PELATIHAN KONSEP PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI PADA GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELATIHAN KONSEP PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI PADA GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI"

Transkripsi

1 PELATIHAN KONSEP PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI PADA GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI INDRIE NOOR AINI, M.Pd. Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Singaperbangsa Karawang ABSTRACT Early childhood is a figure of individuals who are undergoing a process of rapid development for the next life. At this time the process of growth and development in various aspects is experiencing a period of rapid. The error ECD will affect the quality of education when entering primary school, as an example that is often encountered in mathematics learning in early childhood, children are more often asked to memorize numbers, geometric shapes, various emblems and the language of mathematics, without understanding the basic concepts of mathematics, On the basis of these problems, we conduct trainings on appropriate concept in mathematics instruction in accordance with the level of the child's age. Community service activities is carried out by training with lectures, demonstrations and practical exercises. Target outcomes are expected after the implementation of the program is to improve the ability of early childhood teachers about the concept of numbers and figures, the concept of patterns and relationships, the concept of geometry and space relationships and the concept of selecting and grouping in early childhood. In the implementation of all the participants enthusiastically followed the activities well. Keywords: mathematical concept of early childhood, early childhood education ABSTRAK Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat. Adapun kesalahan PAUD akan berpengaruh kepada kualitas pendidikan saat memasuki sekolah dasar, sebagai contoh yang sering ditemui dalam pembelajaran matematika di PAUD, anakanak lebih sering diminta untuk menghapalkan angka-angka, bentuk geometri, berbagai lambang dan bahasa matematik, tanpa memahami konsep dasar matematika. Atas dasar permasalahan tersebut, kami mengadakan pelatihan tentang konsep yang tepat dalam pembelajaran matematika sesuai dengan jenjang usia anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan cara pelatihan dengan metode ceramah, peragaan, dan latihan praktek. Target luaran yang diharapkan setelah pelaksanaan program ini adalah meningkatkan kemampuan guru PAUD tentang konsep bilangan dan angka, konsep pola dan hubungan, konsep hubungan geometri dan ruang dan konsep memilih dan mengelompokan pada anak usia dini. Pada pelaksanaannya semua peserta antusias mengikuti kegiatan dengan baik. Kata kunci : konsep matematika anak usia dini, pendidikan anak usia dini PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Adapun kesalahan PAUD akan berpengaruh kepada kualitas pendidikan saat memasuki sekolah dasar, sebagai contoh yang sering ditemui dalam pembelajaran matematika di PAUD, anakanak lebih sering diminta untuk menghapalkan angka-angka, jumlah, bentuk-bentuk geometri, berbagai lambang dan bahasa matematik, tanpa memahami konsep dasar matematika. Bila demikian sangat besar kemungkinan anak akan mengalami kesulitan ketika 300

2 memasuki jenjang sekolah dasar. Orang tua kemudian menyadari bahwa anak mereka sesungguhnya belum memahami konsep dasar matematika. Padahal, anak sudah mulai mengembangkan konsep matematika dari berbagai kegiatan seharihari. Misalnya ketika bayi, anak tahu bahwa dia kecil sedangkan ibu dan ayahnya besar, meskipun anak belum dapat mengungkapkannya dalam bahasa lisan. Ketika berusia batita, anak tahu bahwa jika ia menumpuk suatu balok pada balok yang lain maka baloknya akan bertambah banyak, maka balok temannya lebih banyak sehingga anak ingin mengambilnya dari temannya. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Early Chilhood Education (ECE) adalah pendekatan pedagogis dalam penyelenggaraan pendidikan anak yang dimulai dari saat periode kelahiran sampai anak berusia enam tahun (Santi, 2009). Aspek sosial, emosional, kognitif, bahasa dan pendidikan jasmani tidak dipelajari secara terpisah oleh anak yang masih sangat muda. Orang dewasa yang sudah lebih dulu dapat menolong diri sendiri akan membantu seorang anak dalam masa perkembangannya dan diharapkan memberikan perhatian yang lebih kepada anak yang masih memerlukan bantuan. Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Selain itu, PAUD dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja masa dewasanya. Begitu pentingnya usia dini, sehingga sering dikatakan sebagai masa keemasan (Golden Age), yaitu suatu masa yang paling tepat untuk mengembangkan seluruh kemampuan dan aspek perkembangan yang ada pada diri anak. Melalui pemberian stimulasi bagi anak yang bisa dilakukan melalui proses pendidikan akan membantu perkembangan seluruh aspeknya. Termasuk aspek dalam pengembangan kemampuan matematik pada anak. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkanlah guru-guru yang mengerti akan konsep pembelajaran matematika dengan tepat, karena dengan mengenal konsep matematika dengan tepat sejak usia dini diyakini akan membantu memperkuat intelektualitas anak di bangku sekolah sehingga dapat membantu anak-anak agar gemar dengan matematika. Dan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru-guru PAUD di Kabupaten Ciamis, maka perlu diadakan kegiatan yang dapat menambah wawasan guru PAUD. Kegiatan yang dimaksud adalah dengan pelatihan Pembelajaran Konsep Matematika Anak Usia Dini sesuai dengan jenjang usia anak pada Guru-guru PAUD di Kabupaten Ciamis. Kegiatan ini akan memberikan pengetahuan bagi Guru dalam mendampingi dan membimbing anakanaknya untuk mengenalkan konsep matematika. Serta diharapkan dapat memotivasi anak untuk senang belajar serta mengurangi kesulitan yang dialami anak dalam belajar matematika kelak di kemudian hari. PERMASALAHAN MITRA DAN SOLUSI YANG DITAWARKAN Berkenaan dengan pembelajaran mengenal konsep bilangan, ditemukan masih banyak anak yang kesulitan dalam memahami konsep matematika. Pemahaman anak masih sebatas 301

3 menghapal dan tidak memperhatikan pola pembelajaran sesuai dengan jenjang usia anak, sehingga ketika anak diminta untuk mengaplikasikannya kedalam Lembar Kerja Anak, cenderung verbalisme, hal ini terlihat pada saat anak dapat menyebutkan bilangan dari 1-10 bahkan lebih, tetapi saat dihadapkan pada benda kongkrit, anak tidak dapat menyesuaikan antara bilangan yang disebut dengan jumlah benda yang ditunjukan guru yang belum memahami konsep matematika yang sesuai. Hal ini terjadi karena sebagian guru hanya mengajarkan lambang bilangan dan penjumlahan tanpa memperhatikan perkembangan otak pada usia tahap perkembangan anak. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi yaitu memberikan pelatihan tentang konsep yang tepat dalam pembelajaran matematika sesuai dengan jenjang usia anak. Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan dan mengajarkan konsep Kegiatan Pelatihan tentang konsep yang tepat dalam pembelajaran matematika sesuai dengan jenjang usia anak METODE PELATIHAN Dalam pelaksanaan pelaihan ini, dosen-dosen dari Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNSIKA bermitra dengan HIMPAUDI Kabupaten Ciamis. Peran HIMPAUDI Kabupaten Ciamis adalah memberikan ijin dalam penerimaan peserta pelatihan dan memberikan fasilitas yang tepat dalam pembelajaran matematika. Dalam pelatihan ini menggukan modul yang terdapat beberapa materi tentang pengenalan konsep bilangan, pengenalan konsep angka, pengenalan pola dan hubungan matematika dan pengenalan konsep hubungan geometri dan ruang pada anak usia dini. TARGET Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu guru-guru PAUD mengenalkan dan mengajarkan konsep yang tepat dalam pembelajaran matematika, mengembangkan sikap positif terhadap matematika dan mengembangkan kemampuan dasar dalam matematika. Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, maka target luaran yang diharapkan setelah pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut : Target Meningkatkan kemampuan guru PAUD yang mengikuti pelatihan mengenai : 1) Konsep bilangan pada anak usia dini 2) Konsep angka pada anak usia dini 3) Konsep pola dan hubungan pada anak usia dini 4) Konsep hubungan geometri dan ruang pada anak usia dini 5) Konsep memilih dan mengelompokan pada anak usia dini tempat pelatihan pembelajaran konsep matematika untuk anak usia dini pada guru paud yang merupakan program pengabdian masyarakat dari LPPM UNSIKA. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan cara pelatihan dengan metode ceramah, peragaan, dan latihan 302

4 praktek yang didukung dengan demonstrasi dan tanya jawab. MATERI PELATIHAN 1. Pentingnya Matematika Dalam kehidupan ini kita tidak pernah lepas dengan matematika, maka dari itu matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang diperlukan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Misalnya ketika berbelanja maka kita perlu memilih dan menghitung jumlah benda yang akan dibeli dan harga yang harus dibayar. Saat akan pergi, kita perlu mengingat arah jalan tempat yang akan didatangi, berapa lama jauhnya, serta memilih jalan yang lebih bisa cepat sampai di tujuan, dll. Berpikir mengenai matematika tidak akan jauh membicarakan tentang persamaan dan perbedaan, pengaturan informasi/data, memahami tentang angka, jumlah, pola-pola, ruang, bentuk, perkiraan dan perbandingan. Pengetahuan mengenai matematika sebenarnya sudah bisa diperkenalkan pada anak sejak usia dini (usia lahir-6 tahun). Pada anak-anak usia di bawah tiga tahun, konsep matematika ditemukan dari pengalaman bermainnya. Misalnya saat membagikan permen kepada setiap temannya, menuang air dari satu wadah ke wadah lain, menghitung banyak telur yang dibutuhkan saat membuat kue, atau bertepuk tangan mengkuti pola irama. Mengenalkan Konsep matematika dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari. 2. Pentingnya Mempelajari Konsep Operasi Bilangan Pada Anak Usia Dini Bilangan adalah konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak, karena akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika selanjutnya pada jenjang pendidikan formal berikutnya. Bilangan adalah suatu obyek matematika yang sifatnya abstrak dan termasuk kedalam unsur yang tidak didefinisikan (underfined term). Untuk menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut angka. Bilangan dengan angka menyatakan konsep yang berbeda, bilangan berkenaan dengan nilai sedangkan angka bukan nilai melainkan suatu notasi tertulis dari sebuah bilangan. Sedangkan yang dimaksud dengan operasi bilangan pengerjaan pada nilai bilangan. Bilangan itu mewakili banyaknya suatu benda (Sudaryanti, 2006:1). Fungsi utama pengenalan matematika ialah mengembangkan aspek kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis matematik. Operasi bilangan termasuk dalam hubungan matematis, setelah anak mampu berhitung, anak akan menyampaikanya secara matematis. Jika anak sudah mengenal bilangan dan memahami operasi bilangan maka anak telah berpikir logis dan matematis, meskipun dengan cara yang sangat sederhana. 3. Prinsip-Prinsip Pengenalan Konsep Operasi Bilangan 1) Permainan berhitung diberikan secara bertahap, diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar 2) Pengetahuan dan keterampilan pada permainan berhitung diberikan 303

5 secara bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks 3) Permainan berhitung akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri 4) Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/media yang sesuai dengan benda sebenarnya (tiruan), menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan 5) Bahasa yang digunakan di dalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak. 6. Dalam permainan berhitung anak dapat dikelompokkan sesuai tahap penguasa-annya yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang. 6) Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan. 4. Tahap-tahap Penguasaan Berhitung Anak Usia Dini Berdasarkan Depdiknas (2000; 7-8) dalam pedoman permainan berhitung di Taman Kanak-Kanak tiga tahapan penguasaan berhitung di jalur matematika yaitu 1) Penguasaan konsep Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkrit, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan. 2) Masa Transisi Proses berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, di mana benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak yang secara individual berbeda. Misalnya, ketika guru menjelaskan konsep satu dengan menggunakan benda (satu buah pensil), anak-anak dapat menyebutkan benda lain yang memiliki konsep sama, sekaligus mengenalkan bentuk lambang dari angka satu itu. 3) Lambang Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan persegi empat untuk menggambarkan konsep bentuk. 5. Kemampuan Dasar Berhitung Anak Usia Dini Terdapat beberapa kelompok dasar berhitung yang harus di kembangkan untuk anak usia dini yaitu: 1) Mengelompokan (classification) Mengelompokan merupakan kemampuan anak dalam mengelompokan suatu benda berdasarkan sesuatu. Benda tersebut di kelompokan sesuai dengan jenisnya dalam suatu himpunan. 304

6 Misalnya: jenis, warna, bentuk, dan lain-lain. 2) Membandingkan (comparation) Membandingkan merupakan kemampuan untuk membandingkan dua buah benda (objek) berdasarkan ukuran ataupun jumlahnya (kualitas). 3) Mengurutkan (seriation) Mengurutkan adalah kemampuan membandingkan ukuran atau kuantitas lebih dari dua benda. Cara mengurutkannya dari paling pendek ke paling panjang. 4) Menyimbolkan (symbolization) Menyimbolkan merupakan kemampuan dalam membuat symbol atas kuantitas berupa: angka atau bilangan, simbol tanda operasi dari sebuah proses perhitungan. 6. Aktivitas Pengenalan Konsep Operasi Bilangan Pembelajaran matematika permulaan pada anak yang bertujuan untuk memahami, mengenal konsep bilangan melalui eksplorasi dengan benda-benda konkret sebagai pondasi yang kokoh bagi anak dalam mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya (Alimin, 1996:36). Tambah, kurang, bagi dan kali merupakan operasi bilangan yang sangat dasar. Kemampuan anak usia dini untuk menambah, mengurang dan membandingkan sudah baik. Sebaiknya operasi bilangan diperkenalkan setelah anak memahami bilangan dan angka. Anak usia dini dapat belajar memahami operasi bilangan dengan cara yang amat sederhana dengan melalui kegiatan bermain. Beberapa aktivitas pengenalan konsep konsep operasi bilangan pada anak usia dini antara lain sebagai berikut: 1) Bermain Bowling Bowling (bola gelinding) adalah olah raga di dalam ruangan yang dilakukan dengan cara menggelindingkan bola khusus pada sebuah jalur untuk merobohkan pin (gada) yang berderet-deret (dalam ensiklopedia, 2005:93). secara garis besar perlengkapan bowling terdiri dari 3 unsur yaitu bola, jalur dan gada. Metode bermain bowling adalah suatu permainan melempar bola dengan jarak kurang lebih 18,3 meter akan tetapi dalam permainan bowling anak ini yang digunakan yaitu dengan jarak dekat. Permainan bowling dengan jarak yang jauh menjadikan anak akan merasa kesulitan karena dalam pelemparan anak tidak sampai. Dalam permainan bowling ini, anak diberi diberi kesempatan beberapa kali lemparan. Anak menggelindingkan bola kea rah Pin (gada) yang disusun berderetan sebanyak 5 buah, jika pada lemparan pertama anak berhasil menjatuhkan 3 bola dan langsung dihitung, kemudian pada kesempatan ke 2 anak misalnya berhasil menjatuhkan 4 bola, maka kumpulkan semua pin yang berhasil dijatuhkan anak dan terakhir anak menjumlahkannya. Selain itu, dengan konsep berbeda pengenalan bilangan juga dapat dilakukan dengan Permainan bowling aritmatika. Model permainan ini terdiri dari 10 frame, setiap untuk satu frame dengan angka tertinggi 10 setelah melakukan lemparan kedua menghasilkan angka. Seandainya pada 305

7 lemparan pertama yang jatuh adalah frame no. 5 dan lemparan kedua yang jatuh adalah frame no. 4 maka hasil yang akan dicapai adalah adalah 9. Angka sembilan itu merupakan penjumlahan dari angka 4 ditambah angka 5 maka hasilnya adalah angka 9. Anak diberikan lemparan dengan 2 kali kesempatan melempar. Adapun contoh permainan bowling terdiri dari 10 frame apabila bola dapat menjatuhkan semua pin maka akan diulangi atau mengulang melempar atau tidak akan diberi nilai dan apabila dalam melempar maka pin yang jatuh satu atau dua maka pin yang jatuh tersebut akan dijumlahkan. 2) Menghitung inventaris kelas: Menjumlah di bawah lima Alat dan bahan: Benda-benda yang ada di kelas. Prosedur: Ajak anak untuk menghitung bersama-sama, satu, dua, tiga, dan seterusnya untuk mengingatkan anak tentang bilangan. Ajak anak bekerja dalam kelompok 3-4 anak. Beri tugas tiap kelompok untuk menghitung benda-benda yang ada di kelas/tk misalnya sebagai berikut: Kelompok A menghitung banyaknya kursi yang ada di kelas. Kelompok B menghitung banyaknya jendela yang ada di kelas. Kelompok C menghitung banyaknya gambar yang ada di kelas, dst. Suruh siswa untuk melaporkan hasilnya di kelas. Beri persoalan pada anak, seperi berapa banyaknya jendela ditambah kursi. Assesmen. Tujuan kegiatan ini adalah agar anak berlatih menghitung dan menyampaikannya dengan bahasa matematis, jadi jangan dinilai dari benar atau tidaknya jumlah yang sesungguhnya. Contoh pertanyaan: Bagaimana kamu menghitungnya sehingga kamu menemukan bahwa di kelas adaa 15 kursi? 3) Cerita Binatang Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam penjumlahan, pengurangan. Selain itu melalui kegiatan bercerita dapat mengembangkan aspek kemampuan bahasa anak. Tema dan/ sub tema : binatang dan kehidupan di hutan Kompetensi : bilangan dan operasional bilangan Tujuan : memahami makna operasi dan bagaimana operasi itusaling berhubungan Indikator : a. memahami berbagai makna penambahan dan pengurangan bilangan bulat dan hubunganhubungan antara ke dua operasi b. Memahami efek-efek penambahan dan pengurangan bilangan bulat Media pembelajaran : Maket hutan, miniature binatang, lembar kerja anak, gambar binatang, lem dan spidol Langkah-langkah pelaksanaan a. Guru menyediakan maket hutan yang telah dibuat b. Guru menceritakan tentang kehidupan binatang yang tinggal di hutan (dalam cerita tersebut, guru mengenalkan konsep-konsep penjumlahan. Misalnya seekor gajah sedang asik bermain di tepi hutan, tiba-tiba dating dua ekor temannya ingin bergabung untuk turut bermain. Berapa jumlah gajah sekarang?) c. Setelah menyimak cerita yang disampaikan guru, anak-anak 306

8 mengerjakan lembar kerja penjumlahan berdasarkan cerita yang mereka simak dengan cara menempel gambar binatang sesuai dengan jumlahnya dan menuliskan angkanya. 4) Kegiatan Penambahan Alat dan bahan: Benda-benda seperti biji-bijian dan manic-manik, serta jari tangan. Prosedur: a. Mintalah anak menghitung jari tangan kirinya, tanyakan berapa banyak (tentu jawabnya lima). b. Tanyakan berapa banyak jika lima ditambah dengan dua? Biasanya anak akan menghitung dari satu. c. Latih siswa untuk memulai dari lima, biasanya dengan cara menyimpan tangan kiri (lima) ke belakang badan. Jadi cara menghitunganya adalah: lima, enam, dan tujuh. d. Ganti penambahan, seperti lima ditambah satu, tiga, empat, dan lima e. Gunakan benda-benda yang lain untuk mengganti jari tangan, sampai anak paham cara menghitung bilangan berbasis lima. Assesmen: Beri anak persoalan seperti di atas dengan benda-benda lainnya untuk menunjukkan bahwa ia memahami cara menghitung benda berbasis lima. 5) Skenario Kegiatan Pengurangan Alat dan bahan: bola atau kelereng yang berukuran sama. Pelaksanaan: a. permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep pengurangan pada anak. Contoh: b. Mintalah anak untuk mengambil 5 bola. c. Kemudian dikurangi 2 bola., tanyakan pada anak berapa sisa bola yang ia bawa. d. Permainan ini dapat dilakukan dengan lagu yang bertemakan tentang pengurangan. e. Selain bola permainan ini dapat menggunakan lidi, kelereng, korek api, pensil, batu dan lain-lain. 6) Skenario Kegiatan Perkalian Alat dan bahan : anak (praktek langsung) Pelaksanaan : a. permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep perkalian pada anak.perkalian pada anak ini merupakan penjumlahan berulang. Contoh: b. Mintalah 1 anak maju ke depan, kemudian 1 anak lagi maju ke depan dan 1 satu anak lagi maju kedepan. c. Selanjutnya mintalah anak untuk menjumlahkan jumlah kaki anak yang ada di depan kelas. Permainan ini dapat dilakukan dengan bernyanyi. Selain itu contoh lain yang dapat digunaka adalah meminta 3 anak maju kedepan, kemudian datang lagi 3 orang, dan maju lagi 3 anak. Anak diminta untuk menghitung berapa jumlaah anak yang maju ke depan. 7) Skenario Kegiatan Pembagian Alat dan bahan : buah apel atau permen Pelaksanaan : a. permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep pembagian pada anak. 307

9 b. Jelaskan kepada anak bahwa ada banyak benda yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar, sehingga dapat dibagikan dua kawan atau lebih. c. Potong sebuah apel menjadi 2 bagian, tanyakan kepada anak berapa teman yang dapat menerima potongan tersebut. d. Potong apel itu menjadi 4 bagian. Tanyakan kepada anak, sekarang berapa kawan yang akan menerima potongan apel itu. Selain itu apabila merasa ini mudah gunakan buah jeruk. Pisahkan semua bagian sebuah jeruk dan mintalah ia untuk menghitungnya. Atau cobalah berikan seuntai buah anggur dan minta anak untuk membaginya menjadi dua sehingga masing-masing mempunyai jumlah anggur yang sama. Untuk kegiatan pembagian yang menggunakan permen dapat dilakukan dengan cara membagi permen kepada anak sama banyak. 7. Mengembangkan Konsep Angka Pada Anak Usia Dini Konsep angka dikembangkan melalui 3 tahap: 1) Menghitung. Tahap awal menghitung pada anak adalah menghitung melalui hapalan atau membilang. Orangtua dapat mengembangkan kemampuan ini melalui kegiatan menyanyi, permainan jari, dll yang menggunakan angka. 2) Hubungan satu-satu. Maksudnya adalah menghubungkan satu, dan hanya satu angka dengan benda yang berkaitan. Teknik ini bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari. 3) Menjumlah, membandingkan dan simbol angka. Ketika orangtua meminta anak mengambilkan 3 buah biskuit, dan anak membawa 3 buah biskuit. Anak tersebut mengerti tentang konsep jumlah. Anak yang paham urutan angka, akan tahu bahwa kalau menghitung 3 biskuit dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri maka jumlahnya akan sama. Anak yang paham konsep perbandingan akan paham benda yang lebih besar, jumlahnya lebih banyak, lebih sedikit, atau sama. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan orang tua dalam mengembangkan konsep angka, yaitu: a) Meminta anak menghitung jumlah cangkir yang diperlukan untuk mengisi botol sampai penuh dengan pasir. b) Meminta anak menghitung jumlah balok yang diperlukan untuk membuat bangunan yang dibuat anak. 8. Mengembangkan Konsep Pola Dan Hubungan Pada Anak Usia Dini Tujuan mengenalkan pola dan hubungan pada anak usia dini tahun adalah mengenalkan dan menganalisa pola-pola sederhana, menjiplak, membuat, dan membuat perkiraan tentang kemungkinan dari kelanjutan pola. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pola dan hubungan pada anak: a) Mengajak anak bermain menyusun antrian mobil-mobilan membentuk pola barisan merah, hitam, merah, hitam, merah, hitam b) Mengajak anak bermain membuat rantai gelang dari kertas warna putih, biru, hijau, putih, biru, hijau. 308

10 9. Mengembangkan Konsep Hubungan Geometri Dan Ruang Pada Anak Usia Dini Anak belajar mengenal bentukbentuk dan penataan di lingkungan sekitar. Saat anak bermain dengan balok, cat lukis, menggambar, menggunting bentuk-bentuk geometri, mengembalikan balok ke rak, sebenarnya anak sedang belajar tentang bangun datar dan bangun ruang serta kegunaannya. Pertama anak belajar mengenal bentuk-bentuk sederhana (segitiga, lingkaran, segi empat). Kedua, anak belajar tentang ciri-ciri dari setiap bentuk geometri. Selanjutnya, anak belajar menerapkan pengetahuannya untuk berkreasi membangun dengan bentuk-bentuk geometri. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan hubungan geometri dan ruang pada anak: a) Mengajak anak bermain meniup busa sabun menggunakan sedotan plastik yang ditekukan pada bagian ujungnya sehingga membentuk lingkaran lalu diikatkan ke batang sedotan. Ajak anak mengamati bahwa bentuk gelembunggelembung sabun yang ditiup anak seperti bentuk lingkaran. b) Sediakan kardus-kardus bekas (obat, susu), botol-botol plastik, sedotan plastik, kertas warna, dll. Ajak anak untuk membangun sebuah halaman impian untuk tempat bermainnya menggunakan barang-barang bekas tersebut. 10. Mengembangkan Konsep Pengukuran Pada Anak Usia Dini Anak belajar pengukuran dari berbagai kesempatan melalui kegiatan yang membutuhkan kreativitas. Tahap awal anak tidak menggunakan alat, tetapi mengenalkan konsep lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, cepat, dan lebih lambat. Tahap berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur bukan standar, seperti pita, sepatu, dll. Pada tahap lebih tinggi lagi, anak diajak menggunakan jam dinding, penggaris, skala, termometer. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pengukuran pada anak: a) Mengajak anak mengukur panjang dan lebar rak mainan menggunakan balok unit. b) Mengajak anak menghitung jumlah cangkir berisi pasir yang diperlukan untuk mengisi penuh sebuah ember kecil. 11. Mengembangkan Konsep Pengumpulan, Pengaturan Dan Tampilan Data Pada Anak Usia Dini Pada awalnya anak mulai memilih benda tanpa tujuan. Selanjutnya anak memilih mainan dengan tujuan, misalnya berdasarkan warna, ukuran, atau bentuk. Pada tahap yang lebih tinggi anak dapat memilih mainan berdasarkan lebih dari satu variabel, misal berdasarkan warna dan bentuk, atau warna, bentuk dan ukuran. Pengetahuan tentang grafik merupakan bentuk perluasan dari memilih dan mengelompokan. Membuat grafik merupakan cara anak untuk menampilkan bermacam-macam informasi/data dalam bentuk yang berlainan. Misalnya anak membuat grafik sederhana tentang jenis sepatu yang dipakai anak. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pengumpulan, pengaturan dan tampilan data pada anak: 309

11 a. Mengajak anak mengumpulkan bermacam-macam daunandaunan. Kemudian ajak anak mengelompokan bentuk daundaunan tersebut. Setelah itu, buatlah daftar tentang jumlah daun untuk setiap bentuknya dengan cara menyusun daun-daun yang sama menjadi barisan tegak lurus ke atas. Ajak anak mencatat jumlah setiap kelompok daun. b. Mengajak anak membuat grafik tentang keadaan cuaca setiap hari dalam 1 bulan HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan ini diikuti oleh 46 peserta dari berbagai lembaga di lingkungan Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis. Kegiatan dilaksankan sebanyak 8 JP. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh dua orang tim pengabdi dengan masingmasing materi pembahasan. Adanya keterbatasan waktu mengakibatkan demonstrasi alat peraga sederhana materi tidak dilakukan secara detail. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi pembahasan dengan melibatkan peserta melalui pembahasan materi pada modul yang telah disediakan oleh tim pengabdi secara bersama-sama, selanjutnya diadakan tanya jawab dan demonstrasi alat peraga sederhana. Selama kegiatan berlangsung, diselingi dengan ice break yang berhubungan dengan PAUD, agar peserta lebih bersemangat dalam mengikuti pelaihan serta peserta terlibat langsung dalam setiap sesi materi. Dari pengamatan selama kegiatan berlangsung dapat dijelaskan bahwa motivasi dan partisipasi peserta sangat signifikan positif, indikatornya adalah pelatihan diikuti oleh 40 lebih peserta, sedangkan targetnya adalah hanya 30 orang. Dengan adanya motivasi tersebut, kami selaku tim pengabdian merasa bahwa pelatihan yang dilaksanakan mencapai target ideal. Kemudian adanya perubahan saat pembelajaran tentang konsep matematika, guru yang sudah mengikuti pelatihan bisa mengaplikasikan pengetahuan yang didapat saat pelatihan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penjelasan pada pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini telah dilaksakan dengan lancar dan hasil yang cukup baik. Sambutan yang sangat baik dari pihak mitra serta peserta yang mengikuti kegiatan ini. Para guru PAUD menyadari pentingnya memiliki kemampuan tentang pengenalan konsep bilangan, pengenalan konsep angka, pengenalan pola dan hubungan matematika dan pengenalan konsep hubungan geometri dan ruang pada anak usia dini. Berdasarkan evaluasi terhadap program pelatihan ini, diharapkan guru dapat dengan mudah menyampaikan konsep matematika pada anak usia dini sesuai dengan jenjang umurnya. DAFTAR PUSTAKA Asmawati, L. (2014). Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: Rosda. Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. OECD. (2009). Learning Mathematics for Life A View Perspective for PISA. 310

12 Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Santi, D. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini -Antara Teori dan Praktek-. Jakarta: Indeks. Shadiq, F. (2009). Aplikasi Teori Belajar. Yogyakarta: Depdiknas, P4TK Matematika Yogyakarta. Sujiono, Y. N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda. 311

SERI BACAAN ORANG TUA TEMA PARENTING (KONSEP MATEMATIKA) BAGIAN I PENDAHULUAN

SERI BACAAN ORANG TUA TEMA PARENTING (KONSEP MATEMATIKA) BAGIAN I PENDAHULUAN SERI BACAAN ORANG TUA TEMA PARENTING (KONSEP MATEMATIKA) BAGIAN I PENDAHULUAN Bagi sebagian orangtua mendampingi anak saat bermain atau belajar bukanlah pekerjaan yang ringan, apalagi bila harus mengaitkannya

Lebih terperinci

KONSEP MATEMATIKA. Untuk Anak Usia Dini SERI BACAAN ORANG TUA

KONSEP MATEMATIKA. Untuk Anak Usia Dini SERI BACAAN ORANG TUA 22 SERI BACAAN ORANG TUA KONSEP MATEMATIKA Untuk Anak Usia Dini Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF 30/06/2009 Disimpan dalam Uncategorized Tagged Alat Permainan edukatif, barang bekas, kreatif, Mainan, mainan anak Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

PELATIHA OPERASI DASAR MATEMATIKA SISWA SMK SWASTA DI KARAWANG

PELATIHA OPERASI DASAR MATEMATIKA SISWA SMK SWASTA DI KARAWANG PELATIHA OPERASI DASAR MATEMATIKA SISWA SMK SWASTA DI KARAWANG Kiki Nia Sania Effendi, Indrie Noor Aini Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang qqeffendi@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa Kanak-kanak merupakan suatu periode pada saat individu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak ahli menyebut periode ini sebagai golden age

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KONSEP PERMAINAN MATEMATIKA BAGI ANAK USIA DINI

PRINSIP DAN KONSEP PERMAINAN MATEMATIKA BAGI ANAK USIA DINI PRINSIP DAN KONSEP PERMAINAN MATEMATIKA BAGI ANAK USIA DINI Lisa Dosen Program StudI Tadris Matematika STAIN Malikussaleh Lhokseumawe Email: lisa_pim@yahoo.com ABSTRAK Pola pembelajaran pada anak usia

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : I/1 Tema : Diri Sendiri, Keluarga Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelompok A di TK Pertiwi Banaran 5 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 yang dapat diidentifikasi adanya masalah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Perkembangan anak usia dini merupakan perkembangan yang sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Karena anak usia dini merupakan masa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A Mistin Qomariah Nurhenti Dorlina S. Program Studi PG-PAUD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI Oleh: Ni Kadek Nelly Paspiani, S.Pd TK Negeri Pembina Kotabaru, nelly_paspiani@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan formal (TK/RA) yang mengarahkan kepada perkembangan anak sehingga perkembangan dapat diarahkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbedabeda. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari sejak lahir. Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bagian ketujuh pasal 28 memuat tentang Pendidikan Anak Usia Dini antara

Lebih terperinci

PENGENALAN MACAM-MACAM BANGUN RUANG DENGAN MEDIA MANIPULATIF MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK PAUD

PENGENALAN MACAM-MACAM BANGUN RUANG DENGAN MEDIA MANIPULATIF MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK PAUD PENGENALAN MACAM-MACAM BANGUN RUANG DENGAN MEDIA MANIPULATIF MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK PAUD Trija Fayeldi, Riski Nur I. D, Rosita Dwi Ferdiani Universitas Kanjuruhan Malang trija_fayeldi@unikama.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa. Kualitas suatu sistem pendidikan dapat mempengaruhi kualitas suatu bangsa di masa depan. Ketika suatu

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com Bu, berapa loyang kue yang akan dipanggang? Delapan loyang. Dalam bab ini kamu akan mempelajari: 1. mengalikan dua bilangan satu angka; 2. mengalikan tiga bilangan satu angka; 3. membagi bilangan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam kehidupan dimana pada periode ini anak banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk program pendidikan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Solehuddin (2000: 5)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN Nuraina 1) dan Darajat Rangkuti 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakandengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG Data yang telah tersusun dari Bab III tentang model pembelajaran pendidikan

Lebih terperinci

BILANGAN SAMPAI DENGAN 10

BILANGAN SAMPAI DENGAN 10 Materi pelajaran matematika kelas 1 SD BILANGAN SAMPAI DENGAN 10 1. Menghitung dan Mengurutkan Benda Sampai Dengan 5 a. Membilang atau menghitung secara urut b. Menyebutkan banyak benda c. Membandingkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 1/1 Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi : Seni Rupa 1. Mengapresiasi karya seni rupa.

Lebih terperinci

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS (Disampaikan Pada Pelatihan Kader PAUD Se-Kelurahan Sidoagung Godean Sleman) Oleh: Lismadiana lismadiana@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama, karena anak lahir dalam keluarga dan anak dibesarkan oleh keluarga. Apa yang dilihat, didengar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut masa emas (golden age) atau masa peka. Anak usia dini adalah individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

Lembar Observasi (Cek List)

Lembar Observasi (Cek List) LAMPIRAN 72 Lampiran 1. Lembar Observasi Lembar Observasi (Cek List) Kemampuan Mengenal Angka 1-10 No Nama Membilang dengan Menunjuk Benda 1-10 Kurang (1) Cukup (2) Baik (3) Menghubungkan Lambang Bilangan

Lebih terperinci

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER II

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER II 1. Berlari sambil melompat (D.3.20). 2. Meniru gerakan binatang/senam fantasi (D.3.23) 3. Berdiri dengan tumit di atas satu kaki selama 10 detik (D.3.19). 4. Mereyap dan merangkak lurus ke depan (D.3.22).

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak dalam Kegiatan Berhitung dengan Permainan Dadu TK Mutiara Pekanbaru

Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak dalam Kegiatan Berhitung dengan Permainan Dadu TK Mutiara Pekanbaru Jurnal PAUD STKIP PTT Volume 2 Nomor 1 Tahun 2016 Halaman 1 10 JURNAL PAUD TAMBUSAI Research & Learning in Early Childhood Education http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/obsesi Peningkatan Kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING ANAK KELOMPOK A DI PAUD KASIH IBU BANDA ACEH. Fitriah Hayati 1 dan Sari Mustika 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING ANAK KELOMPOK A DI PAUD KASIH IBU BANDA ACEH. Fitriah Hayati 1 dan Sari Mustika 2 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING ANAK KELOMPOK A DI PAUD KASIH IBU BANDA ACEH Fitriah Hayati 1 dan Sari Mustika 2 Abstrak Penelitian berlatar belakang pada kemampuan anak

Lebih terperinci

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET Endang Setyo Winarni Universitas Negeri Malang Endang_Setyo_Winarni@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu Sebutkan anggota keluargamu di rumah? Sebutkan sifat-sifat anggota keluargamu tersebut! Ceritakan dalam bahasa tulis sederhana mengenai kebersamaan keluargamu! Anggota keluargaku adalah Sifat-sifat mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

pengukuran waktu panjang dan berat

pengukuran waktu panjang dan berat bab 2 pengukuran waktu panjang dan berat tema 5 kejadian sehari-hari rajin belajar tujuan pembelajaran pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu: menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam menggunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG 83 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG Nova Oktriyani 1) 1 Universitas Negeri Padang email: novaoktriyani@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar atau

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MEMBANGUN KONSERVASI MATERI PELAJARAN Dudung Priatna*)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MEMBANGUN KONSERVASI MATERI PELAJARAN Dudung Priatna*) PEMBELAJARAN MATEMATIKA MEMBANGUN KONSERVASI MATERI PELAJARAN Dudung Priatna*) Abstrak Ketercapaian suatu pembelajaran matematika ditentukan oleh guru dalam menggunakan strategi pembelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah upaya sistematis dalam rangka menciptakan dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menguraikan latar belakang penelitian yang akan mengantar pada apa yang menjadi fokus masalah serta signifikansi penelitian ini. A. Latar Belakang Pendidikan anak usia

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 28 November 2012 SILABUS Kelas I Tema 2 : Kegemaranku Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 SILABUS KELAS: 1 TEMA: KEGEMARANKU KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk dalam hal pendidikan. Orangtua berharap anaknya bisa mendapat

Lebih terperinci

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN Peta Konsep Barisan dan Deret Bilangan mempelajari Pola bilangan Barisan bilangan Deret bilangan jenis jenis Aritmatika Geometri Aritmatika Geometri mempelajari Sifat Rumus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan. diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan. diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi

Lebih terperinci

mengenal bangun datar

mengenal bangun datar bab 6 mengenal bangun datar tema 10 tempat umum pergi ke kota tujuan pembelajaran pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu: mengenal segitiga, segiempat, dan lingkaran mengelompokkan bangun datar menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mengambil peran penting dalam rangka menghasilkan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mengambil peran penting dalam rangka menghasilkan sumberdaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mengambil peran penting dalam rangka menghasilkan sumberdaya manusia yang seutuhnya.pendidikan harus dimulai dari sejak usia dini,karena pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA WADAH TELUR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF KONSEP BILANGAN PADA ANAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA WADAH TELUR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF KONSEP BILANGAN PADA ANAK PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA WADAH TELUR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF KONSEP BILANGAN PADA ANAK Dewi Fransiska Reti Raya 1, I Wayan Sujana 2, I Wayan Wiarta 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN Nur Lailatul Choiriyah Dewi Komalasari PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN

Lampiran 1 Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN Lampiran Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia 2.5 3.4 tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN. Menyebutkan 4 warna Sebutkan warna-warna yang kamu ketahui? 2. Menjodohkan warna-warna

Lebih terperinci

Oleh: IDA NURAIDA Guru TK Budi Asih 12 Desa Leuwilaja Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

Oleh: IDA NURAIDA Guru TK Budi Asih 12 Desa Leuwilaja Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka BERMAIN BOLA ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK BUDI ASIH 12 DESA LEUWILAJA KECAMATAN SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: IDA

Lebih terperinci

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A Yustiyana Arum Habsari Nurhenti Dorlina Simatupang Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

Peta konsep BILANGAN. Kata Kunci. Operasi Hitung Bilangan Sampai Tiga Angka. meminjam menaksir meyimpan pola

Peta konsep BILANGAN. Kata Kunci. Operasi Hitung Bilangan Sampai Tiga Angka. meminjam menaksir meyimpan pola Peta konsep BILANGAN Operasi Hitung Bilangan Sampai Tiga Angka Mengenal Bilangan Garis Bilangan Operasi Hitung Bilangan Nilai Mata Uang Kata Kunci barisan bilangan garis bilangan ketidaksamaan meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 TEMA : KEBERSIHAN

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 TEMA : KEBERSIHAN LAMPIRAN STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 TEMA : KEBERSIHAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI LANGKAH PEMBELAJARAN ALOKASI WAKTU SARANA DAN SUMBER PENILAIAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ANAK. IKA BUDI MARYATUN, M.Pd. Dosen Pada Prodi PG-PAUD FIP UNY. (Adapted From NEST Dok)

PERKEMBANGAN ANAK. IKA BUDI MARYATUN, M.Pd. Dosen Pada Prodi PG-PAUD FIP UNY. (Adapted From NEST Dok) PERKEMBANGAN ANAK IKA BUDI MARYATUN, M.Pd Dosen Pada Prodi PG-PAUD FIP UNY (Adapted From NEST Dok) PERKEMBANGAN SEPERTI APA YANG DIHARAPKAN PADA ANAK- ANAK ANDA? APAKAHYANG DIMAKSUD PERTUMBUHAN? Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami pubertas. Baik anak laki-laki maupun perempuan, mereka memiliki karakteristik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP Kelas 1 Tema : Kegemaranku Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : I (Satu) / 1 Tema / Topik : KEGEMARANKU Petemuan ke : 1 : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Lebih terperinci

Membangun Kreatifitas dengan Mainan Edukatif 'Building Block'

Membangun Kreatifitas dengan Mainan Edukatif 'Building Block' Membangun Kreatifitas dengan Mainan Edukatif 'Building Block' Mainan edukatif (Alat Permainan Edukatif / APE) seperti building block yang terdiri dari balok-balok dengan beberapa bentuk seperti segi tiga,

Lebih terperinci

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Dengan Metode Bermain Lempar Gelang

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Dengan Metode Bermain Lempar Gelang Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Dengan Metode Bermain Lempar Gelang Suliyas Utaminingsih (11261247) Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang: Pemahaman konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun,dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hani Epeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hani Epeni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang diajarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa peka adalah

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK A. Pengantar Kita mengetahui bahwa dalam perkembangannya seorang anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas baik itu dalam bentuk fisik

Lebih terperinci

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A JPAUDI: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia Vol.1 No.1 April 2015 PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A Arumi S Fatimaningrum

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO ARTIKEL ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO Oleh FEDRIYENTI NIM. 58667/2010 JURUSAN PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 2-3 Checklist Indikator PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 Diolah oleh: http://www.rumahinspirasi.com MORAL & NILAI AGAMA a. Dapat

Lebih terperinci

MATERI KELAS 1. B. Indonesia

MATERI KELAS 1. B. Indonesia MATERI KELAS 1 TEMA 1 SUB TEMA 1 : Diriku : Aku dan Teman Baru B. Indonesia 1. Mengenal huruf a-z melalui lagu. a. Mengenal dan melafalkan huruf vokal : a, i, u, e, o b. Mengenal dan melafalkan huruf konsonan

Lebih terperinci

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MENGGUNAKAN STRATEGI BERMAIN STICK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B TK MOJOREJO 2 TAHUN AJARAN 2013/2014 ARTIKEL Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

penjumlahan dan pengurangan

penjumlahan dan pengurangan bab 6 penjumlahan dan pengurangan q membawa banyak balon pada bab sebelumnya kalian telah belajar puluhan dan satuan hal tersebut akan sangat berguna saat kalian mengerjakan penjumlahan dan pengurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini yang dikenal dengan masa Golden Age adalah masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang paling tepat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah, sesuai UU Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

4-5. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 4-5 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

4-5. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 4-5 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 4-5 Checklist Indikator PERKEMBANGANANAK Usia 4-5 tahun Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 Diolah oleh: http://www.rumahinspirasi.com MORAL & NILAI AGAMA a. Dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra tindakan Penelitian dilakukan di TK Merpati Pos yang tepatnya berada di Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kabupaten Surakarta. TK Merpati Pos berdiri

Lebih terperinci

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA 03 SERI BACAAN ORANG TUA Manfaat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU TK DAN PAUD DENGAN PENDAMPINGAN GURU DAN ORANG TUA SISWA

PENINGKATAN MUTU TK DAN PAUD DENGAN PENDAMPINGAN GURU DAN ORANG TUA SISWA Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1, Januari 2013 Halaman 51-55 PENINGKATAN MUTU TK DAN PAUD DENGAN PENDAMPINGAN GURU DAN ORANG TUA SISWA Ari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS II

SILABUS TEMATIK KELAS II SILABUS TEMATIK KELAS II Satuan Pendidikan Kelas Kompetensi Inti : SD/MI : II (Dua) KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri Kebolampang Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini perlahan sudah mulai di perhatikan oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU Sisdiknas No 20 Tahun

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS I

SILABUS TEMATIK KELAS I SILABUS TEMATIK KELAS I Tema 6 Subtema 1 Mata PPKN Bahasa Indonesia : Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri : Lingkungan Rumahku 3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah,

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA DADU PINTAR PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI KB AL-AMANAH KOTA KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci