Skala Minat Kejuruan: Strategi Mengenali Minat Vokasi Siswa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skala Minat Kejuruan: Strategi Mengenali Minat Vokasi Siswa"

Transkripsi

1 Skala Minat Kejuruan: Strategi Mengenali Minat Vokasi Siswa Kumaidi 1*, Rahayu Farida 2, Aniq Hudiyah Bil Haq 3. 1 Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta * kum231@ums.ac.id Keywords: Minat, Vokasi, Holland, tipologi minat, RIASEC) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun sebuah panduan tipologi minat kejuruan agar siswa memiliki guide dalam menentukan jurusan yang sesuai dengan minat kejuruannya. Penelitian sebelumnya telah disusun skala minat kejuruan yang ditujukan untuk ekplorasi minat siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia, dengan hasil skala yang terbukti valid dan reliabel untuk mengukur aspek minat siswa. Skala minat kejuruan disusun dengan dasar teori human environment interaction yang dikemukakan oleh Holland. Holland membagi tipe kepribadian menjadi 6 jenis yaitu tipe Realistik, Investigatif, Artististik, Sosial, Enterprising, dan Konvensional (RIASEC). Penelitian tersebut dilanjutkan pada tahun berikutnya dengan meyusun Skala Minat Kejuruan menjadi sebuah aplikasi komputer yang lebih efisien digunakan untuk mengungkap minat siswa baik secara biaya maupun durasi waktu pelaksaan tes. Skala minat kejuruan ini belum memiliki norma tipologi minat untuk masing-masing paket keahlian yang jumlahnya mencapai 141paket keahlian. Tipologi minat diperlukan untuk menjadi acuan dari tiap paket keahlian, sebagai tipologi standar minat dari orang-orang yang telah berhasil menempuh pendidikan pada paket keahlian tertentu di Sekolah Menengah Kejuruan. Subjek penelitian untuk menyusun profil minat diambil dari siswa kelas XII Sekolah Menangah Kejuruan pada paket keahlian masing-,masing. Hasil dari penelitian ini yaitu tersusun tipologi minat pada sebanyak 22 paket keahlian. 1. PENDAHULUAN Individu dalam kehidupannya menghendaki kebahagiaan dan kepuasan hidup. Kebahagiaan dan kepuasan hidup salah satunya diperoleh dengan meraih prestasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan dan prestasi kerja berhubungan dengan pilihan pekerjaan yang tepat dan merupakan kesesuaian antara tipe kepribadian dengan lingkungan kerja [4]. Menghadapi era perkembangan global bangsa ini dituntut untuk juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat bersaing dengan Negara-negara lain di seluruh dunia. Pengelolaan yang optimal terhadap sumber daya manusia yang kita miliki akan membuat sumber daya manusia Indonesia mampu bersaing dengan sumber daya manusia di ranah global. Hal itu terbukti dengan tak sedikit warga Negara Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri, berhasil dan diakui kemampuannya di dunia global. Karya-karya anak bangsa yang mampu bersaing dengan produk-produk global juga merupakan salah satu bukti bahwa sumber daya manusia Indonesia tak dapat dipandang sebelah mata. ISSN

2 Setiap individu lahir dibekali dengan potensi bawaan, yang jika dikembangkan serta dikelola secara maksimal maka akan tercipta individuindividu bertalenta dan sukses dalam bidangnya. Salah satu upaya memaksimalkan potensi individu adalah dengan mengenali minat individu. Minat individu merupakan sebuah potensi karena dalam minat terdapat kemampuan atau skill. Holland dalam teori vokasionalnya mengemukakan bahwa pengenalan minat dan karakteristik individu akan dapat memprediksikan pekerjaan yang tepat dan memuaskan bagi individu tersebut (Holland, 1985). Sehingga hal penting yang tidak bisa diabaikan dalam mengoptimalkan sumber daya manusia yaitu dengan mengenali minat individu yang nantinya akan membantu sistem pendidikan untuk membimbing individu dalam belajar untuk dapat sukses dalam bidang minatnya. Instrument pengukuran minat individu terutama terkait dengan minat terhadap bidang pekerjaan, terkait langsung dengan jurusan dalam menempuh pendidikan. Pada tingkat perguruan tinggi, penentuan jurusan pendidikan biasanya berhubungan dengan minat terhadap pekerjaan yang ingin ditekuni oleh individu. Pengetahuan mengenai minat individu nampaknya masih sangat kurang, baik oleh individu yang bersangkutan maupun orang-orang di sekitarnya terutama orang tua yang sering kali memilihkan jurusan dengan pandangan bahwa pekerjaan untuk jurusan pilihan memiliki banyak peluang sukses. Fenomena pindah jurusan oleh mahasiswa yang merasa tak sesuai dengan jurusan pilihan awalnya merupakan hal yang hingga saat ini masih terjadi. Kejadian serupa juga banyak terjadi di level pendidikan yang lebih dasar misalnya tingkat sekolah menengah atas baik di SMA atau SMK yang sudah ada penjurusan. Sekolah menengah Kejuruan memiliki 141 paket keahlian atau jurusan yang merupakan wadah dari berbagai bidang pekerjaan karena lulusan SMK disiapkan untuk siap bekerja. Persoalan tidak cocok dengan jurusan dan siswa yang mengajukan pindah jurusan setelah mengikuti proses pendidikan beberapa semester merupakan kejadian yang terus menerus berulang. Setiap tahun hampir selalu ada siswa yang mengajukan pindah jurusan kepada pengelola sekolah di SMK-SMK di Indonesia. Pindah jurusan ditengah-tengah proses akademik dapat mengganggu kelancaran proses pendidikan siswa dan menjadi masalah tersendiri bagi pengelola sekolah. Sementara untuk memaksa siswa tetap di jurusan yang telah dipilih diawal bukanlah pilihan yang bijak. Minat siswa dalam mengikuti proses pendidikan pada jurusan tertentu sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Jika motivasi belajar siswa terganggu maka peluang untuk sukses dalam belajar pun akan mengalami hambatan. Maka dari itu perlu adanya sebuah pemetaan awal terhadap minat dan profil kepribadian siswa terkait dengan pekerjaan yang ingin ditekuninya yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan menyarankan jurusan pendidikan yang tepat bagi siswa. Di dunia pengukuran psikologis, telah banyak dikembangkan instrument untuk mengukur minat individu. Minat individu dapat diketahui dengan melakukan prosedur pengukuran psikologis tertentu, sehingga dapat diambil keputusan tertentu terkait informasi mengenai minat tersebut. Namun di Indonesia sendiri pengembangan instrument pengukuran psikologis masih tergolong minim. Mengingat konstruk psikologis merupakan sesuatu yang sangat dipengaruhi oleh budaya maka idealnya perlu dikembangkan instrument ukur yang memang sesuai untuk kondisi di Indonesia. Jika mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan di Negara lain pun, perlu dilakukan pengembangan norma yang sesuai untuk kondisi masyarakat Indonesia. Kumaidi, Taufik, Prihartanti, & Restu (2014) mengembangkan Skala Minat Kejuruan untuk eksplorasi minat siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Skala Minat Kejuruan telah diuji kualitasnya dengan uji validitas dan reliabilitas menggunakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan dan telat menghasilkan tipologi minat 554 ISSN

