SUMBANGAN USAHATANI PEKARANGAN TERHADAP PENDAPATAN TOTAL PETANI DI KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO

Transkripsi

1 SUMBANGAN USAHATANI PEKARANGAN TERHADAP PENDAPATAN TOTAL PETANI DI KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO Umul Fatma Syah Putri, Sri Marwanti, Arip Wijianto Agriculture Faculty, Sebelas Maret University. Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta Telp./Fax (0271) Sindentfattma@yahoo.co.id Telp ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai komoditas yang ditanam oleh petani di lahan pekarangan, mengetahui besarnya pendapatan usahatani pekarangan, mengetahui besarnya sumbangan atau kontribusi dari usahatani pekarangan terhadap pendapatan total petani di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei. Lokasi penelitian diambil secara sengaja atau purposive. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Metode pengambilan sampel adalah snow ball sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi, analisis pendapatan usahatani pekarangan, dan yang terakhir analisis kontribusi usahatani pekarangan. Komoditas yang dibudidayakan oleh petani responden adalah tanaman mangga (97,77%), pepaya (55,55%), pisang (55,55%). Kemudian pohon jati (33,33%), rambutan (31,11%) dan melinjo (31,11%). Setelah itu tanaman randu (28,88%), kunir (13,22%), asem (6,66%) dan jambu biji memiliki presesntase (6,66%). Nangka (4,44%) dan kangkung (4,44%), terakhir jambu air dengan persentase (2,22%). Rata-rata pendapatan yang diperoleh masing-masing petani responden dari usahatani pekarangan adalah sebesar Rp ,00/tahun. Kontribusi yang diberikan dari usahatani pekarangan terhadap pendapatan total petani yaitu sebesar 41,68%. Katakunci : Pendapatan, Petani, Usahatani Pekarangan, Kontribusi ABSTRACT: This study aims to determine the various commodities which grown by farmers in their yards, knowing the magnitude of farm income, knowing the size of donations or contributions from farm yard to total income of farmers in the district of Balong, Ponorogo. The basic method used in this research is descriptive analytical method. Mechanical implementation of this study is using survey techniques. Research location were taken deliberately or purposive. The research location chosen was in District Balong, Ponorogo. Considering that the livelihoods of the district mostly are farmers and district of Balong has the highest land area compared to other districts. The sampling method used in this study is a snow ball sampling. Data analysis method used is frequency distribution, analysis of farm income, and the last is analysis of farm yard contributions. Commodities which cultivated by the farmers are mango (97.77%), papaya (55.55%) and banana respectively (55.55%). Then the teak tree (33.33%) rambutan and melinjo (31.11%). Then cottonwoods (28.88%), turmeric (13.22%), tamarind (6.66%), and guava have presesntase (6.66%), jackfruit (4.44%) and kale (4.44%). Last guava water with a percentage (2.22%). The average income earned each respondent of farmers on the farm yard is Rp 11,161, / year. The contribution made from the farm yard to the total income of farmers in amount of 41.68%. So the farm yard include to branches of business and not a sideline. That is because income contributions provided by the farm yard (> 30%). Keyword : Income, Farmer, Farming-yard, Contribution.

2 PENDAHULUAN Sumber pendapatan petani dapat meliputi penggunaan lahan pertanian, pendapatan di luar usaha tani, dan non pertanian. Menurut (Samuel, 1986) pendapatan usahatani (on farm income) yaitu diperoleh dari usahatani di lahan sawah, lahan tegal, lahan pekarangan, peternakan yang diusahakan petani. Pendapatan di luar usahatani (off farm income) yaitu pendapatan dari bekerja pada usahatani lain (farming working on other s farm) yang dilakukan oleh rumah tangga petani, meliputi pendapatan dari buruh tani. Pendapatan bukan pertanian (non farm income), seperti pendapatan dari gaji PNS, karyawan swasta, perangkat desa, berdagang, pengepul, merantau, dan lain-lain yang dilakukan oleh rumah tangga petani. Petani saat ini mulai menyadari keberadaan lahan pertanian khususnya sawah, semakin sempit seiring meningkatnya kepadatan penduduk di Indonesia. Konversi lahan tentunya dapat berpengaruh pada pendapatan petani yang semakin berkurang akibat menyusutnya lahan garapan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh petani untuk meningkatkan pendapatan petani adalah dengan memanfaatkan lahan garapan yang baru. Pengelolaan lahan garapan yang baru dapat memberikan maanfaat bagi petani akibat semakin sempitnya lahan garapan. Namun kemampuan petani di pedesaan dalam pengelolaan lahan pertanian masih terbatas. Tidak banyak inovasi-inovasi baru dalam pengelolaan lahan yang dapat dilakukan oleh petani. Budidaya tanaman pekarangan merupakan salah satu pengelolaan lahan tambahan yang bisa dilakukan oleh petani. Namun kebanyakan petani belum menyadari berbagai keuntungan yang didapatkan dari usahatani pekarangan yang mereka lakukan selama ini. Pekarangan merupakan lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal. Pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sesuai dengan selera dan keinginan masing-masing pemilik rumah tinggal. Misalnya dengan menanam tanaman produktif seperti tanaman hias, buah-buahan, sayursayuran, rempah-rempah dan obatobatan. Kabupaten Ponorogo terdiri dari 21 kecamatan yang masih memiliki luas pekarangan dan bangunan cukup luas. Jumlah luas pekarangan dan bangunan di Kabupaten Ponorogo adalah sebesar 84,56 Ha atau sebesar Km 2. Kecamatan yang memiliki jumlah pekarangan yang paling luas yaitu Kecamatan Ponorogo, Sampung dan Balong. Jumlah luas lahan pekarangan di Kacamatan Balong adalah sebesar 568,59 Ha. Menurut BPS (2014) jumlah rumah tinggal di Kecamatan Balong adalah sebanyak bangunan. Sehingga dapat di perkirakan setiap rumah tinggal masih memiliki luas lahan pekarangan ratarata berkisar ± 519 m atau 0,05 Ha. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis berbagai komoditas yang ditanam oleh petani di lahan pekarangan di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Untuk menganalisis besarnya pendapatan usahatani pekarangan di Kecamatan

3 Balong Kabupaten Ponorogo. Untuk menganalisis besarnya kontribusi atau sumbangan dari usahatani pekarangan terhadap pendapatan total petani di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei. Alasan Pemilihan Daerah Penelitian Lokasi penelitian diambil secara sengaja atau purposive. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Metode Penentuan Responden Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah snow ball sampling. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode Analisis Data Distribusi Frekuensi Untuk mengetahui jumlah persentase jenis kegiatan masing-masing usahatani pekarangan di Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo maka dilakukanlah Distribusi frekuensi. Analisis Pendapatan Usahatani Pekarangan. Untuk mengetahui pendapatan total usahatani pekarangan digunakan rumus sebagai berikut: T Pd = Pd 1 + Pd 2 + Pd 3 + Pd 4 + Pd n Untuk menghitung pendapatan komoditas yang diusahakan di pekarangan digunakan rumus sebagai berikut : Pd U = Tr U TcU = H x Y Bm Penerimaan diperoleh dengan menggunakan rumus berikut: TR = Y x P Biaya komoditas usahatani pekarangan di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo menggunakan konsep biaya tetap dan biaya tidak tetap, biaya tetap adalah biaya tenaga kerja keluarga, biaya penyusutan alat. Sedangkan biaya tidak tetap yaitu biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja luar. Rumus biaya total sebagai berikut: TC = FC + VC Untuk mengetahui sumbangan pendapatan usahatani pekarangan terhadap pendapatan petani digunakan rumus sebagai berikut: Sedangkan untuk menghitung total pendapatan petani (It) menggunakan rumus : It = It 1 + It 2 + It 3 +It 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Distribusi Frekuensi Macam-Macam Komoditas Usahatani Pekarangan.

4 Tabel 1. Macam Komoditas/Tanaman Usahatani pekarangan di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Tahun No Jenis Tanaman Jumlah Petani Persentase (Orang) (%) 1 Mangga 44 97,77 2 Pepaya 25 55,55 3 Pisang 25 55,55 4 Randu 13 28,88 5 Jati 15 33,33 6 Rambutan 14 31,11 7 Nangka 2 4,44 8 Melinjo 14 31,11 9 Kunir 6 13,33 10 Kangkung 2 4,44 11 Asem 3 6,66 12 Jambu Biji 3 6,66 13 Jambu Air 1 2,22 Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa tanaman yang banyak ditanam oleh petani responden di Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo adalah tanaman mangga dengan persentase 97,77% atau sebanyak 44 petani yang mengusahakan. Diikuti oleh pepaya dan pisang yang masing-masing 55,55% atau dibudidayakan oleh 25 orang petani responden. Kemudian ada pohon jati, rambutan, serta melinjo masing-masing dengan persentase jati 33,33%, rambutan dan melinjo 31,11%. Setelah itu ada tanaman randu yang di budidayakan oleh 13 petani responden dengan persentase 28,88%, kunir 13,22% dengan jumlah 6 petani responden, asem dan jambu biji masing-masing memiliki presesntase 6,66% masing-masing dibudidayakan oleh 3 orang responden. kemudian nangka dan kangkung dengan persentase 4,44% dibudidayakan oleh 2 orang petani responden. Terakhir jambu air yang dibudidayakan oleh 1 orang responden dengan persentase 2,22%. Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa di Kecamatan Balong memiliki banyak ragam komoditas yang di usahakan petani. Tanaman buahbuahan merupakan tanaman yang paling banyak di budidayakan petani di daerah ini. Selain tanaman buahbuahan, obat-obatan, sayuran, juga ada hewan ternak yang di pelihara oleh petani. Analisis Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Pekarangan. Analisis biaya usahatani pekarangan. Biaya usahatani tanaman pekarangan dan biaya usahatani ternak.

5 Tabel 2. Rata-Rata Biaya Usahatani Tanaman Pekarangan di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Tahun No Uraian Rata-Rata Biaya A. Biaya Saprodi 1. Bibit Pupuk Obat B. Biaya Lain-lain 1. Biaya Pajak Tanah Biaya Penyusutan Alat Jumlah Tabel 3. Rata-rata Biaya Usahatani Ternak Petani Responden di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Tahun No Uraian Rata-Rata Biaya 1 Ternak Sapi a. Biaya Variabel Pakan Vaksin b. Biaya Tetap Biaya Penyusutan Kandang Biaya TK Ternak Kambing a. Biaya Tetap Biaya Penyusutan Kandang Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa ratarata biaya usahatani tanaman pekarangan yang paling banyak dikeluarkan oleh petani adalah biaya pupuk yaitu sebesar Rp ,00/tahun. Biaya Obat yaitu sebesar Rp /tahun. Biaya penyusutan alat Rp ,00/tahun. Biaya pajak tanah sebesar Rp 9.555/tahun. Sehingga rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh tiap petani adalah sebesar Rp /tahun. Sedangkan Dari Tabel 3, biaya tenaga kerja ternak sapi yaitu sebesar Rp ,00/tahun. Biaya pakan ternak sapi yaitu sebesar Rp ,00/tahun. Biaya penyusutan kandang sapi yaitu sebesar Rp ,00/tahun. Kemudian biaya vaksin yaitu sebesar Rp 9.995,00/tahun. Analisis Penerimaan Usahatani Pekarangan. Penerimaan usahatani pekarangan dan penerimaan usahatani ternak.

6 Tabel 4. Rata-Rata Penerimaan Dari Masing-Masing Komoditas Usahatani Pekarangan di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Tahun No Komoditas Rata-rata Penerimaan 1 Mangga Pisang Pepaya Kangkung Kunir Rambutan Nangka Asem Tabel 5. Rata-Rata Penerimaan Usahatani Ternak 2014 di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. No Jenis Rata-rata Penerimaan Ternak 1 Sapi Kambing Ayam Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa penerimaan usahatani pekarangan terbesar adalah dari komoditas buahbuahan yaitu tanaman mangga. Ratarata penerimaan yang diperoleh oleh petani responden adalah Rp ,00/tahun. Komoditas pohon pisang yaitu sebesar Rp ,00/tahun, pepaya yaitu sebesar Rp ,00/tahun. Kemudian kangkung sebesar Rp ,00/tahun, kunir sebesar Rp ,00/tahun, rambutan dengan penerimaan sebesar Rp ,00/tahun. Tanaman nangka dan asem adalah sebesar Rp 8.942,00/tahun dan Rp 3.360,00/tahun untuk setiap rumah. Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan yang diperoleh petani responden dari usahatani ternak sapi adalah sebesar Rp ,00/tahun. Kemudian ternak kambing dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp ,00/tahun. Ternak ayam dengan rata-rata penerimaan yang diperolehkan adalah sebesar Rp ,00/tahun. Analisis Pendapatan Usahatani Pekarangan. Pendapatan usahatani tanaman pekarangan dan pendapatan usahatani ternak

7 No Tabel 6. Rata-Rata Pendapatan Dari Masing-Masing Komoditas Di Usahatani Pekarangan tahun 2014 di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Komoditas Penerimaan Biaya Rata-rata Pendapatan 1 Mangga Pisang Pepaya Kangkung Kunir Rambutan Nangka Asem Jumlah Tabel 7. Rata-Rata Pendapatan Dari Masing-Masing Komoditas Usahatani Ternak pada Tahun 2014 di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. No Jenis Ternak Biaya Penerimaan Dari Tabel 6, dapat dilihat bahwa pendapatan tertinggi yang adalah dari komuditas pohon mangga. Kemudian rata-rata pendapatan komoditas pohon mangga yaitu sebesar Rp ,00/tahun, ketiga pohon pisang dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp ,00/tahun, lalu diikuti oleh pohon pepaya dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp ,00/tahun, kangkung dengan rata-rata pendapatan petani responden Rp ,00/tahun. Kemudian ada tanaman kunir dengan rata-rata pendaptan sebesar Rp ,00/tahun lalu rambutan dengan rata-rata pendapatan Rp ,00/tahun, nangka dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 8.942,00/tahun dan yang terakhir pohon asem dengan rata-rata pendaptan Rp 3.360,00/tahun. Rata-rata Pendapatan 1 Sapi Kambing Ayam Dari Tabel 7, dapat dilihat bahwa ratarata pendapatan ternak sapi yang diterima oeleh petani responden pada tahun 2014 adalah sebesar Rp ,00/tahun. Rata-rata pendapatan yang diperoleh dari tenak sapi terbilang rendah. Hal itu dikarenakan hanya beberapa responden saja yang menjual ternak sapi. Sehingga rata-rata pendapatan yang didapat sangat sedikit. Sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh dari ternak kambing yaitu sebesar Rp ,00/tahun. Kemudian yang terakhir rata-rata pendapatan yang diperoleh dari usaha ternak ayam yaitu sebesar Rp ,00/tahun.

8 Tabel 8. Rata-Rata Biaya Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Sawah dan Tegal Tahun 2014 No Uraian Rata-rata Biaya 1 Sawah Pupuk Bibit Obat Jumlah Tegal Pupuk Bibit Obat Jumlah Tabel 9. Rata-Rata Penggunaan Biaya Tenaga Kerja, Penyusutan dan Biaya Pajak Tanah Usahatani Sawah dan Tegal Tahun No Uraian Rata-Rata Biaya 1 Sawah A. Biaya Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja Luar B. Biaya Lain-lain Biaya Penyusutan Biaya Solar Biaya Pajak Tanah Jumlah Tegal A. Biaya Lain-lain Biaya Penyusutan Jumlah Dari Tabel 8, dapat dilihat Biaya pupuk usahatani lahan sawah sebesar Rp ,00/tahun. Diikuti dengan biaya bibit yaitu dengan rata-rata biaya sebesar Rp ,00/tahun. Terakhir biaya obat yaitu dengan rata-rata Rp ,00/tahun. Sedangkan untuk rata-rata biaya sarana produksi usahatani tegal biaya pupuk yaitu sebesar Rp ,00/tahun. Kemudian biaya obat yaitu sebesar Rp ,00/tahun, biaya bibit yaitu sebesar Rp 5.000,00/tahun. Dari Tabel 9, dapat dilihat bahwa Biaya penyusutan alat dari usahatani lahan sawah adalah sebesar Rp ,00/tahun. Kemudian biaya tenaga kerja luar sebesar Rp ,00/tahun. Biaya solar yaitu sebesar Rp ,00/tahun. Terakhir biaya pajak pajak tanah usahatani lahan sawah adalah sebesar Rp ,00/tahun. Sedangkan untuk usahatani lahan tegal biaya lain-lain yang harus dikeluarkan adalah biaya penyusutan alat yaitu sebesar Rp ,00/tahun.

9 Tabel 10. Rata-Rata Pendapatan Dari Masing-masing Usahatani Sawah dan Tegal Tahun 2014 No Usahatani Penerimaan Biaya Rata-rata Pendapatan 1 Sawah Tegal Tabel 11. Rata-Rata Pendapatan Petani Responden dari Usaha Diluar Usahatani di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 (per Tahun) No Uraian Pendapatan 1 Usaha Bakso Ketik Komputer Sales Kuli Bangunan Sekertaris Desa Buruh Tani (off farm) Jumlah Dari Tabel 10, dapat dilihat bahwa penerimaan dari usahatani lahan sawah sebesar Rp ,00/tahun dan dengan jumlah biaya Rp ,00/tahun pendapatan yang diperoleh adalah sebesar Rp ,00/tahun. Sedangkan penerimaan yang diperoleh dari ,00/tahun dengan biaya Rp ,00/tahun pendapatan yang di dapatkan adalah sebesar Rp ,00/tahun. Dari Tabel 11, dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan petani responden untuk usaha diluar usahatani pada tahun 2014 adalah sebesar Rp ,00/tahun. usahatani tegal adalah sebesar Rp Tabel 12. Sumbangan Pendapatan Masing-Masing Usaha Terhadap Pendapatan Petani Responden Pada Tahun No Uraian Pendapatan Kontribusi (%) 1 UT Sawah ,71 2 UT Pekarangan UT Tegal ,30 4 Diluar Usahatani ,29 Jumlah

10 Dari Tabel 12, dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan petani dari usahatani pekarangan adalah sebesar Rp ,00/tahun. Sumbangan yang diberikan dari usahatani pekarangan terhadap pendapatan total petani yaitu sebesar 41,68%. Rubiansyah (2001) dalam penelitiannya menyatakan bahwa apabila kontribusi pendapatan suatu usaha bernilai kecil (<30%) maka dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut merupakan usaha sambilan.sumbangan yang diberikan usahatani pekarangan adalah sebesar 41,68%. Sehingga usahatani pekarangan termasuk kedalam cabang usaha dan bukan merupakan usaha sampingan. Hal itu dikarenakan sumbangan pendapatan yang diberikan oleh usahatani pekarangan (>30%). SIMPULAN Komoditas yang dibudidayakan oleh petani responden adalah tanaman mangga (97,77%), pepaya (55,55%), pisang (55,55%). Kemudian pohon jati (33,33%) rambutan (31,11%) dan melinjo (31,11%). Setelah itu tanaman randu (28,88%), kunir (13,22%), asem (6,66%) dan jambu biji (6,66%), nangka (4,44%) dan kangkung (4,44%). Terakhir jambu air dengan persentase (2,22%). Rata-rata pendapatan yang diperoleh dari usahatani pekarangan adalah sebesar Rp ,00/tahun. Sumbangan yang diberikan dari usahatani pekarangan terhadap pendapatan total petani yaitu sebesar 41,68%. DAFTAR PUSTAKA Adiwilaga, A., Ilmu Usaha Tani. Cetakan ke-iii. Bandung : Penerbit Alumni. Atmakusuma, F Distribusi penguasaan tanah dan tingkat pendapatan rumah tangga di dua tipe desa di Kecamatan Weru Kabupaten Dati II Cirebon, Jawa Barat. Bogor : Jurusan Ilmu-ilmu sosial ekonomi pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Basir, P Cara Agribisnis Mengatasi Kelemahan Produksi Dan Meningkatkan Pendapatan Petani. Jurnal Teknosains. Vol 5 No 2, Juli 2011 Hal Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin. Evyrson, Celsius dan Freddie Ch Kontribusi Usahatani Kelapa Terhadap Pendapatan Keluarga Petani Di Desa Naha Dan Desa Beha Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe. Manado : Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi. Hasymi, N Sumbangan Aktivitas Usahatani Pekarangan Terhadap Pendapatan Rumahtangga Petani Desa Srigading Kecamatan Saden Kabupaten Bantul. Yogyakarta : Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada.