Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Sistem saraf otonom (SSO) disusun oleh kumpulan neuron yang melintasi baik sistem saraf sentral maupun perifer, mengatur aktivitas refleks dan motorik viseral serta perilaku emosional. Istilah tersebut sebenarnya kurang tepat sebab pada dasarnya sistem saraf otonom tetap bekerja dalam kontrol masukan dari korteks serebral sehingga terwujud kesetimbangan kondisi internal tubuh atau disebut pula homeostasis. SSO terdiri dari serabut aferen dan eferen serta neuron sentral di korda spinalis, batang otak, diensefalon dan otak besar. Secara fungsional, SSO dibagi atas dua bagian besar yakni simpatik dan parasimpatik. Sebagian besar organ tubuh dipersarafi oleh serat-serat kedua subsistem tersebut dan umumnya bekerja secara antagonistik (Arslan, 2001). Salah satu organ terpenting yang dikendalikan oleh SSO adalah jantung. Saraf eferen jantung yang berfungsi untuk mempengaruhi ritme jantung adalah serabut parasimpatik dari n. vagus dan serabut simpatik. Denyut jantung diturunkan oleh serabut vagal yang berakhir pada nodus sinoatrial (SA) dan ditingkatkan oleh serabut simpatik melalui adrenoseptor-β1. Setiap potensial aksi pada nodus SA mengakibatkan terjadinya suatu denyut jantung dan frekuensi impuls potensial pemacu menentukan frekuensi potensial aksi tersebut (Despopoulos dan Sibernagl, 2000). Mekanisme respons otonomik terhadap stimulasi eksternal tubuh dapat direprentasikan oleh perubahan variabilitas laju jantung. Istilah laju digunakan dalam hal ini untuk lebih menitikberatkan aspek frekuensi yang akan dikaji. Variabilitas laju jantung (Heart Rate Variability) untuk selanjutnya akan disebut sebagai VLJ mendeskripsikan variasi antara denyut jantung yang berurutan. Variabilitas Laju Jantung (VLJ) adalah suatu istilah yang disepakati sejak tahun 1996 untuk mendeskripsikan variabilitas laju jantung melalui fluktuasi interval RR. Metode tersebut pertama kali digagas oleh Hon dan Lee (1965) yang menyatakan bahwa distres janin didahului oleh perubahan interval antar denyut 1

2 sebelum perubahan laju jantung itu sendiri. Selanjutnya metode tersebut diterapkan sebagai prediktor yang kuat untuk mortalitas pasca serangan infark miokard akut sejak akhir tahun Secara umum, metode analisis VLJ terbagi dua, yakni berdasarkan domain waktu dan domain frekuensi. Gambar I.1. Sketsa integrasi fungsi otonomik tubuh Lokasi integrasi utama SSO adalah pada hipotalamus. Hipotalamus adalah pusat yang mengatur semua proses otonom dan berbagai proses endokrin dalam tubuh, serta merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem limbik, sedangkan sistem 2

3 limbik merupakan gabungan antara struktur kortikal dan subkortikal yang saling terkait dan memiliki peran utama dalam pengaturan kondisi emosional yang menyertai respons fisiologis, perilaku dan psikologis. Dalam hal ini termasuk regulasi atas stimulus eksternal yang akan mempengaruhi SSO (Hendelman, 2006). Stimulus mencapai tubuh dalam berbagai bentuk energi dan mencapai sistem saraf pusat melalui reseptor organ sensoris utama dan kulit. Gambar I.2. Sinyal EKG normal dan interval RR Pada perekaman EKG secara kontinu, interval RR didapatkan sebagai parameter dasar analisis dalam domain waktu. Dalam VLJ, istilah RR dapat digantikan dengan NN (normal to normal) yang bermakna interval antar kompleks EKG yang terdeteksi. Analisis tersebut kemudian dapat dibagi secara statistik atau geometrik. Durasi pengukuran secara konvensi terbagi dua yakni jangka pendek, yaitu 5 menit, dan jangka panjang, yakni 24 jam. Pengukuran secara statistik lebih sering digunakan untuk perekaman jangka pendek atau menengah. Pengukuran dalam domain frekuensi menggunakan analisis kerapatan spektral daya atau power spectral density (PSD), yakni bagaimana daya (varians) didistribusikan sebagai fungsi frekuensi. Metode untuk kalkulasi PSD dapat dibagi atas parametrik dan non parametrik. Komponen spektral yang digunakan dalam domain frekuensi diambil dari perekaman selama 2 5 menit dan terbagi atas very low frequency (VLF), low frequency (LF) dan high frequency (HF). 3

4 Distribusi daya dan frekuensi sentral LF dan HF tidak tetap melainkan dapat berubah-ubah tergantung modulasi otonomik terhadap periode jantung. Hal yang patut diingat adalah keempat komponen HRV tersebut mencerminkan derajat modulasi otonomik dan bukan tingkatan tonus otonom. Mekanisme regulasi VLJ berasal dari sistem saraf simpatik dan parasimpatik sehingga VLJ dapat dijadikan sebagai penanda (marker) kuantitatif sistem saraf otonom. Berdasarkan analisis spektral, terdapat beberapa komponen yang memiliki interpretasi fisiologis sesuai konsensus yang dihasilkan oleh Task Force of the European Society of Cardiology and the North American Society of Pacing and Electrophysiology (1996), yakni very-low frequency (VLF; 0,04 Hz atau 0,003 0,04 Hz), low-frequency (LF; 0,04 0,15 Hz) mewakili simpatik barorefleks, high-frequency (HF; 0,15 0,4 Hz) mewakili parasimpatik, dan ultralow frequency (ULF; 0,0001 0,003 Hz). Selain itu, terdapat metode yang digunakan untuk mendeteksi korelasi rentang panjang (24 jam) pada data seri waktu yang nonstasioner dan berderau, yakni metode Detrended Fluctuation Analysis (DFA) (Perfetto dkk., 2006). Makna komponen spektral tersebut secara klinis dikaitkan dengan modulasi otonomik dan kondisi patologis spesifik (Huikuri, 1999). Aktivitas vagal adalah kontributor utama untuk komponen HF, sedangkan aktivitas simpatik dicerminkan oleh komponen LF. Rasio LF/HF diyakini sebagai refleksi keseimbangan simpatovagal (Tikkanen, 1999; Grasso dkk., 1997; Schelven dkk., 2000). Aktivitas otonomik tersebut dipengaruhi oleh stimulus eksternal sebagaimana diterakan pada gambar I.1. Salah satu stimulus yang terpopuler dan tersering adalah musik. Musik telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi setiap makhluk hidup, baik diinginkan maupun tidak diinginkan. Bahkan semasa janin pun, musik paling primitif yang didengar adalah bunyi detak jantung sang ibu. Musik adalah susunan bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacammacam, misalnya musik diartikan sebagai bunyi yang dianggap enak oleh 4

5 pendengarnya atau bahkan musik dianggap tidak berwujud sama sekali. Keterkaitan musik terhadap kehidupan manusia telah banyak diungkapkan oleh berbagai peneliti, contohnya musik dapat meningkatkan citarasa seseorang terhadap makanan atau minuman tertentu, mempercepat restorasi dan rehabilitasi pasien stroke, memicu gairah seksual, membantu penguatan struktur gigi dan mempermudah proses kelahiran janin (Kompas, 2008). Musik berkaitan erat dengan status psikologi manusia. Kenyataan bahwa musik dapat terkait emosi atau mood tertentu adalah fakta yang umum diketahui dan tidak dapat dibantah (Meyers, 2004). Berbagai penelitian eksperimental telah dilakukan oleh psikolog musik terkemuka, di antaranya adalah Hevner (1936) yang telah memaparkan bahwa musik dapat digolongkan berdasarkan delapan kluster kata sifat. Pada umumnya penelitian-penelitian selanjutnya tentang hubungan musik dan tubuh dilakukan menggunakan pendekatan psikologi, namun tidak banyak didapatkan pendekatan neurofisiologi untuk mengeksplorasi hal tersebut. Metode analisis variabilitas laju jantung sebagai representasi modulasi status otonomik seseorang merupakan metode yang relatif lebih mudah diaplikasikan daripada pemeriksaan elektroensefalografi. Ketersediaan perangkat lunak aplikasi metode tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penelitian pengaruh musik terhadap fungsi otonomik seseorang meskipun hingga kini jumlahnya masih sangat terbatas dan cenderung bersifat komersial. Al-Quran sebagai kitab suci pedoman para pemeluk Islam memiliki keistimewaan tersendiri. Membaca dan mendengarkan Quran dapat memberikan suatu ketenangan hati dan efek autosugesti. DR. Ahmad Al-Qadhi (1986), seorang dokter sekaligus peneliti dari Amerika Serikat telah melakukan penelitian tentang pengaruh Al-Quran pada manusia dalam perspektif fisiologis dan psikologis yang bertujuan untuk menentukan kemungkinan pengaruh Al Quran pada fungsi organ tubuh sekaligus mengukur intensitas pengaruhnya jika ada. Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa 97% responden, baik muslim maupun non-muslim, baik yang mengerti bahasa Arab maupun tidak, mengalami beberapa perubahan fisiologis bermakna yang lebih baik daripada tidak mendengarkan Al-Quran. 5

6 Dilaporkan pula bahwa Al-Quran memiliki pengaruh positif yang signifikan dalam menurunkan ketegangan (stres) serta hal tersebut dapat dicatat dan diukur secara kuntitatif maupun kualitatif. Pembacaan Quran secara tepat mengikuti aturan baku yang berlaku, yakni tajwid, dapat menghasilkan suatu fenomena musikal yang khas dan menyebabkan suasana emosi yang teduh bagi pendengarnya. I.2 Rumusan Masalah dan Hipotesis Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut: 1. Dibutuhkan sebuah perangkat lunak interaktif yang dibutuhkan untuk eksperimen respons otonomik individu dengan penerapan metode analisis variabilitas laju jantung. 2. Bagaimanakah respons otonomik tubuh yang direpresentasikan oleh analisis variabilitas laju jantung terhadap stimulus eksternal auditorik berupa musik dan lantunan Quran serta perbedaan respons tersebut antara musik dan lantunan Quran. 3. Bagaimanakah hubungan respons otonomik yang terjadi dengan kekerapan mendengarkan dan preferensi seseorang terhadap musik dan lantunan Quran. Penelitian yang dilakukan didasarkan pada sebuah hipotesis yang ditegakkan dan hendak dibuktikan, yakni: Bahwa respons otonomik tubuh terhadap musik dan lantunan Quran dapat dievaluasi menggunakan perangkat lunak analisis variabilitas laju jantung. I.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan pelaksanaan penelitian dalam kerangka tesis diterakan dalam tujuan umum dan khusus. Tujuan umum adalah mengetahui peranan perangkat lunak dalam mendeteksi respons otonomik individu terhadap stimulus eksternal auditorik berupa musik dan lantunan Quran. 6

7 Tujuan khusus: 1. Membuat perangkat lunak yang optimal dan mudah digunakan untuk implementasi analisis VLJ sesuai kebutuhan dan menampilkan respons otonomik atas stimulus tersebut. 2. Mendapatkan hubungan antara preferensi individu terhadap musik tertentu dan lantunan Quran dengan respons otonomik yang ditimbulkan. 3. Mendapatkan perubahan respons otonomik terhadap musik bertipe lembut dan musik bertipe keras. 4. Mendapatkan hasil analisis respons sampel populasi terhadap tipe stimulus yang diberikan dan respons tersebut secara individual. 5. Membuktikan bahwa lantunan Quran dapat memberikan respons otonomik. Manfaat penelitian: 1. Memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan mengenai respons otonomik tubuh terhadap musik dan stimulus auditorik lainnya menggunakan perangkat lunak dengan mengembangkan sistem neurofeedback berdasarkan analisis VLJ secara off-line. 2. Menghasilkan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk meneliti respons otonomik lainnya. 3. Menghasilkan perangkat lunak untuk: Inovasi metode psikoterapi melalui stimulus musik yang sesuai kebutuhan mood pada pasien. Memberikan kontribusi ilmiah bahwa Quran memberikan energi positif pada manusia bila dilantunkan secara baik dan nyaman didengar. Memberikan masukan bagi terapi stress dan kelainan psikis lainnya yang disebabkan pengaruh sistem saraf otonom secara non medikamentosa. I.4 Batasan Masalah Penelitan yang dilakukan memiliki batasan masalah sebagai berikut: 1. Respons otonomik yang akan dikaji merupakan perubahan parameter simpatik dan parasimpatik pada jantung. 7

8 2. Stimulus musik dipilih menurut kriteria tertentu dan disesuaikan dengan pelabelan mood oleh situs 3. Subyek penelitian dipilih secara purposif sebab pada dasarnya penelitian ini ditujukan untuk implementasi awal perangkat lunak analisis VLJ untuk respons musikal. 4. Metode analisis spektral yang digunakan adalah non parametrik dan parametrik, namun sesuai kebutuhan penelitian maka yang digunakan adalah non parametrik. 5. Pembuatan perangkat lunak menggunakan program Matlab v 7.5 sehingga keterbatasan program juga menjadi keterbatasan perangkat lunak yang dibuat. 6. Data interval R-R didapatkan dengan menggunakan perangkat keras yang telah tersedia di lab, yakni Biopac, sehingga pada dasarnya percobaan tidak dapat dilakukan secara real-time. 7. Penelitian dalam mode tidur sebagai acuan basal tidak dilakukan. 8. Penggunaan perangkat lunak yang telah dirilis secara terbuka di internet dan diberikan izin oleh Universitas Kuopio, Finlandia untuk digunakan dalam penelitian ini dijadikan sebagai acuan pembuatan perangkat lunak versi peneliti. I.5 Diagram Blok Sistem Penelitian BIOPAC EKG lead II Interval R-R SOFTWARE ANALISIS Respons Otonomik Subyek Gambar I.3. Diagram blok sistem penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan tiga komponen utama, yakni subyek penelitian, perangkat keras dan perangkat lunak, serta ditambah dengan satu modul pemutar musik dan suara lainnya. Secara lebih mendetil ketiganya dipaparkan sebagai berikut: 8

9 Subyek: Subyek adalah seseorang yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi berikut: a. Mahasiswa pascasarjana ITB berusia dewasa muda kisaran tahun. b. Tidak didiagnosis sebelumnya memiliki gangguan jantung, pernapasan, saraf, pendengaran dan organ otonom lainnya secara permanen dan mengalami eksaserbasi akut saat atau selama menjalani percobaan. c. Saat menjalani penelitian dalam kondisi mood stabil. d. Bersedia bekerja sama dengan baik dan ikhlas mengikuti prosedur penelitian. Perangkat keras: Perangkat keras yang digunakan adalah BIOPAC. Alat tersebut telah tersedia di laboratorium Teknik Biomedika ITB dan mendapat legitimasi sebagai instrumen penelitian biomedika. Satu fitur yang dimanfaatkan adalah modul elektrokardiografi (EKG). Sadapan yang digunakan adalah sadapan tunggal pada lead II, dengan alasan bahwa sadapan tersebut adalah yang paling optimal untuk merefleksikan dinamika elektrik jantung pada orang normal. Perangkat lunak: Bagian ini adalah sebuah program yang dibuat sendiri oleh peneliti. Sebagai masukan (input) adalah data interval R-R dalam format teks (*.txt) yang akan diolah (process) oleh program sehingga menghasilkan keluaran (output) berupa kesimpulan respons otonomik atas subyek yang diteliti. Secara garis besar, program terdiri dari beberapa modul, yakni interpolasi data diskrit, analisis spektral dengan penyaringan derau, analisis dengan teknik detrended, dan statistik hasil. Semua modul tersebut sedapat mungkin ditampilkan secara GUI dan hasil akhir berupa respons otonomik dapat dipahami oleh pengguna awam. Bahasa program yang digunakan adalah Matlab v 7.5. Respons otonomik: Respons yang dimaksud dalam hal ini adalah perubahan parameter simpatik dan parasimpatik akibat perlakuan stimulus auditorik terhadap subyek. Perubahan yang dimaksud dalam hal ini adalah deviasi numerik dari kondisi sebelum diberi 9

10 perlakuan atau kondisi terakhir perubahan sebelumnya. Deviasi tersebut ditampilkan secara kuantitatif menurut rasio perubahan komponen daya spektral, serta kualitatif, yakni meningkat, tetap atau menurun. Modul stimulus auditorik: Subyek mengenakan earphone jenis insert agar meminimalkan derau yang dapat terjadi. Stimulus auditorik adalah musik dan suara lantunan Quran. Pilihan musik ditentukan sebelumnya oleh peneliti yang dibagi atas musik jenis lembut dan keras. Musik dikelompokkan dalam dua jenis lain, yakni lagu dan musik instrumental. Format musik adalah MP3 yang dijalankan dengan pemutar musik Winamp v 5.33 dan diperdengarkan dengan durasi lengkap. Khusus mengenai suara lantunan Quran, metode yang dipilih adalah murottal oleh Imam Ali Al- Hudhaify dan surat adalah bagian awal dari Al-Baqoroh. Tahapan stimulus dibagi dalam empat tahap perlakuan dan masing-masing stimulus tersebut diperdengarkan selama lima menit. Apabila durasi musik tidak sampai lima menit, maka pemutaran diulang secara otomatis dengan pemilihan tombol repeat track. I.6 Metodologi Penelitian Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tesis secara umum dijelaskan sebagai berikut: 1. Studi literatur Berupa penelusuran studi pustaka baik dari perpustakaan atau internet mengenai jaras pendengaran, integrasi sentral dan sistem limbik, fungsi otonom, EKG dan fisiologi jantung, pemrosesan sinyal digital, analisis spektral, detrending, bahasa pemrograman, musik dan auditorik, serta pengukuran variabilitas laju jantung. 2. Pembelajaran perangkat lunak acuan Berupa ikhtiar mempelajari algoritma, performa dan rahasia pemrograman yang digunakan pada perangkat lunak acuan untuk dapat dikembangkan selanjutnya. 10

11 3. Penetapan algoritma Berupa pemilihan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memproses data interval RR sehingga didapatkan hasil akhir yang optimal. 4. Pengembangan perangkat lunak Berupa implementasi dari algoritma yang telah ditetapkan sebelumnya ke dalam bahasa program dan tampilan antarmuka yang menarik. 5. Persiapan subyek penelitian Berupa pemilihan subyek berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. Subyek dipilih tidak secara acak. Subyek dihubungi sebelumnya dan diminta secara ikhlas untuk mengisi kuisioner dan lembar persetujuan penelitian. Format lembar tersebut dapat dilihat pada lampiran laporan ini. 6. Pengujian Berupa pengumpulan data interval RR yang dilakukan di laboratorium Teknik Biomedika ITB pada naracoba. Naracoba diminta untuk mengisi kuesioner sebelum percobaan dilakukan. Naracoba lalu diminta istirahat terlentang dan dipasangkan perangkat keras yang diperlukan. Naracoba lalu diperdengarkan empat tahapan stimulus musik dengan catatan agar tetap menutup mata dan tidak bergerak selama setiap tahap. Durasi keseluruhan adalah 40 menit ditambah jeda di antaranya sekitar 2 hingga 3 menit. Jeda tersebut digunakan untuk mengisi formulir respons yang telah disediakan. Secara lebih detil langkah-langkah ini dijelaskan dalam Bab III. 7. Analisis hasil pengujian Berupa pengolahan data interval RR yang terkumpul dari sejumlah subyek menggunakan program perangkat lunak yang telah dibuat sebelumnya. Pengolahan tahap awal menggunakan program HRVAnalysis yang telah diunduh sebelumnya sebagai acuan. Selanjutnya, penyempurnaan alur dan bahasa program dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sedapat mungkin identik dengan hasil acuan. Data yang diperoleh juga diolah menggunakan bantuan program pengolah statistik SPSS v 16.0 for Windows. 11

12 8. Penyusunan laporan penelitian Berupa pembuatan buku tesis yang memuat seluruh tahapan yang dijelaskan sebelumnya dan mengikuti format aturan penulisan yang telah ditetapkan oleh ITB. I.7 Sistematika Penulisan Laporan Tesis Laporan tesis ini terbagi menjadi lima bab. Penjelasan mengenai masing-masing bab secara singkat dijabarkan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan; membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, diagram blok, metodologi penelitian dan sistematika penulisan laporan tesis. Bab II Teori Dasar; menjelaskan berbagai teori dasar yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan perancangan dan realisasi sistem yang dibagi dalam tiga bagian besar yakni aspek medis, aspek teknik dan seputar psikologi musik. Aspek medis meliputi teori tentang anatomi dan fisiologi sistem otonom, anatomi dan fisiologi jantung, dasar-dasar EKG, stimulus mental auditorik. Sedangkan aspek teknik meliputi interpolasi, analisis spektral, pengukuran variabilitas laju jantung, periodogram. Aspek musik yang dibahas tidak ditekankan pada teori musik, melainkan pengaruh musik terhadap psikis dan klasifikasi mood. Bab III Perancangan Sistem; membahas tentang perancangan perangkat lunak, protokol eksperimen dan uji statistik yang akan digunakan. Bab IV Pengujian dan Analisis Sistem; menjelaskan mengenai pengujian subyek penelitian sesuai protokol yang ditetapkan dan analisis data yang diperoleh dengan dukungan program yang telah dibuat dan SPSS v 16.0 for Windows. Bab V Kesimpulan dan Saran; menjelaskan mengenai kesimpulan menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan tesis berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh dan dijelaskan pada bab sebelumnya, serta membahas hal-hal yang perlu dikaji selanjutnya apabila hendak dilakukan penelitian lebih lanjut. 12

Bab IV Pengujian dan Analisis Sistem

Bab IV Pengujian dan Analisis Sistem Bab IV Pengujian dan Analisis Sistem Setelah melalui serangkaian langkah pembuatan program dan pelaksaanaan eksperimen laboratorium maka dilakukan pengujian performa program karya mandiri tersebut dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Mulai dari demam berdarah sampai penyakit pernapasan akut akibat virus flu burung yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan aktif dan berulang yang terjadi pada setiap individu (Salam dkk,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan aktif dan berulang yang terjadi pada setiap individu (Salam dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan suatu aktivitas yang dilakukan setiap hari dan menjadi kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Tidur merupakan keadaan aktif dan berulang yang

Lebih terperinci

Bab III Perancangan Sistem III.1 Performa Program Acuan

Bab III Perancangan Sistem III.1 Performa Program Acuan Bab III Perancangan Sistem Dalam bab ini dibahas secara mendetil konsep dan langkah pembuatan program yang akan diujikan pada subyek penelitian atau naracoba, protokol percobaan pada naracoba, dan uji

Lebih terperinci

ALAT BANTU ANALISIS HEART RATE VARIABILITY

ALAT BANTU ANALISIS HEART RATE VARIABILITY ALAT BANTU ANALISIS HEART RATE VARIABILITY Theodorus Leo Hartono, F. Dalu Setiaji, Iwan Setyawan ALAT BANTU ANALISIS HEART RATE VARIABILITY Theodorus Leo Hartono 1, F. Dalu Setiaji 2, Iwan Setyawan 3 Program

Lebih terperinci

Gambar II.2. Jaras pendengaran aferen

Gambar II.2. Jaras pendengaran aferen Reissner dan membrana basilaris bergoyang dari satu sisi ke sisi yang lain atau menuju skala timpani dan skala vestibuli secara bergantian. Goyangan tersebut juga menyebabkan perubahan posisi membrana

Lebih terperinci

ultrasonik. Selain itu, diberikan juga saran-saran untuk pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut.

ultrasonik. Selain itu, diberikan juga saran-saran untuk pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pemeriksaan kesehatan janin bayi, dokter atau ahli medis melakukan beberapa hal pemeriksaan pada ibu hamil atau pasien seperti: tekanan darah, berat badan, tinggi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK ANALISIS VARIABILITAS LAJU JANTUNG UNTUK DETEKSI RESPONS OTONOMIK INDIVIDU TERHADAP MUSIK DAN LANTUNAN QURAN TESIS

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK ANALISIS VARIABILITAS LAJU JANTUNG UNTUK DETEKSI RESPONS OTONOMIK INDIVIDU TERHADAP MUSIK DAN LANTUNAN QURAN TESIS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK ANALISIS VARIABILITAS LAJU JANTUNG UNTUK DETEKSI RESPONS OTONOMIK INDIVIDU TERHADAP MUSIK DAN LANTUNAN QURAN TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat mempermudah manusia dalam mencapai kebutuhan hidup. Hal tersebut telah merambah segala bidang termasuk dalam bidang kedokteran.

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

[BAB.I PENDAHULUAN] 2012 BAB I

[BAB.I PENDAHULUAN] 2012 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acute Myocardial Infarction yang sering diartikan sebagai serangan jantung akut atau kematian jaringan otot jantung adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, 3 Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung

Jurusan Teknik Elektro, 3 Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung PKMT-2-19-1 DESAIN DAN REALISASI ALAT ELEKTROKARDIOGRAF BERBASIS MIKROPROSESSOR 8-BIT BESERTA SISTEM DATABASE DAN MONITORINGNYA YANG BERBASIS ONLINE UNTUK MEMBANTU PASIEN JANTUNG Ahmad Sutanto 1, R Saputra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan sebuah organ tubuh yang terdiri dari sekumpulan otot.

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan sebuah organ tubuh yang terdiri dari sekumpulan otot. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ tubuh yang terdiri dari sekumpulan otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Binaural beat adalah efek suara yang dapat membuat suatu gelombang frekuensi didalam otak pendengarnya[1]. Sejak pertama kali ditemukan, binaural beat sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelelahan (fatigue) saat bekerja disebabkan oleh tegangnya otot otot pada beberapa titik tertentu yang terdapat pada tubuh dikarenakan waktu kerja yang lama. Pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makan seseorang. Survey Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRTN)

BAB I PENDAHULUAN. makan seseorang. Survey Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRTN) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung merupakan masalah yang perlu penanganan serius dan kian berkembang seiring dengan perkembangan pola hidup dan pola makan seseorang. Survey Kesehatan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung (cardiac) adalah organ di dalam tubuh manusia yang mempunyai fungsi untuk memompa dan mengedarkan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Elektrokardiogram (EKG) merupakan sinyal fisiologis yang dihasilkan oleh aktifitas kelistrikan jantung. Sinyal ini direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batuk merupakan mekanisme refleks yang sangat penting untuk menjaga jalan napas tetap terbuka (paten) dengan cara menyingkirkan hasil sekresi lendir yang menumpuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Tidur merupakan keadaan seseorang memasuki alam bawah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan 23 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini ingin membangun sistem yang dapat melakukan langkah dasar identifikasi, yaitu melakukan ektraksi suara Gamelan Bonang, dengan ekstrasi ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan informasi yang disadur dari situs World Health Organization (WHO), pada tahun 2008 diperkirakan sekitar 17,3 juta jiwa meninggal akibat penyakit kardiovaskuler.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, teknologi pemrosesan sinyal digital (PSD), salah satunya pemrosesan suara, merupakan salah satu bidang riset yang berkembang pesat beberapa tahun belakangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Musik adalah seni, hiburan, dan aktivitas manusia yang melibatkan suara-suara yang teratur [KLE07]. Istilah musik juga digunakan untuk mengacu pada permainan musik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas latar belakang permasalahan yang dialami, khususnya permasalahan yang harus diatasi dalam pengambilan citra sampai proses analisis selanjutnya. Tujuan dan ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Denyut jantung dan suhu tubuh merupakan dua parameter penting yang digunakan oleh paramedis untuk mengetahui kondisi kesehatan fisik maupun kondisi mental seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diwajibkan mengambil SKS setiap semester sesuai dengan ketentuan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diwajibkan mengambil SKS setiap semester sesuai dengan ketentuan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskipsi Wilayah Penelitian Program studi ilmu keperawatan merupakan salah satu bagian dari fakultas kedokteran universitas muhammadiyah Yogyakarta yang terakreditasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN POLA TIDUR DENGAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PADA MAHASISWA SEMESTER VIII PSIK UMY NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN POLA TIDUR DENGAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PADA MAHASISWA SEMESTER VIII PSIK UMY NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN POLA TIDUR DENGAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PADA MAHASISWA SEMESTER VIII PSIK UMY NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengukuran dibutuhkan suatu alat ukur atau instrument yang dapat mendeteksi, mengolah dan menampilkan suatu besaran atau variabel yang diukur. Personal Computer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang berguna untuk memisahkan dua buah penghantar listrik yang berbeda potensial, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi manusia. Jantung berfungsi mengatur sirkulasi darah yang kaya oksigen maupun mengangkut sisa-sisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan sistematika penelitian yang berjudul Pengembangan Alat Stimulasi dan Sinyal Terapi Elektrik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kemajuan teknologi di berbagai bidang telah berkembang pesat. Perkembangan ini tidak terlepas dari fungsi yang ditawarkan oleh sebuah teknologi yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan mekanik. Ketika prinsip tersebut diterapkan dengan tepat, gigi dapat dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sebelum mempelajari tentang neuron secara tersendiri mari kita amati secara garis besar aliran informasi pada tubuh hewan. Di sini akan digunakan contoh pada gurita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan salah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dan pengobatan mempunyai hubungan yang erat sejak dahulu kala, ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang dan tujuan pembuatan proyek akhir. Materi yang dibahas adalah latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, serta metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari voice recognition. Voice recognition dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya instrument medis yang digunakan oleh para medis sangat sederhana, dan dengan berkembangnya dunia kedokteran dan perangkat elektronik diketahui bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung

I. PENDAHULUAN. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Jika terjadi gangguan pada jantung

Lebih terperinci

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO Norma Hermawan 1), Muh. Farid Retistianto 2), Achmad Arifin 3) 1),3 ) Teknik Biomedik, Institut

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aspek penting dalam merawat bayi adalah penyediaan perlengkapan tidur untuk bayi. Berbagai jenis dan model perlengkapan tidur untuk bayi telah disediakan

Lebih terperinci

FIRMAN FARADISI J

FIRMAN FARADISI J PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUROTAL DENGAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si 1 ABSTRAK Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si Penelitian kecerdasan buatan untuk mengenali pola semakin banyak dilakukan dan dibutuhkan. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen merupakan gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan kadar oksigen yang cukup dalam tubuh untuk dapat bertahan hidup. Sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit degeneratif telah menjadi suatu masalah besar di dalam dunia kesehatan. Terutama gangguan jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya seluruh fungsi dan aktivitas tubuh melibatkan listrik. Tubuh manusia menghasilkan sinyal listrik dari hasil aksi elektrokimia sel-sel tertentu dan listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah tinggi, stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik.

BAB I PENDAHULUAN. darah tinggi, stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SIMULASI DAN ANALISIS PEMANTAUAN KAMAR PASIEN RAWAT INAP DENGAN DETEKSI DAN KLASIFIKASI SINYAL AUDIO 1

BAB I PENDAHULUAN SIMULASI DAN ANALISIS PEMANTAUAN KAMAR PASIEN RAWAT INAP DENGAN DETEKSI DAN KLASIFIKASI SINYAL AUDIO 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien rawat inap di rumah sakit membutuhkan perawatan yang intensif dari dokter atau perawat. Hal ini dilakukan dengan memantau kesehatan pasien secara fisik dan psikologi

Lebih terperinci

4.2.3 UJI PROTEKSI TERHADAP ARUS LISTRIK RATA RATA BERLEBIH

4.2.3 UJI PROTEKSI TERHADAP ARUS LISTRIK RATA RATA BERLEBIH maksimum 1,54%. Nilai kesalahan rata-rata kurang dari 1% ini menunjukkan proteksi terhadap muatan listrik berlebih memadai untuk diterapkan pada sistem terapeutik. Tetapi data kesalahan maksimum yang mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi masa kini, suatu informasi sangat mudah untuk di dapatkan. Halnya di kehidupan sehari-hari serta seluruh bidang yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi telah melanda setiap bangsa di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia. Arus ini membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dental radiology memiliki peranan yang penting dalam menentukan perawatan dan diagnosa gigi. Penggunaan sinar rontgen telah lama di kenal sebagai suatu alat dalam bidang

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebagian orang, bangun pagi adalah hal yang mudah, tidak perlu alarm, tidak perlu dibangunkan, mereka akan bangun pada waktu yang baik dan memiliki banyak energi

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sarana untuk menyimpan hasil karya seseorang. Dan hampir semua notasi musik dituliskan ke dalam not balok. Not balok adalah susunan nada yang ditulis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN BAB III ANALISIS PERMASALAHAN Bab ini menjabarkan proses analisis serta hasil yang didapatkan pada tahap analisis. Pertama, analisis mengenai pembagian mood untuk menentukan bagaimana melodi dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada penelitian sistem elektrik tenaga hybrid untuk pemfilteran air tanah yang telah dibuat sebelumnya dan difokuskan untuk mengefisiensikan pemakaian daya listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini penciptaan video game tidak hanya ditujukan untuk media hiburan saja melainkan juga diperuntukan sebagai media pendidikan bagi berbagai kalangan khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative, yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative, yang menunjukan perbedaan HRV mahasiswa dengan aktifitas fisik aktif dan aktifitas fisik sedentary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adaptive Noise Cancellation merupakan salah satu aplikasi filter adaptif yang digunakan untuk meredam noise pada sinyal. Aplikasi filter ini menggunakan algoritma Least

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bising merupakan faktor fisik lingkungan kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory seperti stress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, jumlah penderita dan tingkat kematian akibat penyakit paru-paru semakin mengkhawatirkan. Forum Masyarakat Respiratory Internasional (FIRS) mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. 35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bertambahnya usia, kondisi lingkungan yang tidak sehat, baik karena polusi udara serta pola konsumsi yang serba instan ditambah lagi dengan pola rutinitas yang padat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan kebiasaan penduduk Indonesia. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa jumlah perokok meningkat 2,1% per

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan kebiasaan penduduk Indonesia. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa jumlah perokok meningkat 2,1% per BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan penduduk Indonesia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa jumlah perokok meningkat 2,1% per tahun di negara berkembang, sedangkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Masalah yang sering muncul pada pasien stroke yaitu menurunnya kemampuan bicara dan ekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan aplikasi Image Processing telah memimpin dunia teknologi di beberapa bidang seperti komunikasi digital dan internet, penyiaran, alat kedokteran, sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

yaitu dalam ketepatan pengenalan pola berdasarkan kelas untuk menampilkan genre.

yaitu dalam ketepatan pengenalan pola berdasarkan kelas untuk menampilkan genre. 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi berbasis digital, masyarakat membutuhkan lagu-lagu yang telah dibuat dalam bentuk digital. Musik digital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia pada saat ini. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2002 sedikitnya 6 juta kematian di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai permasalahan yang melatarbelakangi penulisan Tugas Akhir ini. Selain itu akan dibahas identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS

BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS Konsep dasar dari sistem ini terdiri dari tiga buah komponen utama yang saling berkaitan. Komponen pertama adalah pelanggan,

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat kaitannya. Pasien dengan diabetes mellitus risiko menderita penyakit kardiovaskular meningkat menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan diagnosa terhadap sistem pernapasan seseorang, praktisi kesehatan atau dokter menggunakan suatu alat yang dinamakan stetoskop. Dengan stetoskop, praktisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat Penelitian dilakukan di ICVCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat Penelitian dilakukan di ICVCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode studi pre dan post, single blind dan randomized control trial (RCT). Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Database sinyal EKG Pengambilan data dari database Visual Basic 6.0 Discrete Wavelet Transform (DWT) Dekomposisi Daubechies Orde 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang berkaitan dengan pernafasan dan umumnya terjadi pada orang dewasa [1-2]. Diestimasikan 4% pria dan 2% wanita di dunia menderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahasiswa, belajar dengan tujuan untuk mendapatkan nilai yang baik adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan mengalami

Lebih terperinci