3 yang merupakan norma pola minat pada 43 paket keahlian dari total 141 paket keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan. Menggunakan Skala Minat Kejuruan ini akan diperoleh hasil berupa tipologi minat siswa yang didasarkan pada tipologi minat dari Holland yaitu Realistik, Intelektual, Artistik, Sosial, Enterprising dan Konvensional. Skala minat kejuruan kemudian disusun menjadi sebuah aplikasi komputer dengan maksud untuk mempermudah penggunaan dan mengefisienkan durasi pelaksanaan tes minat (Kumaidi, Taufik, Prihartanti, Restu, & Kurniawan, 2015). Hasil uji coba menggunakan aplikasi skala minat kejuruan menunjukkan efisiensi durasi tes yang signifikan dibandingkan dengan penggunaan tes secara manual. Pada penggunaan aplikasi skala minat keuruan hasil tes juga dapat langsung dimunculkan tanpa melalui proses scoring dan pengolahan data oleh tester, melainkan telah diproses oleh komputer dalam hasil berupa skor dan grafik serta kesimpulan dan saran. Teori Hexagonal RIASEC dari Holland telah banyak dipakai dan diterapkan dalam pengembangan instrumen minat. Beberapa instrument minat yang telah dikembangkan berdasarkan teori Holland antara lain SDS, VPI, Strong-Campbell. Teori Holland disebut dengan person-environment interaction yang mencoba mencocokan kesesuaian antara karakteristik individu dengan karakteristik pekerjaan yang diinginkan.[4] Penelitian tentang teori kepribadian Holland telah banyak dilakukan khususnya yang berhubungan dengan penentuan karir individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh teori Holland sangat menentukan dalam pengembangan karir baik secara praktis maupun teoritis. Teori Holland sangat bermanfaat khususnya dalam menyediakan informasi tentang individu dan alternatif karir yang dapat dipilih oleh individu serta dapat membantu individu dalam memahami keinginan dan kesesuaian keinginannya dengan lingkungan pekerjaannya [3]. 2. METODE Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi minat siswa berdasarkan tipologi kepribadian RIASEC dari Holland, yang menggabungkan antara aspek kepribadian dan lingkungan dalam menyusun skala minat. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menyusun tipologi minat yang didasarkan pada data siswa di paket keahlian tertentu. Hasil dari analisis deskriptif adalah tipologi minat untuk tiap paket keahlian yang akan digunakan sebagai tipologi standar masing-masing paket keahlian. Pengembangan klasifikasi tipologi Holland didasarkan pada pola-pola keberminatan tertentu yang diistilahkan dengan pola kepribadian. Pola kepribadian yang dimaksudkan merupakan representasi dari tipe kepribadian yang dihasilkan dari respon individu terhadap instrumen. Pola ini dapat terdiri dari dua sampai tiga dimensi dalam tipologi Holland. Pola dari tipe kepribadian diperoleh dengan menyatukan dua atau tiga skor tertinggi pada dimensi tertentu dari keenam dimensi dalam teori Holland untuk memperoleh gambaran tentang profil minat vokasional dari individu.[7] Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala minat kejuruan yang disusun oleh Kumaidi pada 2014 dan telah dimodifikasi menjadi sebuah aplikasi komputer skala minat kejuruan yang bersifat online pada Proses pengambilan data dengan aplikasi skala minat kejuruan ini dibantu oleh asisten lapangan. Tes online dilaksanakan di laboratorium masingmasing sekolah. Masing-masing siswa diberikan sebuah user id dan password untuk mengakses aplikasi skala minat kejuruan di alamat website yang ditunjukan. Kemudian siswa mengerjakan sesuai panduan dari aplikasi. Sistem pengambilan data online menghasilkan data yang terkumpul dalam satu server sehingga dalam waktu yang relatif singkat data dapat terkumpul menjadi satu tanpa scoring dan input data manual. Skala minat kejuruan terdiri dari 216 aitem untuk mengungkap aktifitas, kompetensi, dan mimpi pekerjaan berdasarkan aspek-aspek kepribadian menurut Holland yaitu Realistik, Investigatif, ISSN

4 Artistik, Sosial, Enterpreneur, dan Konvensional. Skala juga dilengkapi dengan beberapa pertanyaan mengenai data umum atau demografi subjek.[5] Penelitian dilakukan dibeberapa Sekolah Menengah Kejuruan di Surakarta, Sukoharjo, Yogyakarta, Semarang, Purwokerto, Bandung, dan Cilegon dengan melibatkan 12 SMK. Subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 927 siswa pada 22 pakaet keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan. Data minat kejuruan diperoleh dengan melakukan pengetesan menggunakan Skala Minat Kejuruan yang bersifat Online test. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan analisis deskriptif untuk memaparkan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Analisis deskriptif dipilih karena peneliti ingin menampilkan hasil olah data yang berupa profil tipologi minat siswa untuk masingmasing paket keahlian. Profil tipologi minat diperoleh dengan melihat rata-rata skor pengukuran minat pada tiap kelompok subjek. Skor rata-rata kelompok kemudian diolah menjadi sebuah spider web yang secara visual akan menampilkan tipologi minat dengan dilengkapi skor pada tiap dimensi minat. Tiga skor tertinggi pada dimensi skala minat kejuruan ditentukan sebagai profil dari paket keahlian. pengukuran minat pada tiap kelompok subjek dapat dilihat pada tabel 1. Hasil analisis tipologi minat pada paket keahlian Teknik Elektronika Industri menunjukan bahwa tipologi standar yaitu Enterpresing (E), Sosial (S) dan Realistik (R). Diagram spiderweb untuk hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 1. Spiderweb paket keahlian Teknik Elektronika Industri Teknik Gambar Mesin adalah Sosial (S), Enterpresing (E), dan Realistik (R). hasil analisis disajikan dalam gambar sebagai berikut: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan tipologi minat standar pada 22 paket keahlian dari 141 paket keahlian yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan. Hasil ini melengkapi 38 tipologi minat standar yang telah disusun pada penelitian sebelumnya sehingga menjadi 60 paket keahlian yang dapat diidentifikasi tipologi minatnya. Penemuan ini membuat penggunaan skala minat kejuruan semakin luas. Sebelumnya hanya 38 paket keahlian yang dapat menggunakan skala minat kejuruan untuk ekplorasi minat. Setelah tipologi standar hasil dari penelitian ini dimasukan kedalam fitur aplikasi skala minat kejuruan, maka penggunaan aplikasi skala minat kejuruan menjadi semakin luas. Rata-rata skor Gambar 2. Spideweb paket keahlian Teknik Gambar Mesin teknik otomasi industri adalah Enterpresing (E), Sosial (S) dan Realistik (R). hasil analisis disajikan dalam 556 ISSN

5 Sosial (S) dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 3. Spideweb paket keahlian Teknik Otomasi Industri Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia adalah Enterpresing (E), Sosial (S) dan Investigatif (I). hasil analisis disajikan dalam gambar sebagai berikut: Gambar 6. Spideweb paket keahlian Teknik Analis Kimia teknik otomasi industri adalah Enterpresing (E), Sosial (S) dan Convensional (C), hasil analisis disajikan dalam Gambar 4. Spiderweb paket keahlian Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia Teknik Perbaikan Body dan Cat adalah Enterpresing (E), Sosial (S) dan Realistik (R). hasil analisis disajikan dalam Gambar 7. Spideweb paket keahlian Geologi Pertambangan Seni Karawitan adalah Enterpresing (E), Sosial (S) dan Convensional (C), hasil analisis disajikan dalam Gambar 5. Spiderweb paket keahlian Teknik Perbaikan Body dan Cat Teknik Analis Kimia adalah Investigatif (I), Gambar 8. Spideweb paket keahlian Seni Karawitan Seni Tari adalah Sosial (S), Artistic (A), dan ISSN

6 Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam (R), Enterpresing (E), dan Sosial (S) hasil analisis disajikan dalam Gambar 8. Spideweb paket keahlian Seni Tari Seni Teater adalah Sosial (S), Artistic (A), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 11. Spideweb paket keahlian Teknika Kapal Penangkap Ikan Nautika Kapal Penangkap Ikan adalah dan Sosial (S), Realistic (R), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 9. Spideweb paket keahlian Seni Teater Seni Pedalangan adalah Artistic (A), Sosial (S) dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 12. Spideweb paket keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan Teknik pelayaran Niaga adalah dan Realistic (R), Sosial (S), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 10. Spideweb paket keahlian Seni Pedalangan Teknika Kapal Penangkap Ikan adalah Realistic Gambar 13. Spideweb paket keahlian Teknik pelayaran Niaga teknik otomasi industri adalah Enterpresing (E), Sosial 558 ISSN

7 (S), dan Convensional (C) hasil analisis disajikan dalam R), Sosial (S), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 14. Spideweb paket keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Broadcash adalah Enterpresing (E), Sosial (S), dan Artistic (A), hasil analisis disajikan dalam Gambar 18. Spideweb paket keahlian Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri Keperawatan adalah Sosial (S), Artistic (A), dan Enterpresing (E) hasil analisis disajikan dalam Gambar 15. Spideweb paket keahlian Broadcash Seni Musik Non Klasik adalah Artistic (A), Sosial (S), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 19. Spideweb paket keahlian Keperawatan Farmasi adalah Sosial (S), Investigative (I), dan Enterpresing (E) hasil analisis disajikan dalam Gambar 16. Spideweb paket keahlian Seni Musik Non Klasik Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri adalah Realistic Gambar 20. Spideweb paket keahlian Farmasi Teknika Kapal Niaga adalah Realistic R), Sosial ISSN

8 (S), dan Enterpresing (E), hasil analisis disajikan dalam Gambar 21. Spideweb paket keahlian Teknika Kapal Niaga Analis Kesehatan adalah Sosial (S), Investigative (I), dan Artistic (A) hasil analisis disajikan dalam Gambar 22. Spideweb paket keahlian Analis Kesehatan Berdasarkan pada tipologi yang muncul terhadap 22 paket keahlian dapat digolongkan menjadi 14 macam kombinasi tipologi. Pada tipologi ASE (Artistic, Sosial dan Enterpresing) dimiliki oleh Seni Karapitan, Seni Pendalangan dan juga Seni Musik non-klasik. Tipe kepribadian yang dominan adalah Artistik, tipe ini memiliki preferensi pada aktivitas-aktivitas yang beragam, bebas, dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk-produk artistik, seperti lukisan, drama, karangan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, teratur, dan rutin. Hal ini terbukti dengan hasil yang didapat dari penelitian bahwa paket keahlian yang bersifat kesenian akan didominasi oleh tipe Artistik. Selain artistic juga terdapat kombinasi social dan enterprising. Hal ini dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang mengambil paket keahlian seni memiliki kecendrungan untuk bersosialisasi dengan orang lain dan terdapat unsur performing art, menghasilkan karya seni yang dapat menghasilkan pendapatan. Terdapat 5 tipologi kepribadian yang didominasi oleh Enterpresing (E), berdasarkan 5 tipologi tersebut terbagi menjadi 7 paket keahlian diantaranya adalah paket keahlian Broadcash (Penyiaran) dengan kombinasi ESA (enterprising, social dan artistic) hal ini menunjukan bahwa tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial dapat dilakukan dengan melakukan kontak sosial dan menciptakan satu karya seni. Pada paket keahlian geologi pertambangan dan pengolahan hasil perikanan diketahui tipologi minatnya adalah ESC (enterprising, social dan confentional) yang membedakan dari tipologi sebelumnya adalah tipe confentional yang memiliki preferensi pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur, dan sistematik. Hal ini dapat menjelaskan bahwa keteraturan sangat diperlukan dalam kedua paket keahlian tersebut. Pada teknik pengelahan migas dan petrokimia kombinasi yang ketiga adalah adanya unsur tipe infestigatif. Sedangkan pada teknik otomasi industry dan teknik body dan cat kombinasi tipologi yang ketiga adalah tipe Realistik, yang preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Pada tipologi yang didominasi oleh tipe infestigatif dimiliki oleh paket keahlian analis kimia, dengan kombinasi ISE (infestigatif, social dan enterprising) seperti yang telah diketahui bahwa tipe infestigatif memiliki untuk aktivitasaktivitas yang memerlukan penyelidikan observasional, simbolik, sistematik, dan kreatif terhadap fenomena fisik, biologis, dan kultural agar dapat memahami dan mengontrol fenomena tersebut. Tipologi yang didominasi oleh Realistik terdapat pada paket keahlian teknika kapal penangkap ikan dan nautika pelayaran niaga dengan kombinasi RSE (Realistik, Social dan 560 ISSN

9 Enterprising) tipe realistic biasanya aktifitasnya memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang., cenderung untuk teratur sesuai dengan instruksi. Dan ditambah dengan kombinasi dari tipe social dan enterprising, sehingga kegiatan niaga masuk dalam melakukan komunikasi dengan banyak orang untuk menghasilkan keuntungan financial. Terdapat 5 tipologi minat kejuruan yang didominasi oleh tipe kepribadian social, yaitu SAE untuk seni tari, SER untuk teknik gambar mesin, SIA untuk analis kesehatan, SIE untuk farmasi dan SRE untuk nautika kapal penangkap ikan. 4. KESIMPULAN Bedasarkan hasil penelitian dapat diketahui terdapat 22 paket keahlian yang diambil datanya mengenai tipologi kepribadian, terdapat 14 macam kombinasi tipologi kepribadian. Pada tipe Enterprising dan social selalu muncul dalam semua paket keahlian. Berdasarkan teori person enfironment interaction oleh Holland (1985) bahwa lingkungan mempengaruhi corak dan suasana kehidupan yang khas, sehingga dapat diketahui bahwa di Indonesia memiliki kecendrungan yang tinggi untuk bersosialisasi sehingga akan menjadi aneh apabila tidak menjauh dari lingkungan, selain itu juga tepi enterprising cukup sering muncul karena latarbelakang aktifitas yang akan dilakukan dikarenakan adanya unsure keuntungan financial. REFERENSI [1] Aiken, L. R. Personality assessment: Methods and practices (second edition). Seattle, WA: Hogrefe & Huber Publisher; [2] Annastasi, A., & Urbina, S. Tes Psikologi (edisi tujuh). Jakarta: Indeks; [3] Gottfredson, G.D.,& Johnstun, M.L. John Holland s contributions: A theory-ridden approach to career assistance. The Career Development Quarterly. 2009; 58 (2): [4] Holland, J.L. Making vocational choices: A theory of vocational personalities and work environments. second Edition. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall; [5] Kumaidi, Taufik, Prihartanti, N., & Restu, Y. S. Kajian Minat Kejuruan Sebagai Panduan Pengukuran Perkembangan Potensi Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Universitas Muhammadiyah Surakarta; [6] Kumaidi, Taufik, Prihartanti, N., Restu, Y. S., & Kurniawan, Y. I. Pengembangan Aplikasi Pengukuran Minat Kejuruan Siswa SMK. Universitas Muhammadiyah Surakarta; [7] Liao, H., Armstrong, P., & Round, J. Development and Initial Validation of Public Domain Basic Interest Makers. Journal of Vocational Behavior. 2008; 12 (2): [8] Savickas. M. L., & Spokane. A. R. Vocational Interests (First edition). California: Davies-Black Publishing; [9] Strauser. D.R., Lustig. D. C., & Ciftci. A. Psychological Well-Being: Its Relation to Work Personality, Vocational Identity, and Career Thoughts. The Journal of Psychology ; 142(1): 21-35, [10] Wong, C.S., & Wong, P.M. Validation of the measurement scale and the vocational orientation model in Hong Kong. Educational Research Journal. 2002; 17(2): ISSN

10 LAMPIRAN Tabel 1. Hasil Analisis RIASEC No Paket Keahlian R I A S E C Tipologi 1 Teknik Elektronika Industri Esr 2 Teknik Gambar Mesin Ser 3 Teknik Otomasi Industri Esr 4 5 Teknik Pengolahan Migas Dan Petrokimia Teknik Perbaikan Body Dan Cat Esi Esr 6 Analis Kimia Ise 7 Geologi Pertambangan Esc 8 Seni Karawitan Ase 9 Seni Tari Sae 10 Seni Teater Sae 11 Seni Pedalangan Ase Teknika Kapal Penangkap Ikan Nautika Kapal Penangkap Ikan Nautika Pelayaran Niaga Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Res Sre Res Esc 16 Broadcash Esa Seni Musik Non Klasik Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri Ase Rse 19 Keperawatan Sae 20 Farmasi Sie 21 Teknika Kapal Niaga Rse 22 Analis Kesehatan Sia 562 ISSN

PENDAHULUAN. Penentuan program atau jurusan pendidikan biasanya diarahkan untuk

PENDAHULUAN. Penentuan program atau jurusan pendidikan biasanya diarahkan untuk 1 PENDAHULUAN Menentukan program pendidikan dengan berbagai pilihan variasinya, merupakan hal yang penting karena berkaitan dengan kesuksesan di masa depan. Penentuan program atau jurusan pendidikan biasanya

Lebih terperinci

APLIKASI SKALA MINAT KEJURUAN: ANALISIS TIPOLOGI MINAT KEJURUAN PADA BERBAGAI PAKET KEAHLIAN DI SMK

APLIKASI SKALA MINAT KEJURUAN: ANALISIS TIPOLOGI MINAT KEJURUAN PADA BERBAGAI PAKET KEAHLIAN DI SMK APLIKASI SKALA MINAT KEJURUAN: ANALISIS TIPOLOGI MINAT KEJURUAN PADA BERBAGAI PAKET KEAHLIAN DI SMK Rahayu Farida 1, Kumaidi 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta, Univesitas Muhammadiyah Surakarta farydh@ymail.com,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ahli telah merumuskan berbagai teori kepribadian dengan berbagai asumsi dan latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI. ahli telah merumuskan berbagai teori kepribadian dengan berbagai asumsi dan latar belakang BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Asumsi Dasar Teori Kepribadian Holland Kepribadian merupakan unsur penting dalam mencapai keberhasilan seseorang. Para ahli telah merumuskan berbagai teori kepribadian

Lebih terperinci

ANALISIS DESKRIPTIF POLA MINAT KEJURUAN PADA BERBAGAI PAKET KEAHLIAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

ANALISIS DESKRIPTIF POLA MINAT KEJURUAN PADA BERBAGAI PAKET KEAHLIAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ANALISIS DESKRIPTIF POLA MINAT KEJURUAN PADA BERBAGAI PAKET KEAHLIAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Ilmu Psikologi Oleh:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN TEORI HOLLAND John Holland mengemukakan enam lingkungan okupasional dan enam tipe kepribadian. Holland berpendapat bahwa lingkungan-lingkungan okupasional itu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karir merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan dewasa, oleh karena itu perlu adanya persiapan saat seseorang berada pada usia remaja yaitu, terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Apalagi dengan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Apalagi dengan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pendidikan tinggi sudah menjadi hal yang sangat dibutuhkan, bagi masyarakat. Apalagi dengan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun dan program pendidikan

Lebih terperinci

NILAI PREDIKSI IEKAD UNTUK KEBERHASILAN STUDI SISWA PADA JURUSAN STUDI TERTENTU

NILAI PREDIKSI IEKAD UNTUK KEBERHASILAN STUDI SISWA PADA JURUSAN STUDI TERTENTU NILAI PREDIKSI IEKAD UNTUK KEBERHASILAN STUDI SISWA PADA JURUSAN STUDI TERTENTU Ira Yulyatin (ira_yulyatin@yahoo.co.id) 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The aim of this research was to determine

Lebih terperinci

PETA MINAT VOKASIONAL SISWA SMA DAN SMK DI KOTA SALATIGA BERBASIS TEORI HOLLAND NASKAH PUBLIKASI

PETA MINAT VOKASIONAL SISWA SMA DAN SMK DI KOTA SALATIGA BERBASIS TEORI HOLLAND NASKAH PUBLIKASI PETA MINAT VOKASIONAL SISWA SMA DAN SMK DI KOTA SALATIGA BERBASIS TEORI HOLLAND NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada: Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menentukan pilihan karir yang sesuai dengan kepribadian yang dimiliki invididu merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Ginzberg mengemukakan bahwa proses

Lebih terperinci

ORIENTASI MINAT KEJURUAN PADA SISWA SMA SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

ORIENTASI MINAT KEJURUAN PADA SISWA SMA SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat ORIENTASI MINAT KEJURUAN PADA SISWA SMA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Diajukan oleh : WIDYA ARIF RAHMANTYO F 100100023

Lebih terperinci

Kuesioner. Apakah panggilan dan bagian saya di dalam Pekerjaan Tuhan di dunia ini, sehingga melaluinya Tuhan paling dimuliakan?

Kuesioner. Apakah panggilan dan bagian saya di dalam Pekerjaan Tuhan di dunia ini, sehingga melaluinya Tuhan paling dimuliakan? Kuesioner PROFIL PELAYANAN Apakah panggilan dan bagian saya di dalam Pekerjaan Tuhan di dunia ini, sehingga melaluinya Tuhan paling dimuliakan? KUESIONER PROFIL PELAYANAN: Pengenalan Minat & Bakat Komunitas

Lebih terperinci

Studi Tentang Tipe Kepribadian Mahasiswa Calon Guru

Studi Tentang Tipe Kepribadian Mahasiswa Calon Guru Studi Tentang Tipe Kepribadian Mahasiswa Calon Guru Tri Na imah Fakultas Psikologi- Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhawaluh PO Box 202 Purwokerto Email : trien.psikologi@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Penggunaan Pohon Keputusan dalam Menentukan Minat dan Bakat Seseorang

Penggunaan Pohon Keputusan dalam Menentukan Minat dan Bakat Seseorang Penggunaan Pohon Keputusan dalam Menentukan Minat dan Bakat Seseorang Catherine Almira/13515111 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

ORIENTASI MINAT KEJURUAN PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

ORIENTASI MINAT KEJURUAN PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat ORIENTASI MINAT KEJURUAN PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Diajukan oleh : WIDYA ARIF RAHMANTYO F

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian yang dimiliki oleh orang yang menjalankan pekerjaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian yang dimiliki oleh orang yang menjalankan pekerjaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini dengan tingkat kompetensi pencarian pekerjaan yang cukup tinggi, pemilihan pekerjaan yang tepat sangat penting untuk dapat menunjang

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA KOMPETENSI KEAHLIAN (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KOMPETENSI KEAHLIAN

DAFTAR NAMA KOMPETENSI KEAHLIAN (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KOMPETENSI KEAHLIAN DAFTAR NAMA (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 NO. I. TEKNOLOGI DAN REKAYASA 1 Teknik Survei dan Pemetaan 1014 2 Teknik Gambar Bangunan 1023 3 Teknik Konstruksi Bangunan 1032 4

Lebih terperinci

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Nomor : 251/C/kep/mn/2008 Tanggal : 22 Agustus 2008 SPEKTRUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN NO. KOMPETENSI 1. TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Lebih terperinci

PELATIHAN APLIKASI PENGUKURAN MINAT KEJURUAN SISWA BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SE-JAWA TENGAH

PELATIHAN APLIKASI PENGUKURAN MINAT KEJURUAN SISWA BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SE-JAWA TENGAH PELATIHAN APLIKASI PENGUKURAN MINAT KEJURUAN SISWA BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SE-JAWA TENGAH Yogiek Indra Kurniawan Prodi Informatika-Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan angkatan tahun 2007-2008, mayoritas berada dalam usia remaja akhir. Usia ini memasuki masa dewasa dini yang masih

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 31 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Besarnya tingkat kesalahan dalam pemilihan jurusan sudah pasti membawa kerugian yang besar. Tidak hanya materi, tapi waktu juga ikut terbuang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, tentang karakteristik, perilaku dan permasalahan yang berkaitan dengan abnormalitas, sosial, budaya,

Lebih terperinci

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN (HASIL PENATAAN )

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN (HASIL PENATAAN ) SPEKTRUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN (HASIL PENATAAN 19022016) NO. 1. Teknologi dan Rekayasa PAKET 1.1 Teknologi 1.1.1 Teknik Gambar Konstruksi dan Konstruksi Arsitektur 1. Properti 1.1.2 Teknik Konstruksi

Lebih terperinci

Company LOGO KONSEP MINAT. Adhyatman Prabowo, M.Psi

Company LOGO KONSEP MINAT. Adhyatman Prabowo, M.Psi Company LOGO KONSEP MINAT Adhyatman Prabowo, M.Psi Nasi campur Anda suka yang mana..? Bakso Lalapan Pengantar Kekuatan objek Kuat lemahnya indra Individu yg menentukan Stimulus Individu MINAT Minat berarti

Lebih terperinci

MAKALAH PENGEMBANGAN ALAT UKUR MINAT KARIR

MAKALAH PENGEMBANGAN ALAT UKUR MINAT KARIR MAKALAH PENGEMBANGAN ALAT UKUR MINAT KARIR A. Pendahuluan Individu dapat berkembang secara maksimal jika ia berada dalam lingkungan kerja yang memiliki sifat yang sesuai dengan kepribadiannya. Holland

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Holland mengemukakan 4 asumsi (Winkel dan Hastuti, 2005) sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Holland mengemukakan 4 asumsi (Winkel dan Hastuti, 2005) sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teori Holland mengemukakan 4 asumsi (Winkel dan Hastuti, 2005) sebagai berikut : i. Dalam kebudayaan Amerika, orang-orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK PENENTUAN JURUSAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK PENENTUAN JURUSAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN NETWORK PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK PENENTUAN JURUSAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN NETWORK EDWIEN SYAHRIAL MUCHTAR Jakarta, 082123474755, edwiensyahrial@ymail.com ANDRE GIOVAN Jakarta, 081310396049,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Sekolah Dasar (SD). SD merupakan jenjang pendidikan setelah taman kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. adalah Sekolah Dasar (SD). SD merupakan jenjang pendidikan setelah taman kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia, terdapat beberapa jenjang pendidikan sekolah. Salah satunya adalah Sekolah Dasar (SD). SD merupakan jenjang pendidikan setelah taman kanakkanak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman Gedung E Lantai 12 1 Senayan, Jakarta 10270 Telepon: (021) 572577 (hunting 7 Lines), 572566-69,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat tertentu juga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. saat tertentu juga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap orang dalam situasi tertentu mempunyai suatu masalah dan pada saat tertentu juga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya berdasarkan pengalaman diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi siswa SMP dalam memutuskan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Misalnya seorang siswa yang

Lebih terperinci

xiii Universitas Kristen Maranatha

xiii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara tipe kepribadian mahasiswa semester I dengan tipe lingkungan di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. Penelitian ini dilakukan karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terkait perubahan kurikulum dalam pendidikan yang menggunakan acuan kurikulum 2013, terdapat beberapa perubahan system pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) G I. BANGUNAN GEDUNG 001. Teknik Konstruksi Baja - P - - - - - - - - - - P P P P P - - P - 002. Teknik Konstruksi Kayu - P - - - - - - - - - - P P P P P - - P - 003. Teknik Batu & Beton - P - - - - - -

Lebih terperinci

Pengantar Psikodianostik

Pengantar Psikodianostik Modul ke: Pengantar Psikodianostik Tes Minat Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Defenisi Bimo Walgito: minat diartikan sebagai perhatian, keinginan, rasa suka

Lebih terperinci

Daftar Isi ANALISA DIRI PENDAHULUAN MINAT KARIR KESIMPULAN

Daftar Isi ANALISA DIRI PENDAHULUAN MINAT KARIR KESIMPULAN Daftar Isi PENDAHULUAN ANALISA DIRI MINAT KARIR KESIMPULAN Proses Dukungan Karir RIASEC DPT Jendela Johari 8 Kemampuan Suka-Tidak Suka, Bisa- Belum Bisa Grafik Garis Kehidupan Gaya Bekerja Lokasi Bekerja

Lebih terperinci

PETA MINAT VOKASIONAL SISWA SMA DAN SMK DI KOTA SALATIGA BERBASIS TEORI HOLLAND TESIS

PETA MINAT VOKASIONAL SISWA SMA DAN SMK DI KOTA SALATIGA BERBASIS TEORI HOLLAND TESIS PETA MINAT VOKASIONAL SISWA SMA DAN SMK DI KOTA SALATIGA BERBASIS TEORI HOLLAND TESIS Diajukan Kepada: Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugiyanto, 2001),

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR Faktor faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Karir Siswa... FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR Ahmad Mubarik 1 Dra. Endang Setiyowati

Lebih terperinci

70 Pengaruh Metode Pencatatan Peta Pikiran (Mind Map) Terhadap Pemahaman Tipe-tipe Kepribadian...

70 Pengaruh Metode Pencatatan Peta Pikiran (Mind Map) Terhadap Pemahaman Tipe-tipe Kepribadian... 70 Pengaruh Metode Pencatatan Peta Pikiran (Mind Map) Terhadap Pemahaman Tipe-tipe Kepribadian... PENGARUH METODE PENCATATAN PETA PIKIRAN (MIND MAP) TERHADAP PEMAHAMAN TIPE-TIPE KEPRIBADIAN HOLLAND (Studi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berjalannya suatu perusahaan bergantung pada sumber daya alam dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Berjalannya suatu perusahaan bergantung pada sumber daya alam dan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya suatu perusahaan bergantung pada sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilik perusahaan. Perusahaanpun harus berupaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Pemahaman Kepribadian Siswa Kelas X... 25 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMAHAMAN KARIER DALAM BENTUK PERMAINAN MONOPOLI UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

INSTRUMEN PEMAHAMAN KARIER DALAM BENTUK PERMAINAN MONOPOLI UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INSTRUMEN PEMAHAMAN KARIER DALAM BENTUK PERMAINAN MONOPOLI UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Muwakhidah, Boy Soedarmadji Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, e-mail: muwakhidah08@gmail.com, ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. No Unit Kerja Jumlah Karyawan. 1 Haurpugur 8. 2 Cipaku Cicalengka Cibereum 7.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. No Unit Kerja Jumlah Karyawan. 1 Haurpugur 8. 2 Cipaku Cicalengka Cibereum 7. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan BRI Cabang Majalaya dengan jumlah populasi 196 orang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT UKUR MINAT UNTUK PENGEMBANGAN KARIR PADA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGEMBANGAN ALAT UKUR MINAT UNTUK PENGEMBANGAN KARIR PADA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN ALAT UKUR MINAT UNTUK PENGEMBANGAN KARIR PADA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Oleh : Fitriani Yustikasari Lubis, S.Psi, M.Psi NIP. 1331860 Kegiatan Penelitian Dibiayai oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten

Lebih terperinci

PROGRAM ALIH FUNGSI PEDOMAN. Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA

PROGRAM ALIH FUNGSI PEDOMAN. Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA PEDOMAN PROGRAM ALIH FUNGSI Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA Upaya Pemenuhan Guru Produktif Di SMK Tahun 2016-2017 Strategi Pemenuhan Guru SMK Produktif MASALAH Kondisi

Lebih terperinci

PENGENDALI HUBUNGAN KESESUAIAN ANTARA MINAT DENGAN HASIL KERJA

PENGENDALI HUBUNGAN KESESUAIAN ANTARA MINAT DENGAN HASIL KERJA PENGENDALI HUBUNGAN KESESUAIAN ANTARA MINAT DENGAN HASIL KERJA (Moderator of Interest Congruence- Occupational Outcome Relation) Oleh KELOMPOK 4 Amin Budiamin, Asmangiah, Budi Astuti, Sunardi PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas untuk dapat melayani

Lebih terperinci

ORIENTASI MINAT SISWA SMP DALAM MEMILIH PAKET KEAHLIAN DI SMK MELALUI BIMBINGAN KONSELING

ORIENTASI MINAT SISWA SMP DALAM MEMILIH PAKET KEAHLIAN DI SMK MELALUI BIMBINGAN KONSELING ORIENTASI MINAT SISWA SMP DALAM MEMILIH PAKET KEAHLIAN DI SMK MELALUI BIMBINGAN KONSELING Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Sains Psikologi Tutik Sunaryati

Lebih terperinci

Globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Perusahaan dituntut untuk

Globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Perusahaan dituntut untuk Globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Perusahaan dituntut untuk dapat memainkan peran sesuai dengan core business nya dalam kancah internasional. Strategi war for talent terus digaungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspekkehidupan, hal ini yang menjadi tolak ukur bagi setiap individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. aspekkehidupan, hal ini yang menjadi tolak ukur bagi setiap individu dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita dituntut untuk lebih maju dalam segala aspekkehidupan, hal ini yang menjadi tolak ukur bagi setiap individu dalam berlomba-lomba

Lebih terperinci

TABEL 2 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA TIDAK LANGSUNG

TABEL 2 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA TIDAK LANGSUNG TABEL 2 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA TIDAK LANGSUNG KODE BIDANG STUDI TAHUN 200-200 KODE BIDANG STUDI TAHUN 2009-2011 I II III SMP/MTs 1 2 Kesenian, budaya dan keterampilan Guru bid Studi di SMP yg belum

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA Lurian Magendra Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The research was conducted to determine the description of Holland's profile on psychology student at the University "X" Bandung. The design of this study is a descriptive study to obtain the

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7 KODE BIDANG STUDI/MATA PELAJARAN

LAMPIRAN 7 KODE BIDANG STUDI/MATA PELAJARAN LAMPIRAN 7 KODE BIDANG STUDI/MATA PELAJARAN Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2011 73 KODE BIDANG STUDI/MATA PELAJARAN (DIGIT 7, 8, DAN 9) A. Guru Mata Pelajaran Umum dan Kejuruan (Non Produktif)

Lebih terperinci

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY TRIADIK, VOLUME 15, No.2, OKTOBER 2016: 30-42 PROFIL KECENDRUNGAN PEMILIHAN MINAT KARIR BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN SISWA SMA SE-KOTA BENGKULU Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI TINJAU DARI MOTIVASI DAN DUKUNGAN ORANGTUA PADA SISWA KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

Konsep Dasar Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk men

Konsep Dasar Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk men Metodologi Penelitian Psikologi Rahayu Ginintasasi Konsep Dasar Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keahlian dan kemampuan yang unggul. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keahlian dan kemampuan yang unggul. Salah satu upaya pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter bangsa khususnya generasi muda. Di era globalisasi ini, generasi muda tidak hanya dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mahasiswa adalah bagian dari generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dan mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Terdapat banyak cara untuk mempelajari perilaku manusia, salah satunya adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Oleh karena itu, minat mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Pendidikan tingkat menengah, diselenggarakan untuk menghasilkan tamatan calon tenaga kelas kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan karir merupakan salah satu proses pembuatan keputusan terpenting dalam kehidupan individu. Keputusan yang ia buat akan berdampak pada apa yang akan dilalui

Lebih terperinci

DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009

DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009 DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009 KELULUSAN TAHUN 2007-2008 KONVERSI NOMOR KODE DAN NAMA BIDANG STUDI SESUAI KODE TAHUN 2009-2011 NO. JENJANG/ MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga. Pendidikan khusus yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki

PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga. Pendidikan khusus yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Pendidikan khusus yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif atau analisis perbedaan yang artinya bentuk analisis variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Apalagi dengan program pemerintah yang mempercepat pencanangan era pasar bebas yang

Lebih terperinci

Terdapat sepuluh (10) butir pemikiran yang diajukan oleh Hoppockbahwa: a. Pekerjaan dipilih dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan.

Terdapat sepuluh (10) butir pemikiran yang diajukan oleh Hoppockbahwa: a. Pekerjaan dipilih dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan. Dalam pemilihan karir, ada beberapa teori dari beberapa tokoh yang merupakan bahan perbandingan dan bahan-bahan kajian untuk mengadakan pertimbangan yang akan dibahas pada pertemuan ini, yaitu: 1. TEORI

Lebih terperinci

Lampiran Surat Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor : 33022/B.B4/GT/2017 Tanggal : 6 November 2017

Lampiran Surat Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor : 33022/B.B4/GT/2017 Tanggal : 6 November 2017 Lampiran Surat Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor : 33022/B.B4/GT/2017 Tanggal : 6 November 2017 Daftar Linieritas Kualifikasi S-1/D-IV dengan Program Studi PPG Dalam Jabatan Linier yang

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SMK Negeri 10 Bandung beralamat di Jalan Cijawura Hilir No. 339 Kelurahan Cijawura Kecamatan Buah Batu adalah Sekolah yang berada dalam naungan Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PANDAHULUAN. beberapa ahli seperti Sears 1982 mendefinisikan karir sebagai

BAB I PANDAHULUAN. beberapa ahli seperti Sears 1982 mendefinisikan karir sebagai BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hal yang terkait dengan karir bukanlah hal yang asing lagi di dengar. Menurut beberapa ahli seperti Sears 1982 mendefinisikan karir sebagai keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional berbunyi bahwa pendidikan. diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional berbunyi bahwa pendidikan. diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembang kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalm rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Depdiknas,

Lebih terperinci

TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR-BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012

TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR-BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012 TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR-BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012 ARTIKEL SKRIPSI OLEH HIGUITA SANTOS NIM 208211416540 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Output pendidikan dituntut untuk siap menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung (tatap muka) atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus informasi mengalir cepat seolah tanpa hambatan, jarak dan ruang yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di belahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang penting bagi semua warga Negara, karena lewat pendidikan manusia dididik agar dapat mengembangkan potensi dirinya dan memiliki

Lebih terperinci

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama Dewi Rosiana Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR 95 BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR A. Analisis tentang Pola Bimbingan Karir bagi Santriwati Pondok

Lebih terperinci

1, 2, 3

1, 2, 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PSIKOTES EKSPLORASI KARIR DAN TES MINAT JABATAN PADA PUSAT KARIR UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Ian M. Kabinani 1, Silvia Rostianingsih 2, Lily Puspa Dewi 3 Program Studi

Lebih terperinci

Study Deskriptif Mengenai Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Unisba

Study Deskriptif Mengenai Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Unisba Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Study Deskriptif Mengenai Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Unisba 1 Teraselta Widyatama, 2 Yuli Aslamawati 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

2015 PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa tunarungu jenjang SMALB termasuk dalam masa dimana siswa dituntut untuk siap memasuki dunia kerja, kemasyarakatan serta melanjutkan pendidikan ke jenjang

Lebih terperinci

Gambaran Kecerdasan dan Minat Remaja Panti Asuhan X

Gambaran Kecerdasan dan Minat Remaja Panti Asuhan X Gambaran Kecerdasan dan Minat Remaja Panti Asuhan X Linda Wati 1, Monty P. Satiadarma 2 dan Untung Subroto 3 1 Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara Jakarta Email:lindaw@fpsi.untar.ac.id 2 Fakultas

Lebih terperinci

Kepala, Syawal Gultom NIP

Kepala, Syawal Gultom NIP KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN Komplek Kemdikbud, Gedung D Lt.17, Jl. Pintu 1 Senayan, Jakarta Pusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian yaitu, SMK Negeri 10 Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian yaitu, SMK Negeri 10 Bandung 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian yaitu, SMK Negeri 10 yang berlokasi di Jl. Cijawura Hilir No. 339, Cijawura/,

Lebih terperinci

TABEL 1 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA LANGSUNG

TABEL 1 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA LANGSUNG TABEL 1 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA LANGSUNG KODE BIDANG STUDI TAHUN 2007-2008 KODE BIDANG STUDI TAHUN 2009-2011 I II III IV TK/RA 1 Kelompok bermain 024 2 Guru Kelas TK 020 SD/MI 1 Matematika 047 2 PKn

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan sekarang ini, tidak semua jenjang pendidikan

PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan sekarang ini, tidak semua jenjang pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam dunia pendidikan sekarang ini, tidak semua jenjang pendidikan mampu menselaraskan pendidikan dengan tuntutan dunia kerja. Hal ini menjadi tantangan bagi penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Suatu bangsa dikatakan cerdas apabila penduduk dalam suatu bangsa tersebut mampu memajukan negaranya dan ikut berpartisipasi aktif dalam dunia pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi www.mercubuana.ac.id Pada pertemuan lalu, kita sudah membahas mengenai Battery Test, yaitu DAT dan GATB. Masih ada satu kelompok Battery Test lagi yang perlu kita bahas. Pada pertemuan minggu ini, kita

Lebih terperinci