I. PENDAHULUAN. Sektor agribisnis kelapa sawit (elais guineensis jacq) di Indonesia tercatat memiliki

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. Sektor agribisnis kelapa sawit (elais guineensis jacq) di Indonesia tercatat memiliki"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor agribisnis kelapa sawit (elais guineensis jacq) di Indonesia tercatat memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari luas areal kelapa sawit yang meningkat tajam sejak tahun 1968 hingga tahun Dimana pada periode tahun tersebut, luas areal kelapa sawit meningkat hampir 21 kali lipat yaitu dari ha pada tahun 1968 menjadi ha pada tahun (Wijaksana dkk, 2003). Perkebunan kelapa sawit di Indonesia akan terus berkembang. Bahkan data terakhir menyebutkan, jumlah perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah mencapai 7,3 juta ha lebih. Dari jumlah itu, mampu menghasilkan sedikitnya 2.5 juta ton crude palm oil (CPO) per tahunnya. Perkembangan perkebunan kelapa sawit terjadi sejak dua tahun terahir, diperkirakan kedepannya akan jauh lebih pesat lagi. Bahkan, pada 2014 mendatang, jumlahnya bisa mencapai 10 juta ha lebih. (PPKS, Medan). Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal tentunya tidak terlepas dari adanya pemeliharaan tanaman yang baik sejak dari fase dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sampai pada fase Tanaman Menghasilkan (TM). Tanaman belum menghasilkan adalah tanaman yang dipelihara sejak bulan pertama penanaman sampai dipanen pada umur bulan. Pemeliharaan masa tanaman belum menghasilkan merupakan lanjutan dan penyempurnaan dari pekerjaan pembukaan lahan dan persiapan untuk mendapatkan tanaman yang berkualitas prima. Selama masa tanaman belum menghasilkan diperlukan beberapa jenis pekerjaan pemeliharaan yang secara teratur harus dilaksanakan, diantaranya adalah penunasan dan kastrasi. Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga setelah berumur 14 bulan, tergantung pertumbuhannya. Pada saat tersebut, bunga yang dihasilkan masih belum membentuk buah 1

2 sempurna sampai tanaman berumur sekitar 24 bulan sehingga tidak ekonomis untuk diolah oleh karena itu, semua bunga maupun buah yang keluar sampai dengan umur 24 bulan ini perlu di buang atau ablasi. Kastrasi merupakan pembuangan bunga jantan dan betina yang masih muda pada tahap pembaungan awal pada TBM, pada umur bulan. Pemotongan bunga berlangsung selama bulan dengan rotasi satu bulan sekali sebelum panen perdana. Bunga muda umumnya masih kecil dan belum sempurna (intermedier), sering gugur atau aborsi. Bunga ini tidak menguntungkan bila dipertahankan. (Soepadiyo) B. Perumusan Masalah Kastrasi merupakan aktifitas membuang semua produk generatif, yaitu bunga jantan/ betina pada saat masih berbentuk dompet untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit. Terakhir tanaman dikastrasi adalah enam bulan sebelum pokok dipanen. Tindakan ini dimaksudkan untuk memulihkan penyerapan zat zat hara bagi pertumbuhan vegetatif, disamping tanaman akan menjadi lebih bersih dan mengurangi adanya serangan hama dan penyakit. Dengan adanya kastrasi ini maka, semua hasil zat zat unsur hara atau nutrisi tanaman yang diserap tanah oleh akar dari tanah, maka dapat dialihkan ke pertumbuhan vegetatif tanaman, sehingga tanaman lebih jagur dan seragam pertumbuhannya. Pada saat ini kastrasi sudah mulai ditinggalkan oleh perusahaan perkebunan karena biaya cukup besar dan dipakainya Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit (SPKS) Elaeidobius kamerucinus. Di Indonesia serangga tersebut mulai dilepas dengan izin pertanian pada tahun 2

3 1983. Meski demikian kastrasi dapat dilakukan secara selektif, misalnya hanya dilakukan pada tanaman yang pertumbuhannya terlambat, agar dapat mengejar ketertinggalanya. Dari hal tersebut diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang kajian biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan Kastrasi tanaman kelapa sawit (Elais guineensis Jacq). C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui biaya kastrasi pada tanaman kelapa sawit (Elais guineensis Jacq). D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi para pembaca dan penulis mengenai biaya untuk melakukan Kastrasi pada perkebunan kelapa sawit. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeus. Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi Subdivisi Kelas Subkelas Ordo Famili : Tracheophyta : Pteropsida : Angiospermae : Monocotyledoneae : Spadiciplorae (Arecales) : Palmae (Aracaceae) 3

4 Subfamili Genus Spesies : Cocoideae : Elais : Elaeis guineensis Jacq. Varietas dari kelapa sawit cukup banyak dan diklasifikasikan dalam berbagai hal, antara lain : tipe buah, bentuk luar, tebal cangkang, warna buah, potensi produksi, rendemen minyak, dll. Berdasarkan tipe buah, spesies Elais guineensis Jacq dibedakan menjadi 3 tipe, sebagai berikut : 1. Nigrescens yaitu buahnya berwarna violet/ungu sampai hitam pada waktu muda dan menjadi jingga kehitaman pada waktu matang. 2. Virescens yaitu buahnya berwarna hijau pada waktu masih muda dan menjadi jingga kemerahan pada waktu matang, tetapi ujungnya tetap kehijau hijauan. 3. Albescens yaitu buah muda berwarna kuning pucat (keputih putihan), tembus cahaya karena mengandung sedikit karotein dan tetap menjadi kekuning kuningan sesudah matang dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. (Lubis,2008) Berdasarkan tebal tipisnya cangkang (tempurung) dan daging buah (mesocarp), spesies Elais guineensis Jacq dapat dibedakan menjadi beberapa varietas, yaitu : 1. Dura yaitu buah dengan cangkang cukup tebal antara 2,0 8,0 mm dan tidak terdapat lingkaran cincin serat pada bagian luar cangkang. Daging buah relatif tipis dengan perbandingan daging buah terhadap buah antara 20% - 65%. Sedangkan kernel berukuran besar tetapi kandungan minyaknya rendah. 2. Pisifera yaitu buah dengan cangkang tipis (bahkan hampir tidak ada) sedangkan daging buahnya tebal. Perbandingan daging buah terhadap buah cukup tinggi. Kernel berukuran kecil dengan kandungan minyak yang rendah. Jenis Pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa 4

5 menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal dengan tanaman betina sebab bunga betina gugur pada fase ini. 3. Tenera yaitu buah yang memiliki sifat sifat yang berasal dari Dura dan Pisifera. Cangkang tipis dengan ketebalan antara 1,0 2,5 mm dan terdapat lingkaran cincin serat disekelilingnya. Perbandingan daging buah terhadap buah cukup tinggi antara 60% - 90%. Tandan buah yang dihasilkan Varietas Tenera lebih banyak dari pada Varietas Dura dan Pisifera tetapi ukuran tandanya relatif lebih kecil. 4. Macrocarya yaitu buah dengan cangkang sangat tebal, sekitar 6,0 8,5 mm, sedangkan daging buahnya tipis hanya 0,75 2,5 mm. Varietas ini jarang sekali digunakan untuk pemuliaan tanaman (bukan merupakan faktor genetik yang signifikan). 5. Diwakka-Wakka yaitu buah memiliki dua lapisan daging buah. Ketebalan daging buah tergantung hasil persilangan, yaitu Diwakka-wakka-Dura, Diwakka-wakka-Pisifera, Diwakka-wakka-Tenera. Tipe buah ini merupakan buah abnormal. Macrocarya dan Diwakka-Wakka atau dikenal sebagai Caiaue yang banyak terdapat di negara Brasil, Suriname, Colombia dan lain lain merupakan spesies lain yang sudah mulai dimanfaatkan. Pemulia tertarik menggunakannya spesies ini karena memiliki beberapa sifat unik seperti : 1. Pertumbuhan meninggi lambat hanya 20 cm/tahun dibandingkan dengan Elais guineensen Jacq 45 cm/tahun. 2. Memiliki kanopi/tajuk relatif lebih kecil, sehingga populasi tanaman per hektar lebih banyak. 3. Memiliki sex ratio tinggi dan sedikit sekali tandan bunga jantan. 4. Memiliki asam lemak tidak jenuh yang sangat tinggi. 5

6 5. Tingkat aborsi pembungaan sangat tinggi sehingga banyak terjadi kegagalan tandan matang, menyebabkan produksi tandan rendah. 6. Buah pada satu tandan tidak serentak matang. 7. Ketahanan terhadap keadaan tergenang lebih baik sehingga pada daerah sering banjir dapat beradaptasi. 8. Umur ekonomis lebih lama,namun secara komersil masih belum diusahakan karena belum terbukti menguntungkan. (Provident Agro Group, 2011) Secara ringkas, klasifikasi Varietas Elais Guineensis Jacq berdasarkan ketebalan cangkang, daging buah dan kernel dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel 1. Perbedaan Tebal Cangkang Beberapa Varietas. Presentase Tebal Tebal Varietas Cangkang/ Cangkang pericarp Buah (mm) (mm) (%) Presentase Mesocarp/ Buah (%) Presentase Inti/Buah (%) Dura 2,0 8,0 2,0 6, Tenera 1,0 2,5 3,0 10, Pisifera 0 5,0 10, Diwaka-waka Beragam Beragam Beragam Beragam Beragam Macrocarya 4,0 8,5 0,75 2, Sumber data: Provident Agro Group (2011) Tingkat aborsi pembungan sangat tinggi sehingga banyak terjadi kegagalan tandan matang, menyebabkan produksi tandan rendah demikian pula rendemennya. Buah pada satu tandan tidak serentak matang. Bentuk batang dan susunan anak daun juga berbeda. Ketahanan terhadap keadaan tergenang lebih banyak sehingga pada daerah sering banjir mungkin akan berguna. Disamping itu karena pertumbuhan tinggi lambat maka umur ekonomisnya mungkin lebih lama. (Lubis, 2008). 6

7 B. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian m. Tanaman ini berumah satu atau monocious dimana bunga jantan dan betina terdapat satu pohon. Bunga jantan dan betina terdapat masing masing pada tandan bunganya dan terletak terpisah yang keluar dari ketiak pelepah daun. Tanaman ini dapat menyerbuk sendiri dan dapat menyerbuk silang. 1. Bagian Vegetatif Tanaman a. Akar (Radix) Kecambah kelapa sawit yang baru tubuh memiliki akar tunggang, tetapi akar ini mudah mati dan segera diganti dengan akar serabut. Akar serabut memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Sebagian akar serabut tumbuh lurus ke bawah (vertikal) dan sebagian tumbuh mendatar kesamping. Jika aerasi cukup baik, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 m didalam tanah, sedangkan yang tumbuh ke samping bisa mencapai radius 16 meter. Keadaan ini tergantung pada umur tanaman, sistem pemeliharaan, dan areal tanah. Sistem perakaran seperti ini menyebabkan tanaman mudah tumbang. Kelapa sawit termaksut sebagai tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula (bakal akar) dan plumula (bakal batang). Selanjutnya akar ini akan mati dan kemudian disusul dengan tumbuhnya sejumlah akar yang berasal dari pangkal batang. Akar ini disebut akar serabut atau radic adventicia. (Wahyuni. 2007). Berdasarkan diameternya pengelompokan akar dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Diameter Akar Kelapa Sawit NAMA AKAR Primer DIAMETER 5 10 mm 7

8 Sekunder Tertier Kuarter Sumber data: Wahyuni. (2007) 2 4 mm 1 2 mm 0,1 0,3 mm Akar primer tumbuh ke bawah sampai kedalaman 1,5 m, pertumbuhan kesamping akar ini sampai ± 6 m dari pangkal pohon. Jumlah terbanyak terdapat pada jarak 2 2,5 m dari pohon dan pada kedalaman cm. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tertier dan kuartener yang berada pada kedalaman 0 60 cm dan jarak 2 2,5 m dari pangkal pohon. b. Batang (Caulis) Batang kelapa sawit tidak memiliki kambium, tumbuh tegak lurus (phototropi) dan pada umumnya tidak bercabang. Batang berbentuk silinder dengan diameter antara cm. Selama beberapa tahun batang tertutup rapat oleh pelepah daun dan pelepah akan gugur karena membusuk dimulai dari bagian bawah mulai umur tahun. Bagian bawah batang umumnya lebih besar (disebut bongkol batang = bowl). Pertumbuhan meninggi batang berbeda beda tergantung dari varietas dan tipenya, tetapi pada umumnya tinggi batang bertambah cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai pertambahan tinggi dapat mancapai 100 cm per tahun. Tinggi pohon maksimum yang ditanam di perkebunan berkisar antara m. (Provident Agro Group, 2011). Perkembangan tinggi batang yang normal dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Tinggi Batang Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Umur Umur (thn) Tinggi (m) Umur (thn) Tinggi(m) 3 1, ,0 4 2, ,5 5 2, ,0 8

9 6 3, ,3 7 4, ,5 8 5, ,9 9 5, ,2 10 6, ,4 11 7, ,0 12 8, ,3 13 8, ,0 14 9,8 Sumber data: PPKS Berdasarkan pertumbuhan tinggi batangnya, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai produsen benih mengadakan pengelompokan sebagai berikut: a. Sangat cepat 80 cm/tahun: BJ, 05-17/30/31 SP, DS x BJ, SP x DS, SP x BJ, DS-SP 540 b. Cepat : cm/tahun : MA, CM, 05-27/28 SP,12-37/56/70 DS x BJ c. Lambat cm/tahun : 02-43/50 DS, 04-16/17/21/64 CM, 09-15/19/21 d. Sangat lambat 60 cm/tahun : 03-5/48-MA, 04/16/17/21/64/LM, SP x Ni, DY x P Dumpy. C. Daun (folium) Daun merupakan pabrik yang sebenarnya bagi produksi minyak dan inti kelapa sawit. Titik tumbuh aktif menghasilkan bakal daun setiap 2 minggu, memerlukan waktu 2 tahun untuk berkembang dari proses inisiasi menjadi daun dewasa pada pusat tajuk dan dapat berfotosintesis sampai 2 tahun lagi. Proses inisiasi daun sampai layu (senescence) kira kira 4 tahun. Pada kerapatan pk/ha dengan tanpa penunasan daun, senencence umumnya terjadi pada daun (Standard Operasional Perusahaan, PTPN IV). 9

10 Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 3/8. Lingkaran atau spiralnya ada yang berputar ke kiri dan kanan tetapi kebanyakan putar kanan. Hal ini penting diketahui agar dapat mengetahui letak daun ke-9, ke-17 dan lain lain yang dipakai sebagai standar pengukuran pertumbuhan maupun pengukuran contoh daun. Produksi pelepah daun pada tanaman selama setahun dapat mencapai pelepah, kemudian berkurang sesuai umur menjadi pelepah atau kurang. Panjang pelepah dapat mencapai 7,5 9,0 m pada tanaman dewasa. Pada tiap pelepah diisi oleh anak daun di kiri dan kanan rachis. Jumlah anak daun pada setiap sisi dapat mencapai Anak daun yang ditengah dapat mencapai 1,2 m. Pada satu pohon dewasa dapat dijumpai pelepah. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. (Provident Agro Group, 2011). Luas permukaan sering dipakai untuk tujuan pengamatan pertumbuhan dengan rumus. L = 2 k ( d x l p) L = Luas permukaan daun k = faktor koreksi (0,55) d = jumlah anak daun satu sisi l = lebar anak daun rata rata sampel p = panjang anak daun rata rata sampel. 2. Bagian Generatif Tanaman a. Bunga Bunga kelapa sawit merupakan karangan bunga (inflorescense) yang berkelamin tunggal (uni sexual) dan berumah satu. Karangan bunga jantan dan betina terdapat pada ketiak daun (leaf 10

11 axil). Bunga ini letaknya pada satu tandan yang disebut tandan bunga. Tandan bunga muncul sekitar tanaman berumur 3 4 tahun. (Sembiring, 2008) Tanaman kelapa sawit dilapangan mulai berbunga pada umur bulan, tetapi baru ekonomis untuk dipanen pada umur 2,5 tahun. Sebagian dari tandan bunga ini akan gugur (absorsi) sebelum anthesis dan sesudah anthesis. Pada tanaman muda sering dijumpai bunga abnormal seperti bunga banci (hermafrodit) yaitu tandan bunga memiliki 2 jenis kelamin, bunga andromorphic (androgynous) yaitu secara morfologi adalah bunga jantan tetapi pada sebagian spikeletnya dijumpai pula bunga betina yang dapat membentuk bunga sawit kecil. Sex difrensiasi terjadi sebulan sebelum anthesis dan setelah anthesis membutuhkan waktu 5 6 bulan baru matang panen. Secara visual tandan bunga jantan atau betina baru dapat diketahui setelah muncul dari ketiak pelepah daun yaitu 7 8 bulan sebelum matang atau 1 2 bulan sebelum anthesis. Lamanya matang tandan sejak anthesis adalah hari berdasarkan pengamatan. Tandan bunga betina dibungkus oleh seludang bunga yang akan pecah hari sebelum anthesis. Satu tandan buah bunga betina memiliki sepikelet dan setiap sepikelet memiliki bunga betina. Bunga betina yang kecil inilah yang akan diserbuki tepung sari. Tidak semua bunga betina tersebut akan berhasil membentuk bunga yang sempurna yang matang, terutama bagian dalam. Pada tanaman dewasa dapat diperoleh buah tergantung pada besarnya tandan dan setiap pohon dapat menghasilkan tandan/pohon/tahun pada tanaman muda dan pada tanaman dewasa atau tua berkisar 8 12 tandan. Bunga betina ini tidak serentak anhtesisnya. Pada satu tandan umumnya membutuhkan waktu 3 5 hari atau lebih. Tandan bunga jantan (infloresensia) juga dibungkus oleh seludang 11

12 bunga yang pecah jika akan anthesis seperti bunga betina. Tiap tandan bunga spikelet yang panjangnya cm dan diameter 1 1,5. Sepikelet berisi bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari jutaan banyaknya. Tandan bunga yang sedang anthesis ini berbau amis (kas). Tiap tandan bunga jantan akan dapat menghasilkan tepung sari sebanyak gr. Pada tanaman muda jumlah bunga jantan per pokok sedikit dibanding dengan tandan bunga betina dan perbandingan ini akan berubah sesuai peningkatan umur tanaman. Perbandingan antara jumlah tandan bunga betina dengan jumlah tandan bunga jantan + tandan bunga betina + tandan bunga hermaprodit dan lain lain dikenal sebagai sex ratio dan dinyatakan dalam %. Angka sex ratio penting diketahui untuk perhitungan bunga dalam estimasi produksi, poliinas bantuan, pelepasan serangga dan penyerbukan lain lain. Pada tipe D x P tertentu pada tanaman mudah sex ratio ini dapat mencapai 90% pada tahun pertama menghasilkan. Misalnya pengamatan pada tahun 1988 tanaman muda di bahjambi menunjukkan angka berikut.( Lubis, Adlin U 2008). Pada tabel 4 dijelaskan perkembangan bunga betina menurut umur tanaman. Tabel 4. Perkembangan Bunga Betina. Umur (tahun) Sex ratio (%) Sumber : Lubis, Adilin U (2008) Perkembangan tandan bunga betina sejak anthesis sampai matang hasil pengamatan di Marihat menunjukkkan hasil berikut: 1. Daging buah (Mesocarpinum) Sampai 3 bulan setelah anthesis warnanya masih putih kehijauan menunjukkan bahwa masih terdiri air, serat dan klorofil dan minyak sebelum terbentuk. 2. Cangkang atau Tempurung 12

13 Sebulan sesudah penyerbukan cangkang telah terbentuk meski masih sangat tipis dan lembut. Inti (endocarpium atau nunleos seminis). Pada umur 2 bulan terjadi perubahan dari bentuk cair menjadi agar agar dan pada umur 3 bulan inti sudah berbentuk padatan yang agak keras. 3. Lembaga atau Embrio Sampai 3 bulan belum terlihat dengan mata. Selanjutnya akan tampak seperti titik putih sepanjang 1,5 mm dengan cepat bertambah besar. Pada umur 3 bulan telah mencapai 3 mm dan terbentuknya bagian yang berwarna kuning dan putih pada umur 3,5 bulan panjangnya mencapai 3,5 mm yaitu ukuran normal. ( Lubis, Adlin U 2008). b. Buah (fructus) Buah kelapa sawit termaksut jenis buah keras (drupe), menempel dan bergerombol pada tandan buah. Panjang buah 2 5 cm, beratnya sampai 30 gram. Bagian bagian buah terdiri dari atas eksocarp atau kulit buah, mesokarp atau sabut, dan biji. Eksocarp dan mesocarp disebut pericarp. Biji terdiri atas endocarp atau cangkang dan inti (kernel), sedangkan inti sendiri terdiri atas endosperm atau putih lembaga dan embrio. Dalam embrio terdapat bakal daun (plumula), haustorium, dan bakal akar (radikula). (Soepandiyo, 2008) Bunga betina telah dibuahi akan berkembang pada sepikelet. Karena kondisi terjepit maka buah yang terletak bagian dalam yang akan lebih kecil dan akan kurang sempurna bentuknya dibandingkan dengan yang terletak dibagian luar, sehingga dikenal istilah buah luar dan buah dalam. Berat satu buah yang sudah matang tergantung pada tipe bentuk induknya. Pada tipe tertentu buahnya rata rata 13 gr pada tipe lainya ada yang mencapai gr, bahkan ada yang mencapai 30 gr dengan panjang buah 5. Buah luar yang telah lepas dari tandan dan jatuh 13

14 ketanah dipakai untuk tanda atau kriteria kematangan tandan dalam pemanenan. Istilah yang digunakan adalah fraksi. Fraksi tandan yang baik adalah 2 dan 3, tetapi tidak akn diperoleh 100 %. Panen dikatakan baik jika dapat mengumpulkan fraksi 2 dan 3 sebanyak 65 %, fraksi 1 maksimum 20 % dan fraksi 4 maksimum 15 %. Perkembangan dari satu fraksi ke fraksi berikutnya sangat cepat dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Perkembangan Satu Fraksi ke Fraksi Berikutnya. Hari 2,8 2,97 1,64 1,22 1 Fraksi Sumber data : Provident Agro Group (2011) Dari sini dihitung pusingan panen yan baik adalah 2,97 + 1,64 + 1,22 + 1,0 = 6,83 hari atau dibulatkan 7 hari. Daging buah terdiri atas minyak air dan serat. Buah terutama terdiri atas cellulosa dan lignin. Kadar air dan minyak berubah menurut kematangan buah sedang kadar serat pada daging buah hampir tetap 13 % terhadap buah sejak 3 bulan sesudah anthesis sampai buah matang. Semakin tinggi kadar serat pada daging buah akan memberi peluang lebih besar kehilangan minyak saat pengolahan. (Provident Agro Group, 2011). Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Daun kelapa sawit setiap daun tumbuh sekitar helai. Semakin tua umur kelapa sawit, pertumbuhan daunya semakin sedikit, sehingga buah yang terbentuk semakin menurun. Meskipun demikian bukan berarti hasil produksi minyaknya menurun. (Sastrosayono, 2003) C. Produktivis Tanaman Kelapa Sawit Umur ekonomis kelapa sawit yang dibudidayakan umumhya 25 tahun. Pada umur diatas 25 tahun tanaman sudah tinggi sehingga sulit dipanen, jumlah tandan buah juga sedikit tidak ekonomis lagi. 14

15 Produktivitas tanaman dipengaruhi oleh umur tanaman. Pengelompokan tanaman berdasarkan umur tanaman dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu : 3 8 tahun 9 13 tahun tahun Diatas 20 tahun : Tanaman Muda : Tanaman Remaja : Tanaman dewasa : Tanaman Tua Potensi produksi tanaman kelapa sawit juga ditentukan oleh jumlah curah hujan setahun. Jika terjadi kemarau panjang, akan menyebabkan gagalnya pembentukan bakal bunga bulan berikutnya (abortus bunga) dan keguguran buah 5 6 bulan berikutnya. Tabel 6. Pengaruh Curah Hujan Terhadap Persentase Potensi Produksi. Curah Hujan per Tahun Potensi Produksi Lebih dari 2500 mm 100 % mm 80 % mm 70 % Kurang dari 1500 mm 60 % Sumber : PPKS Produktivitas tanaman kelapa sawit varietas tenera (128 pohon/ha) secara umum pada lahan kelas S1, S2 dan S3 disajikan pada tabel 7 dibawah ini. Tabel 7. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit. Umur(th) Kelas S1 Kelas S2 Kelas S3 T RBT TBS T RBT TBS T RBT TBS , , , , , , , , ,

16 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Rata rata Sumber data : PPKS Medan Keterangan : T = Jumlah tandan/pohon/tahun; RBT = Rata rata berat tandan (Kg); TBS = Ton TBS/ha/tahun. D. Kastrasi 1. Pengertian Umum Kastrasi merupakan pengambilan/pembuangan dari bunga jantan (male flower) dan bunga betina (female inflorescenses) baik senidiri sendiri atau secara bersamaan. Didalam pelaksanaan pembuangan bunga betina, juga diartikan pembuangn buah yang sudah terbentuk (untuk periode pembentukan buah pertama). Keguanaan atau effect secara umum dari kastrasi adalah: 16

17 a. Perbaikan atau mendorong pertumbuahan vegetatif yaitu suatu pertambahan jumlah dan panjang daun dan juga pertambahan lilit batang. Juga diyakini perbaikan sistem perakaran. b. Bentuk tanaman yang lebih seragam sesudah masa kastrasi, terutama untuk masa panen permulaan c. Ukuran tandan buah yang lebih besar dan seragam dan juga ukuran berat tandan buah yang lebih besar, memberi hasil ganda yang lebih baik untuk pengaturan panen dan juga processing. d. Dengan keseragaman pertumbuhan dan perkembangan buah yang lebih besar secara praktis akan memberi hasil panen per orang yang lebih tinggi dan juga waktu panen yang lebih pendek. e. Pertumbuahan vegetatif yang lebih baik akan menghasilkan naungan yang lebih cepat sehingga lingkaran dan gawangan akan lebih cepat tertutup dengan demikian akan menurunkan cost weeding. f. Penyesuaian waktu yang bermanfaat untuk masa persiapan pembangunan baru suatu pabrik. g. Sebelum pemanfaatan serangga penyerbuk, penyerbukan bantuan secara manual akan memudahkan pelaksanaan dan pengaturanya. (Sembiring, 2008). 2. Pelaksanaan Kastrasi Kastrasi mulai dilakukan jika lebih dari 50% pohyon kelapa sawit dalam satu blok telah mengeluarkan bunga (masih berbentuk dompet atau seludang bunga belum membuka). Pada kondisi bunga seperti ini belum bisa diketahui apakah bunga tersebut jantan dan betina, pangkal bunga masih lunak dan bunga lebih mudah dibuang/kastrasi. Semakin bertambah umur semakin sulit bunga dilepas karena pangkal bunga semakin keras dan harus menggunakan alat. Kastrasi 17

18 dikatakan terlambat bila dilakukan sesudah seludang terbuka. Kastrasi dilakukan dengan pusingan setiap 1 bulan sekali. (Standard Operasional Perusahaan, PTPN IV). Pada pelaksanaan pembuangan male flower dan female inflorescenses harus dilakukan secara cermat dan hati hati agar frond (pelepah) tidak terpotong atau rusak. Bunga yang dipotong dapat ditempatkan ditengah gawangan untuk memudahkan perhitungan jumlah bunga betina. Bila pada areal tertentu diikuti serangan Tirathaba dan Marasmius maka bekas potongan bunga dan tandan buah tersebut dapat dikumpulkan kebahagian kebun tertentu untuk diamati dan bila perlu dapat segera dimusnahkan (dibakar). Pemakaian tenaga untuk kastrasi tergantung terhadap keseragaman. (Sembiring, 2008) Resiko dalam tindakan kastrasi adalah memerlukan tenaga yang cukup banyak dan dapat memperlambat pertambahan populasi serangan penyerbuk kalapa sawit. (Lubis, 2012). Berikut merupakan gambar bunga jantan dan bunga betina kelapa sawit yang dikastrasi dan cara pelaksanaan kastrasi. Bunga yang di Kastrasi Gambar 1. Kondisi 3. Peralatan Kastrasi Alat yang digunakan untuk kastrasi yaitu pengait besi yang ukurannya disesuaikan dengan besarnya bunga dilapangan. Menggunakan dodos untuk kastrasi dapat melukai pangkal pelepah daun (apabila ukuran/lebar dodos 5cm) dan dapat menurunkan kapasitas petugas 18

19 kastrasi (karena alat tidak cocok). Penggunaan dodos sebagai alat kastrasi adalah tidak benar karena hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan kastrasi sudah terlambat. Norma tenaga kastrasi yaitu 1,0 1,5 ha/us atau 0,7 1,0 ha/us. Gamba r 3. Bebera pa Peralat an Kastra si 19

20 III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Afdeling Hotel Kebun Langgam PT.PROVIDENT AGRO. Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan Juni B. Metode Penelitian Metode Penelitian yang dilaksanakan adalah dengan menggunakan metode pengumpulan data dan analisa deskriptif, yang dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai kajian biaya Kastrasi C. Pengamatan Parameter Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Informasi Umum kebun Langgam PT. PROVIDENT AGRO 2. Ketentuan perusahaan tentang kastrasi 3. Kebutuhan alat dan tenaga 4. Kajian biaya kastrasi 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 4 TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diduga berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kelapa sawit memiliki struktur tanaman yang terdiri atas akar, batang, daun,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki

I. PENDAHULUAN. Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1980, luas lahan kebun kelapa sawit mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoeclous dimana bunga jantan dan bunga betina terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam ordo Palmales, Famili Palmae, Subfamili Cocoidae,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) Kingdom Divisi Subdivisi Klas Ordo Famili Subfamily Genus Species : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit adalah tanaman yang berasal dari hutan tropis di Afrika Barat pada tahun 1911 perkebunan komersial pertama didirikan di Pulau Raja (Asahan) dan Sungai Liput

Lebih terperinci

III.Fisiologi Benih Sawit

III.Fisiologi Benih Sawit III.Fisiologi Benih Sawit Kelapa sawit dibedakan ke dalam tiga tipe berdasarkan ketebalan cangkang (shell), karakter ini dikendalikan oleh gen mayor tunggal yang bertindak kodominan, karekteristik tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Monocotyledoneane

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah I. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, setiap tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa sawit termasuk tanaman jangka panjang. Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 13-18 meter. Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode dalam pemberian nama ilmiah (Latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013). TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Taksonomi dari tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut; divisi Spermatophyta, dengan subdivisi Pteropsida. Kelapa sawit tergolong kelas Angiospermae dengan subkelas

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Elaesis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama Botanist Amerika Jacquin.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil perennial dengan periode regenerasi yang panjang sekitar 20 tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam

Lebih terperinci

VI.SISTEM PRODUKSI BENIH

VI.SISTEM PRODUKSI BENIH VI.SISTEM PRODUKSI BENIH UNTUK PRODUKSI BENIH MAKA HARUS TERSEDIA POHON INDUK POPULASI DURA TERPILIH POPULASI PISIFERA TERPILIH SISTEM REPRODUKSI TANAMAN POLINASI BUATAN UNTUK PRODUKSI BENIH PERSIAPAN

Lebih terperinci

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT Tujuan manajemen budidaya kelapa sawit adalah untuk menghasilkan produksi kelapa sawit yang maksimal per hektar areal dengan biaya produksi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia 57 PEMBAHASAN Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia Hasil pertemuan yang dilakukan pengusaha sumber benih kelapa sawit yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perkebunan pada tanggal 12 Februari 2010,

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Unit Usaha Marihat, Provinsi Sumatera Utara selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2010

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya dari Brasilia. Di Brasilia tanaman ini tumbuh secara liar atau setengah liar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman industri penghasil minyak masak, minyak industri, bahan baku industri dan bahan bakar. Produktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk menghasilkan pertumbuhan

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 2 Pembibitan merupakan kegiatan teknis budidaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit kelapa sawit yang berkualitas. Kegiatan pemeliharaan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembibitan.

Lebih terperinci

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm Lampiran 1. Bagan dan Plot Penelitian 1 2 3 a U b L 1 M 0 L 1 M 2 L 2 M 1 L 3 M 0 L 3 M 2 L 3 M 0 a = 40 cm (jarak antar blok) L 2 M 0 L 2 M 2 L 0 M 2 S b = 20 cm (jarak antar plot) L 0 M 1 L 3 M 0 L 3

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Elaeis guineensis Jacq. 2.1.1. Botani Elaeis guineensis Jacq termasuk tanaman monokotil. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2003) tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman monokotil. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2005) secara taksonomi kelapa sawit dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah:

TINJAUAN PUSTAKA. Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah: TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Elaesis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Afrika), Jacq berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Afrika. Kelapa sawit di Afrika diklasifikasikan oleh Jacquin pada tahun 1763 sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit memiliki klasifikasi: Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae (dahulu disebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Palmae. Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil dan bersifat monocious, yaitu bunga jantan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Varietas Kelapa Sawit 1. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung dan Daging Buah Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietasvarietas itu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus, adapun

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus, adapun 6 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus, adapun taksonomi dari tanaman kelapa sawit yakni termasuk divisi Tracheophyta dengan subdivisi Pteropsida. Kelapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kelapa Sawit 2.1.1 Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Mingguan Kegiatan Magang PPKS Marihat

Lampiran 1. Jurnal Mingguan Kegiatan Magang PPKS Marihat LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1. Jurnal Mingguan Kegiatan Magang PPKS Marihat No Tanggal Uraian Kegiatan Divisi/ Lokasi Pembimbing 1 01/03/10-05/03/10 Tiba di PPKS Marihat, Sumatera Utara. Penjelasan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang dikenal sebagai sumber utama penghasil minyak nabati sesudah kelapa. Minyak sawit kaya akan pro-vitamin

Lebih terperinci

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, II. TINJUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, tetapi dapat dikembangkan diluar daerah asalnya termasuk Indonesia. Pada tahun 1848

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat. 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat. Spesies palm tropika ini banyak ditanam di kawasan garis khatulistiwa.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

NB: KERANGKA EKSEKUTIF PROPOSAL PKL DISUSUN MAKSIMAL 5 HALAMAN 1 SPASI (kecuali cover dan lembar pengesahan)

NB: KERANGKA EKSEKUTIF PROPOSAL PKL DISUSUN MAKSIMAL 5 HALAMAN 1 SPASI (kecuali cover dan lembar pengesahan) FORMAT EKSEKUTIF PROPOSAL PKL Berikut ini kerangka eksekutif proposal PKL dengan format sebagai berikut 1. COVER JUDUL / TOPIK 2. PENDAHULUAN Latar belakang Identifikasi permasalahan Tujuan umum dan khusus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit 2.1.1 Sejarah Perkelapa Sawitan Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa kalapa sawit berasal dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Agronomi Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tebu dan Morfologi Tebu Tebu adalah salah satu jenis tanaman monokotil yang termasuk dalam famili Poaceae, yang masuk dalam kelompok Andropogoneae, dan masuk dalam genus Saccharum.

Lebih terperinci

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan : hibrida Bentuk tanaman : tegak Tinggi tanaman : 110-140 cm Umur tanaman : mulai berbunga 65 HST mulai panen 90 HST Bentuk kanopi : bulat Warna batang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit 1. Akar (Radix) Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Syukri, 2008). Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (Pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama. Kelapa sawit memiliki 36 kromosom, sedangkan menurut

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (Pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama. Kelapa sawit memiliki 36 kromosom, sedangkan menurut II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Elaeis berasal dari Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (Pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama botanis Amerika

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Tanaman Jagung Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier II. Tinjauan Pustaka 2.1. Sejarah Tanaman Tadi Sawah (Oryza sativa L.) Tanaman padi ( Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut

Lebih terperinci

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) SNI 01-7158-2006 Standar Nasional Indonesia Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan bagian generatif. yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan bagian generatif. yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Kelapa Sawit a. Akar (Radix) Seperti jenis jenis palma yang lain, tanaman kelapa sawit mempunyai sifatsifat vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, diperkirakan dari lereng pegunungan Andes, di negara-negara Bolivia, Peru, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit merupakan sub keluarga cocoideae yang paling besar habitusnya. Klasifikasi tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang (Musa spp.) Indonesia pisang merupakan tanaman yang sangat penting karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Pisang adalah tanaman herba yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Produksi Kelapa Sawit (Elaesis guineensis Jacq) hal yang memiliki potensi tertentu untuk di manfaatkan secara maksimal.

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Produksi Kelapa Sawit (Elaesis guineensis Jacq) hal yang memiliki potensi tertentu untuk di manfaatkan secara maksimal. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi Kelapa Sawit (Elaesis guineensis Jacq) Potensi Produksi adalah kemungkinan yang dapat dihasilkan atau sesuatu hal yang memiliki potensi tertentu untuk di manfaatkan secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo 5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo Palmales, Family Arecaceae (dahulu Palmae), Genus Elaeis, Spesies Elaeis guineensis dan Elaeis melanococca.

Lebih terperinci