Indonesia sangatlah banyak salah satunya yaitu pelajaran mengenai kalimat, paragraf, kata, dan sastra (pantun, syair, drama, cerpen dan lainya).

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS IV SD NEGERI 111 PEKANBARU Rahyuningsih 1, Otang Kurniaman, M.Pd 2, Zulkifli.Drs,S.Pd 3 Abstract The research was conducted with the aim to improve the ability to write rhymes fourth grade students of SDN 111 Pekanbaru by applying directly to the learning model SDN 111 fourth grade students Pekanbaru. Teachers activities first encounter with the percentage of first cycle of 55%, 75% the second meeting. The first meeting of the second cycle of teacher activity percentages of 85% and at the second meeting have increased the percentage of 95%. At the first meeting of the percentage of student activity cycle I 55%, the second meeting of the first cycle of 65% the percentage of student activity. While at the first meeting of the second cycle of 75% and percentage of student activity at the second meeting of the second cycle of 85%. Based on preliminary data average grade students' writing rhymes IV SDN 111 Pekanbaru known only success percentage of 60.4 and 32.4%. Average increase obtained after implementing the learning model directly in the first cycle UH I obtained the average increase is 78.4 percentage of students who completed 78.3%. While at UH II second cycle averages increased to 86.0 and the percentage of students who completed 91.8%. Based on these results the application of learning models directly in the eyes of Indonesian language study can improve the ability to write rhymes fourth grade students of SDN 111 Pekanbaru. Keywords: Direct Learning Model, Capability Writing Rhymes A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Berdasarkan Kurikulum Sekolah Dasar (Dekdikbud 1994), Pembelajaran Bahasa Indonesia lebih ditekankan pada empat aspek kemampuan berbahasa: (1) Membaca (2) Menyimak, (3) Menulis,(4) Berbicara. Keempat aspek ini hendaknya harus betul-betul dikuasai oleh siswa agar siswa mampu menggunakan bahasa lisan 1 maupun tertulis untuk berkomunikasi. sedangkan secara rincinya pelajaran bahasa Indonesia sangatlah banyak salah satunya yaitu pelajaran mengenai kalimat, paragraf, kata, dan sastra (pantun, syair, drama, cerpen dan lainya). 1. Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau,Nim , ayue08_luph@yahoo.com 2. Dosen pembimbing 1, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, kurniaman_otang@yahoo.com 3. Dosen pembimbing II, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1

2 Menurut Kurniaman dan Hamizi (2009: 2) sastra adalah teks yang mengandung intruksi atau pedoman. salah satu sastra adalah menulis pantun. Sebelum menggolongkan jenis-jenis pantun, guru bisa memberikan contoh atau penjelasan tentang pantun agar para siswa mengerti dan mampu mengapresiasikannya. Menulis pantun selain menambah kemampuan dalam berbahasa juga mendapatkan keindahan dan berekspresi sesuai dengan isi pantun. Pantun adalah puisi lama yang termasuk dalam salah satu bagian sastra, pantun dapat diartikan sebagai karya sastra yang disusun dari rangkaian kata dan membentuk baris dan bait, bait adalah gabungan baris dalam puisi. Melalui pantun sesorang dapat menuangkan segala perasaannya, baik dalam keadaan sedih, senang, maupun untuk menyampaikan nasihat kepada seorang. Pantun bisa digunakan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja dan orang tua. Pantun juga bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan atau posisi masing-masing kelompok masyarakat, bahkan pantun bisa digunakan sebagai media komunikasi dan hiburan. Begitu besar peran pantun, maka dari itu pantun harus dilestarikan, agar tidak punah. Menurut hasil wawancara peneliti kepada Ibu Elly Agustina, S.Pd, SD selaku guru kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 111 Pekanbaru yang mengajar pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam kemampuan menulis pantun ternayata siswa masih rendah dalam menulis pantun kemapuan. Dari 37 siswa hanya 12 orang siswa mendapatkan nilai di atas kriteria keteuntasan minimum (KKM) dengan rata-rata 54.9% sementara sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimum untuk kemampuan menulis adalah 68. Dari empat kemampuan berbahasa, menulis merupakan kemampuan yang lebih rumit dari tiga kemampuan berbahasa lainnya disebabkan antara lain: 1. Kurangnya pengetahuan siswa tentang menulis pantun 2. Guru kurang memberikan variasi dalam model pembelajaran 3. Kurangnya minat siswa dalam menulis pantun, oleh sebab itu, perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu usaha untuk menimbulkan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang melibatkan siswa. Banyak sekali model pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan siswa. Dan salah satu model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung adalah Menurut Arends dalam Trianto (2007:29) pembelajaran langsung adalah salah satu model mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. 2

3 Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas IV SD Negeri 111 Pekanbaru. 2. Rumusan Masalah Apakah penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan manulis pantun siswa kelas IV SD Negeri 111 Pekanbaru. 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SDN 111 Pekanbaru dengan penerapan model pembelajaran langsung. 2. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: a. Bagi siswa, Untuk lebih mudah memahami menulis pantun, meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis pantun. b. Bagi guru SD Dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran, c. Bagi sekolah Dapat dijadikan sebagai bahan masukkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah d. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan berpijak untuk penelitian dalam ruang lingkup yang lebih luas. 3. Hipotesis Tindakan Jika diterapkan model pembelajaran langsung, maka dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri 111 Pekanbaru B. Metode Penelitian Penelitian ini berlokasi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 111 Pekanbaru.Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/2012 di kelas IV. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini tanggal 21 April sampai 1 Mei 2012, Subjek Penelitian ini dilakukan di SDN 111 Pekanbaru tahun pelajaran 2011/2012. subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 37 orang 21 orang lakilaki dan 16 orang perempuan. 1. Desain Penelitian Menurut E.Mulyasa (2009: 10) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan sebuah upaya yang ditujukan untuk memperbaiki keadaan (proses kerja) atau memecahkan masalah yang dihadapi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dalam merencanakan dan merefleksi hasil tindakan. 3

4 Menurut berikut: Arikunto ( 2008: 16) siklus PTK dapat digambarkan sebagai Refleksi Awal Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pengamatan Pelaksana Gambar 3.1. Tipe Penelitian Tindakan Kelas Arikunto (2008: 16) 2. Instrumen Penelitian? Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes terhadap kemampuan siswa dalam menulis pantun. Sedangkan lembar pengamatan terdiri dari lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengamati aktivitas guru dalam mengelola PBM. Dan lembar pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam PBM. Penilaian hasil ini digunakan untuk menilai hasil dari kemampuan menulis pantun yang dibuat siswa. 3. Teknik Analisis Data Kemampuan siswa menulis pantun untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis pantun, peneliti menggunakan tes tertulis yaitu mengadakan 4

5 ulangan harian setelah akhir siklus aspek yang dinilai dalam kemampuan menulis pantun sebagai berikut. Tabel 1 Rubrik Kemampuan Menulis Pantun No Nama Siswa Aspek Penilaian Menulis Pantun Ju ml ah Nil ai K et Tema Persaja kan Kata Sampiran Isi Keterangan Skor maksimum 20 Konversi Nilai = % Tabel 2 Persentase Interval Kemampuan Menulis Pantun % Internal Katagori Sangat baik Baik Cukup kurang dari 50 Kurang 4. Ketentuan Individual Ketuntasan siswa secara individu dapat dilihat dari hasil menulis pantun siswa yang telah diperiksa oleh guru dari hasil akhir pertemuan pada setiap tindakan. Ketuntasan belajar secara individu, Apabila siswa memperoleh nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. KKM yang ditetapkan SDN 111 Pekanbaru untuk pelajaran bahasa Indonesia adalah Analisis Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru Aktivitas guru dan siswa dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Untuk penilaiantertinggi 4 dan penilaian terendah 1. 5

6 Tabel 3 Persentase Interval Aktivitas Guru dan Siswa Interval Kategori 85% - 100% Sangat Baik 65% - 84% Baik 45% - 64% Cukup 25% - 44% Kurang Menghitung ketuntasan individu dapat dihitung dengan menggunakan rumus Ade Irma dalam Mulyati Yeti,2011:17) Dimana: KL= Ketuntasan belajar siswa SS= Skor yang diperoleh sisw SM= Skor Maksimal C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran langsung terdiri dari dua siklus. Untuk setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan dengan dua kali ulangan harian. Pembelajaran kemampuan menulis pantun dengan Penerapan model pembelajaran langsung siswa kelas IV SDN 111 Pekanbaru secara klasikal sudah tuntas,peningkatan kemampuan menulis pantun UH siklus I dan UH siklus II adalah sebagai berikut: 1.1 Tindakan siklus I 1.I.I Perencanaan Tindakan Siklus 1 Pada siklus I materi yang disajikan dalam pembelajaran menulis pantun dengan tema Kedisplinan. Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebanyak dua rangkap untuk 4 kali pertemuan. Lembar kerja siswa (LKS), lembar soal evaluasi dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Setiap pertemuan dipersiapkan waktu 70 menit, dengan 6

7 rincian 10 menit untuk kegiatan awal, 50 menit untuk kegiatan inti dan 10 menit untuk kegiatan akhir Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 21 April 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada jam pelajaran ke 1 dan 2, dengan materi menulis pantun,ciri-ciri pantun dengan tema kedisplinan b. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa 24 April 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) jam pelajaran ke 3 dan ke 4, dengan materi menulis pantun dengan tema persahabatan melanjutkan pertemuan pertama c. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 28 April 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) ulangan harian I d. Refleksi siklus I Pada siklus pertama, proses belajar mengajar sudah cukup baik, hanya saja masih banyak terdapat beberapa kekurangan-kekurangan atau kelemahan - kelemahan baik dari sisi guru maupun dari sisi siswa Guru masih cenderung membiarkan siswa melakukan kegiatan -kegiatan lain ketika proses belajar mengajar berlangsung Pengamatan a. Pengamatan aktivitas guru Pengamatan aktivitas guru dilakukan oleh Elly Agustina S.Pd, SD guru SDN 111 Pekanbaru Skor yang menjadi acuan pengamatan untuk semua kegiatan yakni: angka 1 berarti kurang, angka 2 berarti cukup, angka 3 berarti baik, angka 4 berarti baik sekali yaitu, Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa,mendemonstrasikan langkah- langkah menulis pantun,memberikan latihan terbimbing kepada siswa dalam menulis pantun, Menanyakan cara menulis pantun kepada siswa,memberikan tugas rumah untuk pelatihan lanjutan b. Pengamatan aktivitas siswa Jenis pengamatan aktivitas siswa yang diamati adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa pada proses belajar mengajar berlangsung secara keseluruhan dan dinilai oleh guru kelas atau pengamat yaitu, Memperhatikan guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan persiapan dalam belajar, Memperhatikan dan mengikuti langkah- langkah menulis pantun yang didemonstrasikan guru, Berlatih dalam menulis pantun, Ke depan mencontohkan menulis pantun yang telah dibuat, Mengerjakan tugas lanjutan di rumah Tindakan siklus II Perencanaan Tindakan Siklus 1 Pada siklus II materi yang disajikan dalam pembelajaran adalah menulis pantun, cirri-ciri pantun dengan tema ketekunan. Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebanyak dua rangkap untuk 2 kali pertemuan. Lembar kerja siswa (LKS), lembar soal evaluasi dan 7

8 lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Setiap pertemuan dipersiapkan waktu 70 menit, dengan rincian 10 menit untuk kegiatan awal, 50 menit untuk kegiatan inti dan 10 menit untuk kegiatan akhir Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama siklus ke II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 1 mie 2012 dengan. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah menulis pantun pelaksanaan yang sesuai RPP b. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 April 2012, dengan materi menulis pantun,cirri-ciri pantun, degan tema pendidikan c. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 1 Mei 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) ulangan harian siklus II Pengamatan Pada siklus II aktivitas guru dan siswa sudah banyak yang dapat belajar dengan model pembelajaran langsung Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil ulangan harian Siklus II pelaksanaan kemampuan menulis pantun disiklus II, rata-rata kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri 111 Pekanbaru dalam melakukan kegiatan menulis pantun yaitu pada pertemuan keempat, kelima mengalami peningkatan baik secara klasikal ataupun hasil kemampuan siswa tersebut. Kemudian pada pertemuan ketiga siklus II yaitu ulangan harian siswa siklus II. Dalam pertemuan ini, siswa yang tuntas adalah 34 orang (91.8%) dengan nilai rata-rata 86,0. Dengan demikian, pada pertemuan keenam pembelajaran kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran langsung siswa kelas IV SD Negeri 111 Pekanbaru Berkategori sangat baik secara klasikal sudah tuntas karena sudah mencapai lebih dari 80% dari jumlah siswa. Maka tidak perlu diadakan siklus selanjutnya. Peningkatan kemampuan menulis pantun UH siklus I dan UH siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 4 Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun UH I SiklusI dan UH II SiklusII Skor Kategori UH I Siklus I UH II Siklus II Sangat Baik 20 0siswa ( 54,0%) 30 siswa ( 81.0%) Baik 9 siswa (24.3%) 8 siswa (21,6%) Cukup 4 siswa (10,8%) 1 siswa (2,7%) Kurang dari 50 Kurang 3 siswa (8,1%) 1 siswa (2,7%) 8

9 Rata-rata 78,2 86,0 Kategori Baik Sangat Baik Ketuntasan 29 siswa 78,3% 34 siswa 91,8% Tidak tuntas 8 siswa 21,6% 3 siswa 8.1% Jumlah siswa 37 siswa 37 siswa Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kemampuan menulis pantun di kelas IV SDN 111 Pekanbaru terus mengalami peningkatan yaitu dari rata-rata ulangan harian siklus I pertemuan ketiga 78.2 pada siklus II pertemuan keenam (ulangan siklus II) meningkat menjadi Hasil Kemampuan Menulis Pantun Kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri 111 Pekanbaru terus mengalami peningkatan yaitu dari rata-rata 60.4 pada data awal, meningkat pada siklus I pertemuan ketiga (ulangan siklus I) menjadi 78.2.pertemuan pada UH I ini memiliki siswa tuntas sejumlah 29 siswa dan siswa tidak tuntas 8, Jika dibandingkan pada data awal hanya berjumlah 12 orang siswa berkategori tuntas dan 25 siswa masih tidak tuntas. Hal ini disebabkan telah dilaksanakannya penerapan model pembelajaran langsung dalam menulis pantun yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga nilai menulis siswa meningkat. Siklus II pertemuan keenam ( ulangan siklus II) meningkat menjadi 86,0 jumlah siswa yang tuntas meningkat pada UH II ini yaitu sebanyak 34 siswa tuntas dan tidak tuntas berjumlah 3 orang siswa. Secara klasikal pada pertemuan ini siswa telah tuntas yaitu 91.8%. untuk lebih jelas lagi dapat melihat tabel berikut : Tabel 5 Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Data Awal UH Siklus I dan UH Siklus II Skor Kategori UH I Siklus I UH II Siklus II Data Awal Sangat Baik 0siswa (0%) 20 siswa (54,0%) 30 siswa ( 81.0%) Baik 12 siswa (32.4%) 9 siswa (24.3%) 8 siswa (21,6%) Cukup 18siswa (48,6%) 4 siswa (10,8%) 1 siswa (2,7%) Kurang dari 50 Kurang 7siswa (18,9%) 3 siswa (8,1%) 1 siswa (2,7%) 9

10 Rata-rata ,2 86,0 Kategori Cukup Baik Sangat Baik Ketuntasan 12 siswa% 32.4% 29 siswa 78,3% 34 siswa 91,8% Tidak tuntas 25 siswa% 67.5% 8 siswa 21,6% 3 siswa 8.1% Jumlah siswa 37 siswa 37 siswa 37 Siswa 3. Perbandingan Hasil Aktivitas Guru Proses pembelajaran yang dilaksanakan mengalami peningkatan pada aktivitas guru pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6 Peningkatan Aktivitas Guru Tiap Pertemuan Siklus I dan Siklus II No Aspek Yang Dinilai Siklus I Siklus II PI PII PIII PIV 1 Menyampaiakan tujuan dan mempersiapkan siswa 2 Mendemonstrasikan langkahlangkah menulis pantun 3 Memberikan latihan terbimbing kepada siswa dalam menulis pantun 4 Menanyakan cara menulis pantun kepada siswa 5 Memberikan tugas rumah untuk pelatihan lanjutan Jumlah Persentase 55% 75% 85% 95% Kategori Cukup Baik Baik sekali Baik sekali 10

11 Hasil perbandingan tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian aktivitas guru untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran langsung siswa kelas IV SD Negeri 111 Pekanbaru dapat disimpulkan perolehan aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama berkategori cukup dengan persentase 55%, pertemuan kedua berkategori baik dengan persentase 75%. Sedangkan siklus II pertemuan keempat berkategori sangat baikdengan persentase 85%, pertemuan kelima berkategori baik sekali dengan persentase 95%. karena aktivitas guru telah mencapai hasil yang memuaskan, maka penelitian berakhir pada siklus II pertemuan keempat dan kelima. 4. Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Proses pembelajaran yang dilaksanakan, mengalami peningkatan pada aktivitas siswa pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 7 Peningkatan Aktivitas Siswa Tiap Pertemuan Siklus I dan Siklus II No Aspek Yang Dinilai Siklus I Siklus II PI PII PIII PIV 1 Menyampaiakan tujuan dan mempersiapkan siswa 2 Mendemonstrasikan langkahlangkah menulis pantun 3 Memberikan latihan terbimbing kepada siswa dalam menulis pantun Menanyakan cara menulis pantun kepada siswa 5 Memberikan tugas rumah untuk pelatihan lanjutan Jumlah Persentase 55% 65% 75% 90% Kategori Cukup Cukup Baik Baik sekali Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama berkategori cukup dengan jumlah 11 dengan persentase 55%, pertemuan kedua berkategori cukup dengan jumlah 13 dengan persentase 65%, 11

12 selanjutnya pada siklus II pertemuan keempat mengalami peningkatan dengan berkategori baik jumlah 15 dengan persentase 75%, pada pertemuan kelima juga mengalami peningkatan dengan berkategori baik sekali jumlah 18 dengan persentase 90%. dikerenakan telah mencapai 80% maka tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya. D. Kesimpulan Dan Saran 1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SDN 111 Pekanbaru. Ini terlihat dari beberapa peningkatan yang terjadi setelah penerapan model pembelajaran langsung, yaitu: 1.1 Hasil pengamatan aktivitas guru yaitu pada siklus I pertemuan pertama diperoleh jumlah skor 11 dengan persentase 55% mengalami peningkatan pada pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 15 dengan persentase 75%, kemudian pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan dari pertemuan kedua yaitu sebesar 2 poin sehingga diperoleh jumlah skor 17 dengan persentase 85%. Pada pertemuan keempat juga mengalami peningkatan dari pertemuan ketiga yaitu sebesar 2 point sehingga diperoleh jumlah skor 19 dengan persentase 95%. Dapat juga kita lihat peningkatan pada aktivitas siswa yaitu pada pertemuan pertama diperoleh jumlah skor 11 dengan persentase 55% kemudian meningkat pada pertemuan kedua sebesar 2 point sehingga diperoleh jumlah skor 13 dengan persentase 65%, Kemudian pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan dari pertemuan kedua yaitu sebesar 2 point sehingga diperoleh jumlah skor 15 dengan persentase 75% dan pada pertemuan keempat juga mengalami peningkatan dari pertemuan ketiga yaitu sebesar 3 poin sehingga diperoleh jumlah skor 18 dengan persentase 85%. 1.2 Hasil kemampuan menulis pantun skor dasar pada siswa yang tuntas 12 orang, dengan persentase ketuntasan 32,4%, dan siswa yang tidak tuntas 25 orang dengan persentase ketidaktuntasan 67,5%. Ulangan harian siklus I siswa yang tuntas 29 orang dengan persentase ketuntasan 78,3%, siswa yang tidak tuntas 8 orang dengan persentase ketidaktuntasan 21,6%. Dan ulangan harian siklus II siswa yang tuntas 34 orang dengan persentase ketuntasan 91,8%, siswa yang tidak tuntas 3 orang dengan persentase ketidaktuntasan 8,1%. 2. Saran Melalui tulisan ini peneliti ingin menyampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan proses pembelajaran, khususnya dalam Penerapan Model pembelajaran langsung untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SDN 111 Pekanbaru yaitu: 2.1 Penerapan model pembelajaran langsung dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SDN 111 Pekanbaru. 2.2 Bagi peneliti lanjutan, dalam proses pembelajaran sebaiknya dapat memaksimalkan penerapan model pembelajaran langsung dan memanfaatkan waktu yang tersedia dengan sebaik mungkin. 12

13 E. Ucapan Terima Kasih 1. Dr.H.M.Nur Mustafa, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 3. Drs. Lazim. N, M.Pd, Selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 4. Otang Kurniaman M.Pd, Selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. 5. Drs. Zulkifli,S.Pd, Selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau yang telah membekali ilmu kepada peneliti. 7. Kepala SDN 111 Pekanbaru Hj.Mursinah Adam, S.Pd yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini. 8. Ibu Elly Agustina S.Pd.SD yang telah bekerja sama sebagai observer 9. Kedua orang tua ayahanda dan ibunda tersayang yang senantiasa mendoakan untuk kesuksesan serta memberikan semangat kepada penulis. 10. Abang, kakak dan adikku yang telah memberikan dukungan dan memotivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. 11. Sahabatku yang telah memberikan semangat dan memotivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. 12. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP F. Daftar Pustaka Abbas S,2006.Pembelajaran Bahasa Indonesia yang efektif di sekolah dasar.jakarta: Departemen pendidikan nasionl Arikunto, Suharsimi.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas Kurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat kurikulum, Balitbang. Irma, Ade.2011.Penerapan Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Pengumuman Siswa Kelas IV SDN 73 Balai Makam Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis(skripsi).Pekanbaru: FKIP UR. Kurniaman Otang, dan Hamizi Teori dan Sejarah Sastra Indonesia. Pekanbaru Kristantohadi, D Pribahasa Lengakap dan Kesustraan Melayu Lama. Yokyakarta: Tobara Media. Mulyasa Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Nursisto Ikhtisar Kesustaraan Indonesia.Yokyakarta: Adi Cita Karya Nus. 13

14 Trianto Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Konstruktivistik, Jakarta: PT Prestasi Pustaka. Tarigan Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa.bandung: Angkasa Bandung. Supriyadi Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integaratif di Sekolah dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioanal. Suprijono Agus Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.Surabaya: Pustaka pelajar Subana, dan Sunarti Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka setia 14