BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses kehilangan tanah pada peristiwa erosi geologi (geological erosion) (Frevert
|
|
- Johan Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Erosi Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas,baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin, 2004). Erosi tanah adalah proses hilangnya lapisan tanah yang jauh lebih cepat dari proses kehilangan tanah pada peristiwa erosi geologi (geological erosion) (Frevert 1950 dalam Suripin 2004). Erosi adalah suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari satu tempat ke tempat lain,baik disebabkan oleh pergerakan air, angin,dan es(effendi,2006). Erosi adalah peristiwa berpindahnya atau terangkutnya tanah atau bagianbagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media air atau angin. Pada daerah iklim tropik basah seperti Indonesia, air merupakan media utama sebagai penyebab terjadinya erosi, sedangkan angin tidak mempunyai pengaruh yang berarti (Arsyad, 2010). Erosi disebut pengikisan atau kelongsoran sesungguhnya yang merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan- desakan atau kekuatan air dan angin baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan/perbuatan manusia (Kartasapoetra, 2010). Erosi tanah adalah kemampuan yang kurang dari tanah untuk menginfiltrasikan air ke lapisan tanah yang lebih dalam, baik pada waktu terjadi hujan ataupun dengan adanya air yang mengalir kepermukaan itu, laju aliran air 5 5
2 akan terjadi di permukaan tanah tersebut sambil mengangkut atau menghanyutkan partikel- partikel tanahnya (Russel, dalam Kartaspoetra, 2010). Penelitian erosi tanah dilakukan karena nilai tanah sangatlah penting bagi kehidupan. Maka dari itu study tentang tanah dengan metode survey lapangan atau penyelidikan sering dilakukan pada skala besar dalam penelitian disuatu daerah (Xiao,1997dalamM.zhu dkk, 2011) Erosi tanah diartikan sebagai proses hilangnya lapisan tanah yang lebih cepat dari proses pemindahan / hilangnya bagian- bagian tanah karena erosi secara alamiah (geologicaal erosion) (Frevert,1959 dalam Kartasapoetra, 2010). Bentuk bentuk Erosi Menurut Asdak (2010), bentuk erosi dibagi menjadi beberapa, yaitu : 1. Erosi Percikan (Splash erosion) Erosi Percikan adalah proses terkelupasnya partikel - prtikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. 2. Erosi Kulit (Shet Erosion) Erosi Kulit adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff). 3. Erosi Alur (rill erosion) Erosi Alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel- partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalamsaluran saluran air. 6
3 4. Erosi Parit (gully erosion) Erosi Parit adalah sama dengan erosi alur, sehingga pada mulanya erosi parit ini dianggap sebagai kelanjutan dari erosi alur. Proses terjadinya erosi parit dikarenakan awal mulanya pembentukan depresi pada lereng sebagai akibat adanya bagian lahan atau tanaman penutupnya jarang akibat dari pembakaran atau perumputan. 5. Erosi Tebing Sungai (streambank erosion) Erosi Tebing Sungai adalah pengikisan tanah pada tebing tebing sungai sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai. 6. Erosi Internal Sungai (Internal or subsurfacace erosion) Erosi Internal adalah proses terangkutnya partikel partikel tanah ke bawah masuk celah -celah atau pori pori akibat adanya aliran bawah permukaan. Akibat erosi ini tanah menjadi kedap air dan udara, sehingga menurunkan kapasitas infiltrasi dan meningkatkan aliran permukaan atau erosi alur. 7. Tanah Longsor (land slide) Tanah Longsor merupakan bentuk erosi dimana pengangkutan atau gerakan masa tanah terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatife besar. Berbeda dengan jenis erosi yang lain, pada tanah longsor pengangkutan tanah terjadi sekaligus dalam jumlah yang besar. B. Bahaya Erosi Bahaya Erosi yaitu bentuk erosi di daerah yang tidak berpengaruh oleh erosi mundur pada parit, kemudian terjadi percabangan dan pelebaran jeram, 7
4 degredasi lebih daerah yang terpengaruh dan penurunan produktivitas dapat diperkirakan,kejadian ini berlangsug secara stimulan(sutikno,2014). Bahaya Erosi yaitu kehilangan tanah atau pelepasan sedimen,terlepas apakah atau tidaknya berbahaya terhadap manusiabeserta aktivitasnya dimasa yang akan datang(sutikno,2014). C. Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografi. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasi, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis (ESRI,1990 dalam Prahasta, 2005). Sistem Informasi Geografi adalah sistem berbasis komputer yng digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi informasi geografi. Sistem Informasi Geografi dirancang untuk menganalisis objek objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting untuk dianalisis (Aronoff,1989 dalam Prahasta, 2005). Sistem Informasi Geografi Merupakan sistem basis data dengan kemampuan- kemampuan khusus untuk data yang telah tereferensi atau koordinat koordinat secara geografis berikut sekumpulan operasi operasi yang mengelola data tersebut (Foote, 1995 dalam Prahasta, 2005). 8
5 Teknik Sistem Informasi Geografi dianggap sebagai perangkat yang paling efektif untuk mengetahui persebaran atau perkembangan pembangunan berkelanjutan dan management lingkungan sumberdaya disuatu daerah (Farhan dkk, 2016). D. Tanah Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik, kimia biologi serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangkaian panjang berbagai proses yang membentuknya (Junun Sartohadi dkk, 2012). Menurut Junun Sartohadi, dkk (2012) Jenis - jenis tanah yang ada di Indonesia antara lain : 1. Tanah organosol atau tanah gambut Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri ciri dan sifat sebagai berikut : tidak terjadi diferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 50 cm ; warna coklat kehitaman, tekstur debu lempung tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam(ph 4,0); kandungan unsur hara tersedia rendah. 2. Tanah Aluvial Tanah aluvial dikategorikan sebagai tanah muda karena belum mempunyai perkembangan lanjut dari bahan induknya. Tanah aluivial mempunyai sifat sifat 9
6 : Tekstur beraneka, belum terbentuk tekstur, konsistensi dalam keadaan basah lekat, Ph beraneka, Kesuburan umumnya sedang hingga tinggi. 3. Regosol Tanah regosol dikategorikan sebagai tanah muda karena belum menunjukan adanya perkembangan horizon tanah. Tanah regosol tersusun atas bahan induk yang masih sangat sedikit mengalami alterasi baik mekanik maupun khemik. Tanah regosol mempunyai sifat- sifat : tekstur pasir, tekstur berbutir tungkal, konsistensi lepas lepas, ph umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material vulkanis piroklatis atau pasir pantai. 4. Litosol Litosol adalah merupakan tanah mineral yang tanpa/ sedikit mengalami perkembangan profil. Ciri utama dari tanah litosol adalah tanah dengan ketebalan terbatas (< 30 cm) yang menumpang langsung diatas batuan induk yang padu dan keras. Keterdalaman Litosol sering dalam kondisi berasosiasi dengan singkapan batuan dasar. Litosol mempunyai rentang sifat- sifat : Struktur beraneka dan pada umumnya berpasir, umumnya tak berstruktur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi. 5. Latosol Tanah latosol adalah tanah yang telah berkembang atau terjadi deferensiasi horizon. Latosol mempunyai rentang sifat- sifat : solum dalam, tekstur lempung struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga teguh, warna coklat, merah hingga kuning. Latosol tersebar didaerah beriklim basah, elevasi antara meter dan berasal dari bahan induk abu gunung 10
7 api yang menyelimuti batuan induk tuf, material vulkanik, breksi, batuan beku intruksi. 6. Grumusol Grumusol merupakan tanah yang memiliki mineral dan telah mempunyai perkembangan profil khas,berupa bidang kilir(slickenside)pada kedalaman >60 cm. Grumusol mempunyai rentang fisik : solum agak tebal,tekstur lempung berat,struktur kersai (glanular) dilapisan atas dan gumpal hingga pejal dilapisan bawah,konsistensi bila basah sangat pekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak retak. Grumusol mempunyai sifat self mulching sebagai akibat dari kandungan lempung montmorilonit,umumnya bersifat alkalis,kejenuhan basa dan kapasitas adsorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Satuan tanah grumusol berasal dari batuan gampingan, margel, batuan lempung atau batuan vulkanis bersifat basa,tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun. 7. Podsolik Merah Kuning Satuan Tanah Podsolik merah kuning merupakan tanah mineral yang telah berkembang. Satuan Tanah podsolik merah- kuning mempunyai rentang sifat sifat : solum tebal, tekstur lempung hingga lempung berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (ph kurang dari 5,5) kesuburan rendah hingga sedang, warna merah sampai kuning, kejenuhan basa rendah, peka erosi. Satuan tanah podsolik merah- kuning berasal dari bahan induk lapukan batu pasir kwarsa, tuf, bersifat asam, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun. 11
8 8. Podsol Podsol tergolong ke dalam tanah mineral yang telah mempunyai perkembangan profil. Podsol mempunyai susunan horizon terdiri dari horizon Albic (A 2 ) dan spodic (B 2 h) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir, struktur gumpal konsistensi lekat, kandungan pasir kwarsanya tinggi, sangat masam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka terhadap erosi, batuan induk pasir dengan kandungan kwarsa tinggi, batuan lempung dan tuf masam. Persebaran podsol ada didaerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, relief pegunungan. 9. Andosols. Satuan tanah andosols merupakan tanah mineral yang telah mempunyai perkembangan profil. Andosols mempunyai rentang sifat- sifat : solum agak tebal, warna coklat kelabu hingga hitam, kandungan organik tinggi, tektur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin (smeary), kadang kadang bersifat lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi, dan daya adsorpsi sedang, kelembapan tinggi, bulk density 0,85 gr/cm 3 (ringan), mineral alofam menempati kompleks pertukaran paling menonjol,permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari bahan induk abu atau tuf gunungapi. Persebaran didaerah iklim sedang dengan curah hujan diatas 2500 mm/tahun tanpa bulan kering. 10. Mediteran Merah Kuning Satuan tanah Mediteran Merah Kuning merupakan tanah mineral yang telah mempunyai perkembangan profil. Satuan tanah mediteran merah kuning mempunyai rentang sifat sifat : solum sedang hingga dangkal,warna coklat 12
9 hingga merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung,struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, ph netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya adsorbsi sedang, mearbilitas sedang dan peka erosi, berasal dari batuan gamping keras (limestone) dan tuf gunung api basa. Persebaran didaerah beriklim sub humid dengan bulan kering nyata, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, daerah pegunungan lipatan, topografi karst dan lereng volkan ketinggian di bawah 400 m. Horizon B pada Mediteran Merah kuning mempunyai fragmen batu gamping sisa pelarutan dan atau gamping sekunder. 11. Aluvial Hidromorf Kelabu (Gleisol) Satuan tanah Gleisol merupakan tanah mineral yang mempunyai perkembangan khusus sebagai akibat sebagian besar profil tanah dalam kondisi anaerob. Gleisol mempunyai rentang sifat sifat : solum tanah sedang warna kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga lempung, struktur berlumpur hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam, (ph 4,5-6,0) kandungan bahan organik tinggi. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei menerus (kontinu) yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0,5 m akibat dari profil tanah jenuh air. Penyebaran daerah pada iklim humid hingga sub humid dengan kedalaman muka air tanah < 1 m, curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun. 12. Tanah Sawah (Paddy Soil) Tanah Sawah ditetapkan sebagai sebuah satuan tanah mandiri karena telah dipersawahkan selama ratusan tahun sehingga memperlihatkan perkembangan profil khas, yang menyimpang dari tanah aslinya. Penyimpangan 13
10 perkembangan profil satuan tanah sawah antara lain berupa terbentuknya lapisan bajak yang hampir kedap air disebut padas olah pada kedalaman cm. Di bawah lapisan padas olah pada umumnya terdapat lapisan mangan dan besi, tebalnya bervariasi antara lain tergantung dari permeabilitas tanah. Lapisan padas oleh merupakan lapisan yang tek tembus perakaran, terutama bagi tanaman semusim. Lapisan olah diatas padas olah tampak jelas pada tanah Latosol, Mediteran, dan Regosol; samar- samar pada tanah Aluvial dan Grumusol. Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis Tanah Jenis Tanah Nilai K Asosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Coklat Kelabu 0,16 Kompleks Podzolik MK,Podzolik Kuning dan Regosol 0,17 Asosiasi Latosol, Latosol Coklat dan Regosol 0,19 Latosol, coklat 0,23 Kompleks Latosol Merah kekuningan dan Pedzolik Merah Kekuningan 0,26 Sumber : Asdak, E. Penelitian Terdahulu Tufaila,Dkk.,(2012), penelitian berjudul Analisis Spasial Tingkat Bahaya Erosi Di DAS Maromo Dengan Mmenggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Maromo Kabupaten Konawe Selatan. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode survey serta tumpang susun (overlay) peta-peta tematik seperti peta bentuklahan,peta lereng, peta tanah dan peta penggunaan lahan menggunakan bantuan Sisten Informasi Geografi (SIG), dan untuk menentukan bahaya erosi menggunakan Rumus USLE (Universal Soil Loss Equation) dari Wischmeir dan smith (1978). Berdasarkan penelitian diperoleh 5 14
11 kelas TBE secara berturut- turut yaitu sangat ringan, ringan, sedang, berat dan sangat berat. Eko Setiawan, (2016), penelitian berjudul Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Pemodelan Bahaya Erosi Di Sub Daerah Aliran Sungai Logawa Kabupaten Banyumas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui model bahaya erosi di Sub- Daerah Aliran Sungai Logawa, Kabupaten Banyumas menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode survey serta tumpang susun (overlay) peta-peta tematik seperti peta bentuklahan,peta lereng, peta tanah dan peta penggunaan lahan menggunakan lahan menggunakan bantuan Sisten Informasi Geografi (SIG). Hasil yang diperoleh terdapat 5 kategori bahaya erosi dengan luasan secara berturut turut adalah kategori erosi tingkat tinggi, kategori erosi tingkat Rendah, kategori erosi sedang, kategori erosi sangat Rendah, kategori erosi sangat tinggi. 15
12 Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Tujuan Metode Penelitian Hasil Tufaila,Dkk.,(201 2) Analisis Spasial Eko (2016) Setiawan, Tingkat Bahaya Erosi Di DAS Maromo Dengan Menggunakan Sistem Informasi (SIG) Geografi Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Pemodelan Bahaya Erosi Di Sub Daerah Aliran Sungai Logawa Kabupaten Banyumas Rini Triani (2017) Kajian Jenis Tanah Terhadap Tingkat Bahaya Erosi Di Kecamatan Patikraja Dengan Aplikasi Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Maromo Kabupaten Konawe Selatan Tujuan penelitian ini adalah mengetahui model bahaya erosi di Sub- Daerah Aliran Sungai Logawa, Kabupaten Banyumas menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Kajian Jenis Tanah Terhadap Tingkat Bahaya Erosi Di Kecamatan Patikraja Dengan Aplikasi Sistem Metode survey serta tumpang susun (overlay) peta-peta tematik seperti peta bentuklahan,peta lereng, peta tanah dan peta penggunaan lahan menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG), dan untuk menentukan bahaya erosi menggunakan Rumus USLE (Universal Soil Loss Equation) Metode Penelitian yang digunakan adalah metode survey serta tumpang susun dari beberapa peta(overlay) Dan menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografi (SIG) Metode survey serta tumpang susun (overlay) beberapa peta seperti peta lereng,peta curah hujan, peta tanah dan peta penggunaan lahan Hasil dari penelitian diperoleh 5 kelas TBE secara berturut- turut yaitu sangat Ringan,Ringan,sedang,berat, dan sangat berat. Yaitu: 2.685,60 Ha(21,27%),2.359,08Ha(18,68%),903,70 Ha (7,16%),381,63 Ha (3,02%)dan 6.297,94 Ha(49,87%) Terdapat 5 kategori bahaya erosi dengan luasan secara berturut- turut adalah kategori erosi tinggi dengan luas 3.640,56 Ha, kategori erosi Rendah dengan luas 3.071,79 Ha,Kategori erosi sedang dengan luas 2.986,86 Ha, Kategori erosi sangat Rendah dengan luas 1.866,24 Ha,dan kategori erosi sangat sangat Tinggi dengan luas 63,70 Ha. Pada jenis tanah Asosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Cokelat Kelabu dan Podzolik MK, Podzolik kuning dan Regosol dengan 5 kategori sangat ringan, ringan, sedang, berat, sangat berat. Pada Jenis tanah 16 16
13 Sistem Informasi Geografi (SIG) Informasi Geografi (SIG) Sumber : Tufaila, Dkk.,(2012)., Eko Setiawan, (2016) dan Rini Triani, menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG), dan untuk menentukan bahaya erosi menggunakan Rumus USLE (Universal Soil Loss Equation) Latosol Merah Kekuningan dengan 4 kategori sangat ringan, sedang, berat, sangat berat. Kategori tingkat bahaya erosi berat dan sangat berat mencangkup luas ha (87,65%) lebih dominan pada jenis tanah Podzolik MK, Podzolik Kuning dan Regosol dengan Permeabilitas yang lambat dengan tekstur liat berdebu
14 F. Kerangka Pikir Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah Kajian Jenis Tanah Terhadap Tingkat Bahaya Erosi di Kecamatan Patikraja dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG). Erosi Jenis Tanah Curah Hujan Kemiringan Lereng Penggunaan Lahan Overlay Peta Tingkat Bahaya Erosi Overlay Peta Jenis Tanah Peta Tingkat Bahaya Erosi dan Jenis Tanah Gambar 2.1 Kerangka Pikir G. Hipotesis Berdasarkan Peta Tingkat Bahaya Erosi dan Jenis Tanah di Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas terdapat perbedaan jenis tanah yang berpengaruh terhadap Tingkat Bahaya Erosi di Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas. 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Model merupakan representasi dari realita. Tujuan pembuatan model adalah untuk membantu mengerti, menggambarkan, atau memprediksi bagaimana suatu fenomena bekerja di dunia
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK :. Nama Anggota / No. Abs 1. ALFINA ROSYIDA (01\8.6) 2.. 3. 4. 1. Diskusikan tabel berikut dengan anggota kelompok masing-masing! Petunjuk : a. Isilah kolom dibawah ini dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Erosi Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah dari suatu tempat ke tempat lain melalui media air atau angin. Erosi melalui media angin disebabkan oleh kekuatan angin sedangkan
Lebih terperincigeografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA
KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH
Lebih terperinciBatuan beku Batuan sediment Batuan metamorf
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciPEDOSFER PEDOSFER. T = f (i, o, b, t, w) Keterangan: o = organisme
PEDOSFER A. Jenis dan Proses Terbentuknya Tanah B. Tanah sebagai Lahan Potensial C. Erosi Tanah dan Dampaknya terhadap Kehidupan D. Kesuburan Tanah E. Pelestarian Tanah F. Kelas/Klasifikasi Kemampuan Lahan
Lebih terperinciKLASIFIKASI TANAH INDONESIA
Klasifikasi Tanah Indonesia KLASIFIKASI TANAH INDONESIA (Dudal dan Supraptoharjo 1957, 1961 dan Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor 1982) Sistem klasifikasi tanah yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tanah
Lebih terperinci11 Jenis Jenis Tanah Berikut Penjelasannya Tanah Organosol atau Tanah Gambut, Tanah Aluvial,
11 Jenis Jenis Tanah Berikut Penjelasannya - Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah inilah,
Lebih terperinciBAB II METODE PEMBELAJARAN PQ4R DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEDOSFER
BAB II METODE PEMBELAJARAN PQ4R DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEDOSFER A. Pembelajaran Dengan Metode PQ4R 1. Pengertian Metode PQ4R Metode ini dicetuskan oleh Thomas dan Robinson tahun
Lebih terperinciPEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP
PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6 1. Komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah.... bahan mineral, air, dan udara bahan mineral dan bahan organik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Kajian Geografi. a. Pengertian Geografi. Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan gejala-gejala di permukaan bumi dan peristiwa yang terjadi di
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet
57 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet Sektor pekebunan dan pertanian menjadi salah satu pilihan mata pencarian masyarakat yang bermukim
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta
TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia
Lebih terperinciEROSI DAN SEDIMENTASI
EROSI DAN SEDIMENTASI I. PENDAHULUAN Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai
Lebih terperinci3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah
1. List Program Untuk Menu Utama MPenjelasan_Menu_Utama.Show 1 2. List Program Untuk Penjelasan Menu Utama MPenjelasan_Tanah.Show 1 3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah MSifat_Bentuk2.Show
Lebih terperinciTANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaan lahannya (Hardjowigeno et
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai Asahan. harafiah diartikan sebagai setiap permukaan miring yang mengalirkan air
TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Asahan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai terjemahan dari watershed secara harafiah diartikan sebagai setiap permukaan miring yang mengalirkan air (Putro et al, 2003).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan bagian bentang alam (landscape) yang mencakup komponen fisik yang terdiri dari iklim, topografi (relief), hidrologi dan keadaan vegetasi alami (natural
Lebih terperinciMENENTUKAN LAJU EROSI
MENENTUKAN LAJU EROSI Pendahuluan Erosi adalah proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh tenaga pengangkut yang bergerak di muka bumi. Tenaga pengangkut tersebut
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB
KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH Tanah adalah salah satu bagian bumi yang terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair, dan gas. Tanah
Lebih terperinciLaporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Profil Daerah 1. Letak Geografis Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Karanganyar ± 77.378,64 ha terletak antara
Lebih terperinciGambar 9. Peta Batas Administrasi
IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur
Lebih terperinciEROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN
EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN Quis 1. Jelaskan pengertian erosi. 2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi erosi. 3. Apakah erosi perlu dicegah/dikendalikan?
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Kecamatan Wuryantoro merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Wonogiri,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode USLE Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) merupakan model empiris yang dikembangkan di Pusat Data Aliran Permukaan dan Erosi Nasional, Dinas Penelitian Pertanian,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor
II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya
Lebih terperinciPEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah
PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH A.Pembentukan Tanah Pada mulanya, permukaan bumi tidaklah berupa tanah seperti sekarang ini. Permukaan bumi di awal terbentuknya hanyalah berupa batuan-batuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya lahan merupakan komponen sumberdaya alam yang ketersediaannya sangat terbatas dan secara relatif memiliki luas yang tetap serta sangat bermanfaat
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas /Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuklahan dan proses proses yang mempengaruhinya serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuklahan dan proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Metode dalam penelitian ini adalah Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku atau laporanlaporan yang ada hubungannya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi
3 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi Erosi berasal dari bahasa latin erodere yang berarti menggerogoti atau untuk menggali. Istilah erosi ini pertama kali digunakan dalam istilah geologi untuk menggambarkan
Lebih terperinciEVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Firman Farid Muhsoni Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo JL. Raya Telang
Lebih terperinciIV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di 4 (empat) desa di Kecamatan Windusari yaitu Desa Balesari, Desa Kembangkunig, Desa Windusari dan Desa Genito. Analisis terhadap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Umum Embung merupakan bangunan air yang selama pelaksanaan perencanaan diperlukan berbagai bidang ilmu guna saling mendukung demi kesempurnaan hasil perencanaan. Bidang
Lebih terperinciSeisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi
Seisme/ Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Berdasarkan peta diatas maka gempa bumi tektonik di Indonesia diakibatkan oleh pergeseran tiga lempeng besar
Lebih terperinciModul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.
Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Konsistensi Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat
Lebih terperinciKAJIAN JENIS TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
KAJIAN JENIS TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat manusia. Pengertian lahan dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998), yaitu : Lahan merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah atau wilayah dengan
TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah atau wilayah dengan kemiringan lereng yang bervariasi yang dibatasi oleh punggung-punggung bukit atau yang dapat menampung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut
TINJAUAN PUSTAKA Erosi Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagianbagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian
Lebih terperinciKlasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01
Klasifikasi Tanah USDA 1975 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang Bayu Prasetiyo 125 080 500 111 045 B-01 Klasifikasi Tanah USDA 1975 Dr. Ir. Abdul Madjid, MS Salah satu sistem
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak, Batas, dan Luas Daerah Penelitian. Sungai Oyo. Dalam satuan koordinat Universal Transverse Mercator
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Letak, Batas, dan Luas Daerah Penelitian Daerah yang digunakan sebagai tempat penelitian merupakan wilayah sub DAS Pentung yang
Lebih terperinciEvaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan
Evaluasi Lahan Evaluasi lahan merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan merupakan proses penilaian atau keragaab lahan jika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 2.1 Survei Tanah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Letak dan Batas Letak suatu wilayah adalah lokasi atau posisi suatu tempat yang terdapat di permukaan bumi. Letak suatu wilayah merupakan faktor yang sangat
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH
III. SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH Sifat morfologi tanah adalah sifat sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik dari tanah
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin 2004). Erosi merupakan tiga proses
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian
Lebih terperinciAli Achmad 1, Suwarno 2, Esti Sarjanti 2.
ISSN 2250-1321 (online), ISSN 2085-2436 (print) Geo Edukasi Vol. 5, No.1, March 2016 (31-36) website: http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/geoedukasi/index 2016 Geography Education UMP and The Indonesian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Erosi adalah proses terkikis dan terangkutnya tanah atau bagian bagian tanah oleh media alami yang berupa air. Tanah dan bagian bagian tanah yang terangkut dari suatu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG
Konservasi Lahan Sub DAS Lesti Erni Yulianti PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sumber daya alam merupakan suatu bentuk kekayaan alam yang pemanfaatannya bersifat terbatas dan berfungsi sebagai penunjang kesejahteraan makhluk hidup khususnya manusia
Lebih terperinciKESESUAIAN LAHAN TANAMAN JATI PADA KERAWANAN LONGSORLAHAN DI SUB-DAS LOGAWA KABUPATEN BANYUMAS
KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JATI PADA KERAWANAN LONGSORLAHAN DI SUB-DAS LOGAWA KABUPATEN BANYUMAS Suwarno 1, Sutomo 2, dan Munandar 3 1,2 Dosen Pendidikan Geografi FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu
TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang dimanfaatkan bagian akarnya yang membentuk umbi
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Profil
Lampiran 1. Deskripsi Profil A. Profil pertama Lokasi : Desa Sinaman kecamatan Barus Jahe Kabupaten Tanah Karo Simbol : P1 Koordinat : 03 0 03 36,4 LU dan 98 0 33 24,3 BT Kemiringan : 5 % Fisiografi :
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berikut adalah metode penelitian yang diusulkan : Pengumpulan Data Peta Curah Hujan tahun Peta Hidrologi Peta Kemiringan Lereng Peta Penggunaan Lahan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR PETA... xii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat untuk Hutan Aceh Berkelanjutan Banda Aceh, 19 Maret 2013
ANALISIS SPASIAL ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN KEKRITISAN LAHAN SUB DAS KRUENG JREUE Siti Mechram dan Dewi Sri Jayanti Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung tepatnya pada koordinat 7 19 20.87-7
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah lempung. Laju dan berapa jauh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Perbandingan relatif antar partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil pengamatan kedalaman tanah dan batuan (bedrock) untuk pemasangan peralatan pengamatan hidrokimia di DAS mikro Cakardipa.
LAMPIRAN 113 114 115 Lampiran 1 Hasil pengamatan kedalaman tanah dan batuan (bedrock) untuk pemasangan peralatan pengamatan hidrokimia di DAS mikro Cakardipa. Titik Pengamatan ke-1 (L1) No Kedalaman (cm)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuklahan, meliputi proses-proses yang bekerja terhadap batuan induk dan perubahanperubahan yang terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologi Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuklahan yang menyusun permukaan bumi, baik diatas maupun dibawah permukaan air laut dan menekankan pada asal mula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, sehingga dalam pengelolaannya harus sesuai dengan kemampuannya agar tidak menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan sumber kehidupan manusia dan sebagai pendukung kelangsungan hidup manusia sekaligus merupakan sumberdaya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke laut.wilayah daratan tersebut dinamakan (DTA atau
TINJAUAN PUSTAKA DAS merupakan unit alam berupa kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis berupa punggung-punggung bukit yang menampung, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh diatasnya ke
Lebih terperinciBAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI
BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI Pengetahuan tentang faktor penentu kepekaan tanah terhadap longsor dan erosi akan memperkaya wawasan dan memperkuat landasan dari pengambil
Lebih terperinciTUGAS EKOLOGI TUMBUHAN DISUSUN OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN DISUSUN OLEH : NAMA : Tri Wahyuni NIM : 06101009007 DOSEN PENGASUH : Drs. Khoiron Nazip, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciII. PEMBENTUKAN TANAH
Company LOGO II. PEMBENTUKAN TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Isi A. Konsep pembentukan tanah B. Faktor pembentuk tanah C. Proses pembentukan tanah D. Perkembangan lapisan
Lebih terperinciDasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah
Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Tektur Tanah = %pasir, debu & liat dalam tanah Tektur tanah adalah sifat fisika tanah yang sangat penting
Lebih terperinciPEDOSFER. Penulis : Drs. Soleh Suhendar Penyunting Materi : Drs. Eko Triraharjo, M.Pd. Penyunting Media : Drs. Waldopo, M.Pd.
PEDOSFER Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Geografi : X (Sepuluh) : Geo.X.07 Penulis : Drs. Soleh Suhendar Penyunting Materi : Drs. Eko Triraharjo, M.Pd. Penyunting Media : Drs. Waldopo, M.Pd. DAFTAR
Lebih terperinciGELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.
GELISOLS Gelisols adalah tanah-tanah pada daerah yang sangat dingin. Terdapat permafrost (lapisan bahan membeku permanen terletak diatas solum tanah) sampai kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Penyebaran
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pemetaan Titik-Titik Longsor di Kabupaten Garut Pemetaan titik-titk longsor di daerah penelitian dilakukan melalui observasi langsung di lapangan. Titik-titik longsor yang
Lebih terperinciMorfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanah Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada profil tanah yang baru dibuat. Pengamatan
Lebih terperinciLUAS (Hektare) Fungsi Hutan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Lahan yang sesuai dengan kemampuannya merupakan lahan yang potensial. Namun
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Analisis Hidrologi 1. Curah Hujan Wilayah Curah hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan
3 2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan Aliran permukaan merupakan bagian dari hujan yang tidak diserap tanah dan tidak tergenang di permukaan tanah, tetapi bergerak ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Februari hingga Mei 2017 di Kecamatan Playen yang terletak di Kabupaten Gunungkidul serta Laboratorium Tanah Fakultas
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai Maret 2017 di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Laboratorium
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Metode MUSLE
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode MUSLE Metode MUSLE (Modify Universal Soil Loss Equation) adalah modifikasi dari metode USLE (Soil Loss Equation), yaitu dengan mengganti faktor erosivitas hujan (R) dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah
TINJAUAN PUSTAKA Erodibilitas Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Hidrologi dan Neraca air Menurut Mori (2006) siklus air tidak merata dan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi (suhu, tekanan atmosfir, angin, dan lain-lain) dan kondisi
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini akan memberikan gambaran wilayah studi yang diambil yaitu meliputi batas wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu, kondisi fisik DAS, keadaan sosial dan ekonomi penduduk, serta
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan dalam 5 kali periode hujan pada lahan pertanian jagung dengan
55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Erosi Permukaan dan Unsur Hara Tanah Hasil pengukuran erosi permukaan dan kandungan unsur hara N, P, K tanah yang ikut terbawa oleh aliran permukaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciOleh : Ir. Beny Harjadi, MSc Drs. Agus Wuryanta, MSc Arina Miardini, S.Hut Edi Sulasmiko Agus Sugianto
LAPORAN HASIL PENELITIAN (L H P) KAJIAN MITIGASI TANAH LONGSOR ASPEK DARI: RPI : TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAHAN DAN AIR PENDUKUNG PENGELOLAAN DAS Tahun Anggaran 2013 (15.1.2.12.1) Oleh : Ir. Beny
Lebih terperinciBATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH
BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak
Lebih terperinci