BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Surya Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stoma Defenisi stoma Akhir atau ujung dari usus besar yang dikeluarkan pada abdomen disebut sebagai stoma. Stoma itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti mulut. Stoma bersifat basah, mengkilat dan permukaannya berwarna merah, seperti membrane mukosa pada oral. Stoma tidak memiliki ujung syaraf sehingga tidak terlalu sensitif terhadap sentuhan ataupun nyeri. Akan tetapi stoma kaya akan pembuluh darah dan mungkin dapat berdarah jika dilakukan pengusapan. Hal ini termasuk normal, hanya perlu diwaspadai jika darah yang keluar terus menerus dan dalam jumlah banyak (Melville & Baker, 2010). Perlengkapan stoma terdiri atas satu lapisan dengan barier kulit hipoalergenik untuk mempertahankan integritas kulit peristomal. Kantong harus cukup besar untuk menampung feses dan flatus dalam jumlah sedang tetapi tidak terlalu besar agar tidak membebani. Perlindungan kulit peristomal adalah aspek penting dari perawatan stoma. Peralatan yang sesuai ukurannya merupakan hal penting untuk mencegah kebocoran isi (wong, 2009 dalam Sodikin, 2011) Komplikasi Stoma Komplikasi atau masalah pada stoma dapat muncul setelah pembedahan kolostomi, di antaranya paling banyak terjadi pada tahun pertama pasca pembedahan (Truven Health Analytics, 2012). Beberapa komplikasi akan dijelaskan sebagai berikut: 6
2 a) Retraksi Stoma Retraksi merupakan kondisi dimana stoma tertarik ke dalam abdomen. Retraksi dapat terjadi bila kolon tidak segera aktif pasca pembedahan kolostomi. Bertambahnya berat badan juga memungkinkan untuk terjadinya retraksi. Tipe kantong kolostoma harus disesuaikan agar pas dengan bentuk stoma setelah terjadi retraksi. Retraksi belum menjadi sebuah komplikasi berat dari stoma jika retraksi stoma ke dalam abdomen < 5 cm dari batas permukaan abdomen (Eucomed, 2012). b) Hernia Peristomal Hernia dapat terjadi bila ada bagian dari kolon di dalam abdomen yang menekan atau menonjol di area sekitar stoma. Hernia akan tampak semakin jelas ketika pasien sedang duduk, batuk ataupun mendesak abdomen (peningkatan tekanan intra abdomen). Beberapa pasien membutuhkan penggunaan sabuk khusus, ataupun rekomendasi untuk operasi guna memperbaiki kondisi hernia tersebut (Eucomed, 2012). c) Prolaps Prolaps dapat terjadi akibat proses pembukaan dinding abdomen yang terlalu lebar, fiksasi bowel pada dinding abdomen yang tidak adekuat ataupun akibat peningkatan tekanan intra abdomen. Prolaps yang disertai dengan iskemia atau obstruksi bowel, ataupun prolaps yang berulang dapat direkomendasikan untuk pembedahan ulang (Eucomed, 2012). 7
3 d) Perdarahan Perdarahan stoma segera setelah operasi disebabkan oleh hemostasis yang tidak adekuat selama konstruksi stoma. Penyebab lain yang mungkin mengakibatkan perdarahan adalah adanya penyakit penyerta hipertensi portal, trauma oleh ujung tube saat irigasi atau pencukuran area sekitar abdomen atau cedera. Perdarahan ringan kadang memerlukan agen hemostasis topical, atau hanya penekanan langsung. Perdarahan masif atau berulang memerlukan penanganan factor penyebab perdarahan, sedangkan pasien dengan hipertensi portal memerlukan sclerotheraphy atau portosystemic shunting (Eucomed, 2012). e) Iskemik dan Nekrosis Stoma Iskemik dan nekrosis stoma dapat terjadi akibat adanya penekanan pada pembuluh darah sekitar stoma. Stoma yang baru dibuat melalui operasi harus di observasi setiap 4 jam sekali untuk mengkaji kondisi stoma, apakah suplai darah ke stoma adekuat atau tidak. Stoma yang tersuplai darah yang baik berwarna merah ataupun pink. Stoma yang berwarna ungu, coklat atau hitam menunjukkan adanya suplai darah yang inadekuat. Stoma yang sudah nekrotik membutuhkan operasi sebagai intervensi utama (Eucomed, 2012). f) Stenosis Stenosis merupakan penyempitan atau konstriksi pada ujung stoma. Hal ini dapat terjadi akibat adanya pembentukan jaringan scar di sekitar stoma yang menyebabkan stoma berangsur terhimpit dan menyempit (Eucomed, 2012). 8
4 2.1.3 Pengertian Perawatan Stoma Perawatan stoma adalah membersihkan stoma, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan (Suratun & Lusianah, 2010). Perawatan stoma yang rutin akan dilakukan oleh pasien ataupun care giver baik di rumah sakit ataupun di rumah ialah mengganti kantong kolostomi dan membersihkan stoma. Kantong kolostomi adalah wadah untuk menampung feses yang keluar dari stoma. Kantong kolostomi dibuat dari material disposable atau digunakan hanya sekali, lalu dibuang. Jenis kantong kolostomi saat ini cukup beragam. Kantong kolostomi yang biasa digunakan ialah kantong kolostomi one-piece tertutup yang jika terisi harus segera dibuang dan diganti. Kantong kolostomi one-piece drainable memungkinkan pasien untuk membuang feses yang ada dalam kantong dengan membuka lubang yang ada di bawah kantong (Gutman, 2011) Tujuan Perawatan Stoma Ada beberapa tujuan perawatan stoma (Menurut Suratun & Lusianah, 2010) antara lain : (a) Menjaga kebersihan klien, (b) Mencegah terjadinya infeksi, (c) Mencegah iritasi kulit disekitar stoma, (d) Mempertahankan kenyamanan klien dan lingkungannya Cara Merawat Stoma Perawatan kolostomi yang pertama ialah cara mengganti kantong kolostomi dan membersihkan area stoma. Kantong kolostomi sebaiknya dikosongkan atau diganti ketika kantong sudah terisi 1/3 bagian agar pasien tetap nyaman dengan kantong kolostominya. Kantong kolostomi yang dapat 9
5 dikosongkan, dibersihkan dan digunakan kembali adalah jenis kantong kolostomi two-piece system atau kantong yang memiliki lubang drainase di bawahnya. (Truven Health Analytics Inc, 2012) memaparkan kantong kolostomi harus dikosongkan jika sudah 1/3 atau 1/2 penuh. Kantong kolostomi yang penuh akan menjadi berat dan dapat merusak perlengketan kantong kolostomi dengan kulit abdomen, selain itu kantong akan beresiko untuk robek atau rusak karena beban dalam kantong meningkat. Kantong kolostomi yang penuh juga akan membuat benjolan di balik pakaian dan dapat mengganggu penampilan. Kantong kolostomi drainable dapat dikosongkan dengan menekan bagian bawah kantong, kemudian mengeluarkan feses langsung ke dalam toilet. Kemudian kantong dapat dibersihkan atau dibilas meskipun (Truven Health Analytics Inc, 2012) mengatakan hal ini tidak begitu penting untuk dilakukan. Burch (2008 dalam Burch, 2013) menyatakan mayoritas pasien dengan kolostomi mengganti kantong kolostominya 3 kali sehari hingga 3 kali seminggu, dengan rata-rata penggantian kolostomi secara rutin selama satu hari sekali. Ketika akan mengganti dengan kantong yang baru, perhatikan ukuran dari lubang kantong kolostomi. Ukuran lubang kantong kolostomi harus sesuai dengan stoma, beri kelonggaran sekitar 1/8 inci atau sekitar 0,3 cm (Canada Care Medical, n.d). Penggantian kantong kolostomi dimulai dengan melepaskan perlekatan kantong kolostomi dengan kulit abdomen secara perlahan sambil sedikit menekan kulit abdomen yang menempel dengan kantong, kemudian bersihkan stoma. Stoma dibersihkan dengan air, jika ingin menggunakan sabun, gunakan sabun yang tidak 10
6 mengandung minyak ataupun parfum karena dapat mengiritasi (Truven Health Analytics Inc, 2012). Kulit di sekitar stoma harus dijaga agar tetap kering. Perawatan kolostomi erat kaitannya dengan perawatan kulit. Perawatan kulit di sekitar stoma dilakukan bersamaan dengan penggantian kantong kolostomi. Beberapa orang menggunakan air hangat saat melepaskan kantong stoma dari kulit abdomen, agar lebih mudah dan nyaman pada kulit. Terkadang kulit akan terlihat kemerahan atau lebih gelap segera setelah perekat kantong kolostomi dilepaskan, namun akan segera normal beberapa menit beberapa menit (WOCN Society, 2008). Hal ini dimungkinkan karena terjadi penekanan pada area kulit selama kantong terpasang, atau kantong kolostomi dilepaskan secara cepat dari kulit abdomen. Irigasi memungkinkan pasien untuk menjadwalkan pengeluaran feses dari stomanya. Pergerakan bowel baiknya dalam keadaan regular dan bebas dari masalah saat akan dilakukan irigasi kolostomi. Irigasi kolostomi tidak dapat dilakukan bila pasien mengalami iritasi pada ususnya, prolaps stoma, hernia peristomal ataupun komplikasi stoma lainnya (Putri, 2011). Alat yang dapat digunakan untuk proses irigasi kolostomi meliputi kontainer atau wadah air, tube (selang untuk mengalirkan cairan), cone dan plastic sleeve (Burch, 2013). Plastic sleeve berguna untuk mengalirkan keluaran feses dan cairan irigasi ke dalam toilet. Setelah irigasi selesai dilakukan, pasien dapat melakukan aktivitas, meskipun selama menit akan tetap ada pengeluaran baik feses, cairan ataupun flatus. Setelah bersih, kantong kolostomi dapat diganti kembali seperti 11
7 biasa. Readding (2006 dalam Burch, 2013) mengatakan ketika irigasi selesai dilakukan, small cap untuk stoma dapat digunakan untuk memungkinkan pasien terbebas dari pengeluaran feses dan flatus hingga irigasi selanjutnya. Ada beberapa persiapan pasien untuk perawatan kolostomi yaitu : (a) Memberi penjelasan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan, (b) Mengatur posisi tidur klien (supinasi), (c) Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan (menutup gorde jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar, kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi (Menurut Suratun & Lusianah, 2010) Pendidikan Kesehatan Cara Perawatan Stoma Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan pada klien mengenai cara perawatan stoma yaitu (Menurut Suratun & Lusianah, 2010) : (a) Anjurkan klien untuk menghindari penggunaan alkohol dalam membersihkan daerah stoma. Alkohol mendilatasi kapiler dan dapat menyebabkan perdarahan pada batas-batas stoma. (b) Mendemonstrasikan cara membersihkan daerah sekeliling stoma dengan air dan sabun yang lembut atau dengan set peralatan komersial. Keringkan kulit dengan menekan-menekan kulit dengan kasa dan bukan dengan menggosok kulit. (c) Anjurkan klien untuk tidak menggunakan krim dingin pada kulit karena hal itu akan mencegah kantung atau barier kulit menempel pada kulit. (d) Jelaskan pada klien bahwa perioksida merupakan suatu bahan yang bersifat mengiritasi dan sebaiknya tidak digunakan. 12
8 (e) Anjurkan klien bahwa jika terjadi infeksi jamur, biasanya dapat ditangani dengan membersihkan keseluruhan kulit, kemudian menepuk-nepuk daerah tersebut sampai kering lalu semprotkan kenalog atau mycostatin ke dareah tersebut. (f) Tunjukan klien cara menginpeksi stoma setiap hari dan cara mengobservasi stoma yang lembab, mengkilat dan berwarna merah muda gelap sampai merah. (g) Ajarkan klien cara menyeleksi dan memasang kantung ostomi serta barier kulit yang berukuran tepat. (h) Ajarkan klien cara mengosongkan kantung stoma. (i) Jelaskan pada klien cara mengurangi bau feses, seperti meningkatkan makanan dari yogurt, mentega susu, dan membatasi makan ikan, kacang-kacangan, dll. 2.2 Kolostomi Definisi Kolostomi Kolostomi adalah prosedur pembedahan untuk memindahkan usus besar ke dinding abdomen, sehingga feses dapat keluar melalui saluran usus ke kantong yang menempel pada abdomen. Kolostomi juga didefinisikan sebagai suatu lubang pada usus besar dan aperture (lubang) pada kulit, sehingga menciptakan anus buatan (Sodikin, 2011). Franz & Wright (2004 dalam Sodikin, 2011) juga berpendapat serupa, kolostomi adalah prosedur pembedahan yang membawa sebagian dari usus besar ke dinding abdomen untuk mengeluarkan feses ke luar dari tubuh. 13
9 Kolostomi adalah pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut dengan tindakan bedah bila jalan ke anus tidak bisa berfungsi, dengan cara pengalihan aliran feses dari kolon karena gangguan fungsi anus (Suratun & Lusianah, 2010). Kolostomi adalah pembuatan stoma atau lubang pada kolon atau usus besar (Smeltzer & Bare, 2002). Melville & Baker (2010) mengatakan kolostomi merupakan tindakan pembedahan untuk membuka jalan usus besar ke dinding abdomen anterior Tujuan Pemasangan Kolostomi Kolostomi adalah sarana untuk merawat berbagai kelainan pada usus besar seperti kanker, obstruksi, penyakit radang usus, divertikulum yang ruptur, iskemia, atau cidera/trauma (Franz & Wright, 2004 dalam Sodikin, 2011). Menurut Seratun dan Lusianah (2010) tujuan pemasangan kolostomi yaitu: a) Untuk mengatasi proses patologis pada kolon distal, b) Untuk proses dekompresi karena sumbatan usus besar distal dan selalu dibuat pada dinding depan abdomen. Tujuan pemasangan kolostomi yaitu : a) Menampung pengeluaran feses dari stoma, b) Melindungi kulit terhadap hasil pengeluaran dari stoma, c) Mencegah terjadinya infeksi, d) Mempertahankan posisi dan fiksasi kantong kolostomi, e) Menjaga kebutuhan eliminasi klien (Nuari, 2015) Tipe Kolostomi Secara umum kolostomi dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu tipe kolostomi terminal (akhir) dan kolostomi loop. Pada kolostomi terminal (akhir), usus dipisahkan dan ujungnya dikeluarkan melalui dinding abdomen (sebagai 14
