BAB 3 VISI DAN MISI RUPM KABUPATEN PANDEGLANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 VISI DAN MISI RUPM KABUPATEN PANDEGLANG"

Transkripsi

1 BAB 3 VISI DAN MISI RUPM KABUPATEN PANDEGLANG Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Tabungan dari sektor rumah tangga melalui institusi-intitusi keuangan akan mengalir ke sektor perusahaan. Apabila para pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, pengeluaran tersebut dinamakan investasi. Investasi adalah pengeluaran penanam modal atau perusahaan untuk membeli barangbarang modal dan perlengkapan produksi yang akan menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi pada hakikatnya merupakan aktivitas penempatan sejumlah dana yang ada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Investasi pada financial assets, dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lainnya 2) Investasi pada real assets, diwujudkan dalam bentuk pembelian assets produktif, pendirian pabrik, pembukaan tambang, dan pembukaan perkebunan. Artinya, investasi menjadi komponen penting dalam konteks ekonomi makro Kabupaten Pandeglang, sebab aktivitasnya yang mampu mengakumulasi modal, penambahan stock gedung, dan peralatan lainnya, berdampak pada peningkatan output potensial Kabupaten Pandeglang dan merangsang pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Peningkatan PDRB perkapita, peluang peningkatan penyerapan tenaga kerja, merupakan salah satu dari banyak manfaat penanaman modal yang sehat. Namun investasi yang tidak sehat dapat berdampak negatif terhadap ekonomi makro nasional, regional, maupun lokal, beberapa investasi yang tidak sehat adalah; 1) The Law of Capital Accumulations, investasi yang mengakuisisi memakan perusahaan kecil yang dalam jangka panjang mampu menciptakan iklim pasar yang tidak kompetitif Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-1

2 2) Aglomerasi atau proses konglomerasi dari hulu sampai hilir yang dalam jangka panjang mampu menciptakan iklim pasar monopoli dengan peningkatan penguatan akuisisi sumberdaya produksinya 3) Privatisasi BUMN & BUMD, yaitu aktivitas yang menyerupai The Law of Capital Accumulations, atau investasi yang mengakuisisi memakan perusahaan kecil yang dalam jangka panjang mampu menciptakan iklim pasar yang tidak kompetitif, dalam hal ini yang diakuisisi adalah BUMN atau BUMD yang dibangun oleh pemerintah demi kepentingan publik. Dengan pendekatan pasar persaingan sempurna, praktek investasi yang tidak sehat berpotensi terjadi dimana-dimana, dampak terburuknya dari kegiatan investasi yang tidak sehat adalah, adanya ketergantungan ekonomi terhadap aktivitas penanaman modal, dimana investasi berubah menjadi Price Makerbukan mekanisme pasar. Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Penetapan visi merupakan bagian dari perencanaan strategik serta langkah penting dalam perjalanan organisasi. Visi adalah suatu pedoman dan pendorong organisasi untuk mencapai tujuan dalam rangka melaksanakan pembangunan, dan Visi secara umum merupakan pernyataan dalam menjawab permasalahan yang dirasakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi (Pasal 1 ayat (13) UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional). Misi merupakan pernyataan secara luas dan komprehensif tentang tujuan suatu daerah/organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang akan diberikan atau dilaksanakan, kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi, kelompok masyarakat yang dilayani, serta nilai-nilai yang dapat diperoleh VISI Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-2

3 Pemerintah Kabupaten Pandeglanguntuk menjangkau keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka pelaksanaan pembangunan bidang penanaman modal daerah menentukan visi sebagai berikut Terwujudnya Kabupaten Pandeglang Sebagai Pusat Investasi yang Sehat dan Maslahat Berbasis Pariwisata dan Pertanian Makna penting pada visi tersebut adalah membulatkan tekad Kabupaten Pandeglang akan menjadi tempat yang tepat danmenguntungkan bagi investor asing maupun dalam negeri untuk menanamankan dan mengembangkan modalnya, khususnya di sektor primer pertanian dan wisata. Maksud dari visi diatas adalah suatu harapan bahwa Kabupaten Pandeglangselama 20 (Dua Puluh) tahun kedepan akan berbuat sesuai dengan tugas dan fungsi serta kewenanganya untuk menciptakan daya tarik bagi investasi dunia yang sehat, yang berdampak positif bagi kualitas ekonomi, sosial, dan lingkungan di Kabupaten Pandeglang. Pusat Investasidimaknai sebagai harapan, keinginan, atau hasrat para investor asing maupun dalam negeri yang akan menanamkan modalnya di Indonesia, utamanya adalah di Kabupaten PandeglangProvinsi Banten, mengingat kondisi, potensi, serta kemungkinan pengembangan penanaman modalnya di Kabupaten Pandeglangakan lebih menguntungkan dan berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh optimalisasi pelayanan perijinan yang semakin paripurna, inovatif, efektif, dan efisisen, serta ketersediaan data dan informasi ekonomi lokal dan regional yang akurat, tepat dan mutakhir. Hal lainnya adalah, (1) struktur ekonomi Kabupaten Pandeglang di dominasi oleh sektor primer (pertanian) dan tersier, (2) Kabupaten Pandeglang masih memiliki banyak sumberdaya alam yang luas dan tersebar, (3) tidak banyak kompetetor di sektor ini, (4) sudah memiliki branding image tentang pertanian dan wisata skala lokal, regional, dan nasional. Investasi yang Sehatdan Maslahatpengertiannya adalah (1) aktivitas investasi yang dapat berdampak positif secara berkelanjutan terhadap dinamika ekonomi Kabupaten Pandeglang, (2) mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas transaksi ekonomi lokal, (3) mampu mempertahankan modalnya dalam siklus ekonomi lokal selama mungkin, (4) mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak, (5) mampu menarik aktivitas ekonomi baik dihulu maupun dihilirnya, (6) mampu bekerja sama sekaligus mengangkat kualitas dan kapasitas UMKMK lokal, (7) mampu menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan dan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-3

4 Sektor Pariwisata, Kabupaten Pandeglang sebagai pusat kegiatan pariwisata dapat diartikan bahwa Kabupaten Pandeglang akan menjadikan pariwisata sebagai sektor pendukung bagi peningkatan perekonomian daerah. Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah dan seluruh stakeholder akan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan budaya sebagai destinasi pariwisata, melalui pengembangan objek daya tarik wisata, promosi dan pemasaran, jasa pelayanan pariwisata didukung oleh infrastruktur yang diperlukan, jaminan regulasi kepariwisataan yang diorentasikan kepada peningkatan kunjungan wisata dan kesejahtraan masyarakat. Sektor Pertanian, Kabupaten Pandeglang sebagai pusat agribisnis dapat diartikan bahwa Kabupaten Pandeglang akan menjadikan pertanian dan segala sumberdaya, usaha, kelembagaan dan jaringan bisnis (hulu-hilir) pertanian sebagai basis perekonomian daerah dalam rangka pengembangan daerah dan peningkatan kesejahtraan masyarakat. Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah dan seluruh stakeholder akan menggerakan energinya dalam melakukan ekonomisasi sektor pertanian dengan memperhatikan faktorfaktor dominan seperti komoditas unggulan, permintaan pasar, dukungan industri huluhilir, pola usaha tani, jaringan dan kelembagaan usaha serta manajemen permodalan MISI Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik membantu lebih jelas penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Dalam suatu dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi. Rumusan misi dalam dokumen RUPM Kabupaten Pandeglangdikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Misi Penanaman Modal Kabupaten Pandeglang Tahun adalah sebagai berikut: 1. Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna 2. Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan 3.3. TUJUAN Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-4

5 Perumusan tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan (policy planning) yang memiliki critical point dalam penyusunan RUPM. Hal ini mengingat bilamana visi dan misi Penanaman Modal tidak dijabarkan secara teknokratis dan partisipatif ke dalam tujuan dan sasaran, maka arah kebijakan penanaman modal mengalami kesulitan dalam operasionalisasinya ke dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan. Tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai arah kebijakan prioritas terkait. Selaras dengan penggunaan paradigma penganggaran berbasis kinerja maka perencanaan pembangunan daerah pun menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan daerah lebih ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran meskipun bersifat jangka panjang. Perumusan tujuan dan sasaran dari visi dan misi RUPMini akan dijadikan landasan perumusan arah kebijakan penanaman modal Kabupaten Pandeglang selama 20 (Dua Puluh) tahun kedepan. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis penanaman modal dan permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Perumusan tujuan Penanaman Modal Kabupaten Pandeglang Tahun dan keterkaitannya dengan misi pembangunan Kabupaten Pandeglang Tahun disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.1 Tujuan Penanaman Modal di Kabupaten Pandeglang Tahun MISI 1 Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna 2 Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan TUJUAN 1.1 Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing 2.1 Meningkatkan Distribusi Aktivitas Ekonomi Produktif yang inklusif di Seluruh Kabupaten Pandeglang secara Proporsional Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-5

6 MISI Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2016 TUJUAN 2.2 Meningkatkan Nilai Tambah Ruang melalui Ketersediaan Fasilitas, Sarana, & Prasarana yang memadai 2.3 Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing 2.4 Meningkatkan minat dan varian investasi di Kabupaten Pandeglang 2.5 Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan dari aktivitas investasi 2.6 Menstimulasi peningkatan kapasitas dan kapabilitas UMKMK 2.7 Meningkatkan minat investor terhadap profil dan kinerja UMKMK 2.8 Melembagakan Profil dan Kinerja UMKMK kedalam materi bargaining investasi dengan investor 2.9 Menciptakan iklim penanaman modal yang produktif & berdaya saing 2.10 Meningkatkan daya tarik dan minat investasi di Kabupaten Pandeglang 3.4. SASARAN Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan. Berdasarkan masing-masing tujuan yang telah ditetapkan maka dirumuskan sasaran untuk kuantifikasi lebih lanjut dan lebih teknis dapat dikelola pencapaiannya. Hasil perumusan sasaran penanaman modalkabupaten Pandeglang Tahun dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Penanaman Modal Kabupaten Pandeglang Tahun Visi : Terwujudnya Kabupaten Pandeglang Sebagai Pusat Investasi yang Sehat dan Maslahat Berbasis Pariwisata dan Pertanian Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-6

7 MISI TUJUAN SASARAN 1.1 Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing 1 Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna Meningkatnya Kapasitas Lembaga & Kelembagaan Penanaman Modal Dalam Menegakkan Hukum Meningkatnya Efektifnya Pelibatan Partisipasi Lembaga/SKPD diluar Lembaga Perijinan pada saat Perencanaan dan Implementasi Regulasi Penanaman Modal Terbangunnya Media Komunikasi antara Penanam Modal dengan Pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui Forum Penanam Modal (Investor) dalam menyusun kebijakan penanganan dampak kebijakan makro Meningkatnya efisiensi perijinan dari aspek waktu, lembaga yang melayani, biaya, persyaratan Meningkatnya efektivitas koordinasi antara SKPD dalam hal Perencanaan, Pelaksanaan & Pengawasan Penanaman Modal Terpetakannya Desain Ekonomi Kabupaten Pandeglang yang bisa Mengakomodasi Kepentingan PMA, PMDN, UMKMK 2 Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan 2.1 Meningkatkan Distribusi Aktivitas Ekonomi Produktif yang inklusif di Seluruh Kabupaten Pandeglang secara Proporsional 2.2 Meningkatkan Nilai Tambah Ruang melalui Ketersediaan Fasilitas, Sarana, & Prasarana yang memadai 2.3 Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing Tersebarnya Penanaman Modal di seluruh Kabupaten Pandeglang secara proporsional sesuai dengan peruntukkan pola ruangnnya Tersebarnya Upaya Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana infrastruktur yang layak dan proporsional Terimplementasinya Penegakan Hukum yang adil secara transparan dan Proporsional Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-7

8 MISI TUJUAN SASARAN 2.4 Meningkatkan minat dan varian investasi di Kabupaten Pandeglang Tersedianya data dan informasi potensi daerah secara komprehensif dan rinci 2 Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan 2.5 Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan dari aktivitas investasi 2.5 Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan dari aktivitas investasi 2.6 Menstimulasi peningkatan kapasitas dan kapabilitas UMKMK Terpetakannya grand desain ekonomi yang bisa mengakomodasi kepentingan PMA, PMDN, UMKMK Terpetakannya kebijakan pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam mengelola Pangan, Infrastruktur, dan Energi yang bisa mengakomodasi kepentingan PMA, PMDN, UMKMK Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas lembaga yang berwenang dalam memitigasi, mengendalikan, memulihkan, daya dukung dan daya tampung lingkungan akibat aktivitas investasi Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas lembaga yang berwenang dalam memitigasi, mengendalikan, memulihkan, daya dukung dan daya tampung lingkungan akibat aktivitas investasi Meningkatnya kesadaran investor dalam menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah dan penegakan hukum Meningkatnya kesadaran investor dalam menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah dan penegakan hukum Meningkatnya aksessibilitas UMKMK terhadap sistem produksi penanam modal yang berdaya saing 2.7 Meningkatkan minat Terintegrasinya UMKMK Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-8

9 MISI TUJUAN SASARAN investor terhadap profil kedalam Sistem produksi dan kinerja UMKMK penanam modal Sumber: Hasil Analisis, Tahun Melembagakan Profil dan Kinerja UMKMK kedalam materi bargaining investasi dengan investor 2.9 Menciptakan iklim penanaman modal yang produktif & berdaya saing 2.10 Meningkatkan daya tarik dan minat investasi di Kabupaten Pandeglang Terlembagakannya Profil dan Kinerja UMKMK sebagai materi barganinging dengan Investor Terintegrasikannya antara Pemberian kemudahan, fasilitas, dan insentif bagi penanam modal (PP 45 Tahun 2008) dengan arah kebijakan RPJPD, RPJMD, dan Renstra (Permendagri 54 Tahun 2010) dalam kerangka ekonomi makro daerah Tersosialisasikan dan terimplementasikannya PP 45 Tahun 2008 kedalam aktivitas pelayanan perijinan penanaman modal Tersedianya materi promosi investasi yang update, holistik, tematik, spasial, dan komprehensif Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-9

10 Tabel 3.3 Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah KebijakanPerbaikan Iklim Penanaman Modal VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN 1) Dinamika sosial (respon masyarakat) umumnya menjadi domain publik dan mekanisme pasar 2) Lemahnya keterlibatan/ Partisipasi lembaga/skpd diluar lembaga perijinan pada saat perencanaan dan implementasi regulasi penanaman modal 3) Dampak kebijakan makro ekonomi indonesia terhadap penanaman modal di Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang menjadi risiko investor tanpa upaya mitigasi dan kebijakan penanganan yang signifikan baik dari pemerintah Provinsi Banten maupun Pemerintah Kabupaten Pandeglang 4) Banyak dan Sulitnya mekanisme perijinanan yang harus ditempuh investor 5) Kurang efektifnya koordinasi antar lembaga teknis baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penanaman modal 6) Belum ditemukenalikannya lokomotif ekonomi Kabupaten Pandeglang yang dapat membawa gerbong ekonomi baik PMA, PMDN, UMKMK 7) Selalu ada upaya monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing 1) Meningkatnya kapasitas lembaga & kelembagaan penanaman modal dalam menegakkan hukum 2) Meningkatnya Efektifnya Pelibatan Partisipasi Lembaga/SKPD diluar Lembaga Perijinan pada saat Perencanaan dan Implementasi Regulasi Penanaman Modal 3) Terbangunnya Media Komunikasi antara Penanam Modal dengan Pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui Forum Penanam Modal (Investor) dalam menyusun kebijakan penanganan dampak kebijakan makro 4) Meningkatnya efisiensi perijinan dari aspek waktu, lembaga yang melayani, biaya, persyaratan 5) Meningkatnya efektivitas koordinasi antara SKPD dalam hal Perencanaan, Pelaksanaan & Pengawasan Penanaman Modal 6) Terpetakannya Desain Ekonomi Kabupaten Pandeglang yang bisa Mengakomodasi Kepentingan PMA, PMDN, UMKMK 7) Meningkatnya Kapasitas Lembaga & Kelembagaan Penanaman Modal dalam Menegakkan Hukum 1) Pembentukan dan atau penguatan lembaga PTSP (BPMPTSP) di Kabupaten Pandeglang 2) Perumusan kelembagaan bidang usaha yang tertutup, terbuka, dan bersyarat 3) Perumusan kelembagaan persaingan usaha yang adil dan sehat 4) Perumusan kelembagaan pemberian fasilitas, insentif, kemudahan, bagi penanam modal termasuk fasilitas perpajakan 5) Perumusan penentuan lembaga yang berperan sebagai fasilitator, katalisator, problem solving, yang membantu penanam modal Perbaikan Iklim Penanaman Modal Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-10

11 Tabel 3.4 Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan Persebaran Penanaman Modal VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN 1) Terkonsentrasinya penanaman modal pada daerah yang potensial sesuai dengan siklus produksi investor, (misalnya: pemilihan lokasi disebabkan aspek lokasi yang mudah untuk membuang limbah, atau pemilihan lokasi disebabkan aspek captive market yang cenderung memiliki potensi daya beli sustainable, contohnya waralaba, dl) 2) Terkonsentrasinya penanaman modal pada daerah yang memiliki dukungan infrastruktur, sarana, dan prasarana yang baik dan komprehensif 3) Munculnya ijin penanaman modal pada lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukannya (tidak sesuai dengan pola ruang yang ada) Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan 1) Meningkatkan Distribusi Aktivitas Ekonomi Produktif yang inklusif di Seluruh Kabupaten Pandeglang secara Proporsional 2) Meningkatkan Nilai Tambah Ruang melalui Ketersediaan Fasilitas, Sarana, & Prasarana yang memadai 3) Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing 1) Tersebarnya Penanaman Modal di seluruh Kabupaten Pandeglang secara proporsional sesuai dengan peruntukkan pola ruangnnya 2) Tersebarnya Upaya Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana infrastruktur yang layak dan proporsional. 3) Terimplementasinya Penegakan Hukum yang adil secara transparan dan Proporsional 1) Strategi Persebaran Penanaman Modal 2) Pemetaan antara kawasan lindung dan kawasan budidaya 3) Pemetaan antara kawasan strategis dan kawasan nonstrategis 4) Penyusunan profil daya saing wilayah/kawasan 5) Penentuan daerah/kawasan potensi investasi 6) Penetapan paket kebijakan pemberianfasilitas/kemudaha n/ insentif bagi kawasan yang kurang menarik investasi Persebaran Penanaman Modal Tabel 3.5 Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-11

12 Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN 1) Tidak akuratnya data dan informasi (detail) profil dan potensi daerah 2) Belum fokusnya arah penanaman modal baik pada sektor/subsektor/ produk yang ada, selama ini inovasi penanaman modal masih diinisiasi oleh investor 3) Lemahnya kemampuan pemerintah daerah dalam menyediakan (pangan, infrastruktur, dan energi) yang layak dan berkelanjutan Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan Meningkatkan minat dan varian investasi di Kabupaten Pandeglang 1) Tersedianya data dan informasi potensi daerah secara komprehensif dan rinci 2) Terpetakannya grand desain ekonomi yang bisa mengakomodasi kepentingan PMA, PMDN, UMKMK 3) Terpetakannya kebijakan pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam mengelola Pangan, Infrastruktur, dan Energi yang bisa mengakomodasi kepentingan PMA, PMDN, UMKMK 1) Pemetaan lokus dan focus pengembangan komoditas pangan 2) Perhitungan surplus dan defisit pangan 3) pengkajian kebijakan penanganan surplus/defisit pangan 4) penentuan alternatif kebijakan pola investasi bidang pangan 1) pemetaan focus dan lokus kebutuhan infrastruktur kota 2) Perhitungan profit dan benefit pemenuhan kebutuhan infrastruktur 3) Penentuan alternatif kebijakan pola investasi bidang infrastruktur 4) Pengkajian penyiapan readiness criteria infrastruktur 1) pemetaan dan perhitungan kebutuhan/ketersediaan energi skala lokal, regional, nasional 2) perhitungan profit dan benefit pemenuhan kebutuhan energi lokal, regional, nasional 3) penentuan alternatif kebijakan pola investasi bidang energi 4) pengkajian dan penyiapan readiness criteria bidang energi Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi Tabel 3.6 Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan Penanaman Modal Berwawasan Lingkungan Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-12

13 VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN 1) lemahnya lembaga teknis terkait dalam mengendalikan, memulihkan, daya dukung lingkungan akibat aktivitas investasi dan lemahnya upaya penindakan investor yang merusak dan mencemari lingkungan karena tumpang tindihnya regulasi 2) lemahnya lembaga teknis terkait dalam memitigasi potensi perusakan dan pencemaran lingkungan yang dapat menimbulkan konflik horizontal antara investor dengan lingkungan maupun investor dengan masyarakat 3) Investasi yang dilakukan berpotensi menimbulkan perusakan dan pencemaran lingkungan, sehingga berpotensi menimbulkan konflik horizontal antara investor dengan lingkungan maupun investor dengan masyarakat, yang dampaknya dapat menimbulkan ekonomi biaya tinggi 4) lemahnya kesadaran investor dalam menjaga dan mendukung daya dukung lingkungan Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan dari aktivitas investasi 1) Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas lembaga yang berwenang dalam memitigasi, mengendalikan, memulihkan, daya dukung dan daya tampung lingkungan akibat aktivitas investasi 2) Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas lembaga yang berwenang dalam memitigasi, mengendalikan, memulihkan, daya dukung dan daya tampung lingkungan akibat aktivitas investasi 3) Meningkatnya kesadaran investor dalam menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah dan penegakan hukum 4) Meningkatnya kesadaran investor dalam menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah dan penegakan hukum 1) Penanaman modal yang mampu memulihkan dayadukung dan daya tampung lingkungan 2) Penanaman modal yang tidak menimbulkan polutan 3) Penanaman modal yang mampu mengendalikan perusakan lingkungan Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan Tabel 3.7 Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan Pemberdayaan UMKMK Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-13

14 VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN 1) UMKM dan Koperasi yang ada belum siap menjadi salah satu komponen sistem produksi investor 2) Investasi yang ada belum menempatkan UMKMK dan Koperasi sebagai salah satu komponen system produksinya (mitra usaha) 3) Keberadaan UMKM dan Koperasi belum menjadi materi bargaining investasi Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan 1) Menstimulasi peningkatan kapasitas dan kapabilitas UMKMK 2) Meningkatkan minat investor terhadap profil dan kinerja UMKMK 3) Melembagakan Profil dan Kinerja UMKMK kedalam materi bargaining investasi dengan investor 1) Meningkatnya aksessibilitas UMKMK terhadap sistem produksi penanam modal yang berdaya saing 2) Terintegrasinya UMKMK kedalam Sistem produksi penanam modal 3) Terlembagakannya Profil dan Kinerja UMKMK sebagai materi barganinging dengan Investor 1) Strategi naik kelas 2) Strategi aliansi Pemberdayaan UMKM dan Koperasi Tabel 3.8 Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan Pemberian Fasilitas Kemudahan & Insentif Penanaman Modal Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-14

15 VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN 1) kemudahan, fasilitas, dan insentif dinilai masih relevan dengan kebijakan pemerintah Kabupaten Pandeglang saat ini (RPJPD, RPJMD, dan Renstra; yaitu meningkatkan investasi dan memperbaiki iklim investasi) 2) kurangnya sosialisasi PP. 45 tahun 2008 bagi pelaku penanaman modal baik PMA, PMDN, UMKM-K, dan pelaku usaha lainnya 1) kemudahan, fasilitas, dan insentif belum sepenuhnya didasarkan pada PP. 45 tahun 2008, umumnya Kemudahan, fasilitas, dan insentif diberikan dengan dasar pertimbangan pragmatis (seperti PAD, serapan tenaga kerja, dll) Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna Menciptakan iklim penanaman modal yang produktif & berdaya saing Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing 1) Terintegrasikannya antara Pemberian kemudahan, fasilitas, dan insentif bagi penanam modal (PP 45 Tahun 2008) dengan arah kebijakan RPJPD, RPJMD, dan Renstra (Permendagri 54 Tahun 2010) dalam kerangka ekonomi makro daerah 2) Tersosialisasikan dan terimplementasikannya PP 45 Tahun 2008 kedalam aktivitas pelayanan perijinan penanaman modal 3) Terimplementasikannya PP 45 Tahun 2008 sebagai dasar pemberian kemudahan, fasilitas dan insentif bagi penanam modal secara konsisten 1) Menginisiasi utk menginventarisasi jenis fasilitas kemudahan dan insentif yang dapat diberikan kepada penanam modal sesuai dengan regulasi dan kelembagaan yang ada 2) Menginisiasi menyusun kriteria pemberian fasilitas, kemudahan, insentif bagi penanam modal 3) Menginisiasi berkoordinasi dan berkonsultasi dengan para pihak terkait, untuk menyusun kelembagaan atau mekanisme pemberian fasilitas, kemudahan, atau insentif Pemberian Fasilitas Kemudahan & Insentif Penanaman Modal Tabel 3.9 Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-15

16 VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN PANDEGLANG SEBAGAI PUSAT INVESTASI YANG SEHAT DAN MASLAHAT BERBASIS PARIWISATA DAN PERTANIAN ISU STRATEGIS MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN 1) promosi masih bersifat sektoral tanpa didukung data dan informasi yang detail dan akurat (misalnya: belum disertai asessment dari aspek kelayakan usaha, kapasitas produksi, biaya produksi, dll) 2) Tidak berkesinambungannya aktivitas promosi dengan aktivitas lainnya, (misalnya: perizinan, pelaporan, dll) Mewujudkan Penanaman Modal yang Inklusif dan Berkelanjutan Melayani Penanaman Modal dengan Paripurna Meningkatkan daya tarik dan minat investasi di Kabupaten Pandeglang Menciptakan Iklim Penanaman Modal yang Produktif & Berdaya Saing Tersedianya materi promosi investasi yang update, holistik, tematik, spasial, dan komprehensif Terintegrasinya Aktivitas Promosi dengan Aktivitas Pelayanan dan Perijinan 1. Pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam hal ini adalah (PTSP), menginisiasi menginventarisasi contain promosi dengan data spasial dan nonspasial yang akurat dan mutakhir 2. Pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam hal ini (PTSP), menginventarisasi target promosi baik dari aspek object, event, media, frequensi, skala global, naisonal, regional, dan lokal 3. Pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam hal ini adalah (PTSP), menginventarisasi dan mempersiapkan materi respon atas feed back yang mungkin akan muncul Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal Naskah Akademik RUPM Kabuaten Pandeglang3-16

BAB 6 KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB 6 KEBIJAKAN DAN STRATEGI BAB 6 KEBIJAKAN DAN STRATEGI 6.1. Perbaikan Iklim Penanaman Modal 6.1.1. Kebijakan Perbaikan Iklim Penanaman Modal Iklim penanaman modal dapat diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang diputuskan lembaga

Lebih terperinci

BAB 5 INDIKASI KEKUATAN, KELEMANAHAN, ANCAMAN, DAN PELUANG

BAB 5 INDIKASI KEKUATAN, KELEMANAHAN, ANCAMAN, DAN PELUANG BAB 5 INDIKASI KEKUATAN, KELEMANAHAN, ANCAMAN, DAN PELUANG Secara umum, Kabupaten Pandeglang memiliki ke empat faktor eksternal dan internal yang dimaksud diatas, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) merupakan dokumen perencanaan yang bersifat jangka panjang sampai dengan tahun 2036. RUPM berfungsi untuk mensinergikan & mengoperasionalisasikan

Lebih terperinci

BAB 8 PENUTUP. Manfaat Investasi terhadap Ekonomi

BAB 8 PENUTUP. Manfaat Investasi terhadap Ekonomi BAB 8 PENUTUP Penanaman Modal adalah kegiatan pengusaha dalam menanamkan modalnya untuk melakukan aktivitas ekonomi produktif di Kabupaten Pandeglang yang dapat dilakukan oleh pengusaha baik yang berasal

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

BAB 7 KONRIBUSI MANFAAT EKONOMI SOSIAL DAN LINGKUNGAN HIDUP BIDANG PENANAMAN MODAL

BAB 7 KONRIBUSI MANFAAT EKONOMI SOSIAL DAN LINGKUNGAN HIDUP BIDANG PENANAMAN MODAL BAB 7 KONRIBUSI MANFAAT EKONOMI SOSIAL DAN LINGKUNGAN HIDUP BIDANG PENANAMAN MODAL Penanaman Modal adalah kegiatan pengusaha dalam menanamkan modalnya untuk melakukan aktivitas ekonomi produktif di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja OPD (Renja OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode satu tahun, yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna meningkatkan kualitas manusia

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

BAB.I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB.I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB.I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang selama ini dicapai menunjukkan angka yang cukup menggembirakan. Namun jika

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANAA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SALATIGAA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANAA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SALATIGAA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANAA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SALATIGAA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Stratejik Badan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi perkembangan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh Rencana Umum Penanaman Modal Aceh Dr. Nazamuddin, SE, MA Universitas Syiah Kuala Salah Satu MISI PEMBANGUNAN ACEH RPJM 2012-2017 Mewujudkan Peningkatan Nilai Tambah Produksi Masyarakat dan Optimalisasi

Lebih terperinci

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA 5.1. Visi Pembangunan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

Lebih terperinci

Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4

Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4 Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4 1 Perencanaan Stratejik Perencanaan stratejik merupakan proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyakbanyaknya

Lebih terperinci

Teruskan. Visi dan Misi

Teruskan. Visi dan Misi Visi dan Misi Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kaimana Masa Bhakti 2105 2020 Matias Mairuma dan Ismail Sirfefa, SH., MH Teruskan 1. Pendahuluan Pembangunan yang berdampak adalah pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL TAHUN

RANCANGAN PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL TAHUN RANCANGAN PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL TAHUN 2017-2025 MENIMBANG Melaksanakan Pasal 7 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Rencana Umum Penanaman

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Proses Pembangunan Kabupaten Musi Rawas lima tahun ke depan tidak bisa dilepaskan dari capaian kinerja lima tahun terakhir, selain telah menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Kota

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH - 125 - BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan untuk mencapai Visi dan Misi selanjutnya dipertegas melalui strategi pembangunan daerah yang akan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam perumusan strategi didasarkan pada kriteria : 1. Strategi yang realistis untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan 2. Menganalisis dan mengevaluasi faktor faktor

Lebih terperinci

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS. BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum 1.4. Hubungan Hubungan Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.5.

Lebih terperinci

MENUJU BANGKA BERMARTABAT

MENUJU BANGKA BERMARTABAT MENUJU BANGKA BERMARTABAT TARMIZI SAAT BUPATI BANGKA DISAMPAIKAN PADA FORUM RENSTRA SKPD NOVILLA HOTEL, 21-22 MEI 2014 11/22/2016 1 MENGAPA HARUS BANGKA BERMARTABAT? 11/22/2016 2 POSISI BANGKA DALAM PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Visi dan Misi Provinsi Sulawesi Selatan Visi Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Visi dan Misi Provinsi Sulawesi Selatan Visi Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Provinsi Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018, merupakan gambaran, sikap

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan strategis organisasi adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana organisasi akan diarahkan, dan bagaimana pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Perangkat Daerah Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksana teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU 113 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU Bab ini menjelaskan dan menguraikan visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, sebagai

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum mengenai

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Malang 2014 SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1 Penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 2018 selaras dengan arahan Rencana pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah Kegiatan investasi pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kebijakan ekonomi makro, aspek sosial dan politik

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah beserta dengan perangkat kelengkapannya sejak penerbitan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI 1 BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa penanaman

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi Berdasarkan kedudukan, tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Perencanaan dan Perjanjian Kerja

Perencanaan dan Perjanjian Kerja BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kerja 2.1 Rencana Strategis Renstra Bappeda Litbang disusun adalah dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD BLHD a. Visi Dalam rangka mewujudkan perlindungan di Sulawesi Selatan sebagaimana amanah Pasal 3 Ung-Ung RI Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH TAHUN

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH TAHUN BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH TAHUN 2012-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa kebijakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi a. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kuantan Singingi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor: 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS) KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS) LATAR BELAKANG KONDISI KABUPATEN MAROS PASCA MDGs (RPJMD PERIODE 2010 2015) DATA CAPAIAN INDIKATOR MDGs TAHUN 2010 2015 MENUNJUKAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Sleman Tahun 2014 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2015-2016 dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN 5.1. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2013-2018, adalah rencana pelaksanaan tahap ketiga (2013-2018) dari Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu daerah penghasil sumber daya alam khususnya tambang. Kegiatan penambangan hampir seluruhnya meninggalkan lahan-lahan terbuka

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN BAB V VISI DAN MISI Secara Nasional, isu strategis yang telah dirumuskan pada RPJM nasionaldalam sembilan agenda prioritas dan dikenal dengan Nawa Cita adalah sebagai berikut: 1. Menghadirkan kembali Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Jogoroto Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana Instansi Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci