KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA SMP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 PASANGKAYU. Darmawati 1 Jamaludin 2 Hasdin Hanis 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA SMP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 PASANGKAYU. Darmawati 1 Jamaludin 2 Hasdin Hanis 3"

Transkripsi

1 1 KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA SMP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 PASANGKAYU Darmawati 1 Jamaludin 2 Hasdin Hanis 3 ABSTRAK Masalah dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kompotensi guru dalam menerapkan disiplin terhadap siswa di SMP Negeri 1 Pasangkayu, upaya-upaya apa saja yang dilakukan guru untuk menanamkan disiplin siswa di SMP Negeri 1 Pasangkayu,Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kompotensi guru dalam menerapkan disiplin siswa di SMP Negeri 1 Pasangkayu dan untuk mengetahui upaya-upaya apa yang dilakukan guru untuk menanamkan disiplin siswa di SMP Negeri 1 Pasangkayu, jenis penelitian yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif. Lokasi Penelitian ini di sekolah (SMP) Negeri 1 Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu. Jumlah sampel dalam penelitian ini 8 0rang sebagai subjek penelitian hasil dari penelitian ini yaitu, Berdasarkan analisa dari observasi, wawancara, dan dokumentasi,kompetensi guru yang ada di SMP Negeri 1 pasangkayu dilihat dari keperibadian guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memeliki kepribadian yang mantaf dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakat sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut digugu dan ditiru, kompetensi guru disiplin terhadap waktu dimana guru harus mengikuti aturan yang ada di sekolah terutama tepat waktu pada masuk jam pelajaran, hal tersebut di lakukan agar siswa dapat meniru sikap dan prilakunya dan upaya-upaya yang dilakukan guru dalam menanamkan disiplin siswa didalam lingkungan sekolah guru selalu datang tepat waktu kesekolah,dimana setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dimusyawarahkan secara bersama baik kepala sekolah, dewan guru dan orang tua siswa, penerapan hukuman disesuaikan dengan berat ringanya pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa tersebut.adapun implikasinya mengacu pada siswa dan guru agar siswa datang tepat waktu, menunggu gurunya didalam kelas sampai pelajaran selesai. Kata kunci: Kompetensi guru; Kedisiplinan Siswa 1 Darmawati A , Mahasiswa Studi PPKn, Universitas Tadulako Sebagai Penulis I 2 Pembimbing II Sebagai Penulis 2 3 Pembimbing III Sebagai Penulis 3

2 2 I. PENDAHULUAN Kompotensi yang dimiliki oleh guru SMP Negeri 1 Pasangkayu ini merupakan upaya mengoptimalisasikan proses pembelajaran yang dapat diharapkan dan memberikan implikasi bagi tujuan pencapaian pendidikan.optimilisasi tujuan pembelajaran sangat di tentukan oleh guru dalam merencanakan, menyusun, melaksanakan, sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran tersebut sehingga berkompoten untuk menyelenggrakan proses pembelajaran. dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa kompotensi guru sangatlah diperlukan dalam perananannya sebagai katalisator pencapaian tujuan pembelajaran Kompetensi guru Menurut Cooper,(2000:17) 4 adalah kemampuan dan kewenagan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya dan merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, sosial, spiritual. yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap siswa, pembelajaran yang mendidik pengembangan pribadi dan profesionalisme. Menurut Mulyasa (2008:26) 5 kompetensi guru merupakan perpaduan anatra kemampuan personal, keilmuan, sosial, spiritual. Yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap siswa, pembelajaran yang mendidik pengembangan pribadi dan profesionalisme. Asfek pembelajaran siswa-siswi SMP Negeri 1 Pasangkayu, secara teoritis guru yang terampil mengajar tentu saja harus memiliki pribadi yang baik dan mampu menjadi panutan serta dapat menerapkannya terhadap siswa, proses belajar dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompotensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.menurut Wrightman (2013:13) 6 Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prejabtan. Menurut Adams dan Decey, (1994:14) 7 guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khususnya sebagai guru pendidik, pembimbing dan pelatih. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai guru, maka guru harus memiliki kematangan dan kedewasaan pribadi, sehat fisik dan psikis, 4 Cooper, (2000) Pengertian kompetensi guru. PT. Sinar Baru Algensindo, Bandung 5 Mulyasa (2008) Kompetensi Guru PT. Remaja Bandung, Rosdakarya 6 Wrightman, (2013). Pengertian Guru PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 7 Decey, A. (1994) pengertian guru PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

3 3 menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan keguruan dan mampu berkomunikasi dengan baik. Pada hakekatnya guru merupakan suatu kedudukan yang memerlukan adanya kemampuan atau keahlian yang sudah tentu tidak dimiliki oleh orang lain. Thomas Gordon (1996: 3) 8 mengatakan bahwa disiplin dipahami sebagai perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperolah dari pelatihan seperti disiplin dalam kelas atau disiplin sebuah team basket yang baik. Penerapan disiplin yang tepat pasti dapat membantu anak melindungi dirinya dari masalah-masalah atau bahaya-bahaya yang tanpa disiplin mungkin saja akan menimpa dirinya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara. dengan mengambil judul Kompotensi guru dalam Meningkatkan Disiplin Siswa di SMP Negeri 1 Pasangkayu. Dalam hal ini peneliti lebih fokus meneliti pada ranah kedisiplinan yang berorientasi di dalam kelas atau ruangan sekolah tempat siswa melakukan pembelajaran, misalnya ketepatan masuk dalam kelas, kerapian dalam kelas, ta at dan patuh terhadap peraturan yang diberikan guru yang masuk didalam kelas dan lain sebagainya Permasalahan a) Bagaimana kompotensi guru dalam menerapkan disiplin terhadap siswa di SMP Negeri 1 Pasangkayu. b) Upaya-upaya apa saja yang dilakukan guru untuk menanamkan disiplin siswa di SMP Negeri 1 Pasangkayu Tujuan penelitian a) Untuk mengetahui kompotensi guru dalam menerapkan disiplin terhadap siswa di SMP Negeri 1 Pasangkayu. b) Untuk mengetahui upaya-upaya apa yang dilakukan guru untuk menanamkan disiplin siswa di SMP Negeri 1 Pasangkayu. 8 Thomas G (1996), Mengajar Anak Berdisiplin Diri. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

4 4 II. METODE PENELITIAN 1). Jenis penelitian Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut Nawawi (2003: 64) 9 metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian mengambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagimana adanya di iringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian peneliti akan mengambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan faktafakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenaranya berdasarkan data yang diperoleh, yang berhubungan dengan kajian penelitian dengan memberi penjelasan-penjelasan yang lengkap yang didasarkan pada jangkauan dan ke dalaman yang diteliti untuk memperoleh Kompetensi Guru dalam meningkatkan disiplin siswa di sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pasangkayu. 2).Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara. 3) Subjek Penelitian. Penelitian ini adalah guru dan siswa beserta Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Pasangkayu,. Untuk memperoleh informasi yang releven dan mendalam maka penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, dalam hal ini sampel ditetapkan dengan sengaja oleh peneliti, jumlah informan 8 orang yaitu 1 orang kepala sekolah, 2 orang guru, dan 5 orang siswa. Penetapan jumlah informan ini didasari anggapan dan keyakinan peneliti bahwa ke-8 orang informan yang telah ditetapkan ini bisa mewakili.seluruh guru dan siswa khususnya kelas VIII A, di SMP Negeri 1 Pasangkayu dan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. 4)Teknik Pengumpulan Data Suatu teknik dengan pengumpulan sejumlah literatur yang erat kaitannya dengan masalah atau objek yang diteliti, demi untuk mendapatkan infoormasi kerangka teoritis yang 9 Nawawi, H (2003), Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta :Gaja Mada University Press.

5 5 digunakan dalam penyusunan hasil penelitian ini, berupa buku-buku serta karya ilmiah yang relevan dengan hal yang dikaji. 1. Observasi Observasi dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kondisi sekolah dan untuk mengetahui sejauh mana guruguru SMP Negeri 1 Pasangkayu menerapkan kedisiplinan siswa dalam setiap harinya. 2. Wawancara/Interview Penulis mengumpulkan sejumlah data dan keterangan dengan melakukan wawancara atau tanya jawab dengan beberapa informan yang sudah di tentukan, untuk mengetahui sejauh mana guru-guru, dan siswa mematuhi aturan-aturan disiplin yang sudah di terapkan di SMP Negeri 1 Pasangkayu. 3. Dokumentasi Penulis juga mengambil data dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini daftar hadir siswa, tata tertib siswa, gambar dan foto-foto yang berhubungan dengan pelaksanaan dalam penelitian. Penggunaan dokumentasi ini dimaksudkan sebagai data pelengkap dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara. III. HASIL DAN PEMBAHASN Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran terjadi, Ada 1 aspek yang di observasi oleh peneliti : yaitu cara menanamkan disiplin Siswa ada 5 poin yang menjadi inti kegiatan observasi yaitu, guru mengikuti upacara setiap hari senin,guru datang tepat waktu kesekolah,guru berpenampilan rapi, guru mengucapkan salam ketika masuk kelas, guru menesehati siswa yang datang terlambat kesekolah dan memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan pelanggaran disiplin. Hasil observasi guru ada beberapa aspek yang dilakukan dengan sangat baik oleh guru di antaranya adalah pada aspek pembelajaran (terampil bertanya kepada siswa pada saat pembelajaran berlangsung dan pemberian tugas di akhir pertemuan), serta dalam proses pembelajaran misalnya mengabsensi siswa, hanya salah satu guru yang sangat baik dalam penggunaan media pembelajaran dan efisien dalam menggunakan waktu pembelajaran. Aspek lain berada di kriteria baik. Ada pula aspek yang kurang baik dilakukan dalam proses

6 6 pembelajaran yaitu dalam aspek pelaksanaan pembelajaran misalnya ada siswa meninggalkan kelas tanpa seizin guru, keluar masuk saat pembelajaran masih berlangsung. Hasil wawancara kepada Meti S.Pd, selaku guru PKn di SMP Negeri 1 Pasangkayu, menurut ibu guru apa saja yang di lakukan guru dalam hal menanamkan disiplin siswa, informan menjawab yaitu salah satunya disiplin terhadap waktu dimana guru harus mengikuti aturan yang ada di sekolah terutama tepat waktu pada masuk jam pelajaran, hal tersebut di lakukan agar siswa dapat meniru sikap dan prilakunya. Ketika ditanya mengenai upaya-upaya apa saja yang ibu guru lakukan dalam menanamkan sikap disiplin siswa, beliau mengatakan didalam lingkungan sekolah guru selalu datang tepat waktu kesekolah, selalu mengikuti upacara bendera setiap hari senin,setiap apel pagi guru piket menyampaikan aturan atau tata tertib yang harus dipatuhi, pemberlakuan hukuman sifatnya adalah jawaban terhadap suatu pelanggaran disiplin yang dilkukan siswa, pemberlakuan hukuman selalu bertujuan terhadap perbaikan agar siswa jera dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang melanggar disiplin tersebut. Beliau juga mengatakan ada beberapa siswa yang tidak disiplin disini dikarenakan bawaan dari siswa itu sendiri, kadang sudah diberikan hukuman beberapa kali siswa tersebut tidak mengindahkan hanya diam saja meskipun hukuman yang diberikan oleh guru dilaksanakan disinilah kemudian tugas guru untuk membina dan mendidik agar siswa-siswinya menjadi lebih baik dalam bertingkah laku baik disekolah maupun diluar sekolah. Hasil wawancara kepada Nuraeni S.Pd, upaya-upaya apa saja yang ibu guru lakukan dalam menanamkan sikap disiplin siswa, informan mengatakan bawha memberikan contoh prilaku yang baik dan memberikan nasehat serta sanksi bagi siswa yang melanggar, pemberian sanksi dalam hal ini di harapkan dapat membantu guru-guru dalam menanamkan sikap disiplin siswa, meskipun pemberian sanksi atau hukuman ini bukanlah solusi terahir dan baik dalam hal menanamkan disiplin siswa, setidaknya dengan adanya sanksi siswa akan enggan untuk melakukan hal-hal yang melanggar peraturan sekolah, ketika siswa melakukan pelanggaran yang sama sebayak 3 kali sebelumnya telah diperingati namun tetap dia lakukan, maka pihak wali kelas berperan besar untuk melakukan surat peringatan, setelah itu orangtuanya dipanggil kesekolah apabila dia belum jerah melakukan pelanggaranpelanggaran maka hal itu dirapatkan dulu dengan dewan wali kelas dan kepala sekolah, setelah itu siswa yang bersangkutan diberikan hukuman dimana berat ringanya tergantung pada jenis pelanggaran yang dilakukan siswa tersebut Hasil wawancara kepada kepala sekolah Dra H. Atikah, menurut Ibu Kepala Sekolah bagaimana kompotensi guru PKn dalam menanamkan sikap disiplin siswa, informan:

7 7 menyatakan bahwa cara menanamkan sikap disiplin siswa di SMP Negeri 1 Pasangkayu lebih di tekankan pada cara yang demokratis, bahwa siswa diberikan pengertian atau penjelasan apa yang menjadi disiplin yang seharusnya dipatuhi disekolah, ketika siswa melanggar diperingatkan bahwa yang dia langgar dapat merugikan dirinya sendiri termasuk merugikan orang lain,teman sekelas,atau teman satu sekolahnya. Selanjutnya apakah ada bentuk kerja sama antara guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dalam menanamkan disiplin siswa, informan menyatakan: iya ada dengan cara melaksanakan kerja sama dengan adanya pertemuan secara berkala, antara orang tua, dan guru atau pihak sekolah. ketika informan dei wawancarai kembali apakah ada bentuk kerja sama antara guru PKn dengan guru yang lainnya dalam upaya menanamkan sikap disiplin siswa, informan menyatakan ia kerja sama antara guru PKn dengan guru lainnya yaitu kebersamaan dalam memberikan hukuman kepada siswa yang melangar tata tertib, seperti bolos, terlambat, tidak mengerjakan tugas, guru trsebut akan memberikan sanksi pada siswa yang sudah melanggar tata tertib yang sudah diterapkan di SMP Negeri 1 Pasangkayu. Hal ini disampaikan informan ketika ditanya mengenai apakah guru-guru disekolah ini sudah menunjukan sikap disiplin selama berada di sekolah: beliau menjawab ia guru-guru di SMP Negeri 1 Pasagkayu sudah menunjukkan sikap disiplin seperti, disiplin dalam waktu pembelajaran,berpakaian rapi saat masuk dalam kelas, memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar. Ketika di tanya mengenai apakah guru-guru di sekolah anda sudah memberikan contoh perilaku yang baik: informan mengatkan ia guru-guru di SMP Negeri 1 Pasagkayu suah memberikan contoh yang baik seperti baju tidak boleh di luar, tidak korupsi waktu, guru datang kesekolah sebelum jam 7.00.selanjutnya apakah setiap siswa yang melakukan pelanggaran selalu diberi sanksi oleh guru: ia di berikan sanksi tapi dilihat dari bentuk keslahan siswa tersebut, misalnya bolos akan dikenakan poin 5 ditegur dan tercatat, membawa HP dilingkungan sekolah selama jam sekolah berlangsung dikenakan poin 25, orang tua siswa dipanggil dan diskorsing 1 hari, dan ditercatat oleh guru BK., mengambil atau mencuri barang milik siswa lain dikenakan poin 50, panggilan orang tua, skorsing 3 hari dan oleh guru BK. Berbeda dengan informan ketika diwawancarai apakah guru-guru disekolah ini sudah menunjukan sikap disiplin selama berada di sekolah: beliau menjawab bahwa guru di SMP Negeri 1 Pasangkayu sudah memberikan sikap disiplin yang baik kepada siswa, contohnya disiplin waktu,merapikan baju, tidak boleh pendek kaos kaki, tidak boleh panjang rambut, tidak boleh bolos, patuh pada guru, tidak boleh mengambil barang teman tanpa seizinnya.

8 8 Selanjutnya di tanya mengenai apakah guru-guru di sekolah anda sudah memberikan contoh perilaku yang baik: ia sudah misalnya guru tidak boleh merokok didepan siswa dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung, duduk diatas meja saat mengajar, memberikan tugas dan mudah dipahami siswa, sikap ramah dan tidak sombong, tidak pernah hukum siswa dengan fisik. apakah setiap siswa yang melakukan pelanggaran selalu diberi sanksi oleh guru: informan menyatakan ia guru-guru selalu memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar, contohnya lupa mengerjakan PR, guru tersebut memberikan sanksi yang sifatnya mendidik seperti menyapu halaman sekolah, meniram tanaman bunga, pungut sampah dan tugasnya ditambah. Tugas yang dilakukan guru dalam menanamkan sikap disiplin siswa, Menurut Nani Soedarsono (2013:6) 10 a) Tugas dalam bidang masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat dilingkunganya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat memperoleh ilmu pengetahuan Dengan demikian guru sebagai seorang pendidik, mengajar dan melatih dituntut untuk mengembangkan sekaligus menerapkan nilai-nilai disiplin secara baik dan bijaksana.b) Tugas guru sebagai sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.mengajarkan berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. c) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjdi motivasi bagi siswa dalam belajar. Upaya-upaya yang dilakukan guru dalam menanamkan sikap disiplin siswa didalam lingkungan sekolah guru selalu datang tepat waktu kesekolah, Selalu mengikuti upacara bendera setiap hari senin. Bertutur kata dan bertingkah laku yang mencerminkan seorang guru.tidak merokok pada saat didalam kelas atau duduk diatas meja pada saat masuk pembelajaran dikelas. setiap apel pagi guru piket menyampaikan aturan atau tata tertib yang harus dipatuhi, menjadi wali kelas yang baik dan penuh perhatian terhadap perwaliannya, untuk bisa keluar dari masalah-masalah tersebut bagaimana upaya para guru dalam mengatasi masalah-masalah seperti di atas. Selain itu guru menasehati dan memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan pelanggaran disiplin seperti, Siswa terlambat datang kesekolah, siswa tidak memakai seragam 10 Wrightman, (2013). Pengertian Guru PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

9 9 sekolah yang ditentukan oleh sekolah,siswa meninggalkan kelas tanpa izin guru (membolos), siswa keluar masuk saat pembelajaran masih berlangsung, siswa tidak melaksanakan shalat dzuhur (muslim) bersama di sekolah tanpa keterangan dan siswa yang tidak mengikuti upacara bendera pada hari senin. Penelitian di atas terlihat bahwa guru-guru di SMP Negeri 1 Pasangkayu sudah berupaya meningkatkan disiplin siswa dengan berupaya memberikan contoh perilaku yang baik dan memberikan nasehat serta sanksi bagi siswa yang melanggar disiplin. Pemberian sanksi dalam hal ini diharapkan dapat membantu guru-guru dalam menanamkan sikap disiplin siswa, meskipun pemberian sanksi atau hukuman ini bukanlah solusi terakhir dan ampuh dalam mendisiplinkan peserta didik, setidaknya dengan adanya sanksi peserta didik akan berpikir enggan untuk melakukan hal-hal yang melanggar peraturan sekolah dan bagi peserta didik yang pernah melakukan pelanggaran disiplin dengan adanya sanksi diharapkan dapat memberikan efek jerah bagi mereka dan tidak mengulangi kembali perbuatannya, dengan harapan agar siswa menjadi manusia yang bukan hanya pintar dalam segi akademik tetapi juga memiliki budi pekerti yang luhur serta berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya. IV. KESIMPULAN DAN SARAN a). Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kompetensi guru di SMP Negeri 1 Pasangkayu dalam menanamkan sikap disiplin siswa yang dilihat dari Kompetensi Keperibadian, guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memeliki karakteristik, kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantaf dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakat.sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut digugu (ditaati nasehat/perintahnya) dan ditiru (dicontoh sikap dan prilakunya). Upaya-upaya yang dilakukan guru dalam menanamkan sikap disiplin siswa memberikan contoh prilaku yang baik dan memberikan nasehat serta sanksi bagi siswa yang melanggar. Pemberian sanksi dalam hal ini di harapkan dapat membantu guru-guru dalam menanamkan disiplin siswa, meskipun pemberian sanksi atau hukuman ini bukanlah solusi terahir dan baik dalam mendisiplinkan peserta didik, setidaknya dengan adanya sanksi peserta didik akan enggan untuk melakukan hal-hal yang melanggar peraturan sekolah.

10 10 b.saran Kepala sekolah harus terus berkomitmen dan lebih giat dalam melakukan penegakan disiplin yang ada di sekolah agar tercipta keamanan dan ketentraman di lingkungan sekolah. Para dewan guru harus selalu berupaya memberikan contoh-contoh yang baik, serta memberikan motivasi dan inovasi kepada peserta didiknya agar lebih disiplin dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.

11 11 DAFTAR RUJUKAN Cooper, (2000) Pengertian kompetensi guru. PT. Sinar Baru Algensindo, Bandung Decey, A. (1994) pengertian guru PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Goldon, T (1996).Mengajar Anak Berdisiplin Diri. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Nawawi,H (2003), Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta :Gaja Mada University Press. Nani Soedarsono, (2013) Tugas Guru PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Mulyasa (2008) Kompetensi Guru PT. Remaja Bandung, Rosdakarya Wrightman, (2013). Pengertian Guru PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Kata Kunci: Peran guru dalam pembentukan karakter kedisiplinan peserta didik.

Kata Kunci: Peran guru dalam pembentukan karakter kedisiplinan peserta didik. 1 PERAN GURU PKn DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 PASANGKAYU KABUPATEN MAMUJU UTARA Saparuddin 1 Dahlia Syuaib 2 Amran Mahmud 3 ABSTRAK Permasalahan bagaimana

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK 1 KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK Tujuan penelitian mengetahui kemampuan guru PKn dalam membina karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir

Lebih terperinci

Kemampuan Guru dalam Meningkatkan Disiplin Siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Mepanga ABSTRAK

Kemampuan Guru dalam Meningkatkan Disiplin Siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Mepanga ABSTRAK 1 Kemampuan Guru dalam Meningkatkan Disiplin Siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Mepanga Siti Bariyah 1 Widayati Pujiastuti 2 Imran 3 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH Oleh: DENNY FERDINAN. S A 321 11 010 Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan. PENEGAKAN KEDISIPLINAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Tawang Sari, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU

STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU 1 STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU Moh. Subiharto i Widayati Pusiastuti 1 Hasdin 2 Permasalahan dalam penelitian ini bagaimanakah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini menghadapi berbagai masalah yang amat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, perbincangan tentang pendidikan akan tetap

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.15. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.10 Wib. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dapat menetapkan kesimpulan sebagai berikut ini. Tulungagung secara umum terdiri dari:

BAB VI PENUTUP. dapat menetapkan kesimpulan sebagai berikut ini. Tulungagung secara umum terdiri dari: 86 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan yang tersaji dalam bab IV dan bab V serta memperhatikan fokus penelitian yang diajukan dalam bab I, maka penulis dapat menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu, baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti laju

Lebih terperinci

Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan.

Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan. 1 Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan Darwis 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Lebih terperinci

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa BUKU SAKU Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Kewajiban Siswa Setiap siswa wajib : 1. Mempunyai dan membawa buku saku setiap mengikuti kegiatan di sekolah 2. Memahami, menghayati, dan melaksanakan semua ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak agar anak yang tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan dan hasil pendidikan tergantung dari

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA Pada bab ini penulis akan mengemukakan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan. Adapun data yang dimaksud yaitu data yang berkaitan dengan disiplin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberi pengaruh terhadap perkembangan siswa baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dampak dari perkembangan

Lebih terperinci

PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG

PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG 1 PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG Roni Irwanto 1 Anthonius Palimbong 2 Bonifasius Saneba 3 ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Sekolah merupakan tempat penyelenggara proses kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk mendidik, mengembangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergambar dalam amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tergambar dalam amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Hal ini tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh pendidikan guna mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini, memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan di Indonesia secara tidak langsung menuntut guru atau dosen untuk selalu mengembangkan keterampilan dan pola pikir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang dituangkan dalam bentuk aturan. Salah satunya adalah aturan sekolah yang disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. Dimana peranan guru sangatlah besar dalam menyiapkan generasi bangsa yang unggul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan koloni terkecil di dalam masyarakat dan dari keluargalah akan tercipta pribadi-pribadi tertentu yang akan membaur dalam satu masyarakat. Lingkungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Faktor-Faktor Determinan Dalam Pembinaan Disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami

Lebih terperinci

MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media

MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media 1 VISI SMK VISI MEDIA INDONESIA MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media MISI SMK VISI MEDIA INDONESIA Upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 65 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Peneliti melakukan penelitian di SMP Islam Al Azhaar Kedungwaru Tulungagung untuk mendapatkan data lapangan terkait dengan fokus penelitian. Penulis ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga formal sebagai wadah untuk kegiatan belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dan berpotensi tinggi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang memuat tujuan negara, memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG Setelah memperoleh data berdasarkan hasil penelitian, selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin merupakan kunci sukses bagi kegiatan belajar siswa di sekolah, karena dengan disiplin maka setiap siswa akan menciptakan rasa nyaman serta aman belajar bagi

Lebih terperinci

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU DRS. AHMAD EDDISON, M.Si. Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, Riau E-mail: ahmadeddison@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah menjadi kebutuhan mendasar bagi semua orang, apalagi di zaman yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan penilaiannya, keberadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia

Lebih terperinci

KONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL. Oleh:

KONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL. Oleh: KONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL Oleh: YELLA AGUSTI NINGSIH NPM. 12070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU Baiq Nurhazanah 1 Muh.Mansyur Talib 2 Munifah 3 Program

Lebih terperinci

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011 Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011 DEFINSI 1 1. Universitas adalah Universitas Brawijaya Malang, disingkat UB, sebuah institusi yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok

I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia yang potensial dalam pembangunan nasional adalah melalui sektor pendidikan. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga, di asuh dengan sebaik-baiknya. Kiranya semua setuju dengan

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga, di asuh dengan sebaik-baiknya. Kiranya semua setuju dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pepatah klasik menyebutkan bahwa anak adalah insan titipan Tuhan yang harus dijaga, di asuh dengan sebaik-baiknya. Kiranya semua setuju dengan pepatah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis bentuk kenakalan siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan SDN 02

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin dalam belajar merupakan hal yang penting di dalam pendidikan. Dengan menjalankan disiplin akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Disiplin belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan seorang guru tidak lepas dari yang namanya peserta didik hal inilah yang menyebabkan adanya interaksi antara keduanya karena saling membutuhkan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN Situraja kabupaten

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN Situraja kabupaten BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN Situraja kabupaten Sumedang, maka setiap pelanggaran-pelanggaran aturan sekolah yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru 204 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru dalam menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib Sekolah di SMP Negeri 3 Depok,

Lebih terperinci

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 78 Jakarta, Menimbang : a.

Lebih terperinci

tempat umum gambar 1

tempat umum gambar 1 tema 4 di biasanya berlaku aturan aturan juga berlaku di rumah dan di sekolah bagaimana menerapkan aturan di masyarakat berikut kalian pelajari tata tertib dan aturannya coba kalian lihat gambar 1 anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi memberikan suatu pengajaran dengan ilmu pengetahuan untuk membentuk karakter bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: SITI MARFU AH A 510 100 183

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib sekolah bagi semua pihak yang terkait bagi guru, tenaga

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib sekolah bagi semua pihak yang terkait bagi guru, tenaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tata tertib sekolah bukan hanya sekedar kelengkapan dari sekolah, tetapi merupakan kebutuhan yang harus mendapatkan perhatian dari semua pihak yang terkait,

Lebih terperinci

Kejadian Sehari-hari

Kejadian Sehari-hari Tema 5 Kejadian Sehari-hari Menghormati dan menaati orang tua merupakan salah satu perwujudan perilaku yang mencerminkan harga diri. Berperilaku baik, berarti kita juga mempunyai harga diri yang baik pula

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali) ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN UMUM Kode Etik [Standar Prilaku] Peserta didik SMP Negeri 12 Kota Serang adalah pedoman tertulis yang merupakan standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan pengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan mengarah pada memanusiakan manusia dalam

Lebih terperinci

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Wessy Rosesti Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The aim of this research is to information

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tantangan baru dan berkembang cepat, karenanya perlu kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tantangan baru dan berkembang cepat, karenanya perlu kesiapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang serba canggih, telah membawa manusia pada tantangan baru dan berkembang cepat, karenanya perlu kesiapan menghadapinya. Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Pedoman Observasi : Pedoman Wawancara : Hasil Observasi : Hasil Wawancara : Surat Validasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk membina siswa menjadi warga negara yang baik (to be a good citizenship)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Sekolah yang merupakan suatu sarana pendidikan diharapkan dapat menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan jaman.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Indra Cahyani Universitas Negeri Malang E-mail: indracahyani377@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat yang kedua bagi anak untuk memperoleh pendidikan setelah lingkungan keluarga. Asal mula munculnya sekolah adalah atas dasar anggapan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas VII di SMP Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap warga negara. Baik itu pendidikan formal melalui lembaga resmi seperti sekolah ataupun pendidikan di luar sekolah. Manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia,

Lebih terperinci

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah. BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern, kehadiran bimbingan konseling Islami telah menjadi wawasan baru dalam perkembangan keilmuan bimbingan dan konseling di sekolah ataupun di madrasah.

Lebih terperinci

Petunjuk Kerja ini disusun sebagai panduan tata tertib peserta didik dan sanksi pelanggaran di SMPN 1 Mojokerto

Petunjuk Kerja ini disusun sebagai panduan tata tertib peserta didik dan sanksi pelanggaran di SMPN 1 Mojokerto 1. Tujuan Petunjuk Kerja ini disusun sebagai panduan tata tertib peserta didik dan sanksi pelanggaran di SMPN 1 Mojokerto 2. Petunjuk Kerja 2.1. Hal Masuk Sekolah 1) Semua peserta didik harus hadir di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam mencerdaskan kehidupan dan untuk memajukan kesejahteraan bangsa

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik)

PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik) 1 PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik) Muhammad Husnur Rofiq I Kedisiplinan masih menjadi problem serius

Lebih terperinci

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendidik siswa dalam hal akademis saja, tetapi juga melatih siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendidik siswa dalam hal akademis saja, tetapi juga melatih siswa agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang berpotensi besar untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangan. Sekolah tidak hanya mendidik siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani

PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN Anik Marijani

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 153 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa melalui beberapa proses yaitu memberikan hukuman dan sanki yang tegas bagi siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan organisasi pendidikan formal yang bertugas untuk membentuk manusia yang bermutu melalui serangkaian proses pendidikan yang telah diatur

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, 1 1. PENDAHULUAN Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dan dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam pembangunan bangsa, karena pendidikan dapat mengubah keadaan suatu bangsa menuju ke arah yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tata Tertib Sistim Poin 1. Pengertian Tata Tertib Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga (2007) tata tertib berasal dari dua kata yaitu tata dan tertib, tata adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa secara garis besar guru SMP Se-Kecamatan Wonosari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa secara garis besar guru SMP Se-Kecamatan Wonosari BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara garis besar guru SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul telah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci