ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN SKRIPSI IRSA IZRIYANI MARBUN AGRIBISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN SKRIPSI IRSA IZRIYANI MARBUN AGRIBISNIS"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN SKRIPSI IRSA IZRIYANI MARBUN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh: IRSA IZRIYANI MARBUN AGRIBISNIS SkripsiSebagaiSalahSatuSyaratUntukMemperolehGelarSarjanaPertanian Di Program StudiAgribisnisnisFakultasPertanianUniversitas Sumatera Utara, Medan Disetujuioleh: KomisiPembimbing KetuaKomisiPembimbing AnggotaKomisiPembimbing (Dr. Ir. RahmantaGinting, M.Si) (Emalisa, SP, M.Si).NIP NIP PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

3 ABSTRAK IRSA IZRIYANI MARBUN ( ) denganjudulanalisisfaktor Faktor yang MempengaruhiPerilakuKonsumen Kopi LuwakBeremerekdi Kota Medan.PenelitianinidibimbingolehBapakDr. Ir. RahmantaGinting, M.SidanIbuEmalisa, SP, M.Si Tujuanpenelitianiniadalahuntukmenganalisisperkembanganpermintaandanpenawa ranterhadapkopi luwakdilokasipenelitiandanuntukmenganalisispengaruhfaktorbudaya, sosial, pribadidanpsikologisterhadapkeputusanpembelian kopi luwakbermerekdilokasipenelitian. Metodeanalisis yang digunakanadalahmetodeanalisisdeskriptifdanmetodeanalisisregresi linier berganda.penentuandaerahpenelitiansecarapurposive.penelitianinidilakukanpadab ulanapriltahun Hasilpenelitianberdasarkananalisisregresi linier bergandamenunjukkanbahwavariabelbudaya, sosial, pribadidanpsikologissecaraserempakberpengaruhpositifdansignifikanterhadapkep utusanpembeliankopi luwak Kopi Sidikalang.Sedangkansecaraparsialvariabelpribadidanpsikologismempunyaipenga ruh paling besarterhadapkeputusanpembeliankopi luwak Kopi Sidikalang. KataKunci :PerilakuKonsumen, Kopi Luwak

4 RIWAYAT HIDUP IRSA IZRIYANI MARBUNlahirdiMedanpadatanggal31 Mei 1992anakdariBapakIr. IkhsarRisyad Marbun, M. SidanIbuHj. Fadhillah Adam. Penulismerupakananakkeduadaritigabersaudara. Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahsebagaiberikut : 1. Tahun 1998masukSekolahDasarSwastaEriaMedan tamattahun Tahun 2004masukSekolahMenengahPertamaSwasta An-Nizamtamat tahun Tahun 2007masukSekolahMenengahAtasNegeri1 Medan tamattahun Tahun 2010menempuhpendidikandi Program StudiAgribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan melaluijalursnmptn (SeleksiNasionalMasukPerguruanTinggiNegeri). 5. BulanJuli-Agustus 2013 mengikutipraktekkerjalapangan (PKL) di Desa TanahBesih, KecamatanSyahbandar, KabupatenSerdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. 6. BulanApril 2014melakukanpenelitianskripsidi Kota Medan.

5 KATA PENGANTAR Pujisyukurpenulisucapkankepada Allah SWT yang telahmemberikannikmatdankarunia- Nyasertanikmatkesehatansehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiinidenganbai k.adapunjuduliniadalahanalisisfaktor-faktor MempengaruhiPerilakuKonsumenKopi yang LuwakBermerekdiKota Medan.Tujuandaripenulisanskripsiiniadalahsebagaisalahsatusyaratgunamemperol ehgelarsarjanapertaniandifakultaspertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penulispadakesempataninimengucapkanterimakasihkepada : 1. Bapak Dr. Ir. RahmantaGinting, M.SiselakuKetuaKomisiPembimbing dandanibuemalisa, SP, M.SisebagaiAnggotaKomisiPembimbing yang telahbanyakmembimbingdanmemberikanmasukansehinggapenulis bisamenyelesaikanskripsiinidenganbaik. 2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selakuketua Program StudiAgribisnisFakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara. 3. SeluruhdosendanStafPengajar Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian USU yang selamainitelahmembekaliilmupengetahuankepada penulis. 4. SeluruhpegawaidiFakultasPertanianUniversitas Sumatera Utara khususnyapegawai Program StudiAgribisnis yang telahmembantu seluruhprosesadministrasi. 5. Bapak Darwin JasminselakupemilikToko Kopi Sidikalangbeserta staffnyaditoko Kopi Sidikalang

6 6. Institusi/ Dinasdanresponden yang terkaitdenganpenelitianpenulis. SegalahormatdanterimakasihkhususpenulisucapkankepadaAyahandaIr. IkhsarRisyad Marbun, M.SidanIbundaHj.Fadhillah Adamataskasihsayang, motivasi, dandukunganbaiksecaramaterimaupundoa yang diberikankepadapenulisdanjugakepadakakakishriifdhillah Marbun, S. Ti danadik M. RizkyYasin Marbun yang telahmemberikansemangatkepadapenulis. TerimakasihjugapenulisucapkankepadaDEKILSZSZ (Dinda, Riri, danlani) yang selaluadadiwaktususahsedihsenang. Kepadasahabattercinta Dr. Dina Utami, S.Ked, Dr. SitiRaishaUtari, S.Ked, Farah Dina Rachman, Dr. DickyBudiman S. Ked, FathurdanDioatasdoadansemangat yang takhentihentinyadiberikankepadapenulis. Serta kepadateman-temanangkatan 2010di Program StudiAgribisnis(Ica, Pipi, Sekar, Uli, Kijom, Teguh, Irna, Kiki, Fira, Fika, Nanda) danteman-teman lain yang tidakbisadisebutkansatupersatuyang telahbanyakmembantupenulisdalammenyelesaikanskripsiini. Penulismenyadariskripsiinimasihjauhdarikesempurnaansehinggapenulismenerima saran dankritik yang bersifatmembangununtukkebaikanskripsiini.penulisjugaberharapsemogaskripsiini dapatbergunabagipembacadankhususnyabagipenulispribadi.akhirkatapenulismen gucapkanterimakasih.

7 DAFTAR ISI ABSTRAK... i DAFTAR RIWAYAT HIDUP... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang IdentifikasiMasalah TujuanPenelitian KegunaanPenelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TinjauanPustaka LandasanTeori PenelitianTerdahulu KerangkanPemikiran HipotesisPenelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 MetodePenentuan Daerah Penelitian MetodePenentuanSampel MetodePengumpulan Data MetodeAnalisis Data DefinisidanBatasanOperasional DefinisiOperasional BatasanOperasional BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian Geografis Medan Petisah Penduduk SaranadanPrasarana ProfilKopi Sidikalang KarakteristikSampelPenelitian Umur Pekerjaan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil PerkembanganPermintaandanPenawaran Kopi Luwak... 41

8 5.1.2Analisis Data Pembahasan BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 DAFTAR TABEL Tabel Judul Hal 1 PerkembanganKonsumsi Kopi di Indonesia 2 2 PendudukMenurutKelompokUmurdanJenisKelamindi Kota 35 Medan, Tahun DistribusiPendudukBerdasarkan Tingkat Pendidikan 36 4 SaranadanPrasarana 37 5 DistribusiSampelBerdasarkanKelompokUmur 39 6 DistribusiSampelBerdasarkanPekerjaan 39 7 Permintaan Kopi LuwakpadaTahun Penawaran Kopi LuwakpadaTahun PengujianValiditasVariabelKebudayaan (X1) PengujianValiditasVariabelSosial (X2) PengujianValiditasVariabelPribadi (X3) PengujianValiditasVariabelPsikologis (X4) PengujianValiditasVariabelKeputusanPembelian (Y) PengujianReliabilitasVariabelKebudayaan (X1) PengujianReliabilitasVariabelSosial (X2) PengujianReliabilitasVariabelPribadi (X3) PengujianReliabilitasVariabelPsikologis (X4) PengujianReliabilitasVariabelKeputusanPembelian (Y) HasilAnalisisRegresiBerganda 52

10 DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Hal 1 KerangkaPemikiran 22 2 PerkembanganPermintaan Kopi LuwakpadaTahun PerkembanganPenawaran Kopi LuwakpadaTahun Garis Normal Plot 50 5 Scatterplot 51

11 DAFTAR LAMPIRAN No Judul Lampiran 1 Kuesioner 1 2 KarakteristikKonsumen 2 3 Data SampelBudaya (X1) 3 4 Data SampelSosial (X2) 4 5 Data SampelPribadi (X3) 5 6 Data SampelPsikologis (X4) 6 7 Data SampelKeputusanPembelian (Y) 7 8 UjiValiditas 8 9 UjiReliabilitas 9 10 UjiNormalitas HasilAnalisisRegresiBerganda 11

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi Luwak adalah jenis kopi olahan dengan bahan dasar berasal dari biji kopi terbaik yang telah dimakan oleh luwak dan melewati saluran pencernaan luwak kemudian keluar lagi bersama kotorannya. Biji kopi yang keluar bersama kotoran luwak berupa gumpalan memanjang dan terdiri dari biji kopi yang bercampur lendir, yang sebelumnya telah mengalami proses fermentasi dalam perut luwak. Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia.proses terbentuknya dan rasanya sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis ini. Penyebabnya adalah cita rasa dan aroma kopi luwak yang khas karena terjadi perubahan kimia seperti kandungan protein, kafein serta lemak (Budiman, 2012). Kenikmatan kopi luwak pada dasarnya sudah diketahui semenjak penjajahan Belanda di tanah air.namun, kabar mengenai kenikmatan kopi luwak ini baru dikenal luas pada tahun 1980an oleh para penggemar kopi dunia.cita rasa yang sangat berbeda pada kopi luwak dengan jenis kopi pada umumnya menjadikan harga kopi luwak menjadi sangat mahal dan bisa dikatakan tidak terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah.di luar negeri, harga kopi luwak bisa mencapai Rp 5-8 juta per kilogram.dengan banderol harga semahal itu, popularitas kopi luwak semakin melambung.

13 Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia No. Tahun Jumlah Penduduk Kebutuhan Konsumsi Kopi (jiwa) Kopi (Kg) (kg/kapita/tahun ) ,000, ,000,000 0, ,000, ,000,000 0, ,000, ,000,000 0, ** 249,000, ,000,000 1, ** 253,000, ,000,000 1, ** 257,000, ,000,000 1, ** 260,000, ,000,000 1,15 Keterangan: *Estimasi Sumber: Tabel 1 menunjukkanperkembangan konsumsi kopi di Indonesia selama 3 tahun terakhir terus bertambah dan diperkirakan perkembangan konsumsi kopi di masa mendatang akan terus meningkat. Peningkatan konsumsi kopi domestik Indonesia, selain didukung dengan pola sosial masyarakat dalam mengkonsumsi kopi,kepraktisan dalam penyajian serta keragaman rasa/citarasa yang sesuai dengan selera konsumen. Di Indonesia kopi luwak diproduksi di berbagai daerah antara lain Gayo (Aceh), Sidikalang, Desa Janji Maria kecamatan Barumun Tengah, dan kabupaten Padang. Begitu juga di kota Pagaralam, kota Bumi Lampung, Jawa Barat dan masih banyak lagi. Jenis kopi luwak yang dijual di Indonesia ada beberapa tipe yaitu brenjel kopi luwak, gabah kopi luwak, biji kopi luwak dan bubuk kopi luwak yang siap seduh.kopi luwak yang penulis teliti merupakan bubuk kopi luwak yang siap seduh serta dikemas dan diberi merek.

14 Belakangan ini keberadaan kopi luwak di Indonesia semakin populer, banyak merek-merek kopi yang meletakkan nama kopi luwak dalam mereknya. Hal ini mungkin karena konsumen lebih menyukai rasa kopi luwak yang lebih enak, aromanya lebih sedap serta tingkat kafein yang lebih rendah dari kopi yang lain. Menurut pengamatan yang dilakukan, kopi luwak hanya dijual di beberapa wilayah tertentu di Kota Medan.Dengan harga yang tidak murah kopi luwak bermerek hanya dijual di supermarket dan pusat perbelanjaan tertentu. Untuk itu penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian kopi luwak bermerek dilakukan di pusat perbelanjaankota Medan. Salah satu merk yang menjual kopi luwak di kota Medan adalah Kopi Sidikalang. Kopi Sidikalang merupakan suatu merk dibawah naungan UD.Segar Harum yang telah berdiri sejak tahun Karena sudah lama berproduksi, Kopi Sidikalang sudah cukup terkenal di kota Medan. Kopi Sidikalang menjual beberapa pilihan kopi salah satunya adalah kopi luwak. Berdasarkan pernyataan dari pemilik perusahaan ini, kopi luwak merupakan kopi yang paling banyak dibeli oleh masyarakat kota Medan. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis (Kotler dan Keller, 2007).Dalam hal pemasaran masih sulit untuk menentukan faktor apakah yang lebih dominan yang mempengaruhi konsumen dalam hal keputusan pembelian.ada kalanya faktor sosial lebih dominan dibanding faktor lainnya dalam hal pembelian barang mewah.tetapi ada kalanya juga faktor psikologis lebih dominan dari faktor lainnya dalam hal pembelian produk yang di

15 beli tanpa perencanaan sebelumnya. Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk. Apapun faktor yang mempengaruhi konsumen dalam hal keputusan pembelian, berarti faktor tersebut memiliki perannya masing-masing dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Akan tetapi, sampai pada saat ini belum ada penelitian-penelitian yang mendukung mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian kopi luwak bermerek.melihat bahwa kopi luwak ini belum banyak diteliti maka penulis menganggap perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian kopi luwak bermerek. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan berikut: 1. Bagaimana perkembangan permintaan dan penawaran terhadap kopi luwak bermerek di daerah penelitian? 2. Apakah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian kopi luwak bermerek di daerah penelitian? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

16 1. Untuk menganalisis perkembangan permintaan dan penawaran terhadap kopi luwak bermerek di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan pembelian kopi luwak bermerek di daerah penelitian. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi bagi: 1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pembaca yang memiliki ketertarikan terhadap perilaku konsumen kopi luwak. 2. Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan perilaku konsumen. 3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di FakultasPertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Kopi Luwak Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoranluwak/musang kelapa.biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak.kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di kalangan peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an (Anonimous a, 2011). Asal mula kopi luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia.Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera.Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman.Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel ( ). Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna.biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak.kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik 6

18 perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram (Anonimous b, 2011). Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik untuk dimakan. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul masak sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam perut luwak. Konon, rasa kopi luwak ini memang benar-benar berbeda dan spesial di kalangan para penggemar dan penikmat kopi (Anonimous a, 2011). Kopi luwak merupakan salah satu upaya meningkatkan nilai tambah komoditas kopi, di samping komoditas kopi biasa seperti kopi reguler Arabika dan kopi reguler Robusta yang membedakan kopi luwak dengan biji kopi biasa adalah dimakan oleh Luwak (sejenis musang) dan di keluarkan dalam bentuk biji kopi, Sehingga aromanya lebih harum serta ada rasa pahit dan getir asam yang lebih khas dan spesial (Anonimous c, 2010). Keistimewaan kopi luwak berdasarkan (Anonimous b, 2010): a. Kopi luwak berasal dari biji kopi terbaik. Naluri hewan luwak akan memilih biji kopi paling matang yang biasanya berwarna merah. Bisa dipastikan, 90 % biji kopi yang dihasilkan oleh hewan luwak adalah yang benar-benar matang, bukan yang mentah. Ini memberi keuntungan, karena pada kopi biasa

19 kemungkinan ada pencampuran antara biji kopi yang mentah dan matang, yang tentunya bisa mengurangi kualitas kopi. b. Kopi luwak sudah mengalami proses fermentasi secara alami di dalam pencernaan hewan luwak. Proses fermentasi alami dalam perut luwak memberikan perubahan komposisi kimia pada biji kopi dan dapat meningkatkan kualitas rasa kopi, karena selain berada pada suhu fermentasi optimal, juga dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada pada pencernaan luwak. Karena itulah, rasanya kopi luwak beda dengan kopi biasa. Kopi luwak mempunyai aroma yang khas tiada duanya, rasanya nikmat, dan mengandung khasiat menambah energi kaum Adam. c. Kopi luwak mengandung kafein yang sangat rendah hanya sekitar 0,5 s/d 1%. d. Kopi luwak bisa meningkatkan stamina tubuh dan mencegah penyakit diabetes. Sebab, kopi yang dikeluarkan oleh hewan luwak telah mengalami proses fermentasi alami kemudian diolah oleh orang-orang yang berpengalaman serta menjadikannya kopi berkhasiat. e. Kopi luwak mengandung protein yang lebih rendah dan lemak lebih tinggi. f. Kopi luwak bebas dari pestisida. Bebas dari pestisida, karena pestisida yang terdapat pada kopi telah dibersihkan secara alami di dalam perut luwak, sehingga kopi yang keluar bersamaan dengan feses luwak telah bebas dari kandungan pestisida yang berbahaya. Kandungan protein kopi luwak lebih rendah ketimbang kopi biasa karena perombakan protein melalui fermentasi lebih optimal.protein ini berperan sebagai pembentuk rasa pahit pada kopi saat disangrai sehingga kopi luwak tidak sepahit kopi biasa karena kandungan proteinnya rendah.komponen yang menguap pun

20 berbeda antara kopi luwak dan kopi biasa.terbukti aroma dan citarasa kopi luwak sangat khas. Proses fermentasi tak lazim oleh luwak ini membuat sebagian orang enggan mengkonsumsinya karena jijik atau takut. Padahal kandungan bakteri pada kopi luwak yang telah dioven lebih rendah daripada kopi dengan proses biasa (Anonimous b, 2010). 2.2 Landasan Teori Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yakni: konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu sering disebut sebagai pemakai akhir atau konsumen akhir. Konsumen organisasi terdiri dari organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya (Sumarwan, 2004). Teori konsumen merupakan teori yang mencakup perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan, berupa barang ataupun jasa-jasa konsumsi. Reksoprayitno (2000), menyampaikan bahwa teori konsumen menjelaskan bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli suatu barang akan berubah jika jumlah pendapatan konsumen dan harga barang yang bersangkutan berubah. Fungsi utama barang dan jasa konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan langsung pemakainya, dengan terpenuhinya kebutuhan konsumen tersebut akan menimbulkan kepuasan bagi konsumen itu sendiri.

21 Permintaan Permintaan dan penawaran atas barang-barang pertanian berkaitan erat dengan perkembangan atau boleh juga disebut harga mempengaruhi permintaan atau penawaran hasil pertanian. Menurut hukum ekonomi apabila harga naik maka permintaan akan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan naik, bila penawaran naik maka harga akan turun dan bila penawaran turun maka harga akan naik (Daniel, 2002). Dari segi ilmu ekonomi pengertian permintaan sedikit berbeda dengan pengertian yang digunakan sehari-hari.menurut pengertian sehari-hari, permintaan diartikan secara absolut yaitu menunjukkan jumlah barang yang dibutuhkan, sedangkan dari sudut ilmu ekonomi permintaan mempunyai arti apabila didukung daya beli konsumen yang disebut dengan permintaan efektif. Jika permintaan hanya didasarkan atas kebutuhan saja dikatakan sebagai permintaan absolut (Nicholson,1995). Penawaran Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual.dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh

22 parapenjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan (Sukirno, 2000). Dalam hukum penawaran, pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang.sebaliknya, makin rendah harga barang, makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh pedagang/produsen, dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah (Daniel, 2002). Perilaku Konsumen Menurut Loudon dan Bitta (1995) di dalam Suryani (2008) menjelaskan bahwa perilaku konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Menurut Kotler dan Keller (2007) perilaku konsumen adalah perilaku dari konsumen akhir, individu dan rumah tangga, yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, sosial, pribadi, psikologis. Teori perilaku konsumen merupakan deskripsi tentang bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan diantara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimumkan kesejahteraan. Keputusan pembelian konsumen akan membantu kita memahami bagaimana perubahan pendapatan dan harga mempengaruhi permintaan barang dan jasa (Pyndick dan Rubinfield, 2001).

23 Minor dan Mowen (2002) menyatakan bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Perilaku kosumen merupakan tindakan suatu individu dalam membuat keputusan dalam membelanjakan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh atau untuk mendapatkan barang dan jasa yang akan dikonsumsi nantinya. Dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut faktor- faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam berbelanja tetapi proses pengambilan keputusan yang disertai dengan kegiatan pembelian suatu barang atau jasa (Simamora, 2008). Swastha dan Handoko (2000) mengatakan perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.dimana kebutuhan bersifat

24 naluriah.sedangkan keinginan merupakan kebutuhan buatan yang dibentuk oleh lingkungan. Menurut Swastha dan Handoko (2000) beberapa teori-teori perilaku konsumen antara lain: teori mikro, teori psikologis, teori sosiologis, dan teori antropologis. Keputusan Pembelian Keputusan membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhan hidup ada pada diri konsumen. Proses keputusan konsumen terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi altenatif, pembelian, dan kepuasan konsumen (Sumarwan, 2004). Menurut Kotler dan Keller (2007) keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk. Untuk sampai ketahap pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan tahapan sebagai berikut: 1. Tahap pengenalan kebutuhan, yaitu tahap pertama proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan. 2. Pencarian informasi, yaitu tahap proses pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi. 3. Evaluasi alternatif, yaitu tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternative dalam satu susunan pilihan. 4. Keputusan membeli, yaitu tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli produk.

25 5. Perilaku pasca pembelian, yaitu tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan. Perilaku membeli sangat berbeda untuk setiap produk. Semakin kompleks keputusan biasanya akan melibatkan semakin banyak pihak yang terkait dan semakin banyak pertimbangan. Adapun tipe-tipe perilaku membeli berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek (Kotler dan Keller (2007): 1. Perilaku membeli yang kompleks Perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli. 2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan Terjadi ketika konsumen sangat terlibat dengan pembelian yang mahal, jarang atau beresiko tetapi hanya melihat sedikit perbedaan diantara merek-merek yang ada. 3. Perilaku membeli karena kebiasaan Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan di antara merek-merek yang ada. 4. Perilaku membeli yang mencari variasi. Perilaku membeli konsumen yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi perbedaan diantara merek dianggap besar.

26 Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar. (Setiadi, 2003) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Armstrong (2008), pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.biasanya pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor semacam itu, tetapi harus memperhitungkannya. Berikut adalah pengaruh dari keempat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen: 1. Faktor Budaya Menurut Sumarwan (2004) budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Adapun unsur-unsur budaya antara lain: a. Budaya Budaya adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar.perilaku manusia dipelajari secara luas.tumbuh di dalam suatu masyarakat, seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan institusi lainnya. Setiap kelompok atau masyarakat mempunyai budaya, dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian bisa sangat bervariasi dari yang negara yang satu dengan negara yang lain. b. Subbudaya Subbuudaya merupakan bagian budaya yang lebih kecil atau kelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi

27 umum.subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. c. Kelas Sosial Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. 2. Faktor Sosial Pengaruh Keluarga yaitu keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian.para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk yang berbeda.anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Setiadi, 2003) a. Kelompok acuan Seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang.perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompokkecil.kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat dimana seseorang menjadi anggotanya disebut keanggotaan.sebaliknya, kelompok referensi bertindak sebagai titik perbandingan atau titik referensi langsung atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau perilaku seseorang. Kelompok referensi memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi sikap dan konsep diri seseorang, dan menciptakan tekanan untuk menegaskan apa yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan

28 merek seseorang. b. Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli.keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif.pemasar tertarik pada peran suami, istri, serta anak-anak dalam pembelian barang dan jasa yang berbeda. c. Peran dan Status Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefenisikan dalam peran dan status.peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang sesuai dengan orang-orang yang disekitarnya.masing-masing peran membawa status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh masyarakat.orang biasanya memilih produk sesuai dengan peran dan status mereka. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, antara lain sebagai berikut: a. Usia Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari sisi

29 pemasaran, semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen. Namun pemasar perlu mengetahui dengan pasti apakah usia dijadikan dasar untuk segmentasi pasar produknya. b. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata pada produk dan jasa mereka.perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri membuat produk yang diperlukan oleh kelompok pekerjaan tertentu. c. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian setiap orang berbeda-beda dalam mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu kepada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan orang itu sendiri, kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri, kemampuan bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi, dan sifat-sifat agresif. Kepribadian dapat digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen untuk produk atau pilihan merek tertentu. d. Situasi Ekonomi Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu. (Kotler, 1994) e. Gaya Hidup

30 Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda. (Kotler, 1994) 4. Faktor Psikologi Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu: a. Motivasi Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan.berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu.kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya. (Suryani, 2008) b. Persepsi Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama. (Suryani, 2008) c. Pembelajaran

31 Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.pembelajaran terjadi melalui interaksi dorongan, rangsangan pertanda, respons, dan penguatan. d. Keyakinan dan Sikap Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu.keyakinan bisa didasarkan pada pengetahuan nyata, pendapat atau iman yang bisa membawa muatan emosi atau tidak. Keyakinan akanmembentuk citra produk dan merek yang mempengaruhi perilaku pembelian. Sikap menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. 2.3 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang menjadi rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Putra (2013) dengan judul skripsi Analisis Perilaku Konsumen Kopi Merek Cangkir dan Faktor yang Mempengaruhi Penjualan serta Strategi Pengembangannya. Dengan hasil analisis bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian kopi merek Cangkir di Jember adalah Faktor Produk, Faktor Promosi, Faktor Mutu, Faktor Desain dan Kualitas Bahan Baku. Penelitian lain yang dijadikan rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2011) dengan judul skripsi Analisis Responsi Konsumen Terhadap Pembelian Produk Kopi Bubuk Instan di Swalayan Tom and Jerry Bangkalan. Dengan hasil analisis bahwa seluruh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian dan secara parsial faktor budaya,

32 sosial, dan pribadi berpengaruh terhadap pembelian kopi bubuk instan. Dan dari keempat faktor tersebut yang paling dominan berpengaruh adalah faktor budaya. Eryana (2011) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Terhadap Kopi Torabika Cappuccino (Studi Kasus pada Mahasiswa Eksekutif Angkatan Universitas Esa Unggul Jakarta). Hasil penelitian menunjukan bahwa dari analisa Diskriminan yang dilakukan penulis diperoleh fungsi Diskriminan sebagai berikut: Zscore = (konstan) (harga) (promosi). Berdasarkan fungsi diskriminan dapat disimpulkan bahwa ternyata dari 4 variabel bauran pemasaran hanya variabel harga dan promosi yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian kopi Torabika Cappuccino. Permana (2012) melakukan penelitian yang berjudul Faktor Yang Menentukan Keputusan Pembelian Kopi Kapal Api Special Mix (Studi Kasus: Balaraja Barat Kota Tanggerang) yang mempengaruhi pembeli kopi kapal api special mix adalah faktor pertama dengan nilai eigenvalue yaitu faktor yang kedua dengan nilai kualitas produk yang terjamin dan faktor yang ke tiga dengan nilai faktor harga sesuai mutu yang di inginkan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan dalam penelitian faktor pertama yang dominan yaitu kualitas produk. Mogesta (2002) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Kopi Instan (Kasus di Kotamadya Bogor). Hasil penelitian dan pembahasan dijumpai lima variabel teratas yang jadi pertimbangan utama konsumen dalam melakukan

33 pembelian kopi instan adalah pengaruh keluarga, pengaruh teman, rasa, tidak menyisakan serbuk kasar/ampas, dan promosi penjualan. 2.4 Kerangka Pemikiran Keputusan konsumen dalam membeli kopi luwak bermerek berhubungan dengan perilaku konsumen.perilaku konsumen di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor budaya, sosial, psikologis dan pribadi.penawaran kopi luwak bermerek yang di sediakan oleh Kopi Sidikalangakan menghasilkan permintaan konsumen yaitu konsumen yang membeli kopi luwak bermerek. Faktor Budaya Penawaran Kopi Luwak Permintaan Kopi Luwak Faktor Sosial Konsumen Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Faktor Pribadi KeputusanPem belian

34 Gambar 1. Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis Penelitian Sesuai dengan landasan teori yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian ini adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kopi luwak bermerek di Kota Medan

35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu. Penelitian ini dilakukan di kota Medan dengan pertimbangan kota Medan memiliki jumlah penduduk paling tinggi di Sumatera Utara. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara menyebutkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2011 sebesar jiwa. Dengan jumlah penduduk sebanyak ini diasumsikan konsumsi akan kopi luwak juga tinggi. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Toko Kopi Sidikalang di Kota Medan karena Toko Kopi Sidikalang merupakan toko yang sudah lama berdiri dan menyediakan kopi luwak dengan kualitas yang baik dan setelah diamati konsumen lebih banyak membeli kopi luwak di Toko Kopi Sidikalang dari pada toko yang lain. 3.2 Metode Penentuan Sampel Menurut Sugiyono (2006), sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah individu yang mengonsumsi kopi luwak bermerk, karena besar populasi tidak diketahui secara pasti jumlahnya, oleh karena itu sulit mencari berapa jumlah populasi yang tepat. Namun berdasarkan pendapat ahli seperti yang dikemukakan oleh Gay dalam (Hasan, 2002), ukuran sampel minimum yang dapat diterima bisa dilihat berdasarkan pada desain atau metode penelitian yang digunakan.jika desain 24

36 penelitiannya deskriptif-korelasional, maka sampel minimum adalah 30 responden.dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebesar 40 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik accidental sampling.teknik accidental sampling adalah teknik penarikan sampel secara kebetulan yaitu siapa saja yang kebetulan ditemui peneliti yang membeli kopi luwak di lokasi penelitian. 3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber informasi dengan menggunakan instrument kuesioner dan wawancara dan kemudian diberikan scoring dengan menggunakan skala likert. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui pihak ketiga seperti, lokasi penelitian, internet dan instansi lain terkait. Skala Likert Skala likert digunakan untuk mengukur persepsi atau perilaku seseorang.skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang dinginkan oleh peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden memberi pilihan respon atau jawaban dalam bentuk skala ukur yang telah disediakan, yakni:sangat setuju (5), setuju (4), cukup setuju (3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju (1) (Nazir, 2003).

37 3.4 Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah (1) dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan data di lokasi penelitian.hal ini dilihat dari jumlah permintaan dan penawaran kopi luwak bermerek di lokasi penelitian. Untuk identifikasi masalah (2) dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi berganda.sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas. Uji Validitas Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel.pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for the Social Science) 17.0 for windows. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

38 a. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Uji Rellabilitas Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data / titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas apabila data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya (Situmorang, 2010).

39 2. Uji Heteroskedasitas Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas).model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas.jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2010). Analisis Linier Berganda Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen dinaik turunkan nilainya. Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal dua (Sugiyono, 2006).

40 Persamaan yang digunakan adalah: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e Keterangan: Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta b1b2 b3b4 = Koefisien regresi X₁ = Faktor Budaya X₂ = Faktor Sosial X₃ = Faktor Pribadi X₄ = Faktor Psikologis e = Standar Error Hipotesis yang digunakan adalah : H0:Faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kopi luwak bermerek. H1:Faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kopi luwak bermerek. Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 yang semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen (Sugiyono,2006).

41 Uji T Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05 (Firdaus, 2004). Kriteria uji yang diajukan : Jika t hitung > t tabel pada α= 5%maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika t hitung < t tabel pada α= 5%maka H0 diterima dan H1 ditolak. Uji F Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05 (Firdaus, 2004). Kriteria uji yang diajukan : Jika F hitung < F tabel pada α= 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika F hitung > F tabel pada α= 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima 3.5 Definisi dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran, maka dibuatlah beberapa definisi dan batasan opersional sebagai berikut: Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahpahaman atas penafsiran dan pengertian dari beberapa istilah dalam penelitian ini.

42 1. Kopi Luwak Bermerek adalah kopi luwak yang berasal dari proses fermentasi dengan bantuan binatang luwak dan sudah dikemas menjadi sebuah produk dan memiliki merek serta dijual dalam bentuk kemasan. 2. Konsumen dalam penelitian adalah orang-orang yang mengkonsumsi kopi luwak bermerek dalam pengertian membeli kopi luwak bermerek di lokasi penelitian. 3. Permintaan adalah banyaknya jumlah kopi luwak yang dibeli konsumen Kopi Sidikalang. 4. Penawaran adalah jumlah kopi luwak yang dijual di Kopi Sidikalang 5. Perilaku konsumen adalah suatu sikap konsumen kopi luwak untuk mengambil keputusan membeli atau tidak kopi luwak yang berdasarkan pengaruh faktor-faktor tertentu. 6. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi. 7. Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian kopi luwak bermerek 8. Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Dengan indikator nilai dan kebiasaan yang dihitung dengan skala likert. 9. Sosial adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti. Dengan indikator kelompok acuan, keluarga, peran atau status sosial yang dihitung dengan skala likert.

43 10. Pribadi adalah perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia. Dengan indikator keadaan ekonomi, kepribadian, dan gaya hidup yang dihitung dengan skala likert. 11. Psikologis adalah bagian dari pengaruh lingkungan tempat tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Dengan indikator motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap yang dihitung dengan skala likert. 12. Keputusan Pembelian merupakan tahap dimana konsumen benar-benar membeli produk. Dengan indikator pembeliaan karena kebiasaan, pembelian kembali, dan pengambilan keputusan dilakukan secara sadar, rasional, obyektif dan terencana yang dihitung dengan skala likert Batasan Operasional 1. Penelitian ini dilakukan di kota Medan. 2. Penelitian dilaksanakan pada tahun Merk kopi luwak yang diteliti adalah Kopi Sidikalang yang ada di Kota Medan

44 BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian Geografis Penelitian dilakukan di Kota Medan yang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak antara 3º.27-3º.47 Lintang Utara dan 98º.35-98º.44 Bujur Timur, dengan ketinggian 2,5 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 22,49º C 23,97º C dan suhu maksimum berkisar antara 32,15º C 34,21º C. Kelembapan udara di wilayah Medan rata-rata %.Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang pada sebelah utara, selatan, barat dan timur. Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat I di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km².kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara.Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Berikut adalah deskripsi kecamatan di Kota Medan yang merupakan lokasi penelitian, yaitu Kecamatan Medan Petisah. 33

45

46 Medan Petisah Kecamatan Medan Petisah merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 4.93 km². Kecamatan Medan Petisah berbatasan dengan: - Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Medan Barat - Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Medan Baru - Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Medan Sunggal - Sebelah Timur berbatsan dengan : Kecamatan Medan Barat Dari tujuh kelurahan di Kecamatan Medan Petisah, kelurahan Petisah Tengah memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 1.27 km² sedangkan kelurahan Sei Putih Timur I mempunyai luas terkecil yakni 0.32 km² Penduduk Jumlah penduduk Kota Medan Tahun 2012 berjumlah jiwa yang tersebar disetiap kecamatan di Kota Medan.Jika dibandingkan dengan lahan seluas 265,1 Km2 dapat digambarkan kepadatan penduduk Kota Medan adalah sebanyak jiwa/km2. a. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Kota Medan berjumlah jiwa dengan rumah tangga (RT) yang tersebar disetiap kecamtan di Kota Medan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah dan presentase penduduk adalah pada tabel berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Luwak adalah jenis kopi olahan dengan bahan dasar berasal dari biji kopi

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Luwak adalah jenis kopi olahan dengan bahan dasar berasal dari biji kopi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi Luwak adalah jenis kopi olahan dengan bahan dasar berasal dari biji kopi terbaik yang telah dimakan oleh luwak dan melewati saluran pencernaan luwak kemudian keluar

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN Irsa Izriyani Marbun*), Rahmanta Ginting**), Emalisa**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dimana tujuannya untuk menganalisa pengaruh variabel motivasi, persepsi, dan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri konveksi saat ini dianggap sebagai suatu lahan yang sangat menjanjikan bagi para pengusaha. Kini pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan konsumen semakin penting dalam hubungannya dengan organisasi atau perusahaan, konsumen menuntut tidak terbatas terpenuhinya kebutuhan tetapi juga yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. 3.. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.Dilakukan di FE UIN Malang, untuk memudahkan peneliti mengambil sampel dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Uraian teoritis 2.1.1 Teori Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku dari konsumen akhir, individu dan rumah tangga, yang membeli

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011: 7) jenis data penelitian kuantitatif berupa angka dan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di Kabupaten Kampar tepatnya di Daerah Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih. Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara turun temurun dimasa lalu, kopi cukup untuk memberikan kebutuhan hidup petani sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli di toko Elizabeth. Objek pada penelitian ini yaitu produk yang dijual pada toko Elizabeth

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2007:11) jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menurut tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan jenis data, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas beberapa metode dalam penelitian, seperti objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, identifikasi variabel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober 2016. Sasaran dari penelitian ini yaitu wajib pajak bumi dan bangunan di Kelurahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif.

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. III. METODE PENELITIAN A.Tipe Penelitian Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2012:11),

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2012:11), BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2012:11), pendekatan asosiatif adalah pendekatan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Menurut Umar (2003) objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2013. 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Data Primer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan akibatnya konsumen lebih berorientasi pada harga. Orientasi konsumen pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yaitu field research dikarenakan melalui proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data dan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan bagian dari isi laporan yang menjelaskan pendekatan dan metode penelitian yang sedang dilaporkan, beberapa hal yang biasanya pada bagian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Toserba dan Swalayan Fajri Mart Pekanbaru yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang bersifat eksplanasi. Menurut Sugiyono (2013), penelitian eksplanasi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih.

BAB III METODE PENELITIAN. (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif menurut Ginting & Situmorang (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan pembeli yang ingin membeli HandPhone, Sehingga dalam setiap harinya Visitel

BAB III METODE PENELITIAN. akan pembeli yang ingin membeli HandPhone, Sehingga dalam setiap harinya Visitel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Visitel Selular Shop yang ada di kota Yogyakarta. Dengan pertimbangan bahwa toko Visitel merupakan salah satu tempat yang ramai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian explanatory research adalah jenis penelitian yang menyoroti hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. adalah keputusan pembelian sepeda motor yamaha (Y)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. adalah keputusan pembelian sepeda motor yamaha (Y) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variable-variabel yang akan dianalisis adalah harga (X1), promosi (X2),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Adapun lokasi perusahaan tempat penulis dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dan dalam proses penelitian yaitu: Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono (2016:8) metode kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi.

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada AJB. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas (Independen) Yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (field research) dengan metode kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN. (field research) dengan metode kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) explanative research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), Jalan Sei Batanghari, Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Toserba Samudra yang beralamat di Jl. H.Z Mustofa No. 59 Tasikmalaya, Jawa Barat. 3.1. Gambaran Umum Toserba

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian, lokasi dan waktu penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sifat manusia cenderung konsumtif, yang berarti bahwa konsumen selalu mengkonsumsi produk atau jasa sepanjang waktu. Perilaku konsumtif ini muncul selain dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini banyak sekali perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini banyak sekali perubahan perubahan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini banyak sekali perubahan perubahan yang begitu cepat. Persaingan yang semakin ketat dan semua perusahaan berusaha bertahan agar mampu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara kerja memahami bagaimana suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan (Wasito, 1995:16).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia. Waktu penelitian dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia. Waktu penelitian dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini meneliti pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia. Waktu penelitian dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang menginap di Hotel Mutiara di Kecamatan Kandis yang berlokasi di Jln. Lintas Pekanbaru-Duri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta dalam waktu 6 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret 2016 sampai bulan Agustus 2016. Sasaran dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup masyarakat yang sudah semakin

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian 1.1.1. Waktu Penelitian Penelitian tentang pengaruh citra merek dan pembayaran kredit berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada skripsi ini informasi yang diperoleh dari penelitian dikelola dengan

III. METODE PENELITIAN. Pada skripsi ini informasi yang diperoleh dari penelitian dikelola dengan III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada skripsi ini informasi yang diperoleh dari penelitian dikelola dengan penelitian kuantitatif. Menurut Kountur (2007) penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan pada show room sepeda motor CV. Suci Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air Tiris.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rumah makan bebek goreng H. Slamet merupakan rumah makan franchise

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rumah makan bebek goreng H. Slamet merupakan rumah makan franchise BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian di laksanakan di rumah makan bebek goreng H.Slamet yang berlokasi di Jl. Jend, Sudirman No 201 (depan SPBU wonosari), dengan pertimbangan : 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kampus Universitas Islam Negeri Malang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan Pangeran Emir M. Noor No.4A Bandar Lampung mulai bulan Juli 2011. B. Jenis

Lebih terperinci

Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Pocari Sweat Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma. Destri Andini,

Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Pocari Sweat Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma. Destri Andini, Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Pocari Sweat Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Destri Andini, 11208460 LATAR BELAKANG Perkembangan usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan proposal ini adalah PT. Hamparan Orion Hasil Optimal ( PT. HOHO ) di Kecamatan Ukui Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian asosiatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Maret 2014 hingga bulan Agustus Jenis dan Sumber data dalam penelitian ini berupa :

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Maret 2014 hingga bulan Agustus Jenis dan Sumber data dalam penelitian ini berupa : 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada salah satu outlet Rabbani yang beralamat di jalan Tuanku Tambusai No. 52 Pekanbaru. Penelitian ini dimulai sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menengah (UKM) yang berada di Kabupaten Bantul. Hal ini bertujuan untuk. Menengah (UKM) pada daerah tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. Menengah (UKM) yang berada di Kabupaten Bantul. Hal ini bertujuan untuk. Menengah (UKM) pada daerah tersebut. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berada di Kabupaten Bantul. Hal ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas atau Independen

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas atau Independen 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, termasuk jaringan internet. Sejalan dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan analisis data yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian asosiatif, Sugiyono (2010:11) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory, dimana penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory, dimana penelitian ini 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory, dimana penelitian ini memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis terhadap hubungan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2012:11),

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2012:11), BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2012:11), pendekatan asosiatif adalah pendekatan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian Asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Salah satu implikasi penting tersebut adalah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan responden dan berdasarkan jenis kelamin responden. Untuk lebih

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan responden dan berdasarkan jenis kelamin responden. Untuk lebih BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Analisis identitas responden dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sisi, diantaranya adalah berdasarkan tingkat usia responden, tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Waktu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi penelitian adalah di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja dalam jangka panjang dapat menaikkan tingkat kepuasan, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. saja dalam jangka panjang dapat menaikkan tingkat kepuasan, oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelanggan-pelanggan yang mengeluh memberi perusahaan suatu peluang untuk memperbaiki masalah yang mungkin tidak diketahui oleh perusahaan. Hal ini dapat memulihkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa penelitian asosiatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa penelitian asosiatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013. 1 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PIRT Insan Mandiri yang berlokasi di desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen (X1,X2,X3) dan variabel independen (Y), yaitu X1= Kelompok Referensi, X2= Sikap,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. Colombia yang beralamat di Jl. Tuanku

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. Colombia yang beralamat di Jl. Tuanku BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Colombia yang beralamat di Jl. Tuanku Tambusai (Nangka), Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.1.1 Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel bebas adalah 1ariable yang mempengaruhi 1ariable terikat baik yang pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT. Suka Fajar yang beralamat jalan Soekarno Hatta Kav. 140 Pekanbaru, dan Objek penelitian adalah konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah rumah yang berada di Perumahan Pangebatan Lestari yang berlokasi di Kabupaten Banyumas. Perumahan Pangebatan Lestari terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci