Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
|
|
- Ridwan Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Jakarta, 28 November
2 I PENDAHULUAN 2
3 Pendahuluan 1. Ketentuan Anggaran Pendidikan diatur dengan Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV, UU Sisdiknas dan PP Pendanaan Pendidikan, yang memberikan kepastian pengaturan yang sangat kuat untuk pemenuhannya; 2. Namun demikian, dalam tataran pelaksanaan perlu adanya ketegasan pengaturan untuk memberikan acuan yang jelas, mudah dipahami, dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi; 3. Review yang dilaksanakan Bappenas menunjukkan belum adanya kesamaan pemahaman dalam menentukan substansi Kegiatan/Output yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari Anggaran Pendidikan; 4. Belum adanya batasan/kriteria yang tegas dalam menentukan substansi Kegiatan/Output yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari Anggaran pendidikan, menjadikan adanya potensi ketidaktepatan dalam identifikasi Kegiatan/Output K/L di Pusat dan OPD di daerah untuk penyusunan Postur Anggaran Pendidikan; 5. Temuan di daerah menunjukkan pendefinisian yang berbeda-beda dalam melakukan klasifikasi Program/Kegiatan/Output yang masuk dalam Anggaran Pendidikan. Sementara itu, proses pembahasan tidak secara mendalam sampai pada kelayakan peruntukkan dari alokasi Anggaran Pendidikan. Contoh: jalan menuju sekolah diusulkan untuk diklasifikasikan sebagai Anggaran Pendidikan
4 Pendahuluan 7. Pembahasan Postur Anggaran Pendidikan belum dilakukan secara komprehensif dan pembahasan belum diformalkan masuk dalam proses sinkronisasi perencanaan dan penganggaran yang menjadi agenda PP 17 Tahun 2017 Tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional: Pembahasan pra Pagu Indikatif hanya terkait Anggaran Pendidikan di Belanja Pemerintah Pusat Pembahasan masa lalu melalui Komite Pendidikan berbasis inisiatif, sehingga tidak berkelanjutan dan akuntabilitas hasil keputusan dalam perencanaan kurang optimal 8. Hal ini menjadikan kebijakan perencanaan pembangunan pendidikan tidak secara optimal diterjemahkan dalam alokasi/proporsi perkomponen Anggaran Pendidikan (Belanja Pemerintah Pusat, Transfer ke Daerah, dan DPPN); 9. Selain itu, terbatasnya pengendalian dan pengawasan dalam pengalokasian Anggaran Pendidikan akan berimplikasi pada semakin terbatasnya ruang gerak anggaran untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang prioritas dan berdampak langsung pada pelayanan publik dalam pendidikan.
5 Perkembangan Alokasi Anggaran Pendidikan dalam APBN Perkembangan Besaran Anggaran Pendidikan, dan Persentase Anggaran Pendidikan Terhadap APBN, Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 terkait Sistem Pendidikan Nasional, Persentase Anggaran Pendidikan ditetapkan minimal 20 persen dari APBN. Secara efektif hal ini dimulai pada tahun Dari grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa anggaran pendidikan setiap tahunnya terus menerus meningkat yang merupakan imbas dari peningkatan APBN
6 Postur Anggaran Pendidikan 2017 Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) Rp.2,5 T atau 0,6% dari Anggaran Pendidikan Total Belanja Negara Rp.2.080,5 T Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rp.39,8 T atau 9,6% dari Anggaran Pendidikan Kementerian Agama Rp.50,4 T atau 12,1% dari Anggaran Pendidikan APBN % ANGGARAN PENDIDIKAN Rp.416,6 T Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi Rp.38,7 T atau 9,3% dari Anggaran Pendidikan Transfer Daerah Rp.268,4 T atau 64,5% dari Anggaran Pendidikan Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah & Dana Desa (Rp.T) % a DAU yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan 148,1 35,6 b DAK Pendidikan Fisik 8,1 2,0 c Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNS Daerah 1,4 0,3 d Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNS Daerah 55,6 13,4 e Bantuan Operasional Sekolah 45,1 10,8 f Bantuan Operasional Pendidikan PAUD 3,6 0,9 g Tunjangan Khusus (Untuk Guru PNS di daerah Khusus) 1,7 0,4 h Otonomi Khusus yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan 4,8 1,2 i Dana Pengelolaan Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja 0,1 0,0 17 K/L lainnya Rp.12,8 T atau 3,1% dari Anggaran Pendidikan Kementerian Pariwisata Kementerian Pertahanan Kementerian KLHK Kementerian KKP Kementerian Perhubungan Kementerian Kesehatan Kementerian Keuangan Kementerian Pemuda dan Olahraga Kementerian Ketenagakerjaan Kementerian KUKM Kementerian Kominfo Kementerian Desa Perpustakaan Nasional RI Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Badan Tenaga Nuklir Nasional BA/BUN Rp.3,4 T atau 0,8% dari Anggaran Pendidikan
7 Postur Anggaran Pendidikan (Miliar Rp.) 2017 Komponen Anggaran Pendidikan APBN APBN-P APBN APBN-P APBN I. Anggaran Pendidikan Melalui Belanja Pemerintah Pusat , , , , ,0 a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , , , , ,1 b. Kementerian Agama , , , , ,7 c. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi , , , ,3 d. Kementerian Negara/Lembaga lainnya 8.480, , , , ,5 1 Kementerian Keuangan 802,6 802, , , ,7 2 Kementerian Pertanian 58,6 59,0 69,4 60,5 199,8 3 Kementerian Perindustrian 431,2 431,2 370,3 416,6 370,2 4 Kementerian ESDM 165,3 165,3 165,3 148,9 165,3 5 Kementerian Perhubungan 2.729, , , , ,0 6 Kementerian Kesehatan 1.450, , , , ,0 7 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 60,4 60,4 77,5 71,8 85,2 8 Kementerian Kelautan dan Perikanan 281,0 301,3 519,0 536,0 550,0 9 Kementerian Pariwisata 271,2 271,2 271,2 404,0 664,0 10 Badan Tenaga Nuklir Nasional 16,3 16,3 16,8 16,0 47,0 11 Kementerian Pemuda dan Olahraga 1.006, , , , ,7 12 Kementerian Pertahanan 164,8 172,5 172,5 173,4 773,4 13 Kementerian Tenaga Kerja 452,5 437,0 407,7 372,7 407,7 14 Perpustakaan Nasional 330,6 331,1 561,1 812,3 399,3 15 Kementerian Koperasi dan UKM 215,0 215,0 115,0-115,0 16 Kementerian Komunikasi dan Informatika 45,5 50,5 48,2 46,4 51,6 17 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi - 15,4 15,0 191,3 98,5 e. Cadangan Anggaran Pendidikan (BA BUN) 9.268, , ,3
8 Postur Anggaran Pendidikan Komponen Anggaran Pendidikan APBN APBN-P APBN APBN-P APBN II. Anggaran Pendidikan Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa , , , , ,3 a. DBH yang Diperkirakan untuk Anggaran Pendidikan 1.337,7 623, b. Dana Transfer Khusus , , , , ,9 1 DAK Fisik , , , , ,9 i. DAK Pendidikan , , , , ,9 2 DAK Non Fisik , , ,0 i. Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD 1.020, , ,0 ii. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD , , ,4 iii.bantuan Operasional Sekolah , , ,0 iv. Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD 2.281, , ,7 v. Dana Peningkatan Pengelolaan Koperasi, UKM, dan Ketenagerjaan 264,3 264,3 100,0 vi. Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus 1.669,9 iii. DAU yang Diperkirakan untuk Anggaran Pendidikan , , , , ,8 a. Non Gaji , , , ,4 b. Gaji , , , ,2 iv. Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD 1.096, , v. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD , , vi. Otsus yang Diperkirakan untuk Anggaran Pendidikan 4.234, , , , ,6 vii. Dana insentif daerah 1.664, , viii.bantuan Operasional Sekolah , , III. Anggaran Pendidikan Melalui Pengeluaran Pembiayaan (Dana Pengembangan Pendidikan Nasional) , , ,0 IV. Total Anggaran Pendidikan , , , , ,2 V. Total Belanja Negara , , , , ,2 RASIO ANGGARAN PENDIDIKAN Rasio Anggaran Pendidikan terhadap Total Belanja Negara (%) 20,06 20,6 20,0 20,0 20,0
9 Isu Kajian Pendidikan Isu Kajian Pendidikan 2 : 1. Belum ada kriteria yang tegas yang diatur dalam peraturan pada tataran operasional untuk penilaian anggaran pendidikan di K/L 2. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan Anggaran Pendidikan (Miliar Rp.) Komponen Anggaran Pendidikan Anggaran Pendidikan Melalui Belanja Pemerintah Pusat Belanja 3 K/L Utama Belanja K/L Lainnya BA BUN Anggaran Pendidikan Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa DAU DAK Fisik Otsus Lainnya (DBH, TPG, BOS, BOP) Dana Pengembangan Pendidikan Nasional Total Anggaran Pendidikan Total APBN % Anggaran Pendidikan 20,0 20,0 20,2 20,2 20,0 20,0 20,1 20,0 20,0 Isu Kajian Pendidikan 1: - Perencanaan belum berbasis data kebutuhan untuk menentukan perkiraan DAU dan Dana Otsus yang diperkirakan masuk dalam Anggaran Pendidikan. Terkait DAK Fisik, sinkronisasi perencanaan dan penganggaran belum optimal dijalankan. - Masih rendahnya sistem pelaporan dalam memberikan gambaran terhadap peningkatan capaian pendidikan di Daerah setelah mendapatkan anggaran transfer dari pusat
10 II ANGGARAN PENDIDIKAN MELALUI TRANSFER KE DAERAH 10
11 Dana Alokasi Umum yang Diperkirakan sebagai Anggaran Pendidikan 1. Perlu ada penjelasan mengenai formula perhitungan yang jelas berbasis data kebutuhan pendidikan untuk Dana Alokasi Umum yang diperkirakan masuk dalam Anggaran Pendidikan; 2. Perlu ada catatan khusus mengenai porsi Anggaran Pendidikan dalam total DAU yang dialokasikan perprovinsi/kabupaten/kota: Dari hasil pembahasan dengan beberapa daerah sample Kajian Anggaran Pendidikan: Tidak ada catatan khusus menginformasikan kepada setiap provinsi/kabupaten/kota, bahwa dari total alokasi DAU ke provinsi/kabupaten/kota, terdapat % DAU yang diklasifikasikan sebagai Anggaran Pendidikan; Sebagai akibatnya, provinsi/kabupaten/kota memanfaatkan DAU tanpa memperhatikan berapa besar pembagian porsi untuk pembangunan pendidikan dan non-pendidikan; Hal ini menimbulkan potensi adanya pemanfaatan DAU yang semula diklasifikasikan sebagai Anggaran Pendidikan untuk kegiatan lainnya 3. Sebagian besar DAU digunakan untuk belanja pegawai, untuk itu, perencanaan alokasi DAU yang diperkirakan masuk dalam Anggaran Pendidikan perlu berbasis kepada data perhitungan yang tepat, dalam hal ini, terkait data guru dan aparatur daerah yang terkait pendidikan.
12 Perkembangan Alokasi DAU yang Diperkirakan Anggaran Pendidikan (Non-Gaji) Jumlah total DAU Non Gaji tahun adalah sebesar Rp. 137,8 Triliun Pelaksanaan tahun sebesar Rp. 106 Triliun. Belum ada pelaporan yang menggambarkan pencapaian/pelaksanaan secara komprehensif DAU-Non-Gaji pada Postur Anggaran Pendidikan, terutama dikaitkan dengan sasaran dan prioritas pembangunan pendidikan Alokasi anggaran pendidikan dari DAU Non Gaji apabila dimanfaatkan dengan baik oleh daerah, merupakan instrumen yang baik untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan
13 Perkembangan Alokasi Dana Otonomi Khusus (Otsus) yang Diperkirakan Anggaran Pendidikan Jumlah total Dana Otsus tahun adalah sebesar Rp. 36,8 Triliun Perlu formula perhitungan yang jelas berbasis data kebutuhan pendidikan untuk perkiraan dana Otsus yang masuk dalam anggaran pendidikan Belum ada pelaporan yang menggambarkan pencapaian/pelaksanaan secara komprehensif Dana Otsus yang diperkirakan untuk Anggaran Pendidikan, dikaitkan dengan sasaran dan prioritas pembangunan pendidikan Alokasi anggaran pendidikan dari Otsus apabila dimanfaatkan dengan baik oleh daerah, merupakan instrumen yang baik untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan
14 DAK Pendidikan (Fisik) Jumlah total DAK Fisik tahun adalah sebesar Rp. 107,4 Triliun Perencanaan DAK Fisik belum sepenuhnya berbasis pada data kebutuhan, serta proses sinkronisasi perencanaan dan penganggaran yang belum optimal Sistem pelaporan DAK belum secara efektif berjalan, sehingga tidak tersedia informasi tentang seberapa besar kontribusi capaian DAK dalam pembangunan pendidikan DAK Bidang Pendidikan Tahun Alokasi DAK Realisasi Tidak Terealisasi DAK Bidang Pendidikan Tahun Alokasi DAK Realisasi Tidak Terealisasi Uraian Rp. Miliar % thd total DAK Rp. Miliar % thd total DAK Total DAK , ,3 Total rencana DAK yang dilaporkan 6.190,6 61,7 322,8 12,1 Total realisasi DAK yang dilaporkan 5.059,0 50,4 186,5 7,0
15 III RENCANA PENATAAN ANGGARAN PENDIDIKAN K/L 15
16 Bagan Alur Penilaian Kelayakan Anggaran Pendidikan Pendidikan Kedinasan Bukan Anggaran Pendidikan Tidak 1 Satuan Pendidikan Pendidikan Bukan Kedinasan, Formal, NonFormal Ya Anggaran Pendidikan Ya Kriteria Penilaian Kelayakan Program/ Kegiatan 2 Bukan Satuan Pendidikan Perlu Analisa Lebih Lanjut 2a Kesesuaian dengan kerangka pikir/prioritas pembangunan pendidikan - Angka Pertisipasi, RLS, AMH - Wajib belajar 12 Tahun - Peningkatan kesiapan lulusan untuk bekerja - Penanganan Anak Tidak Sekolah -Lainnya?? 2b Pertimbangan berdasarkan Landasan Peraturan Perundangan Penyepakatan Bersama 3 Penyelenggaraan/ Pengelolaan Pendidikan Tidak dibahas dalam Kajian Kegiatan Administrasi, Operasional dan Dukungan Beasiswa, Hibah, Bantuan dan Insentif Lainnya Investasi Mampu dilakukan pemilahan, sehingga Kegiatan Penyelenggaraan/Pengelolaan Pendidikan merupakan yang langsung terkait dengan Kegiatan lain yang merupakan bagian dari Anggaran Pendidikan 16
17 Dasar Pertimbangan Kelayakan Kriteria (1) Keterkaitan dengan Satuan Pendidikan (Kedinasan/Non Kedinasan) 1. Kegiatan yang termasuk fungsi pendidikan, kecuali kegiatan yang menjadi bagian dari sub-fungsi pendidikan kedinasan UU Sisdiknas 2. Kegiatan yang merupakan pendidikan formal maupun nonformal UU Sisdiknas 3. Komponen pembiayaan meliputi: i. biaya operasional ii. iii. biaya investasi, dan bantuan biaya pendidikan PP No. 48/2008 tentang Pendanaan Pendidikan Contoh Kegiatan yang Dapat Dibiayai oleh Anggaran Pendidikan Tidak masuk anggaran pendidikan Kegiatan pendidikan aparatur, contoh: Diklat Aparatur, Pendidikan Kedinasan, contoh: Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), Akademi Statistik, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN), dan Sekolah Tinggi Teknologi Intelejen Negara (STTIN) Akademi Kepolisian dan Akademi Militer Masuk anggaran pendidikan Sekolah, Madrasah, Pesantren, Perguruan Tinggi, Politeknik, Akademi lainnya (mahasiswa bukan PNS atau CPNS)
18 Dasar Pertimbangan Kelayakan Kriteria (2a) Keterkaitan dengan Prioritas Pembangunan Pendidikan 1. Pencapaian sasaran pembangunan pendidikan Indikator 2014 (Baseline) 2019 Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun 8,1 (tahun) 8,8 (tahun) Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun 94,1% 96,1 (%) Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 0,85 (2012) 0,90 Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 0,53 (2012) 0,60 APK SD/MI/sederajat 111,04 114,09 APM SD/MI/sederajat 91,28 94,78 APK SMP/MTs/sederajat 101,57 106,94 APM SMP/MTs/sederajat 79,42 82,02 APK SMA/SMK/MA/sederajat 79,22 91,63 APM SMA/SMK/MA/sederajat 55,26 67,48 APK PT 28,51 36,73 2. menurunnya angka putus sekolah dan meningkatnya angka melanjutkan pendidikan 3. meningkatnya guru yang memiliki kompetensi profesional (subject knowledge dan pedagogical knowledge) 4. meningkatnya kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan yang ditunjukkan dengan membaiknya proses pembelajaran di kelas 5. meningkatnya kesiapan siswa pendidikan menengah untuk memasuki pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi
19 Dasar Pertimbangan Kelayakan Kriteria (2a) Keterkaitan dengan Prioritas Pembangunan Pendidikan Arah kebijakan pembangunan pendidikan: 1. Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun: pendidikan dasar dan menengah berkualitas 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran, melalui penguatan jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan pendidikan, penguatan kurikulum dan pelaksanaannya; dan penguatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan kredibel 3. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, pengelolaan, dan penempatan guru yang merata 4. Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan tinggi berkualitas, dan meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi; 5. Meningkatkan kapasitas pendidikan tinggi sebagai pusat ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pusat pengembangan inovasidalam mendorong pembangunan; 6. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat; dan 7. Meningkatkan kualitas pendidikan karakter dan budi pekerti, pendidikan kewargaan, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan. Keterkaitan substansi Kegiatan/Output K/L dengan sasaran, arah kebijakan, dan prioritas pembangunan pendidikan harus berdasarkan pada Kerangka Logis Pembangunan Pendidikan (logical framework), sehingga dapat dipetakan kejelasan kontribusi setiap Kegiatan/Output K/L dalam pencapaian Outcome Pembangunan Pendidikan
20 Dasar Pertimbangan Kelayakan Kriteria (2b) Keterkaitan dengan Peraturan Perundangan: UU Sisdiknas dan PP 48/2008, atau lainnya Sub Fungsi Pendidikan Kegiatan/Output K/L Catatan: di-review setiap output dalam Kegiatan, untuk ketepatan proses penilaian Kode Anggaran Pendidikan Peraturan Perundangan UU No 20 PP No 48 Tahun 2003 Tahun 2008 Lainnya Kode Fungsi dan Sub Fungsi 10 PENDIDIKAN Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Non Formal dan Informal Pendidikan Kedinasan Dst... Dst... 20
21 Anggaran Pendidikan di K/L tahun 2017 dan 2018 (1) No. Kementerian/Program/Kegiatan Anggaran Usulan Kementerian Keuangan 1.923, ,7 Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan 1.807,7 Politeknik Keuangan Negara STAN 116,0 2 Kementerian Pertanian 149,6* 356,5 Pemantapan Pendidikan Pertanian 149,6* Beasiswa aparatur dan non aparatur S1/D4 disttp Beasiswa aparatur S2 dan S3 di PT Penyelenggaraan SMK-PP 3 Kementerian Perindustrian 370,2 482,7 Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan Industri di SMK Industri Berbasis Kompetensi dan Spesialisasi 3 SMK-SMAK 6 SMK-SMTI Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Vokasi di Politeknik Industri Berbasis Kompetensi dan Spesialisasi 10 Politeknik Penyelenggaraan Pendidikan Ahli Muda (D2) yang kompeten dan siap kerja di Akademi Komunitas Industri 9 Akademi Komunitas Pembangunan dan Pendirian Pendidikan Vokasi Industri di WPPI/Kawasan Industri (KI) Pelatihan Industri Berbasis Kompetensi 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja)
22 Anggaran Pendidikan di K/L tahun 2017 dan 2018 (2) No. Kementerian/Program/Kegiatan Anggaran 2017 Usulan Kementerian ESDM 171,0* 109,8 Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Energi dan Mineral 171,0 Penyelenggaraan Diklat Diklat Masyarakat, Diklat Vokasi, Diklat Aparatur Bidang Tambang Bawah Tanah Penyelenggaraan Diklat Masyarakat, Industri, Aparatur Bidang KEBTKE Penyelenggaraan Diklat Masyarakat, Industri, Aparatur Bidang Minyak dan Gas Bumi Penyelenggaraan Diklat Masyarakat, Industri, Aparatur Bidang Geologi, Mineral, dan Batubara 5 Kementerian Kesehatan 1.750, ,0 Pendidikan Tenaga Kesehatan di 105 Poltekes di 38 Kab/Kota 1,0 Pelaksanaan Internsip Tenaga Kesehatan 0,8 6 Kementerian Perhubungan 4.141, ,0 Pendidikan Perhubungan Darat di 1 STTD, 1 PKTJ, 1BPPTD, 1 API, BPPTD Pendidikan Perhubungan Laut 1 STIP, 2 PIP, 1 POLTEKPEL, 5 BP2IP, BP3IP, 1 BP2TL Pendidikan Perhubungan Udara 1 STPI, 3 ATKP, 3 BP Kementerian Lingkungan dan Kehutanan 85,2 85,2 Penyelenggaraan Pendidikan Menengah Kejuruan Kehutanan: 85,2 5 SMKKN Pusdiklat (Pembinaan SMK)
23 Anggaran Pendidikan di K/L tahun 2017 dan 2018 (3) No. Kementerian/Program/Kegiatan Anggaran 2017 Usulan Kementerian Pariwisata Pengembangan Pendidikan tinggi pariwisata di 5 Poltekpar Badan Tenaga Nuklir Nasional 47 52,8 Penyelenggaraan Pendidikan Teknologi Nuklir di Sekolah Tinggi 47 Teknologi Nuklir (STTN) 10 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan 98,5 178,5 Transmigrasi Pendidikan dan Pelatihan Pegawai(Diklat ASN) Pelatihan masyarakat dan Kader Pemberdayaan Masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi BBLM Jakarta dan Jogjakarta BLM Pekanbaru, Banjarmasin, Denpasar dan Makassar 11 Kementerian Tenaga Kerja 407,7 450 Revitalisasi BLK 407,7 12 Kementerian Pertahanan 773,4 173,4 Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Pertahanan di Universitas Pertahanan 177,4 Akmil 596,6 13 Kementerian Kelautan dan Perikanan Penyelenggaraan pendidikan menengah di 9 SUPM 350 Penyelenggaraan pendidikan tinggi di 3 Poltek KP, 1 akademi, 2 STP Pembangunan baru 3 poltek KP di 2017 Pembangunan baru 3 poltek KP di 2018 Gaji, tunjangan, operasional guru dan dosen 200
24 No. Anggaran Pendidikan di K/L tahun 2017 dan 2018 (4) Kementerian/Program/Kegiatan Anggaran 2017 Usulan Anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga 1.543,1 1056,5 Program Kepemudaan dan Keolahragaan Pengembangan Tenaga dan Peningkatan Sumber Daya Pemuda 21,8 Pengembangan Kewirausahaan Pemuda 45,8 Pengembangan Kreativitas Pemuda 0,0 Pengembangan Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda 123,3 Pengembangan Kemitraan dan Penghargaan Pemuda 23,9 Pemberdayaan Kemitraan dan Penghargaan Pemuda 57,6 Peningkatan Kapasitas Pemuda 0,0 Peningkatan Wawasan Pemuda 27,3 Pengembangan Standarisasi dan Infrastruktur Pemuda 61,2 Peningkatan Pelayanan Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga 7,1 Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Kursus 39,0 Pengembangan Olahraga Pendidikan 48,7 Pengembangan Olahraga Rekreasi 69,8 Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga 15,6 Peningkatan Standarisasi dan Infrastruktur Olahraga 609,5 Peningkatan Pelayanan Iptek dan Kesehatan Olahraga 11,0 Peningkatan Pembibitan dan Iptek Olahraga 38,0 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda 7,0 Peningkatan Iptek dan Imtaq Pemuda 16,6 Pengembangan Kemitraan dan Penghargaan Olahraga 110,2
25 Anggaran Pendidikan di K/L tahun 2017 dan 2018 (5) No. Kementerian/Program/Kegiatan Anggaran 2017 Usulan Anggaran Perpustakaan Nasional 399,3 399,3 Program Pengembangan Perpustakaan Pengelolaan Deposit Terbitan Nasional 4,1 Peningkatan Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi 75,6 Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan 8,7 Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional 36,0 Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca 248,8 Pengembangan Pustakawan 7,3 Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Naskah Kuno 6,0 Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno 8,4 Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta 4,5 16 Kementerian Koperasi dan UKM Kementerian Komunikasi dan Informatika 51,6 51,6 Penyelenggaraan pendidikan di STMM MMTC
26 TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN 26
27 Hal-Hal yang Perlu Ditindaklanjuti 1. Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran: Penetapan Postur Anggaran Pendidikan (Indikatif) secara utuh (baik pada komponen Belanja Pemerintah Pusat, Transfer ke Daerah, dan DPPN) pada proses penetapan Pagu Indikatif. Memformalkan proses pembahasan Postur Anggaran Pendidikan dalam timeline Sinkronisasi Perencanan dan Penganggaran yang menjadi agenda PP 17 Tahun 2017 Tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional. 2. Peningkatan efektivitas pemanfaatan Anggaran pendidikan: Perlu penegasan definisi dan kriteria substansi Kegiatan/Output yang dapat diklasifikasikan sebagai Anggaran Pendidikan, baik untuk Belanja Pemerintah Pusat, Transfer ke Daerah, maupun dalam APBD. Penegasan definisi dan kriteria perlu ditetapkan dalam peraturan pada tataran operasional untuk perencanaan dan penganggaran Anggaran Pendidikan (contoh: melalui Peraturan Menteri). Melakukan penelaahan kesesuaian substansi Kegiatan/Output K/L yang menjadi bagian dari Anggaran Pendidikan. Perencanaan berbasis data kebutuhan untuk pembangunan pendidikan dalam DAU dan DAK, serta penguatan pelaporan yang dapat menggambarkan pencapaian terhadap sasaran pembangunan pendidikan.
28 TERIMA KASIH 28
ANGGARAN PENDIDIKAN DALAM RAPBN 2014
ANGGARAN PENDIDIKAN DALAM RAPBN 2014 1. Perkembangan Anggaran Pendidikan Anggaran Pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui Kementerian Negara/Lembaga, alokasi
Lebih terperinciANGGARAN PENDIDIKAN DAN PERMASALAHNNYA
ANGGARAN PENDIDIKAN DAN PERMASALAHNNYA Pemerintah dan DPR telah sepakat untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN. Keputusan tersebut telah dilegalkan dalam UUD 1945 maupun UU Nomor
Lebih terperinciLaporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2016
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
Lebih terperinciTUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Anggaran Fungsi Pendidikan 2010-2014 KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKAN APBN 2010 APBN 2011 APBN
Lebih terperinciRENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Disampaikan oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Dr. Ahmad Yani, S.H., Akt., M.M., CA. MUSRENBANG
Lebih terperinciCatatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011
Catatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011 Belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011 diarahkan untuk:
Lebih terperinciDUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI
DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI 1 P E N D A H U L U AN Di era keterbukaan saat ini, persaingan sumber daya manusia
Lebih terperinciSTRATEGI MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BANGSA
STRATEGI MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BANGSA Jakarta, 10 OKTOBER 2015 OLEH: WARTANTO SESDITJEN PAUD DIKMAS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Lebih terperinciDANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH
DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH Oleh: DR. MOCH ARDIAN N. Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH 2018 1 2 KEBIJAKAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016 Disampaikan Oleh : Direktorat Dana Perimbangan Direktorat Jenderal Perimbangan
Lebih terperinciANGGARAN PENDIDIKAN DALAM APBN
ANGGARAN PENDIDIKAN DALAM APBN 1. Struktur Anggaran Pendidikan dalam APBN Anggaran Pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga, alokasi
Lebih terperinciPELAPORAN DATA REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN YANG BERSUMBER DARI DANA TRANSFER
PELAPORAN DATA REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN YANG BERSUMBER DARI DANA TRANSFER Disampaikan Pada Acara : Rapat Penyajian dan Publikasi Data Informasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah
Lebih terperinciKEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 Disampaikan pada: Rapat Konsolidasi DAK Bidang Dikmen TA 2014 Nusa Dua, 28 November 2013 AGENDA PAPARAN 1. Postur Dana Transfer
Lebih terperinciPERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi
Lebih terperinciPROGRAM PRIORITAS KEMENDIKBUD TAHUN 2018
PROGRAM PRIORITAS KEMENDIKBUD TAHUN 2018 11 Oktober 2017 Kemendikbud 2017 DAFTAR ISI 2 2 1 Sasaran dan Capaian Pembangunan RAPBN TA 2018: Kebijakan dan Sasaran Program Beberapa hal yang perlu mendapat
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja
Lebih terperinci2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu
No.477, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Transfer. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PMK.07/2016 TENTANG PENGELOLAAN TRANSFER KE
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN ALOKASI BELANJA PEGAWAI DAN BELANJA PUBLIK. Oleh: DIREKTUR JENDERAL KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN ALOKASI BELANJA PEGAWAI DAN BELANJA PUBLIK DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA REFORMASI BIROKRASI
Lebih terperinciD A F T A R I S I Halaman
D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI
TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI 1. Dasar Hukum : a. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Mengatur antara lain pemisahan peran,
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel
Lebih terperinciDATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 2010 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005 2010.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005 2010..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005
Lebih terperinciBAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN
BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag
KEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU 2016 Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG Keamanan nasional
Lebih terperinciTransfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN ISBN:
Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN ISBN: 978-602-74661-8-0 Copyright @ 2017 Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Disusun oleh Pusat Kajian Anggaran Penanggungjawab Dr.
Lebih terperinciKEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Kebijakan dan Tantangan Tahun 2017 & Arah Kebijakan Tahun 2018 DISAMPAIKAN DIREKTUR DANA PERIMBANGAN DITJEN PERIMBANGAN
Lebih terperinciPerbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM
Perbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM Jakarta, 28 November 2017 oleh Direktur Penyusunan APBN Seminar Hasil Kajian Pendidikan Upaya Bersama Untuk Meningkatkan
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.396.506.021 27.495.554.957 7.892.014.873 639.818.161 102.423.894.012 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.384.518.779
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan
Lebih terperinciLampiran 6. Menteri Keuangan RI DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM. Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 13/PMK.06/2005 URAIAN BIDANG DAN PROGRAM
6 KODE POLITIK DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM URAIAN BIDANG DAN PROGRAM 01 01 Program Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Politik 01 02 Program Peningkatan Kapasitas Poltik dan Hubungan Luar Negeri 01 03
Lebih terperinciDisampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS
EFEKTIFITAS PENGAWASAN INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI MELALUI PEMBERDAYAAN SPI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015 SOSIALISASI PAGU ALOKASI ANGGARAN K/L TA 2015 Jakarta, 30 September 2014 TOPIK BAHASAN 1. Pendahuluan 2.
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1278, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Daerah. Pengalokasian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.07/2013 TENTANG PENGALOKASIAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 of 41 1/31/2013 12:38 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciOtonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR
Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40
Lebih terperinciTABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)
2 A. Pendapatan Negara dan Hibah 995.271,5 1.210.599,7 1.338.109,6 1.438.891,1 1.635.378,5 1.762.296,0 I. Pendapatan Dalam Negeri 992.248,5 1.205.345,7 1.332.322,9 1.432.058,6 1.633.053,4 1.758.864,2 1.
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt
jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI
BAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI Guna mendukung keberhasilan yang terukur implementasi program program pendidikan dan kebudayaan perlu diatur beberapa hal pendukung sebagai berikut: 1) strategi pendanaan pendidikan
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )
Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166
Lebih terperinciDATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : dan.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1994/1995.........
Lebih terperinciDIKLAT BERBASIS KOMPETENSI. PADA RAPAT KOORDINASI BIDANG KEPEGAWAIAN Yogyakarta, 29 April 2015
DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI PADA RAPAT KOORDINASI BIDANG KEPEGAWAIAN Yogyakarta, 29 April 2015 PRINSIP DALAM UNDANG-UNDANG ASN (UU No. 5 2014) ASN SEBAGAI PROFESI BERLANDASKAN PADA PRINSIP: 1. NILAI DASAR
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011
KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda
Lebih terperinciDATA POKOK APBN
DATA POKOK - DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan...... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan
Lebih terperinciPress Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Press Briefing Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) Jakarta, 13 April 2017 1 MENGAPA PERLU? DITETAPKAN PMK 50/PMK.07/2017 Adanya
Lebih terperinciDesentralisasi fiskal merupakan kewenangan yang diberikan pemerintah. pusat kepada daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayanannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desentralisasi fiskal merupakan kewenangan yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayanannya untuk dapat memenuhi
Lebih terperinciHasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014
Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan
Lebih terperinciKebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY Disampaikan Oleh : Direktur Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan DJPK Kementerian
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 70.623.211.429 31.273.319.583 8.012.737.962 316.844.352 110.226.113.326 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 70.609.451.524
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 281.961.663 34.630.463 0 337.698.323 10.833.500
Lebih terperinciKAJIAN ANGGARAN PENDIDIKAN. Oleh: KANTOR STAF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KAJIAN ANGGARAN PENDIDIKAN Oleh: KANTOR STAF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 28 November 2017 2 PERBANDINGAN ANGGARAN PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN (1/2) ANGGARAN PENDIDIKAN NEGARA LAIN LEBIH RENDAH
Lebih terperinciS A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN POKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016 Disampaikan Oleh : Sekretaris Direktorat Jenderal
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5
Lebih terperinciRENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI 2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) 12
RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI 2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) 12 Dalam RAPBN 2018, anggaran Kementerian dan Kebudayaan sebesar Rp40.092 miliar atau meningkat sebesar 0,68
Lebih terperinciINTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN DANA DESA UNTUK KESEJAHTERAAN DESA
DANA DESA UNTUK KESEJAHTERAAN DESA 1 2 FILOSOFI DAN TUJUAN DANA DESA Dana Desa Untuk Peningkatan Kualitas Hidup FILOSOFI TUJUAN Dana Desa yang bersumber dari APBN adalah wujud pengakuan negara terhadap
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2006 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2006... 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2006... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara dan Hibah, 2006...
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2006 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2006 2012... 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2006 2012... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 -
Lampiran II.3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 433/PM.1/2007 tentang Uraian Jabatan di Lingkungan Direktorat Dana Perimbangan MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN: Direktur Dana Perimbangan 2. IKHTISAR
Lebih terperinciH. M. Ridwan Hisjam (Wakil Ketua Komisi X DPR RI)
H. M. Ridwan Hisjam (Wakil Ketua Komisi X DPR RI) Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ASEAN: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filiphina, Thailand, Vietnam, Burma, Laos dan Kamboja. KTT ASEAN ke-14 dithailand
Lebih terperinciB. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN
B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN Pembagian urusan pemerintahan sesuai asas desentralisasi dalam sistem pemerintahan yang mensyaratkan adanya pembagian urusan yang jelas antara Pemerintah dengan
Lebih terperinciSIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik
KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan
Lebih terperinci... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT...
... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT... Atau 1 BERdaya saing, Sejahtera, MaNdiri & BermARtabat KERANGKA PIKIR
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Komplek Perkantoran Jl.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Komplek Perkantoran Jl. Serasan Seandanan mor Telp/faks : (07) 90770 Kode Pos e-mail : okusbapeda@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian
415 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian sebagaimana dikemukakan pada Bab IV, maka berikut ini disajikan kesimpulan
Lebih terperinciPAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51 BELANJA PEGAWAI 52 BELANJA BARANG 53 BELANJA MODAL 57 BELANJA BANTUAN SOSIAL KEMENTERIAN/LEMBAGA, UNIT PAGU REALISASI PAGU
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 305.536.058 24.747.625 0 351.389.880 13.550.500
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016 Jakarta, 10 Februari 2016 ARAH KEBIJAKAN DAK TA 2016 1. Mendukung implementasi
Lebih terperinciSISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
LAMPIRAN II.1 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciPerkembangan Pagu dan Realisasi APBN dan Dana Transfer Triwulan III 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah
Kementerian Keuangan Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Tengah Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN dan Dana Transfer Triwulan III 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah Disampaikan oleh L u d i r o Kepala Kanwil
Lebih terperinci[A.1] PENYUSUNAN KUA DAN PPAS. 1. Berdasarkan Peraturan Gubernur tentang RKPD dan Peraturan Menteri Dalam
[A.1] LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 68 TAHUN 2012 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PENYUSUNAN KUA DAN PPAS A. KETENTUAN UMUM Gubernur menyusun
Lebih terperinciBUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH
BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a.
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN R I
MENTERI KEUANGAN R I Yth. 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2. Jaksa Agung RI 3. Kepala Kepolisian RI 4. Para Kepala Lembaga Pemerintahan Non Departemen 5. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Lebih terperinciDATA POKOK APBN 2007 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2007 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2007... 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2007... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara dan Hibah, 2007...
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
PEMBEKALAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) WISNU SARDJONO SOENARSO KEPALA
Lebih terperinciBADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSIS SUMATERA BARAT PELAPORAN DAN REALISASI DARI DANA TRANSFER TA 2016
BADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSIS SUMATERA BARAT PELAPORAN DAN REALISASI DARI DANA TRANSFER TA 2016 POSTUR DANA ALOKASI KHUSUS TA 2016 2015 2016 Jenis DAK Jenis I. DAK Fisik I. DAK Reguler 1. DAK Reguler
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA --------- CATATAN RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMITE I DPD RI DENGAN DIRJEN KEUANGAN DAERAH - KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN DEPUTI PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciSUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011
SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 merupakan pelaksanaan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL. Novotel, Bogor, 06 September 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA) Novotel, Bogor, 06 September 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KERANGKA PENYAJIAN 1. INDONESIA KAYA SUMBER
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.
Lebih terperinciKEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Untuk mewujudkan misi pembangunan daerah Kabupaten Sintang yang selaras dengan strategi kebijakan, maka dibutuhkan adanya kebijakan umum dan program
Lebih terperinciPRIORITAS 2 RKP 2011 PENDIDIKAN
PRIORITAS 2 RKP 2011 PENDIDIKAN I. PRIORITAS PENDIDIKAN DALAM KERANGKA RKP 2011 Tema prioritas pendidikan dalam RKP 2011 adalah peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan dan efisien
Lebih terperinciANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Pengelolaan keuangan Kabupaten Purbalingga tahun 2014 secara umum menunjukkan kinerja yang cukup baik. Salah satu
Lebih terperinciKEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU 1 : PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU PAUD dan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Non
Lebih terperinciForum Bintek DPRD Kabupaten Deli Serdang Hotel Ibis Malioboro, Jogja 14 Mar Wahyudi Kumorotomo, PhD
Forum Bintek DPRD Kabupaten Deli Serdang Hotel Ibis Malioboro, Jogja 14 Mar 2013 Wahyudi Kumorotomo, PhD www.kumoro.staff.ugm.ac.id kumoro@ugm.ac.id 1. Ekonomi tumbuh (prediksi th 2013: 6,4%) tetapi bukan
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )
RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 79.185.200 117.232.724 20.703.396 0 217.121.320 13.993.473
Lebih terperinciBAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI
BAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI Guna mendukung keberhasilan yang terukur implementasi program-program pendidikan nasional perlu diatur beberapa hal pendukung sebagai berikut : (i) Strategi Pendanaan Pendidikan;
Lebih terperinciUSULAN SCOPING LAPORAN EITI 2014
USULAN SCOPING LAPORAN EITI 2014 NEGARA BERKEMBANG KAYA SUMBER DAYA ALAM MELIMPAH v.s. KEMISKINAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Oleh : Kabid Pengawasan Distamben Banjar Banjarmasin, 15 September 2015 EITI INTERNATIONAL
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN ANAMBAS
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci