BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerabah merupakan hasil peninggalan budaya yang cukup tua dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerabah merupakan hasil peninggalan budaya yang cukup tua dalam"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerabah merupakan hasil peninggalan budaya yang cukup tua dalam sejarah kebudayaan manusia. Peranan gerabah sebagai salah satu benda hasil kebudayaan manusia sangatlah penting di dalam menggambarkan aspek-aspek kehidupan masyarakat, baik kehidupan ekonomi, sosial maupun religius. Gerabah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah barang-barang yang terbuat dari tanah liat yang kemudian dibakar dan berbentuk sebuah wadah. 1 Manusia mulai mengenal gerabah sejak dikenalnya tradisi bercocok tanam di daerah pedalaman dan tradisi mencari hasil laut di daerah pesisir lebih dari tahun yang lalu. 2 Para ahli berpendapat di dataran Eropa, gerabah dirasakan kebutuhannya sejak manusia mulai mengenal kehidupan bercocok tanam sekitar tahun SM. Sementara itu, di daerah Timur jauh kemungkinan sudah mengenal gerabah sekitar tahun SM. Gerabah muncul pada masa food gathering atau mencari makanan. Pada masa tersebut, masyarakat masih nomaden atau berpindah-pindah tempat mengikuti ketersediaan makanan di alam sekitar. Usaha mengumpulkan makanan memerlukan wadah sebagai tempat 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm Santoso Soegondho, Tradisi Gerabah di Indonesia; Dari Masa Prasejarah Hingga Masa Kini, (Jakarta: Himpunan Keramik Indonesia, 1995), hlm. 1. 1

2 2 persediaan makanan yang dikumpulkan. Oleh sebab itu, penggunaan wadah dari tanah liat pada masa tersebut memegang peran sangat penting. 3 Di Indonesia, gerabah telah ada sekitar 4000 tahun SM yang diperkirakan berasal dari Cina pada Zaman Neolitik. Teknik pembuatannya pun masih sederhana karena segala sesuatunya dikerjakan dengan tangan. Awalnya orang membuat gerabah untuk peralatan rumah tangga, misalnya kuali, tempayan, kendi dan lain-lain yang semuanya terbuat dari tanah liat yang dibakar. 4 Situs-situs arkeologi di Indonesia telah menemukan banyak tembikar atau gerabah yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga atau keperluan religius seperti upacara dan penguburan. Tembikar atau gerabah dari Zaman Neolitik ditemukan di Indonesia dan di antara yang paling awal ditemukan adalah yang terdapat pada lapisan teratas dari bukit-bukit di Sumatera. 5 Di Melolo (Sumba) banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang-belulang manusia. Terang bahwa dalam hal ini gerabah digunakan sebagai media upacara dan penguburan. 6 Tembikar atau gerabah yang paling sederhana dibentuk dengan hanya menggunakan tangan, yang berciri adonan kasar dan bagian pecahannya dipenuhi oleh jejak-jejak tangan (sidik jari). Selain itu, bentuknya kadang tidak 3 Budi Santosa dan Susilo Widodo, Gerabah dan Seni Hias Terakota Jawa Tengah, (Semarang: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Museum Jawa Tengah Ranggawarsito, 2010), hlm 9. 4 L. Widarto, Teknologi Tepat Guna Membuat Gerabah, (Kanisius, 1995), hlm Mukhlis PaEni (ed), Sejarah Kebudayaan Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm R. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I, (Yogyakarta: Kanisius, 1973), hlm 57.

3 3 simetris karena masih belum ditemukan roda landasan. 7 Selain dibuat dengan teknik tangan, tembikar atau gerabah yang lebih modern dibuat dengan menggunakan tatap batu dan roda putar. 8 Gerabah merupakan hasil kebudayaan masyarakat agraris, termasuk di Jawa yang masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Gerabah bisa disebut juga sebagai suatu benda yang terbuat dari tanah liat. Tanah liat tersebut biasanya didapatkan di daerah persawahan dan perkebunan yang ada di sekitar desa. Sebagian besar masyarakat menggunakan gerabah untuk peralatan rumah tangga. Selain itu, gerabah juga bisa digunakan untuk pernak-pernik bahkan hiasan untuk rumah. 9 Aktivitas pengrajin dan pemakai peralatan tradisional dari tanah liat dalam bentuk gerabah, dahulu hampir dapat dijumpai di berbagai kota di Jawa Tengah. Gerabah pada masyarakat di Jawa Tengah telah banyak mewarnai kehidupannya sejak lama. Namun, sekarang ini keberadaannya hanya dapat dijumpai di beberapa tempat, terutama pedesaan. Hal ini terkait erat dengan pemanfaatan gerabah tradisional serta bahan bakunya. Di samping itu, dari sisi para pengrajin tradisional, sektor usaha ini kurang menjanjikan untuk mencukupi kehidupan rumah tangga. 10 Kerajinan rumah tangga merupakan salah satu sumber lapangan kerja yang cukup potensial untuk dikembangkan, karena merupakan warisan budaya yang 7 Ibid., hlm L. Widarto, op.cit., hlm diakses pada tanggal 27 Agustus Budi Santosa dan Susilo Widodo, op.cit., hlm

4 4 ada pada setiap suku bangsa di Indonesia. 11 Kerajinan rumah tangga pada hakekatnya masih bertahan dalam struktur perekonomian Indonesia, bahkan dari waktu ke waktu senantiasa menunjukkan tingkat perkembangan yang mengesankan. Sebagian besar populasi kerajinan rumah tangga berlokasi di daerah pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan pertanian yang relatif berkurang, kerajinan rumah tangga merupakan jalan keluar. Selain itu, beberapa jenis kegiatan kerajinan rumah tangga banyak menggunakan bahan baku dari sumbersumber di lingkungan terdekat sehingga biaya produksi dapat ditekan rendah. 12 Keberadaan industri atau kerajinan rumah tangga yang berkembang di daerah pedesaan Jawa pada mulanya dikerjakan secara sampingan. Pada umumnya, masyarakat Jawa menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Selama selang waktu antara masa tanam dan masa panen, para petani umumnya masih menganggur. Hal ini mendorong para petani melakukan pekerjaan yang bersifat sampingan dan mampu menghasilkan sesuatu. Namun, pada saat ini banyak dijumpai kenyataan bahwa pekerjaan tersebut justru menjadi mata pencaharian pokok karena dirasa lebih menguntungkan daripada bekerja di sektor pertanian. Pekerjaan diluar sektor pertanian, para petani ini menyesuaikan diri dengan lingkungan alam sekitarnya. 11 Iskandar Sabirin dan Husni Hasan, Perajin Tradisional di Propinsi Daerah Istimewa Aceh, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Penelitian, Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, 1992), hlm Irsan Azhary Saleh, Industri Kecil: Sebuah Tinjauan dan Perbandingan, (Jakarta: LP3ES, 1986), hlm

5 5 Masyarakat pedesaan yang bekerja pada sektor industri kecil dan kerajinan rakyat merupakan salah satu alternatif atau pilihan yang tepat di luar sektor pertanian. Meskipun sampai saat ini masih banyak industri kecil dan kerajinan rakyat yang hanya merupakan pekerjaan sambilan dalam keluarga. Kondisi ini yang kemudian mengakibatkan produktivitasnya kurang apabila dibandingkan dengan sumber daya manusia yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai. 13 Klaten adalah salah satu daerah penghasil kerajinan yang cukup besar. Berbagai barang-barang kerajinan tangan banyak dihasilkan oleh masyarakat Klaten. Salah satunya adalah di Desa Melikan. Desa Melikan terletak di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Di daerah ini terkenal sebagai penghasil gerabah yang masih aktif dan mampu bertahan pada industri kerajinan gerabahnya. Desa Melikan merupakan desa kerajinan gerabah yang sudah terkenal dengan produksi gerabahnya yang unik dan khas. Sebagian besar masyarakatnya terjun ke dalam industri kerajinan gerabah, baik itu sebagai pengusaha maupun pengrajin. Kerajinan gerabah telah menjadi tradisi, atribut dan identitas sosial dan budaya masyarakat Melikan. Gerabah Melikan dikembangkan dalam sejarah penciptaan yang panjang. Keterampilan membuat gerabah telah dimiliki oleh masyarakat Desa Melikan sejak berabad-abad yang lalu. Para leluhur mereka mewariskan keterampilan itu secara turun-temurun dalam suatu sistem pewarisan keterampilan. 1983, hlm Soeri Soeroto, Sejarah Kerajinan di Indonesia, Prisma, No. 6 Agustus

6 6 Industri kerajinan gerabah sudah lama berperan dalam kehidupan masyarakat Desa Melikan. Di daerah tersebut banyak dijumpai pengrajin gerabah. Sebagian besar dari mereka merupakan keturunan dari orang-orang yang mempunyai pekerjaan serupa. Oleh sebab itu, Desa Melikan menjadi daerah sentra industri gerabah. Keberadaan gerabah di Desa Melikan sampai saat ini masih dipercaya sejak jaman dulu bahkan sejak ratusan tahun yang lalu. Gerabah Melikan sendiri tidak bisa dilepaskan dari Ki Ageng Pandhanarang II, seorang tokoh penyiar agama Islam di daerah Bayat. Ditengarai di kompleks Pandhanarang tersebut terdapat sebuah tempat air wudhu yang masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Gentong Sinogo. Teknik pembuatan gerabah pada umumnya ada dua, yaitu teknik hand wheel atau kick wheel atau yang biasa disebut teknik putar dan dengan cara dicetak. 14 Namun, teknik yang digunakan dalam pembuatan gerabah di Desa Melikan unik dan berbeda, yaitu dengan teknik perbot miring. Penggunaan teknik perbot miring tersebut mengandung makna filosofis yang terkait dengan adat Jawa. Keberadaan teknik perbot miring kemudian menarik perhatian seorang profesor dari Universitas Kyoto Seika, Jepang, bernama Chitaru Kawasaki untuk melakukan penelitian pada tahun 1990-an. Sejak itu, pengrajin gerabah di Desa Melikan mulai mengembangkan produk gerabah melalui desain-desain yang dihasilkan tanpa mengurangi kualitas dan nilai hasil kerajinan gerabah khas Desa 14 Dani Hamdan, Kondisi Usaha Kecil dan Mikro di Daerah Bencana Alam; Potret Pengrajin Gerabah di Pundong Kabupaten Bantul, Jurnal Analisis Sosial Vol. 12, nomor 1, Maret 2007, hlm. 6.

7 7 Melikan. Pada perkembangannya, industri kerajinan gerabah memberikan dampak terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakatnya. Industri kerajinan gerabah di Desa Melikan memiliki keunikan pada warna gerabahnya yang membedakan dengan industri kerajinan gerabah lainnya, seperti di Kasongan. Gerabah yang dihasilkan di Desa Melikan berwarna coklat polos kehitam-hitaman setelah dibakar. Oleh karena itu, warna gerabah tersebut menjadi ciri khas gerabah Desa Melikan yang tetap mempertahankan teknik pembuatan dan produk gerabahnya yang tradisional. Dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dilihat dari teknik pembuatan gerabahnya yang unik dan tradisional, ciri khas warna gerabah Melikan dan perubahan yang terjadi di dalam masyarakatnya, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti sejarah sosial ekonomi pedesaan, yaitu mengenai dinamika sosial ekonomi masyarakat pengrajin gerabah di Desa Melikan tahun B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang keberadaan industri kerajinan gerabah di Desa Melikan? 2. Bagaimana perkembangan industri kerajinan Gerabah di Desa Melikan tahun ?

8 8 3. Bagaimana pengaruh industri kerajinan gerabah terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Melikan tahun ? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui latar belakang keberadaan industri kerajinan gerabah di Desa Melikan. 2. Mengetahui perkembangan industri kerajinan gerabah di Desa Melikan tahun Mengetahui pengaruh industri kerajinan gerabah terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Melikan tahun D. Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini di antaranya adalah sebagai bahan informasi mengenai dinamika kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pengrajin khususnya pengrajin gerabah di Desa Melikan ( ). Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi peneliti lain terhadap segala bentuk perubahan yang dilakukan masyarakat pengrajin dalam menjaga eksistensi kerajinan rumah tangga. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi historiografi sejarah sosial-ekonomi pedesaan. E. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini, menggunakan beberapa literatur dan referensi yang relevan dan menunjang tema yang dikaji. Literatur tersebut akan dijadikan bahan

9 9 acuan untuk mengkaji, menelusuri dan mengungkap pokok permasalahan. Literatur dan referensi yang digunakan antara lain: Kuntowijoyo dalam bukunya Budaya dan Masyarakat (1987). Buku ini membahas tentang bagaimana pengalaman masyarakat tradisional agraris menuju suatu masyarakat yang bertatanan baru. Buku tersebut juga memaparkan berbagai faktor dan kendala, juga memberikan perbandingan sejarah perkembangan masyarakat yang tergolong maju. Di samping itu, membahas adanya perbenturan nilai-nilai masyarakat dan pergeseran nilai budaya. Buku ini dapat dijadikan tinjauan mengenai masa transisi masyarakat tradisional pedesaam menuju masyarakat baru yang berkembang. Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi (2009). Buku tersebut membahas mulai dari definisi kebudayaan, adat-istiadat, unsurunsur dalam kebudayaan, dan integrasi kebudayaan. Buku ini juga menjelaskan mengenai dinamika masyarakat dan kebudayaan, dimana mobilitas yang terjadi di dalam masyarakat berasal dari perkembangan yang terjadi pada kehidupan kebudayaannya dan proses belajar dari kebudayaan yang dimiliki. Gerabah adalah salah satu bentuk perwujudan dari unsur kebudayaan universal. Keberadaan gerabah terkait dengan wujud unsur kebudayaan yang identik dikaitkan sebagai falsafah hidup, nilai tradisi, mitologi, mata pencaharian, sistem kepercayaan, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, buku ini dapat digunakan sebagai tinjauan bagi penulisan skripsi ini mengenai potensi masyarakat pengrajin Desa Melikan dalam meningkatkan mobilitas kehidupannya dengan kebudayaan yang dimiliki, yaitu industri kerajinan gerabah.

10 10 Soedjito Sosrodiharjo dalam bukunya Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Industri (1991). Buku ini menguraikan gambaran tentang berbagai masalah yang mengakibatkan suatu masyarakat bergerak menuju masyarakat industri. Buku tersebut juga menyebutkan bahwa peningkatan dalam bidang keterampilan dan pengetahuan transformasi dari masyarakat tradisional agraris ke masyarakat industri membutuhkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Maka, perubahan kebiasaan agraris ke arah modern sudah menjadi suatu keharusan. Berdasarkan penjelasan di atas, buku ini dapat dijadikan tinjauan karena masyarakat pengrajin gerabah di Desa Melikan tampaknya bisa dikatakan sebagai masyarakat industri, meskipun masih tergolong industri kerajinan rumah tangga. Irsan Azhary Saleh dalam bukunya Industri Kecil; Sebuah Tinjauan dan Perbandingan (1986). Buku ini menguraikan tentang beberapa aspek perekonomian yang turut mengambil peran terhadap dinamika serta permasalahan sub-sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Buku tersebut juga memberikan penjelasan mengenai suatu bentuk penajaman terhadap pentingnya eksistensi industri kecil dan kerajinan rumah tangga di dalam perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, buku ini menjadi tinjauan dalam memberikan gambaran mengenai industri kerajinan rumah tangga khususnya peran industri kerajinan gerabah di dalam perekonomian masyarakat di Desa Melikan. M. Dawam Rahardjo dalam bukunya Transformasi Pertanian Industrialisasi dan Kesempatan Kerja (1984). Buku ini membahas mengenai transformasi masyarakat agraris menuju industrialisasi pedesaan yang diuraikan

11 11 pada sektor industri kecil dan industri kerajinan rakyat. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk menampung tenaga kerja. Buku tersebut dapat dijadikan tinjauan bagi penulisan skripsi ini mengenai permasalahan industri kerajinan rakyat dan perkembangan suatu budaya masyarakat. Yodi Rohadianto dalam skripsi yang berjudul Eksistensi Pengrajin Gerabah Pada Era Teknologi Modern (Studi Kasus Masyarakat Pengrajin Gerabah di Dusun Pagerjurang, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten). Skripsi ini menjelaskan secara rinci bagaimana relasi sosial yang terjalin antar sesama pengrajin gerabah di Desa Melikan dan strategi bertahan dalam melangsungkan usaha kerajinan gerabah pada era modern saat ini. Berdasarkan penjelasan di atas, skripsi Yodi Rohadianto ini dapat dijadikan tinjauan dalam memberikan gambaran mengenai eksistensi inndustri kerajinan gerabah di Desa Melikan. Novita Wahyuningsih dalam tesis yang berjudul Keberadaan Kendi Melikan. Tesis ini memaparkan secara terperinci mulai dari kehidupan masyarakat Desa Melikan sampai pada perkembangan jenis produksi gerabah Melikan, terutama perkembangan desain kendi yang merupakan bentuk dasar dari berbagai jenis gerabah di Desa Melikan. Tesis tersebut dapat dijadikan referensi bagi penelitian ini karena sangat membantu dalam memahami industri kerajinan gerabah di Desa Melikan. Joko Lulut Amboro dalam tesis yang berjudul Inovasi Desain Kerajinan Gerabah Bayat di Dukuh Pagerjurang, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Tesis ini juga dapat dijadikan referensi

12 12 karena apa yang menjadi bahasan dalam tesis tersebut bisa digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini. Beberapa laporan atau hasil-hasil penelitian yang sudah ada berkaitan dengan keberadaan industri kerajinan gerabah di Desa Melikan belum membahas mengenai sosial dan ekonomi masyarakatnya. Sementara itu, keberadaan industri kerajinan gerabah dalam desain-desain baru menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, tidak hanya pada aspek bentuk, produksi, pemasaran, dan teknologi produksi, akan tetapi pada perkembangannya tersebut juga berdampak terhadap konteks sosial dan ekonomi, sehingga permasalahan tersebut sangat menarik untuk dikaji lebih dalam. Oleh karena itu, dalam penulisan ini, permasalahan tersebut akan dikaji dan diharapkan akan menambah wacana bagi para pembaca, khususnya mengenai dinamika sosial ekonomi masyarakat pengrajin gerabah di Desa Melikan tahun F. Metode Penelitian Metode penelitian adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Pemilihan periodesasi tahun 1980 adalah masa perintisan industri kerajinan gerabah di Desa Melikan. Selanjutnya, batasan pemilihan tahun 2006 adalah terjadinya gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya, termasuk wilayah Desa Melikan. Gempa tersebut memberikan dampak pada berhentinya sementara proses produksi industri kerajinan gerabah di Desa Melikan, yaitu rusaknya tungku pembakaran pengrajin.

13 13 Metode yang dapat digunakan dalam penulisan ini ialah metode sejarah. Metode sejarah adalah kumpulan prinsip-prinsip atau aturan yang sistematis, dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan-bahan untuk penulisan sejarah, menilai secara kritis dan menyajikan suatu sintesa dalam bentuk tulisan. 15 Adapun proses ini terdiri atas beberapa tahap: 1. Heuristik Heuristik merupakan tahap pengumpulan data. Dalam penulisan ini teknik yang digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan studi dokumen dan studi pustaka. a. Studi Dokumen Studi dokumen dalam hal ini adalah suatu cara untuk mendapatkan data primer atau data sejaman atau sumber utama dari tangan pertama yang bisa digunakan untuk menceritakan peristiwa tersebut. Studi dokumen mempunyai arti metodologis yang sangat penting, selain menyimpan sejumlah besar fakta dan data sejarah, studi dokumen ini juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan, apa, kapan dan mengapa. 16 Studi dokumen dibedakan menjadi dua, yaitu dokumen dalam arti sempit dan dokumen dalam arti luas. 17 Dokumen dalam arti sempit adalah kumpulan data verbal dalam bentuk tulisan seperti surat kabar, catatan harian, laporan dan lain- 15 Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Sejarah; Suatu Pengalaman, (Jakarta: Yayasan Idayu, 1978), hlm Sartono Kartodirjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia; Suatu Alternatif, (Jakarta: Gramedia, 1982), hlm Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm 98.

14 14 lain. Dokumen dalam arti luas adalah termasuk di dalamnya foto-foto, artefak, film dan sebagainya. Studi dokumen yang digunakan dalam penulisan ini adalah surat kabar sezaman Kedaulatan Rakyat tahun 1988 yang diperoleh dari Monumen Pers Nasional dan dokumen kependudukan tahun 1988 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klaten. b. Studi Pustaka Studi pustaka digunakan sebagai penunjang dan pelengkap data-data serta referensi berupa majalah, artikel, laporan penelitian dan karya ilmiah yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Studi pustaka dalam penulisan ini diperoleh dari Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Prodi Sejarah, dan Perpustakaan Monumen Pers. c. Wawancara Wawancara adalah suatu cara yang dipergunakan untuk tujuan tertentu dan mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang lain. Cara ini berguna untuk mendapatkan sumber lisan dari orang yang mengalami peristiwa itu. 18 Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam untuk memperoleh gambaran tentang permasalahan yang dikaji terutama mengenai dinamika sosial ekonomi masyarakat pengrajin gerabah di Desa Melikan tahun Pada penulisan ini terdapat dua cara wawancara, yakni wawancara untuk mendapatkan keterangan dan data dari individu-individu tertentu untuk keperluan informasi, dan wawancara untuk mendapatkan keterangan mengenai 18 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm

15 15 data diri pribadi, pandangan dari individu yang diwawancarai untuk keperluan komparatif. Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang berkompeten terhadap materi yang sedang dikaji di antaranya dengan carik desa, tokoh masyarakat setempat, dan para pengrajin gerabah di Desa Melikan. 2. Kritik Sumber Kritik sumber merupakan tahap menganalisis keaslian sumber yang digunakan, baik dari bentuknya (kritik ekstern) maupun isinya (kritik intern) dengan cara menbandingkan antara sumber yang satu dengan sumber lain yang relevan. Dalam hal kritik sumber, penulisan ini juga memikirkan unsur-unsur yang relevan dalam sumber dokumen. Mengenai tingkat kredibilitas sumber dokumen, tidak hanya terbatas pada apa yang sungguh terjadi tetapi juga memperhatikan unsur-unsur yang paling dekat dengan apa yang sungguh terjadi sejauh dapat diketahui berdasarkan penyelidikan kritis terhadap sumber yang ada. Berhubungan dengan penulisan ini, data yang digunakan yaitu mengutamakan sumber wawancara dan dokumen, maka perlu ditegaskan mengenai tingkat kredibilitas sumber melalui kritik sumber. 3. Interpretasi Interpretasi yaitu tahap menganalisis data yang diperoleh dari sumber tertulis dan lisan untuk memperoleh fakta yang terjadi dalam sebuah peristiwa. Setelah melakukan kritik sumber, diperoleh banyak sekali informasi yang dapat disusun fakta-fakta sejarah yang dapat dibuktikan kebenarannya. Berbagai fakta sejarah yang lepas satu sama lain itu harus dirangkaikan dan dihubung-hubungkan hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.

16 16 4. Historiografi Historiografi yaitu penulisan sejarah yang merupakan rangkaian dari faktafakta yang telah dianalisis dan diinterpretasi sebagai satu kesatuan yang utuh berdasarkan fakta yang ditemukan dengan menerapkan model teoritis yang sesuai. 19 G. Sistematika Penulisan Untuk memberikan suatu gambaran yang terperinci, penulisan ini disusun sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II, mendeskripsikan mengenai gambaran umum Desa Melikan yang terdiri dari sejarah Desa Melikan, lokasi dan luas Desa Melikan meliputi kondisi geografis dan kondisi penduduk. Selanjutnya, bab ini juga mendeskripsikan mengenai sejarah gerabah Melikan, latar belakang keberadaan perbot miring, dan folklor Sunan Pandhanarang. Bab III, mengenai perkembangan industri kerajinan gerabah di Desa Melikan Tahun Bab ini terdiri dari tiga sub bab. Pertama, perkembangan industri kerajinan gerabah di Desa Melikan tahun meliputi pengrajin gerabah, teknologi produksi, jenis produksi dan pemasaran gerabah. Kedua, perkembangan industri kerajinan gerabah di Desa Melikan tahun 19 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logus Wacana Ilmu, 1999), hlm 64.

17 meliputi pengrajin gerabah, jenis produksi, dan pemasaran gerabah. Ketiga, proses pembuatan gerabah di Desa Melikan yang meliputi dari pengolahan tanah sebagai bahan dasar, pembentukan gerabah, finishing, pengeringan gerabah dan pembakaran gerabah. Bab IV, membahas mengenai dinamika kehidupan sosial ekonomi masyarakat pengrajin di Desa Melikan tahun Pada bab ini juga dibagi menjadi tiga sub bab. Pertama, etos kerja pengrajin. Kedua, perubahan sosial ekonomi masyarakat pengrajin gerabah yang terdiri dari perubahan sosial meliputi stratifikasi sosial dan pola interaksi sosial, serta perubahan ekonomi yang meliputi peningkatan taraf hidup dan peningkatan sistem nilai ekonomi. Ketiga, peranan industri kerajinan gerabah terhadap pembangunan masyarakat di Desa Melikan diantaranya adalah mengurangi pengangguran, pembangunan sarana dan prasarana, serta pariwisata. Bab V, Kesimpulan, yang merupakan hasil temuan penelitian dan merupakan jawaban dari rumusan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan orang lain dalam bertahan hidup. Manusia selalu hidup berkelompok dalam suatu masyarakat, dan itu artinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan digunakan sebagai benda pragmatis, yaitu benda keramik yang berorientasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan digunakan sebagai benda pragmatis, yaitu benda keramik yang berorientasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keramik merupakan benda hasil kerajinan tangan. Awalnya diciptakan dan digunakan sebagai benda pragmatis, yaitu benda keramik yang berorientasi pada segi utilitas

Lebih terperinci

GERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI. Oleh: Andik Suharyanto

GERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI. Oleh: Andik Suharyanto GERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI Oleh: Andik Suharyanto Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan

Lebih terperinci

DINAMIKA KERAJINAN BONGGOL JATI DI DESA BANGUNREJO KIDUL, KEC. KEDUNGGALAR, KAB. NGAWI, PROVINSI JAWA TIMUR

DINAMIKA KERAJINAN BONGGOL JATI DI DESA BANGUNREJO KIDUL, KEC. KEDUNGGALAR, KAB. NGAWI, PROVINSI JAWA TIMUR DINAMIKA KERAJINAN BONGGOL JATI DI DESA BANGUNREJO KIDUL, KEC. KEDUNGGALAR, KAB. NGAWI, PROVINSI JAWA TIMUR (Studi Sejarah Sosial-Ekonomi Tahun 1997-2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan 18 III METODE PENELITIAN 1. Metode yang digunakan Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan suatu pengetahuan dan serta untuk menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa Tengah mempunyai potensi yang tidak kalah pentingnya dengan daerah-daerah lain di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kebudayaan tersebut terlihat ketika masyarakat pada masa itu mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan kebudayaan tersebut terlihat ketika masyarakat pada masa itu mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara hidup manusia yang berkembang merupakan salah satu bukti adanya peradaban dan kebudayaan pada kehidupan masyarakatnya. Adanya peradaban dan kebudayaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sofyan Alamhudi, 2014 Kajian Visual Celengan Gerabah Di Desa Arjawinangun Blok Posong Kabupaten Cirebon

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sofyan Alamhudi, 2014 Kajian Visual Celengan Gerabah Di Desa Arjawinangun Blok Posong Kabupaten Cirebon BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak zaman dahulu selalu melakukan banyak hal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dari kebutuhan pokok hingga kepuasan batin. Banyak teori yang mengemukakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HOME INDUSTRY INCOME RELATIONSHIP WITH PROSPERETY LEVEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada dalam kelompok, komunitas, atau masyarakatnya (Mutakin, 2002:1). Tentu saja manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. Pembangunan industri ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia keramik sudah dikenal sejak jaman dahulu. Keramik disebut juga gerabah, termasuk bata dan genteng. Bata dan genteng sudah digunakan sejak jaman majapahit. Terbukti dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang peranan penting bagi keseluruhan perekonomian Nasional. Hal ini, dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti I. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang penting, hal ini dikarenakan metode merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena 17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai III. METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan untuk pengusaha guna mempertahankan kontinuitas

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan untuk pengusaha guna mempertahankan kontinuitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami kemajuan yang pesat. Sektor industri kecil terutama industri rumah tangga mulai bermunculan. Persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya terhadap masyarakat yang hidup di sekitarnya merupakan hal yang menarik karena moci merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Kondisi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Kondisi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang kaya akan aset budaya seperti peninggalan bersejarah (artefak), tarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kebudayaan yang masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya mempunyai kegiatan utama yang bergerak dibidang pertanian, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari pembangunan yang terjadi pada sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan nantinya adalah jenis penelitian lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan 13 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta dan peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang menunjang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan 25 III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau yang sering disebut dengan metode. Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka langkah-langkah

Lebih terperinci

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan sumber daya alam mineral. Berbagai macam bahan mineral yang banyak ditemukan diantaranya berupa batuan sedimen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan bangsanya. Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan Soeharto adalah pemerintahan yang berlangsung selama kurang lebih 32 tahun. Dalam memerintah, Soeharto terkenal dengan ketegasannya. Di bawah pemerintahannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu.

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam suatu penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di Indonesia. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1).

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1). 17 III. METODE PENELITIAN Metode dalam sebuah penelitian merupakan langkah penting karena metode dapat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian. Metode berasal dari bahasa Yunani methodos berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki ribuan pulau dan lautan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki ribuan pulau dan lautan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki ribuan pulau dan lautan yang luas, mempunyai kekayaan alam yang sangat berlimpah. Hal ini membuat Indonesia kaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai

BAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keramik merupakan salah satu kerajinan rakyat yang dikembangkan secara turun temurun diciptakan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia, terutama berfungsi sebagai peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tedi Fedriansah, 2015 SENI KERAJINAN GERABAH BUMIJAYA SERANG BANTEN Universitas Pendidikan Indonesia \.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Tedi Fedriansah, 2015 SENI KERAJINAN GERABAH BUMIJAYA SERANG BANTEN Universitas Pendidikan Indonesia \.upi.edu perpustakaan.upi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Gerabah merupakan salah satu kerajinan tradisional yang perlu dilestarikan dan menjadi salah satu bentuk buah karya sekaligus tradisi nenek moyang yang dibuat turun

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengertian Metodologi Dalam melakukan suatu penelitian, dapat digunakan berbagai macam metode, dimana metode tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Ambarawa-Bawen dengan pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah: 1. Sekolah Pendidikan Guru Mendut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Sentang adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Beberapa perempuan di Desa Sentang memiliki keahlian dalam membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Indonesia kaya akan seni dan budaya, dari sekian banyak seni dan budaya yang terdapat di Indonesia salah satunya adalah seni kriya dari bahan lidi. Penggarapan produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dari tanah liat. Keramik pada awalnya berasal dari bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dari tanah liat. Keramik pada awalnya berasal dari bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keramik atau tembikar adalah suatu bentuk dari tanah liat yang mengalami proses pembakaran. Keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi yang menghasilkan

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti 25 III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti hendaknya, menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.

Lebih terperinci

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena 21 A. Metode yang digunakan Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan yang. dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan yang. dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu penelitian. Menurut Maryaeni (2005 : 58) metode adalah cara yang ditempuh peneliti

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI GERABAH KAWASAN DANAU SENTANI

BENTUK DAN FUNGSI GERABAH KAWASAN DANAU SENTANI BENTUK DAN FUNGSI GERABAH KAWASAN DANAU SENTANI Hari Suroto (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract Based on the research done, earthenware is found in Sentani Lake. The earthenware which is found in pieces,

Lebih terperinci

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabupaten Bantul memiliki banyak industri kerajinan yang dapat ditawarkan menjadi objek wisata alternative meliputi bermacam wisata alam, budaya, pendidikan dan lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dengan arus lalu lintas transportasi. Semua kebutuhan dan kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari

BAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari 8 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Gerabah The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari bahasa Yunani (greeak) keramikos menunjuk pada pengertian gerabah; keramos menunjuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam interaksinya tersebut, manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling berhubungan, karena pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara Benua Asia Tenggara dan Australia

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara Benua Asia Tenggara dan Australia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Republik Indonesia ialah sebuah Negara Kepulauan yang juga disebut sebagai Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara Benua Asia Tenggara dan Australia

Lebih terperinci

POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL

POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL TUGAS AKHIR O l e h : E k o P r a s e t y o L2D 000 415 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa memiliki peran penting bagi perkembangan bangsa itu sendiri. Hal ini menunjukkan pentingnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian

BAB I PENDAHULUAN. Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian selalu tumbuh dan berkembang, seiring dengan perkembangan yang ada pada kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan ekonomi yang bersifat kerakyatan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, lebih fokus untuk tujuan mengurangi kemiskinan, pengangguran, kesenjangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia prasejarah maupun saat ini memerlukan tempat tinggal. Manusia prasejarah mencari dan membuat tempat untuk berlindung yang umumnya berpindah-pindah / nomaden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Perkebunan-perkebunan besar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Di dalam penelitian, maka metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Dimana menurut Winarno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan sebuah kota, merupakan topik yang selalu menarik untuk dikaji, karena memiliki berbagai permasalahan kompleks yang menjadi ciri khas dan membedakan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka dimana, sebagian besar interaksi adalah sekelompok manusia yang bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang memiliki keberagaman kehidupan dengan berbagai macam peristiwa sejarah. Salah satunya adalah sejarah perusahaan

Lebih terperinci