BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek tertentu melalui proses pengindraan yang lebih dominan terjadi melalui

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek tertentu melalui proses pengindraan yang lebih dominan terjadi melalui"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang dilakukan oleh manusia terhadap suatu objek tertentu melalui proses pengindraan yang lebih dominan terjadi melalui proses pengindraan penglihatan dengan mata dan pendengaran dengan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat menentukan dalam membentuk kebiasaan atau tindakan seseorang (overt behavior) (Efendi & Makhfudli, 2009; Notoatmodjo, 2010) Tingkat Pengetahuan Menurut Efendi dan Makhfudli (2009), pengetahuan tercakup dalam enam tingkatan yaitu : a. Tahu (know). Tahu adalah proses mengingat kembali (recall) akan suatu materi yang telah dipelajari. Tahu merupakan pengetahuan yang tingkatannya paling rendah dan alat ukur yang dipakai yaitu kata kerja seperti menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami (comprehension) Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara tepat dan benar tentang suatu objek yang telah diketahui dan dapat menginterpretasikan 8

2 9 materi dengan menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari. c. Aplikasi (Application) Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau suatu kondisi yang nyata. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lainnya yang dapat dinilai dan diukur dengan penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis (syntesis) Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek yang didasari pada suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Astutik (2013) dan Triyani (2012), adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah :

3 10 a. Usia Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang. Setelah melawati usia madya (40-60 tahun), daya tangkap dan pola pikir seseorang akan menurun. b. Pendidikan Tingkat pendidikan dapat menentukan tingkat kemampuan seseorang dalam memahami dan menyerap pengetahuan yang telah diperoleh. Umumnya, pendidikan mempengaruhi suatu proses pembelajaran, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin baik tingkat pengetahuannya. c. Pengalaman Pengalaman adalah suatu proses dalam memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang telah diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi saat masa lalu dan dapat digunakan dalam upaya memperoleh pengetahuan. d. Informasi Jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, namun mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain, maka hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. e. Sosial budaya dan ekonomi Tradisi atau kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat dapat meningkatkan pengetahuannya. Selain itu, status ekonomi juga dapat

4 11 mempengaruhi pengetahuan dengan tersedianya suatu fasilitas yang dibutuhkan oleh seseorang. f. Lingkungan Lingkungan sangat berpengaruh dalam proses penyerapan pengetahuan yang berada dalam suatu lingkungan. Hal ini terjadi karena adanya interaksi yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu Pengukuran Pengetahuan Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin diukur dan disesuaikan dengan tingkatannya. Adapun jenis pertanyaan yang dapat digunakan unuk pengukuran pengetahuan secara umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu : a. Pertanyaan subjektif Penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pertanyaan essay digunakan dengan penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari penilai, sehingga hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu. b. Pertanyaan objektif Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (multiple choise), betul salah dan pertanyaan menjodohkan dapat dinilai secara pasti oleh penilai. Menurut Arikunto (2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikatagorikan menjadi tiga yaitu: 1) Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab % dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

5 12 2) Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan benar dari total jawaban pertanyaan. 3) Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dari total jawaban pertanyaan. 2.2 Menyusui dan Nutrisi Saat Menyusui Menyusui Menyusui adalah proses pemberian ASI pada bayi, sedangkan ibu menyusui adalah ibu yang sedang dalam proses memberikan ASI pada bayinya (Astutik, 2013; Septina, 2010). Produksi ASI dirangsang oleh hormon prolaktin dan hormon oksitosin dapat meningkatkan derasan ASI. Selain hormon prolaktin dan oksitosin, refleks prolaktin dan let-down refleks juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Reflek prolaktin akan terangsang saat bayi menghisap puting ibu yang akan merangsang produksi ASI dan let-down refleks merangsang derasnya pengeluaran ASI. Ibu yang menyusui secara dini akan semakin cepat merangsang pengeluaran produksi ASI (Bobak, Lowdermilk dan Jensen, 2005; Cox, 2006). Menurut Health Kompas (2011) dan UNICEF (2012), terdapat manfaat menyusui bagi ibu dan bayinya. Adapun manfaat menyusui bagi ibu adalah : a. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan dapat membantu mempercepat kembalinya uterus ke ukuran normal. b. Menyusui dapat menurunkan berat badan karena ASI diproduksi dari lemak di dalam tubuh dan dapat membakar kalori sebanyak kal per hari.

6 13 c. Menunda kesuburan dan metode kontrasepsi yang alami. Saat bayi menghisap puting ibu, hormon prolaktin akan terangsang untuk diproduksi. Semakin banyak hormon prolaktin diproduksi, maka masa ovulasi akan ditekan, hal ini menyebabkan menyusui dapat digunakan sebagai metode kontrasepsi. d. Menimbulkan perasaan menyenangkan dan dibutuhkan. Pelepasan hormon oksitosin saat menyusui dapat meningkatkan perasaan sayang dan senang. e. ASI selalu tersedia. Sedangkan manfaat ASI untuk bayi adalah : a. Antibodi yang terkandung dalam ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi dari penyakit. b. ASI terdapat kandungan zat-zat seperti karbohidrat, protein, dan vitamin yang dapat membantu perkembangan otak dan sistem pencernaan bayi. c. Hormon oksitosin yang terdapat dalam ASI dapat menenangkan dan menyebabkan rasa kantuk pada bayi. d. Menyusui secara psikologis dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI yaitu keadaan fisik ibu seperti status kesehatan, nyeri setelah melahirkan dan saat menyusui, serta bentuk dan kondisi puting. Faktor psikologis ibu juga mempengaruhi seperti ibu mengalami stres, cemas dan kurangnya dukungan dari keluarga selama menyusui. Keadaan bayi juga dapat mempengaruhi produksi ASI karena bayi dalam kondisi yang tidak sehat, bayi akan malas untuk menghisap akibatnya tidak ada rangsangan untuk memproduksi ASI. Sikap ibu juga sangat mempengaruhi produksi ASI seperti perawatan payudara, teknik menyusui, akses

7 14 informasi mengenai ASI, kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya ASI dan pentingnya asupan nutrisi saat menyusui (Nurliawati, 2010; Maga, Hakim, dan Zulkifli, 2013; Rahayu, 2012; Siregar, 2004). Adapun faktor-faktor penghambat pemberian ASI ekslusif berdasarkan beberapa penelitian adalah penurunan produksi ASI, motivasi ibu, pengetahuan mengenai ASI eksklusif, tergiurnya promosi susu formula, ibu bekerja, keyakinan keliru mengenai makanan bayi, psikologis ibu, serta kesehatan ibu dan bayi (Agustia, 2013; Afifah, 2007; Josefa, 2011; Rahmawati, 2010). Jika ibu yang dalam keadaan sehat memiliki status gizi yang baik, secara otomatis akan membantu memperlancar produksi ASI. Untuk mengoptimalkan produksi ASI, ibu hendaknya mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung sumber energi, protein, vitamin dan mineral. Kurangnya pengetahuan ibu menyusui akan pentingnya kebutuhan nutrisi pada masa laktasi akan berdampak pada penurunan status gizi dan imunitas pada bayi (Sibagariang, 2010) Nutrisi Saat Menyusui Nutrisi adalah zat-zat yang didapatkan dari makanan yang telah diolah dan dicerna menjadi zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, mengatur sistem fisiologis organ tubuh serta melindungi tubuh dari serangan penyakit (Berman, Snyder, Kozeir, dan Glenora, 2009; Chandra, 2009). Nutrisi dikatakan baik bila tubuh mendapatkan kebutuhan nutrisi yang seimbang serta mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kebutuhan nutrisi tidak akan optimal bila tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh (Hidayat, 2008).

