BAB II SEJARAH TRADISI MEMBATIK MASYARAKAT DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR. A. Awal Mula Tradisi Membatik Di Girilayu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II SEJARAH TRADISI MEMBATIK MASYARAKAT DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR. A. Awal Mula Tradisi Membatik Di Girilayu"

Transkripsi

1 BAB II SEJARAH TRADISI MEMBATIK MASYARAKAT DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR A. Awal Mula Tradisi Membatik Di Girilayu Istilah batik berasal dari bahasa Jawa, dari kata tik yang berarti kecil dapat diartikan sebagai gambar yang serba rumit. Di dalam Kesusasteraan Jawa Kuno dan Pertengahan, proses batik diartikan sebagai Serat Nitik. Setelah Kraton Kartosuro pindah ke Surakarta, muncul istilah mbatik dari jarwo dosok ngembat titik yang berarti membuat titik. 1 Membatik adalah suatu pekerjaan yang mengutamakan ketiga tahapan proses, yaitu pemalaman, pewarnaan dan penghilangan malam. Berapa banyak pemalaman atau berapa kali penghilangan malam akan menunjukkan betapa kompleks proses yang dilakukan, sehingga akan menghasilkan lembaran batik yang kaya akan paduan warna. Seni batik adalah salah satu kesenian khas Indonesia yang telah berabad lamanya hidup dan berkembang, sehingga merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah budaya bangsa Indonesia. Pada mulanya seni batik lahir dari konsepsi estetika seni Jawa adiluhung yang berarti indah dan tinggi. Seni kerajinan batik Indonesia berkaitan erat dengan tradisi sosial yang berlaku di dalam suatu lingkungan masyarakat. Hal tersebut terlihat dari penyajian bentuk coraknya dan oleh 1 Riyanto, dkk, Katalog Batik Indonesia. (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik,1997), hlm

2 23 karena itulah batik sejalan dengan, dan mencerminkan, nilai-nilai ketradisian dan dinamika masyarakat pendukungnya. Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Surakarta dan Yogyakarta. 2 Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa setelah akhir abad 18 atau awal abad 19. Batik yang dihasilkan ialah semua batik tulis pada awal abad 20 dan batik cap baru dikenal setelah perang dunia kesatu berakhir atau sekitar tahun Menurut Kuswadji, secara etimologi batik merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata titik. Jadi membatik berarti melempar titik-titik yang banyak dan berkali-kali pada kain. Sehingga lama-lama bentuk-bentuk titik tersebut berhimpitan menjadi bentuk garis. 3 Menurut Hamzuri Batik adalah lukisan pada mori yang dibuat dengan menggunakan alat bernama canting. 4 Batik termasuk sebuah karya seni dwimatra, 2 Amri Yahya, Seni Lukis Batik Sebagai Sarana Peningkatan Apresiasi Seni Lukis Kontemporer, (Yogyakarta: Fakultas Keguruan Sastra Seni IKIP, 1971), hlm Sudarsono, Aspek Ritual dan Kreativitas Dalam Perkembangan Seni di Jawa, (Yogyakarta: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi), 1985). hlm Hamzuri,, Batik Klasik, (Jakarta: Djambatan, 1989), hlm 6.

3 24 karena batik terbuat dari material dua dimensi dan termasuk jenis lukis. Ada sebagian orang berpendapat bahwa batik termasuk jenis lukis, hanya saja proses pembuatan batik berbeda dengan proses pembuatan lukis pada umumnya. Orang melukis atau menggambar atau menulis pada kain mori memakai canting disebut membatik dalam bahasa Jawa dikatakan mbatik. 5 Batik awalnya dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Selanjutnya kesenian batik menyebar hingga ke luar wilayah keraton karena banyak dari pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh rakyat ke luar keraton dan dikerjakan ditempat tinggalnya masing-masing. Lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh masyarakat terdekat dan meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangga untuk mengisi waktu senggang. Kemudian, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga keraton, menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. 6 Pakem-pakem (aturan) yang ada pada proses pembuatan kain batik klasik merupakan langkah atau warisan yang sudah ada dan turun temurun. Proses-proses dan alur dalam pembuatan kain batik pada mulanya sangat teratur dan harus tepat dalam menjalankannya. Hal itu dikarenakan pada pembuatan kain batik, memang tidak boleh sembarangan. Seni batik lahir dari konsepsi estetika Jawa adiluhung yang berarti indah dan tinggi. Seni kerajinan batik di Indonesia berkaitan erat dengan 2010), hlm Ibid. 6 Puryanti, Batik Kliwonan di Kabupaten Sragen, (Surakarta: UNS FKIP,

4 25 tradisi sosial yang berlaku didalam suatu lingkungan masyarakat. Hal tersebut terlihat dari penyajian bentuk coraknya dan oleh karena itulah perkembangan batik senantiasa sejalan dengan pendukungnya. Rancangan dan motif yang diciptakan oleh seniman batik didapat dari ilham yang tidak lepas dari kehidupan keagamaan, kebudayaan bangsa pada umumnya, serta dari keadaan alam Indonesia. 7 Kain batik yang mudah dikenali dan memiliki corak yang khas pada akhirnya mampu berkembang secara cepat dan pesat. Hal itu tidak lain karena adanya pengaruh perdagangan dan pengaruh masyarakat disuatu daerah yang memiliki kecintaan terhadap motif kain batik. Dahulu motif batik masih sangat terbatas, hal tersebut dikarenakan setiap penciptaan motif batik selalu melewati masa yang sangat panjang. Pada zaman sekarang, motif-motif batik era kerajaan di Indonesia dikenal dengan sebutan motif kain batik klasik. Setiap penciptaan motif batik klasik, pada mulanya selalu diciptakan dengan makna simbolisme dalam falsafah Jawa. Setiap penciptaan, motif batik memiliki maksud dan tujuan sendiri pada setiap motifnya, seperti agar member kesejahteraan, ketentraman, dan kewibawaan dan kemuliaan serta member tanda status sosial bagi si pemakai dalam masyarakat. motif batik tidak dibuat secara sembarangan, tetapi mengikuti aturan-aturan yang ketat. Hal ini dapat dipahami karena pembuatan batik yang sering dihubungkan dengan mitologi, harapan-harapan, penanda gender, status sosial, anggota klan, bahkan dipercara mempunyai kekuatan gaib. Motif batik Jawa hlm Yayasan Harapan Kita, Indonesia Indah Batik 8 (Jakarta: BP3TMII, 2000)

5 26 mempunyai hubungan dengan status sosial, kepercayaan, dan harapan bagi si pemakai. 8 Menurut beberapa ahli sejarah, batik yang berasal dari Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, semula berasal dari India. Batik pada awal mulanya dibawa oleh para pedagang India yang kala itu sedang melakukan perdagangan dengan pedagangpedagang pribumi di pulau Jawa. Dari proses tukar menukar barang dagangan itu, selanjutnya melahirkan informasi pemahaman tentang batik. Lambat laun orangorang Jawa mulai mengenal batik yang kemudian memodifikasinya, dan mengembangkan dengan menggunakan bahan baku dan bahan penunjang lainnya, sehingga berubah bentuk menjadi kain pakaian yang memiliki ciri-ciri Indonesia. 9 Girilayu merupakan desa di wilayah Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Merupakan satu dari sembilan kelurahan yang ada di Kecamatan Matesih. Tradisi dan kapan pertama kali masyarakat di Desa Girilayu mulai membatik tidak diketahui secara pasti. Tradisi membatik masyarakat di Desa Girilayu sudah ada sejak lama bahkan sebelum Indonesia merdeka. Kegiatan dan tradisi membatik masyarakat di Desa Girilayu pada mulanya berasal dari generasi 8 Djoko Dwiyanto & DS Nugrahani, Perubahan Konsep Gender Dalam Seni Batik Tradisional Pedalaman dan Pesisir ( Yogyakarta: Pusat Studi Wanita UGM, 2000), hlm Anesia Aryunda Dofa, Batik Indonesia, (Jakarta: PT. Golden Teranyon, 1996), hlm. 8.

6 27 sebelumnya, dimana pada perkembangan selanjutnya kegiatan membatik tersebut diwariskan secara turun tumurun. 10 Asal mula batik di Girilayu itu sendiri berasal dari kerajaan Mangkunegaran. Baik dari segi motif (motif pakem) maupun sisi komersialnya tidak dapat dipisahkan dari sejarah kerajaan Mangkunegaran. Keberadaan mula-mula batik didalam kerajaan atau keraton hanya merupakan kerja sambilan bagi putri keraton yang nantinya akan dipersembahkan untuk kekasihnya, juga untuk kepentingan (pakaian) raja dan para kerabat keraton. Raja hanya memilih orang-orang pandai membatik yang dikhususkan berdiam di keraton untuk membuat kain batik. Oleh karena raja dan seluruh kerabat keraton memerlukan kain batik, maka raja mengutus para lurah mencari daerah penghasil batik. 11 Batik di Girilayu mempunyai kesamaan dengan corak batik Surakarta, hal itu tidak bisa dilepaskan dengan ikatan historis bahwa Girilayu sangat dekat dengan keraton Mangkunegaran yang mempunyai pemakaman raja-raja Mangkunegaran di Girilayu. Astana Mangadeg di Girilayu, merupakan tempat pemakaman raja Mangkunegaran, disana terdapat makam raden mas Said atau masyarakat lebih mengenal dengan pangeran Sambernyowo, untuk berziarah ke makam tersebut peziarah dianjurkan mengunakan kain batik dalam mengunjungi makam sesuai 10 Wawancara dengan Daryana pada tanggal 29 Desember Wawancara dengan Harso pada tanggal 16 Februari 20015

7 28 dengan tradisi keraton. Hal itu juga merupakan satu contoh aspek kemiripan corak batik Girilayu dengan batik Surakarta. 12 Girilayu sebagai wilayah yang menghasilkan batik-batik yang bisa diterima oleh masyarakat luas tidak serta merta menjadi wilayah industri batik besar. Pembatik Girilayu tidak banyak yang mencoba mengembangkan seni kerajinan batik sebagai industri, mereka semua hanya menjadi pengrajin dan tidak ada pengusaha, jadi mereka menggantungkan kepada para pengusaha batik dari luar daerah. Dapat disebut mereka hanya melakukan pelayanan jasa. Kurangnya antusiasme juga menjadi penghambat perkembangan batik Girilayu. 13 B. Gambaran Umum Masyarakat Desa Girilayu a. Demografi Pengetahuan tentang Demografis sangat diperlukan untuk mendeskripsikan mengenai kondisi masyarakat pada suatu wilayah. Demografis diartikan sebagai suatu studi statistik tentang kependudukan, terutama menurut besar dan kepadatannya. Sensus dan angka-angka statistik tentang kelahiran, kematian, mata pencaharian, perpindahan penduduk dan lain-lain merupakan data yang sejak dulu menjadi titik 12 Endang Widyastuty, Rara Sugiarti, BRM. Bambang Irawan, Laporan Pengembangan Seni Kerajinan Batik Girilayu Menuju Ekonomi Kreatif Untuk Memberdayakan Dan Mendukung Pengembangan Pariwisata Karanganya, (Surakarta: LPPM UNS, 2012), hal Wawancara dengan Katmo, pada tanggal 25 Agustus 2014.

8 29 berat analisa demografi 14. Girilayu merupakan desa di wilayah Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Merupakan satu dari sembilan kelurahan yang ada di Kecamatan Matesih. Luas wilayah Desa Girilayu adalah ha dengan ketinggian permukaan laut adalah 600 m. Jarak kantor Desa Girilayu ke kantor Kecamatan Matesih adalah 4,8 km, jarak kantor Desa Girilayu dengan Kantor Kabupaten adalah 18,9 km sedangkan jarak dari ibukota Propinsi adalah 150 km. Batas-batas wilayah Desa Girilayu adalah sebagai berikut : Sebelah utara Sebelah barat Sebelah selatan Sebelah timur : Desa Gerdu : Desa Karangbangun : Desa Koripan : Desa Plumbon Desa Girilayu terdiri dari 5 dusun, yaitu dusun Wetan Kali, dusun Merakan, Dusun girilayu, dusun Seberan dan Dusun Bati. b. Kependudukan Masyarakat atau penduduk merupakan sumberdaya ekonomi yang memiliki dua dimensi, di satu pihak merupakan modal dasar ekonomi, di lain pihak menjadi beban dasar kehidupan ekonomi 15. Pada sebagian negara-negara yang sedang berkembang, pertumbuhan ekonomi mereka mengakibatkan rakyat tetap dalam keadaan melarat. Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat akan menghalangi 14 Fawcett, James T, Psikologi Kependudukan : Masalah-Masalah Penelitian dan Tingkah Laku Dalam Fertilitas dan Keluarga Berencana, (Jakarta: Rajawali Press, 1984), hlm Rozy Munir,Teori Kependudukan, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), hlm. 3.

9 30 kemampuan suatu bangsa untuk mencapai kemajuan dan untuk memenuhi permintaan rakyat yang selalu meningkat akan kehidupan yang lebih baik. Pertumbuhan menjadi perhatian dari pemerintahan, karena pertumbuhan penduduk berhubungan dengan banyak aspek 16. Tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk di wilayah Desa Girilayu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya. Jumlah banyak sedikitnya angka kelahiran dan angka kematian di wilayah Desa Girilayu membawa pengaruh terhadap permasalahan lingkungan dan juga aspek lainnya. Angka Pertumbuhan penduduk yang terjadi di wilayah Desa Girilayu antara tahun 2009 sampai dengan 2013 dapat dilihat di di dalam data statistik pada tabel 1. Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Desa Di Girilayu Tahun Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar 1980), hlm Sediono MP, Tjondronegoro, Ilmu Kependudukan, (Jogjakarta: Erlangga,

10 31 Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa kondisi pertumbuhan di Desa Girilayu berjalan normal dan tidak terlihat adanya ledakan penduduk maupun pengurangan penduduk secara drastis. Jumlah penduduk terbanyak adalah pada tahun 2010 dengan jumlah total jiwa dengan jumlah laki-laki adalah sedangkan jumlah perempuan adalah Jumlah penduduk paling sedikit adalah di tahun 2011 dengan total jumlah penduduk adalah jiwa dengan jumlah laki-laki sedangkan jumlah perempuan adalah jiwa. Bertambah dan berkurangnya penduduk di wilayah Desa Girilayu terjadi diantaranya Kelahiran, Kematian, berpindah ke desa atau wilayah lain dan juga karena adanya pendatang dari wilayah lain yang menetap di Desa Girilayu 17. c. Sistem Mata Pencaharian Sistem mata pencaharian adalah kegiatan pokok yang menentukan kelangsungan hidup manusia. Dalam hal ini mata pencaharian bertujuan untuk mencari makan, sandang, papan dan melengkapi kebutuhan-kebutuhan yang lain mengikuti perkembangan jaman. Mata pencaharian di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap kesejahteraan, pola hidup, kehidupan sosial dan stratifikasi di wilayah tersebut. Sebagai daerah basis pertanian tentunya mata pencaharian 18. Girilayu sebagian besar masyarakatnya adalah sebagai seorang petani baik sebagai petani pemilik maupun penggarap atau buruh tani. Selain itu juga terdapat beberapa 17 Wawancara Dengan Slamet sebagai Kepala Desa Girilayu pada tanggal 16 Februari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, Produksi Padi dan Palawija Jawa Tengah Tahun (Semarang : BPS, 2009),hlm 1.

11 32 mata pencaharian lain yang dijalankan di Girilayu, di antara sebagai PNS, TNI/ POLRI, Pedagang, Angkutan dan lainnya. Untuk mengetahui jumlah penduduk di Desa Girilayu berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat didalam tabel 2. Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan Mata Pencaharian No Pekerjaan PNS Buruh Petani Pedagang Pengusaha Tni/polri Pensiunan Lain-lain Sumber : Profil Desa Girilayu tahun 2013 Berdasakan tabel 2 terlihat bahwa terdapat beberapa profesi yang dijalani oleh masyarakat Desa Girilayu. Dari beberapa profesi yang ada terlihat bahwa sebagian besar Masyarakat di Desa Girilayu berprofesi sebagai buruh dan profesi terkecil adalah sebagai TNI/POLRI. Buruh yang ada di Girilayu dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan bidang usahanya. Ada yang menjadi buruh tani, buruh bangunan, buruh pabrik dan buruh batik. Dari beberapa profesi yang dijalani

12 33 oleh masyarakat girilayu, profesi buruh batik menjadi menarik diamati karena wilayah Desa Girilayu dikenal oleh masyarakat luas sebagai desa penghasil batik yang dari sisi kualitas dapat dikatakan bagus. Buruh batik yang ada di desa Girilayu sebagian besar adalah perempuan. Buruh batik yang ada di desa Girilayu umumnya adalah ibu rumah tangga yang bekerja sampingan sebagai pembatik. Aktifitas membatik dilakukan di rumah sendiri-sendiri sehingga lebih bersifat fleksibel. 19 Untuk mengetahui jumlah penduduk Desa Girilayu berdasarkan usia dapat dilihat dalam tabel 3. Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Tenaga Kerja No Usia tahun tahun tahun tahun tahun tahun keatas Sumber : Data Monografi Desa Girilayu tahun 2013 Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa angkatan usia tenaga kerja pada tahun 2009 jumlah tertinggi adalah usia tahun dengan jumlah 780 tenaga kerja. Februari Wawancara dengan Umi Rahayu sebagai pengrajin batik pada tanggal 17

13 34 sedangkan jumlah usia tenaga kerja paling sedikit adalah usia tahun dengan jumlah 244 tenaga kerja. Pada tahun 2013 terlihat bahwa jumlah usia tenaga kerja tertinggi adalah usia tahun dengan jumlah 860 tenaga kerja. Sedangkan jumlah usia tenaga kerja paling sedikit pada tahun 2013 adalah usia tahun dengan jumlah 285 tenaga kerja. Mayoritas angkatan usia tenaga kerja 57 tahun keatas, lakilaki bekerja sebagai petani sedangkan perempuan bekerja sebagai pembatik. 20 pada usia tersebut mereka menjalani aktivitas pekerjaan berdasarkan pekerjaan mereka yang sudah dijalani sejak dulu. pada kelompok usia tenaga kerja lainnya melakukan pekerjaan dalam berbagai bidang seperti yang dijelaskan dalam tabel 2 tentang jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian. d. Pendidikan Pendidikan mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat transformasi di berbagai bidang kehidupan dapat ditempuh melalui proses pendidikan. Pendidikan dalam pengertian pengajaran adalah usaha sadar untuk mencapai tujuan dengan sistematika terarah pada pertumbuhan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud itu menunjukkan pada suatu proses yang dilalui. Tanpa prose situ perubahan tak mungkin terjadi, proses disini berarti pendidikan. 21 Pendidikan adalah salah satu potensi suatu daerah, akan tetapi akan menjadi suatu masalah jika penanganannya salah. Dapat dikatakan secara teoritis jumlah penduduk yang besar merupakan keuntungan bagi pembangunan karena 1979), hlm Wawancara dengan Jupri pada tanggal 16 Februari Winarno Surakhman, Metode Pengajaran Nasional, ( Jakarta: Jemmars,

14 35 memberikan kemungkinan adanya pasar dalam negara yang besar yang memungkinkan untuk pembangunan sektor produksi dan distribusi yang besar economic scale yang lebih efisien. 22 Kondisi pendidikan masyarakat di Desa Girilayu dapat dilihat didalam tabel no 3 yang menjelaskan tentang jumlah penduduk menurut pendidikan. Tabel 4 Jumlah penduduk menurut pendidikan No Pendidikan Tidak tamat SD SD SMP SMA Sarjana Muda/D Sarjana/ S Sumber : Badan Pusat Statistik Dapat dilihat dalam tabel 3 bahwa penduduk Girilayu sebagian besar merupakan tamatan sekolah dasar. Sumber data pada tahun 2009 sampai tahun 2013 menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat desa Girilayu adalah tamatan SD. Jumlah angkatan pendidikan tamatan sarjana pada tahun 2013 hanya berjumlah 4 orang. Sedangkan untuk kenaikan jumlah penduduk menurut pendidikan baik dari tamatan SD, SMP, SMA dan D3 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tidak banyak 22 M Sadli, Proyek Jangka Panjang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, dalam PRISMA No. 2 Februari 1982, hlm 7.

15 36 mengalami perubahan yang besar. Hal tersebut merupakan salah satu gambaran kualitas SDM yang dimiliki oleh Desa Girilayu. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Desa Girilayu salah satunya adalah tingginya pernikahan usia muda. Banyak masyarakat Desa Girilayu khususnya perempuan, menjalani pernikahan pada usia muda. Hal tersebut mengakibatkan tidak banyak masyakat desa Girilayu yang setelah nikah tidak melanjutkan pendidikannya lagi, dan beraktivitas sebagai ibu rumah tangga. Masyarakat Desa Girilayu tidak banyak yang berfokus untuk berminat menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi semisal sarjana. Mayoritas pemuda-pemuda di Desa Girilayu setelah mereka lulus SMA, langsung masuk ke dalam dunia pekerjaan. Banyak juga masyarakat Desa Girilayu yang setelah mereka lulus, langsung pergi merantau. Rata-rata masyarakat yang merantau tersebut, sudah ada salah satu keluarganya yang pada tahun-tahun sebelumnya sudah pergi merantau sehingga mereka mengajak saudaranya yang di desa untuk ikut merantau 23 e. Kondisi Sosial Ekonomi Di dalam setiap masyarakat akan ditemui adanya pelapisan sosial. Gejala adanya pelapisan sosial itu karena dalam pergaulan antara individu ada perbedaan penduduk dan derajat. 24 Adanya perbedaan kedudukan dan derajat dalam masyarakat itu karena ada sesuatu di dalam masyarakat. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, 23 Wawancara dengan Sugiarto pada tanggal 16 Februari Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, (Jakarta: PT. Dian Rakyat,1977), hlm. 174.

16 37 selain itu juga berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesolehan dalam agama atau mungkin juga keturunan dari keluarga yang terhormat. 25 Begitu juga dengan Girilayu, sebuah Desa yang mempunyai ikatan historis yang sangat dekat dengan Mangkunegaran juga mempunyai lapisan sosial masyarakat. Feodalisme masih sangat kuat di desa Girilayu. Tingkatan sosial didasarkan atas kepemilikan tanah dan jabatan yang dimiliki oleh seseorang. Mengingat kenyataan bahwa penduduk pedesaan yang sebagian besar terdiri dari pada para petani pada umumnya memberikan penilaian yang tinggi terhadap milik tanah dan rumah. Pelapisan sosial para petani yang berdasarkan pemiliknya tanah itu di beberapa desa mempunyai variasi yang berbeda-beda, 26 berdasarkan pemilikan tanah masyarakat Girilayu dapat digolongkan menjadi: 1. Kuli Kenceng, mereka yang mempunyai sawah, tegal, rumah dan pekarangan. 2. Kuli setengah kenceng atau mekarang, mereka yang hanya mempunyai pekarangan dan tegal saja. 3. Kuli Kendo atau magersari, mereka yang mendirikan rumah dipekarangan orang lain. Di samping pelapisan sosial berdasarkan pemilikan tanah yang telah disebutkan di atas masih terdapat pelapisan sosial yang lain untuk menyebut orangorang yang mempunyai kemampuan dalam menjalankan aktivitas di bidang usaha ekonomi dan perdagangan. Pada stratifikasi sosial masyarakat terdapat kelompok 25 Soerjono Sukanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1975), hlm Koentjaraningrat, Masyarakat desa di Indonesia Masa Ini, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1960), hlm.157.

17 38 sosial dengan perbedaan-perbedaan istilah, munculnya majikan-majikan baru seperti pengusaha jasa mbabar, medel, atau majikan yang menguasai borongan dalam prosesing batik dan yang terakhir disebut dengan pengusaha prembe. Mereka terdiri dari tukang atau buruh inti yang memperoleh kepercayaan dari majikan mereka, berupa pinjaman modal yang tidak terikat oleh pengembalian bunga pokok. Akan tetapi ikatan moral atau ewuh-pekewuh terhadap bekas majikan adalah jalinan persekutuan usaha yang erat, seperti induk dan anak perusahaan. Faktor ikatan moral ini sangat menentukan pamor status sosial pengusaha jasa lebih rendah dari pengusaha besar. Meskipun adanya lapisan sosial, aktifitas membatik di Girilayu tetap berjalan baik. Karena membatik merupakan aktifitas hampir setiap perempuan. Karena adanya hubungan sistem kerja secara kekeluargaan. Para pengusaha menaruh harapan yang besar kepada para pengrajin dalam mengerjakan batik. Dimana aktifitas membatik dilakukan dirumah masing-masing, ketika pekerjaan mereka selesai mereka mendapatkan pekerjaan lagi dari pengusaha sehingga kelangsungan membatik tetap terjaga. Imbalan dari pekerjaan batik ini juga meringankan kebutuhan keluarga, selain itu membatik merupakan pekerjaan sampingan selain sebagai ibu rumah tangga dan sebagai petani sebagai pekerjaan pokok mereka. Sehingga hasil dari membatik dapat dipergunakan sebagai hasil tambahan yang membantu kebutuhan hidup sehari hari. 27 Kondisi perekonomian masyarakat Desa Girilayu sangat dibantu dalam bidang batik. Masyarakat Desa Girilayu yang sebagian besar adalah pembatik 27 Wawancara dengan Umi Rahayu pada tanggal 17 Februari 2015

18 39 memiliki pemasukan tambahan selain pekerjaan pokoknya. Sebagian besar perempuan di Desa Girilayu beraktivitas sebagai pembatik, sedangkan Bapak-bapak di Desa Girilayu memiliki pekerjaan lain. Dalam keluarga di Desa Girilayu, peran batik sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan baik untuk makan maupun kebutuhan lainnya. Penghasilan dari membatik oleh ibu-ibu di Desa Girilayu dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan gaji dari suaminya ditabung untuk kebutuhan tak terduga. 28 Mayoritas pembatik di Desa Girilayu adalah perempuan khususnya ibu-ibu rumah tangga. Aktivitas membatik dikerjakan di rumah masing-masing sehingga dapat di sela dengan aktivitas rumah tangga lainnya seperti mengurus anak, memasak dan menyiapkan kebutuhan rumah tangga lainnya. Pemasukan dari hasil membatik digunakan untuk kebutuhan berbelanja makanan sehari-hari, uang saku anak sekolah dan kebutuhan lainnya seperti membayar arisan, iuran tak terduga lainnya dan sebagai uang sumbangan ketika ada tetangga hajatan. Membatik yang sudah berjalan secara turun temurun dirasakan manfaatnya khususnya dari sisi ekonomi. 29 Gaji dari kepala keluarga atau bapak, dipakai sebagai tabungan untuk masa depan. Selain masyarakat Desa Girilayu memperoleh hasil dari kegiatan membatik, pemasukan lainnya diperoleh dari para bapak-bapak yang bekerja diluar aktivitas membatik, seperti bertani, berkebun, sebagai buruh pabrik dan pegawai lainnya. Gaji yang diperoleh dari hasil diluar membatik dipakai untuk kebutuhan masa depan 28 Wawancara dengan Kasiyem pada tanggal 17 Februari Wawancara dengan Eka pada tanggal 17 Februari 2015

19 40 keluarganya. Selain itu juga dipakai untuk membeli sepeda motor, tv, untuk membangun rumah dan kebutuhan lainnya Wawancara dengan Rini setyowati pada tanggal 18 Februari 2015.

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK 25 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK A. Kondisi Geografis Desa Klampok Secara geografis letak wilayah Desa Klampok khususnya sangatlah strategis dan menguntungkan karena berada pada perbatasan

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari berbagai daerah dan suku bangsa yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke, dan hampir di setiap daerah-daerah terdapat warisan hasil

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu hasil kebudayaan lokal Indonesia yang telah menjadi sebuah ikon bahkan kebanggaan negara, yang pada tanggal 2 Oktober 2009 telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Kelurahan Kelurahan Kebomas terletak di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Penduduk Kelurahan Kebomas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO A. Gambaran Umum Wilayah Desa Kramat Jegu Keadaan umum wilayah di suatu daerah sangat

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo. 23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan budaya Indonesia seperti: ragam suku, ragam bahasa, dan ragam pakaian adat yang salah satunya berbahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai pendahuluan. Pokok bahasan yang terdapat pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN 35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO A. Keadaan Umum Desa Sukapura 1. Keadaan Geografis Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Tidak terkecuali di Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu wilayah

Lebih terperinci

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hasil karya rakyat bangsa yang sampai saat ini masih membuat dunia terkagum-kagum dan bahkan terpesona adalah Batik. Batik merupakan produk budaya Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astana Mangadeg merupakan makam keturunan Kerajaan Mangkunegaran. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa Girilayu Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK A. Gambaran Umum Desa Masaran Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN A. Diskripsi Wilayah 1. Keadaan Geografis, Demografis dan Susunan Pemerintahan Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni rupa sebagai ciptaan manusia senantiasa dikembangkan di setiap zaman dan tempat yang berbeda, hal itu akibat semakin meningkatnya kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan 50 BAB II PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan 1. Keadaan Geografis Karang Kembang merupakan salah satu desa dari 23 desa yang berada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi dan kemajuan suatu negara. Industri perlu dikembangkan secara seimbang dan terpadu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan didukung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian 1. Sejarah Terbentuknya Desa Wisata Wukirsari. Desa Wukirsari terdiri dari desa gabungan yang berdiri pada tanggal 10 Mei 1946.Awal mulanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah, sedangkan memanfaatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah, sedangkan memanfaatkan 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pemanfaatan Menurut Badudu dalam Wiyarsih (2015:13) pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah, sedangkan memanfaatkan berarti

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. Indonesia. Kecamatan Jakenan terletak di bagian timur Kabupaten Pati (sekitar 16

KARAKTERISTIK WILAYAH. Indonesia. Kecamatan Jakenan terletak di bagian timur Kabupaten Pati (sekitar 16 IV. KARAKTERISTIK WILAYAH 1. Geografi A. Karakteristik Wilayah Kecamatan Jakenan Jakenan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Jakenan terletak di bagian timur Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KELUARGA KECIL PADA MASYARAKAT KECAMATAN BUAH DUA KABUPATEN SUMEDANG

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KELUARGA KECIL PADA MASYARAKAT KECAMATAN BUAH DUA KABUPATEN SUMEDANG Eridiana, Nilai-nilai Sosial dalam Keluarga Kecil 23 JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KELUARGA KECIL PADA MASYARAKAT KECAMATAN BUAH DUA KABUPATEN SUMEDANG Wahyu Eridiana Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PPM PENYULUHAN KETRAMPILAN BATIK TULIS PADA KELOMPOK PKK DUSUN DERO KEPANJEN WEDOMARTANI SLEMAN YOGYAKARTA

LAPORAN HASIL PPM PENYULUHAN KETRAMPILAN BATIK TULIS PADA KELOMPOK PKK DUSUN DERO KEPANJEN WEDOMARTANI SLEMAN YOGYAKARTA LAPORAN HASIL PPM PENYULUHAN KETRAMPILAN BATIK TULIS PADA KELOMPOK PKK DUSUN DERO KEPANJEN WEDOMARTANI SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Drs. Mardiyatmo I Wayan Suardana, M,Sn Drs.Djoko Maruta Drs. Maraja Sitompul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Era globalisasi mendukung perkembangan perekonomian dunia usaha. Dengan perkembangan dunia usaha dewasa ini, seiring kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang II. KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN Kabupaten Brebes terletak di sepanjang pantai utara Laut Jawa, merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah, memanjang keselatan berbatasan dengan wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

PERPINDAHAN PEKERJAAN DARI PETANI KE PENGRAJIN Ravik Karsidi

PERPINDAHAN PEKERJAAN DARI PETANI KE PENGRAJIN Ravik Karsidi PERPINDAHAN PEKERJAAN DARI PETANI KE PENGRAJIN Ravik Karsidi Salah satu masalah pembangunan di pedesaan Indonesia adalah sangat kecilnya peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang bisa memberikan penghasilan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Trimurti memiliki luas

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang 4 BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang meliputi lokasi penelitian dan aktivitas orang lanjut usia di kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM MADURA

IV KONDISI UMUM MADURA 27 IV KONDISI UMUM MADURA 4.1 Kondisi Administratif dan Geografis Madura Pulau Madura terletak di sebelah timur laut Pulau Jawa, tepatnya pada 7 Lintang Selatan dan 113-14 Bujur Timur. Pulau Madura dan

Lebih terperinci

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG A. Kondisi Geografis Desa Rendeng Secara Administrasi Desa Rendeng terletak sekitar 1 Km dari Kecamatan Malo, kurang lebih 18 Km dari Kabupaten Bojonegoro,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : Internet Wawancara dengan owner Survey terhadap target audience 2.2 DATA UMUM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan keanekaragaman kebudayaan, setiap suku bangsa memiliki bermacam-macam tradisi dan keunikan

Lebih terperinci

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI TA 36 ( Periode Januari Juni 2011 ) SINOPSIS TUGAS AKHIR MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI Diajukan Oleh : RATIH WIDIASTUTI L2B 309 006 Dosen Pembimbing I Prof. Ir. Edy Darmawan, M. Eng Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat luas yaitu di Dunia. Jumlah penduduk yang begitu besar tanpa di

I. PENDAHULUAN. yang sangat luas yaitu di Dunia. Jumlah penduduk yang begitu besar tanpa di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar, bukan hanya di kawasan Asia Tenggara, atau kawasan Asia, tetapi dalam lingkup yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja sektor informal.tenaga kerja sektor informal merupakan tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja sektor informal.tenaga kerja sektor informal merupakan tenaga kerja yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkatan kerja (pekerja) terdiri dari tenaga kerja sektor formal dan tenaga kerja sektor informal.tenaga kerja sektor informal merupakan tenaga kerja yang melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad 18 atau awal abad 19. Batik diakui sebagai warisan budaya asli Indonesia milik dunia

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI

BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI 55 BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI A. Kondisi Geografis Desa Gemeksekti Kondisi geografis, sosial dan ekonomi, sedikit banyak memberikan terhadap daya kreatif dan imajinasi pada suatu komunitas masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan merupakan makhluk yang diciptakan dengan berbagai kelebihan, sehingga banyak topik yang diangkat dengan latar belakang perempuan. Kelebihan-kelebihan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK JUAL BELI DIATAS MAKAM DI TPU ISLAM KARANG TEMBOK SURABAYA. diperuntukkan untuk jenazah yang beragama Islam.

BAB III PRAKTIK JUAL BELI DIATAS MAKAM DI TPU ISLAM KARANG TEMBOK SURABAYA. diperuntukkan untuk jenazah yang beragama Islam. BAB III PRAKTIK JUAL BELI DIATAS MAKAM DI TPU ISLAM KARANG TEMBOK SURABAYA A. Gambaran Umum TPU Islam Karang Tembok Tempat Pemakaman Umum Islam Karang Tembok Surabaya berada di Jalan Sawah, Kelurahan Pegirikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang dipergunakan dalam penelitian. Pada Bab ini penulis akan menggambarkan tentang gambaran umum tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Perempuan pengrajin batik, gender, sosial ekonomi keluarga

Kata Kunci: Perempuan pengrajin batik, gender, sosial ekonomi keluarga ABSTRAK Tinuk Nawangsih. K8410057. PERAN PEREMPUAN PENGRAJIN BATIK DALAM PENINGKATAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA (Studi Kasus di Desa Pungsari, Plupuh, Sragen). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN C. Profil Desa Ngeposari Desa Ngeposari adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN. lainya berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak antara 110 o 24 I 19 II sampai

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN. lainya berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak antara 110 o 24 I 19 II sampai 1 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta sebagai ibukota Provinsi DIY adalah satu-satunya daerah tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyumbangkan kemampuan usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu aspek yang menyumbangkan

Lebih terperinci

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Secara geografis desa Pulau Rambai merupakan desa yang termasuk ke dalam pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar.

Lebih terperinci

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG A. Sejarah Desa Terantang Sekalipun Desa Terantang merupakan suatu desa kecil, namun ia tetap mempunyai sejarah karena beberapa abad yang silam daerah ini sudah di huni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam penyediaan pangan, pangsa pasar, dan hasil produksi.

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam penyediaan pangan, pangsa pasar, dan hasil produksi. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor pertanian berpengaruh bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, terutama pada wilayah-wilayah di pedesaan. Sektor pertanian juga memegang peranan penting

Lebih terperinci