LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN BIOLOGI DASAR OPT (SERANGGA)
|
|
- Liana Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN BIOLOGI DASAR OPT (SERANGGA) Oleh : Golongan E Kelompok 5A 1. Arya Widya Kunthi Savitri ( ) 2. Renjana Dyahpastika Ametis ( ) 3. Taufiq Iradah ( ) LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017 i
2 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Serangga adalah hewan beruas atau arthropoda yang disebut juga dengan insekta yang memiliki tungkai rata-rata tiga pasang. Insekta merupakan hewan yang sering kali ditemui dibanyak tepat. Pada tubuh serangga terdapat tiga bagian dasar yaitu kepala, thorak dan perut (abdomen). Cara berkembangbiak serangga adalah dengan cara bertelur. Proses berkembang pada serangga yang diawali dengan telur hingga menjadi dewasa dan mengalami perubahan pada anatomi, morfologi dan fisiologis disebut metamorfosis. Proses metamorfosis atau daur hidup serangga memiliki beberapa tahapan yang dibedakan berdasarkan metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Perbedaan antara metamorfosis sempurna denga metamorfosis tidak sempurna terletak pada siklusnya. Kedua metamorphosis ini memili siklus awal yang sama yaitu telur. Pada metamorfosis sempurna memiliki siklus dimana terjadinya pembentukan pupa, sedangkan pada metamorfosis tidak sempurna hanya terjadi pembentukan larva tanpa ada tahap menjadi pupa. Larva adalah tahapan berkembang serangga dari telur pada metamorfosis sempurna. Pada serangga yang bermetamorfosis sempurna, bentuk larva tidak menyerupai saat serangga tersebut menjadi dewasa, contohnya kupu-kupu ketika pada tahap larva kupu-kupu berbentuk panjang dan teksturnya lunak tanpa memiliki sayap. Selanjutnya larva tersebut akan menuju tahap pupa. Pupa atau kepompong adalah tahap serangga yang memasuki masa transisi. Pupa diselimuti oleh rangka luar yang disebut kokon. Pada masa ini, pupa akan melakukan aktifitas metabolisme guna menyempurnakan organ dan bentuh tubunya. Berdasarkan pernyataan diatas untuk itu perlunya mempelajari serangga biologi OPT 1.2 Tujuan 1. Memahami dan mengenal struktur dasar tubuh serangga 2. Memahami metamorphosis 3. Memahami tipe larva dan tipe pupa 1
3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Serangga merupakan suatu bagian dari keanekaragaman hayati yang memiliki populasi yang sangat tinggi. Tingginya populasi pada serangga di dapat dari berbagai macam faktor. Menurut Prakoso (2017), beberapa faktor yang menyebabkan tingginya populasi serangga ialah faktor suhu dan kelembapan. Serangga atau insekta termasuk dalam hewan hexapoda atau berkaki enam. Tubuh serangga dibagi menjadi tiga yaitu kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Pada bagian kepala terdapat antenna, mulut, dan mata sedangkan pada thoraks terdapat sayap dan tungkai. Setiap serangga memiliki bentuk dan karakteristik masing-masing seperti berkulit keras atau berkulit lunak. (Fakhrah, 2016). Pada bagian kepala terdapat antenna. Serangga memiliki antenna yang bersifat multisensor yang diatur oleh amina biogenik. Komponen amina biogenik dihasilkan oleh serangga melalui proses dekarboksilasi asam amino bebas untuk metabolisme serangga (Zhukovskaya, 2017). Serangga memiliki bermacam-macam tipe mulut bergantung pada jenis makanannya, contoh tipe mulut lalat yaitu penjilat penghisap, tipe mulut kupukupu penghisap, dan tipe mulut nyamuk penusuk penghisap. Mulut serangga terdiri dari bibir bawah (labium) dan bibir atas (labrum) yang berfungsi untuk memegang makanan (Nelistya, 2007). Metamorfosis merupakan salah satu aktifitas serangga dimana proses terjadi perubahan bentuk dan ukuran dari serangga sejak berupa telur hingga menjadi serangga dewasa. Dalam proses metamorfosis serangga terdapat 3 tipe yaitu Ametabola, Hemimetabola dan Holometabola. Tipe Ametabola merupakan tipe metamorfosis serangga yang tidak bersayap, tipe hemimetabola merupakan tipe metamorfosis serangga yang tidak sempurna dengan kata lain melewati fase nimfa, dan tipe holometabola merupakan tipe metamorfosis pada serangga yang nantinya akan terjadi pembentukan sayap. Lepidoptera termasuk jenis hewan yang bermetamorfosis dengan tipe holometabola. Lepidoptera bermertamorfosis dari telur, larva, pupa hingga menjadi imago dewasa. Dalam siklus metamorphosis, 2
4 saat menjadi imago, kupu-kupu akan keluar dari pupa melalui celah dengan kepala dan thorak keluar terlebih dahulu (Lowe et al, 2017). Larva dan pupa merupakan bagian dari siklus hidup metamorphosis. Menurut Ristyanti et al (2016), ukuran larva lebih kecil jika dibandingkan dengan pupa. Tipe larva antara lain scarabaeiform, vermiform, eruciform, campodeiform, elateriform. Scarabaeiform adalah salah tipe larva yang memiliki bentuk kepala yang berkembang sempurna, meiliki thorakal dan tidak mempunyai tungkai abdominal. Larva scarabaeiform memiliki kepala dan thorakal yang berkembang dengan baik serta memiliki bentuk seperti pir yang melengkung (Fombong et al, 2012). 3
5 BAB 3. METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan praktikum Bioekologi OPT acara Pengenalan Biologi Dasar OPT (Serangga) dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Oktober 2017 bertempat di Laboratorium Agroteknologi pada pukul WIB. 3.2 Alat dan Bahan Alat 1. Pinset 2. Loup 3. Mikroskop 4. Stereo 5. Kuas 6. Cawan petri plastik Bahan 1. Spesimen serangga freshly killed (belalang, kupu-kupu, kepik, lalat, nyamuk, lebah, larva kupu-kupu, larva lalat, larva kumbang, pupa kupukupu, pupa lalat, pupa kumbang) 3.3 Pelaksanaan Praktikum Prosedur Praktikum Struktur Tubuh Serangga 1. Mengamati belalang untuk memahami tubuh serangga, memfoto dari samping (lateral) menggunakan kamera mobilephone (ada tanda makro), kemudian memgamati segmentasi tubuh belalang dengan seksama (kepala, thorak, abdomen). 2. Mengamati alat tambahan (appendages) pada masing-masing segmen atau ruas tubuh. 3. Mengamati tipe alat mulut pada masing-masing serangga (belalang, kupukupu, kepik) yang dibawa dengan memisahkan kepala dari tubuh serangga, 4
6 kemudian memisahkan bagian alat mulut tersebut dan memfoto secara close up dan mempelajari perbedaan masing-masing alat mulut serangga. 4. Mengamati tipe antenna pada masing-masing serangga (kumbang, lalat, kupu-kupu, belalang) yang dibawa dengan mengambil menggunakan pinset antenna pada masing-masing serangga kemudian memfoto secara close up dan mengamati serta memperlajari perbedaan masing-masing tipe antenna serangga dan mendefiniskan tipe antennanya Prosedur Praktikum Metamorfosis Serangga 1. Mengamati tipe metamorphosis pada serangga yang dikoleksi (kupu-kupu / kumbang, kepik) dengan memfoto dan mempelajari perbedaannya. 2. Mengamati tipe larva (ulat, uret, set) mengamati dengan teliti perbedaannya dengan melihat bentuk tubuh, kepala, tungkai thorakal, tungkai abdominal. 3. Mengamati tipe pupa (pupa kupu-kupu, pupa lalat rumah, dan pupa kumbang) mempelajari apakah alat tambahan (appendages) melekat atau tidak pada pupa. 3.4 Variabel Pengamatan 1. Bagian serangga utuh 6. Larva lalat 2. Bagian kepala 7. Larva kumbang 3. Bagian thorax 8. Pupa lalat 4. Bagian abdomen 9. Pupa kupu-kupu 5. Larva kupu-kupu 10. Pupa kumbang 3.5 Analisis Data Data yang kami peroleh dari pengamatan selanjutnya akan dianalisi menggunakan analisis statistik deskriptif. 5
7 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil (DATA KELOMPOK) NO GAMBAR 1. Gambar serangga utuh (Orongorong) KETERANGAN Orong-orong terdiri atas : 1. Kepala 2. Thoraks 3. Abdomen Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Orthoptera Famili : Gryllotalpidae Kepala Kepala Tipe mulut : Mandibulata Antena : Setacea Thoraks Tungkai : 2 pasang Thorak Sayap : 2 pasang 6
8 Abdomen : Terdapat alat reproduksi, alat pencernaan, dan alat peredaran darah. Abdomen 2. Gambar serangga utuh (Belalang) Belalang terdiri atas : 1. Kepala 2. Thoraks 3. Abdomen Kepala Klasifikasi : Kelas : Insecta Filum : Arthropoda Ordo : Orthoptera Kingdom : Animalia Famili : Acrididae Kepala Alat mulut : Mandibulata Antena : Setacea Thoraks Tungkai : 3 pasang 7
9 Thorak Sayap : 2 pasang Pada abdomen terdapat alat reproduksi, alat pencernaan, dan alat peredaran darah. Abdomen 8
10 (DATA GOLONGAN) NO Kelompok GAMBAR KETERANGAN 1. Larva kupu-kupu (Ulat) Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidoptera Famili : Hesperiidae Spesies : Erionota Thrax Tipe larva yaitu eruciform karena memiliki ciri tubuh silindrik, tungkai thorakal yang pendek, tungkai semua atau tungkai abdominal. Tipe metamorfosis yaitu holometabola karena mengalami metamorfosis sempurna dan habitat yang sama antara larwa dengan kupu-kupu namun berbeda dalam hal makanan. 2 Larva Lalat (Set) Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Diptera Famili : Calliphoridae Spesies : Stomorhina Ionata 1. Tipe larva : Vermiform 2. Metamorfosis sempurna (Telur-larva-pupa-lalat 9
11 dewasa 3. Larva memiliki mulut yang dilengkapi dengan gigi halus. Larva lalat mengalami pergantian kulit sampai 2/3 tergantung pada jenisnya. 3. Larva Kumbang (Uret) Tipe larva : Scarabaeiform dengan kepala berkembang sempurna. Kaki thorakal : 3 pasang Tipe mulut : penggigit pengunyah Larva memiliki warna kuning kecoklatan. 4. Pupa Lalat Tipe pupa : Koartata, pupa yang kulit larva instar terakhirnya mengeras dan membentuk puparium/kokon. Tipe metamorfosis : holometabola, serangga pradewasa (pupa) mempunyai bentuk yang berbeda dengan serangga dewasa (imago) 5. Pupa Kupu-kupu Tipe pupa : termasuk dalam tipe pupa obtect karena mempunyai antena, sayap, dan tangkai yang melekat 10
12 pada tubuh pupa. Tipe metamorfosis : Holometabola karena memiliki bentuk yang berbeda dengan serangga dewasa (imago). 6. Pupa Kumbang Tipe pupa : termasuk dalam tipe pupa eksarata yaitu tipe pupa yang semua embelannya tidak melekat pada tubuh pupa. Tipe metamorfosis : Holometabola karena bentuk pradewasa (pupa) berbeda dengan dewasa (imago). 4.2 Pembahasan Dari tabel diatas didapatkan bahwa orong-orong terdiri dari kepala, thoraks dan abdomen. Pada bagian kepala orong terdapat 2 bagian yaitu mulut dan antenna. Tipe mulut orong-orong yaitu mandibulata yang memiliki mandibel sebagai alat untuk mengunyah makanan padat. Jenis antenna orong-orong yaitu setaces. Setaces merupakan tipe antenna yang memiliki bentuk seperti duri/rambut yang bertekstur keras dan terdapat ruas-ruas pada antenna (Purnomo, 2007). Pada bagian thorak orong-orong terdapat 2 pasang tungkai dan sayap. Bagian abdomen pada orong-orong terdapat alat reproduksi, alat pencernaan dan juga alat peredaran darah. Belalang terdiri atas kepala, thorak dan abdomen. Bagian tubuh belalang sama halnya dengan bagian tubuh orong-orong, hanya saja keduanya berbeda pada jenis famili. Tungkai pada thoraks belalang berjumlah 3 pasang. Belalang memiliki eksoskeleton yang berfungi sebagai alat pelindung tubuh. Eksoskeleton 11
13 belalang hanya bersifat sementara, karena nantinya eksoskeleton akan terlepas dari tubuh belalang agar dapat tumbuh menjadi belalang dewasa. Larva kupu-kupu termasuk pada ordo Lepidoptera yang memiliki cirri cirri memiliki jumlah yang banyak dan tersebar, mempunya sisik yang berfungsi untuk menutupi tubuh dan sayapnya. Pada data golongan objek yang diamati masih berupa larva yang merupakan tipe larva eruciform dan memiliki tubuh yang silindrik, tungkai thorakal yang pendek, dan mempunyai tungkai semu. Larva kupu-kupu merupakan bagian dari siklus hidup kupu-kupu yang biasa disebut dengan metamorfosis. Tipe metamorfosis pada kupu-kupu yaitu holometabola atau metamorphosis sempurna dan antara larva dengan kupu-kupu hidup pada habitat yang sama yaitu darat. Makanan yang dibutuhkan kupu-kupu dan larva berbeda. Kupu-kupu akan membutuhkan nectar sedangkan larva memakan daun pada tumbuhan. Larva lalat atau biasa disebut dengan set merupakan larva dengan ordo diptera. Tipe larva pada lalat adalah vermiform yaitu larva yang tidak memiliki tungkai dan tubuh yang memanjang. Siklus hidup lalat merupakan metamorphosis sempurna dimana larva menjadi tahap kedua setelah telur keluar dari induknya. Larva lalat memiliki mulut yang dilengkapi gigi halus selain itu larva lalat dapat mengalami perganti kulit sampai 2/3 tergantung pada jenisnya. Uret merupakan nama lain dari larva kumbang yang memiliki warna kuning kecoklatan. Tipe yang dimiliki oleh larva kumbang adalah scarabaeifom. Tipe tersebut merupakan tipe yang dimiliki uret dan memiliki karakteristik badan berbentuk huruf C, kepalanya berkembang dengan sempurna, mempunyai kaki thorakal sebanyak tiga pasang. Tipe mulut larva kumbang adalah penggigit dan pengunyah. Pupa kupu-kupu tergolong tipe pupa obtect karena pupa kupu-kupu memiliki antena, sayap, dan tangkai yang melekat pada tubuh pupa. Untuk tipe metamorfosis, pupa kupu-kupu tergolong dalam homometabola yang memiliki bentuk yang berbeda dengan serangga dewasa (imago). Pupa kumbang termasuk tipe pupa eksarata yaitu tipe pupa yang embelannya tidak melekat pada tubuh pupa. Menurut Purnomo (2007), pupa 12
14 eksarata memiliki alat tambahan yang bebas dan tidak memiliki kokon. Tipe metamorfosis pupa ini adalah holometabola karena bentuk pradewasa (pupa) berbeda dengan dewasa (imago) 13
15 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Tubuh serangga terdiri dari 3 ruas atau bagian yaitu bagian kepala, thorak dan abdomen. Bagian kepala terdapat sepasang mata, mulut dan antenna. Bagian thorak tedapat tungkai dan sayap. Bagian abdomen terdapat alat reproduksi, alat pencernaan dan alat peredaran darah. 2. Metamorfosis merupakan perubahan yang terjadi pada serangga yang mana serangga muda (nimfa) memiliki bentuk yag berbeda dengan serangga dewasanya (imago). Metamorfosis dibagi menjadi 2 yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. 3. Tipe larva terbagi menjadi 6 yaitu scarabaeiform, vermiform, eruciform, campodeiform, carabiform, elateriform. Keenam tipe larva memiliki jenis dan bentuk yang berbeda-beda. 5.2 Saran Dalam praktikum pengenalan serangga OPT, praktikum berjalan dengan baik, hanya saja fasilitas yang terdapat pada labotorium yang kurang memadai seperti kurangnya alat yang digunakan untuk pengamatan seperti loop dan mikroskop. Sehingga menjadi tidak efisien waktu karena praktikan pada saat itu bergantian dalam menggunakan alat pengamatan. 14
16 DAFTAR PUSTAKA Fakhrah Inventarisasi Insekta Permukaan Tanah di Gampong Krueng Simpo Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Pendidikan Almuslim, 4(1): Fombong, A. T., Haasi, F., Ndegwa, P. N., and Irungu, L. W Life history of Oplostomus haroldi (Coleoptera: Scarabaeidae) under laboratory conditions and a description of its third instar larva. Tropical Insect Science, 1-8 Lowe, T., Garwood, R. J., and Simonsen, T. J Metamorphosis Revealed: Time-Lapse Three-Dimensional Imaging Inside A Living Chrysalis. The Royal Society Interface, 10:1-6. Nelistya, A Mengenal Bagian Tubuh Hewan. Jakarta: Pacu Minat Baca Prakoso, B Biodiversitas Belalang (Acrididae: Ordo Orthoptera) Pada Agroekosistem (Zea Mays L.) Dan Ekosistem Hutan Tanaman Di Kebun Raya Baturaden, Banyumas. Biosfera, 34(2): Purnomo, H dan Haryadi, N. T Entomologi. Yogyakarta: Center for Society Studies. Ristyanti, R., Saraswati, L. D., and Hestiningsih Identifikasi Pupa Jantan dan Pupa Betina dengan Metode Pemisahan Berdasarkan Ukuran Tubuh Pupa Aedes aegypti. Kesehatan Masyarakat, 4(1): Zhukovskaya, M. and D. Polyanovsky Biogenic Amines in Insect Antennae. Frontiers in Systems Neuroscience, 11(45):
17 LAMPIRAN ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A 16
18 ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A 17
19 ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A 18
20 ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A 19
21 ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A 20
22 ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A 21
23 ACC Flowchart Acara 1 milik Taufiq Iradah ( ) 22
24 ACC Flowchart Acara 1 milik Taufiq Iradah ( ) 23
25 ACC Flowchart Acara 1 milik Arya Widya ( ) 24
26 ACC Flowchart Acara 1 milik Arya Widya ( ) 25
27 ACC Flowchart Acara 1 milik Renjana D.A ( ) 26
28 ACC Flowchart Acara 1 milik Renjana D.A ( ) 27
29 Fakhrah Inventarisasi Insekta Permukaan Tanah di Gampong Krueng Simpo Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Pendidikan Almuslim, 4(1):
30 Nelistya, A Mengenal Bagian Tubuh Hewan. Jakarta: Pacu Minat Baca 29
31 Zhukovskaya, M. and D. Polyanovsky Biogenic Amines in Insect Antennae. Frontiers in Systems Neuroscience, 11(45):
32 Lowe, T., Garwood, R. J., and Simonsen, T. J Metamorphosis Revealed: Time-Lapse Three-Dimensional Imaging Inside A Living Chrysalis. The Royal Society Interface, 10:
33 Prakoso, B Biodiversitas Belalang (Acrididae: Ordo Orthoptera) Pada Agroekosistem (Zea Mays L.) Dan Ekosistem Hutan Tanaman Di Kebun Raya Baturaden, Banyumas. Biosfera, 34(2):
34 Fombong, A. T., Haasi, F., Ndegwa, P. N., and Irungu, L. W Life history of Oplostomus haroldi (Coleoptera: Scarabaeidae) under laboratory conditions and a description of its third instar larva. Tropical Insect Science,
35 34
36 Ristyanti, R., Saraswati, L. D., and Hestiningsih Identifikasi Pupa Jantan dan Pupa Betina dengan Metode Pemisahan Berdasarkan Ukuran Tubuh Pupa Aedes aegypti. Kesehatan Masyarakat, 4(1):
37 Purnomo, H dan Haryadi, N. T Entomologi. Yogyakarta: Center for Society Studies. 36
38 37
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3 1. Perhatikan daur hidup berikut! -> nimfa -> imago Contoh hewan yang mengalami
Lebih terperincibiologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi
23 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri SET 23 ANIMALIA 3 1. Bersegmen metameri 2. Peredaran darah terbuka 3. Tidak punya Hb, tetapi memiliki haemocyanin
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5. Metagenesis. Metamorfosis. Regenerasi
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5 1. Pada siklus hidup hewan tertentu, terjadi perubahan bentuk tubuh dari embrio sampai dewasa. Perubahan bentuk tubuh ini disebut...
Lebih terperinciPraktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1
CLASSIS : ARTHROPODA (SERANGGA) Kode MPB2a Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga
Lebih terperinciMODUL-02 GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA
II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-02 Department of Dryland Agriculture Management,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator
Lebih terperinciMetamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa
Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN Gejala dan Kerusakan akibat Serangan Hama Oleh : Nama : Arif Hermanto NIM : 0910480021 Kelompok : Selasa, 15.00 WIB Asisten : Mbak Mia JURUSAN ILMU HAMA DAN PENYAKIT
Lebih terperinciJawaban. 1 Metamorfosis Sempurna (Holometabola)
Soal metamorfosis 1. Apa yang dimaksud metamorfosis sempurna? 2. Gambarkan kejadian metamomorfosis sempurna! 3. Apa yang dimaksud dengan metamorfosis tidak sempurna? 4. Gambarkan kejadian metamorfosis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut : Kerajaan Filum Kelas Bangsa : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera
Lebih terperinciuntuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang
untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk
Lebih terperinciGambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila
I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati
Lebih terperinciINVENTARISASI INSEKTA PERMUKAAN TANAH DI GAMPONG KRUENG SIMPO KECAMATAN JULI KABUPATEN BIREUEN. Fakhrah 1*) ABSTRAK
INVENTARISASI INSEKTA PERMUKAAN TANAH DI GAMPONG KRUENG SIMPO KECAMATAN JULI KABUPATEN BIREUEN Fakhrah 1*) 1 Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Almuslim, Bireuen *) Email: fakhrah_88@yahoo.com
Lebih terperinciPetunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono
Petunjuk Praktikum Entomologi Dasar ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono Laboratorium Entomologi Dasar Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Parasit Lalat S. inferens Towns. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda
Lebih terperinciFILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI
FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI Kata Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan Podos berarti kaki. Jadi arthropoda adalah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam
Lebih terperinciBIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009
BIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) Oleh : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Hak Cipta 2009 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Ketinggian wilayah di Atas Permukaan Laut menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar tahun 215 Kecamatan Jumantono memiliki ketinggian terendah 3 m dpl
Lebih terperinciPerkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi
Filum Arthropoda Perkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi 1. Filum Arthropoda memiliki anggota spesies yang paling banyak dari filum lainnya dalam Kingdom Animalia. 2. Diperkirakan sekitar 1 juta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kupu-kupu Troides helena (Linn.) Database CITES (Convention on International Trade of Endangered Spesies of Wild Flora and Fauna) 2008 menyebutkan bahwa jenis ini termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes sp 1. Klasifikasi Nyamuk Aedes sp Nyamuk Aedes sp secara umum mempunyai klasifikasi (Womack, 1993), sebagai berikut : Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Upagenus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Jenis jenis Hama Pada Caisim Hasil pengamatan jenis hama pada semua perlakuan yang diamati diperoleh jenis - jenis hama yang sebagai berikut : 1. Belalang hijau Phylum :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Kupu-kupu Pieridae Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu Pieridae, Papilionidae, Nymphalidae, Lycanidae dan Hesperiidae. Kupu-kupu famili
Lebih terperinciDaur Hidup Hewan Di Lingkungan Sekitar. 4. Memahami daur hidup berbagai jenis mahluk hidup
Ayam betina dewasa dapat bertelur. Jika di erami, telur akan menetas dan menghasilkan anak ayam. Anak ayam akan tumbuh menjadi ayam dewasa. Kemuadian, ayam betina dewasa akan bertelur dan menghasilkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODA. Ketinggian kebun Bah Birung Ulu berkisar m dpl pada bulan
12 BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Birung Ulu dan Laboratorium Entomologis Hama dan Penyakit Tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Morfologi Capung Capungdiklasifikasikankedalam kingdom animalia, kelasinsekta, ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies) dansubordozygopteraa (damselflies)
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORITIS
SERANGGA I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga lain yang sering terkait dengan
Lebih terperinciSetiap hewan pasti mengalami tahap pertumbuhanan dan perkembangan. Daur
A. Macam-Macam Daur Hidup pada Makhluk Hidup Setiap hewan pasti mengalami tahap pertumbuhanan dan perkembangan. Daur hidup dimulai saat keluar dari perut induknya hingga dewasa. Setelah dewasa hewan dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Serangga Hama Berdasarkan hasil identifikasi serangga hama dilokasi Agroekosistem berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies Scripophaga
Lebih terperinciDAUR HIDUP BERAGAM JENIS HEWAN
DAUR HIDUP BERAGAM JENIS HEWAN A. Hewan yang Mengalami Metamorfosis Setiap hewan pasti mengalami tahap pertum-buhanan dan perkembangan. Daur hidup dimulai saat keluar dari perut induknya hingga dewasa.
Lebih terperinciMusca domestica ( Lalat rumah)
PARASITOLOGI LALAT SEBAGAI VEKTOR PENYAKT Musca domestica ( Lalat rumah) Oleh : Ni Kadek Lulus Saraswati P07134013007 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN D-III
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Parasitoid
TINJAUAN PUSTAKA Parasitoid Parasitoid adalah serangga yang stadia pradewasanya menjadi parasit pada atau di dalam tubuh serangga lain, sementara imago hidup bebas mencari nektar dan embun madu sebagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus
12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna
Lebih terperinciDAUR HIDUP HEWAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD. Disusun oleh: Taufik Ariyanto /
DAUR HIDUP HEWAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD Disusun oleh: Taufik Ariyanto / 101134063 P ernahkah kamu melihat perkembangan hewan yang hidup di lingkunganmu? Jika kamu memelihara hewan, kamu pasti
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Sebagai Vektor Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing dan enam kaki panjang. Antar
Lebih terperinci2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kupu-kupu merupakan satwa liar yang menarik untuk diamati karena keindahan warna dan bentuk sayapnya. Sebagai serangga, kelangsungan hidup kupu-kupu sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sayuran daun merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, selain itu sayuran daun banyak mengandung serat. Serat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Aedes sp. ,
5 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Aedes sp. Nyamuk masuk dalam ordo Diptera, famili Culicidae, dengan tiga subfamili yaitu Toxorhynchitinae (Toxorhynchites), Culicinae (Aedes, Culex, Mansonia, Armigeres),
Lebih terperinciMata Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan. Insects dan Arachnids
Mata Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan Insects dan Arachnids Insekta : Termasuk dalam filum arthropoda. Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan
Lebih terperinciTAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua)
TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua) SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Sarjana Pendidikan (S-1)
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ORDO SERANGGA OPT DAN GEJALA GEJALA KERUSAKAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ORDO SERANGGA OPT DAN GEJALA GEJALA KERUSAKAN Oleh : Golongan D/Kelompok 8B 1. Muhammad Qasim Zailani 171510501188 2. Moh Waisul Karomi 171510501189 3. Erina Claudia M. M 161510501264
Lebih terperinciACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA
ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ulat Sutera (Bombyx mori L.) 2.1.1 Klasifikasi Ulat Sutera (Bombyx mori L.) Ulat sutera merupakan serangga yang memiliki keuntungan yang ekonomis bagi manusia karena mampu menghasilkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Attacus atlas (L.) Klasifikasi Attacus atlas (L.) menurut Peigler (1980) adalah Filum Klasis Ordo Subordo Superfamili Famili Subfamily Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang
5 4 TINJAUAN PUSTAKA A. Kutu Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang memiliki bagian-bagian mulut seperti jarum (stilet) yang dapat masuk ke dalam kulit inangnya. Bagian-bagian mulut
Lebih terperinciBIOLOGI SERANGGA PENGENALAN ARTHROPODA DAN. Upik Kesumawati Hadi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB
PENGENALAN ARTHROPODA DAN BIOLOGI SERANGGA Upik Kesumawati Hadi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bila dibandingkan dengan banyaknya jenis hewan di dunia ini, ternyata
Lebih terperinciBAB II PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU. menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur
BAB II PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU 2.1 Metamorfosis Metamorfosis adalah suatu proses biologi dimana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat
7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Hayati, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis terbesar di dunia. Iklim tropis menyebabkan adanya berbagai penyakit tropis yang disebabkan oleh nyamuk seperti malaria
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Lalat Buah (Bactrocera sp.) Menurut Deptan (2007), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: kingdom: Animalia, filum : Arthropoda, kelas : Insect, ordo : Diptera,
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA
BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas akhir ini diperoleh dari : Literature, sumber dan data melalui buku tentang kupu-kupu seperti (Kupukupu dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang
5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Trichogrammatidae) Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang bersifatgeneralis. Ciri khas Trichogrammatidae terletak
Lebih terperinciBAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua
BAB IV Hasil Dari Aspek Biologi Ulat Sutera Liar Attacus atlas (Lepidoptera : Saturniidae) Selama Proses Habituasi dan Domestikasi Pada Pakan Daun Sirsak dan Teh 4.1. Perubahan tingkah laku Selama proses
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Attacus atlas Attacus atlas merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (Chapman, 1969). Klasifikasi A. atlas menurut Peigler (1989) adalah sebagai berikut: Kelas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau di Yogyakarta Open space atau ruang terbuka menurut William, et al. (1969), merupakan suatu daerah hijau yang relatif tidak berkembang dan disediakan dalam suatu
Lebih terperinciWorkshop Hama dan Penyakit Tanaman Jarak (Jatropha curcas linn.): Potensi Kerusakan dan Teknik Pengendaliannya Bogar, 5-6 Desember 2006
Bogar, 5-6 Desember 2006 KONSEP HAMA DAN DINAMIKA POPULASI Dr. Ir. Dadang, MSc. Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPS JI. Kamper, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Dalam budidaya tanaman,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedudukan Taksonomi dan Morfologi Cabai Rawit (Capsicum frutescen)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kedudukan Taksonomi dan Morfologi Cabai Rawit (Capsicum frutescen) Kedudukan taksonomi cabai rawit dalam tatanama atau sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut (Rukmana,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Parasitoid Brachymeria sp.
4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Parasitoid Brachymeria sp. Penggunaan parasitoid sebagai agens pengendali biologis untuk mengendalikan serangga hama merupakan salah satu tindakan yang bijaksana dan cukup beralasan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kupu-kupu Menurut Borror dkk (1992) klasifikasi kupu-kupu adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Kelas : Insekta Subkelas : Pterygota
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ulat Api 1. Biologi Setothosea asigna Klasifikasi S. asigna menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut : Phylum Class Ordo Family Genus Species : Arthropoda : Insekta : Lepidoptera
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)
II. TELH PUSTK Nyamuk edes spp. dewasa morfologi ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family
Lebih terperinciMEDIA BIAKAN ALAMI SEBAGAI REFERENSI PEMBELAJARAN PADA MATAKULIAH PERKEMBANGAN HEWAN
Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 1, No. 1, Ed. April 2013, Hal. 1-66 PERKEMBANGAN METAMORPHOSIS LALAT BUAH (Drosophilla melanogaster) PADA MEDIA BIAKAN ALAMI SEBAGAI REFERENSI PEMBELAJARAN PADA MATAKULIAH
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong
TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Ngengat meletakkan telur di atas permukaan daun dan jarang meletakkan di bawah permukaan daun. Jumlah telur yang diletakkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Individu betina dan jantan P. marginatus mengalami tahapan perkembangan hidup yang berbeda (Gambar 9). Individu betina mengalami metamorfosis paurometabola (metamorfosis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Distribusi Spasial A. tegalensis pada Tiga Varietas Tebu Secara umum pola penyebaran spesies di dalam ruang terbagi menjadi tiga pola yaitu acak, mengelompok, dan teratur. Sebagian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Kumbang Tanduk (O. rhinoceros). berikut: Sistematika kumbang tanduk menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insekta
Lebih terperinciTetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima
Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Oleh : Umiati, SP dan Irfan Chammami,SP Gambaran Umum Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry berupa pohon batang lurus
Lebih terperinciINVENTARISASI PARASITOID HAMA PENGGULUNG DAUN PISANG (Erionota thrax L.) DI KOTA METRO DAN SEKITARNYA PROVINSI LAMPUNG
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Yulian et al.: Inventarisasi Parasitoid Hama Penggulung Daun Pisang 11 Vol. 4, No. 1: 11 15, Januari 2016 INVENTARISASI PARASITOID HAMA PENGGULUNG DAUN PISANG (Erionota
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SURAT IJIN DARI UKSW
LAMPIRAN 53 LAMPIRAN 1 SURAT IJIN DARI UKSW 54 55 56 LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN 57 58 LAMPIRAN 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELOMPOK
Lebih terperinciSIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster
SIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster KELOMPOK VII KELAS A Azki Afidati Putri Anfa (1410422025), Josano Rehan Dhani (1410422020), Merini Apriliani (1410422043), Ratna Suleka (1410421035), Rifta Septiavi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hymenoptera. Ordo Hymenoptera memiliki ciri-ciri empat sayap yang tipis
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Parasitoid Berdasarkan hasil rearing daun pisang yang dilakukan di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat di peroleh empat jenis parasitoid dari pupa Erionota
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Tebu Raksasa Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi penggerek batang tebu raksasa adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Serangga Hama pada Tanaman Cabai Berdasarkan hasil pengamatan tanaman Cabai di Tiga Varietas Berbeda selama 10 minggu terdapat 5 famili yakni Famili Aphididae, Famili
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran besar dan memiliki warna sayap yang menarik sehingga sering diambil dari alam untuk dijadikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ulat Kantong (Metisa plana) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Ulat Kantong (M. plana) merupakan salah satu hama pada perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Hama ini biasanya memakan bagian atas daun, sehingga
Lebih terperinciTinjauan Mata Kuliah. Materi pengembangan bahan ajar mata kuliah ini akan disajikan dalam 9 (sembilan) modul sebagai berikut.
ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah ini memberikan dasar pengetahuan tentang serangga dan manusia. Selain itu, juga memberikan pengetahuan tentang struktur, anatomi, dan perkembangan serangga, serta siklus
Lebih terperinciI. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )
Tugas Pengendalian Hama Terpadu Harry Sugestiadi / 0806132041 I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Ciri-ciri dari Ordo Hemiptera yaitu : Tipe mulut menusuk menghisap Mempunyai dua pasang sayap, tebal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Patogen Serangga Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau membunuh inangnya karena menyebabkan penyakit pada serangga. Patogen masuk ke dalam tubuh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (Ostrinia furnacalis) diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) larva penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis) diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Bunga Kelapa Sawit Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga yang pecah jika akan anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki 100-250 spikelet (tangkai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran
TINJAUAN PUSTAKA Ulat kantong Metisa plana Walker Biologi Hama Menurut Borror (1996), adapun klasifikasi ulat kantong adalah sebagai berikut: Kingdom Phyllum Class Ordo Family Genus Species : Animalia
Lebih terperinciSILABUS & KONTRAK PEMBELAJARAN
Silabus Matakuliah Entomologi Pertanian - Sem. Ganjil 2017-2018 Page 1 of 12 SILABUS & KONTRAK PEMBELAJARAN Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/ sks : HPT616202 / 3 (2-1) Dosen PJ. : Prof. Dr. Ir. F.X. Susilo,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus
TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi, Anatomi dan Morfologi Nyamuk
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi, Anatomi dan Morfologi Nyamuk Nyamuk merupakan serangga yang memiliki tubuh berukuran kecil, halus, langsing, kaki-kaki atau tungkainya panjang langsing, dan mempunyai bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Mega Biodiversity yang kaya akan keanekaragaman hayati. Menurut Asti, (2010, hlm. 1) bahwa Diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insekta atau serangga yang termasuk dalam filum Arthropoda merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah, serangga melebihi semua hewan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapang dan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, pada bulan Mei
Lebih terperinci