8 15 Nutrisi saat menyusui adalah beberapa zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang dikonsumsi secara seimbang dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam proses produksi ASI pada ibu saat menyusui. Nutrisi yang baik pada ibu menyusui biasanya dikaitkan dengan produksi ASI yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Status gizi bayi akan baik jika proses menyusui juga berhasil dengan baik. Asupan gizi pada ibu saat menyusui harus terpenuhi dengan baik agar ibu sehat serta kualitas dan kuantitas produksi ASI baik (Astutik, 2013). Beberapa minggu setelah melahirkan berat badan ibu akan turun sekitar 7-8 kg, biasanya ibu dapat menurunkan berat badan dengan aman sekitar 0,5-1 kg per minggu sampai ibu mendapatkan berat badan idealnya. Jika ibu menurunkan lebih dari 1 kg per minggu maka akan menurunkan kualitas dan kuantitas produksi ASI (Sinsin, 2008). Selama masa menyusui, ibu biasanya dapat memproduksi ASI ml per hari, sedangkan bayi membutuhkan ASI hingga 1000 ml tergantung usia bayi dengan frekuensi menyusu 8-12 kali perhari. Nutrisi saat menyusui sangat penting untuk meningkatkan produksi ASI agar cukup untuk bayi (IDAI, 2013; Susianto, 2010). Menurut Astutik (2013), Bahiyatun (2009), dan Sinsin (2008), kebutuhan dan sumber nutrisi ibu saat menyusui yang baik dan seimbang adalah : a. Kalori Kurangnya asupan kalori per hari akan mempengaruhi kesehatan pada ibu menyusui karena kebutuhan kalori ibu menyusui lebih banyak daripada wanita dewasa pada umumnya. Kebutuhan nutrisi pada wanita dewasa sebesar 2200

9 16 kal, sedangkan untuk ibu menyusui memerlukan kalori tambahan sebesar 700 kal untuk enam bulan pertama pasca persalinan dan setelah enam bulan dilanjutan dengan 500 kal untuk memproduksi ASI. Rata-rata kebutuhan ibu menyusui sekitar kal per hari. Kalori bisa didapat dari semua bahan pangan yang mengandung kalori. Bahan makanan yang mengandung kalori dapat diperoleh dari nasi, ubi, kentang, singkong dan jagung. b. Protein Kebutuhan protein pada ibu saat menyusui lebih banyak 20 gram per hari dari sebelumnya, karena setiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gram protein. Protein makanan diubah menjadi protein susu hanya sebesar 70%, peningkatan kebutuhan protein tidak hanya untuk potein susu, tetapi juga digunakan untuk sintesis hormon prolaktin dan hormon oksitosin dalam memproduksi ASI. Bahan makanan terbaik yang mengandung protein berasal dari protein hewani seperti daging, ikan, telur, susu dan keju. Bahan makanan yang baik berasal dari protein kedelai seperti tahu dan tempe, dan cukup baik berasal dari protein nabati seperti kacang polong, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Sumber-sumber bahan makanan ini sebaiknya digabung agar saling melengkapi. c. Cairan Asupan cairan juga sangat penting dalam pemenuhan nutrisi selama menyusui. Untuk memenuhi kecukupan nutrisi, ibu harus mengonsumsi cairan sebanyak

10 liter per hari. Cairan yang mengandung nutrisi baik dapat diperoleh dari air putih, susu, jus dan buah-buahan. d. Vitamin dan mineral Selain cairan, ibu menyusui membutuhkan vitamin dan mineral dalam pembentukan kembali sel tubuh. Kebutuhan vitamin dan mineral pada ibu menyusui rata-rata lebih banyak daripada ibu hamil yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Perbedaan Kebutuhan Vitamin dan Mineral Pada Ibu Menyusui dan Ibu Hamil No. Zat Gizi Ibu Menyusui Wanita Hamil 0-6 Bulan 1. Vitamin A (mg) Vitamin D (mg) Vitamin E (mg) Vitamin B12 (mg) Vitamin C (mg) Vitamin B6 (mg) Vitamin K (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Seng (mg) Selenium (mg) Sumber: Ambarwati (2010) Bahan makanan yang mengandung vitamin dan mineral dapat diperoleh dari sayur-sayuran, buah-buahan dan susu. Ibu menyusui juga dianjurkan mengonsumsi bahan makanan yang mengandung asam lemak Omega 3 yang terdapat dalam ikan kakap, ikan tongkol dan ikan lemuru, yang akan diubah menjadi DHA yang terdapat pada ASI. Sumber zat besi terdapat pada daging, hati, tiram, buah kering dan sereal. Zat besi yang bukan berasal dari daging akan diserap dengan baik jika dikonsumsi bersama dengan makanan yang

11 18 mengandung vitamin C, dimana sumber vitamin C antara lain buah jeruk, brokoli, melon, buah jenis beri, kubis dan tomat. 2.3 Status Gizi Bayi Umur 1-6 Bulan Pengertian Status Gizi Status gizi adalah status keadaan kesehatan tubuh yang diperoleh dari keseimbangan antara kebutuhan dan asupan gizi yang dikonsumsi oleh individu (Purba, 2005; Sutomo dan Anggraini, 2010; Triasmawulan, 2012). Status gizi bayi adalah keadaan kesehatan tubuh dalam keadaan keseimbangan antara kebutuhan dan asupan gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terhadap penyakit kekurangan gizi, oleh karena itu status gizi bayi merupakan indikator terbaik dalam menentukan status gizi masyarakat. Selain itu, status gizi bayi digunakan sebagai indikator pencapaian pembangunan kesehatan karena gizi kurang pada anak usia dibawah lima tahun cenderung berkaitan dengan rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (UI FE, 2010) Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Status gizi merupakan hasil dari semua aspek lingkungan termasuk lingkungan fisik, biologis dan faktor kebudayaan. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi masyarakat adalah pendidikan, status ekonomi, ketersediaan pangan serta pelayanan kesehatan (Nursalam, 2005). Menurut penelitian Devi (2010), disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi bayi adalah tingkat pengetahuan ibu, lama menyusui dan dominan pada

12 19 jenis pekerjaan ayah dan ibu bayi. Selain itu pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan, pendidikan dan jumlah anggota keluarga mempengaruhi status gizi anak (Nugroho, 2008; Palupi, Purwandari, dan Purwanti, 2014). Menurut penelitian Syatriani (2011), pemberian ASI ekslusif, asupan gizi dan pemberian makanan tambahan secara dini merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi bayi umur 0-6 bulan. Status gizi juga dipengaruhi oleh asupan makanan dan kandungan zat gizi yang diserap oleh tubuh. Tingkat pengetahuan ibu sangat mempengaruhi status gizi bayi. Kesalahan dalam pemberian makanan pada bayi akan mempengaruhi tumbuh kembangnya, oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang cukup agar bayi mendapatkan asupan makanan yang diperlukan oleh tubuh. Kekurangan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain asupan makanan dan tingkat pengetahuan ibu, penyakit infeksi serta pola asuh juga diyakini sebagai faktor secara tidak langsung yang dapat mempengaruhi status gizi bayi (Fatimah, Nurhidayah, dan Rakhmawati, 2008; Wong, 2009) Pentingnya Status Gizi Bayi Umur 1-6 Bulan Bayi dibawah umur 6 bulan sangat memerlukan ASI sebagai nutrisi dalam tumbuh kembangnya yang optimal. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan atau lebih memiliki kekebalan tubuh dan ketahanan hidup 33,3 kali lebih baik daripada bayi yang mendapatkan ASI kurang dari empat bulan (Hegar, 2008). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan keputusan tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai umur enam bulan untuk tumbuh kembang bayi yang optimal dan dapat dilanjutkan sampai umur dua tahun pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 450/MENKES/IV/2014. Hal ini

13 20 menandakan ASI eksklusif diharapkan dilaksanakan untuk meningkatkan status kesehatan bayi (Perpustakaan Depkes, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wargiana, Susumaningrum, dan Rahmawati (2013), faktor yang mempengaruhi status gizi bayi dibawah 6 bulan yaitu pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara dini. Bayi berumur dibawah 6 bulan yang diberikan MP-ASI secara dini memiliki status gizi kurang dengan mengalami gangguan pencernaan seperti diare, sulit BAB, muntah serta gangguan menyusu. Menurut penelitian Adhiguna (2010), bayi berumur dibawah 6 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif risiko terserang diare enam kali lebih besar dari bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Selain diare, bayi sering terserang demam, batuk-pilek, pneumoni dan ISPA. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur dibawah 6 bulan sangat berpengaruh dalam tumbuhkembang dan status gizinya Pengukuran Status Gizi Bayi Umur 1-6 Bulan Menurut Supariasa, Bakri, dan Fajar (2012), penilaian status gizi dibedakan menjadi dua yaitu penilaian secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisika, sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri. Metode antropometri biasanya digunakan dalam program gizi masyarakat dan pemantauan status gizi anak sebagai alat ukur tingkat status gizi. Adapun keunggulan metode antropometri yaitu mudah digunakan, alat mudah

14 21 didapatkan, pengukuran dapat dilakukan secara berulang, pengukuran secara objektif, biaya relatif murah, hasil mudah disimpulkan, dan secara ilmiah diakui (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2012). a. Parameter antropometri Menurut Hidayat (2008), antropometri digunakan sebagai indikator status gizi dengan menggunakan beberapa parameter yang merupakan ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : 1) Umur Faktor umur sangat penting dalam menentukan tingkat status gizi. Kesalahan dalam menentukan umur akan menimbukan kesalahan dalam intrepretasi tingkat status gizi. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat menjadi tidak berarti jika tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat khususnya pada bayi dan balita. 2) Berat badan Pengukuran pada bayi baru lahir paling sering menggunakan ukuran antropometri berat badan. Berat badan digunakan untuk menilai laju pertumbuhan fisik dan status gizi bayi dan balita. Berat badan merupakan parameter pilihan utama yang paling baik, mudah dipakai dan dimengerti, serta dapat memberikan gambaran mengenai status gizi saat ini. 3) Tinggi badan Tinggi badan merupakan parameter ukuran terpenting kedua karena dengan menghubungkan berat badan dan tinggi badan, faktor umur dapat dikesampingkan.

15 22 b. Indeks antropometri Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Menurut Hidayat (2008) dan Supariasa, Bakri, dan Fajar (2012), beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu : 1) Berat badan menurut umur (BB/U) Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh dan sangat relatif karena massa tubuh sangat sering berubah karena faktor tertentu seperti terserang penyakit infeksi, napsu makan menurun, atau asupan jumlah makanan yang kurang. Berat badan berubah mengikuti pertambahan umur menandakan bahwa seseorang memiliki kesehatan yang baik dan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi dalam tubuh. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristiknya, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi, namun hanya dapat menggambarkan status gizi saat ini mengingat karakteristik berat badan sangat sensitive dan sering berubah. Indeks BB/U memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya antara lain lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum, sangat baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis, sangat sensitif terhadap perubahan kecil serta dapat mendeteksi obesitas. Kelemahannya

16 23 antara lain dapat mengakibatkan intrepretasi status gizi yang salah jika terdapat edema atau acites, memerlukan data umur yang akurat terutama untuk anak dibawah lima tahun, sering terjadi salah mengukuran karena pengaruh pakaian atau aksesoris yang digunakan dan geraka anak pada saat penimbangan. 2) Tinggi badan menurut umur (TB/U) Tinggi badan merupakan parameter antropometri yang memberi gambaran mengenai keadaan pertumbuhan tulang. Tinggi badan relatif kurang relatif terhadap masalah kekurangan gizi dalam jangka waktu pendek. Pengaruh kekurangan zat gizi terhadap tinggi badan akan terlihat dalam waktu yang relatif lama, biasanya tinggi badan menggambarkan konsumsi protein masa lalu. Adapun kelebihan indeks TB/U adalah baik untuk menilai status gizi masa lampau, alat ukur dapat dibuat dengan mudah, praktis dibawa kemana saja. Kekurangannya antara lain tinggi badan cepat naik namun tidak mungkin menurun, pengukuran relatif lebih sulit dilakukan pada anak dan lansia. 3) Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) Berat badan memiliki hubungan searah dengan tinggi badan dan kecepatan tertentu dalam perkembangannya. Adapun keuntungan indeks BB/TB adalah tidak memerlukan data umur, dan dapat membedakan proporsi badan dalam skala gemuk, normal dan kurus. Kelemahannya adalah tidak dapat memberikan gambaran pendek, cukup atau tinggi badan lebih menurut umur anak.

17 24 4) Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) Pengukuran menggunakan IMT dapat dilakukan pada anak-anak, remaja, dan dewasa. Pengukuran IMT pada anak-anak dan remaja sangat terkait terhadap umur, dimana umur menentukan perubahan, komposisi dan densitas tubuh. Rumus IMT : IMT = BB (kg) : TB 2 (m) Keterangan: IMT BB TB : Indeks Massa Tubuh : Berat Badan (kg) : Tinggi Badan (m) c. Z-Score Pengukuran status gizi bayi dan balita di Indonesia menggunakan z-score, dimana z-score adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh pengukuran dari median (Depkes, 2008). Rumus z-score : Z-score = Keterangan : NIS NMBR NSBR : Nilai Individual Subjek : Nilai Median Baku Rujukan : Nilai Simpangan Baku Rujukan

18 25 Status gizi bayi saat ini di dalam sebuah penelitian diukur menggunakan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U) untuk menilai status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Dimana kelebihan BB/U antara lain lebih mudah dan cepat dimengerti, sangat baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis, sangat sensitif terhadap perubahan kecil serta dapat mendeteksi obesitas. Berdasarkan Keputusan Menkes (2011), status gizi anak memiliki kategori dan ambang batas status gizi dan standar penilaian. Tabel 2.2 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Pada Anak Umur 1-6 Bulan Indeks Katagori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score) Berat badan menurut Gizi Buruk <-3 SD umur (BB/U) Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2 SD Anak umur 1-6 bulan Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD Gizi Lebih >2 SD Sumber : Menkes (2011) Menteri Kesehatan RI mengeluarkan Kepmenkes No : 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian gizi anak, dimana mengeluarkan tabel status gizi anak yang sangat mudah untuk dipahami dalam mengukur status gizi bayi, dimana sangat mudah dalam menilai dan di katagorikan status gizi bayi yang akan diukur. Berikut standar berat badan menurut umur pada anak 1-6 bulan berdasarkan jenis kelamin. Tabel 2.3 Standar Berat Badan Menurut Umur Pada Anak Laki-Laki Umur Berat Badan (Kg) (Bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD Sumber : Menkes (2011)

19 26 Tabel 2.4 Standar Berat Badan Menurut Umur Pada Anak Perempuan Umur Berat Badan (Kg) (Bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD Sumber : Menkes (2011) 2.4 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Nutrisi Saat Menyusui Dengan Status Gizi Bayi 1-6 Bulan ASI merupakan makanan pertama yang terbaik untuk bayi, dimana saat usia bayi berumur dibawah 6 bulan sangat memerlukan ASI sebagai nutrisi dalam tumbuh kembangnya yang optimal. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan atau lebih memiliki kekebalan tubuh dan ketahanan hidup 33,3 kali lebih baik daripada bayi yang mendapatkan ASI kurang dari empat bulan (Hegar, 2008). Menurut penelitian Adhiguna (2010), bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif risiko terserang diare enam kali lebih besar dari bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Selain diare, bayi sering terserang demam, batuk-pilek, pneumoni dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Kualitas dan kuantitas produksi ASI sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu menyusui. Pengetahuan ibu menyusui yang kurang akan menjadi faktor penyebab kegagalan praktik pemberian ASI eksklusif (Getahun, Scherbaum, Taffese, Teshome, dan Biesalski, 2004; Gatti, 2008). Selain pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, salah satu penyebab kegagalan ASI eksklusif adalah pengetahuan ibu akan prntingnya nutrisi saat menyusui. Ibu menyusui dengan status gizi yang baik

20 27 memiliki nutrisi yang cukup untuk memproduksi ASI dengan kualitas dan kuantitas baik. Ibu menyusui yang memiliki gizi baik secara otomatis akan membantu memperlancar produksi ASI, sedangkan ibu yang asupan nutrisinya kurang akan menyebabkan penurunan produksi ASI sehingga ibu akan mengalami kesulitan dalam menjalankan program ASI eksklusif (Kac, Benicio, Velasquez, Valente, dan Struchiner, 2004). Hasil penelitian Wulansari (2009) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui maka semakin tinggi pula status gizi ibu. Selain itu, menurut penelitian Pertiwi, Solehati, dan Widiasih (2012), sebanyak 61% ibu dengan status gizi baik saat menyusui tanpa mengalami hambatan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya. Ibu dengan status gizi baik akan memiliki nutrisi yang baik untuk tubuh dalam memproduksi ASI selama menyusui. Menurut penelitian Paramitha (2010), sebanyak 50% ibu yang frekuensi menyusui kurang dan 44,4 % cukup memiliki bayi dengan berat badan kurang. Ibu yang ingin memiliki bayi yang sehat dengan status gizi baik, harus memiliki nutrisi yang baik pula. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, nutrisi ibu saat menyusui sangat erat kaitannya dengan status gizi bayi, karena nutrisi yang baik akan meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI sehingga bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan status gizinya.

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan gizi. Hal ini disebabkan karena masih lemahnya imunitas yang dimiliki oleh bayi. Bayi dengan

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012) 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Satus Gizi Bayi Status gizi diartikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi. Status gizi sangat ditentukan oleh ketersediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebutuhan Gizi pada Balita Gizi (nutrients) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gizi Kurang Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan antropometri (berat badan, tinggi badan, atau ukuran tubuh lainnya) dari waktu ke waktu, tetapi lebih

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi 2.1.1 Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Untuk hidup dan meingkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral) dalam jumlah yang cukup,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian status gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Jika keseimbangan tadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat pertumbuhan yang terjadi sebelumnya pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Energi dan Protein 1. Energi Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas. Energi diperoleh dari makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah kekurangan energi protein seperti merasmus, kwarsiorkor, dan stunting. Kekurangan energi protein

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes Menyusui adalah : Memberikan makanan dan minuman kepada bayi pada awal masa kehidupannya Di Indonesia kurang populer??? Ibu yang memberi ASI ekslusif

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang diekskpresikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena banyak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh bayi dan sangat penting bagi pertumbuhan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu makanan yang dikonsumsi dan kesehatan anak itu sendiri. Kualitas dan kuantitas bahan makanan yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan bentuk makanan ideal bagi bayi selama 6 bulan pertama kehidupan karena ASI menyediakan zat-zat gizi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asupan Gizi Ibu Hamil 1. Kebutuhan Gizi Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Definisi ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, di berikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia atau susu

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4. LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PERILAKU GIZI SEIMBANG IBU KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN BALITA DI KABUPATEN BOJONEGORO Nama sheet

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan suatu indikator penting untuk menggambarkan kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu parameter utama kesehatan anak.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilannya dalam Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status gizi adalah ekspresi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ibu Menyusui Menyusui merupakan pekerjaan biologik yang mulia bagi semua jenis mamalia dan sebagai satu kesatuan dari fungsi reproduksi, menyusui adalah suatu insting. Namun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Energi dan Protein 1. Kebutuhan Energi Energi digunakan untuk pertumbuhan, sebagian kecil lain digunakan untuk aktivitas, tetapi sebagian besar dimanfaatkan untuk metabolisme

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 5 TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Balita Balita didefinisikan sebagai anak dibawah lima tahun dan merupakan periode usia setelah bayi dengan rentang 0-5 tahun (Gibney, 2009). Menurut Sutomo dan Anggraeni (2010),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Sri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Gizi lebih adalah suatu keadaan berat badan yang lebih atau diatas normal. Anak tergolong overweight (berat badan lebih) dan risk of overweight (risiko untuk berat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat yang di pengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi di nilaidengan ukuran atau parameer gizi.balita yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Konsumsi Makanan Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Fungsi pokok makanan adalah untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Makanan Bayi

TINJAUAN PUSTAKA. Makanan Bayi TINJAUAN PUSTAKA Makanan Bayi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) merupakan gizi terbaik bagi bayi karena komposisi zat gizi di dalamnya secara optimal mampu menjamin pertumbuhan tubuh bayi, selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan 19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif diberikan sampai 6 bulan pertama kehidupan. Manfaat dari pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Menurut Hurlock (2004) rentang usia sampel penelitian ini dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masalah Gizi Pada Anak Balita Masa balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak. Akan tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pertumbuhan Berat Badan Setelah Lahir. a. Pertumbuhan berat badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pertumbuhan Berat Badan Setelah Lahir. a. Pertumbuhan berat badan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Berat Badan Bayi 1. Pertumbuhan Berat Badan Setelah Lahir a. Pertumbuhan berat badan Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedekatan dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedekatan dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Asuh Anak Pola asuh anak berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal kedekatan dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Tinjauan Teori Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Menurut Supariasa dkk (2002) status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu sedangkan menurut Almatsier

Lebih terperinci

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh 31 Karakteristik Sosial Ekonomi keluarga Umur orangtua Sebaran umur orangtua contoh dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu kelompok remaja (

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bayi guna mencapai tumbuh kembang bayi atau anak yang optimal. Sejak lahir bayi hanya diberikan ASI hingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES Sri Nani Prawiraningrum 1, Agi Erlina 2 dan Rokhani Oktalistiani 3

Lebih terperinci

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan KESEIMBANGAN ENERGI Jumlah energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 kg sebesar

Lebih terperinci

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri) kekurangan energi kronik (pada remaja puteri) BAB I PENDAHALUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kekurangan Energi Kronis (KEK) 1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil dan WUS (Wanita Usia Subur) yang kurang gizi diakibatkan oleh kekurangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Soekirman (2000), status gizi berarti sebagai keadaan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi 2.1.1 Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengetahuan Gizi Ibu Gizi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu dan membangun proses pertumbuhan yang baik dan optimal. Keadaan gizi tergantung dari tingkat konsumsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam menggerakkan otot besar atau sebagian tubuh atau seluruh tubuh dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 No. Responden : Kelas : Diisi oleh peneliti Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah

Lebih terperinci

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P. Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut. Proporsi penduduk usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

makalah KEK dalam kehamilan

makalah KEK dalam kehamilan makalah KEK dalam kehamilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Batita atau Toddler a. Konsep Batita atau Tooddler Toodler atau batita merupakan anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun), dimana pada periode ini anak berusaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gizi a. Definisi Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Menurut cara pengucapan Mesir, ghidza dibaca ghizi. Gizi adalah segala

Lebih terperinci

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3. Ikan baik untuk tambahan diet karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta NUTRISI PADA ANAK Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia pra sekolah merupakan anak yang berusia antara 3-6 tahun (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada usia ini pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kehidupan sehari-hari, pangan mempunyai peranan penting bagi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kehidupan sehari-hari, pangan mempunyai peranan penting bagi II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pola Pangan Anak Balita Dalam kehidupan sehari-hari, pangan mempunyai peranan penting bagi manusia. Peran pokok pangan adalah untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ibu Bekerja 2.1.1 Definisi Ibu Bekerja Menurut Encyclopedia of Children s Health, ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses tumbuh kembang balita. Balita pendek memiliki dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi kurang dapat ditemukan pada setiap kelompok masyarakat. Pada hakekatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang asupan makanan ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak hanya memberikan kesempatan pada bayi untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. AIR SUSU IBU 1. ASI Sebagai Makanan Bayi ASI merupakan emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang diekresi oleh kedua belah kelenjar mammae dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Gizi Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2012).

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan LAMPIRAN KUESIONER Identitas 1. Nama : 2. Alamat : 3. Umur : a. < 20 tahun b. 20-30 tahun c. 31-40 tahun d. > 40 tahun 4. Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah atau tidak tamat SD b. SD / sederajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci