Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Media Komik Matematika dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 23 Pekanbaru

Transkripsi

1 Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Media Komik Matematika dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 23 Pekanbaru Oleh Dilla Fitri 1, Syahrilfuddin 2, Neni Hermita 3 Abstract This research aims to enable students to learn through a teaching approach that is specifically designed to develop students' knowledge related to declarative and procedural knowledge that can be taught step by step pattern. Direct instructional model can be applied by using the media. One medium that can be used in teaching mathematics to solve this problem is to use math comics medium.. Where media can be used to provide an understanding of the concept of simple fractions. The study is in the form of Classroom Action Research (CAR). This study aims to improve student learning outcomes Elementary School fourth grade 23, after the application of the direct learning using math comics medium. Data obtained from quantitative data. With the formulation of the problem "What is the application of the direct learning using math comics medium can improve mathematics learning outcomes Elementary School fourth grade students 23 Pekanbaru? '. Quantitative data in the form of testing students' knowledge and understanding through repeated test cycles. On the basis of classical completeness score of students was 43%, the first cycle of classical completeness students increased to 77.14% and in the second cycle classical completeness students increased to 91.42%. The mean score on the basis of 57.85, the average cycle increased to and the second cycle increased to 88, besides an increase in the activities of teachers and students from cycle I to cycle II Keyword: Learning Models Direct,Media of Mathematics Comic, Learning outcomes. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika lebih menekankan pada proses pemecahan suatu masalah, pengalaman yang nyata dan menanggapi informasi yang baru, merupakan tujuan pembelajaran matematika. Tujuan pembelajaran matematika sebagaimana tercantum dalam kurikulum 2006 yaitu (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menaksirkan solusi, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika. 1 Mahasiswa program studi PGSD jurusan ilmu pendidikan FKIP universitas riau, nim: dillafitri833@.com.id 2 Drs. Syahrilfuddin., sebagai Dosen Pembimbing I, Staf Penajar Program Studi PGSD Jurusan ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau. 3 Neni Hermita, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing II, Staf Penajar Program Studi PGSD Jurusan ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau, nenihermita@raocketmail.com

2 Dilihat dari tujuan pembelajaran matematika disimpulkan bahwa matematika bertujuan untuk melatih siswa dalam beraktifitas, berfikir, pemecahan masalah dan pembentukan tingkah laku. Hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan tinggi rendahnya kualitas pembelajaran atau efektif tidaknya proses pembelajaran (Sudjana,2001). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 23 Pekanbaru hasil belajar dalam bidang studi matematika siswa kelas IV pada materi pokok bangun datar masih rendah. Dimana KKM yang ditetapkan sekolah adalah 65. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas IV SDN Negeri 23 Pekanbaru adalah 35 orang, dan yang mencapai KKM hanya 15 orang siswa yang berkisar 43% dan yang tidak mencapai KKM ada 20 orang siswa yang berkisar 57%. Hal ini ditandai rendahnya nilai pada hasil ulangan rata -rata yaitu 57,85. Rendahnya nilai tersebut disebabkan Oleh: 1. Guru tidak menerapkan strategi dalam pembelajaran 2. Guru tidak melibatkan siswa dalam proses belajar 3. Guru dalam menyajikan materi kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, sehingga belum dapat memacu siswa untuk aktif dalam belajar Hal ini dapat dilihat gejala yang ada pada siswa diantaranya: 1. Siswa sering bermain di dalam kelas 2. Siswa tidak menyelesaikan tugas dengan baik 3. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru 4. Kurang aktivitas siswa dalam membangun pengetahuannya Rendahnya hasil belajar matematika di kelas IV SD Negeri 23 Pekanbaru disebabkan guru selama ini menyampaikan materi siswa verbalisme, metode yang tidak bervariasi dan tidak menggunakan media pengajaran, sehingga siswa tidak bisa memecahkan masalah secara efektif. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika guru berusaha memberikan remedial, diskusi kelompok dan tanya jawab dan pemberian tugas. Usaha yang dilakukan memang dapat meningkatkan hasil belajar siswa namun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk menguasai suatu materi pembelajaran siswa harus dapat menguasai pengetahuan prosedural dan pengetahuan dekleratif (Kardi dan Nur, 2000). Model pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan dekleratif dan pengetahuan prosedural yang terstuktur dengan baik adalah model pembelajaran langsung ( Depdiknas, 2004 ). Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi menjamin keterlibatan siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar yang maksimal maka perlu digunakannya media pengajaran untuk mengkonkritkan atau memperjelas materi tentang matemtika. Penggunaan media pelajaran akan mempertinggi kualitas belajar-mengajar yang akan meningkatkan hasil belajar siswa (Sudjana dan Rivai, 2001). Menurut Slameto (2003), agar proses belajar lebih efektif yang akan memudahkan siswa memahami apa yang disajikan guru maka diperlukannya perantara berupa media pengajaran. Slameto (2003), kemampuan menggunakan media lebih memudahkan guru memvariasikan kegiatan dalam proses pembelajaran. Dan itu

3 dapat kita lihat bahwa penggunaan media dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru harus mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk memperjelas materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui penggunaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas hasil belajar siswa. Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas penulis mencoba meningkatkan hasil belajar matematika dengan mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Langsung dengan Media Komik Matematika Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 23 Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 23 Pekanbaru dengan menerapkan model pembelajaran langsung dengan media komik matematika. Mamfaat penelitian adalah: 1. Bagi siswa : melalui penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan media komik matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV SDN 23 Pekanbaru. 2. Bagi guru : dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran matematika di kelas IV SDN 23 Pekanbaru. 3. Bagi sekolah : dapat dijadikan salah satu bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas belajar matematika di SDN Pekanbaru. 4. Bagi peneliti : hasil penelitian ini menjadi landasan berpijak dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktek pembelajaran di kelasnya (Arikunto, dkk, 2007:58). Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas VB SD Negeri 106 Pekanbaru. Tindakan yang akan dilakukan adalah Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Media Komik Matematika Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas IV SD Negeri 23 Pekanbaru. Secara garis besar, tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian pada setiap siklusnya yaitu: Perencanaan Pada perencanaan tindakan kelas dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat LKS, merencanakan tes hasil belajar, serta menpersiapkan lembar pengamatan. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilakukan pada materi pokok sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran dan memberikan LKS dengan media komik matematika Pengamatan

4 Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran. Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru yang melaksanakan tindakan dengan menggunakan lembar observasi atau pengamatan. Refleksi Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan, kelemahan dan kekurangan dan tindakan diperbaiki pada siklus berikutnya. Teknik pengumpulan data Lembar observasi Data tentang aktivitas siswa dan guru dikumpulkan dengan cara melakukan observasi dikelas yang dilakukan pengamat. Aktivitas guru dikumpulkan dengan menggunakan lembar pengamatan pada aspek guru dan aktivitas siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar pengamatan pada aspek siswa. Pengisian lembar pengamatan dengan cara menuliskan hal yang diamati dan saran sesuai dengan gambaran yang sebenarnya. Tes hasil belajar Data tentang hasil belajar Matematika dikumpulkan dengan mengambil data siswa dari guru tentang tentang hasil tes belajar sebelumnya (skor dasar) dan dengan melakukan ulangan harian I dan II. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif. Tujuan dari analisis deskriptip adalah untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah pembelajaran. Hasil Belajar Siswa Tes dilakukan pada akhir pertemuan setiap siklusnya dengan menggunakan 4(empat) soal uraian, nilai yang diperoleh menunjukkan besarnya penguasaan siswa terhadap penyerapan materi pelajaran yang telah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung dengan media komik matematika. Hasil belajar siswa dihitung dengan rumus : K = SP x 100 (Purwanto 2006:102) SM Keterangan: K = Nilai individu SP = Skor yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum Ketuntasan Klasikal Ketuntasan klasikal tercapai apabila 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai minimal 65 maka kelas itu dikatakan tuntas. Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat digunakan rumus sebagai berikut: KK = JT x 100% (KTSP 2007:367) JS Keterangan KK = Ketuntasan Klasikal JT = Jumlah siswa yang tuntas JS = Jumlah seluruh siswa Aktivitas Guru dan Siswa. Analisis Data Aktivitas Guru dan Siswa didasarkan pada lembar pengamatan selama proses pembelajaran yang berguna untuk melihat kesesuaian

5 antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan selama proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dikatakan sesuai jika semua aktivitas dalam tahap model pembelajaran langsung dengan media komik matematika tercantum dalam rencana pembelajaran terlaksana dengan semestinya. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas yang dilakukan siswa dan guru selama proses pertemuan dengan mengisi lembar pengamatan yang disediakan. Aktifitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar ditentukan pada observasi dengan rumus : NR = JS 100 % SM Keterangan : NR = Persentase rata rata aktivitas (Guru & Siswa) JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan SM = Skor maksimal yang didapat dari aktivitas guru & siswa Interval katagori aktivitas guru dan siswa Interval Katagori Amat Baik Baik Cukup Kurang dari 50 Kurang Syahrilfudin (2011:82) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanana Tindakan Tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran langsung dengan media komik matematika terhadap siswa kelas IV SD Negeri 23 Pekanbaru Tahap Persiapan Pada tahap persiapan, peneliti telah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan yaitu berupa perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari bahan ajar berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS)), kisi-kisi soal ulangan harian I dan II, soal ulangan harian I, soal ulangan harian II, lembar observer aktivitas guru, dan lembar observer aktivitas siswa, serta menerapkan model pembelajaran langsung dengan media komik matematika dalam materi pokok pecahan dan operasinya. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama (Senin, 5 Maret 2012) Pada pertemuan ini kegiaatan proses pembelajaran berlangsung siswa yang hadir sebanyak 35 siswa. Materi pelajaran adalah mengenal pecahan setengah,sepertiga,seperempat dan seperenam yang berpedoman pada RPP I, LKS I Pembelajaran diawali dengan apersepsi, dimana guru memberikan

6 beberapa pertanyaan kepada siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan pecahan. Setelah siswa mengetahui materi pokok pembelajaran serta tujuan pembelajaran, selanjutnya guru mendemontrasikan materi yang dipelajari. Kemudian guru membagikan LKS I kepada setiap anak. Pertemuan kedua (Rabu, 7 Maret 2012) Materi pelajaran pada pertemuan kedua membahas tentang menentukan nilai pecahan dengan menggunakan gambar. Pada pertemuan ini berpedoman pada RPP 2 dan LKS 2. Pembelajaran dimulai dengan do a selanjutnya guru mengabsen siswa. Pada pertemuan kedua ini seluruh siswa hadir yaitu sebanyak 35 orang. Kemudian guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa sebagai apersepsi sebelum pembelajaran dimulai, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru kemudian mendemontrasikan materi. Selanjutnya guru membagikan LKS 2 dan setiap anak mengerjakan LKS sesuai dengan panduan LKS 2. Pertemuan ketiga (Kamis,8 Maret 2012) Pada pertemuan ketiga ini diadakan ulangan harian pertama dengan jumlah siswa 35 orang. Soal disediakan oleh guru berbentuk uraian dan dibagikan kepada siswa. Hasil ulangan Harian I diperiksa berdasarkan alternatif jawaban ulangan I. Refleksi Siklus I Refleksi pada siklus pertama dimaksud untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami saat proses pembelajaran pada siklus I, kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun refleksi pada siklus pertama ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa sebagian besar sudah mulai meningkat meskipun masih ada beberapa orang siswa yang belum meningkat hasil belajarnya. 2. Guru harus lebih cermat lagi dalam menyiapkan siswa untuk belajar. Dan guru harus jelas lagi dalam mendemonstrasikan materi pelajaran kepada siswa. 3. Beberapa siswa ada yang tidak siap dalam belajar, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, dan siswa kurang bertanya kepada guru kalau ada yang tidak dimengerti. 4. Siswa masih kurang mengerti dalam mengerjakan soal ulangan yang diberikan oleh guru. Dari hasil refleksi siklus I, maka perencanaan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II adalah membiasakan siswa aktif dan bertanya apabila tidak mengerti tentang materi pelajaran serta lebih memperhatikan penjelasan guru. Guru lebih jelas lagi dalam memjelaskan pelajaran serta mendemonstrasikan media komik matematika serta lebih cermat lagi dalam mempersiapkan siswa untuk belajar. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran siklus II Pertemuan keempat (Senin, 12 Maret 2012) Pada pertemuan keempat kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan materi pembelajaran membahas tentang letak pecahan pada garis bilangan. Pada pertemuan ini berpedoman pada RPP 3 dan LKS 3. Sebelum memulai pembelajaran guru meminta siswa berdo a kemudian guru mengabsen siswa.

7 Pada pertemuan ketiga ini seluruh siswa hadir yaitu sebanyak 35 orang. Kemudian guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa sebagai apersepsi, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru mendemontrasikam materi. Selanjutnya guru membagikan LKS 3 dan meminta siswa mengerjakan LKS sesuai dengan panduan LKS 3 Pertemuan kelima (Rabu, 14 Maret 2012) Pertemuan kelima kegiatan pembelajaran berangsung dengan materi pembelajaran membahas tentang perbandingan nilai pecahan. Pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada RPP 4 dan LKS 4. Sebelum memulai pembelajaran guru meminta siswa berdo a, kemudian guru mengabsen siswa. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir yaitu sebanyak 35 orang. Kemudian guru mendemontrasikan materi pelajaran. Setelah itu guru membagikan LKS 4 kepada setiap siswa,dan siswa mengerjakannya LKS sesuai dengan panduan LKS 4. Pertemuan Keenam (Kamis, 15 Maret 2012) Pada pertemuan keenam ini guru mengadakan ulahan harian kedua dengan jumlah siswa 35 orang, yang dilaksanakan satu kali pertemuan. Soal disediakan berbentuk uraian dan dibagikan kepada siswa. Hasil ulangan harian II diperiksa berdasarkan alternatif jawaban ulangan harian II. Refleksi siklus II Adapun hasil refleksi siklus II yang dilakukan dua kali pertemuan, aktivitas guru dan siswa sudah dikategorikan baik, dilihat dari: 1. Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa telah sesuai dengan langkahlangkah yang direncanakan. Meskipun ada beberapa aktivitas guru dan siswa yang belum sempurna. 2. Siswa sudah mulai mengerti dengan materi yang dipelajari dan siswa sudah aktif dalam belajar. 3. Hasil ulangan siklus II sudah mencapai ketuntasan klasikal. Dari pengamatan yang dilakukan peneliti di siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan media komik matematika telah sesuai dengan apa yang direncanakan dan merupakan suatu pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Hasil belajar siswa meningkat ditandai dengan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.selama penelitian berlangsung, untuk siklus ke dua ini sudah berjalan lancar dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Analisis Hasil Tindakan Hasil belajar Siswa Untuk mengetahui hasil belajar Matematika dengan menerapkan Model Pembelajaran Langsung Dengan Media Komik Matematika, dilakukan pengukuran hasil belajar yang diambil dari nilai ulangan harian siklus I dan nilai ulangan harian siklus II. Adapun hasil belajar siswa pada skor dasar, ulangan harian I, dan ulangan harian II dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan dan Sesudah Tindakan Pada Skor Dasar, Ulangan Harian I, Ulangan Harian II

8 Hasil belajar siswa Skor Dasar UH I UH II Rata-rata nilai 57,85 81,42 88 Dari tabel di atas dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata skor dasar 57,85 meningkat pada UH I sebesar 23,57 poin menjadi 81,42. Sedangkan rata-rata nilai UH I 81,42 meningkat sebesar 6,58 poin pada UH II menjadi 88. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil analisis ketuntasan belajar siswa secara individu dan secara klasikal pada siklus I dan II pada materi pokok pecahan dan operasinya setelah melalui pembelajarandi kelas, data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Hasil Analisis Ketuntasan Klasikal Belajar Siswa Berdasarkan Ulangan Harian Pada Siklus I dan II Ketuntasan Individu Ketuntasan Klasikal Siklus Siswa Yang Hadir Siswa Yang tidaktuntas Siswa Yang Tuntas Persen Ketuntasan Kategori Skor Dasar % Tidak Tuntas I % Tidak Tuntas II % Tuntas Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada skor dasar siswa yang tuntas sebanyak 15 orang (43%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 20 orang (57%) sedangkan siklus I, ulangan harian I siswa yang tuntas yaitu sebanyak 27 orang (77%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 orang (23%). Selanjutnya pada siklus II, ulangan harian II siswa yang tuntas semakin bertambah yaitu sebanyak 32 orang (91%), dan siswa yang tidak tuntas yaitu sebanyak 3 orang (9%). Aktivitas Guru Data aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di berikut ini :

9 Tabel 4.3 Analisi Lembar Pengamatan Aktivitas guru Siklus I dan II Selama Proses Penerapan Pembelajaran Langsung Dengan Media Komik Matematika Aktivitas Guru Siklus Pertemuan Persentase Kategori I 53% Cukup I II II 63% Baik I 83% Baik sekali II 90% Baik sekali Dari tabel di atas terlihat perbandingan aktivitas guru dalam 4 (Empat) kali pertemuan yang secara umum terdapat peningkatan. Pada siklus I pertemuan pertama persentase 53 % dan pada pertemuan kedua persentase 63 % meningkat 10 poin dari pertemuan pertama. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama persentase 83 % meningkat sebesar 7 poin menjadi 90% pada pertemuan kedua. Jadi rata-rata aktivitas guru siklus I adalah 58% dan rata-rata aktivitas guru siklus II adalah 86,5%. Aktivitas Siswa Setiap pertemuan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat diamati menggunakan lembaran observasi oleh observer. Rata-rata aktivitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Rata-rata persentase aktivitas siswa kelas IV SDN 23 Pekanbaru Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Langsung Dengan Media Komik Matematika pada siklus I dan siklus II Aktivitas Siswa Siklus Pertemuan Persentase Kategori I II I 43% Kurang II 60% Cukup I 83% Baik Sekali II 93% Baik sekali Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 23 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012, setelah penerapan model pembelajaran langsung dengan media komik matematika pada siklus I pertemuan I sebesar 43%, meningkat pada pertemuan ke II sebesar 17 poin menjadi 60%. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama sebesar 83% meningkat sebesar 10 poin pada pertemuan kedua menjadi 93%. Jadi rata-rata aktivitas guru siklus II adalah 51,5% dan rata-rata aktivitas guru siklus II adalah 88%.

10 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada aktivitas guru dan siswa disetiap pertemuan mengalami peningkatan. Pada aktivitas guru pertemuan pertama meningkat 10 poin ke pertemuan kedua, dari pertemuan kedua meningkat 20 poin ke pertemuan ketiga, dari pertemuan ketiga meningkat 7 poin ke pertemuan keempat. Kemudian pada aktivitas siswa pertemuan pertama meningkat 17 poin ke pertemuan kedua, dari pertemuan kedua meningkat 23 poin ke pertemuan ketiga, dari pertemuan ketiga meningkat 10 poin ke pertemuan keempat. 2. Pada ulangan siklus I nilai rerata siswa meningkat 23,57 poin dari skor dasar 57,85 siswa menjadi 81,42. Pada siklus II meningkat 6,58 poin dari siklus I menjadi 88. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan media komik matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 23 Pekanbaru. Saran Melalui penulisan skripsi ini peneliti mengajukan saran yang berhubungan dengan pembelajaran yaitu : 1. Bagi sekolah, penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan media komik matematika hendaknya menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika di sekolah-sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik umumnya dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya. 2. Bagi guru, bagi guru yang menerapkan model pembelajaran langsung menggunakan media komik matematika hendaknya pemahaman konsep menjadi acuan utama sebelum dilaksanakan tindakan selanjutnya. 3. Bagi peneliti lanjutan, hendaknya melakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung menggunakan media komik matematika ini dibeberapa kelas, supaya terlihat keberhasilan dari penerapan pembelajaran ini. DAFTAR PUSTAKA Algesindo. Sudjana, Rivai Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : Pusat Pengembangan Penataran Guru. Arikunto Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Askara Depdiknas Model - Model Pembelajaran Matematika, Jakarta : Depdiknas Dimyati Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta : Jakarta Dimyati, Mudjiono Belajar dan Pembelajaran, Rieka Cipta : Jakarta

11 Dinas Pendidikan Nasional Penilaian Kelas, Jakarta : BSNP Djamarah, Aswan Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta Karya Sudjana, N Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Kardi dan Nur Pengajaran Langsung. Surabaya: Unesa-University Press Sardinian Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Slameto Belajar dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta Sudjiono Pengantar StatistikPendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Syahrilfuddin dkk Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru Trianto Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publishe Aripin Penerapan Model pembelajaran Langsung Dengan Media Komik Matematika Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 022 Tampan. Pekanbaru