Statistik tahun 2012, Dari tahun 1990 sampai 2010, tercatat angka peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Jumlah penduduk yang besar merupakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Statistik tahun 2012, Dari tahun 1990 sampai 2010, tercatat angka peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Jumlah penduduk yang besar merupakan"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan Sebagai Pusat Informasi Merupakan Kebutuhan Masyarakat Sebuah bangsa bisa dinilai maju atau tidak dalam peradaban dan kebudayaannya seiring dengan tingkat kecerdasan warga negaranya dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan survey OECD, Indonesia termasuk negara dengan minat baca terendah di kawasan Asia Timur. Dari data yang didapat dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2011 sebanyak 7.19 persen penduduk Indonesia masih buta huruf, angka ini naik dari tahun sebelumnya sebesar 7.09 persen. Masyarakat membutuhkan sarana untuk terus belajar dan mengembangkan wawasan serta pengetahuannya agar hidupnya menjadi semakin cerdas, berkualitas, dan mampu berkompetisi dalam persaingan global. Seperti menurut Tri Bintoro, Peningkatan minat baca masyarakat akan mempercepat kemajuan bangsa Indonesia, karena tidak ada negara yang maju tanpa buku (Republika, 26 Januari 2010). Sebagai bagian dari mayarakat informasi, kita tidak bisa terlepas dari kebutuhan informasi. Setiap orang membutuhkan informasi untuk mendukung pekerjaan atau tugas-tugasnya (Yusup, 1995). Salah satu bentuk konkrit dari sarana tersebut tidak lain adalah perpustakaan, sebagai pusat informasi dan ilmu pengetahuan. Seperti menurut Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, guru besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia, perpustakaan dan pusat dokumentasi merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat, tempat kita mendapatkan gambaran tentang perkembangan pemikiran masyarakat Perpustakaan Bantul Sebagai Sarana Pendidikan Berkelanjutan Masyarakat Bantul Bantul, sebagai kabupaten terluas nomor 4 di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas km² dan jumlah populasi (sembilan ratus sebelas ribu lima ratus tiga) jiwa pada tahun Berdasarkan Data 1

2 Statistik tahun 2012, Dari tahun 1990 sampai 2010, tercatat angka peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu aset dan potensi dalam pembangunan. Namun menurut kepala Bappeda Bantul, Drs. Tri Saktiyana M.Si, jumlah penduduk yang besar dapat berubah menjadi beban pembangunan apabila kualitas penduduk tersebut kurang. Dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya, maka perlu adanya upaya pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk, sehingga potensi penduduk yang ada menjadi faktor yang dapat menguntungkan pembangunan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bupati Bantul, Ibu Hj. Sri Surya Widati, mengembangkan Kualitas Daya Manusia (SDM) dan Iptek, mengoptimalkan SDA berwawasan lingkungan, serta mengembangkan daya saing ekonomi lokal berbasis penanggulangan bencana menjadi landasan pembangunan daerah untuk memajukan kualitas kota Bantul Pada tahun 2010, perpustakaan sebagai salah satu fasilitas pendidikan sedang mengalami perkembangan karena Bantul akan dijadikan sebagai kota buku seperti yang disampaikan oleh Bupati Bantul, Ibu Hj. Sri Surya Widati. Sebagai sebuah fasilitas pendukung dalam dunia pendidikan, perpustakaan masih belum dianggap sebagai satu komponen penting di masyrakarat. Hal ini terkait akan budaya membaca masyarakat yang masih rendah dan persepsi lama mengenai perpustakaan sebagai tempat yang tertutup dan kurang akrab dengan masyarakat sehingga masa depan perpustakaan di Indonesia ini masih suram. Padahal perpustakaan akan dapat maju dan berkembang serta memiliki pelayanan yang maksimal jika masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengembangan dan memberdayakan masyarakat. Hal ini seperti yang dikatakan oleh kepala Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul, Bapak Ir. Suprianto, M.Si, perpustakaan akan hidup jika masyarakat ikut turut serta dalam pembangunan dan memberdayakan perpustakaan sebagai pusat informasi dan ilmu pengetahuan, sehingga ada hubungan timbal balik yang baik antar keduanya. Dari data Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Bantul, pada tahun 2010 angka melek huruf penduduk Kabupaten Bantul mencapai persen, mengalami peningkatan kemampuan baca tulisnya dibandingkan 2

3 tahun 2008 yang hanya mencapai persen. Pada tahun 2012 angka tamatan pendidikan di Bantul tertinggi adalah SMA/MA/SMK yaitu sebesar 29 persen, SD berjumlah 26 persen, SMP/MTs berjumlah 20 persen, Diploma berjumlah 11 persen dan Tidak Tamat SD berjumlah 14 persen. Dari angka tersebut, masih terdapat masyarakat yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya di pendidikan formal. Oleh karena itu diperlukan satu sarana pendidikan informal yang salah satunya melalui perpustakaan. Menurut Kepala Perpustakaan Bantul, Bapak Ir. Suprianto, M.Si, peningkatan kualitas pendidikan haruslah diimbangi dengan fasilitas pendukungnya sehingga kualitas masyarakat dapat meningkat dan fasilitas tersebut adalah perpustakaan karena perpustakaan adalah satu sarana pendidikan yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ketua Umum Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca, Bambang Supriyo Utomo, bahwa perpustakaan tidak terikat oleh waktu, masyarakat dapat memanfaatkannya kapan saja dan menggunakannya semaksimal mungkin. Peran perpustakaan sebagai sarana pendidikan untuk seluruh lapisan masyarakat harus semakin ditingkatkan, baik yang tidak tamat SD maupun yang telah mengenyam pendidikan supaya tidak mengalami ketertinggalan perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi Kondisi Perpustakaan Bantul Pendidikan, ilmu pengetahuan dan informasi merupakan tiga hal yang tidak dapat dipisahkan dari kemajuan kualitas sumber daya manusia. Perpustakaan adalah salah satu sarana penunjang pendidikan, yang memberikan pelayanan dan sumber informasi, ilmu dan pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data statistik dari kantor perpustakaan Bantul, jumlah pengunjung yang mengunjungi perpustakaan Bantul cenderung mengalami kenaikan. Tercatat dari tahun 2008 sampai 2012 rata-rata kenaikan sebesar 7 persen. Hal ini dikarenakan perpustakaan Bantul sudah memiliki gedung baru karena gedung yang masih menumpang milik PMI yang memang bukan sebuah perpustakan. Pada tahun 2008 terdapat pengunjung, tahun 2009 sebanyak pengunjung, tahun 2010 sebanyak pengunjung, tahun 2011 sebanyak pengunjung dan tahun 2012 sebanyak 3

4 pengunjung. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang sangat pesat karena perputakaan sudah memiliki pelayanan yang lebih baik dengan menambah jam buka layanan, layanan keliling dan serta adanya layanan internet gratis bagi pengunjung perpustakaan. Pengunjung terbanyak dari kalangan umum yaitu sebanyak 31,86 persen per bulan, lalu diikuti oleh mahasiswa yaitu sebesar 31,42 persen per bulannya. Pengunjung terendah dari TK yaitu 0,85 persen per bulan dan ratarata pengunjung perpustakaan secara umum adalah dari kalangan pelajar SMP-SMA yaitu sebesar 21,05 persen per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan masih menjadi tempat yang dibutuhkan masyarakat terutama bagi yang masih mengenyam pendidikan. Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul, sebagai fasilitas publik memang masih memiliki peran yang penting didalam masyarakat Bantul, namun jangkauan wilayah yang cukup luas dan terbatasnya sarana prasarana serta anggaran yang sedikit menjadikan hambatan dalam mengoptimalkan peran sebuah perpustakaan. Perpustakaan saat ini memiliki 12 (dua belas) unit mobil pintar untuk melayani seluruh masyarakat Kabupaten Bantul. Berdasarkan data statistik kantor perpustakaan bantul, pelayanan keliling dengan mobil pintar memiliki kontribusi tinggi terhadap masyarakat yang memiliki keterbatasan akses. Tercatat dalam tahun 2012, layanan perpustakaan keliling sangat diminati oleh kalangan pelajar SD yaitu sebesar orang per tahun. Perpustakaan Bantul memang memiliki gedung baru dan sudah pindah dari gedung lama miliki PMI pada tahun 2010, namun menurut Kepala Perpustakan Bantul, bapak Ir. Supriyanto, M.Si, perpustakaan sekarang ini juga masih memiliki banyak sekali kekurangan. Menurut beliau, gedung perpustakaan sekarang ini memang terlihat bukan seperti perpustakaan, mulai luas bangunan yang sempit, lahan parkir belum tertata, tampak depan bangunan dan pengolahan taman masih sangat kurang, sehingga menyebabkan kurangnya daya tarik masyarakat terhadap perpustakaan ini sendiri. Selain itu, perpustakaan ini juga belum memiliki rencana program jangka panjang yang jelas, ini dikarenakan ketika dibuat rencana tersebut, jika terjadi pergantian pemimpin maka rencana program jangka panjang tersebut juga tidak akan terlaksana atau dapat disebut juga beda pemimpin beda kebijakan. Secara 4

5 umum, kendala yang dihadapi tidak bisa lepas dari 3 (tiga) faktor yaitu keterbatasan anggaran, Sarana Prasarana dan Sumber Daya Manusia Pendapat Masyarakat terhadap Perpustakaan Bantul Perpustakaan umum adalah salah satu fasilitas yang telah disediakan oleh pemerinah untuk melayani dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan sumber informasi. Namun pada kenyataannya fungsi dari perpustakaan ini belum termanfaatkan secara maksimal karena masih ada sebagian masyarakat yang menganggap perpustakaan merupakan tempat yang tertutup, kurang memasyarakat dan hanya untuk kalangan khusus saja. Berdasarkan hasil survey dan wawancara di lapangan terhadap pengunjung perpustakaan dan masyarakat umum ternyata diperoleh berbagai macam pendapat mengenai perpustakaan Bantul. Pada survey pengunjung perpustakaan yang telah dilakukan, sebanyak 60 persen pengunjung merasa kurang puas, 10 persen merasa biasa dan 30 persen pengunjung merasa cukup puas dengan layanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan sekarang ini. Salah satu responden bernama Nikea, usia 23 tahun dengan profesi bidan, merupakan pengunjung yang sering datang ke perpustakaan untuk mencari informasi, menurutnya perpustakaan sekarang ini sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dari sebelumnya karena sudah memiliki gedung baru. Selain itu sudah ada tambahan fasilitas baru seperti internet gratis sehingga memberikan kemudahan mendapat informasi namun satu yang dikeluhkan yaitu ruang koleksi perpus yang sempit dan agak gelap sehingga mengalami kesulitan untuk mencari koleksi pustaka. Berbeda dengan seorang responden bernama Gunawan, usia 37 tahun berprofesi sebagai guru, menurutnya perpustakaan yang sekarang ini masih kurang dari kata memuaskan. Dia berpendapat layanan internet perpustakaan ini masih tergolong lambat sehingga banyak masyarakat yang mungkin lebih memilih ke warung internet daripada ke perpustakaan, ruangan di dalam perpustakaan ini juga terlalu sempit agak gelap pada ruang koleksi dan ruang untuk anak-anak kurang maksimal. Padahal perpustakaan umum Bantul berfungsi sebagai pelayanan informasi kepada masyarakat namun menurutnya masyarakat sendiri belum merasa perpustakaan ini sebagai fasilitas yang memadai. Jika dibandingkan 5

6 dengan perpustakaan di kota lain yang pernah dia kunjungi, perpustakaan Bantul ini masih kurang. Pendapat berbeda juga muncul dari masyarakat sekitar. Feri, usia 32 tahun berprofesi pegawai swasta, malah tidak tahu dengan keberadaan perpustakaan Bantul ini. Dia berpendapat perpustakaan yang sekarang tidak terlihat seperti perpustakaan serta letaknya yang menjorok ke dalam menyebabkan tidak terlihat dari jalan sehingga masyarakat ada yang tidak tahu adanya sebuah fasilitas publik ini. Irwan, 45 tahun, seorang wiraswasta, malah selama hidupnya belum pernah mengunjungi perpustakaan. Beliau menganggap bahwa perpustakaan hanya untuk pelajar atau yang sedang mengenyam pendidikan sehingga dia merasa tidak perlu dengan adanya perpustakaan. Febri, usia 21 tahun, seorang pengusaha, tahu dengan keberadaan perpustakaan bantul. Menurutnya perpustakaan Bantul merupakan satu fasilitas yang sangat penting karena menjadi gudang informasi dan pengetahuan bagi masyarakat bantul. Harapannya perpustakaan sekarang ini dapat memperbaiki layanan dan citra bangunannya karena ada sebagian masyarakat Bantul sendiri yang belum tahu dengan keberadaan perpustakaan ini. Dari hasil survey dan wawancara dengan masyarakat tersebut, pendapat masyarakat mengenai perpustakaan bantul memang berbeda-beda namun semuanya menganggap perpustakaan adalah satu fasilitas publik yang penting dan harus dikembangkan lagi supaya kualitas masyarakat lebih meningkat. Masyarakat sendiri mengaku bahwa sebuah fasilitas penunjang pendidikan ini memiliki peran yang sangat penting untuk masyarakat Bantul namun karena sarana dan prasarana yang kurang menjadikan perpustakaan ini masih dianggap sebelah mata. 6

7 1.2. Masalah Masalah Umum (Non Arsitektural) 1. Persepsi masyarakat bahwa perpustakaan umum adalah tempat yang membosankan, tertutup dan sepi peminat bahkan dianggap hanya untuk kalangan tertentu saja. 2. Koleksi buku yang masih kurang up to date jika dibandingkan dengan perpustakaan di kota lain. 3. Kurangnya anggaran untuk pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan. 4. Belum adanya Rencana Jangka Panjang Perpustakaan yang jelas sehingga pengembangan perpustakaan belum memiliki arah yang jelas Masalah Khusus (Arsitektural) 1. Bagaimana menciptakan perpustakaan yang baik secara visual dan ruang berdasarkan pengolahan selubung bangunan yang tanggap dengan cahaya 2. Bagaimana menciptakan kenyamanan ruang perpustakaan yang memenuhi standar pencahayaan yang tetap ramah lingkungan 3. Bagaimana menciptakan intensitas pencahayaan yang sesuai dengan standar intensitas pencahayaan ruang perpustakaan Tujuan dan Sasaran Tujuan Pembahasan 1. Membuat konsep perencanaan desain perpustakaan yang memiliki daya tarik visual melalui Dynamic Building Envelope 2. Membuat desain pencahayaan pada ruang perpustakaan berbasis pencahayaan alami yang dipadukan dengan pencahayaan buatan. 3. Membuat desain pencahayaan buatan dengan menggunakan perhitungan intensitas pencahayaan alami yang dipadukan pencahayaan buatan Sasaran Pembahasan Menciptakan konsep ide desain perpustakaan yang mampu memberikan daya tarik dan kenyamanan sehingga menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan serta menjadi tempat berkumpul, bersosial dan belajar bagi semua lapisan masyarakat. 7

8 1.4. Lingkup Pembahasan Lingkup Pembahasan Arsitektural Pembahasan pada lingkup arsitektur yang berkaitan dengan unsur arsitektural untuk menentukan perencanaan dan perancangan mengenai perpustakaan yang berkaitan dengan aspek fungsi, estetika dan citra bangunan baik terhadap lingkungan maupun kawasan Lingkup Pembahasan Non-Arsitektural Upaya menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan unsur nonarsitektural, seperti peningkatan minat dan budaya membaca, tempat penyuluhan informasi dan pengetahuan baik aktif maupun pasif dan merubah persepsi perpustakaan menjadi sebuah gudang sumber informasi yang terbuka bagi semua lapisan masyarakat Metodologi Penulisan Studi Literatur Dilakukan dengan mempelajari data-data mengenai persyaratan dan standar bangunan dengan fungsi Peprustakaan Umum melalui studi pustaka dan browsing internet. Studi Lapangan (Survey) Salah satu metode yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi eksisting, fakta-fakta lapangan dan isu-isu yang berkembang seputar desain dan perancangan mengenai perpustakaan umum. Wawancara dan Observasi Wawancara dan observasi dilakukan kepada pengguna, pengelola dan masyarakat umum yang berhubungan dengan perpustakaan umum maupun objek amatan lain. Analisis Analisis merupakan proses pengelompokkan dan pengolahan data yang didapat dari studi literatur maupun observasi lapangan secara sistematis untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai seluk beluk permasalahan yang dihadapi. 8

9 Sintesis Menarik kesimpulan dari proses analisis yang telah dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ada melakui prinsip-prinsip pendekatan yang kemudian digunakan sebagai gagasan atau konsep perancangan Sistematika Penulisan BAB 1 Pendahuluan Berisi latar belakang permasalahan yang mendasari penulisan, baik secara umum maupun khusus, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metodologi, sistematika penulisan.dan kerangka berfikir. BAB II Studi Pustaka Berisi deskripsi mengenai pengertian, prinsip-prinsip, sistem dan standar pepustakaan umum sebagai sebuah fasilitas publik dan sumber informasi, semua kriteria dan ketentuan arsitektural yang dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah desain perpustakaan yang baik, serta mengenai studi metode pendekatan perancangan yang akan dipakai. BAB III Tinjauan Khusus Berisi preseden-preseden yang ada di lapangan dan literatur yang dianggap sukses atau berhasil yang bahan menjadi studi. BAB IV Analisis Pendekatan Konsep Perancangan Berisi mengenai pendekatan dan analisis tapak dan kondisi eksisting yang konteks dengan lingkungan sekitar berdasarkan teori yang dipelajari. BAB V Konsep Dasar Perancangan Berisi gagasan atau konsep yang dipilih sesuai konsep pendekatan sebagai dasar perancangan sebuah perpustakaan umum. Konsep tersebut meliputi konsep mezzo (tapak) dan konsep mikro (bangunan). 9

10 1.7. Kerangka Berfikir Gambar 1. 1 Kerangka Berfikir Sumber : Penulis,

11 1.8. Keaslian Penulis Penulisan karya Pra-Tugas Akhir Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul dengan Pendekatan adalah hasil tulisan dan referensi yang terkait dengan bangunan perpustakaan dengan penekanan yang belum pernah diajukan sebagai bahan tugas akhir dan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain. Adapun referensi secara tertulis diakui dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka, sesuai dengan tata cara dan etika akademik. Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah oleh R. Teguh Parbowo Tugas Akhir, Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, tahun 2006 Perbedaan : Konteks berbeda, tidak ada pendekatan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY Penekanan Pada Kebutuhan Ruang Publik Yang Edukatif dan Rekreatif oleh Arkhan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, tahun 2010 Perbedaan : Konteks dan Pendekatan berbeda Perpustakaan Umum Daerah di Palembang Penekanan Pada Infiltrasi Contemporary Society Oleh Muhammad Mukti Deviansyah Tugas Akhir, Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, tahun 2011 Perbedaan : Konteks dan Pendekatan berbeda Perpustakaan Daerah Kota Madura: Kampung Buku State Library Of Madiun: Book Village Oleh Putut Trianggana Putra Tugas Akhir, Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, tahun 2012 Perbedaan : Konteks dan Pendekatan berbeda 11

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perpustakaan, Pelajar, dan Masyarakat Perpustakaan merupakan suatu tempat yang mempunyai fungsi mengumpulkan, menyimpan,dan memelihara koleksi pustaka apapun

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN MODERN DI SEMARANG

PERPUSTAKAAN MODERN DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PERPUSTAKAAN MODERN DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : EDWARD PATTISELANO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. 1  diakses tanggal 25 Juni 2009. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semua orang membutuhkan informasi sebagai sesuatu yang sangat penting dan strategis. Tanpa ketersediaan dan kemudahan akses informasi yang dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Secara tertulis dalam sebuah artikel Dra. Ani M. Hasan menyebutkan bahwa abad ke-21 merupakan abad bagi Ilmu Pengetahuan. Para peramal masa depan (futurist) menyatakan

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TA 115

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TA 115 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, setiap bangsa di dunia mengalami proses kemajuan dan peran buku menjadi sangat penting karena merupakan suatu wadah penyebar informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Jurnal Nasional, yang terbit pada Jumat 27 September 2013 bahwa Budaya baca masyarakat di Indonesia masih terbilang rendah. Hal tersebut terbukti dari data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang terus berkembang mengalami permasalahan dalam hal penyediaan hunian yang layak bagi warga masyarakatnya. Menurut data kependudukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( Tugas Akhir Periode 96)

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( Tugas Akhir Periode 96) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah sebuah daerah otonomi setingkat propinsi yang ada di Indonesia.. Sebutan Yogyakarta sebagai daerah pariwisata menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Peningkatan kualitas hidup suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, hal tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Kota Yogyakarta dikenal dengan berbagai julukan. Salah satu julukan yang terkenal mengenai kota tersebut, yaitu kota Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi yang dibutuhkan manusia begitu banyak dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia Karakteristik transportasi Indonesia dihadapkan pada kualitas pelayanan yang rendah, dan kuantitas atau cakupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi Daerah Ibukota Yogyakarta mulai dari tahun 2008 yang memiliki jumlah penduduk 374.783 jiwa, pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat yang semakin Terpinggirkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat yang semakin Terpinggirkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab I ini merupakan pendahuluan yang akan menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan laporan ini. Dari latar belakang permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Statistik disertakan pada lampiran-tabel 2 dan 3

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Statistik disertakan pada lampiran-tabel 2 dan 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan kebudayaan/peradaban sebuah bangsa dan lebih khusus lagi meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin cepat setiap waktu dan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman,begitu pula dengan pola pikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek.kondisi dunia pariwisata saat ini pun makin berkembang cepat sehingga kepariwisataan dapat digunakan

Lebih terperinci

1.4 Metodologi Penelitian

1.4 Metodologi Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Seni dan desain (art and design) dipandang sebagai dua elemen menyatu yang tidak terpisahkan. Tiap perkembangan seni selalu diikuti oleh visualisasi

Lebih terperinci

Perkembangan Pasar Modern dan Pasar Tradisional

Perkembangan Pasar Modern dan Pasar Tradisional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan proses tawar-menawar. Dalam suatu daerah atau wilayah pasar menjadi pusat dari kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap manusia selalu membutuhkan adanya rekreasi dan Olah raga. Jakarta sebagai kota metropolitan kususnya di Jakarta utara, dimana perkembangan penduduknya sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG merupakan salah satu Universitas negeri yang berlokasi di Medan, dan merupakan universitas negeri terbaik dan ternama yang ada untuk Sumatera Utara. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan, BAB III METODE PERANCANGAN Metode pada dasarnya diartikan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Penelitian adalah suatu penyelidikan dengan prosedur ilmiah untuk mengetahui dan mendalami suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN... BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN... BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kelayakan Banyak yang mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Hal ini memang benar, ungkapan buku adalah Jendela dunia diartikan bahwa seluruh informasi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Cincin Api Pasifik/ Ring of Fire. Sumber: https://media.nationalgeographic.org/assets/photos/000/284/28481.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Cincin Api Pasifik/ Ring of Fire. Sumber: https://media.nationalgeographic.org/assets/photos/000/284/28481. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Tingginya Potensi Bencana Alam di Indonesia, Khususnya D.I. Yogyakarta Indonesia merupakan negara yang sangat rawan dilanda bencana alam, dikarenakan letaknya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan dunia pendidikan saat ini menuntut adanya penyesuaian sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan dunia kerja. Salah satu lembaga pada jalur pendidikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 131/ BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR 131/ BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bertambahnya jumlah penduduk semakin banyak kebutuhan setiap individu terhadap aktivitas mereka. Indonesia sebagai Negara dengan angka kepadatan penduduk paling

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( L P 3 A ) HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: Nama : Lina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengertian judul : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MESIN DAN OTOMOTIF BERSTANDAR INTERNASIONAL DI SOLO BARU (PENEKANAN PADA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK) adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

Perpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 1 PENDAHULUAN

Perpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Seiring dengan perkembangan zaman, manusia dituntut untuk dapat mengimbangi dan mengikuti perkembangan teknologi. Saat ini, teknologi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa untuk membina dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber:  25/4/ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab I dibahas latar belakang masyarakat kota Denpasar yang memerlukan adanya sebuah tempat penitipan dan perawatan bayi serta anak, rumusan masalah, tujuan, serta metode perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan dasar program perencanaan dan perancangan arsitektur (DP3A) yang disusun oleh penulis adalah Gedung Rektorat Universitas Darussalam Gontor Ponorogo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1 Posisi Bulaksumur dan Sekip sebagai lokasi kampus terpadu UGM yang berada di perbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Otomotif merupakan olahraga yang banyak diminati di seluruh dunia. Begitu juga dengan Indonesia. Olahraga otomotif merupakan salah satu cabang yang sangat diminati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia telah mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dengan sangat pesat. Penemuan-penemuan teknologi baru terus berkembang dari masa ke masa demi kesejahteraan manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TA 29

BAB I PENDAHULUAN TA 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sebagai tunas muda harapan masa depan bangsa harus dibekali dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang saling menunjang untuk membawa bangsa menjadi bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Rencana Pembangunan Nasional (RPN) Republik Demokrasi Timor Leste adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL) perlu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini yang begitu pesat membuat penduduk bumi seolah tak berjarak lagi. Melalui berbagai platform sosial media, seseorang dapat dengan

Lebih terperinci

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilaksanakan pada setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumedang merupakan salah satu daerah kabupaten di provinsi Jawa Barat yang terletak 6 o 44-70 o 83 LS dan 107 o 21-108 o 21 BT dengan luas wilayah 152.220 Ha yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media, BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Buku pada mulanya berawal dari keinginan manusia untuk mengimplementasikan ucapan kata kata kedalam bentuk tertulis supaya dapat diketahui secara luas oleh seluruh

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Cilegon merupakan gerbang masuk ke pulau Jawa menuju ibu kota Negara yaitu DKI Jakarta dan kota-kota lain yang ada di pulau Jawa. Kota Cilegon juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa

Lebih terperinci

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

BAGIAN 1 PENDAHULUAN BAGIAN 1 PENDAHULUAN A. Judul Rancangan SENTRA KERAJINAN TERPADU PENERAPAN SOCIAL SUSTAINABILITY SEBAGAI DASAR PENDEKATAN PERANCANGAN Sentra : Pusat aktivitas kegiatan usaha dilokasi atau kawasan tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STIRENA ROSSY TAMARISKA ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN STIRENA ROSSY TAMARISKA ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan di bawahnya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Sport Hall Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot otot tubuh. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pendidikan di indonesia sangat berkembang dengan pesat. Diantara beberapa tingkat pendidikan dengan kemajuan yang cukup drastis adalah banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tangerang, sebagai salah satu kota penyangga ibu kota Jakarta, merupakan kota yang saat ini semakin berkembang dari tahun ke tahun. Total jumlah penduduk tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang memiliki cukup banyak fasilitas pendidikan. Dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Yogyakarta membutuhkan Perpustakaan Umum yang sepadan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Yogyakarta membutuhkan Perpustakaan Umum yang sepadan dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta sebagai salah satu sentra dunia pendidikan di Indonesia, memiliki begitu banyak lembaga pendidikan formal. Tidak kurang dari 4.500 sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan merupakan penjelasan tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan perancangan pusat rehabilitasi medis pasca stroke di Malang. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan mutlak dan primer saat ini. Sebelumnya, pendidikan hanya menjadi milik kalangan atas namun

1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan mutlak dan primer saat ini. Sebelumnya, pendidikan hanya menjadi milik kalangan atas namun 1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan mutlak dan primer saat ini. Sebelumnya, pendidikan hanya menjadi milik kalangan atas namun saat ini peran pendidikan menjadi kebutuhan primer di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I.1.1. Perkembangan Pos di Dunia. Pada Tahun 1505 munculah sebuah rute pengantar pos pertama di Eropa dan pada abad ke-19 lahirlah sebuah Kantor Pos yang melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era baru bangsa Indonesia diawali dengan lahirnya Era Reformasi. Era ini

BAB I PENDAHULUAN. Era baru bangsa Indonesia diawali dengan lahirnya Era Reformasi. Era ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era baru bangsa Indonesia diawali dengan lahirnya Era Reformasi. Era ini memberikan harapan besar bagi masyarakat Indonesia terutama dalam masalah pemerataan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011. BAB I PENDAHULUAN AQUARIUM BIOTA LAUT I.1. Latar Belakang Hampir 97,5% luas permukaan bumi merupakan lautan,dan sisanya adalah perairan air tawar. Sekitar 2/3 berwujud es di kutub dan 1/3 sisanya berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Yogyakarta dan Predikatnya Sebagai Kota Pelajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Yogyakarta dan Predikatnya Sebagai Kota Pelajar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.1. Yogyakarta dan Predikatnya Sebagai Kota Pelajar Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan reputasinya sebagai Kota Pelajar di Indonesia 1. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, informasi menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat modern. Informasi bisa didapatkan dari berbagai macam bahan atau sumber, salah satunya adalah buku

Lebih terperinci

Sumber: data pribadi

Sumber: data pribadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Kerajinan Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi terbesar di dunia. Indonesia sangat kaya jika dibandingkan dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Seiring dengan perkembangan jaman, terjadi pergeseran budaya, semua serba canggih, praktis, tersaji dengan cepat mungkin, seiring itu juga timbul masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas merupakan tempat pendidikan tinggi pada perguruan tinggi setelah masa sekolah menengah atas telah diselesaikan. Pendidikan menjadi kebutuhan pokok dalam

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PERPUSTAKAAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH DI SEMARANG (Penekanan Desain Konsep Arsitektur Michael Graves) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Transportasi Massal di Kota Bandung Salah satu kriteria suatu kota dikatakan kota modern adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai bagi

Lebih terperinci

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode BAB III Metode Perancangan Merancang Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun merupakan hal yang sangat diperlukan. Karena di kota Madiun sendiri masih kurang mempunyai sarana atau tempat untuk refreshing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli yang masih menggunakan sistem secara tradisional, dimana adanya interaksi dan tawar

Lebih terperinci

KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA

KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA Diajukan oleh

Lebih terperinci

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta yang memiliki tingkat perkembangan yang tinggi mendorong minat investor untuk berinvestasi di kota metropolitan ini. Dengan kondisi yang demikian, DKI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional dengan ruang publik terbuka hijau muncul karena semakin banyak isuisu perkotaan yang saat ini

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua

BAB I Pendahuluan. benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua Pusat Bahasa di Yogyakarta BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Dalam perkembangan zaman saat ini, manusia

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata di indonesia saat ini telah tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu kehidupan manusia yang serba ingin tahu mengenai segala sesuatu hal, peristiwa

Lebih terperinci

PASAR BUKU KOTA SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

PASAR BUKU KOTA SEMARANG BAB I PENDAHULUAN PASAR BUKU KOTA SMARANG BAB I PNDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya Pasar buku maupun kios buku di Semarang yaitu di daerah Stadion Diponegoro dan Pasar Johar membuat Masyarakat Kota Semarang dapat menemukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SLEMAN Tugas Akhir 126 Arsitektur Undip BAB I PENDAHULUAN

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SLEMAN Tugas Akhir 126 Arsitektur Undip BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau yang dulunya dikenal dengan sebutan Kantor Agraria ini adalah lembaga pemerintah non kementerian di Indonesia yang mempunyai tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perwujudan penduduk Indonesia yang berkualitas, antara lain ditentukan oleh derajat kesehatan dan kebugaran jasmani, serta perilaku terpuji seperti kejujuran dan sportivitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari. Shopping Center di jalan Panembahan Senopati Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari. Shopping Center di jalan Panembahan Senopati Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Pintar adalah tempat wisata berbasis pengetahuan dan sains yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional dengan bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mengantisipasi meningkatnya angka pengangguran usia produktif, pemerintah mendorong untuk dikembangkannya jumlah SMK di seluruh kabupaten / kota hingga akhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan kota saat ini belum menjadi primadona bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan kota saat ini belum menjadi primadona bagi masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perpustakaan kota saat ini belum menjadi primadona bagi masyarakat, keberadaannya seringkali banyak terabaikan dan malah kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan 1 A. Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN Sebuah evolusi alamiah dari perkembangan teknologi adalah makin fleksibelnya orang bergerak. Dunia menjadi datar, tanpa batasan fisik dan segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semarang Central Library. Shafira Eka Hariananda /

BAB I PENDAHULUAN. Semarang Central Library. Shafira Eka Hariananda / BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membaca buku, saat ini sudah banyak ditinggalkan oleh orang Indonesia. Terbukti dengan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia saat ini. Data UNESCO pada tahun 2011,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bantul. Penyelenggaraan, penyuluhan, Tingkat Kecamatan.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bantul. Penyelenggaraan, penyuluhan, Tingkat Kecamatan. 1 2015 No.48,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bantul. Penyelenggaraan, penyuluhan, Tingkat Kecamatan. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang a. Strategi/ Pendekatan Perancangan Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo dikarenakan masih kurangnya fasilitas seperti rest area yang berada di tol Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya. INDIKATOR PENDIDIKAN Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya. 4 Lokasi: Kantor Bupati OKU Selatan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang bermaksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh, Kegiatan olahraga ini dapat menjadi kegiatan yang

Lebih terperinci