PENERAPAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA MANAJER PADA PT PAL INDONESIA ABSTRACT
|
|
- Utami Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA MANAJER PADA PT PAL INDONESIA Ofy Kartikasari Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out how far the company has implemented the responsibility center effectively and efficiently in accordance with is function as the achievement assessment instrumrnt and to evaluate the revenue center as the basis of management control and to assess the manager performance achievement at PT PAL Indonesia (Persero). Strategy planning, budget Planning, Implementation, and the Management performance Evaluation are used as the data analysis technique. It can be concluded from the result of the research that the manager has full responsibility on his work in accordance with the time that has been determined by the buyers and the manager. The company has never exceeded the limit that has been determined by the buyer, so the company is not subject to fine or penalty. In carrying out shipbuilding production activity the niaga division of PT PAL Indonesia (Perseroa) the center of company revenue becomes the assessment of manager effective and afficient performance and the company should calculate the problems in the shipbuilding such as raw materials and the condition of the environment. Keywords: The Revenue Responsibility Center, Manager Performance Assessment INTISARI Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perusahaan telah menerapkan pusat pertanggungjawaban secara efektif dan efisien sesuai dengan fungsinya sebagai alat penilaian prestasi dan untuk mengevaluasi pusat pendapatan sebagai dasar untuk pengendalian manajemen dan untuk menilai prestasi kerja manajer pada PT PAL Indonesia (Persero). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perencanaan Strategi, Penyusunan Anggaran, Pelaksanaan, dan Evaluasi Kinerja Manajemen.Hasil penelitian dapat disimpulkan manajer bertanggung jawab sepenuhnya atas pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh pemesan dan pihak manajer. Perusahaan tidak pernah melebihi batas yang ditentukan oleh pemesan, sehingga perusahaan tidak terkena dengan denda atau penalti. Dalam melaksanakan kegiatan produksi pembuatan kapal Divisi Niaga PT PAL Indonesia (Persero) pusat pendapatan perusahaan menjadi penilaian kinerja manajer yang efektif dan efisien dan perusahaan harus memperhitungkan kendala kendala yang ada dalam pembuatan kapal seperti bahan baku dan pada kondisi lingkungan. Kata Kunci : pusat pertanggungjawaban pendapatan, penilaian kinerja manajer PENDAHULUAN Arus globalisasi saat ini, menyebabkan perusahan menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks dan mengalami perkembangan dengan cepat. Pengaruh globalisasi juga menyebabkan persaingan antar perusahaan mengalami perubahan yang semula era industri berubah menjadi era informasi dengan semakin majunya teknologi informasi, maka informasi yang diserap perusahaan akan semakin berfariasi. Manajemen harus pandai memisahkan data yang dapat memberikan nilai tambah dan data yang tidak bermanfaat bagi perusahaan. Hal ini yang menjadikan informasi sebagai sumber daya yang penting dan perlu dijaga oleh setiap perusahaan. Persaingan yang ketat dibidang industri manufaktur membuat pihak manajemen perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Setiap
2 2 perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan atau sasaran yang sama yaitu mencapai keberhasilan dalam persaingan didalam industri dan meningkatkan perkembangan usahanya. Hal ini membuat manajemen perusahaan harus menemukan cara mengefesiensikan biaya untuk memproduksi produk dengan biaya rendah. Keadaan ini menyebabkan pemimpin tidak mungkin dapat mengendalikan kegiatan operasional sendiri dan mengawasi semua karyawannya. Dalam struktur suatu sistem pengendalian manajemen dapat dikaitkan dengan berbagai pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi dan informasi yang mengalir didalamnya. Sedangkan prosesnya mengacu pada suatu aktivitas dimana para manjer dapat memastikan bahwa perusahaan akan mendapat sumber-sumber (resoirces) yang dibutuhkan dan mampu menggunakannya secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Supriyono (2001:22) Pengendalian manajemen adalah proses yang dilaksanakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa sumber-sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efesien dalam rangka pelaksanan strategi dasar yang telah ditentukan untuk mmencapai tujuan perusahaan. Salah satu unsur sistem pengendalian manajemen adalah struktur pengendalian manajemen yang menggolongkan suatu organisasi kedalam pusat-pusat pertanggungjawaban. Pusat - pusat pertanggungjawaban tersebut dapat digolongkan menjadi empat yaitu, pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. Pusat pertanggungjawabanm (responsibility centers) diciptakan untuk mencapai suatu sasaran tertentu, sasaran organisasi biasanya diputuskan dalam suatu proses perencanaan strategis. Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk pusat pertanggungjawaban (responsibility centers). Menurut Anthony dan Govindarajan (2009:171) Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Pada hakikatnya, perusahaan merupakan sekumpulan pusat-pusat pertanggungjawaban yang dimana masing-masing pusat dapat digambarkan melalui bagan organisasi. Pusat-pusat pertanggungjawab tersebut kemudian membentuk suatu hirerki. Pada tingkatan rendah adalah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja (workshift) dan unit organisasi kecil lainnya. Suatu organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban yang dimana tiap pusat pertanggungjawaban dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas wewenangnya, sehingga jika terjadi penyimpangan antara rencana yang telah ditetapkan dengan realisasinya, dapat dengan cepat dan jelas diketahui siapa yang bertanggungjawab dan manajer juga dituntut untuk membuat laporan pertanggungjawaban dalam kinerjannya. Pada setiap laporan pertanggungjawaban yang dibuat untuk menyajikan laporan yang dapat membantu dalam proses pengendalian, dengan membandingkan prestasi aktual dengan prestasi yang telah dianggarkan. Apabila dalam proses pengendalian itu ditemukan suatu keadaan yang menyebabkan sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai, maka laporan pertanggungjawaban harus dapat menelusuri ketidakefesienan. Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran strategik organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang dikehandaki oleh perusahaan. Perusahaan memiliki pusat pertanggungjawab yang dimana digunakan sebagai alat penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional
3 3 suatu organisasi dan personelnya, berdasarkan strategik, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti membahas pusat pertanggungjawaban kinerja manajer pada PT PAL INDONESIA (Persero)adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri galangan kapal. Kantor pusat dan industri galangan kapal ini terdapat di Surabaya, Jawa Timur. Sesuai dengan kemampuan perusahaan baik dibidang teknologi atau design maupun investasi dan manufaktur, maka PT PAL INDONESIA (Persero) diarahkan pada pembuatan dua divisi kapal yaitu divisi kapal niaga dan divisi kapal perang. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memilih judul Penerapan Pusat Pertanggungjawaban Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Manajer Pada PT PAL Indonesia (Persero) Yang diharapkan dapat membantu memberikan gambaran tentang pusat pertanggungjawaban yang efektif dan efesien pada PT PAL INDONESIA (Persero). Dari latar belakang yang ada diatas, maka masalah pokok yang terdapat dalam peneliti ini yaitu Bagaimana penerapan pusat pertanggungjawaban digunakan sebagai dasar penilaian kinerja manajer pada PT PAL INDONESIA (Persero). Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui sejauh mana perusahaan telah menerapkan pusat pertanggungjawaban dengan efektif sesuai dengan fungsinya sebagai alat penilaian prestasi dapat mengetahui dan mengevaluasi pusat pertanggungjawaban sebagai dasar untuk pengendalian manajemen dan untuk menilai prestasi kerja manajer pada Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero). TINJAUAN TEORI Sistem Pengendalian Manajemen Peranan manajemen dalam pengendalian disebut Pengendalian Manajemen dan sistem yang digunakan seperti mengumpulkan dan menganalisis informasi, mengevaluasi dan memanfaatkannya serta tindakan-tindakan lain untuk melakukan pengendalian disebut sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian (control system) dalam organisasi berfungsi seperti otak pada pengemudi mobil yang mengarahkan dan menuntun organisasi ketujuan yang diinginkan. Pengendalian manajemen mencakup sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari struktur penataan organisasi, wewenang, tanggungjawab dan konsep informasi untuk memudahkan pelaksanaan pengendalian dan suatu proses atau seperangkat tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannya. Menurut Halim, et al. (1999:3) Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang. Dalam konteks sistem pengendalian manajemen, maka sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang, saling berhubungan maupun tidak yang keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan.dapat dikatakan bahwa sistem berupa hal yang ritmis, berulang kali terjadi atau langkah-langkah terkoordinasi yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya dan mengambil tidakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Manajemen adalah proses prencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
4 4 Pada dasarnya sistem pengendalian manajemen dalam hal ini merupakan sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer mengoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerussebagai pemerolehan penggunaan informasi untuk membantu mengoordinasikan proses pembuatan perencanaan dan pembuatan keputusan melalui organisasi dan untuk memandu perilaku karyawan. Tujuan dari sistem pengendalian manajemen ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif disebuah organisasi, sehingga pada akhirnya bermuara pada hal yang sama yaitu pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan Pengendalian Manajemen Menurut Halim, et al. (1999:13) Pengendalian manajemen sebenarnya merupakan satu proses yang dimana proses tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Dua aspek penting dari lingkungan tersebut adalah eksternal dan internal. Faktor internal dalam hal ini adalah struktur organisasi, struktur program, struktur rekening, faktor administratif, faktor perilaku dan faktor budaya. Satu faktor penting adalah baik lingkungan internal maupun eksternal bervariasi pada setiap organisasi sehingga pengaruhnya terhadap proses pengendalian manajemen juga akan berbeda. Tahap Tahap Sistem Pengendalian Manajemen Proses pengendalian manajemen melibatkan komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan karyawan, untuk melengkapi pengendalian informal. Menurut Mardiasmo (2002:47) Perusahaan juga mempunyai sistem pengendalian formal yang meliputi tahaptahap yang saling berkaitan sebagai berikut : a. Pemprograman Pemprograman adalah proses memilih program tertentu untuk kegiatan-kegiatan organisasi program menggambarkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan organisasi dalam rangka pelaksanaan strategi. Pada perusahaan yang berorientasi pada laba, setiap produk atau lini produk (product line) merupakan program. b. Penganggaran Anggaran operasi sebenarnya adalah rencana tindakan yang dinyatakan dalam satuan uang, pada proses penganggaran, penyusunan dilakukan dengan mengumpulkan anggaran bagian dan divisi yang merupakan tanggungjawab para managernya. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan negosiasi antara manajer pusat pertanggungjawaban dengan atasannya untuk menerapkan apa yang harus dilakukan manajer dan bagaimana caranya. c. Operasi dan Pengukuran Selama periode operasi aktual, pencatatan dilakukan terhadap sumber daya yang digunakan, dinyatakan sebagai biaya dan pendapatan yang diperoleh. Catatan ini dilakukan sedemikian hingga setiap data biaya dan pendapatan diklasifikasikan menurut program dan pusat pertanggungjawaban data yang diklasifikasikan digunakan sebagai dasar pemrograman yang akan datang. Untuk tujuan terakhir data aktual dari hasil dilaporkan dengan cara yang memungkinkan perbandingan dengan anggaran. d. Pelaporan dan Analisis Sistem pengendalian manajemen berfungsi sebagai alat komunikasi. Informasi yang dikomunikasikan terdiri dari data akuntansi maupun non-akuntansi. Pelaporan juga
5 5 digunakan sebagai alat pengendalian beberapa diturunkan dari analisis yang mengembangkan rencana dan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang direncanakan. Berdasarkan laporan formal ini dan juga berdasarkan informasi yang diterima lewat saluran non-formal, manajer memutuskan apa yang harus dilakukan. Pusat Pertanggungjawaban Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Menurut Antohny dan Govindarajan (2009:171) Pusat pertangungjawaban merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Pada hakikatnya, perusahaan merupakan sekumpulan pusat-pusat pertanggungjawaban, yang masing-masing diwakili oleh sebuah kontak dalam bagian organisasi. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut kemudian membentuk suatu hirerarki. Menurut Hansen dan Mowen (2006:62) Pusat pertanggungjawaban adalah suatu segmen bisnis yang manajernya bertanggungjawab terhadap pengaturan kegiatan-kegiatan tertentu. Sedangkan menurut Supriyono (2001:22) Pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukan unit organisasi yang dikelola seorang manajer yang bertanggungjawab. Penentuan pusat-pusat pertanggung-jawaban memerlukan desentralisasi. Desentaralisasi berati pendelegasian wewenang pembuatan keputusan pada tingkat manajemen yang lebih rendah. Menurut Halim, et al. (2003:68) Pusat Pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang dikepalai oleh seorang manajer pusat pertanggungjawaban. Pemisahaan pusat pertanggungjawaban digunakan untuk membantu memudahkan penilaian kinerja suatu pusat pertanggungjawaban. Keberhasilan pusat pertanggungjawaban diukur berdasarkan kriteria efisiensi dan efektifitas. Namun pusat pertanggungjawaban mengacu pada bagian atau unit dalam suatu organisasi bukan perusahaan secara keseluruhan. Menurut Hansen dan Mowen (2005:116) Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis manajer yang bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatan tertentu sebagai unit kerja dalam organisasi yang di pimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab untuk mencapai salah satu atau beberapa tujuan. Tujuan pusat pertanggungjawaban secara individual diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan suatu organisasi sebagai suatu keseluruhan sehingga mencapai keselarasan tujuan. Penentuan pusat pertanggungjawaban memerlukan desentralisasi organisasi yang terdesentralisasi adalah sebuah organisasi yang memliki kebijakan bahwa keputusan tidak dipusatkan dimanajemen pusat, namun pembuatan keputusan dilakukan oleh manajer pada berbagai jenjang sesuai dengan batas kewenangan yang telah ditentukan sebelumnya. Namun perlu disadari bahwa istilah dan pembagian struktur pertanggungjawaban dalam suatu organisasi mungkin berbeda dengan organisasi lainnya dan berbagai keterkaitan yang ada dalam pusat pertanggungjawaban. Secara ringkas, suatu pusat pertanggungjawaban akan bersifat efisien jika melakukan sesuatu dengan tepat dan akan bersifat efektif jika melakukan hal-hal yang tepat. Adapun hal-hal yang perlu di ketahui dan manfaat dari pusat pertanggungjawaban. Manfaat adanya pusat peranggungjawwaban adalah sebagai berikut: a. Basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. b. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi. c. Menfasilitasi terbentuknya goal congruence.
6 6 d. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat. e. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan. f. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien. Sifat Pusat Pertanggungjawaban Menurut Halim, et al. (2003:69) Pusat pertanggungjawaban muncul guna untuk mewujudkan atau memenuhi satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemn puncak. Tujuan yang dimaksud adalah membantu mengimplementasikan rencana strategi manajemen puncak. Manajemen pucak juga memiliki hak untuk mengetahui hasil laporan pertanggungjawaban atas kinerja manjer dalam melakukan beberapa aktivitas yang berhubungan dengan output dan input. Menurut Anthony dan Govindarajan (2009:172) Berbagai pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan berfungsi untuk mengimplementasikan strategi. Karena setiap organisasi merupakan sekumpulan pusat pertanggungjawaban, maka jika setiap pusat pertanggungjawaban telah memenuhi tujuannya maka cita-cita organisasi tersebut juga tercapai. Jenis Jenis Pusat Pertanggungjawaban Atas dasar hubungan antara masukan dengan keluaran, pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada pada suatu organisasi dikelompokkan Menurut Anthony dan Govindarajan (2011:209) Berdasarkan hubungan masukan dengan keluarannya, terdapat empat macam-macam jenis pusat pertanggungjawaban, antara lain: 1. Pusat Pendapatan Pusat pendapatan merupakan pusat perrtanggungjawaban dimana outputnya diukur dalam unit moneter, tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya. Karena pusat pendapatan adalah organisasi pemasaran yang tidak mempunyai tanggungjawab terhadap laba. 2. Pusat Beban Pusat beban adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan input yang diukur secara moneter, akan tetapi outputnya tidak diukur. Pusat Beban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Pusat Beban Teknik Pusat beban teknik merupakan pusat pertanggungjawaban yang jumlah input bebannya secara tepat dan memadai dapat diestimasikan dengan wajar. b. Pusat Beban Kebijakan Pusat beban kebijakan merupakan pusat pertanggungjawaban yang jumlah input bebannya yang diestimasikan tidak tersedia. Oleh karena itu, beban-beban yang dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen, atas jumlah yang memadai untuk suatu kondisi. 3. Pusat Laba Pusat laba merupakan pusat pertanggungjawaban dimana kinerja finansialnya diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih antara pendapatan dan pengeluaran. Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan pihak manajemen senior dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif dibandingkan harus menggunakan beberapa indikator. Keberadaan suatu pusat laba akan relevan ketika
7 7 perencanaan dan pengendalian laba mengaku kepada pengukuran unit masukan dan keluaran dari pusat laba yang bersangkutan. 4. Pusat Investasi Bentuk pusat pertanggungjawaban yang paling lengkap adalah pusat investasi. Pusat investasi memiliki semua hak keputusan pusat biaya dan pusat laba serta hak keputusan atas jumlah modal yang akan diinvestasikan. Pada pusat investasi merupakan pengembangan utama dari ide pusat pertanggungjawaban karena pusat ini mencakup semua elemen yang terdapat dalam tujuan perusahaan untuk memperoleh kembalian investasi yang memuaskan. Laporan kinerja suatu pusat investasi tidak hanya terbatas pada laba yang diperoleh tapi juga jumlah assetyang digunakan dalam memperoleh laba. Pusat Pendapatan Menurut Halim, et al. (2003:74) Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana outputnya diukur dalam unit moneter, tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya. Karena pusat pendapatan adalah organisasi pemasaran yang tidak mempunyai tanggungn jawab terhadap laba. Dalam sebuah organisasi fungsional departemenn pemasaran merupakan pusat pendapatan. Dalam organisasi divisi, bagian pemasaran divisi juga merupakan pusat pendapatan. Setiap pusat pendapatan juga merupakan pusat biaya karena sebenarnya mereka memerluarkan biaya untuk trrciptanya pendapatan. Namun biaya tersebut tidak dibebani harga pokok penjualan atas barang yang terjual manajer pusat pendapatan tidak mengetahui bahwa diperlukan perbandingan anatar pendapatan dan biaya untuk menghasilkan keputusan yang maksimal. Karena itu keputusan yang ada tidak bisa membuat keputusan tentang harga jual. Kinerja keuangan pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatan yang diperoleh, yaitu perkalian antara unit yang dijual dengan harga jualnya. Penentuan tentang keberhasilan pusat pendapatan dilakukan dengan membandingkan antara pendapatan yang sesungguhnya diperoleh dengan pendapatan yang dianggarkan. Menurut Anthony dan Govindarajan (2011:211) Suatu output pada pusat pendapatan, diukur secara moneter, tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengkaitkan input yaitu, beban atau biaya dengan output, jika beban dihubungkan dengan pendapatan, maka unit tersebut akan menjadi pusat laba. Pusat pendapatan biasanya merupakan unit pemasaran atau penjualan yang tak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggungjawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Penjualan atau pesanan aktual diukur terhadap anggaran dan kouta. Dalam hal ini seorang manajer dianggap bertanggungjawab atas beban yang terjadi secara langsung didalam unitnya, tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan. Menurut Halim, et al. (2012:120) Sesuai definisinya, pusat pendapatan adalah unit organisasi yang prestasi manajemnya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Organisasi yang berfungsi sebagai pusat pendapatan adalah unit organisasi yang tujuan utamanya adalah memungut dan menghasilkan pendapatan. Di pusat pendapatan, suatu output diukur secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input dengan output. Pada umumnya, pusat pendapatan merupakan unit pemasaran atau penjualan yang tak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Penjualan atau pesanan aktual diukur terhadap anggaran dan kuota, dan manajer bertanggung jawab atas beban yang terjadi secara langsung di dalam unitnya, akan tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan.
8 8 Pada pusat pendapatan, tingkat keluaran kita ukur dalam bentuk nilai uang, tetapi tidak ada usaha formal yang dilakukan untuk mengkaitkan masukan atau biaya dengan keluaran yang dihasilkannya. Pusat pendapatan terutama banyak kita temui pada organisasi pemasaran. Anggaran atau target penjualan telah dipersiapkan atau direncanakan terlebih dahulu, dimana gunanya adalah untuk mengukur transaksi-transaksi penjualan yang sudah dilakukan ataupun order-order pembelian yang sudah tercatat dalam rangka kegiatan pusat pendapatan secara keseluruhan dan juga untuk mencatat hasil kegiatan dari masing-masing wiraniaga yang melaksanakan aktivitas tersebut. Kemudian hasil nyata dari seluruh kegiatan tersebut kita bandingkan dengan nilai tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya suatu anggaran. Pada Pusat Pendapatan suatu output atau pendapatan yang diperoleh diukur secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal untuk menghubungkan dengan input biaya. Pusat Pendapatan mempunyai karakteristik : a. Unit pemasaran atau penjualan yang tidak mempunyai tanggung jawab atas harga pokok penjualan barang-barang yang dipasarkan. b. Penjualan atau pesanan aktual diukur dengan anggaran atau kuota. c. Manajer dianggap bertanggung jawab terhadap biaya langsung di dalam unit organisasinya, tetapi tidak diukur. Hubungan Antara Input dan Output Menurut Anthony dan Govindarajan (2009:172) Manajemen bertanggungjawab untuk memastikan hubungan yang optimal antara input dan output. Disini pengendalian berfokus pada penggunaan input minimum yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang diperlukan menurut spesifikasi dan standart mutu yang benar, tepat waktu dan sesuai dengan jumlah yang diminta contohnya biaya periklanan adalah input yang ditunjukan untuk meningkatkan hasil penjualan, namun karena penjualan juga dipengaruhi sejumlah faktor lain selain iklan, maka kaian antara meningkatnya biaya iklan dengan meningkatnya penjualan jarang dapat ditunjukan, lagi pula keputusan manajemen untuk meningkatkan pengeluaran iklan lebih didasarkan pada penilaian dari pada berdasarkan data. Sementara itu, dalam litbang, hubungan antara input dan output bahkan lebih kabur lagi. Hasil dari litbang yang dilakukan pada masa sekarang barangkali tidak dapat diketahui selama beberapa tahun dan jumlah optimal yang harus dibelanjakan oleh suatu perusahaan untuk litbang tidak bisa ditentukan. Menurut Halim, et al.(2003:71) Manajemen bertanggungjawab terhadap keserasian antara input dan output. Hubungan input dan output bisa berbentuk sebab akibat dan langsung. Pengawasan difokuskan pada memproduksi output pada saat di butuhkan, jumlah yang diinginkan menurut spesifikasi yang benar dan standar mutu, serta input yang minimum. Misalnya input berupa bahan baku pada bagian produksi, outputnya bisa menjadi input bagi bagian finishing. Hubungan input dan output bisa juga tidak langsung. Biaya iklan diharapkan hasil akhirnya adalah penjualan yang meningkat, tapi penjualan dipengaruhi banyak faktor lain seperti iklan, sehingga hubungan antara jumlah tambahan iklan dan hasilnya tidak dapat diketahui secara pasti. Keputusan manajemn atas jumlah yang dikeluarkan untuk biaya iklan didasarkan pada antara input dan output lebih sulit. Nilai usaha litbang saat ini tidak akan diketahui untuk beberapa tahun lagi, sehingga jumlah yang dikeluarkan untuk litbang tidak dapat ditentukan. Dari definisi di atas maka pengukuran anatara input dan output terhadap pusat pendapatan terletak pada manajemen yang bertanggung jawab untuk memastikan
9 9 hubungan yang optimal antara input dan output. Disejumlah pusat tanggung jawab, hubungan itu bersifat timbal balik dan langsung, dimana ouput pada pusat pendapatan diukur dalam unit moneter, tetapi tidak dihubungkan degan outputnya karena pusat pendapatan merupakan unit pemasaran atau penjualan yang tidak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Cara Mengukur Input dan Output Menurut Halim, et al (2000:71) Dalam pengendalian manajemen jumlah moneter biasanya diperoleh dengan mengahlikan jumlah unit dengan harga perunit. Hasil perkalian ini disebut cost, sehingga dapat dikatakan cost adalah ukuran moneter untuk jumlah input yang digunakan oleh suatu pusat pertanggungjawaban. Walaupun cost merupakan ukuran untuk input, untuk ukuran output biasanya lebih sulit. Pada organisasi yang berorientasi laba, pendapatan merupakan ukuran dari outputnya, tapi output sebenarnya tidak terbatas pendapatan saja. Jika bagian penelitian dan pengenmbangan melakukan penelitian untuk menghasilkan produk dengan penggunaan bahan baku yang lebih efesien, tentu saja output tersebut tidak bisa diukur dengan pendapatan saja. Input dari pusat tanggung jawab dinyatakan dalam jumlah moneter yang disebut biaya. Biaya adalah suatu ukuran moneter dari jumlah sumber daya yang digunakan oleh suatu pusat tanggung jawab. Mengukur biaya input lebih mudah daripada menghitung nilai output sehingga banyak organsisasi tidak berupaya untuk mengukur output dari masingmasing pusat tanggung jawab. Dimana pusat pendapatan, suatu output yaitu, pendapatan diukur secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input yaitu, beban atau biaya dengan output. Mengukur input dan output kebanyakan digunakan oleh pusat pendapatan dapat dinyatakan dalam ukuran-ukuran fisik. Nilai uang dari input tentu biasanya dihitung dengan mengalihkan kuantitas fisik dengan harga per unit yaitu pada jumlah jam kerja dikalikan dengan tarif perjamnya. Jumlah moneter yang dihasilkan dari perhitungan tersebut disebut dengan biaya. Biaya adalah ukuran moneter dari jumlah sumber daya yang digunakan oleh suatu pusat pendapatan. Menurut Anthony dan Govindarajan (2009:172). Mengukur Efisien dan Efektifitas Menurut Anthony dan Govindarajan (2009:175) Efisien dan efektivitas berkaitan satu sama lain pada setiap pusat pertanggungjawaban yang dimana organisasi harus mencapai tujuannya dengan cara yang optimal. Suatu pusat pertanggungjawaban yang menjalankan tugasnya dengan konsumsi terendah atas sumber daya, mungkin akan efisien, tetapi jika output yang dihasilkan gagal dalam memberikan kontribusi yang memadai pada pencapaian cita-cita organisasi, maka pusat pertanggungjawaban tersebut tidak efektif. Menurut Halim, et al. (2003:72) Setiap pusat pertanggungjawaban akan diukur kinerjanya atas dasar suatu kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria yabng biasa digunakan untuk mengukur kinerja suatu pusat pertanggungjawaban tersebut adalah efisien dan efektivitas. Efesien adalah rasio anatara output terhadap input atau jumlah output perunit dibandingkan input. Efektivitas adalah hubungan antara output pusat pertanggungjawaban dan tujuannya. Makin besar kontribusi output terhadap tujuan maka makin efektiflah satu unit tersebut. Karena baik tujuan maupun hasil sulit diukur secara kuantitas maka efektivitas sering diukur dengan peertimbangan lain.
10 10 Efisiensi adalah rasio keluaran terhadap masukan. Suatu pusat pertanggungjawaban dinamakan efisien jika pusat pertanggungjawaban tersebut dapat menggunakan sumber atau biaya, atau masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama dan menggunakan sumber, atau biaya, atau masukan yang sama untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah lebih besar. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif meruapakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dengan tujuan untuk memahami objek yang diobservasi dan realitas terkait lainnya yang telah ditangkap sebagai data. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi kasus yang bertujuan memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang perusahaan dan kondisi objek yang diteliti. Obyek yang diteliti adalah penerapan dengan menggunakan sistem pertanggungjawaban manajer pada PT PAL Indonesia (Persero). PT PAL ini adalah perusahaan BUMN yang bergerak pada bidang industri perkapalan yang memberikan pelayanan terbaik pada konsumennya. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi lapangan yaitu suatu pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data-data dengan terjun langsung kelapangan dan mengadakan penelitian langsung terhadap obyek dan adapun teknik-teknnik yang digunakan peneliti adalah: 1. Observasi Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan penelitian guna memperoleh yang akan diteliti. 2. Wawancara Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung terhadap personel yang berwewenang guna memberikan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian ini. 3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data ini dengan cara mengumpulkan dan mengutip catatan akuntansi, dokumen-dokumen resmi dan arsip perusahaan yang bersangkutan. Satuan Kajian Satuan kajian merupakan satuan kecil objek penelitian yang diinginkan sebagai klasifikasi dan pengumpulan data. Penelitian ini dapat menentukan unit analisis yang sesuai dengan kebutuhan penelitian tersebut. Satuan kajian ini adalah: Divisi Kapal Niaga pada PT PAL Indonesia (Persero) sebagai pusat pendapatan yang berfungsi melaksanakan program pengendalian manajemen dan efisiensi biaya, pelaksanaan program peningkatan kapasitas produksi dalam rangka percepatan produksi, meningkatkan keahlian pembangunaan kapal tanker yang berorintasi pada teknologi dan pengembangan personil.
11 11 Teknik Analisis Data Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Analisis yang digunakan agar data yang diperoleh mempunyai arti dan berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk penulis dalam melakukan tahap-tahapan berikut: 1. Perencanaan Strategi dibagian Divisi Kapal Niaga pada PT PAL Indonesia (Persero). Merupakan proses memutuskan program-program utama dari divisi Kapal Niaga yang akan dilakukan dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang ada. 2. Penyusunan Anggaran dibagian Divisi Kapal Niaga pada PT PAL Indonesia (Persero). Anggaran merupakan rencana yang diungkap secara kuantiatif, biasanya dalam unit moneter, meliputi periode tertentu. 3. Pelaksanaan dibagian Divisi Kapal Niaga pada PT PAL Indonesia (Persero). Menunjukan informasi tentang anggaran dan realisasi baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun non keuangan divisi Kapal Niaga pada PT PAL Indonesia (Persero). 4. Evaluasi Kinerja dibagian Divisi Kapal Niaga pada PT PAL Indonesia (Persero). Evaluasi yang dilakukan dengan cara membandingkan anatar realisasi anggaran dengan anggaran yang telah diteteapkan sebelumnya. Analisis dan Pembahasan Perencanaan Anggaran Produksi Divisi Kapal Niaga PT PAL(Persero) Periode Perencanaan produksi PT PAL (Persero) Divisi Kapal Niaga dalam operasi pembuatan Kapal Niaga yang akan di gunakan dalam perdaganggan, meliputi: M000272, M000273, M dan M Divisi Kapal Niaga mempunyai departemen dalam perencanaan pembuatan kapal, yaitu: Tabel 1 Perencanaan Anggaran Produksi Untuk Periode No Project Tahun Proses Produksi Nilai Kontrak Nilai Anggaran Perunit 1. M M M M Sumber : Data Yang Diolah Penulis dari PT PAL Indonesia (Persero)
12 12 Tabel 2 Anggaran Produksi Kapal PT PAL Divisi Kapal NiagaPeriode 2012 Jenis Proyek Kapal Keterangan M M M M Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja BOP Jumlah Biaya Sumber : Data Yang Diolah Penulis dari PT PAL Indonesia (Persero) Keterangan Tabel 3 Anggaran Produksi Kapal PT PAL Divisi Kapal NiagaPeriode 2013 Jenis Proyek Kapal M M M M Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja BOP Jumlah Biaya Sumber : Data Yang Diolah Penulis dari PT PAL Indonesia (Persero) Penilaian Kinerja Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero) Penilaian kinerja divisi kapal niaga menyangkut pengakuan pendapatan yang dilakukan setiap tahun selama pengerjaan pembuatan kapal niaga. Oleh karena itu pengakuan pendapatan pada divisi kapal niaga dilakukan berdasarkan perbandingan realisasi biaya berserta taksiran penyelesaiannya terhadap keseluruhan biaya. Presentase ini atau perbandingan ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengukur realisasi pendapatan setiap tahun. Berdasarkan data , berikut hasil perhitungan setiap proyek M000271, M000272, M000276, M000277: Tabel 4 Penyelesaian Presentese Pendapatan PT PAL Indonesia (Persero) Divisi Kapal NiagaUntuk Periode Keterangan Pada awal tahun biaya yang dikeluarkan untuk proyek M Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Nilai Harga kontrak tahun Pendapatan tahun 2012 proyek M Harga kontrak tahun Dikeluarkan tahun Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Taksiran pendapatan Pendapatan tahun 2013 proyek M
13 13 Keterangan Nilai Pada awal tahun biaya yang dikeluarkan untuk proyek M Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Harga kontrak tahun Pendapatan tahun 2012 proyek M Harga kontrak tahun Dikeluarkan tahun Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Taksiran pendapatan Pendapatan tahun 2013 proyek M Keterangan Nilai Pada awal tahun biaya yang dikeluarkan untuk proyek M Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Harga kontrak tahun Pendapatan tahun 2012 proyek M Harga kontrak tahun Dikeluarkan tahun Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Taksiran pendapatan Pendapatan tahun 2013 proyek M Keterangan Nilai Pada awal tahun biaya yang dikeluarkan untuk proyek M Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Harga kontrak tahun Pendapatan tahun 2012 proyek M Harga kontrak tahun Dikeluarkan tahun Taksiran biaya penyelesaian Jumlah Taksiran pendapatan Pendapatan tahun 2013 proyek M Sumber : Data Yang Diolah Penulis dari PT PAL Indonesia (Persero) Dari hasil presentase pendapatan manajemen pada divisi kapal niaga periode ingin diketahui perhitungan presentasi pendapatan berdasarkan penilaian kinerja manajemen PT PAL Indonesia pada setiap proyek dalam pembuatan kapal. Perhitungan presentase pendapatan produksi yang telah dilakukan atau yang dibuat oleh manajer Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero) berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan setiap tahun, taksiran biaya penyelesaian, harga kontrak yang telah ditetapkan dalam pembuatan kapal,serta pendapatan yang diperoleh perusahaan. Dari penilaian penyelesaian presentase pendapatan tersebut juga meliputi biaya bahan baku dimana
14 14 penggunaan biaya bahan baku haruslah digunakan secara tepat agar biaya bahan baku tidak melebihi dari nilai kontrak yang telah ditetapkan. Selanjutnya pada biaya tenaga kerja, manajemen harus dapat melakukan penaksiran mengenai berapa besar gaji karyawan untuk setiap produksi kapal pada proyek M000271, M000272, M000276, M Kemudian biaya overhead pabrik di hitung berdasarkan biaya pembantu yang melekat pada pembuatan proyek kapal. Kenaikan yang terjadi pada proses produksi dalam pembuatan proyek kapal disebabkan adanya naik turunnya harga bahan baku pada kondisi lingkungan, oleh sebab itu pihak manajer Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero) harus dapat meminimalisir akan terjadinya kendala-kendala pada setiap proyeknya agar semua kegiatan pembuatan proyek kapal dapat berjalan secara efektif dan efisien. Keempat project yang terdapat pada Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero) yang telah dijelaskan, maka kinerja pertanggungjawaban yang dipegang oleh manajer. Hasil dari perhitungan anggaran project dapat disimpulkan bahwa dari periode mengalami kenaikan pada setiap project. Tetapi kenaikan yang sangat singnifikan terjadi pada project M Dari perhitungan presentase pendapatan produksi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero) periode mempunyai nilai kontrak dan anggaran produksi yang berbeda pada setiap proyek tersebut. Nilai kontrak dan anggaran produksi dipengaruhi dari besarnya pendapatan yang diperoleh PT Indonesia (Persero) itu dapat dilihat pada data nilai kontrak dan anggaran produksi periode , semakin besar nilai kontrak dan semakin kecil anggaran produksi maka menunjukkan bahwa kinerja manajer maksimal. Akan tetapi yang sangat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan terdapat pada nilai kontrak, karena apabila nilai kontrak semakin besar maka pendapatan juga akan semakin besar, begitu juga apabila semakin kecil nilai kontrak maka semakin kecil pula pendapatan yang diperoleh. Itu semua tergantung pada kinerja manajer, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka kinerja manajer maksimal tetapi apabila semakin kecil pendapatan maka kinerja manajer belum maksimal. Jadi nilai kontrak dan anggaran produksi yang ada merupakan pusat pendapatan yang dapat menjadi penilaian atas kinerja manajer. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pusat pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian manajemen untuk mengetahui kinerja manajer yang efektif dan efisien pada Divisi Kapal Niaga PT PAL (Persero). Setelah memperoleh menyeluruh mengenai keadaan sesungguhnya dari PT PAL Indonesia (Persero), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam Nilai Kontrak, Manajer bertanggung jawab sepenuhnya atas pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh pemesan dan pihak manajer. Perusahaan tidak pernah melebihi batas yang ditentukan oleh pemesan, sehingga perusahaan tidak terkena dengan denda atau penalti. 2. Dalam melaksanakan kegiatan produksi pembuatan kapal Divisi Niaga PT PAL Indonesia (Persero) pusat pendapatan perusahaan menjadi penilaian kinerja manajer yang efektif dan efisien. Saran Dari kesimpulan diatas dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang mungkin dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dan berguna untuk perusahaan sebagai berikut :
15 15 1. Perusahaaan PT PAL pada Divisi Kapal Niaga harus memperhitungkan besar pengaruh pusat pendapatan bagi kinerja manajer, karena pendapatan yang diperoleh perusahaan akan menujukan seberapa besar kinerja manajer dalam optimalisasi seluruh pengeluaran dalam pembuatan kapal agar dapat berjalan efektif dan efisien. 2. Perusahaan harus memperhatikan akan adanya kendala-kendala dalam pembuatan kapal, seperti terlamnbatnya pengiriman bahan baku karena kondisi lingkungan yang tidak terduga (cuaca). Daftar Pustaka Anthony, R. N. dan V.Govindarajan Management Control System. 11th. Edition. McGraw-Hill. America. Terjemahan K. Tjakrawala Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 11. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta Management Control System. 12th. Edition. McGraw-Hill. America. Terjemahan R. S. Bakir Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 12. Jilid 1. Karisma. Jakarta. Halim, A, A. Tjahjono, dan M. F. Husein Sistem pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta Sistem pengendalian Manajemen. Edisi Revisi. Cetakan Pertama. Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta Sistem pengendalian Manajemen. Edisi Revisi. Cetakan Kedua. Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta. Hasen, D. R. Dan M.M. Mowen Management Accounting.7th. Edition. Thomson Learning. Singapore.Terjemahan D. Fitriasari, dan D. A. Kwary Akuntansi Manajemen. Edisi 7. Buku 2. Salemba Empat. Jakarta Management Accounting.7th. Edition. Thomson Learning. Singapore.Terjemahan D. Fitriasari, dan D. A. Kwary Akuntansi Manajemen. Edisi 7. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta. Mardiasmo AkuntansiSektorPublik. PenerbitAndi. Yogyakarta Supyiono, R. A Akuntansi Manajemen. Struktur Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta.
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi saat ini, menyebabkan perusahan menghadapi lingkungan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi saat ini, menyebabkan perusahan menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks dan mengalami perkembangan dengan cepat. Pengaruh globalisasi juga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga
Lebih terperinciPekerjaan. diukur dari biayanya. Modal
1 PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN A. Pusat Tanggung Jawab Pusat tanggung jawab merupakan struktur sistem pengendalian dan pemberian tanggung jawab pada sub-unit organisasi yang mencerminkan strategi organisasi.
Lebih terperinciINFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKAN
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul "Sistem Akuntansi" menyatakan bahwa : "Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )
BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Penelitian Terdahulu Rina MS dan Farid D (2012) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Studi Kasus Bagian PT. PAL Surabaya-Divisi Kapal Perang).
Lebih terperinciPENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 2, Oktober 2009 : 97 103 PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada Oleh * Supardji dan Yulian Suherlin *Dosen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu :
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem yang memainkan peranan yang sangat penting dalam mengukur suatu
Lebih terperinciFarah: apa itu anggaran inkremental dan Zero based review? Sebagai manajer mana yang anda pilih? Binta: Kesulitan dalam mengukur output? Solusi?
Farah: apa itu anggaran inkremental dan Zero based review? Sebagai manajer mana yang anda pilih? Binta: Kesulitan dalam mengukur output? Solusi? Destia: Biaya litbang, apakah dianggarkan terlebih dahulu?
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian
Lebih terperinciANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR
ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR Rosida Maedina Agus Sekolah Tinggil Ilmu Ekonomi YPUP Jl. Andi Tonro No.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen Sistem pengendalian manajemen merupakan suatu sistem yang terdiri atas struktur tata hubungan diantara beberapa komponen dan proses kegiatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori Pada perusahaan yang sederhana pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan dan dapat mengawasi kegiatan perusahaan seorang diri. Dengan semakin besar dan berkembangnya
Lebih terperinciPUSAT PENDAPATAN dan BEBAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA
PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA Definisi Pusat Tanggung Jawab Pusat tanggung jawab merupakan organisasi atau sub-unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan yang dihadapi oleh perusahaan semakin berat. Hal ini seiring makin berkembangnya teknologi dan informasi sehingga setiap perusahaan
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI IMPLEMENTASI SISTEM PENILAIAN KINERJA UNTUK PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat) Oleh : NUZULLIANA WINERY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada suatu masalah bagaimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dan berhasil didalam persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan semakin ketat serta semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 : PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
BAB 3 : PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN Disajikan oleh : SUNARYO, SE. C.MM EMAIL : baduttumin@yahoo.com BLOG S:www.naryo1981.wordpress.com PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN PENGERTIAN PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN ADALAH
Lebih terperinciJurnal Sistem Pengendalian Manajemen
Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada Pusat Biaya sebagai Alat Penilaian Kinerja Manajer di PT Perkebunan Nusantara IX Oleh : Imam Safi i (12080694001) S1 AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapai. Jika pemisahan fungsi organisasi telah terjadi maka kebutuhan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan akan menggunakan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk beroperasi, termasuk sumber daya manusia. Semakin
Lebih terperinciTUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
TUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DISUSUN OLEH: MUHAMAD RUBBY (070503170) NAZMI N.A (070503182) IHSAN FADIL (070503196) ANDREW MARIO (070503204) SILVIA SEMBIRING (070503205) LEO BENNY (070503208) FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu konsep dari akuntansi manajemen dan merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk
Lebih terperinciAKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN
AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Pertumbuhan dan persaingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam
Lebih terperinciDefinisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Abstract ZURAIDAH Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan
Lebih terperinciSicylia Aliu, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban.
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DAN PENILAIAN KINERJA Oleh : Sicylia Aliu Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email: lya_aliu@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak.
Akuntansi Biaya Modul ke: Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Abstrak. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam perkembangan Ekonomi Dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan secara pesat membuat perusahaan semakin mudah dalam melakukan aktivitas perusahaan. Dampak
Lebih terperinciBAB II TARGET COSTING
9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Konsep Biaya Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA Vinsensia Luki Windaratri Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang ada di Indonesia terdiri dari perusahaan pemerintah maupun swasta. Perusahaan
Lebih terperinciSISTEM HARGA POKOK STANDAR
SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR
Lebih terperinciBAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga
BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fungsi Untuk mengetahui bahwa fungsi suatu sistem tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu definisi dari fungsi itu sendiri.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001;310) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional, pengertian kata evaluasi adalah: Evaluasi: penilaian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan. sebagai sumber dayanya, tujuan perusahaan akan sulit tercapai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka menghadapi era globalisasi saat ini dengan kondisi masyarakat sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan mengalami kegagalan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan bidang industri yang semakin pesat, ditandai dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang akan mengakibatkan bertambahnya persaingan.
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan yang selalu ingin dicapai oleh negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan yang selalu ingin dicapai oleh negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, aman, dan sejahtera,
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI 100462201057 Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ABSTRAK. PT. Pelni atau PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha di negara Indonesia mengalami situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi di Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Gagasan dibalik akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa kinerja setiap manajer harus seberapa baik dia mengelola hal-hal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA Marhakim *) ABSTRAK Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan, baik pada
Lebih terperinciTIN 4112 AKUNTANSI BIAYA
- Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN WHIZ CALCULATOR COMPANY KASUS 4-4 Disusun Oleh: Arif Nugroho 108694082 Arizal Rosadi 108694086 Siti Masulah 108694097 Rahayu Amelia H 108694268 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.
Lebih terperinciRESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG
RESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrhim Malang Jl.
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
Lebih terperinciBAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai
BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan
Lebih terperinci27/01/2015 AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK. Akuntansi Manajemen Sektor Publik PENDAHULUAN
AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK PENDAHULUAN Definisi Akuntansi Manajemen Menurut Chartered Institute of Management Accountants Akuntansi manajemen sebagai suatu bagian integral dari manajemen yang terkait
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Halim, dkk. (2005;6)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai kebijaksanaan yang ditetapkan sehubungan dengan era globalisasi membawa dampak yang besar bagi perusahaan, salah satunya adalah perusahaan dituntut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perolehan data (input),kemudian penulis melakukan penelitian dan pengolahan data untuk memperoleh kesimpulan (output), yang dilakukan pada PT.
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Konsep pertanggungjawaban merupakan bagian dari akuntansi manajemen, dimana disajikan informasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management
13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,
Lebih terperinciEVALUASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI KINERJA MANAJEMEN
EVALUASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI KINERJA MANAJEMEN Wenda Maretha Dwi Pravitasari wenda_maretha@yahoo.com Endang Dwi Retnani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT
Lebih terperinciMODUL BELAJAR AKUNTANSI MANAJEMEN
MODUL BELAJAR AKUNTANSI MANAJEMEN Oleh : Rita Indah Mustikowati, SE, MM FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MODUL 1 KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN Alokasi waktu : 1 pertemuan
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENGUKUR DAN MENILAI KINERJA MANAJER PEMASARAN PADA PT.
PENERAPAN ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENGUKUR DAN MENILAI KINERJA MANAJER PEMASARAN PADA PT. AKE ABADI MANADO IMPLEMENTATION OF ACCOUNTING ACCOUNTABILITY INFORMATION ANALYSIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban dan pengendali biaya (Iswahyudi, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui adanya pusat-pusat pertanggungjawaban pada sebuah perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era ekonomi global, yaitu tahun 2003 (AFTA) dan 2020 (APEC), lalu lintas barang, jasa, serta kreativitas manusia (hak cipta intelektual) akan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai peranan anggaran bahan baku terhadap efektifitas bahan baku di PT. Gold Coin Indonesia,
Lebih terperinciNauvalil. Evaluasi Struktur Sistem Pengendalian Manajemen, Proses Sistem Pengendalian...
1 Evaluasi Struktur Sistem Pengendalian Manajemen, Proses Sistem Pengendalian Manajemen dan Kinerja Manajerial Pada Bank Jatim Cabang Jember dan Kantor Cabang Pembantu (Evaluation of Structure Management
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Penelitian : Fifi Irmalinda (2004) Judul Penelitian : Perencanaan dan Pengawasan Persediaan pada PT. Samafitro Perwakilan Medan Perumusan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa
BAB II KERANGKA TEORI 2. Kerangka Teori 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa Inggris. Namun, kata tersebut sebenarnya berasal dari Perancis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen semakin bertambah besar. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang meliputi segala bidang bidang. Pelaksanaan pembangunan diupayakan berjalan selaras, seimbang,dan
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO
ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY ANALYSIS OF BUDGETING OF DEVELOPMENT PLANNING AGENCY
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perekonomian Indonesia saat ini mengalami penurunan dalam berbagai sektor industri, salah satunya dapat dilihat dari semakin banyaknya pengangguran akibat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Definisi mengenai biaya dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi
Lebih terperinci