Peranan Informasi Geospasial Untuk Mendukung Dunia Pendidikan Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peranan Informasi Geospasial Untuk Mendukung Dunia Pendidikan Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG)"

Transkripsi

1 Peranan Informasi Geospasial Untuk Mendukung Dunia Pendidikan Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Disampaikan Dalam Acara Kemdikbud: Workshop Uji Keterbacaan Peta dan Atlas Jakarta, 6 Desember 2017

2 Informasi Geospasial Seluruh jenis informasi yang memiliki unsur lokasi di permukaan Bumi maupun di dalam, dan di atas permukaan Bumi (georeference) Elemen Geospasial: Lokasi : L, B, h atau X, Y, Z Bentuk : Point, Line, Area (Poligon) Informasi : Atribut (karakteristik objek)

3 Data dan Informasi Geospasial DATA INFORMATION KNOWLEDGE WISDOM Jarak, Sudut, Ketinggian, Kedalaman, Koordinat, Gayaberat, Pasut, Foto Terestris, Foto Udara, Citra Satelit, dll Jaring Kontrol Koordinat/Tinggi/ Gayaberat, Peta (RBI & Tematik), SIG, Basis Data, Geoportal, dll Geodesy, Geomatics, Geography, Geospatial Economy, Geospatial Intelligence, Geostatistics, etc. Pembangunan Berkelanjutan Kesejahteraan Masyarakat Pengayaan Khasanah Keilmuan Pertahanan & Keamanan Negara

4 Jenis Informasi Geospasial (UU 4/2011) IG Pasal 5 IGD Pasal 6 JKG Peta Dasar JKHN JKVN JKGN Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 12: Konten Garis pantai Hipsografi Perairan Nama rupabumi Batas wilayah Transportasi dan utilitas Bangunan dan faslitas umum Penutup lahan Kerangka Referensi Geospasial Pasal 7: Penyajian RBI LPI LLN Horizontal Sistem Referensi Geospasial Nasional 1000K, 500K, 250K, 1 00K, 50K, 25K, 10K, 5 K, 2.5K, 1K 250K, 50K, 25K, 10K Pasal 4 Pasal 18 Pasal K, 250K, 50K Vertikal IGT Sektoral (K/L) Pasal 23 Citra Tegak Resolusi Tinggi Pasal 19, 20 IGT IGT Strategis Nasional (Non Sektoral) IGT Hasil Integrasi Pasal 24 (2) Pasal 24 (1) IGD = Informasi Geospasial Dasar IGT = Informasi Geospasial Tematik

5 PERBANDINGAN LUAS INDONESIA DAN EROPA Indonesia adalah Benua Maritim Informasi Geospasial diperlukan untuk mengelola NKRI Volume IG NKRI akan sangat besar (Big Data) Memerlukan kapasitas SDM dan Industri IG yang baik dan berkualitas INDONESIA SELUAS EROPA: Ujung Barat (Sabang) Timur (Merauke) = London Bagdad Ujung Utara (Kep. Satal) Selatan (P. Rote) = Jerman Aljazair

6 Wilayah laut RI sekitar 63% Informasi Geospasial penting untuk pengelolaan dan pembangunan wilayah laut Indonesia. Indonesia Maritime Zone Souverignty Zone 1. Internal Waters and Island Teritorial Waters Souverign Right Zone 1. Economic Exclusive Zone Continental Zone Continental Zone > 200 nm Maritime Area (km2) Land Area (km2)

7 Ketersediaan IG yang Akurat dan Terpercaya : Membuat Pengambilan Keputusan Lebih Efisien, Efektif & Komunikatif. Apalagi kalau dikombinasikan dengan Informasi Sosekbudhankam Pertanian Analisis Sosial/Ekonomi Pengelolaan lingkungan Perumahan Bencana Pemilihan lokasi Transparansi & Akuntabilitas

8 PERAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN Arahan Pembangunan Basis Data Dasar Perencanaan Pendekatan Kewilayahan Tujuan Nasional Indikator RPJPN Pengurangan Kesenjangan Antar Wilayah 2. Pengembangan Pusat-pusat Pertumbuhan berbasis Keunggulan Potensi Wilayah 3. Pemerataan Pelayanan Sosial Dasar NAWACITA KABINET KERJA Informasi Geospasial Data Statistik Perencanaan Ruang Pengelolaan Pertanahan Model Spasial Dinamis (Ref: Deputi Pembangunan Regional, Bappenas, 2017) Sistem Perkotaan Nasional Kawasan Cepat Tumbuh Kawasan Khusus Kawasan Perbatasan Daerah Tertinggal Kawasan Rawan Bencana Pengembangan Ekonomi Lokal Perdesaan Skenario & Strategi Pengembangan Wilayah Pulau-Pulau Besar dan Provinsi (Buku III RPJMN) Berkurangnya Kesenjangan Antar Wilayah Tumbuhnya Pusat-pusat Pertumbuhan berbasis Keunggulan Potensi Wilayah, khus usnya di KTI Meratanya Pelayanan Sosial Dasar di Seluruh Wilayah Indonesia Gini Rasio Indeks Williamson Indeks Theil Jumlah Pusat Pertumbuhan Konektivitas IPM Desentralisasi dan Otonomi Daerah

9 ContohDalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

10 Peran BIG berdasarkan UU No. 4 Tahun 2011 BIG memiliki TUGAS POKOK dan FUNGSI yang LEBIH LUAS; tidak sekedar mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan survei pemetaan untuk menghasilkan peta namun membangun Informasi Geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan dan mudah diakses REGULATOR Menyusun kebijakan dan membuat perundangundangan terkait penyelenggaraan pembangunan Infrastruktur IG (IIG) EKSEKUTOR Penyelenggara tunggal Informasi Geospasial Dasar (IGD) KOORDINATOR Mengkoordinasikan pembangunan IG dalam hal pengintegrasian Informasi Geospasial Tematik (IGT) Menjadikan IGD sebagai acuan IGT untuk menjamin keterpaduan informasi nasional Pembangunan IGD Mengkoordinasikan penyusunan IGT terintegrasi yang berpedoman pada norma, standar dan pedoman yang ditetapkan oleh BIG Pembangunan IGT Membangun sistem pengelolaan dan akses IG, sebagai implementasi kebijakan teknis yg mengacu kepada Perpres No.27/2014 Pembangunan IIG Rujukan dalam Pembangunan IGT Pembinaan dan Pengintegrasian IGT Berbagi Pakai dan Penyebarluasan IG

11 Proses Bisnis di BIG Informasi Geospasial Dasar Peta Dasar Eksekutor Koordinator Regulator Jaring Kontrol Geodesi Rupa Bumi Indonesia (RBI) Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) Lingkungan Laut Nasional (LLN) Horisontal Vertikal Unsur Peta Dasar: 1. Garis Pantai 2. Hipsografi 3. Hidrografi 4. Toponim 5. Batas adminsitrasi 6. Transportasi dan Utilitas 7. Bangunan dan Fasilitas Umum 8. Penutup Lahan Geospatial Information Gayaberat dan Pasut Informasi Geospasial Tematik 85 tema (KSP) Koordinator Integrator Infrastruktur Informasi Geospasial Infrastruktur Data Standar dan Regulasi Kelembagaan SDM Sains & Teknologi Eksekutor Koordinator Regulator

12 Situs BIG

13 13 Contoh-Contoh Produk Badan Informasi Geospasial

14 Jaring Kontrol Geodesi Indonesia GPS CORS (138 Stations) GPS Surveys (±7000 Points) TIDE GAUGES (138 Stations) AIRBONE GRAVITY Sumatera Kalimantan ( ) Sulawesi (2008) Papua ( ) Jawa GRAVITY (34 Main Stations)

15 Peta Dasar Indonesia Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) Status Ketersediaan Peta RBI (2016) Skala Cakupan Nasional Tersedia (NLP) Tersedia (%) Belum Tersedia (NLP) Belum Tersedia (%) 1: very limited very limited - - 1: % % 1: % % 1: % % 1: % % 1: % % 1: % % 1: % % 1: % % Peta LPI (Lingkungan Pantai Indonesia) Peta LLN (Lingkungan Laut Nasional)

16 Peta Dasar Indonesia Status Ketersediaan Peta LPI dan LLN (2016) No Jenis Peta Total (NLP) Tersedia (NLP) Belum Tersedia (NLP) Tersedia (%) 1 LPI Scale Peta LPI (Lingkungan Pantai Indonesia) 2 LPI Scale LPI Scale LPI Scale LLN Scale LLN Scale LLN Scale Peta LLN (Lingkungan Laut Nasional)

17 17 Kebutuhan Peta Dasar (RBI atau LPI) Program Skala Kebijakan Satu Peta 1 : Tol Laut (Pembangunan Pelabuhan Baru) 1 : Pemetaan Desa 1 : Recana Detil Tataruang (RDTR) 1 : Pengelolaan Kawasan Gambut 1 : Pembangunan KEK dan KI 1 : Pembangunan Kota Cerdas (Smart City) 1 : Percepatan Sertifikasi Tanah 1 : : Mitigasi dan Adaptasi Bencana 1 : : 5000

18 18??? Peta Tematik di Indonesia Peta tema yang sama diterbitkan lebih dari satu lembaga tanpa koordinasi; Beberapa peta tidak diterbitkan oleh instansi yang berwenang; Hasil analisis IG yang berbeda (contoh jumlah pulau dan luas wilayah hutan); Tumpang tindih lahan menggunakan izin (lisensi); IGD masih jarang digunakan sebagai dasar untuk membuat peta; Citra satelit untuk wilayah yang sama dibeli oleh lebih dari satu lembaga. PERMASALAHAN PETA TEMATIK: Geo-Referensi yang tidak seragam; Ketersediaan data terbatas; Data tidak up-todate dan tidak akurat; Tidak bisa diakses; Tidak dimanfaatkan secara optimal, dll Many Layers & Many Actors Rendahnya kualitas pengambilan keputusan dan berakibat menurunnya tingkat pencapaian pembangunan nasional

19 Tumpang Tindih Perijinan Multi Sektor di Kabupaten Paser Kalimantan Timur Peta Rupabumi Indonesia Izin Sektor Minerba Izin Sektor Kehutanan Izin Sektor Pertanahan Tanah Grogot Sumber : 1. Peta Dasar RBI Indonesia Skala 1 : digeneralisasi 2. Peta Pemanfaatan Kawasan Hutan, KLHK 3. Peta konsesi pertambangan, Kementerian ESDM 4. Peta Hak Atas Tanah, Kementerian ATR/BPN 19

20 Kebijakan Satu Peta Pemanfaatan IG/IGT Pasal 2 Informasi Geospasial diselenggarakan berdasarkan asas kepastian hukum, keterpaduan, keterbukaan, kemutakhiran, keakuratan, kemanfaatan, dan demokratis Pasal 3 UU ini bertujuan untuk:.. (b) mewujudkan penyelenggaraan IG yang berdaya guna dan berhasil guna melalui kerjasama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi; dan (c) mendorong penggunaan IG dalam penyelenggaraan pemerintahan dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat... Paket Kebijakan Ekonomi VIII.. meningkatkan kesejahteraan dan daya saing nasional tingkat regional maka diperlukan investasi pembangunan. Dukungan ketersediaan data dan informasi fundamental pembangunan, termasuk Informasi Geospasial Tematik (IGT) mutlak diperlukan dalam meningkatkan nilai kompetitif iklim investasi dan menjamin kepastian hukum investasi Referensi 1 Standar Basis Data GeoPortal

21 Percepatan Kebijakan Satu Peta (KSP) (Peraturan Presiden 9/2016) Nilai / Makna Unifikasi Data dan Informasi Geospasial Nasional. Kebijakan Pembangunan dan Penataan Ruang yang andal dan dapat dipertanggung jawabkan. Aktivitas Kompilasi Integrasi Sinkronisasi Berbagi Pakai Kementrian 85 Peta Tematik Produk KSP Provinsi

22 22 Tahapan Kebijakan Satu Peta COMPILATION INTEGRATION SYNCHRONIZATION

23 19 K/L terkait memiliki tanggung jawab atas perwujudan 85 IGT Terdapat 85 Peta tematik yang menjadi tanggung jawab K/L untuk memenuhi mandat KSP Catatan: 1 BNPP 1 1 KEMENLU 1 BPS 2 PPN/BAPPENAS 2 DIKBUD 1 KEMENKO PEREKONOMIAN 2 BMKG 3 KEMENTAN 3 2 KEMEN- PERIN 2 2 KEMHAN 3 BIG 2 DESA, PDT, TRANS 6 KKP 5 KEMENHUB 4 DAGRI 10 ATR 9 LHK 4 18 ESDM 11 PUPR 1 Untuk Peta Batas Darat Negara skala 1:25.000, penanggung jawab adalah BNPP dan Kementerian Luar NegerI 2 Untuk Peta Kawasan Industri Eksisting skala 1: dan Peta Rencana Kawasan Industri skala 1:50.000, penanggung jawab adalah Kementerian Perindustrian dan Kemenko Perekonomian 3 Untuk Peta Lahan Sawah skala 1:50.000, penanggung jawab adalah Kementerian Pertanian dan Kementerian ATR/BPN 4 Untuk Peta Zonasi Kawasan Konservasi Perairan skala 1:50.000, penanggung jawab adalah Kementerian LHK dan KKP

24 85 Peta Tematik Target Pelaksanaan KSP 24

25 25 Jadwal dan Kawasan Pelaksanaan KSP Penyempurnaan Hasil KSP

26 26 Connected Indonesia in Geospatial Information INFRASTRUKTUR JARINGAN IG NASIONAL JIGN Ina-SDI Network BANYAK INSTANSI YANG MENGUMPULKAN DAN MENGELOLA BERAGAM DATA GEOSPASIAL UNTUK TUJUAN MASING-MASING SEHINGGA TERCIPTA: PULAU-PULAU INFORMASI DUPLIKASI INFORMASI DUPLIKASI ALOKASI SUMBERDAYA SULIT UNTUK MENCIPTAKAN VALUE ADDED INFORMATION

27 27 Perpres No. 27/2014: JIGN Simpul Jaringan dan Kelembagaan IG TARGET CONNECTED TO DO K/L Prov Kab./Kota PPIDS Total SNI s.d SNI

28 Ina-GeoPortal : Jaringan Informasi Geospasial Nasional

29 Peta Rupa Bumi Indonesia dapat di unduh gratis dari InaGeoportal BIG

30 Data IGT Terintegrasi INDONESIA yang ada di Ina-Geoportal BIG (September 2017)

31 31 Peran Informasi Geospasial Untuk Dunia Pendidikan

32 Visi-Misi Pembangunan VISI Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong MISI 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 9 PROGRAM PRIORITAS (NAWACITA) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Melakukan revolusi karakter bangsa Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

33 Prioritas Nasional dan Program Prioritas 2018 Prioritas Nasional Program Prioritas 01 PENDIDIKAN Pendidikan Vokasi Peningkatan Kualitas guru 02 KESEHATAN Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Preventif dan promotif (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) 03 PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Penyediaan Perumahan Layak Air Bersih dan Sanitasi 04 PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus Pengembangan 3 Kawasan Industri Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai Tambah Tinggi 05 KETAHANAN ENERGI EBT dan Konservasi Energi Pemenuhan dan Kebutuhan Energi Prioritas Nasional Program Prioritas 06 KETAHANAN PANGAN Peningkatan Produksi Padi Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian 07 PENANGGULANGAN KEMISKINAN Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran Pemenuhan Kebutuhan Dasar Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi 08 INFRASTRUKTUR, KONEKTI VITAS DAN KEMARITIMAN Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika 09 PEMBANGUNAN WILAYAH Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal Pembangunan Perdesaan Reforma Agraria Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (a.l Kebakaran Hutan) Percepatan Pembangunan Papua 10 POLITIK, HUKUM, PERTAHA NAN DAN KEAMANAN Penguatan Pertahanan Stabilitas Politik dan Kemanan Kepastian Hukum Reformasi Birokrasi

34

35 Kontribusi Informasi Geospasial PENINGKATAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA YANG BERKUALITAS Negara menjamin ketersediaan Sarana dan Prasarana untuk IG: memasok produk IG untuk pendidikan misalnya Peta Wilayah dan Atlas. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS - Sesuai dengan Kompetensi Inti dan Dasar - Siswa Kecerdasan Spasial

36 Contoh Kompetensi Inti dan Dasar SMP Pada Kurikulum 2013 Dikaitkan Dengan Informasi Geospasial KELAS IX MATA PELAJARAN IPS Kompetensi Inti Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Kompetensi Dasar Menerapkan aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam mewujudkan kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik) Menelaah perubahan masyarakat Indonesia dari masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal reformasi dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik dalam wawasan kebangsaan Membandingkan manfaat kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara Membandingkan landasan dari dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

37 Informasi Geospasial dan Kurikulum 2013 Minimal ada 3 kata kunci Kurikulum 2013 terkait IG: 1. Aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu. 2. Telaah dari aspek geografi. 3. Interaksi manusia dengan lingkungan. Perlu Dukungan Informasi Geospasial: Peta dan Atlas

38 JENIS KECERDASAN 1. Kecerdasan Linguistik 2. Kecerdasan Logika-Matematis 3. Kecerdasan Kinestetis Jasmani 4. Kecerdasan Musikal 5. Kecerdasan Interpersonal 6. Kecerdasan Intrapersonal 7. Kecerdasan Naturalis 8. Kecerdasan Visual-Spasial Source: Wikimedia Commons

39 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA NKRI UNTUK PENDIDIKAN Batas maritim, informasi 34 provinsi, 514 kab/kota, informasi bentang alam umum, dan informasi lain Mengerti spasial wilayah NKRI sehingga tumbuh cinta tanah air

40 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA DUNIA DAN REGIONAL Informasi nama negara, kota penting dan bentangalam umum Mengerti spasial wilayah regional dan dunia, serta dapat mengaitkan posisi strategis Indonesia terhadap wilayah lain

41 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK FISIK Contoh: Sebaran Sumberdaya Geologi Regional, Flora dan Fauna, Kebencanaan, Arah Angin dan Curah Hujan Dapat mengaitkan fenomena makhluk hidup dan alam

42 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK FISIK Contoh: Sebaran Sumberdaya Geologi Regional, Flora dan Fauna, Kebencanaan, Arah Angin dan Curah Hujan Dapat mengaitkan fenomena makhluk hidup dan alam

43 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK FISIK Contoh: Sebaran Sumberdaya Geologi Regional, Flora dan Fauna, Kebencanaan, Arah Angin dan Curah Hujan Dapat mengaitkan fenomena makhluk hidup dan alam

44 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK FISIK Contoh: Sebaran Sumberdaya Geologi Regional, Flora dan Fauna, Kebencanaan, Arah Angin dan Curah Hujan Dapat mengaitkan fenomena makhluk hidup dan alam

45 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI Contoh: Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan, Kependudukan. Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

46 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI Contoh: Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan, Kependudukan. Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

47 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI Contoh: Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan, Kependudukan. Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

48 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI Contoh: Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan, Kependudukan. Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

49 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI Contoh: Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan, Kependudukan. Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

50 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI Contoh: Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan, Kependudukan. Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

51 Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan PETA TEMATIK SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI Contoh: Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan, Kependudukan. Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

52 Bentuk Atlas Pendidikan BIG 1. Atlas untuk anak sejak dini 2. Atlas untuk pendidikan dasar (SMP) 3. Atlas untuk pendidikan menengah 4. Atlas untuk perguruan tinggi dan publik 5. Atlas untuk disabilitas netra

53 Contoh Atlas untuk Usia Dini dan SD Atlas Junior: Tema Flora Fauna dan Budaya Indonesia 1. Pengenalan awal peta 2. Mengenal skala dan jarak 3. Mengenal legenda 4. Mengenal simbol dan warna 5. Permainan edukatif

54 Atlas Junior: Konsepnya Petualangan dan Cerita Burung Tuki Kaka Kiki

55 Pengenalan Membaca

56 Pengenalan Penentuan Posisi

57 Cerita tentang Flora Fauna dan Budaya

58 Nilai-nilai yang ditanamkan Bersyukur kepada Maha Pencipta Mengenal sejarah bangsa Ajakan untuk konservasi/ perlindungan Bangga terhadap budaya sendiri

59 Contoh Atlas untuk SMP Atlas Wilayah Indonesia dan Dunia Atlas Sejarah Indonesia

60 Contoh Isi Atlas adalah peta wilayah Jawa Barat (update) Mengerti aspek keruangan Jawa Barat serta mampu memahami konektivitas wilayah

61 Contoh Isi Atlas Sejarah: Rute Panglima Jendral Sudirman Memahami dan terinspirasi perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman

62 Contoh Atlas untuk Perguruan Tinggi dan Umum

63 Atlas Taktual: Untuk Disabilitas Netra a. Mengenalkan wilayah Indonesia kepada penyandang tunanetra. b. Menguji kemampuan membaca peta taktual berbagai tema.

64 Atlas Taktual: Untuk Disabilitas Netra Konsep titik, garis, dan area dalam atlas taktual. Legenda Area Line Point/dot

65 Atlas Taktual: Untuk Disabilitas Netra Ujicoba ke berbagai sekolah (Tipe A) Lokasi Uji : 13 Provinsi dari 34 Prov (38%) 2016: Lampung, Palu, Sorong, Bekasi, Kudus 2017: Aceh, Kupang, Temanggung

66 PETA NKRI UNTUK TUNANETRA

67 TERIMA KASIH S E BELAJAR 5 As (KERAS, CERDAS, TUNTAS, MAWAS, IKHLAS) 67

Pengembangan SDM Informasi Geospasial Untuk Kebutuhan Pembangunan Nasional dan Menghadapi Tantangan Globalisasi

Pengembangan SDM Informasi Geospasial Untuk Kebutuhan Pembangunan Nasional dan Menghadapi Tantangan Globalisasi Pengembangan SDM Informasi Geospasial Untuk Kebutuhan Pembangunan Nasional dan Menghadapi Tantangan Globalisasi Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Disampaikan Dalam

Lebih terperinci

Peranan Informasi Geospasial Dalam Percepatan Pembangunan Daerah (Contoh Kasus Provinsi Lampung)

Peranan Informasi Geospasial Dalam Percepatan Pembangunan Daerah (Contoh Kasus Provinsi Lampung) Peranan Informasi Geospasial Dalam Percepatan Pembangunan Daerah (Contoh Kasus Provinsi Lampung) Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Disampaikan Dalam Acara: Kuliah Umum

Lebih terperinci

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016 KEBIJAKAN SATU P ETA (Perpres No. 9/2016) - Teknis Implementasi Renaksi Kebijakan Satu Peta - RKP Tahun 2017 UNTUK 19 K/L Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Ruang Lingkup Kebijakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SATU PETA DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN IKLIM

KEBIJAKAN SATU PETA DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN IKLIM KEBIJAKAN SATU PETA DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN IKLIM PUSAT PEMETAAN INTEGRASI TEMATIK Badan Informasi Geospasial Workshop Nasional Menterjemahkan Transparency Framework Persetujuan Paris

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA

KEBIJAKAN TEKNIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA KEBIJAKAN TEKNIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA NURWADJEDI Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik Selaku Wakil Sekretaris 2 Tim Nasional Percepatan Kebijakan Satu Peta Rakortek Pokja IGT Tahap I,

Lebih terperinci

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK Lien Rosalina KEPALA PUSAT PEMETAAN & INTEGRASI TEMATIK BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Workshop One Data GHG

Lebih terperinci

Status Data RBI Skala 1: dan 1: Tahun Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Badan Informasi Geospasial KEBIJAKAN SATU PETA

Status Data RBI Skala 1: dan 1: Tahun Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Badan Informasi Geospasial KEBIJAKAN SATU PETA Status Data RBI Skala 1:50.000 dan 1:25.000 Tahun 2017 Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Badan Informasi Geospasial KEBIJAKAN SATU PETA Landasan Hukum Undang Undang RI Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SATU PETA. Pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta. Rapat Koordinasi Nasional. Jakarta, 27 April 2016

KEBIJAKAN SATU PETA. Pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta. Rapat Koordinasi Nasional. Jakarta, 27 April 2016 KEBIJAKAN SATU PETA Pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta Rapat Koordinasi Nasional Jakarta, 27 April 2016 Pentingnya Kebijakan Satu Peta TUJUAN 1 MANFAAT STANDAR REFERENSI BASIS DATA GEO-PORTAL SEBAGAIDACUANDUNTUK:

Lebih terperinci

Strategi UKM Indonesia

Strategi UKM Indonesia Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in

Lebih terperinci

HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017

HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017 SEKRETARIAT TIM PKSP-2017 HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA TAHUN 2016

Lebih terperinci

Management and Distribution of Geospatial Information in Indonesia

Management and Distribution of Geospatial Information in Indonesia BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Management and Distribution of Geospatial Information in Indonesia Dr. Ir. Yusuf S. Djajadihardja M.Sc. Deputi Kepala Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 RINGKASAN EKSEKUTIF Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 Percepatan Penyelenggaraan Informasi Geospasial untuk Mendukung Prioritas Pembangunan Nasional Berkelanjutan Jakarta, 21 Maret

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KEMARITIMAN TAHUN 2017 Jakarta, 4 Mei 2017 Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Safri Burhanuddin

Lebih terperinci

Dr. ir. Ade Komara Mulyana Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim. BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

Dr. ir. Ade Komara Mulyana Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim. BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Dr. ir. Ade Komara Mulyana Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim BADAN INFORMASI GEOSPASIAL www.big.go.id Menjamin Ketersediaan dan Akses IG yang bisa dipertanggung-jawabkan Single Reference demi padunya

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

Titiek Suparwati Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial. Disampaikan dalam Workshop Nasional Akselerasi RZWP3K

Titiek Suparwati Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial. Disampaikan dalam Workshop Nasional Akselerasi RZWP3K Titiek Suparwati Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam Workshop Nasional Akselerasi RZWP3K Latar Belakang Dasar Hukum Pengertian Peran BIG dalam Penyusunan

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Bersama Menata Indonesia yang Lebih Baik Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS Priyadi Kardono Kepala Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam

Lebih terperinci

Kerjasama Pemerintah Provinsi dengan BIG

Kerjasama Pemerintah Provinsi dengan BIG Kerjasama Pemerintah Provinsi dengan BIG Dalam Rangka Pembangunan Simpul Jaringan untuk Mendukung Kebijakan Nasional Satu Peta Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Disampaikan

Lebih terperinci

INTEGRASI PETA TEMATIK

INTEGRASI PETA TEMATIK INTEGRASI PETA TEMATIK Dalam Inisiatif Percepatan dan Pengukuhan Kawasan Hutan Dr.Priyadi Kardono, M.Sc. Deputi Bidang IGT, Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam Semiloka Pengukuhan Kawasan Hutan,

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : BAKOSURTANAL 1 PROGRAM SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Meningkatnya Pemanfaatan Peta Dasar Dalam Mendukung Pembangunan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE 2016-2021 VISI : TERWUJUDNYA PEMALANG HEBAT YANG BERDAULAT, BERJATIDIRI, MANDIRI DAN SEJAHTERA MISI : 1. Menjunjung tinggi kedaulatan

Lebih terperinci

Siaran Pers PPN/Bappenas: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2017 untuk Renja Pemerintah Rabu, 26 April 2017

Siaran Pers PPN/Bappenas: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2017 untuk Renja Pemerintah Rabu, 26 April 2017 Siaran Pers PPN/Bappenas: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2017 untuk Renja Pemerintah Rabu, 26 April 2017 Kementerian PPN/Bappenas menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas)

Lebih terperinci

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM 2016-2025 RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM 2016-2025

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

Pemetaan Desa. Untuk Percepatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan. Prof. Hasanudin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial

Pemetaan Desa. Untuk Percepatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan. Prof. Hasanudin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial Pemetaan Desa Untuk Percepatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Prof. Hasanudin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial Jakarta, 02 Juni 2017 URGENSI PEMETAAN DESA URGENSI PEMETAAN DESA PETA

Lebih terperinci

BAB 3 IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI UU NOMOR 4 TAHUN 2011 MENGENAI INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK KELAUTAN

BAB 3 IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI UU NOMOR 4 TAHUN 2011 MENGENAI INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK KELAUTAN BAB 3 IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI UU NOMOR 4 TAHUN 2011 MENGENAI INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK KELAUTAN Informasi geospasial tematik (IGT) merupakan informasi geospasial (IG) yang menggambarkan satu

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Tahun 2017 Makassar, 28 Februari 2017 PENGUATAN PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT KETELITIAN PETA SKALA 1:50.000 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010 MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG: WILAYAH DAN TATA RUANG (dalam miliar rupiah) PRIORITAS/ KEGIATAN PRIORITAS 2012 2013 2014 I PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DATA DAN INFORMASI SPASIAL A

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

Peranan BIG dalam Pengembangan Geospasial Intelijen di Indonesia

Peranan BIG dalam Pengembangan Geospasial Intelijen di Indonesia Peranan BIG dalam Pengembangan Geospasial Intelijen di Indonesia Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) National Security Leader s Forum Jakarta, 7 th Pebruary 2017 Indonesia

Lebih terperinci

Peranan Informasi Geospasial Dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Peranan Informasi Geospasial Dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur Peranan Informasi Geospasial Dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Disampaikan Dalam Acara: Kuliah Umum pada 16 November 2017

Lebih terperinci

Karena Ikan tidak punya Passport

Karena Ikan tidak punya Passport KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Karena Ikan tidak punya Passport Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 26 January 2016 Ruang Hidup Bangsa Indonesia Wawasan Nusantara Perlu Langkah Fundamental

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.28, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Satu Peta. Tingkat Ketelitian. Kebijakan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU

Lebih terperinci

Perlunya peta dasar guna pendaftaran tanah

Perlunya peta dasar guna pendaftaran tanah Perlunya peta dasar guna pendaftaran tanah DISAMPAIKAN OLEH: SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL INFRASTRUKTUR KEAGRARIAAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENPASAR, BALI - APRIL

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

DUKUNGAN ILMU GEOGRAFI UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI UU NOMOR 4 TAHUN ASEP KARSIDI, M.Sc., Ph.D. KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

DUKUNGAN ILMU GEOGRAFI UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI UU NOMOR 4 TAHUN ASEP KARSIDI, M.Sc., Ph.D. KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DUKUNGAN ILMU GEOGRAFI UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI UU NOMOR 4 TAHUN 2011 ASEP KARSIDI, M.Sc., Ph.D. KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DISAMPAIKAN PADA KULIAH UMUM DI DEPARTEMEN GEOGRAFI FMIPA UI 15 OKTOBER

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan dalam Acara: Musrenbang RKPD Provinsi Kepulauan Riau 2015 Tanjung

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL

PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL Soft Launching Atlas One Map Pekanbaru, 27 Februari 2013 Sugeng PRIJADI PUSAT PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL TAHUN 2012 Kelompok Kerja Kesekretariatan

Lebih terperinci

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Nama Inovasi One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Produk Inovasi Pembangunan Satu Peta Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut Melalui Percepatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SATU PETA. Program Implementasi Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta

KEBIJAKAN SATU PETA. Program Implementasi Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta KEBIJAKAN SATU PETA Program Implementasi Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Jakarta, 7 April 06 Ringkasan Konsep Kebijakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG INFORMASI GEOSPASIAL DAN IMPLEMENTASINYA. Sora Lokita

UNDANG-UNDANG INFORMASI GEOSPASIAL DAN IMPLEMENTASINYA. Sora Lokita UNDANG-UNDANG INFORMASI GEOSPASIAL DAN IMPLEMENTASINYA Sora Lokita BOGOR, 3 Juli 2012 PEMBENTUKAN UU INFORMASI GEOSPASIAL a. D i s u s u n S e j a k 1990an d g n B e r b a g a i N a m a ( R U U S u r t

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT KETELITIAN PETA SKALA 1:50.000 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE

Keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE Keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN 2015-2019 DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE 2017-2022 OUTLINE 1. Sistem Manajemen Pembangunan Nasional 2. Strategi Pembangunan Nasional Periode

Lebih terperinci

Peran Peta Partisipatif dalam Perencanaan Tata Ruang

Peran Peta Partisipatif dalam Perencanaan Tata Ruang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Peran Peta Partisipatif dalam Perencanaan Tata Ruang Oleh: Oswar Muadzin Mungkasa Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

Lebih terperinci

PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA

PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 1. 1. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mencantumkan tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH

KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH 2015-2019 Oleh: Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jakarta, 18 Februari 2016 1

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN KOORDINASI

Lebih terperinci

2/24/2013 PETA DASAR. C. Peta LLN. A. Peta RBI. B. Peta LPI. Toponimi. Pemukiman. Garis Pantai. Jaringan Hidrologi. Jaringan Jalan.

2/24/2013 PETA DASAR. C. Peta LLN. A. Peta RBI. B. Peta LPI. Toponimi. Pemukiman. Garis Pantai. Jaringan Hidrologi. Jaringan Jalan. Pasal 1: Ketentuan Umum Materi Sosialisasi UU 4/2011 tentang Informasi Geospasial pasal demi pasal Prof. Dr.-Ing. Fahmi Amhar anggota tim penyusun RUU-IG Peneliti Badan Koordinasi Survei & Pemetaan Nasional

Lebih terperinci

SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya

SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya Disampaikan dalam Workshop Pengelolaan Data Geospasial

Lebih terperinci

Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi

Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi Dr. Asep Karsidi, M.Sc BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 11 Agustus 2012 Workshop Geospasial Bandung, 11 Agustus 2012 KEBIJAKAN NASIONAL TENTANG IG: BIG penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH Drs. Eduard Sigalingging, M.Si Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN Jakarta, 28

Lebih terperinci

One Map Policy (Kebijakan Satu Peta) (4)

One Map Policy (Kebijakan Satu Peta) (4) One Map Policy (Kebijakan Satu Peta) (4) Erizal, S.Si,M.Kom PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA One Map Policy Informasi Geospasial Informasi Geospasial

Lebih terperinci

Tahun terakhir RPJMN

Tahun terakhir RPJMN 1 2 3 4 2 1 DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Nawacita 5 Revolusi Mental Nawacita 8 & 9 Pendidikan Kesehatan Perumahan (Nawacita 4) Kepastian dan Penegakan Hukum RKP 2015*) Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018 ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DASAR PENYUSUNAN RIK 1. UU No. 18

Lebih terperinci

Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas

Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Oleh: Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam : Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial Jakarta, 27 April 2016 KERANGKA PAPARAN Pentingnya Informasi Geospasial Permasalahan Informasi

Lebih terperinci

Misi BAKOSURTANAL 6. Kebijakan 7. Program

Misi BAKOSURTANAL 6. Kebijakan 7. Program PROGRAM BAKOSURTANAL TAHUN 2003 DALAM PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA DAN KAWASAN TERTINGGAL LAINNYA A. PENDAHULUAN Badan Koordinasi Survei

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL DESA

SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL DESA SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL DESA SIGDes Dr. Suprajaka, MT Kepala Pusat Standardisasi dan Kelembagaan IG Kedeputian IIG - Badan Informasi Geospasial dan Ka Satgas Percepatan Pemetaan Desa dan SID Disampaikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL RANCANGAN PENGELOLAAN IG STRATEGIS NASIONAL DALAM MENDUKUNG PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SISTEMATIKA PEMBAHASAN: 1. DASAR HUKUM 2. MEKANISME BERBAGI PAKAI MELALUI

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Disampaikan dalam Rakor Proyek Pendanaan IDB oleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum Inspektur Jenderal Kementerian Riset,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945;

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945; pres-lambang01.gif (3256 bytes) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 PENDAHULUAN... 4 Latar Belakang... 4 Landasan Hukum. 5 Tugas Pokok dan Fungsi. 6 SASARAN KEGIATAN

Lebih terperinci

PLENO RAKORNAS INFORMASI GEOSPASIAL TAHUN 2018

PLENO RAKORNAS INFORMASI GEOSPASIAL TAHUN 2018 PLENO RAKORNAS INFORMASI GEOSPASIAL TAHUN 2018 POKJA-3 BAHAN MASUKAN RPJMN 2020-2024 Jakarta 21 Maret 2018 TUJUAN DAN SASARAN POKJA-3 TUJUAN 1. Kajian kebutuhan IG u/ mendukung SDG's 2. Kajian kebijakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1 of 8 08/07/2009 20:16 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum Dan HAM Teks tidak dalam format asli. Kembali LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 65, 2001 Keuangan.Tarif.Bukan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA TIM NASIONAL REHABILITASI DAN REVITALISASI KAWASAN PLG DI KALIMANTAN TENGAH NOMOR : KEP-42/M.EKON/08/2007 TENTANG TIM PENDUKUNG DAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan 18 Desember 2013 STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 18 Desember 2013 Peran Jakarta

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 65, 2001 Keuangan.Tarif.Bukan Pajak.Penerimaan Negara.Bakosurtanal. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO

SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO VISI MISI VISI BENGKULU TANGGUH, BERSATU BERSAMA MENGGAPAI UNGGUL BENGKULU TANGGUH, BERSATU BERSAMA LANJUTKAN INOVASI PEMBANGUNAN UNTUK RAKYAT BENTANG RATU AGUNG BENTANG

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA BAHAN PAPARAN [ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA S U M A T E R A K A L I M A N T A N I R I A N J A Y A J A V A Ps 28E (1) setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Dalam Acara Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Tahun 2015 Jakarta, 5 November 2015 INTEGRASI TATA RUANG DAN NAWACITA meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS Analisis Terhadap Jaring Kontrol Geodesi

BAB IV ANALISIS Analisis Terhadap Jaring Kontrol Geodesi BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Kandungan Informasi Geospasial Dasar (Kelautan) Bagian berikut akan menjelaskan tentang analisis penyelenggaraan Informasi Geospasial Dasar Kelautan yang telah diatur

Lebih terperinci