PERCOBAAN 3. Bogor: IPB. 1 Armi Yuspita Karo Pengaruh penggunan kombinasi jenis minyak terhadap mutu sabun transparan.
|
|
- Suharto Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERCOBAAN 3 A. Judul : Pemisahan dan Penentuan Kadar Asam Lemak Dari Sabun B. Tujuan : Agar mahasiswa dapat memahami penggunaan dan prinsip kerja ekstraksi C. Dasar Teori SNI (1994) menjelaskan bahwa sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan mereaksikan secara kimia antara basa natrium atau basa kalium dan asam lemak yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewani yang umumnya ditambahkan zat pewangi atau antiseptik yang digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak membahayakan kesehatan. Sabun yang dibuat dari NaOH dikenal dengan sebutan sabun keras (hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dari KOH dikenal dengan sebutan sabun lunak (soft soap). Sabun yang berkualitas baik harus memiliki daya detergensi yang tinggi, dapat diaplikasikan pada berbagai jenis bahan dan tetap efektif walaupun digunakan pada suhu dan tingkat kesadahan air yang berbeda-beda. Sabun adalah garam alkali karboksilat (RCOONa) dimana gugus R bersifat hidrofobik karena bersifat nonpolar dan COONa bersifat hidrofilik karena bersifat polar. Molekul sabun terdiri dari bagian kepala yang disebut gugus hidrofilik dan bagian ekor yang disebut gugus hidrofobik. Gambar molekul sabun dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Molekul sabun (Armi Yuspita Karo:1-2:2012) 1. Adanya gugus hidroksil pada garam asam lemak akan menaikkan sifat hidrofil sekaligus harga HLB (Hidrophilic Lipophilic Balance) akan meningkat sehingga kegunaan sabun poliol dari garam asam lemak dapat dimanfaatkan sebagai sabun yang baik untuk 1 Armi Yuspita Karo Pengaruh penggunan kombinasi jenis minyak terhadap mutu sabun transparan. Bogor: IPB
2 bahan pencuci dalam air sadah. Penggunaan senyawa natrium dihidroksi asam stearat (DHSA) yang diperoleh dari asam oleat dimana bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pencuci pada air sadah (Yustina: 2: 2010) 2 Asam lemak bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida (Hangga Cakra Buana: 2010) 3 Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya (Wilna Pakaya: 2012). 4 Dalam laboratorium, kadar lemak dari suatu sabun dapat dihitung dengan menggunakan metode pemisahan yaitu ekstraksi pelarut. Ekstraksi pelarut adalah teknik pemisahan dimana larutan konstituen dalam air (umumnya), dibiarkan berhubungan dengan pelarut lain (umunya pelarut organik), dengan syarat bahwa pelarut kedua ini tidak bercampur dengan pelarut yang pertama. Dapat pula dikatakan bahwa ektraksi pelarut adalah teknik pemisahan menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fase cair yang tidak saling bercampur (Yustin Zakaria: 2012) 5 Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur (Anonim:2009). 6 2 Yustina Sintesis dan Karakterisasi Sabun Natrium Poliol Stearat Campuran yang Diturunkan dari Minyak Jarak Pagar. Medan:Universitas Sumatera Utara 3 Hangga Cakra Buana Analisa Penentuan Asam-asam lemak pada Sabun. (online). (diakses tanggal 14 Maret 2013 pukul 14:12 WITA) 4 Wilna Pakaya Laporan Praktikum Ekstraksi pada Sabun. (online) 012/05/laporan-praktikum-ekstraksi-pada-sabun.html. (diakses tanggal 17 April 2013 pukul WITA) 5 Yustin Zakaria Laporan Pemisahan dan Penentuan Kadar Asam lemak dari sabun (online). (diakses 14 maret 2013 pukul WITA) 6 Anonim Ekstraski Pelarut. (online). (Diakses pada 18 Februari 2013 pukul 10.25)
3 Pembagian solut antara dua cairan yang tak saling campur memberikan banyak kemungkinan yang menarik bagi pemisahan-pemisahan analitik juga untuk keadaan yang tujuan utamanya bukanlah analitik melainkan preparatif, maka ekstraksi solven dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan yang memberikan hasil murni di dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan alat yang sukar, seringkali diperlukan hanya sebuah corong pemisah. Sering pemisahan secara ekstraksi solvent dapat dilakukan dalam beberapa menit. (Underwood:451:1988). 7 Hukum Distribusi Partisi zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling campur ditentukan oleh hukum distribusi. Jika solut A terdistribusi dalam suatu fasa dan organik, maka kesetimbangan yang dihasilkan dapat ditulis sebagai: Aaq Aor Dimana aq dan or masing-masing adalah fasa air dan fasa organik. 8 Menurut Hukum Distrbusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan teradi pembagian solut dengan perbandingan tertentu. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek, solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, tetapaan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi yang dinyatakan dengan berbagai rumus : Kd = C2 C1 atau Kd = Co Ca Dengan Kd = koefisien distribusi dan C1, C2, C0 dan Ca masing-masing adalah konsentrasi solut pada pelarut 1, 2 organik dan air. Sesuai dengan kesepakatan, konsentrasi solut dalam pelarut organik dituliskan di atas dan konsentrasi solut dalam pelarut air dituliskan di bawah. Dari rumus di atas jika Kd besar, solut secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organik begitu pula terjadi sebaliknya. Rumus tersebut di atas hanya berlaku bila: 1) Solut tidak terionisasi dalam salah satu pelarut saja. 7 R.A. Day. Jr., dan A.L. Underwood Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. Hal Team Teaching Dasar-Dasar Pemisahan Analitik bagi Mahasiswa. Gorontalo: Laboratorium Kimia, FMIPA UNG
4 2) Solut tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut. 3) Zat terlarut tidak bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi-reaksi lain. Angka Banding Distribusi (D) Bagaimana jika peristiwa-peristiwa yang disebut di atas terjadi? Dalam kondisi demikian harga harga Kd tidak dapat lagi menggambarkan distribusi solut diantara kedua fasa pelarut, karena solut solut tidak berada dalam rumus molekul yang sama di dalam kedua fasa pelarut. Oleh karena itu perlu didefiinisikan suatu besaran baru, yang dinamakan angka banding distribusi (D). Angka banding ditribusi menyatakan perbandingan konsentrasi total zat terlarut dalam pelarut organik (fasa organik) dan pelarut air (fasa air). Jika zat terlarut itu adalah senyawa X maka rumus angka banding distribusi dapat ditulis: konsentrasi total X dalam fasa organik D= Konsentrasi total X pada fasa air angka banding distribusi (D) pada keperluan analisis kimia lebih bermakna daripada koefisien distribusi (Kd). Pada kondisi ideal dan tidak teradi asosiasi, disosiasi, atau polimerisasi, maka harga Kd sama dengan D. Harga D tidak konstan, karena tergantung kondisi reaksi, antara lain PH fasa air, konsentrasi pengompleks.(soebagio:35-37: 2005). 9 9 Soebagio, dkk Kimia Analitik. Malang: Universitas Negeri Malang. hal: 35-37
5 D. Alat dan Bahan a) Alat No Gambar alat Nama Fungsi 1 Alas Statif Untuk menyangga statif 2 Klem Untuk menyangga corong pisah 3 Spatula Untuk mengambil sampel dalam bentuk padat dari wadahnya 4 Cawan porselin Sebagai tempat sabun pada proses penimbangan 5 Batang pengaduk Untuk mengaduk larutan sabun 6 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan 7 Neraca analitik Untuk menimbang sampel
6 8 Corong Sebagai mempermudah memasukkan larutan ke dalam corong pisah dan juga buret 9 Pipet tetes Untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit 10 Gelas kimia Sebagai tempat melarutkan sabun 11 Corong pisah untuk memisahkan larutan yang tidak saling campur 12 Labu takar Untuk mengukur larutan pada saat pembuatan larutan dengan tepat 13 erlenmeyer Sebagai wadah titrat (nheksan) pada proses titrasi 14 buret Sebagai alat untuk melakuka n titrasi.
7 b) Bahan No Nama Sifat fisika Sifat kimia 1. Metanol - Rumus molekul: CH3OH - Massa molar: g/mol - Wujud: cairan tak berwarna - Bersifat polar - Dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air - Titik leleh: C - Titik didih: 64,7 0 C - Titik nyala: 11 0 C 2. NaCl - Rapuh (mudah hancur) - Asin (garam dapur) - Larut dalam air (air laut) - Tidak bisa melewati selaput semipermeable - Bisa didapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga phnya netral - Ikatan ionik kuat (Na + ) + (Cl - ) selisih elektronegatifnya lebih dari 2 - Larutannya merupakan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna pada air. 3. NaOH - Massa molar 39,9971 g/mol - Tampilan: cairan tak berwarna - Massa jenis: g/ml - Titik leleh: 95 C, 178 K, -139 F - Titik didih: 69 C, 342 K, 156 F - Kelarutan dalam air: 13 mg/l pada 20 C - Kekentalan: cp - Dapat terbakar - Titik picu nyala: 23.3 C - Titik nyala otomatis: C - Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air - Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air - NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air - Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida.
8 4. n-heksan - Rumus molekul: C6H14 Massa molar: g/mol - Tampilan: cairan tak berwarna - Massa jenis: g/ml - Titik leleh: 95 C, 178 K, -139 F - Titik didih: 69 C, 342 K, 156 F - Kelarutan dalam air: 13 mg/l pada 20 C 5. Air - Berbentuk cair pada suhu kamar - Titik didih C - Titik beku 0 0 C - Tidak berbau - Tidak berasa - Tidak berwarna - Massa jenis 1 kg/l. 6. Phenolpth - Keadaan asam: tidak berwarna alein - Keadaan basa : warna merah - Netral: tidak berwarna - Memiliki rantai lurus - Seyawa alkana - Bereaksi dengan halogen (reaksi halogenasi) - Bisa bersifat asam bila direaksikan dengan basa - Bisa bersifat basa bila direaksikan dengan asam - Merupakan pelarut universal - Trayek PH 8,0-9,6 - Indikator dari asam basa
9 E. Prosedur kerja Sabun - Menimbang ± 0,5 g sabun yang telah dipotong kecil-kecil - Melarutkan dalam 400 ml air suling - Meneteskan 1-3 tetes phenolpthalein - Memanaskan hingga hampir mendidih 500 ml sabun - Mengencerkan menjadi 500 ml dalam labu takar - Mengambil 20 ml sabun dan memasukkan dalam corong pisah - Menambahkan 10 ml n-heksan - Mengocok dengan sesekali membuka kran Larutan sabun terbentuk emulsi - Menambahkan 10 ml NaCl jenuh - Mengocok lagi selama menit - Membiarkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan - Lapisan n-heksan dipisahkan Lapisan bawah : air berwarna merah muda Lapisan atas : n-heksan agak keruh - Memasukkan ke dalam corong pisah - Menambahkan 10 ml n-heksan - Mengocok menit - Mendiamkannya beberapa menit - Terbentuk dua lapisan Lapisan bawah: air sedikit merah muda Lapisan atas : n-heksan keruh - Memasukkan ke dalam corong pisah - Menambahkan 10 ml n-heksan - Mengocok menit - Mendiamkannya beberapa menit - Terbentuk dua lapisan
10 Lapisan bawah: air bening Lapisan atas : n-heksan semakin keruh n-heksan - Menggabungkan lapisan n-heksan hasil ekstraksi pada prosedur sebelumnya - Memasukkan lapisan n-heksan ke dalam corong pisah - Menambahkan 10 ml air dan 4 tetes indikator pp - Mengocoknya - Mendiamkannya beberapa menit - Terbentuk dua lapisan Lapisan atas: n-heksan berwarna keruh Lapisan bawah: air berwarna pink - Menambahkan 10 ml air - Mengocoknya - Mendiamkannya beberapa menit - Terbentuk dua lapisan Lapisan atas: n-heksan berwarna keruh Lapisan bawah: air berwarna pink muda - Menambahkan 10 ml air - Mengocoknya - Mendiamkannya beberapa menit - Terbentuk dua lapisan Lapisan atas: n-heksan berwarna keruh Lapisan bawah: air keruh - Menambahkan 10 ml air - Mengocoknya - Mendiamkannya beberapa menit - Terbentuk dua lapisan
11 Lapisan atas: n-heksan Lapisan bawah: air sedikit keruh Lapisan atas: n-heksan - Menambahkan 10 ml air - Mengocoknya - Mendiamkannya beberapa menit - Terbentuk dua lapisan Lapisan atas: n- heksan Lapisan bawah: air bening Kertas lakmus tetap berwarna merah - Menguji kebasaannya menggunakan kertas lakmus merah Lapisan n-heksan Volume NaOH yang terpakai: 0,4 ml - Menambahkan 20 ml metanol dalam lapisan n-heksan - Mengocok hingga menit - Membiarkan larutan beberapa menit - Memisahkan lapisan n-heksan ke dalam erlenmeyer 150 ml - Menambahkan 2 tetes phenolpthalein - Menitrasi dengan NaOH 0,01 N
12 F. Hasil Pengamatan No Perlakuan Hasil pengamatan Menimbang 0,5 g sabun (caladine baby) Melarutkan sabun dalam 400 ml aquades Menambahkan 3 tetes phenolftalin Memanaskan hingga hampir mendidih Mengencerkan sampai 500 ml dalam labu takar Mengambil 20 ml larutan sabun Menambahkan 10 ml n-heksan Mengocok Menambahkan NaCl dan mengocok selama 10 menit Mengekstraksi sebanyak 3 kali Memasukkan n-heksan ke dlam corong pisah Menambahkan 10 ml air Meneteskan 4 tetes indikator pp - Sabun larut dalam air dan larutan berwarna merah keruh - Terbentuk busa - Emulsi bertambah banyak - Larutan tetap keruh - Lapisan 1 berwarna keruh - Lapisan 2 berwarna bening - Larutan sabun bercampur dengan larutan n-heksan - Terbentuk emulsi - Terbentuk dua lapisan Lapisan 1: air Lapisan 2: n-heksan - Lapisan 1 berwarna ungu - Lapisan 2 berwarna keruh 14. Melakukan ekstraksi sampai warna - Perubahan warna dari ungu ungu berwarna bening menjadi bening terjadi pada saat ekstraksi dilakukan sebanyak 5 kali 15. Memisahkan dua lapisan
13 Menambahkan 2 tetes phenolpthalein ke dalam n-heksan Menitrasi dengan NaOH 0,01 N Warna berubah menjadi pink muda dan volume NaCl yang terpakai 0,4 ml G. Pembahasan a. Perhitungan Dik: VNaOH = 500 ml VNaOH terpakai [NaOH] Mr Asam Stearat Gr sabun Vn-heksan Dit: % asam stearat=...? Penyeleaian: V1.M1 = V2.M2 V1.M1 = V2. Mol/L gr /mr V1.M1 = V2 L = 0,4 ml = 0,01 N = 284, 47 gr/mol = 500 mg = 30 ml ml NaOH x N NaOH x Mr x 500 ml % = x 100 % ml asam lemak x mg sampel 500 ml x 0,4 ml x 0,01 N x 284,47 g/mol 500 mg x 30 ml x 100 %= 3,79 % b. Pembahasan Analisa kadar asam lemak pada sabun dapat diitentukan dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut. Pada sabun terkandung asam lemak yang dapat terdistribusi pada dua fasa yaitu fasa organik dan fasa air, sehingga metode ini sangat tepat untuk menentukan kadar asam lemaknya. Sabun yang ditentukan kadar asam lemaknya (asam stearat) adalah sabun calladine baby. Pada awalnya, menimbang 0,5 gr sabun yang telah dipotong kecil-kecil. Sabun tersebut dilarutkan ke dalam 400 ml aquades. Sabun dapat larut dalam air namun tak
14 dapat larut dengan sempurna. Hal ini terjadi karena Sabun merupakan garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon yang bersifat hidrofobik dan mengandung suatu ujung ion yang bersifat hidrofilik namun sabun dapat tersuspensi dalam air. Gugus hidrofilik berinteraksi dengan air sedangkan gugus hidrofobiknya tidak dapat berinterksi dengan air sehingga terbentuk emulsi. Selain itu, emulsi juga terbentuk karena adanya pemasukan tenaga misalnya dengan cara pengadukan. Gambar 1. Emulsi sabun pada saat dilarutkan dalam air Dengan adanya pengadukan maka fase terdispersinya akan tersebar merata ke dalam medium pendispersinya. Reaksi solvasi (pelarutan) sabun dalam air sebagai berikut. CH3-(CH2)16COONa(s) + H2O(aq) CH3(CH2)16COOH(aq) + NaOH(aq) Larutan sabun tersebut ditambahkan 3 tetes phenolpthalein dan kemudian dipanaskan hingga hampir mendidih. Pemanasan ini bertujuan agar sabun lebih dapat larut dalam air karena suatu laju reaksi juga dipengaruhi oleh suhu. Larutan ini didinginkan kemudian diencerkan menjadi 500 ml dalam labu takar. Gambar 2. Larutan sabun diencerkan menjadi 500 ml
15 Selanjutnya, mengambil 20 ml dari larutan sabun yang telah dibuat dan memasukkannya ke dalam corong pisah. Menambahkan 10 ml n-heksan lalu mengocoknya dengan sesekali membuka kran setelah mengocok untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan dari perlakuan ini. pengocokan menyebabkan terbentuknya emulsi. Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehingga dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkan. Tujuan dari penstabilan adalah untuk mencegah pecahnya atau terpisahnya antara fase terdispersi dengan pendispersinnya. Dengan penambahan emulgator berarti telah menurunkan tegangan permukaan secara bertahap sehingga akan menurunkan energi bebas pembentukan emulsi, artinya dengan semakin rendah energi bebas pembentukan emulsi akan semakin mudah. Emulgator yang dipakai pada percobaan ini adalah NaCl jenuh. Reaksi yang terjadi: CH3(CH2)16COOH(aq) + NaCl(aq) CH3(CH2)16COONa(aq) + HCl(aq) Larutan sabun dikocok kembali selama 10 menit dan dibiarkan beberapa menit. Terbentuk dua lapisan yang tidak saling campur dimana lapisan bawah merupakan air dan lapisan atas merupakan n-heksan. Air berada pada lapisan bawah karena air memiliki massa jenis yang lebih besar dibandingkan n-heksan yaitu 1 g/mol sedangkan massa jenis n-heksan hanya g/ml. Lapisan n-heksan dipisahkan. Lapisan air masih berwarna keruh, ini menunjukkan masih adanya kandungan asam lemak dalam air tersebut, sehingga untuk mengoptimalkan hasil ekstraksi, ekstraksi dilakukan sebanyak 3 kali. Pada proses akhir ekstraksi, diperoleh bahwa warna lapisan air yang tadinya merah muda berubah menjadi bening dan warna lapisan n-heksan menjadi semakin keruh. Hal ini menunjukkan bahwa asam lemak pada sabun yang terdistribusi pada fasa air telah ditarik oleh n-heksan. Gambar 3. Eksraksi larutan sabun dengan n-heksan
16 n-heksan hasil tadi dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan 10 ml air. Larutan tersebut ditambahkan 4 tetes indikator pp dan kemudian dikocok. Fungsi dari pengocokkan ini agar solut terdistribusi dalam kedua pelarut yang tak saling campur. Terbentuk kembali dua lapisan yang tidak saling campur. Dimana pada lapisan atas merupakan n-heksan dan lapisan bawah adalah air. Sabun yang bersifat basa akan terdistribusi pada air. Sehingga digunakan indikator phenolpthalein dengan trayek PH 8,0 9,6. Penambahan air dilakukan sampai tidak bersifat basa lagi. Sifat basa pada air dapat dilihat dari warna air pada proses ekstraksi. Jika warnanya telah benar-benar bening berarti air tersebut tidak bersifat basa lagi dengan kata lain tidak ada lagi sabun yang terdistribusi ke dalam air karena semuanya telah tertarik/terdistribusi pada n-heksan yang berifat nonpolar. Tapi untuk lebih meyakinkan, dilakukan uji kebasaan dengan menggunakan kertas lakmus merah. Pada ekstraksi ke-5, ternyata air tidak membirukan kertas lakmus. Hal ini menunjukkan bahwa air tidak bersifat basa lagi. Langkah selanjutnya adalah menambahkan 20 ml larutan metanol ke dalam lapisan n-heksan. Fungsi penambahan metanol ialah untuk menarik pengotor-pengotor yang masih tersisa dalam n-heksan. Campuran tersebut dikocok selama 10 menit dan dibiarkan beberapa menit. Terbentuk kembali dua lapisan yang tidak saling campur. Pada lapisan atas merupakan n- heksan (massa jenis g/ml) dan lapisan bawah adalah metanol (massa jenis 0,79 g/ml). Kedua lapisan dipisahkan. Lapisan n-heksan dimasukkan ke dalam erlnmeyer 150 ml dan ditambahkan dengan 2 tetes phenolpthalein lalu dititrasi dengan menggunakan NaOH 0,01 N. Dalam percobaan ini, larutan NaOH tidak distandarisasi terlebih dahulu sehingga hasil yang diperoleh nantinya kurang akurat. Pada proses titrasi, sebanyak 0,4 ml NaOH terpakai. Gambar 4. N-Heksan yang mengandung (mengikat) asam stearat dari sabun dititrasi dengan NaOH 0,01 N
17 Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah: CH3-(CH2)16COOH(aq) + NaOH(aq) CH3-(CH2)16COONa(aq) + H2O(aq) Berdasarkan data-data yang telah ada diperoleh sebanyak 3,79 % kandungan asam stearat dalam sabun calladine baby. Menurut SNI, sabun yang baik adalah sabun yang memiliki kandungan asam lemak dengan nilai lebih besar dari 70 %, artinya bahanbahan yang ditambahkan sebagai bahan pengisi (bahan aditif) dalam pembuatan sabun sebaiknya kurang dari 30%. H. Kesimpulan Ekstraksi pelarut merupakan suatu metode pemisahan suatu komponen dalam suatu larutan yang didasarkan distribusi solut pada dua pelarut yang tidak saling campur karena adanya perbedaan koefisien distribusi senyawa terlarut di dalam masing-masing pelarutan tersebut sehingga terjadi pemisahan. Kedua pelarut tersebur umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek, solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui kadar asam stearat dalam sabun( calladine baby) dimana dari hasil percobaan diperoleh kadar asam stearat dalam sabun tersebut sebesar 3,79 %.
18 DAFTAR PUSTAKA Anonim Ekstraski Pelarut. (online). aksi-pelarut.html. (Diakses pada 18 Februari 2013 pukul 10.25) Cakra Buana, Hangga Analisa Penentuan Asam-asam lemak pada Sabun. (online). (diakses tanggal 14 Maret 2013 pukul 14:12 WITA) Day. Jr, R.A., dan A.L. Underwood Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga Pakaya,Wilna Laporan Praktikum Ekstraksi pada Sabun. (online) (diakses tanggal 17 April 2013 pukul WITA) Soebagio, dkk Kimia Analitik. Malang: Universitas Negeri Malang Team Teaching Dasar-Dasar Pemisahan Analitik bagi Mahasiswa. Gorontalo: Laboratorium Kimia, FMIPA UNG Yustina Sintesis dan Karakterisasi Sabun Natrium Poliol Stearat Campuran yang Diturunkan dari Minyak Jarak Pagar. Medan: Universitas Sumatera Utara Yuspita Karo, Armi Pengaruh penggunan kombinasi jenis minyak terhadap mutu sabun transparan. Bogor: IPB Zakaria, Yustin Laporan Pemisahan dan Penentuan Kadar Asam lemak dari sabun (online). (diakses 14 maret 2013 pukul WITA)
LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH
LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia Analitik II. Koefisien Distribusi Iod
Laporan Praktikum Kimia Analitik II Koefisien Distribusi Iod Oleh : 1. Fitri Aprilia 093194205 2. Wilda Ulin Nuha 093194211 3. Endah Rohmawati 093194216 Universitas Negeri Surabaya Fakultas Matematika
Lebih terperinciREAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK
REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab
Lebih terperinciTITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN
TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan
Lebih terperinciWidya Kusumaningrum ( ) Page 1
Penentuan Koefisien Distribusi Tujuan: Menentukan koefisien distribusi I 2 dalam sistem air-kloroform Widya Kusumanngrum (1112016200005) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014 Disusun oleh : Fika Rakhmalinda (1112016200003) Fikri Sholihah (1112016200028 ) Naryanto (1112016200018 ) PROGRAM
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : REGINA ZERUYA : J1B110003 : 1 (SATU) : SUSI WAHYUNI PROGRAM STUDI S-1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPercobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR Candra Tri Kurnianingsih Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA NAMA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C4 07 017 KELOMPOK PROGRAM STUDI JURUSAN : II : PENDIDIKAN KIMIA : PENDIDIKAN MIPA ASISTEN PEMBIMBING
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Fanny Siti Khoirunisa NRP : 123020228 Kel / Meja : H / 10 Asisten :
Lebih terperinciII. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN
I. JUDUL PERCOBAAN Titrasi Penetralan dan Aplikasinya II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 III. SELESAI PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 IV. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuat dan menentukan
Lebih terperinciPENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI 26 April 2014 DI SUSUN OLEH : NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 1 : 1. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 2. Putri Dewi Malya Fatimah (1112016200011) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020
PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020 PROGRAM STUDI D3 ANALISIS KESEHATAN STIKES BINA MANDIRI GORONTALO 2014 LAPORAN AKHIR PERCOBAAN II A. JUDUL : Titrasi Asam Basa B. TUJUAN Dengan
Lebih terperinciPenentuan Kesadahan Dalam Air
Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembutan sabun transparan ialah : III.1.1 ALAT DAN BAHAN A. Alat : a. Kompor Pemanas b. Termometer 100 o C c.
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT
ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA
PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU Nama NIM Prodi Anggota kelompok Disusun oleh: : Edi Siswanto : H13112071 : Kimia : 1. Alpius Suriadi 2. Gloria Sindora 3. Indri
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciLaporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3
Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal
Lebih terperincitetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada
I. TUJUAN PERCOBAAN 1.1 Memahami pemisahan berdasarkan ekstraksi asam asetat. 1.2 Menentukan harga koefisien distribusi senyawa dalam dua pelarut yang tidak saling campur (ekstraksi cair - cair) II. DASAR
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I NAMA KELOMPOK : MELVIA PERMATASARI (08121006013) MELANY AMDIRA (08121006027) ANIS ALAFIFAH (08121006029) PUTRI WULANDARI (08121006071) MUTIARA BELLA (08121006073) JURUSAN
Lebih terperinciLemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C
Lipid Sifat fisika lipid Berbeda dengan dengan karbohidrat dan dan protein, lipid bukan merupakan merupakan suatu polimer Senyawa organik yang terdapat di alam Tidak larut di dalam air Larut dalam pelarut
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI. Indah Desi Permana Sari
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Disusun oleh: Indah Desi Permana Sari 1112016200002 Kelompok 1: Ahmad Ainul Yakin (1112016200001) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA
Lebih terperinciTITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR
TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sabun Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti natrium stearat, (C 17 H 35 COO Na+).Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan melalui kekuatan pengemulsian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciEkstraksi pelarut atau ekstraksi air:
Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air: Metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) atau menggunakan pelarut lain (biasanya organik) Tidak memerlukan alat khusus atau
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri Selasa, 10 Mei 2014 Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok : Ma wah shofwah Millah hanifah Savira aulia Widya fitriani PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas
BAB III METODE PENELITIAN Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas minyak belut yang dihasilkan dari ekstraksi belut, dilakukan penelitian di Laboratorium Riset Kimia Makanan
Lebih terperinciPEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014
PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciGambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin
I. JUDUL : Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat II. TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 16 November 2011 III. TUJUAN : 1. Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ
Lebih terperinciStruktur atom, dan Tabel periodik unsur,
KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori
Lebih terperinciPERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,
Lebih terperinciDisusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si
Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si DAFTAR HALAMAN Manual Prosedur Pengukuran Berat Jenis... 1 Manual Prosedur Pengukuran Indeks Bias... 2 Manual Prosedur Pengukuran kelarutan dalam Etanol... 3 Manual
Lebih terperinciPERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)
PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian
14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani
Lebih terperinciC3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
A. Pengertian Sabun Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci.
Lebih terperinciBAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan
BAB III METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar, Unit Pelayanan Terpadu Pengunjian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB) Medan yang bertempat
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI
PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA (Uji Pembentukan Emulsi Lipid) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KADAR NaClO PADA PEMUTIH Disusun oleh : Latifah Suryaningrum (24 / XII IPA 1) SMA Negeri 1 Klaten Jl. Merbabu No. 13 Klaten 2012 / 2013 A. Tujuan Menentukan kadar NaClO
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014 Di Susun Oleh: Ipa Ida Rosita 1112016200007 Kelompok 2 Nurul mu nisa A. 1112016200008 Putri Dewi Meilya W. 1112016200011
Lebih terperinciTITRASI KOMPLEKSOMETRI
TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah
Lebih terperinciModul 1 Analisis Kualitatif 1
Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.
Lebih terperinciPraktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat
I. Judul Percobaan Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & dalam Suasana Asam Kuat II. Tanggal Percobaan Senin, 8 April 2013 pukul 11.00 14.00 WIB III. Tujuan Percobaan Menentukan orde reaksi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan
Lebih terperinciNETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA
NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA Dosen Pembimbing : Zora Olivia, S. Farm., M.Farm, Apt GOLONGAN/KELOMPOK : A / 3 Anindiya Tazkiyah Aji Gesang Jati Abrar Rivanio Putra Siti Sofiya Miranda Faradilla Rozziqa
Lebih terperinciReaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3
Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperatur kamar, lemak akan berbentuk padat dan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARTINI, S.Si LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciLarutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa.
Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa. Peniadaan perubahan ph tersebut dikenal sebagai aksi dapar.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN NAMA SYABATINI : ANNISA NIM : J1B107032 HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN / 30 MARET 2009 HARI / TANGGAL DIKUMPUL : SENIN
Lebih terperinciBab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa
Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010
LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciCH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)
PENGEMBANGAN PROSEDUR PENENTUAN KADAR ASAM CUKA SECARA TITRASI ASAM BASA DENGAN BERBAGAI INDIKATOR ALAMI (SEBAGAI ALTERNATIF PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA DI SMA) Das Salirawati, M.Si dan Regina Tutik Padmaningrum,
Lebih terperinciPenentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah campuran ester dari asam lemak dan gliserol. Lemak dan minyak dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, baik dari tumbuh-tumbuhan
Lebih terperinciBAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:
BAB V METODELOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: 1. Analisa Fisik: A. Volume B. Warna C. Kadar Air D. Rendemen E. Densitas
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen
18 BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Wijen Biji Wijen Pembersihan Biji Wijen Pengovenan Pengepresan Pemisahan Minyak biji wijen Bungkil biji wijen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN PERCBAAN Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak 1.2 DASAR TERI 1.2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL USBN
KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 4 3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron
Lebih terperinciGRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET
Lebih terperinciBABffl METODOLOGIPENELITIAN
BABffl METODOLOGIPENELITIAN 3.1. Baban dan Alat 3.1.1. Bahan-bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah CPO {Crude Palm Oil), Iso Propil Alkohol (IPA), indikator phenolpthalein,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia
Lebih terperinciBAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI
BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR
Lebih terperinciPERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Diskusi
Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam karya tulis ini adalah jenis penelitian eksperimen yang didukung dengan studi pustaka. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat
Lebih terperinciHASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~
Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~ -Menentukan konsentrasi NaOH dengan HCl 0,1 M- Latifa Dinna Prayudipta XI IPA 1 SMAN 3 TANGERANG SELATAN TAHUN AJARAN 2009/2010 Laporan praktikum kimia -titrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA
Lebih terperinci1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat
1.1 Latar Belakang Senyawa ester hasil kondensasi dari asam asetat dengan 1-pentanol akan menghasilkan senyawa amil asetat.padahal ester dibentuk dari isomer pentanol yang lain (amil alkohol) atau campuran
Lebih terperinciBahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas
BABHI METODA PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan-bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas yang diperoleh dari salah satu rumah makan di Pekanbaru,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI. Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul WIB
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul 10.00 13.00 WIB Nama NPM Muhammad Naufal Mu tashim 260110150016 Puty Prianti Novira 260110150017
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL : RABU, 8 JUNI 2011 ASISTEN
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinci