BAB I PENDAHULUAN Latar belakang pendidikan di Yogyakarta
|
|
- Lanny Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar belakang pendidikan di Yogyakarta Kota Yogyakarta selain dijuluki sebagai Kota Gudeg, juga dijuluki Kota Pelajar. Di kota ini terdapat universitas negeri tertua di Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan juga berbagai universitas swasta terkenal lainnya seperti UPN "Veteran", AMIKOM, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD), STIE SBI, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Universitas Islam Indonesia (UII) yang merupakan universitas swasta tertua di Indonesia, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Atmajaya yogyakarta (UAJY) dan lain sebagainya, selain Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Bisa dikatakan bahwa di kota ini sebagian besar penduduknya relatif memiliki pendidikan sampai tingkat SMU. 1 Tahun Jumlah Tabel 1.1 Data Penerimaan Mahasiswa DI Yogyakarta Sumber: Kopertis Wilayah V DIY Dalam tabel diatas terlihat bahwa perkembangan jumlah mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi D.I Yogyakarta selalu mengalami penurunan tiap tahunnya. Dan pada tahun 2006 mengalami penurunan yang besar mencapai 1 WIKIPEDIA, Daerah Istimewa Yogyakarta
2 orang mahasiswa jika dibandingkan dengan tahun Sehingga kota Yogyakarta sebagai kota yang mempunyai karakteristik sebagai kota pendidikan perlu meningkatkan kembali mutu pendidikannya dengan cara memberikan perbaikan pada sarana dan prasarana untuk pendidikan. Menurunnya jumlah penerimaan mahasiswa Perguruan Tinggi (PT) di Yogyakarta saat ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya, adanya kabar miring tentang Yogyakarta, khususnya penyalahgunaan narkoba. Sedangkan faktor lainnya, di antaranya minimnya promosi dan sarana pendukung yang memadai. Berdasarkan Data dari Dit IV Narkoba dan KT Bareskrim Polri tahun 2007 jumlah kasus narkoba secara nasional yang terjadi pada mahasiswa pada tahun 2006 sebesar 678 kasus dan pada tahun 2007 sebesar 721 kasus. Di wilayah D.I Yogyakarta menurut sumber yang sama dikatakan bahwa berdasarkan tingkat kerawanannya daerah ini berada pada peringkat 9 untuk kasus narkotika dan peringkat 27 untuk kasus psikotropika. "Untuk itu, harus ada sosialisasi soal ini, terutama tentang keamanan dan kualitas PT yang ada. Sehingga, para orang tua tidak ragu lagi untuk mengirimkan putra-putrinya ke Yogyakarta," ungkap Koordinator Wilayah Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) V Yogyakarta Prof Budi Santoso Wignyosukarto, Minggu (24/2/2008). 2 Banyaknya PT di Yogyakarta ternyata tidak lantas membuat kota ini makin cerdas dan berbudaya. Jika tidak ada perbaikan terus- menerus (continuous improvement). Buktinya, merebaknya budaya kumpul kebo, tidak adanya ruang publik yang memadai, minimnya ketersediaan buku-buku berkualitas di perpustakaan daerah, banyaknya mal-mal berdiri, meningkatnya angka kriminalitas, semakin memperjelas bahwa Yogya tidak secerdas dan berbudaya seperti dulu. Arah pembangunan kota yang lebih memprioritaskan pada perbaikan ekonomi makin memperkecil peran PT. Padahal, ekonomi akan mudah digoyang jika tidak diisi atau tidak diimbangi oleh SDM pendidikan yang andal dan berbudaya. Peristiwa krisis ekonomi 1997 lalu mengajarkan pada kita akan hal 2 Priyo Setyawan, 2
3 lain. 3 Sekarang, ada diantara perguruan tinggi di Indonesia yang sampai 20-40, tersebut. Pantas jika kondisi PT pada umumnya kurang mendapat perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Karena bukan sektor pendidikan yang jadi prioritas, melainkan sektor ekonomi untuk mengejar ketertinggalan dengan daerah bahkan 60 persen dari total populasi mahasiswanya sudah tercover oleh beasiswa. Untuk menghidupkan dan menjamin tetap berjalannya proses belajar dan pengembangan di kampus, mereka mencoba mencari sumber-sumber keuangan dengan cara-cara yang lebih atraktif dengan tidak lagi membebankan mahasiswa. Tapi hal-hal seperti ini jarang sekali diliput oleh media dan diketahui oleh masyarakat. Dirjen mengusulkan untuk merancang sebuah web nasional yang berisi informasi lengkap dan khusus tentang beasiswa saja. Bagi anak-anak (baca mahasiswa) yang layak dan masuk kategori mendapatkan beasiswa, dimasukkan dalam website ini. Di dalamnya ada profile lengkap sang anak dan berikut dengan foto mereka. Tidak ketinggalan juga rekaman prestasi akademik mereka. Di setiap anak akan dijelaskan status beasiswanya. Dia sudah mendapatkan beasiswa dari institusi apa dan dari mana. Mana yang sudah tercover oleh beasiswa dikti dan mana yang sudah tercover oleh beasiswa perguruan tinggi atau perusahaan seperti dana-dana CSR. Dengan format seperti ini, perguruan tinggi tidak merasa sendirian. Mungkin dengan cara seperti ini akan banyak orang yang akan mau membantu. Dirjen mencoba merajutkan tali kerjasama antara perguruan tinggi ini. selama ini antara perguruan tinggi masih dibatasi oleh sekat-sekat Universitas yang menutup bagi kerjasama, saling membantu. Di dalam penutupan sidang ini segenap pimpinan perguruan tinggi menyetujui usulan bapak Dirjen ini. Kita lihat aplikasinya. 4 Dunia Taman Pintar, bagi Yogyakarta bisa jadi menjadi keunikan ke-23, setelah sebelumnya Yogyakarta dikenal dengan 22 keunikannya. Sebagai media pusat iptek baru, Taman Pintar menunjukkan ciri yang memperkuat predikat Yogyakarta sebagai kota pendidikan. Konteks itu mengisyaratkan semangat Kamis 25 Januari 2007 Irwandi, 3
4 bersama pada sektor pendidikan yang sudah dicanangkan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X. Sikap inilah yang melandasi dibangunnya Taman Pintar Yogyakarta dua tahun lalu Latar belakang kegiatan mahasiswa di Yogyakarta Agus Reza, mahasiswa asal Gresik, serta peneliti dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Dr Nugroho MPsi menampik kalau tolok ukur ''kota pendidikan'' semata-mata dilihat dari populasi perguruan tinggi. Agus yang menimba ilmu di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini menilai ada ''atmosfer belajar'' yang sangat kental diyogyakarta. Budaya membaca dan diskusi menjelma menjadi spirit belajar yang merasuki setiap denyut aktivitas kota. Lihat saja aktivitas membaca, ngobrol, atau berdiskusi gampang ditemui di tempat-tempat publik. Tidak hanya di kampus, tetapi juga di halte, alun-alun, kafe, bahkan angkringan bajigur pun bisa dijadikan ajang berdialektika. Tempat-tempat nongkrong nonformal seperti warung kopi bisa berubah menjadi arena diskusi yang riuh. Pesertanya pun berasal dari semua lapisan, mulai dari tukang becak, seniman, mahasiswa, hingga dosen. Tak ada sekat di antara ''panelis'' yang terdiri atas beragam kasta keilmuan itu. Semua larut dalam obrolan yang bernas. ''Ajang diskusi jalanan merupakan sumbu yang membakar spirit belajar warga Yogyakarta agar terus menyala,'' jelas Nugroho. "Budaya serupa tampaknya tak ditemui di kota lain, termasuk Semarang," lanjut dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes. 6 Kegiatan mahasiswa di yogyakarta saat ini sangat beragam seperti kegiatan edukasi, sosial, budaya dan fisik. Dari berbagai kegiatan positif tersebut ada pula kegiatan negatif yang di lakukan mahasiswa sehingga tingkat kasus pidana narkoba di yogyakarta juga meningkat karena mahasiswa di yogyakarta saat ini merupakan salah satu pelaku dari tindakan kejahatan tersebut Juli Kamis 25 Januari
5 Tabel dibawah menunjukkan kegiatan dan jenis kegiatan yang digemari oleh para muda di Yogyakarta. Dari data tersebut kegiatan belajar dan olahraga yang merupakan jenis kegiatan edukasi dan fisik masih sangat digemari serta menjadi kegiatan yang dominan dikalangan para muda di Yogyakarta. Kegiatan Pria (%) Wanita (%) Jenis Belajar Edukasi Ke rumah teman Sosial Jalan jalan Sosial Olahraga Fisik Nonton 12 8 Budaya Rekreasi 10 8 Sosial Kursus 8 12 Edukasi Lain lain Tabel 1.2 Kegiatan informal para muda di Yogyakarta 7 Sumber: Bappeda DIY, 2000 Selain itu kegiatan negatif mahasiswa yang juga sangat di khawatirkan di yogyakarta ini karena banyak mahasiswa pendatang dan banyak tempat-tempat pondokan atau kos-kosan sehingga peuang untuk melakukan kegiatan seks bebas pun cukup tinggi. Segala kegiatan negatif tersebut saat ini juga sudah sangat di dukung oleh berbagai fasilitas yang memungkinkan mereka untuk melakukan kegiatan tersebut dengan sangat bebas. Dengan semakin menjamurnya kegiatan mahasiswa yang negatif tersebut justru akan memrusak citra kota yogyakarta sebagai kota pendidikan. Pandangan orang terhadap kota ini justru akan berubah dan mahasiswa yang akan menuntut ilmu di yogyakarta akan berpikir beribu kali untuk memilih salah satu Perguruan Tinggi yang ada di yogyakarta sebagai tempat mereka untuk menuntut ilmu. 7 Bappeda DIY,
6 1.2. RUMUSAN MASALAH Bagaimana merancang Pusat Kegiatan Mahasiswa yang bisa mewadahi kegiatan mahasiswa dalam suatu kompleks bangunan dengan mengaplikasikan konsep arsitektur modern sebagai acuan desain TUJUAN Merancang gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa di Yogyakarta yang dapat mewadahi kegiatan mahasiswa secara terpusat dan mengaplikasikan konsep arsitektur modern pada desain bangunan SASARAN - Melakukan studi tentang kegiatan mahasiswa. - Melakukan studi tentang gedung kegiatan mahasiswa. - Melakukan studi tentang Perguruan Tinggi di Yogyakarta. - Melakukan studi tentang Yogyakarta. - Melakukan studi tentang Arsitektur modern LINGKUP - Kegiatan mahasiswa dibatasi pada kegiatan yg bersifat tidak formal. - Yogyakarta dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk bangunan. - Arsitektur modern dibatasi pada fasad bangunan METODE Mencari data - Wawancara Ditujukan pada para mahasiswa dan mahasiswi di yogyakarta, kantor kopertis wilayah V propinsi DIY, kantor departemen pendidikan dan kebudayaan DIY, pengurus unit kegiatan mahasiswa Perguruan Tinggi di DIY. - Kuesioner 6
7 Diberikan pada mahasiswa dan mahasiswi yang aktif dan yang tidak aktif dalam keanggotaan UKM Perguruan Tinggi di DIY. - Observasi Pengamatan langsung pada UKM dan aktivitas mahasiswa Perguruan Tinggi di DIY. - Studi pustaka dan literatur Mempelajari buku-buku tentang perpustakaan ilmiah, ruang olahraga, auditorium dan arsitektur modern. - Studi banding Melihat langsung bangunan sejenis yang ada di Yogyakarta Menganalisis data - Kuantitatif : Temuan-temuan dikomunikasikan dengan angka-angka (numerik). Misalnya : 1. Jumlah pergurun tinggi di DIY. 2. Jumlah statistik peneriman mahasiswa di DIY. - Kuanlitatif : Temuan-temuan dikomunikasikan secara naratif (menggunakan kata-kata). Misalnya : 1. Beberapa jenis kegiatan mahasiswa yang sangat digemari METODE PERANCANGAN Menggunakan prinsip-prinsip perancangan dari, misalnya : - Prinsip-prinsip perpustakaan ilmiah, aula/ruangolahraga dan auditorium. - Prinsip-prinsip konsep arsitektur modern dari Le Corbuseir. - Prinsip-prinsip komposisi arsitektur. 7
8 1.8. SISTEMATIKA PENULISAN Bab 1. PENDAHULUAN - Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan. Bab 2. TINJAUAN PUSAT INFORMASI DAN KEGIATAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA - Mengungkapkan potensi dan jenis kegiatan mahasiswa di Yogyakarta deserta segala fasilitas yang menyertainya atau yang ada. - Mengungkapkan desain requirement gedung pusat informasi dan kegiatan mahasiswa, aula/ruang olahraga, perpustakaan ilmiah dan auditorium. Bab 3. TINJAUAN ARSITEKTUR MODEN - Mengungkap teori-teori arsitektur modern yang dapat diterapkan pada pusat kegiatan mahasiswa. Bab 4. ANALISIS MENUJU KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN GEDUNG PUSAT INFORMASI DAN KEGIATAN MAHASISWA - Mengungkapkan proses untuk menemukan ide ide konsep perencanaan dan perancangan melalui metode metode psikologi yang diaplikasikan pada lokasi pantai di Pidie. Contohnya sebuah Pusat Kegiatan Mahasiswa membutuhkan tempat yang bisa mendukung kegiatan di dalamnya. Letak site yang tidak jauh dari Universitasuniversitas yang ada di DIY. Bab 5. KONSEP PERENCANAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PUSAT INFORMASI DAN KEGIATAN MAHASISWA - Mengungkapkan konsep-konsep yang akan di Transformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural. 8
BAB I PENDAHULUAN. Dengan melihat fenomena yang terjadi dunia saat ini, dimana perdagangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan melihat fenomena yang terjadi dunia saat ini, dimana perdagangan pasar bebas mulai terbuka dikarenakan oleh dampak globalisasi yang terjadi sekarang. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Yogyakarta dan Predikatnya Sebagai Kota Pelajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.1. Yogyakarta dan Predikatnya Sebagai Kota Pelajar Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan reputasinya sebagai Kota Pelajar di Indonesia 1. Tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Futsal sekarang ini berkembang salah satu olahraga terpavorit di Indonesia dan seiring dengan perkembangan gaya hidup sekarang, Futsal telah menjadi salah satu trend
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan setiap kota dalam hal jumlah penduduk, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan dan semakin terbukanya akses ke kota lain, menyebabkan semakin bertambahnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Wanita mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas generasi penerus dan keluarga dan di sisi lain kesehatan juga menunjang kebahagiaan wanita
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Indonesia yang oleh kebanyakan orang dijadikan sebagai daerah tujuan
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang oleh kebanyakan orang dijadikan sebagai daerah tujuan wisata, baik itu oleh wisatawan
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Kota Yogyakarta yang memiliki julukan kota pelajar di Indonesia hingga saat ini, telah mengalami perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil survei yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan minat baca masyarakat yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil survei yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai khasanah budaya yang luas. Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pendidikan dan pariwisata yang
Lebih terperinciLP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara berkembang yang kini sedang gencar-gencarnya melakukan banyak pembenahan di berbagai sisi demi kemajuan bangsa dan Negara,khususnya dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Sport Hall Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot otot tubuh. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bunyi-bunyian yang berirama 1. Banyak manusia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah bunyi-bunyian yang berirama 1. Banyak manusia tidak menyadari bahwa ketika melakukan aktivitas yang menghasilkan bunyi, manusia sudah mendengar atau sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi Daerah Ibukota Yogyakarta mulai dari tahun 2008 yang memiliki jumlah penduduk 374.783 jiwa, pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, yang bertujuan meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Olahraga Olahraga adalah kegiatan seseorang dengan sengaja meluangkan waktu untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, yang
Lebih terperinciGedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Melihat perkembangan seni akhir-akhir ini dapat kita ambil benang merah bahwa Yogyakarta merupakan barometer seni budaya di Indonesia. Berbagai ragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan, mahasiswa atau pelajar yang digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semua orang membutuhkan informasi sebagai sesuatu yang sangat penting dan strategis. Tanpa ketersediaan dan kemudahan akses informasi yang dibutuhkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 1. Yogyakarta sebagai Kota Pelajar dan Degradasi Kualitas para Pemuda Kota Yogyakarta dikenal luas dengan julukan sebagai Kota Pelajar 1 dan telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri. (Irawan, 1992: 5).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita. Jadi tujuan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu
ABSTRAK Perancangan Pasraman Hindu di Buleleng merupakan suatu upaya dalam memberikan pembinaan serta pendidikan secara mental dan fisik baik jasmani maupun rohani kepada seluruh masyarakat Hindu, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Yogyakarta adalah sebuah kota yang terletak di pulau jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kondisi alam bumi kita masa sekarang ini telah tak seindah dan selestari alam ketika masa kakek buyut kita, dimana ketika masa itu udara masih begitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu yang memilih untuk menjadi wanita karier. Wanita bekerja selain untuk mengangkat derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN... BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kelayakan Banyak yang mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Hal ini memang benar, ungkapan buku adalah Jendela dunia diartikan bahwa seluruh informasi di
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Agama Kristen merupakan salah satu agama yang berkembang di Indonesia. Perkembangan agama Kristen dapat kita lihat dari pertumbuhan gereja-gereja yang semakin banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://www.artikata.com/, diakses 2 Maret 2015) (http://kbbi.web.id/, diakses 2 Maret 2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Children : 1.Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. 2. Golongan usia antara 0-12 tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah. cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional para remaja saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. Setiap tahunnya, terdapat ribuan mahasiswa dari seluruh pelosok tanah air yang menuntut
Lebih terperincibab 1 pertama.. bagiku kau hanya sebuah misteri membosankan karena kau hanya melulu dihargai dengan angka-angka dan hitungan yang statis dan mejemukan
pertama.. bagiku kau hanya sebuah misteri membosankan karena kau hanya melulu dihargai dengan angka-angka dan hitungan yang statis dan mejemukan setelah itu, kau menggodaku.. kau suguhkan aku dengan semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagian besar remaja Semarang sangat antusias terhadap perkembangan dunia seni, hiburan dan rekreasi karena memang hiburan dan rekreasi selain dapat menghilangkan
Lebih terperinciPLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astronomi sebenarnya sudah dikenal luas oleh manusia sejak masa sebelum masehi, namun dalam perkembanganya astronomi menjadi ilmu pengetahuan yang hanya diketahui dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu sektor andalan perolehan devisa negara di Indonesia. Tercatat pada tahun 2014 sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 10,69 atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang bermaksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh, Kegiatan olahraga ini dapat menjadi kegiatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa Pendidikan adalah faktor utama suatu bangsa menjadi maju dan berkembang. Tentunya untuk mendukung kemajuan pendidikan membutuhkan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang memiliki banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang memiliki banyak peminat di banyak universitas di Indonesia. Hal ini disebabkan karena secara umum ilmu akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan kesenian. Keberagaman budaya inilah yang membuat Indonesia dikenal oleh negara-negara
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Post Modern
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Lebih terperinciKOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arjuna Joi Bowl & Pool Arjuna Joi Bowl & Pool
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boling sering disebut / dikenal sebagai bola gelinding adalah sarana olahraga untuk mencapai kesehatan jasmani dan rohani, rekreasi, dan peningkatan prestasi. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Esensi Keberadaan Youth center di Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1 Esensi Keberadaan Youth center di Yogyakarta Yogyakarta sebagai salah satu Kota Besar di Indonesia yang memiliki predikat baik sebagai Kota Pendidikan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Kota Yogyakarta dikenal dengan berbagai julukan. Salah satu julukan yang terkenal mengenai kota tersebut, yaitu kota Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN Redesain 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan padaa prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Rencana Pembangunan Nasional (RPN) Republik Demokrasi Timor Leste adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL) perlu
Lebih terperinci1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perpustakaan, Pelajar, dan Masyarakat Perpustakaan merupakan suatu tempat yang mempunyai fungsi mengumpulkan, menyimpan,dan memelihara koleksi pustaka apapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia Karakteristik transportasi Indonesia dihadapkan pada kualitas pelayanan yang rendah, dan kuantitas atau cakupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni pertunjukan dalam kehidupan masyarakat Jawa memiliki dimensi dan fungsi ganda. Seni pertunjukan Jawa selain sebagai ekspresi estetik manusia, tidak jarang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia kurang dikenal oleh masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas pendidikan
Lebih terperinciPKM UNDIP DI TEMBALANG TA - 37 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu universitas negeri terbesar di Indonesia. Universitas Diponegoro memiliki beberapa kampus di Jawa Tengah yang bertujuan
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta (KMAY)di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Kota Yogyakarta memang sudah tidak asing lagi ditelinga masyrakat penjuru nusantara, selain dijuluki sebagai kota budaya, kota Yogyakarta juga mendapat
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat
Lebih terperinciKonsep perencanaan dan perancangan
Konsep perencanaan dan perancangan Pusat pelatihan atlit cacat Indonesia di Surakarta sebagai rehabilitasi psikologi dengan pendekatan psikologi arsitektur Disusun Oleh: Alda Fatrisia I 0204020 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciStatistik tahun 2012, Dari tahun 1990 sampai 2010, tercatat angka peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Jumlah penduduk yang besar merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perpustakaan Sebagai Pusat Informasi Merupakan Kebutuhan Masyarakat Sebuah bangsa bisa dinilai maju atau tidak dalam peradaban dan kebudayaannya seiring dengan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena aktivitasnya dalam perguruan tinggi tersebut, adapun mahasiswa dengan segala aktivitasnya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, hal-hal yang terkait pentingnya olahraga
Lebih terperinciSejarah KOMBES SOSIALISASI PERGURUAN TINGGI YOGYAKARTA VISI DAN MISI MELALUI KEARIFAN LOKAL, KITA KEMBANGKAN KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA TENTANG KOMBES
KOMBES [ Komunitas Keluarga, Mahasiswa dan Pelajar Brebes Selatan ] SOSIALISASI PERGURUAN TINGGI YOGYAKARTA MELALUI KEARIFAN LOKAL, KITA KEMBANGKAN KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA TENTANG KOMBES VISI DAN MISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang tercatat dalam sejarah manusia, NAPZA dipuja karena manfaatnya bagi manusia tetapi sekaligus dikutuk karena efek buruk yang diakibatkannya. NAPZA alami sudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN SASANA MUDA DI JOGJAKARTA PRESEDEN ZAHA HADID SEBAGAI ACUAN DESAIN BANGUNAN
BAB 1 PENDAHULUAN SASANA MUDA DI JOGJAKARTA PRESEDEN ZAHA HADID SEBAGAI ACUAN DESAIN BANGUNAN 1.1. Latar belakang Jogjakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Jogja, merupakan nama singkat dari Kerajaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pentingnya pendidikan tinggi bagi masyarakat mengakibatkan jumlah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan tinggi bagi masyarakat mengakibatkan jumlah kebutuhan akan jasa pendidikan sangat tinggi. Situasi ini membuat perguruan tinggi negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul. : Peroses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu, benda, hasil karya, suatua kawasan. 1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pengembangan Kawasan Kampus UMS Destinasi Wisata : Peroses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu, benda, hasil karya, suatua kawasan. 1 : Daerah tertentu yg mempunyai
Lebih terperinciTabel 1. 1 Target Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Tahun ,7 Juta (61,8%) 5,85 Juta (19,37%) 12,85 Juta (42,43%)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kondisi Taman Kanak-Kanak di Indonesia Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Kondisi ini menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia untuk
Lebih terperinciRevitalisasi GOR Trilomba Juang Semarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gelanggang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,1995) adalah ruang/lapangan tempat menyabung ayam, bertinju, berpacu(kuda), olahraga dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut manusia untuk dapat mengimbangi dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Saat ini, ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1.a Peta jalur peredaran narkoba Sumber :
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Denpasar Bali merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, baik wisatawan domestik maupun manca negara. Sebagai tempat wisata, Bali merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG merupakan salah satu Universitas negeri yang berlokasi di Medan, dan merupakan universitas negeri terbaik dan ternama yang ada untuk Sumatera Utara. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin besar dan luas. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin besar dan luas. Dalam melakukan kegiatan berorganisasi, kebutuhan akan informasi merupakan kebutuhan yang
Lebih terperinciKondisi Sosio-Psikologis Yogya Unik
Yogya Post, 30-31 Mei 1990 Pertumbuhan Kota Yogyakarta Kondisi Sosio-Psikologis Yogya Unik Oleh Faturochman* Antara tahun 1986 dan 1987 pertumbuhan DIY menunjukkan angka kecil yaitu 0,76 persen, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat merawat orang sakit, tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Sedangkan rumah sakit
Lebih terperinciBAB PENDAHULU AN Latar Belakang
BAB PENDAHULU AN 1 1.1. Latar Belakang Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Pentingnya bermain bagi perkembangan kepribadian telah diakui secara universal, karena merupakan salah satu kebutuhan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mengantisipasi meningkatnya angka pengangguran usia produktif, pemerintah mendorong untuk dikembangkannya jumlah SMK di seluruh kabupaten / kota hingga akhirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman menjadi salah satu faktor munculnya teknologi baru dalam segala bidang. Beberapa teknologi dibuat karena adanya
Lebih terperinciGEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ANANG MARWANTO NIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin cepat setiap waktu dan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman,begitu pula dengan pola pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba mengancam kehidupan kita. Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Lebih terperinciSPORT CLUB DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik SPORT CLUB DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG Diajukan oleh : OGI
Lebih terperinciPUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN OLEH: IGNASIUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olahraga adalah suatu kegiatan untuk menyehatkan tubuh baik secara jasmani maupun rohani. Kegiatan olahraga ini dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Dalam kacamata perhitungan ekonomis, peningkatan penghasilan selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah salah satu mata rantai konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun perekonomian. Laju
Lebih terperinciRUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan
Lebih terperinci2014 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG PUBLIK KAMPUS UPI BERDASARKAN AKTIVITAS MAHASISWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kampus sebagai lingkungan pendidikan menjadi tempat atau wadah bagi mahasiswa untuk berkembang menjadi pribadi yang aktif dan mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut
Lebih terperinciKolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang terletak di Jawa Tengah tepatnya di Kota Semarang. Universitas Diponegoro telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciGEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini akan dijabarkan mengenai latar belakang diperlukannya Gedung Olahraga Air Di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Banyak masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian judul Pusat : merupakan Pokok Pangkal atau yang menjadi pumpunan(berbagai, urus hal,dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) Seni : Keahlian membuat karya yang bermutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan Tinggi. Fungsi utama UMY adalah pendidikan, penelitian
Lebih terperinciMILIK UKDW PENDAHULUAN BAB 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi alam yang dimiliki Indonesia, seperti tanah, air hutan dan segala kekayaan alam yang ada di dalamnya, misalnya: di darat berupa pegunungan ataupun daratan.
Lebih terperinciPendidikan merupakan tuntutan kebutuhan manusia, yang pada hakekatnya. merupakan unsur utama yang sangat berpengaruh dalam Pembangunan Fisik Bangsa.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan tuntutan kebutuhan manusia, yang pada hakekatnya merupakan unsur utama yang sangat berpengaruh dalam Pembangunan Fisik Bangsa. Dengan pendidikan,
Lebih terperinciLP3A Tugas Akhir Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro Tembalang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan kota. Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh
Lebih terperinciBALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI Jawa Tengah
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TUGAS AKHIR PERIODE 33 BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI Jawa Tengah Oleh : TOPIK HIDAYAH L2B 308 030 Dosen Pembimbing : Ir. Agung Budi Sardjono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara. Semakin baik sistem pendidikan suatu negara, maka kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan cara
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI YOGYAKARTA Penekanan Desain Konsep Arsitektur Modern
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI YOGYAKARTA Penekanan Desain Konsep Arsitektur Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Kota Yogyakarta merupakan pusat dari perekonomian di DIY, dimana perputaran uang dan kegiatan periklanan lebih banyak dilakukan
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA DI BEKASI Dengan Penekanan Desain Konsep Arsitektur High-Tech
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA DI BEKASI Dengan Penekanan Desain Konsep Arsitektur High-Tech Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Perkembangan Olahraga Di Magetan Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi penerus yang dikemudian hari akan membawa nama harum bangsa pada tingkat
Lebih terperinci