 jam kerja). Untuk membersihkan kandang, memasukkan dan mengeluarkan ternak dari kandang dibutuhkan waktu selama 1 jam/5 ekor/hari, sehingga upah yang harus dikeluarkan Rp. 250/ekor/hari atau Rp /ekor/150 hari. Penerimaan finansial yang diperoleh dalam usahatani ternak kambing dapat diketahui dengan menghubungkan variabel produksi (input) dan harga yang diterima peternak. Tabel 3. Keragaan perubahan berat badan kambing kacang betina selama 150 hari pemeliharaan, Tahun 2000 Alternatif teknologi Jenis kelamin ternak BB awal (kg/ekor) Introduksi Betina 21,60 27,57 18,50 22,20 23,50 BB akhir (kg/ekor) PPBH (g/ekor) PBB (kg/ha) 28,13 32,10 27,67 28,30 35,22 43,83 29,33 61,13 40,67 78,13 6,33 4,40 9,17 6,10 11,72 Rataan 22,70 a 30,28 a 50,56 a 7,60 a Perbaikan Betina 18,40 16,20 20,65 21,30 18,90 22,80 26,40 28,55 27,00 22,92 29,33 68,00 52,68 38,00 26,85 4,40 10,20 7,90 5,70 4,02 Rataan 19,02 a 25,53 a 42,97 a 6,44 a Petani Betina 24,00 20,60 24,40 22,40 20,20 25,83 24,00 26,00 30,62 24,20 12,20 22,67 7,33 54,83 26,67 1,83 3,40 1,10 8,23 4,00 Rataan 22,40 a 25,89 a 24,74 a 3,70 a Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT BB = Berat badan; PBBH = Perubahan berat badan harian; PBB = Perubahan berat badan 486

6 Tabel 4. Keragaan analisis finansial usahatani ternak kambing pada masingmasing alternatif paket teknologi selama 150 hari pemeliharaan Uraian Alternatif paket teknologi Introduksi (A) Perbaikan (B) Petani (C) INPUT BB awal ternak, kg Nilai ternak kambing, Rp Penyusutan kandang, Rp Hijauan (yg disabitkan), Rp Obatobatan, Rp Pakan tambahan (dedak), Rp Probiotik, Rp Mineral blok, Rp Tenaga kerja, Rp Jumlah OUTPUT BB akhir ternak, kg Nilai jual ternak, Rp Kotoran ternak, Rp 19, ,5x150xRp 100= ,2x150xRp.650= , , , , Jumlah, Rp Keuntungan, Rp Gross B/C ratio 1,28 1,48 0,95 Harga yang berlaku adalah sesuai dengan harga setempat saat kajian berlangsung Tabel 5. Analisis biaya, pendapatan dan keuntungan usahatani tanaman karet Uraian C D Input jumlah tanaman /ha pupuk obatobatan Jumlah Output getah karet Keuntungan OutputInput 830 batang kgxRp.1700= batang kgxRp.1700= C= tanpa integrasi ternak D= dengan integrasi ternak dengan menggunakan tingkat harga yang diterima peternak sebagai dasar perhitungan, keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan teknologi introduksi (A), teknologi diperbaiki (B) dan teknologi petani/kontrol (C), masingmasing adalah Rp /ekor (Gross B/C ratio = 1,28), Rp /ekor (Gross B/C ratio= 1,48) dan Rp /ekor (Gross B/C ratio =0,95). Dalam penerapan teknologi introduksi (A), setiap Rp. 1 yang dikeluarkan untuk usahatani ternak kambing mampu mendatangkan 487

7 penerimaan sebesar Rp. 1,28 (Gross B/C= 1,28). Teknologi yang diperbaiki (B), setiap Rp. 1 yang dikeluarkan untuk usahatani ternak kambing mampu mendatangkan penerimaan sebesar Rp. 1,48 (Gross B/C ratio=1,48). Sedangkan teknologi petani/kontrol (C), setiap Rp.1 yang dikeluarkan untuk usahatani ternak kambing mengalami kerugian /tidak menguntungkan sebesar Rp. 0,95 (Gross B/C ratio= 0,95). Analisis usahatani tanaman perkebunan Dalam kegiatan ini juga dianalisis penghasilan yang diterima petani perkebunan yang memelihara ternak kambing dengan sistem integrasi dengan tanaman perkebunan, dibandingkan tanpa memelihara ternak kambing dengan sistem integrasi dengan tanaman perkebunan. Rincian input dan output yang diterima oleh petani dalam usahatani perkebunan yang dikelola adalah sebagai berikut (tanpa memperhitungkan biaya tenaga kerja). Jika petani perkebunan tersebut memelihara ternak kambing dan menerapkan masingmasing alternatif teknologi yang ditawarkan yaitu teknologi introduksi, perbaikan dan kontrol/petani, dengan skala kepemilikan ternak adalah minimal 5 ekor, maka tambahan penghasilan yang akan diperoleh masingmasing adalah sebesar 20,8; 33,8 dan 2,9%. RANGKUTI et al. (1990) dari hasil penelitian terdahulu juga melaporkan bahwa dengan hadirnya ternak ruminansia di lahan perkebunan dapat meningkatkan produktivitas perkebunan sekitar 30%. Sedangkan PAAT et al. (1992) dan DJOHARJANI et al. (1993) menambahkan bahwa usahatani ternak kambing memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi pendapatan petani yaitu sebesar 15 hingga 48% dari total pendapatan. Analisis dampak sistem pemeliharaan ternak secara integrasi dengan tanaman perkebunan Pemeliharaan ternak secara integrasi dengan tanaman perkebunan merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme antara ternak dengan tanaman. Bagi ternak sistem ini cukup menguntungkan karena terpenuhinya kebutuhan hujauan pakan (HMT) yang cukup bervariasi. Kebutuhan HMT untuk ternak ruminansia adalah sebanyak ±10% dari berat badan. Jika ternak kambing memiliki BB sebesar 30 kg, maka kebutuhan HMTnya adalah sebanyak 3 kg. Dengan sistem penggembalaan di areal perkebunan, ternak bebas memilih HMT kesukaannya sesuai kebutuhan ternak dengan cara memanfaatkan gulma yang tumbuh di bawah tanaman perkebunan. Selain itu, petani tenak yang seharusnya mesti menyabitkan HMT 2 kali sehari (pagi dan sore) untuk ternak mereka juga mempunyai waktu luang untuk kegiatan produktif lainnya, karena waktu menyabitkan HMT menjadi 1 kali sehari (di waktu sore). Bagi tanaman perkebunan, keuntungan sistem ini adalah mengurangi persaingan antara tanaman perkebunan dengan gulma, karena adanya ternak sebagai pengendali gulma yang ramah lingkungan, disamping juga sebagai penyumbang pupuk kandang (pukan). Menurut SAHIDUS (1983), produksi kotoran ternak kambing dewasa adalah 8,45 kg/ekor/hari (kondisi basah). Jika berat kering kotoran ternak kambing adalah 50%, maka produksi kotoran kambing sebagai pupuk kandang (pukan) adalah sekitar 4,2 kg/ekor/hari. Bila ternak digembalakan selama 5 jam/hari, berarti 1 ekor ternak kambing dewasa menyumbangkan kotorannya sebagai pukan sebanyak 0,9 kg/ekor. Jika dalam satu hari, sebanyak 20 ekor ternak kambing (sesuai kapasitas tampung lahan), digembalakan di areal perkebunan karet seluas 1 ha, berarti telah terdistribusi sebanyak 18 kg kotoran ternak kambing di areal tersebut per hari. Pemupukan tanaman karet biasanya dilaksanakan selama 6 bulan sekali. Berarti selama 6 bulan penggembalaan ternak kambing telah terkumpul pukan sebanyak 18 x 30 hari x 6 bulan = 3,24 ton. Jika harga pakan adalah Rp. 300/kg, maka petani perkebunan telah dapat menghemat biaya sebesar Rp /ha. Identifikasi dan estimasi produksi hmt di bawah tanaman perkebunan karet Vegetasi hijauan yang banyak dijumpai pada perkebunan karet di Desa Sei lala adalah: Calopogonium sp, Nephrolepis sp, Centrocema pubescens, Axonopus compressus, Phaspalum conjugatum, Ottocloa nodosa, cyperus rotundus, Melastoma sp. dan Borreria laevis. 488

8 Tabel 6. Potensi produksi rumput alam segar per meter persegi di bawah tanaman karet umur ± 10 tahun No Berat rumput (g/m 2 ) Estimasi produksi rumput (ton/ha/tahun) , , , , ,36 Rataan 543,6 15,48 Kapasitas tampung lahan perkebunan karet (UT/ha/tahun) 1,41 Dari hasil pengubinan yang dilaksanakan secara acak pada beberap tempat di lokasi perkebunan karet didapatkan rataan produksi rumput segar sebesar 543,6 g/m 2 (Tabel 6). Kapasitas tampung lahan adalah kemampuan lahan untuk menyediakan hijauan per ekor ternak selama 1 tahun. Perkiraan kebutuhan hijauan dihitung berdasarkan kebutuhan hijauan pokok (10% dari berat badan) dengan standar berat badan sapi ratarata 300 kg (WILLIAMSON, 1986 dalam Batubara et al., 2000). Sehingga dibutuhkan rumput segar sekitar 30 kg/hari. Dalam setahun dibutuhkan 30 x 365 hari = kg rumput segar/tahun atau sebanyak 10,950 ton/tahun. Dari uraian ini didapatkan estimasi kapasitas tampung lahan perkebunan karet di Desa Sei lala adalah 1,41 Unit ternak/ha/tahun. Estimasi ini hampir sama dengan yang dilaporkan oleh RANGKUTI et al. (1990), bahwa setiap hektar lahan perkebunan mampu menampung 0,5 1,5 unit ternak/tahun. Jika 1 unit ternak setara dengan 14 ekor ternak kambing dewasa, maka kemampuan lahan perkebunan karet di Desa Sei lala mampu menampung sebanyak ± 20 ekor ternak kambing dewasa setiap ha/tahun. KAROKARO (1995), juga menambahkan bahwa pemeliharaan ternak domba di lahan perkebunan karet dan sawit tidak menimbulkan dampak negatif, sebaliknya dapat meningkatkan produksi karet dan sawit sekaligus dapat menghemat biaya penyiangan sebesar 22,7%. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Pertambahan berat badan (PBB) ternak kambing Kacang jantan tertinggi didapatkan pada paket teknologi perbaikan yaitu sebesar 13,33 kg/ekor dengan pertambahan berat badan harian (PBBH) sebanyak 88,88 g/ekor/hari, sementara pada ternak kambing betina, PBB tertinggi didapatkan pada paket teknologi introduksi yaitu sebesar 7,60 kg/ekor dengan PBBH 50 g/ekor/hari. Hasil analisis finansial tingkat keuntungan tertinggi dari hasil penjualan ternak kambing jantan diperoleh pada paket teknologi perbaikan yaitu sebesar Rp /ekor (Gross B/C ratio=1,48), kemudian diikuti teknologi introduksi sebesar Rp /ekor (Gross B/C ratio= 1,28 ). Sementara itu pada teknologi tingkat petani mengalami kerugian sebesar Rp /ekor (Gross B/C ratio=0,95). Paket teknologi introduksi dan perbaikan merupakan alternatif teknologi usahatani integrasi ternak kambing unggulan di lahan perkebunan karet di Propinsi Riau dan berdampak positif pada ternak kambing jantan dan betina. Walaupun kedua alternatif teknologi ini membutuhkan input yang lebih tinggi dibanding teknologi petani tetapi hasil yang diperoleh lebih menguntungkan dibanding teknologi petani. Sistem integrasi ternak kambing dengan tanaman perkebunan merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme antara ternak dan tanaman perkebunan, bagi ternak keuntungan yang diperoleh adalah secara tidak langsung meningkatkan produktivitas ternak karena tercukupinya kebutuhan HMT yang berasal dari hijauan yang 489

9 tumbuh dibawah tanaman perkebunan, sementara bagi tanaman perkebunan keuntungan yang diperoleh adalah tersedianya pukan yang berasal dari kotoran ternak yang secara tidak langsung berpengaruh pada efisiensi biaya pemupukan disamping biaya penyiangan. Sistem ini dapat direkomendasikan pengembangannya diwilayah lain dengan agroekosistem yang sama. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Saudara Hakim Harahap, M.Ad, atas bantuan dan kerjasama yang baik sebagai tenaga teknisi pada kegiatan penelitian kajian integrasi ternak kambing dengan perkebunan karet di Propinsi Riau. DAFTAR PUSTAKA BADAN PUSAT STATISTIK TK I RIAU Riau Dalam Angka. Pekanbaru BATUBARA, A., A. SIMANJUNTAK dan H. HARAHAP Kajian Integrasi Penggemukan Sapi Potong di Lahan Perkebunan Kelapa Sawit. Lap. Akhir. Bagpro. Pembinaan Kelembagaan Litbang Pertanian/ARMP II Riau. BPTP Riau. DEVENDRA, C Kambing dan Domba di Asia. Dalam: Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. TOMASZEWSKA, M.W., I. M. MASTIKA, A. DJAJANEGARA, S. GARDINER dan T.R. WIRADARYA. Penerbit Sebelas Maret. University Press. GATENBY, R. M. and L.P. BATUBARA Manegement of Sheep in Humid Tropics Experiences in North Sumatera. In: DAVIS, M.P., A.R. SHEIK OMAR and M.A. RAJION (Ed). Proc. second Symposium on Sheep Production in Malaysia: Future of Sheep Industry in Malaysia. Centre for Tropical Animal Production and disease studies, University Pertanian Malaysia, Serdang. KAROKARO, S Economic Value of Sheep Grazing to Management Weeds in Rubber Plantation s. Jurnal Penelitian Peternakan Sungai Putih. Ed. Khusus. Vol. 1 (6a). Sub Balitnak Sungai Putih, Galang, Sumatera Utara. LITTLE, D.A The Dietary Mineral Requirements of Ruminants: School of Agriculture and Forestry. Univ. of Melbourne, Park ville. Victoria, Australia. PAAT, P. C., B. SETIADI, B. SUDARYANTO dan M. SARIUBANG Peranan Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawah Dalam Sistem Usahatani di Banggae Majene. Pros. Sarasehan Usaha Ternak Kambing dan Domba Menyongsong PJPT II, pp SAHIDUS Kotoran Ternak Sebagai Sumber Energi. Dewa Rucci Press. Jakarta 85 hlm. SUBANDRIO, ANDI DJAJANEGARA and I. W. MATHIUS Sheep and Goats Research for Development. Proc. of Workshop. Bogor. RANGKUTI, M., M. TOGATOROP, R. AMBAR, A. DJAJANEGARA dan HADI Informasi Teknis Peternakan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. DJOHARJANI, T., NURYADI, B. HARTONO, M. NASICH dan HERMANTO Potensi dan Sistem Produksi ternak kambing. Studi Kasus Integrasi Kambing dan Kebun Kopi di Jawa Timur. Pros. Lokakarya Potensi dan Pengembangan Ternak Kambing di Wilayah Indonesia Bagian Timur. Surabaya 2829 Juli 1993, pp:

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAMBING PE DAN KACANG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PROBIOTIK

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAMBING PE DAN KACANG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PROBIOTIK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAMBING PE DAN KACANG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PROBIOTIK (The Increased Productivity of PE and Kacang Goat using Adoption Probiotic Technology) YAYU ZURRIYATI Balai Pengkajian

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE (PO) AFKIR (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI TERNAK SUKAMAJU II DESA PURWODADI KECAMATAN TANJUNG SARI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) Reny Debora Tambunan,

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui usaha penggemukan ternak kambing pola kooperator (perlakuan)

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING

TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING HERY SURYANTO DAN SUROSO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Dalam mengusahakan tanaman lada (Piper nigrum L) banyak menghadapi kendala

Lebih terperinci

RESPON KINERJA PRODUKSI DOMBA YANG MEMPEROLEH SUBSTITUSI PAKAN BERBASIS LIMBAH PERKEBUNAN

RESPON KINERJA PRODUKSI DOMBA YANG MEMPEROLEH SUBSTITUSI PAKAN BERBASIS LIMBAH PERKEBUNAN RESPON KINERJA PRODUKSI DOMBA YANG MEMPEROLEH SUBSTITUSI PAKAN BERBASIS LIMBAH PERKEBUNAN Endang Romjali dan Dicky Pamungkas Loka Penelitian Sapi Potong Grati ABSTRAK Guna mengetahui pemanfaatan limbah

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DESA MASDA MAKMUR, RAMBAH SAMO RIAU DARI PEMBUATAN KOMPOS ASAL KOTORAN SAPI PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK (Impact of Compost Production from Cow Manure on the Income

Lebih terperinci

PENAMBAHAN PROBIOTIK STARBIO PADA SUPLEMEN MULTINUTRISI TERHADAP ANALISIS USAHA SAPI BALI (Bos sondaicus)

PENAMBAHAN PROBIOTIK STARBIO PADA SUPLEMEN MULTINUTRISI TERHADAP ANALISIS USAHA SAPI BALI (Bos sondaicus) PENAMBAHAN PROBIOTIK STARBIO PADA SUPLEMEN MULTINUTRISI TERHADAP ANALISIS USAHA SAPI BALI (Bos sondaicus) SKRIPSI Oleh : SALWA PUTRA 060306019 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Permintaan daging sapi yang cenderung meningkat setiap tahunnya di Provinsi Riau,

Permintaan daging sapi yang cenderung meningkat setiap tahunnya di Provinsi Riau, KAMAN PEMANFAATAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI PENGGEMUKAN Yayu Zurriyati, Agussalim S dan Dwi Sisriyenni Batai Pengkajian Teknotogi Pertanian Riau ABSTRAK Kajian

Lebih terperinci

PENGKAJIAN SISTEM BUDIDAYA SAPI POTONG PADA EKOREGIONAL PADANG PENGEMBALAAN PENDAHULUAN

PENGKAJIAN SISTEM BUDIDAYA SAPI POTONG PADA EKOREGIONAL PADANG PENGEMBALAAN PENDAHULUAN PENGKAJIAN SISTEM BUDIDAYA SAPI POTONG PADA EKOREGIONAL PADANG PENGEMBALAAN Oleh : N.Yunizar, H.Basri, Y.Zakaria, Syamsurizal, S.Anwar, Mukhlisuddin, Elviwirda, Darmawan, Lukman, T.M.Yunus, A.Hasan PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan

Lebih terperinci

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu : PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum) PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum) SKRIPSI TRI MULYANINGSIH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan PERBAIKAN MANAJEMEN PAKAN DALAM PENGGEMUKAN DOMBA DI TINGKAT PETANI HAM BUDIMAN Pusal Penelitian dan Pengeinbangan Peternakan RINGKASAN Usaha penggernukan domba dengan perhaikan penambahan pakan konsentrat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH Nani Yunizar 1), Elviwirda 1), Yenni Yusriani 1) dan Linda Harta 2) 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM INTEGRASI TERNAK KAMBING DENGAN TANAMAN JERUK DI KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM INTEGRASI TERNAK KAMBING DENGAN TANAMAN JERUK DI KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA ANALISIS KELAYAKAN SISTEM INTEGRASI TERNAK KAMBING DENGAN TANAMAN JERUK DI KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA (Feasibility Study on the Integrated System of Goat and Citrus in Karo District of North Sumatra)

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH (Productivity of Kacang Goat at Condition Penned. 1. Birth Weight,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI DEWI SAHARA, YUSUF DAN SUHARDI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara ABSTRACT The research on increasing farmer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk baik pada tingkat nasional maupun wilayah provinsi. Untuk

Lebih terperinci

Komparasi Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Sawit Rakyat dengan Sistem Integrasi Sawit-Sapi dengan Usaha Perkebunan Sawit Tanpa Sistem Integrasi

Komparasi Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Sawit Rakyat dengan Sistem Integrasi Sawit-Sapi dengan Usaha Perkebunan Sawit Tanpa Sistem Integrasi Komparasi Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Sawit Rakyat dengan Sistem Integrasi Sawit-Sapi dengan Usaha Perkebunan Sawit Tanpa Sistem Integrasi Yudi Setiadi Damanik, Diana Chalil, Riantri Barus, Apriandi

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman IV. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan HPT Jenis, produksi dan mutu hasil suatu tumbuhan yang dapat hidup di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Iklim Tanah Spesies Pengelolaan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAGING SAPI HASIL SILANGAN MELALUI PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT

PENINGKATAN PRODUKSI DAGING SAPI HASIL SILANGAN MELALUI PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT PENINGKATAN PRODUKSI DAGING SAPI HASIL SILANGAN MELALUI PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT (Increasing Crossbred Beef Production through Feeding Concentrate) SUPRIADI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta,

Lebih terperinci

POTENSI, PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN INTEGRASI SAPI-SAWIT DI PROVINSI RIAU

POTENSI, PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN INTEGRASI SAPI-SAWIT DI PROVINSI RIAU POTENSI, PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN INTEGRASI SAPI-SAWIT DI PROVINSI RIAU DWI SISRIYENNI dan DECIYANTO SOETOPO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Jl. Kaharudin Nasution Km 10 Padang Marpoyan,

Lebih terperinci

K. Budiraharjo dan A. Setiadi Fakultas Peternakan Univesitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

K. Budiraharjo dan A. Setiadi Fakultas Peternakan Univesitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHA TERNAK KAMBING DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN SKALA PEMILIKAN TERNAK (Comparative Analyse on the Income of Goat Farming in Semarang City Based on the Scale of Livestock

Lebih terperinci

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan Lokakarya Fungsional Non Peneliri 1997 PENGEMBANGAN TANAMAN ARACHIS SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Hadi Budiman', Syamsimar D. 1, dan Suryana 2 ' Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jalan Raya Pajajaran

Lebih terperinci

ANALISIS INTRODUKSI TEKNOLOGI SAPI POTONG TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI ABSTRACT

ANALISIS INTRODUKSI TEKNOLOGI SAPI POTONG TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI ABSTRACT ANALISIS INTRODUKSI TEKNOLOGI SAPI POTONG TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI Nur Rizqi Bariroh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimatan Timur Jl. Pangeran M. Noor, Sempaja Samarinda, Kalimantan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN Sunanto dan Nasrullah Assesment Institution an Agricultural Technology South Sulawesi, Livestock research center ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BAMBANG PRAYUDI 1, NATRES ULFI 2 dan SUPRANTO ARIBOWO 3 1 Balai Pengkajian

Lebih terperinci

SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA

SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA Suplemen 5 SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA Latar Belakang Sejak tahun 2008, Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan telah menginisiasi program pengembangan ternak sapi yang

Lebih terperinci

sebagai tabungan sementara (BAHR[, 2007). Ternak kambing potensinya cukup besar dan tersebar hampir di sebagian besar propinsi di Indonesia. Komoditas

sebagai tabungan sementara (BAHR[, 2007). Ternak kambing potensinya cukup besar dan tersebar hampir di sebagian besar propinsi di Indonesia. Komoditas SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN KAMBING DENGAN KONSEP TANPA LIMBAH KOESNOTO SOEPRANIANONDO Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga Kampus C UNAIR, Mulyorejo, Surabaya 60115 ABSTRAK Petemak di Indonesia

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING (Prospect of Beef Cattle Development to Support Competitiveness Agrivusiness in Bengkulu) GUNAWAN 1 dan

Lebih terperinci

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH (Live Weight Fluctuation of Doe Crossed with Boer from Mating until Weaning Period) FITRA

Lebih terperinci

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola The Effect of Three Kind Manure (Cow, chicken, and goat) to The Vegetative

Lebih terperinci

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 12 (2): 69-74 ISSN 1410-5020 Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan The Effect of Ration with

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2

KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2 KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI Batseba M.W. Tiro 1 dan Paskalis Th. Fernandez 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK 1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani

Lebih terperinci

PROFIL DAN ANALISA USAHA TERNAK KERBAU DI DESA DANGDANG KECAMATAN CISAUK KABUPATEN TANGERANG

PROFIL DAN ANALISA USAHA TERNAK KERBAU DI DESA DANGDANG KECAMATAN CISAUK KABUPATEN TANGERANG PROFIL DAN ANALISA USAHA TERNAK KERBAU DI DESA DANGDANG KECAMATAN CISAUK KABUPATEN TANGERANG S. RUSDIANA Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Jl. Raya Pajajara,n Kav.E 59, Bogor ABSTRAK Usaha ternak

Lebih terperinci

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN AgroinovasI FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN Usaha penggemukan sapi potong semakin menarik perhatian masyarakat karena begitu besarnya pasar tersedia untuk komoditas ini. Namun demikian,

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU MARZUKI HUSEIN Dinas Peternakan Provinsi RIAU Jl. Pattimura No 2 Pekanbaru ABSTRAK Sebagai usaha sampingan

Lebih terperinci

Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing

Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing AgroinovasI Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing 7 Ketersediaan sumberdaya alam yang semakin kompetitif dan terbatas telah disadari dan kondisi ini menuntut adanya upaya-upaya inovatif dan bersifat

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN MASKAMIAN Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Jl. Jenderal Sudirman No 7 Banjarbaru ABSTRAK Permintaan pasar

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI Oleh : ETTY HARYANTI UTAMI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak bawah pengawasan pemiliknya. Peran ternak domba di lokasi tersebut

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak bawah pengawasan pemiliknya. Peran ternak domba di lokasi tersebut OPTIMASI PERAN TERNAK DOMBA DALAM MENUNJANG USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DEDI SUGANDI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayu Ambon No. 80 Kotak Pos 8495, Lembang ABSTRAK Ternak domba bagi

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN AKHMAD HAMDAN dan ENI SITI ROHAENI BPTP Kalimantan Selatan ABSTRAK Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA JANTAN MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA

ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA JANTAN MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA JANTAN MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA (Financial Analysis of Male Sheep Raising Approaching Eid-Adha Festivity) SUPARDI RUSDIANA, B. WIBOWO dan U. ADIATI Pusat Penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING 040306007 DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 PENGGUNAAN TAPE KULIT

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Kacang

Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Kacang Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Kacang Adriani 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik dalam pakan terhadap pertambahan

Lebih terperinci

POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN ENI SITI ROHAENI, N. AMALI, A. SUBHAN, A. DARMAWAN dan SUMANTO BPTP Kalimantan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN

PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN SKRIPSI OLEH: TOGAR PANJAITAN 080306057 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL

PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL (Productivity and Effect of The Integration of Fat-Tailled Sheep on Farmer

Lebih terperinci

KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU. Some variability Productivity Superior Rubber Clone People in Bengkulu

KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU. Some variability Productivity Superior Rubber Clone People in Bengkulu KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU Afrizon, Dedi Sugandi, dan Andi Ishak (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu) afrizon41@yahoo.co.id Pengkajian Keragaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA TRADISIONAL DI KABUPATEN SUKABUMI

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA TRADISIONAL DI KABUPATEN SUKABUMI ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA TRADISIONAL DI KABUPATEN SUKABUMI (The Analysis of Income of Traditional Sheep Farming in Sukabumi Regency) S. RUSDIANA 1 dan D. PRIYANTO 2 1 Pusat Penelitian dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan terhadap daging khususnya daging sapi di Propinsi Sumatera Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Barat

Lebih terperinci

Analisis Usaha Pemanfaatan Sisa Panen Tanaman Pisang Sebagai Pengganti Rumput Dalam Pakan Komplit Berbentuk Pelet Pada Domba Jantan Lokal Lepas Sapih

Analisis Usaha Pemanfaatan Sisa Panen Tanaman Pisang Sebagai Pengganti Rumput Dalam Pakan Komplit Berbentuk Pelet Pada Domba Jantan Lokal Lepas Sapih Analisis Usaha Pemanfaatan Sisa Panen Tanaman Pisang Sebagai Pengganti Rumput Dalam Pakan Komplit Berbentuk Pelet Pada Domba Jantan Lokal Lepas Sapih Friska Devi Siregar 090306026 PROGRAM STUDI PETERNAKAN

Lebih terperinci

PROSPEK PENGGEMUKAN SAPI DI SEKITAR PABRIK KELAPA SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH

PROSPEK PENGGEMUKAN SAPI DI SEKITAR PABRIK KELAPA SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH PROSPEK PENGGEMUKAN SAPI DI SEKITAR PABRIK KELAPA SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH (Cattle Fattening Prospetive Around Palm Oil Mill in Central Kalimantan) ERMIN WIDJAJA dan BAMBANG NGAJI UTOMO Balai Pengkajian

Lebih terperinci

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Iswoyo dan Widiyaningrum 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh metode pemberian pakan konsentrat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan

I. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berfungsi sebagai sumber devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan

Lebih terperinci

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan BAB VII PENUTUP Perkembangan industri kelapa sawit yang cepat ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain : (i) secara agroekologis kelapa sawit sangat cocok dikembangkan di Indonesia ; (ii) secara

Lebih terperinci

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH M. A. Firmansyah 1, Suparman 1, W.A. Nugroho 1, Harmini 1 dan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG (Utilization of Low Cost Ration for Beef Cattle Fattening at Prima Tani Location of Tulang Bawang Regency)

Lebih terperinci

B. Suryanto, K. Budirahardjo dan H. Habib Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK

B. Suryanto, K. Budirahardjo dan H. Habib Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWAH (PE) DI DESA SAMBONGREJO KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA (The Comparative Analysis of Ettawah Crossbreed Goats Farming Income at Sambongrejo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL SKRIPSI NURLAELA PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN NWUAELA. D24101054.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Domba dan kambing yang dipelihara di Kawasan Usaha Peternakan Berkah Sepuh Farm meliputi domba ekor tipis dan kambing kacang. Domba yang digunakan sebanyak 51 ekor

Lebih terperinci

MORFOMETRIK SAPI BALI BETINA PADA FASE ADAPTASI MENGGUNAKAN PAKAN KOMBINASI RUMPUT LAPANG DAN DAUN PELEPAH KELAPA SAWIT DENGAN PENAMBAHAN DEDAK PADI

MORFOMETRIK SAPI BALI BETINA PADA FASE ADAPTASI MENGGUNAKAN PAKAN KOMBINASI RUMPUT LAPANG DAN DAUN PELEPAH KELAPA SAWIT DENGAN PENAMBAHAN DEDAK PADI SKRIPSI MORFOMETRIK SAPI BALI BETINA PADA FASE ADAPTASI MENGGUNAKAN PAKAN KOMBINASI RUMPUT LAPANG DAN DAUN PELEPAH KELAPA SAWIT DENGAN PENAMBAHAN DEDAK PADI Oleh: Nasrullah 11081100242 JURUSAN ILMU PETERNAKAN

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats) On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats) R.

Lebih terperinci

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Olahannya sebagai Pakan Ternak pembukaan lahan perkebunan, kehutanan, dan pert

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Olahannya sebagai Pakan Ternak pembukaan lahan perkebunan, kehutanan, dan pert HASIL-HASIL PENGKAJIAN/PENELITIAN PENGEMBANGAN SAPI TERPADU DENGAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN PASER MASTUR dan LUDY K. KRISTIANTO Balai Pengkajian Teknologi Pertantan Kalimantan Timur ii. Pangeran M. Noor

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERSENTASE NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERSENTASE NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI 1 PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERSENTASE NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI EDEN PRANATHA GINTING 060306025 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISA USAHA POLA INTEGRASI TANAMAN TERNAK KAMBING DI LAHAN KERING DESA BUANA SAKTI LAMPUNG TIMUR

ANALISA USAHA POLA INTEGRASI TANAMAN TERNAK KAMBING DI LAHAN KERING DESA BUANA SAKTI LAMPUNG TIMUR ANALISA USAHA POLA INTEGRASI TANAMAN TERNAK KAMBING DI LAHAN KERING DESA BUANA SAKTI LAMPUNG TIMUR (The Economic Analysis on Food Crop-Goat Integrated System in Dryland of Buana Sakti Village, East Lampung)

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan pakan dalam usaha bidang peternakan sangat penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan produksi ternak. Jenis pakan

Lebih terperinci

KECERNAAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP DOMBA JANTAN LOKAL

KECERNAAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP DOMBA JANTAN LOKAL KECERNAAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP DOMBA JANTAN LOKAL SKRIPSI Oleh: GEMA PIRNGADI GULTOM 080306035 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS Oleh TITA RAHAYU Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott) PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott) The Effect Row Spacing to Plant High and Fresh Weight per Clump of Dwarf Nafier

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di Peternakan Plasma Sri Budi Ratini, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya,

Lebih terperinci

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM MURYANTO, U. NUSCHATI, D. PRAMONO dan T. PRASETYO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek, Sidomulyo PO. Box 101, Ungaran ABSTRAK Telah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG SITI AMINAH, DAN ZULQOYAH LAYLA Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Pengenalan pemanfaatan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK Susy Edwina, Dany Varian Putra Fakultas Pertanian Universitas Riau susi_edwina@yahoo.com

Lebih terperinci

Agros Vol. 17 No.1, Januari 2015: ISSN

Agros Vol. 17 No.1, Januari 2015: ISSN Agros Vol. 17 No.1, Januari 2015: 103-112 ISSN 1411-0172 PENGARUH SUPLEMENTASI HIJAUAN GAMAL DAN DEDAK PADI TERHADAP BOBOT SAPI MUSIM KEMARAU EFFECT SUPPLEMENTATION GLIRICIDIA AND RICE BRAN ON CATTLE WEIGHT

Lebih terperinci

SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DI PROPINSI JAMBI

SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DI PROPINSI JAMBI SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DI PROPINSI JAMBI BUSTAMI dan ENDANG SUSILAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Ternak kerbau mempunyai nilai sejarah kebudayaan masyarakat Jambi. Pada

Lebih terperinci

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi) Sambas Mulyana 1 Intisari Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN RUMPUT RAJA (Pennisetum purpupoides) DAN TEBON JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) BETINA

PENGARUH PEMBERIAN RUMPUT RAJA (Pennisetum purpupoides) DAN TEBON JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) BETINA PENGARUH PEMBERIAN RUMPUT RAJA (Pennisetum purpupoides) DAN TEBON JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) BETINA Heryanto*, K. Maaruf, S.S. Malalantang, M.R. Waani Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI) PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI) R. H. MATONDANG dan A. Y. FADWIWATI Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Gorontalo Jln. Kopi no. 270 Desa Moutong

Lebih terperinci

RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI (Effect of Fermented Rice Straw as Feed on Fattening Cattle Production) I G.A.P. MAHENDRI 1 B. HARYANTO 2 dan A. PRIYANTI

Lebih terperinci

Siti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)

Siti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System) Siti Nurul Kamaliyah SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System) DEFINISI Suatu cara penanaman & pemotongan rumput, leguminosa, semak & pohon shg HMT tersedia sepanjang rahun : m. hujan : rumput &

Lebih terperinci

INOVASI PAKAN KOMPLIT TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN HARIAN TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN

INOVASI PAKAN KOMPLIT TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN HARIAN TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN INOVASI PAKAN KOMPLIT TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN HARIAN TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN Teguh Wahyono, Suharyono dan Irawan Sugoro Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi why.tguh@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN HASIL IKUTAN TANAMAN SAWIT SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT

PEMANFAATAN HASIL IKUTAN TANAMAN SAWIT SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT PEMANFAATAN HASIL IKUTAN TANAMAN SAWIT SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT (Oil Palm By Products as Beef Cattle Feeds in West Sumatera) Jefrey M Muis, Wahyuni R, Ratna AD, Bamualim AM Balai Penggkajian

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN BOBOT BADAN KAMBING KACANG BETINA DI KABUPATEN GROBOGAN (Growth Pattern of Body Weight of Female Kacang Goats in Grobogan Regency)

POLA PERTUMBUHAN BOBOT BADAN KAMBING KACANG BETINA DI KABUPATEN GROBOGAN (Growth Pattern of Body Weight of Female Kacang Goats in Grobogan Regency) On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj POLA PERTUMBUHAN BOBOT BADAN KAMBING KACANG BETINA DI KABUPATEN GROBOGAN (Growth Pattern of Body Weight of Female Kacang Goats in Grobogan Regency)

Lebih terperinci

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama The Effect of Dosage Chicken Manure to The Growth and Production Brachiaria

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA GROWTH AND YIELD OF SPRING ONION (Allium fistulosum L.) LINDA VARIETY DUE TO CHICKEN

Lebih terperinci

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT Erwin Jatnika Priyadi*, Sri Bandiati Komar Prajoga, dan Deni Andrian Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas

Lebih terperinci