10 kolostomi akhir), sedangkan pada kolostomi loop, suatu loop usus dikeluarkan dari abdomen, dalam hal ini dua apertura yaitu bagian proksimal dan distal. Kolostomi transversal umumnya merupakan kolostomi loop (Sodikin, 2011). Potter & Perry (2005) menyatakan ada 3 jenis kolostomi yaitu : (a) kolostomi loop atau loop colostomy merupakan jenis kolostomi yang dibuat dengan mengangkat usus ke permukaan abdomen, kemudian membuka dinding usus bagian anterior untuk memungkinkan jalan keluarnya feses. Biasanya pada loop colostomy selama 7 hingga 10 hari pasca pembedahan disangga oleh semacam tangkai plastik agar mencegah stoma masuk kembali ke dalam rongga abdomen, biasanya dilakukan dalam keadaan darurat. (b) End colostomy, terdiri dari satu stoma dibentuk dari ujung proksimal usus dengan bagian distal saluran pencernaan. End colostomy adalah hasil pengobatan bedah kanker kolorektal. (c) Doubel- barrel colostomy terdiri dari dua stoma yang berbeda stoma bagian proksimal dan stoma bagian distal. Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan klien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara menurut (Suratun & Lusiana, 2010). a) Kolostomi Permanen Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila klien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan (adhesi), atau pengangkatan kolon sigmoid atau rektum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel (dengan satu ujung lubang). 15
11 b) Kolostomi Temporer / Sementara Pembuatan kolostomi temporer biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang di keluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi doubel barrel Indikasi Kolostomi Ada beberapa alasan dilakukannya kolostomi antara lain: (a) infeksi intraabdomen, seperti pervorasi divertikulitis, (b) cedera trauma pada kolon atau rektum, misalnya luka tembak, (c) kanker rektum, (d) luka perineum / fistula (Campbell, 2005 dalam Sodikin, 2011). Dilakukannya kolostomi sesuai dengan kasus (Menurut Suratun & Lusiana, 2010) meliputi: a) Pada kasus keganasan meliputi : kanker kolon distal, kanker extrakolon yang menyebabkan kolon distal tersumbat/ tidak berfungsi (kanker pada pelvis), perforasi kolon karena kanker. b) Pada kasus non keganasan meliputi : sumbatan di lumen rektum, anus karena infeksi berat lama, fibrosis pasca infeksi, sumbatan diluar lumen (proses infeksi pada pelvis), trauma anus rektum Risiko Kolostomi Campbell (2005 dalam Sodikin, 2011) menjelaskan beberapa risiko yang timbul dari kolostomi, antara lain: (a) risiko karena anestesi (reaksi terhadap obat, gangguan pernapasan). (b) risiko karena pembedahan (perdarahan, infeksi). 16
12 (c) risiko tambahan lainnya (penyempitan atau obstruksi stoma, terjadinya hernia pada lokasi insisi, serta iritasi kulit) Komplikasi Kolostomi Ada beberapa komplikasi kolostomi(menurut Suratun dan Lusianah 2010), antara lain yaitu: a) Obstruksi/Penyumbatan Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, klien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada klien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar klien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi. b) Infeksi Kontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan stoma secara terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan kantong stoma sangat bermakna untuk mencegah infeksi. c) Retraksi Stoma/Mengkerut Stoma mengalami pengikatan karena kantong yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan. d) Prolaps Pada Stoma Prolaps terjadi karena otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang adekuat. 17
13 e) Perdarahan Stoma Perdarahan kemungkinan terjadi karena jahitan luka yang kurang baik atau terjadi proses infeksi. f) Stenosis Stoma Terjadinya penyempitan pada stoma, hal ini dapat pula sebagai akibat retraksi stoma Diet Nutrisi Pasien dengan kolostomi tidak dapat mengontrol pengeluaran feses dan flatus, oleh karena itu edukasi terkait nutrisi perlu diberikan kepada pasien agar terhindar dari gangguan odor ataupun konsistensi feses yang tidak normal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait nutrisi pada pasien dengan kolostomi ialah (Gutman, 2011) : a) Mengurangi makanan yang menimbulkan bau, yaitu kubis, kol, keju, telur, ikan, kacang polong, bawang, jengkol, pete. b) Mengurangi makanan yang mengandung gas seperti dengan brokoli, kubis, bawang, timun, jagung dan lobak, serta makan secara perlahan dengan mulut tertutup untuk meminimalkan udara yang masuk ke dalam sistem pencernaan. c) Menambah makanan yang mengandung potassium seperti pisang, daging (non lemak), jeruk, tomat, kentang jika mengalami diare. Kurangi konsumsi keju, selai kacang, dan susu. d) Mengatasi konstipasi (jika terjadi) dengan menambah makanan tinggi serat. 18
14 e) Makan tiga kali sehari penting untuk meningkatkan aktivitas usus dan mencegah produksi gas. f) Gangguan pada pencernaan dapat juga berasal dari tekanan emosional, stress, atau kurangnya aktivitas fisik Support Sosial Individu yang baru memiliki stoma biasanya akan ragu dan bertanya, bagaimana mereka dapat hidup dengan stoma pada tubuhnya, apakah mereka masih dapat menjalin hubungan dengan keluarga, relasi ataupun partner kerja, serta apa yang akan terjadi bila tiba-tiba kantong kolostomi yang sedang terpasang robek (Burch, 2013). Ketidakyakinan ini dapat diantisipasi dengan adanya kehadiran perawat spesialis ataupun support group (Ferrer et al, 2010 dalam Burch, 2013) Hak Ostomate Ostomate adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan para penyandang stoma. Sejauh ini ternyata para ostomate banyak yang belum mengetahui tentang haknya sehingga seringkali para ostomate berhadapan masalah-masalah yang semestinya tidak terjadi jika 10 hak-hak mereka terpenuhi seperti: dikucilkan dari lingkungan, dikeluarkan dari pekerjaan, tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang stoma (pre/post operasi), atau mempunyai stoma yang kurang pas dengan postur tubuh, dll (InOA, 2009). Berikut adalah 10 hak para ostomate memurut InOA, 2009: 1. Mendapatkan konseling sebelum dilakukannya pembedahan stoma. 2. Mendapatkan konseling tentang letak stoma (stoma sitting) yang tepat. 19
15 3. Memiliki stoma dengan bentuk yang baik. 4. Mendapatkan perawatan setelah pembedahan atau rehabilitasi pasca pembedahan. 5. Mendapatkan dukungan emosional 6. Mendapatkan bimbingan baik secara individu atau bersama keluarga. 7. Mendapatkan informasi tentang penggunaan peralatan kantong stoma yang diperlukan sesuai dengan indikasi. 8. Adanya informasi di masyarakat tentang perkumpulan bagi para Ostomate dan mendapatkan informasi mengenai hal tersebut. 9. Mendapatkan tindak lanjut dan pengawasan dari perawat Enterostomal Theraphy (ET) atau perawat stoma tentang perawatan terhadap stomanya. 10. Mendapatkan manfaat dari upaya tim kesehatan yang professional. Dengan demikian diharapkan banyak orang yang tahu dan faham hak-hak ostomate, sebagai salah satu bentuk kepedulian kita terhadap mereka, tidak hanya ostomate saja yang tahu tapi kita semua, baik tenaga kesehatan : dokter, perawat, keluarga bahkan masyarakat umum diharapkan mengetahui sehingga dapat menjadi pengawal untuk para ostomate sehingga mendapatkan hak-haknya tersebut. Dan yang mesti diingat oleh kita semua bahwasanya ostomate juga adalah manusia biasa namun mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia lain yaitu memiliki stoma dan itu adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa sehingga kita harus menjaga dan merawat pemberiannya (InOA, 2009). 20
PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien
PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian * Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) * Pembuatan lubang sementara atau permanen dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Murwani, 2009). Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kolostomi merupakan sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991 dalam Murwani, 2009). Lubang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kolostomi 1.1. Pengertian kolostomi Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah, stoma dapat berfungsi sebagai diversi sementara atau permanen (Smeltzer,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti,
LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti, 0906511076 A. Pengertian tindakan Penyakit tertentu menyebabkan kondisi-kondisi yang mencegah pengeluaran feses secara normal dari rektum. Hal ini menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon,
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker yang sangat mematikan. Kanker kolorektal adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, appendiks
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kedalam kolon iliaka (assenden) sebagai tempat mengeluarkan feses (Pearce,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolostomi adalah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen kedalam kolon iliaka (assenden) sebagai tempat mengeluarkan feses (Pearce, 2009 dalam Nainggolan & Asrizal,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kulit hipoalergenik untuk mempertahankan integritas kulit peristomal. Kantong
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kolostomi 1.1 Pengertian Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor (Harahap, 2006) 1.2 Stoma Perlengkapan ostomi terdiri atas satu lapis
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciSOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH
SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH 1. Luka bersih Luka operasi yang tidak terinfeksi, dimana tidak ditemukan adanya inflamasi dan tidak ada infeksi saluran pernafasan, pencernaan, dan urogenital.
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
51 BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang pengaruh terapi air terhadap proses defekasi pasien konstipasi di RSU Sembiring Delitua Deli Serdang yang dilaksanakan pada 4 April-31
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK Penyusun : Jastro Situmorang, S.Kep, Ns Elfrida Nainggolan, SKM AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE PROVINSI SUMATERA UTARA BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
Lebih terperinciModul 9. (No. ICOPIM: 5-461)
Modul 9 Bedah Digestif SIGMOIDOSTOMI (No. ICOPIM: 5-461) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari kolon dan rektum, mengerti
Lebih terperinciMONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI
MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN
Lebih terperinciBAB XXIII. Masalah pada Saluran Kencing. Infeksi saluran kencing. Darah pada urin/air kencing. Keharusan sering kencing. Perembesan urin/air kencing
BAB XXIII Masalah pada Saluran Kencing Infeksi saluran kencing Darah pada urin/air kencing Keharusan sering kencing Perembesan urin/air kencing Ketika Anda mengalami kesulitan kencing atau berak 473 Bab
Lebih terperinciSOP PERAWATAN LUKA GANGREN
SOP PERAWATAN LUKA GANGREN A. Alat dan Bahan Steril 1. Bak Instrument 1 buah 2. Pinset Anatomi 1 buah 3. Pinset Chirurgis 1 buah 4. Gunting 1 buah 5. Handschoon 1 pasang 6. Kasa, deppers 7. Korentang dalam
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau ilieus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kolostomi 1.1. Pengertian Kolostomi adalah sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (Bouwhuizen, 1991 dalam Murwani,
Lebih terperinciBuku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan
Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Rahmawati Minhajat Dimas Bayu Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014 KETERAMPILAN SANITASI
Lebih terperinciDIVERTICULITIS DIVERTICULITIS
DIVERTICULITIS DIVERTICULITIS Definisi Diverticulitis Diverticulitis adalah suatu kondisi dimana diverticuli pada kolon (usus besar) pecah. Pecahnya berakibat pada infeksi pada jaringan-jaringan yang mengelilingi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis yang merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia dapat bertahan hidup. Juga menurut Maslow
Lebih terperinciKomplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi
Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi Komplikasi diabetes mellitus pada kesehatan gigi masalah dan solusi pencegahannya. Bagi penderita diabetes tipe 2 lebih rentan dengan komplikasi kesehatan
Lebih terperinciEDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH
EDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH Disusun Oleh : NILA NOPRIDA S. Kp NIM : 2014-35-020 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2015 Booklet Edukasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi, penyebab, mekanisme dan patofisiologi dari inkontinensia feses pada kehamilan. INKONTINENSIA
Lebih terperinci- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah
SOP perawatan luka ganggren SOP Perawatan Luka Ganggren Tujuan perawatan gangren: - Mencegah meluasnya infeksi - Memberi rasa nyaman pada klien - Mengurangi nyeri - Meningkatkan proses penyembuhan luka
Lebih terperinciTips Mengatasi Susah Buang Air Besar
Susah buang air besar atau lebih dikenal dengan nama sembelit merupakan problem yang mungkin pernah dialami oleh anda sendiri. Banyak yang menganggap sembelit hanya gangguan kecil yang dapat hilang sendiri
Lebih terperinciKekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan
F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan
Lebih terperinciTali Pusat Pada Janin
Tali Pusat Pada Janin Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat. Pada tahap
Lebih terperinciBlok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema
Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema Ibrahim Labeda Nurhaya Nurdin Asty Amalia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2015 PROSEDUR ENEMA/HUKNAH I. TUJUAN Setelah pelatihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau benda-benda panas lainnya ke tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Luka bakar
BAB I PENDAHULUAN 3.1 Latar Belakang Luka bakar didefinisikan sebagai suatu trauma pada jaringan kulit atau mukosa yang disebabkan oleh pengalihan termis baik yang berasal dari api, listrik, atau benda-benda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Perawat 1. Pengertian Peran Peran pada dasarnya adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan perioperative. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada upaya untuk menstabilkan kondisi
Lebih terperinciKEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL
KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL DISUSUN OLEH : 1. SEPTIAN M S 2. WAHYU NINGSIH LASE 3. YUTIVA IRNANDA 4. ELYANI SEMBIRING ELIMINASI Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin
Lebih terperinciMASALAH ELIMINASI FECAL
e Obat-obatan Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap eliminasi yang normal Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan diikuti
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Sistem Perkemihan 1.1. Defenisi Sistem perkemihan merupakan suatu sistem organ tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
Lebih terperinciOTC (OVER THE COUNTER DRUGS)
OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
Lebih terperinciRUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)
PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan
Lebih terperinciKenali Penyakit Periodontal Pada Anjing
Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing Mungkin Anda sudah sering mendengar istilah "penyakit periodontal". Namun, apakah Anda sudah memahami apa arti istilah itu sebenarnya? Kata 'periodontal' berasal
Lebih terperinciKEDARURATAN LINGKUNGAN
Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.
Lebih terperinciOLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314
LAPORAN PENDAHULUAN Prosedur Tindakan Pengkajian Sistem Integumen, Prosedur Tindakan Wound Care, dan Penatalaksanaan Klien Luka Bakar Laporan pendahuluan ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Lebih terperinciAPA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi
KELOMPOK G AKLIMA, S.Kep ISMARDI, S.Kep MAYLINDA, S.Kep MILA YUSNA, S.Kep ANDRIE FAUZY, S.Kep AZRIYANI NURMAN, S.Kep FITRIANTI NURDIN, S.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi
Lebih terperinciSistem Pencernaan Manusia
Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta
Lebih terperinciSISTEM UROGENITALIA PENUNTUN PEMBELAJARAN TEHNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK DUBUR
TEHNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK DUBUR SISTEM UROGENITAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 1 TEKNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK DUBUR TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Mahasiswa
Lebih terperinciLaporan Pendahuluan Eliminasi Alvi
Laporan Pendahuluan Eliminasi Alvi 1. 1. DEFINISI BAB I PENDAHULUAN Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
Lebih terperinciPengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011
LAMPIRAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 2 Jl. Wates Km 5.5 Gamping, Sleman-55294 Telp 0274 6499706 Fax. 6499727 No Dokumen : Kep. 032/II/2011 MEMASANG INFUS No Revisi : 0 Halaman : 37 / 106 STANDAR
Lebih terperinciLUKA BAKAR Halaman 1
LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air
Lebih terperinciNEONATUS BERESIKO TINGGI
NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Berkemih Reflek berkemih adalah reflek medula spinalis yang seluruhnya bersifat otomatis. Selama kandung kemih terisi penuh dan menyertai kontraksi berkemih, keadaan ini
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Angka kesakitan bayi menjadi indikator kedua
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kepatuhan 2.1.1 Defenisi Kepatuhan Kepatuhan perawat profesional adalah sejauh mana perilaku seorang perawat sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan pimpinan perawat
Lebih terperinciBAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.
BAB I DEFINISI APD adalah Alat Pelindung Diri. Pelindung yang baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh).
Lebih terperincidan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang akan melaksanakan penelitian dengan judul Gambaran Pelaksanaan Discharge
Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN KepadaYth. Sdra/i Responden Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Pathimatuz Zuhra NIM : 20120320135 Adalah mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciWritten by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03
Muntah tanpa Sebab Bayi belum selesai makan, tiba-tiba "BOOMM!" Makanannya mengotori baju. Mengapa? Gumoh hingga muntah kerap terjadi pada bayi berusia kurang dari enam bulan. Perilaku ini membuat ibu
Lebih terperinciTips Sehat Saat Musim Hujan. Ditulis oleh
Setelah kita dilanda terik berkepanjangan, kehadiran musim hujan memang menyegarkan. Tetapi hati-hati, ada banyak penyakit yang mengintai di musim ini. Misalnya, keracunan makanan, kolera, flu, batuk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciObat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya .1 PRINSIP PENGOBATAN
Lebih terperinciPANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik
PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN Oleh Tim Endokrin dan Metabolik PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 TATA TERTIB Sebelum Praktikum
Lebih terperinciKanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap
Lebih terperinciNUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)
NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) dr. Maria Ulfa, MMR Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2006). Kateterisasi urin ini dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kateterisasi urin merupakan salah satu tindakan memasukkan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urin (Brockop, 2006). Kateterisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apendiks merupakan salah satu organ yang fungsinya belum diketahui secara pasti. Apendiks sering menimbulkan masalah kesehatan, salah satunya adalah apendisitis (Sjamsuhidayat
Lebih terperinciMAKALAH ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA ATRESIA ANI DAN ATRESIA REKTAL
MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA ATRESIA ANI DAN ATRESIA REKTAL Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Dosen : Yuliasti Eka Purwaningrum SST, MPH Disusun oleh :
Lebih terperinciBuku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion
Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis yang terletak di perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan penyakit urutan
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 10 Bedah Digestif KOLOSTOMI (No. ICOPIM: 5-461) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum: Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari kolon dan rektum, mengerti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan prevalensi pasien dengan luka
Lebih terperinci: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1
NAMA : LAUREN LITANI NIM : 09033 SEMESTER : 1 ANGKATAN : XII Setelah saya melihat dan mempelajari hasil yang dikerjakan oleh Triana Wahyuning Pratiwi dari kelompok 7 pada nomor 4, menurut saya pekerjaannya
Lebih terperinciTujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan
Lebih terperinciLEBIH DEKAT DENGAN OBAT
BUKU PANDUAN LEBIH DEKAT DENGAN OBAT LAILATURRAHMI 0811012047 FAKULTAS FARMASI KKN-PPM UNAND 2011 Bab DAFTAR ISI Halaman I. Pengertian obat 2 II. Penggolongan obat 2 1. Obat bebas 2 2. Obat bebas terbatas
Lebih terperinciDEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar.
CA. KOLON DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar. ETIOLOGI Penyebab kanker usus besar masih
Lebih terperinciBagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR
Oleh : Ni Ketut Alit A. Bagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR SURABAYA Frekwensi pemeriksaan post partum sesuai protap : Satu jam pertama : tiap 15 menit Dua jam selanjutnya : tiap 30 menit 24 jam
Lebih terperinciModul 26 PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465)
Modul 26 Bedah Digestif PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum: Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang
Lebih terperinciPMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita
Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita
Lebih terperinciMEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.
MEMASANG KATETER A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine. B. TUJUAN 1. Menghilangkan distensi kandung kemih. 2. Sebagai penatalaksanaan
Lebih terperinciKebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH
Kebutuhan Personal Higiene Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Pendahuluan Kebersihan merupakan hal yang penting Dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan Konsep Dasar Berasal dari bahasa Yunani,
Lebih terperinciAPPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.
APPENDISITIS I. PENGERTIAN Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner & Suddart, 1997) II. ETIOLOGI Appendisitis
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan adanya tinja yang keras sehingga buang air besar menjadi jarang, sulit dan nyeri. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perawatan episiotomi kurang maksimal. Selama beberapa hari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu menyakini bahwa melahirkan merupakan suatu pengalaman yang mendalam, memberi makna yang berarti bagi wanita, keluarga dan masyarakat. Periode post partum menyebabkan
Lebih terperinci14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh
14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh Written by Rosalia in Beauty Tips Sebelum membahas lebih lanjut mengenai berbagai cara menghilangkan komedo, terlebih dahulu kita harus tahu
Lebih terperinciKONSEP TEORI. 1. Pengertian
KONSEP TEORI 1. Pengertian Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran
Lebih terperinciBAB II. Mega kolon adalah dilatasi dan atonikolon yang disebabkan olah. Mega kolon suatu osbtruksi kolon yang disebabkan tidak adanya
BAB II A. Pengertian Mega kolon adalah dilatasi dan atonikolon yang disebabkan olah massa fekal yang menyumbat pasase isi kolon. (Brunner & Suddarth, 2001) Mega kolon suatu osbtruksi kolon yang disebabkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5
DAFTAR ISI 1.1 Latar belakang...1 1.2 Definisi...4 1.3 Pengelolaan Linen...5 i PEMROSESAN PERALATAN PASIEN DAN PENATALAKSANAAN LINEN Deskripsi : Konsep penting yang akan dipelajari dalam bab ini meliputi
Lebih terperinciPYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY
PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, fisiologi, patologi dan patogenesis dari hypertrophic
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kewaspadaan Umum/Universal Precaution 2.1.1. Defenisi Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kateterisasi urin merupakan salah satu tindakan memasukkan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urin (Brockop dan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH Oleh: MEITY MASITHA ANGGRAINI KESUMA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu peritoneum, suata organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita dalam parietas muskuloaponeurotik
Lebih terperinciDalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.
Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat. Waktu absorsinya 30-45 menit, efek puncak setelah 1-1,5 jam. Rasa dan
Lebih terperinciPengkajian : Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada individu yang mengalami masalah eliminasi urine : 1. inkontinensia urine 2.
BLADDER TRAINING BLADDER TRAINING Bladder training biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami perubahan pola eliminasi urin (inkontinensia) yang berhubungan dengan dysfungsi urologik. Pengkajian : Manifestasi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan
Lebih terperinciTUGAS BIOLOGI DASAR DIARE. Oleh : Nama : Yunika Dewi Wulaningtyas NIM : Prodi : Pendidikan Matematika (R) Angkatan : 2008/2009
TUGAS BIOLOGI DASAR DIARE Oleh : Nama : Yunika Dewi Wulaningtyas NIM : 080210101051 Prodi : Pendidikan Matematika (R) Angkatan : 2008/2009 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciCara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda. Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda
Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda Bagaimana cara merawat wajah secara alami? Hal ini pertanyaan
Lebih terperinci