BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Pertama, ditinjau dari latar waktu, yaitru pada era sesudah
|
|
- Inge Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Novel Amba karya Laksmi pamuntjak merupakan novel yang sarat dengan kritik sosial, yakni kritik mengenai kurangnya kesadaran perempuan akan keberadaannya dan makna keberadaannya. Setidaknya terdapat tiga kritik sosial yang dikemukakan, yaitu sebagai berikut. Pertama, ditinjau dari latar waktu, yaitru pada era sesudah kemerdekaan, tahun 1960-an, pada kenyataannya perempuan belum merdeka. Dalam hal ini tidak terjajah dari penjajahan bangsa asing melainkan dari penjajahan ideologi tradisi patriarki, bahkan yang lebih ironis penjajahan tersebut tak hanya dilakukan kaum laki-laki pada perempuan, tetapi juga kaum perempuan pada perempuan. Hubungan semacam itu tercermin dalam tokoh Nuniek (ibu Amba) dan Amba. Nuniek adalah penganut ideologi tradisi patriarki yang ingin menerapkan ideologi patriarkinya pada putri-putrinya, termasuk pada Amba. Namun, Amba yang cerdas jelas menolak ideologi tradisi yang mengungkung perempuan tersebut. Kedua, ditinjau dari latar tempat, Kadipura adalah salah satu nama daerah yang termasuk dalam kabupaten Klaten. Sementara itu Klaten merupakan kota yang memiliki jarak tempuh relatif dekat dengan kota Yogyakarta yang telah lama dikenal sebagai kota pelajar, tempat Amba belajar. Namun, kenyataannya masyarakat Kadipura adalah masyarakat penganut ideologi tradisi patriarki yang 57
2 58 kurang memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Pendidikan merupakan monopoli kaum laki-laki, sedangkan perempuan hanya diberikan tempat tertinggi sebagai istri. Dengan mitos dan citra, perempuan dikekalkan sebagai jenis kelamin nomor dua yang impian tertingginya sebatas menikah, menjadi istri dan ibu. Dengan demikian, pendidikan merupakan hal tabu dan relatif dikesampingkan bagi perempuan. Ketiga, ditinjau dari latar sosial, keluarga Amba adalah keluarga yang berkiblat pada imam seorang yang berpendidikan dan berwawasan, ayahnya (Sudarminto). Namun, kenyataannya hal itu tidak berpengaruh pada pola pikir sang istri, Nuniek. Hal ini disebabkan ideologi tradisi patriarki telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Jawa pada umumnya, masyarakat Kadipura pada khususnya, termasuk pada diri Nuniek. Sebagai jenis kelamin nomor dua atau second sex, perempuan direkati mitos dan citra perempuan yang diciptakan oleh laki-laki. Menanggapi pelabelan ini, terdapat dua jenis perempuan dalam menyikapinya. Pertama, perempuan menerima pelabelan itu begitu saja karena menganggap hal yang demikian adalah kodratnya sebagai perempuan. Kedua, perempuan melawan stereotip terhadap perempuan dan membuktikan kemampuan dirinya dalam rangka mencapai makna keberadaannya sebagai perempuan yang juga merupakan makhluk bernalar dan memiliki daya pikir sebagaimana laki-laki. Mencermati ketidakberdayaan perempuan dalam gambaran di atas, dapat diasumsikan bahwa ketidakberdayaan perempuan tersebut merupakan akibat dari tekanan laki-laki terhadap dirinya. Selain itu perempuan tidak diberi
3 59 kesempatan untuk mewujudkan eksistensinya. Ketidakberdayaan perempuan bukanlah karena kesadarannya, melainkan karena konstruksi sosial. Perasaan inferior perempuan bukan karena tubuhnya yang berbeda dari laki-laki, tetapi karena tidak memiliki kekuasaan untuk menentang kekuatan patriarki. Para feminis psikoanalisis menyarankan bahwa untuk mencapai keadilan sosial, pertama-tama yang perlu dihilangkan adalah kebudayaan patriarki. Dari gambaran perempuan dalam analisis di atas, meskipun mereka masih mengalami ketimpangan gender dan menjadi second sex, secara keseluruhan novel ini memperlihatkan kemampuan perempuan untuk menunjukkan eksistensinya sebagai pribadi utuh sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Terdapat dua tipe eksistensi perempuan yang digambarkan dalam analisis di atas yaitu eksistensi tubuh perempuan dan eksistensi diri perempuan. Eksistensi tubuh perempuan merupakan eksistensi diri yang menggunakan instrumen tubuh. Hal ini karena tubuhnya adalah kesatuan dengan dirinya. Ketika tubuhnya melakukan eksistensi, dirinyalah yang merasakan eksistensi. Sedangkan eksistensi diri perempuan adalah eksistensi diri yang menggunakan instrumen diri, tidak terikat pada tubuh. Secara umum, eksistensi diri menggunakan pemikiran dan kecerdasannya untuk membentuk eksistensi. Perempuan yang menggunakan eksistensi tubuhnya untuk mendapatkan eksistensi diri, meskipun ia dapat menjadi subjek namun ia tidak dapat lepas dari perannya sebagai objek karena penilaian akan eksistensinya bergantung pada orang lain, bukan dirinya. Perempuan bereksistensi tubuh memang tidak menjadi inferior sebagaimana perempuan sebagai second sex,
4 60 namun eksistensinya semu karena penilaian terhadap eksistensi berinstrumen tubuh bersifat relatif. Berbeda dari eksistensi tubuh yang semata-mata mengandalkan tubuh, eksistensi diri mengandalkan pemikiran dan kecerdasan. Dalam analisis ini eksistensi diri ditempuh melalui dua cara yaitu melalui pilihan-pilihan dalam hidupnya dan melalui kesadaran akan manfaat pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kemampuan perempuan untuk membuat pilihan-pilihan otonom dalam kehidupannya mencerminkan bahwa perempuan bukan sekadar objek, melainkan subjek yang memiliki kesadaran terhadap keberadaan dirinya dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Perempuan yang dimaksudkan adalah Amba. Pilihan-pilihan Amba dalam cerita ini dapat disebut sebagai wujud dari kesadaran terhadap eksistensi dirinya. Pertama, pilihan Amba untuk mengenyam pendidikan di universitas. Ketika rekan-rekan sebayanya memilih untuk menikah, Amba memiliki pilihan lain yaitu mengenyam bangku kuliah. Kedua, pilihan Amba untuk berperan aktif membantu dengan kemampuannya berbahasa Inggris sebagai penerjemah buku-buku asing di bidang ilmu kedokteran untuk membantu kerja dokter di RS Sono Walujo di saat kondisi berbahaya karena pemberontakan G30S tengah berlangsung. Ketiga, pilihan Amba untuk menanggung nasib kehamilannya sendiri agar tidak menyusahkan dan mempermalukan keluarga dengan hijrah dari kota Yogyakarta ke Jakarta. Keempat, memutuskan hidup sendiri tanpa pasangan dan mengembangkan karirnya sepeninggal suaminya, Adalhard. Pilihan-pilihan tersebut menunjukkan
5 61 bahwa perempuan adalah makhluk otonom yang mampu membuat keputusan hidupnya sendiri. Eksistensi perempuan yang telah dicapai Amba merupakan perwujudan dari hasil pendidikan yang diperolehnya. Pendidikan sebagai pengantar menuju eksistensi diri menjadikan Amba mampu bekerja sebagaimana laki-laki dan mendapatkan kemandirian ekonomi sebagai hasil dari pekerjaannya. Citra kemenangan perempuan dalam menghadapi segala bentuk kemelut hidupnya yang diangkat oleh pengarang dalam novel Amba ini sejalan dengan tujuan ideologi feminisme yaitu membentuk keadilan dalam masyarakat yang mengakui hak dan kedudukan perempuan. Hal ini sesuai dengan inti tujuan feminisme, yakni mengakui kedudukan dan derajat agar sama atau sederajat dengan laki-laki. 4.2 Saran Hasil analisis terhadap novel Amba karya Laksmi Pamuntjak menunjukkan akan adanya beberapa pesan sosial yang mengemuka sebagai gejala universal. Pesan sosial tersebut adalah peran perempuan yang pasif dan tunduk kepada laki-laki melahirkan ketertindasan perempuan. Pada kosntruksi masyarakat patriarki di masa modern sekalipun kesempatan perempuan untuk mengenyam pendidikan dibatasi. Perempuan diberi kesempatan belajar hanya sampai mampu membaca dan menulis, selanjutnya menikah. Hal ini menyebabkan ketergantungan perempuan terhadap laki-laki semakin besar. Bagi perempuan yang memiliki kesadaran akan kemampuan dirinya akan melakukan perlawanan terhadap keterpinggirannya, perlakuan berbeda
6 62 kepada dirinya tidak akan lagi diterima. Perlawanan semacam ini akan memunculkan eksistensi perempuan. Untuk mendapatkan eksistensinya, tidak mudah bagi perempuan, tetapi untuk mempertahankan eksistensi juga lebih sulit. Namun, apabila perempuan yang kehilangan eksistensi mampu memperoleh kembali eksistensinya, ia akan mampu bangkit menjadi lebih kuat. Eksistensi perempuan seperti inilah yang diangkat Laksmi Pamuntjak sebagai tema novelnya, Amba. Oleh karena itu, diharapkan agar dalam penelitian berikutnya dapat diungkapkan citra positif perempuan yang terkandung dalam novel lain. Dengan demikian, penelitian ini dapat mengungkapkan ketidakadilan terhadap perempuan yang tercermin dalam karya sastra. Selain itu, citra positif perempuan sebagai pejuang eksistensi diri perempuan dalam proses jatuh-bangun menjadi pelajaran berharga yang dapat mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap perjuangan perempuan secara luas.
7 63 DAFTAR PUSTAKA Agger, Ben Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan, dan Implikasinya (terj. Nurhadi). Yogyakarta: Kreasi Wacana. Batu, Lumban Eksistensi Tokoh Perempuan dalam The Other Side of Midnight Karya Sidney Sheldon. Yogyakarta: Tesis Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Bhasin, Kamla Menggugat Patriarki. Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya Beauvoir, Simone De dkk Hidup Matinya Sang Pengarang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Culler, Jonathan On Deconstruction: Theory and Critism After Structuralism. London:Routledge & Keegan Paul. Fakih, Mansour Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Eksistensi Perempuan dalam Novel Jane Eyre Karya Charlotte Bronte: Tinjauan Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Tesis Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Langland, Elisabeth Society in the Novel. USA: University of North Carolina Press. Lasar, Magnus Davidis Watan Tubuh Perempuan Milik Siapa? dalam Majalah Driyakarya, nomor 3. Newton, K.M Twentieth-Century Literary Theory. Houndmills, Rasingtoke. London: Macmillan. Pamuntjak, Laksmi Amba. Jakarta: Gramedia Pustaka utama. Ratna, Nyoman Kutha Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:pustaka Pelajar. Rasiah Eksistensi Perempuan dalam Novel Jane Eyre karya Charlotte Bronte: Tinjauan Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Tesis Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Ruthven, K.K Feminist Literary Studies: an Introduction. Cambridge: Cambridge University Press.
8 64 Sartre, Jean-Paul Eksistensialisme dan Humanisme (terj. Yudhi Murtanto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tong, Rosemarie Putnam Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Arus Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta: Jalasutra. Usman, Mohtar Eksistensi Perempuan dalam Novel Atas Singgasana Karya Abidah El Khalieqy: Sebuah kajian Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Tesis Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. DAFTAR LAMAN Saptandary, Pinky Beberapa Pemikiran tentang Perempuan dalam Tubuh dan Eksistensi. Diakses pada 19 Mei 2015, pukul 16.06: Tirta, Alam Biografi Laksmi Pamuntjak. Diakses pada 6 Februari 2015, pukul 16.23:
9 65 LAMPIRAN SINOPSIS Amba adalah anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Nuniek dan Sudarminto. Dua adiknya adalah anak kembar bernama Ambika dan Ambalika. Sang ibu, Nuniek konon adalah kembang desa di masa mudanya dulu, itulah sebabnya ia dapat menarik hati Sudarminto, pria berpendidikan, seorang kepala sekolah di daerahnya, Kadipura. Amba bukan gadis cantik seperti kedua adiknya, tetapi ia adalah gadis yang cerdas. Amba selalu menorehkan prestasi di sekolahnya. Oleh sebab itulah ia menjadi putri kesayangan Sudarminto. Berbeda dari Nuniek yang begitu membanggakan kecantikan, Sudarminto lebih menghargai kecerdasan. Amba telah lama dianggap berbeda dari gadis-gadis sesusianya di Kadipura. Ketika Ambika, Ambalika, Sati dan gadis lainnya sibuk berlombalomba mendapatkan hati pria idaman mereka dengan tubuhnya, kecantikannya, bujuk rayunya, dan berbagai cara lainnya, Amba lebih suka membaca buku-buku ayahnya. Membaca buku-buku ayahnya, Serat Centhini, epos Mahabharata, dan Ramayana membuat dirinya menyadari posisi perempuan yang dilemahkan oleh tradisi. Bagi Amba, pelemahan itu merupakan penindasan yang kejam. Ia menyukai sekaligus membenci buku-buku yang dibacanya. Baginya, buku itu adalah hasil karya yang indah, tetapia memuat paradigma yang keliru baginya.
10 66 Dengan mengatasnamakan tradisi, perempuan dijajah dan ditindas, kehilangan kebebasan, dan hanya dianggap sebagai pelengkap bagi laki-laki. Pengalaman Amba membaca buku yang jelas menggambarkan ketertindasan perempuan yang dilakukan oleh laki-laki memberi efek di kehidupan nyata. Amba membenci laki-laki (kecuali ayahnya), ia membenci lakilaki yang berdalih taat pada tradisi untuk mengungkung kaum perempuan. Amba bukan perempuan biasa yang akan mendambakan pernikahan. Ia dengan tegas menolak adanya pernikahan, ia tak ingin terikat. Selain cerdas, ia adalah sosok perempuan mandiri yang sadar akan pentingnya pendidikan. Keputusan Amba kala itu yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas tentu saja mengejutkan bagi sang ibu, Nuniek. Di saat gadisgadis seusianya yang delapan belas tahun telah memikirkan pernikahan, bahkan banyak yang telah menikah sebelum usia itu, Amba memilih untuk mengenyam pendidikan di universitas. Ia juga menyatakan dirinya tak ingin menikah. Di saat Nuniek kebingungan memikirkan putri sulungnya tersebut, teringatlah ia pada sosok yang ia temui di Yogyakarta kala dirinya menemani Sudarminto menghadiri pertemuan di Universitas Gadjah Mada. Salwa, Salwani Munir nama pria itu. Salwa beberapa tahun lebih tua dari Amba, ia seorang asisten pengajar di jurusan Pedagogi. Menurut Nuniek, pria itu sangat baik, taat pada tradisi, pengayom, dan tentu saja cerdas, cocok bagi Amba. Saat mereka bertemu, Nuniek telah memberitahukan alamat mereka pada Salwa, tak lupa Nuniek memberitahukan tentang putri sulungnya yang cerdas. Ia meminta Salwa mampir ke rumah mereka kapan-kapan.
11 67 Tak diduga dua minggu kemudian Salwa mampir ke Kadipura, ke rumah Amba. Nuniek pun memperkenalkan Amba pada Salwa, ia membuat kesan seolah-olah Amba yang menginginkannya. Singkat cerita keduanya dipertunangkan dua bulan kemudian. Meskipun Amba tak menginginkannya, demi ibunya, demi Salwa yang tak tampaknya mencintainya, demi tradisi, ia menerima pertunangan itu. Amba dan Salwa semakin dekat saat Amba telah menjalani rutinitasnya sebagai mahasiswi jurusan sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada. Hal ini tentu saja karena keduanya berada di kampus yang sama. Namun kebersamaan itu tak juga menumbuhkan cinta di hati Amba. Kebersamaan mereka terus terjalin hingga akhirnya Salwa ditugaskan untuk mengajar di Surabaya, sampai akhirnya setengah tahun kemudian pecah G30S yang semakin menjauhkan mereka berdua karena diam-diam Amba menawarkan diri untuk ikut serta membantu para dokter asing yang membutuhkan penerjemah seperti dirinya untuk mempelajari ilmu kedokteran di Rumah Sakit Sono Walujo, Kediri yang saat itu penuh dengan para korban G30S. Di rumah sakit itulah ia bertemu dengan Bhisma, dr. Bhisma Rashad. Pria lulusan Universitas Leipzig, Jerman yang membutuhkan dirinya sebagai penerjemah. Bhisma banyak menghabiskna hidupnya di Eropa sehingga pola pikirnya juga berbeda dari pria-pria yang pernah ditemui Amba. Amba diam-diam menyukainya, mungkin begitu pula Bhisma. Terjalinlah hubungan antara Amba dan Bhisma, hubungan yang sangat dalam, tanpa ikatan dan status. Hubungan keduanya berlanjut hingga mereka berada di Yogyakarta. Mereka akan selalu
12 68 bertemu dan bercinta, begitu yang selalu terjadi. Hingga suatu ketika di tengah kerumunan orang dalam sebuah pesta, Bhisma menghilang. Bhisma hilang seiring kedatangan tentara-tentara yang akan menangkap siapa saja yang ada di sarang PKI. Amba tak menyangka kerumunan itu ada dalam sarang PKI menurut para tentara, dan bukan menurut Bhisma. Bhisma menghilang, tetapi Amba selamat. Mungkin Amba hanya selamat sementara, karena sebulan kemudian diketahuilah bahwa dirinya tengah mengandung anak Bhisma. Pria yang hilang, yang entah dimana keberadaannya. Ia pun tak tahu pasti apakah terjadi sesuatu pada Bhisma atau bhisma sengaja meninggalkannya. Kondisi ini memaksa Amba untuk kemudian hijrah dari Yogya ke Jakarta dan melanjutkan pendidikannya di Jakarta. Di ibukota itulah Amba bertemu dengan Adalhard yang kemudian menikahinya, menjadi ayah bagi bayinya yang ia beri nama Srikandi. Saat Srikandi tumbuh dewasa, ia menjadi gadis mandiri dan pemberani. Namun Amba sebaliknya, ia terpuruk semenjak kematian Adalhard. Ia kembali teringat pada kekasihnya, Bhisma. Melalui sahabat Bhisma, Zulfikar ia mengetahui keberadaan Bhisma di Pulau Buru sebagai tahanan politik. Dengan harapan besar akan pertemuannya dengan Bhisma ia memantapkan diri mencari Bhisma di Pulau Buru. Berbagai rintangan ia lalui selama perjalannya ke Pulau Buru. Di Pulau buru ia bertemu seorang asli Ambon bernama Samuel yang setia mendampinginya dalam pencariannya akan sosok Bhisma yang ia kasihi. Di Pulau Buru, bukan Bhisma yang ia temui melainkan seorang perempuan yang mengaku sebagai istri Bhisma. Konon perempuan itu adalah anak kepala suku yang dihadiahkan kepada Bhisma sebagai istri karena jasa-jasa
13 69 Bhisma membangun desa di sana. Harapan Amba tak sesuai dengan kenyataan. Melalui seorang bernama Manalisa, dan banyak warga sana, Amba mendapat informasi tentang kematian Bhisma yang misterius. Tak ada yang tahu pasti penyebab kematiannya, namun jasad dan pusaranya jelas ada di sana. Dengan berat hati Amba menerima kematian Bhisma. Ia memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan Samuel menyertainya. Selanjutnya Samuel yang awalnya jatuh cinta pada Amba menjalin kedekatan dengan anak Amba yang bernama Srikandi. Sementara itu Amba melanjutkan hidupnya secara mandiri dengan meneruskan kerja sebagai penerjemah novel, brosur, subtitles film, buku tahunan perusahaan dan diantara itu terdapat pula puisi, setidaknya untuk penerbitan khusus dan mengajar di sebuah kursus bahasa Inggris. #selesai#
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum pernah ditulis di penelitian-penelitian di Kajian Wanita Universitas Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya sejumlah karya yang menghadirkan eksistensi perempuan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Melemahnya kekuasaan laki-laki dalam karya sastra kini mulai terasa dengan lahirnya sejumlah karya yang menghadirkan eksistensi perempuan. Kebangkitan tersebut
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Bentuk marginalisasi yang terdapat dalam novel Adam Hawa karya. Muhidin M. Dahlan terdapat 5 bentuk. Bentuk marginalisasi tersebut
BAB V PENUTUP A. Simpulan Setelah dilakukan penelitian sesuai dengan fokus permasalahan, tujuan penelitian dan uraian dalam pembahasan, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Bentuk marginalisasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi fisik yang lebih lemah dan dikenal lembut sering menjadi alasan untuk menempatkan kaum perempuan dalam posisi yang lebih rendah dari lakilaki. Secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine sebagai Subordinat dalam Novel RELAX karya Henni von Lange RELAX RELAX
BAB 4 KESIMPULAN Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan dalam bab dua dan analisis yang telah dilakukan dalam bab tiga, maka kesimpulan dari skripsi yang berjudul Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik
68 BAB IV KESIMPULAN Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik (ekonomi) merupakan konsep kesetaraan gender. Perempuan tidak selalu berada dalam urusan-urusan domestik yang menyudutkannya
Lebih terperinciMATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR
MATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR IDENTIFIKASI NASKAH 1. Nama Program : Apresiasi Sastra 2. Topik : Feminisme dalam Novel 3. Judul Karya yang Diulas : Novel Geni Jora, Namaku Teweraut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat masih terkungkung oleh tradisi gender, bahkan sejak masih kecil. Gender hadir di dalam pergaulan, percakapan, dan sering juga menjadi akar perselisihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengetahui pandangan budaya dalam suatu masyarakat, tidak hanya didapatkan dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang bersangkutan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali Modern dari waktu ke waktu menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam bentuk puisi, cerita
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Hasil analisis yang penulis lakukan tehadap novel Namaku Hiroko karya N.H.
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Hasil analisis yang penulis lakukan tehadap novel Namaku Hiroko karya N.H. Dini mengenai kepemilikan tubuh perempuan yang dikaji dengan menggunakan teori yang dikemukakan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur Naskah Pertja Objek penelitian yang digunakan dalam kajian skripsi ini adalah naskah drama yang berjudul Pertja karya Benjon atau Benny Yohanes. Lakon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abidah El Khalieqy (AEK) adalah pengarang yang kreatif, memiliki daya imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak pembacanya.
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk dari gambaran realita sosial yang digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan suatu objek
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan
BAB V PENUTUP Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan melakukan kesimpulan dan mengusulkan saran, sebagai berikut: A. KESIMPULAN Indonesia adalah sebuah kata yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tentang perempuan pada saat ini masih menjadi perbincangan yang aktual dan tidak ada habisnya. Permasalahan berkaitan dengan perempuan seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan sudah terlihat jelas sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbedaan antara laki-laki dan perempuan sudah terlihat jelas sejak pertama kali manusia diciptakan. Sepanjang sejarahnya, manusia selalu menempatkan laki-laki sebagai
Lebih terperinciBAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya
BAB II Kajian Pustaka 2.1. Perempuan Karo Dalam Perspektif Gender Dalam kehidupan masyarakat Batak pada umumnya dan masyarakat Karo pada khususnya bahwa pembagian harta warisan telah diatur secara turun
Lebih terperinciCITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Resma Anggraini Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Resmaanggraini89@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok
digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Simpulan Fokus kajian dalam penelitian ini adalah menemukan benang merah hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok Sawitri terhadap
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima ini peneliti memaparkan beberapa kesimpulan mengenai analisis nilai patriarkal dan ketidaksetaraan gender dalam roman L Enfant de sable karya Tahar Ben Jelloun
Lebih terperinci42, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 arah dan tujuan lembaga tersebut. Konsep bersistem ini biasa disebut dengan ideologi. Salah satu ideologi yang ser
RESPONS TOKOH PEREMPUAN TERHADAP IDEOLOGI PATRIARKI DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI: SUATU KAJIAN FEMINIS Sherly Yunityas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan adanya respons tokoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan dalam televisi senantiasa hanya mempertentangkan antara wanita karir dan menjadi ibu-ibu rumah tangga. Dua posisi ini ada didalam lokasi yang berseberangan.
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. publik. Secara lebih khusus, Mansfield Park menceritakan posisi perempuan pada
BAB IV KESIMPULAN Mansfield Park dan Kalau Tak Untung merupakan novel yang mengandung unsur sosial historis yang kuat, terutama menyangkut kedudukan perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki dan posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan kesempatan tersebut terjadi baik
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Irwan (Ed) Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Irwan (Ed). 2006. Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Abidin, Zaenal. 2011. Filsafat Manusia. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Adian, Donny Gahal.2005. Percik Pemikiran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Karya sastra seperti novel memiliki unsur-unsur yang membentuk
116 BAB VI KESIMPULAN Karya sastra seperti novel memiliki unsur-unsur yang membentuk kesatuan antara satu unsur dengan unsur yang lain sehingga mewujudkan sebuah dunia di dalamnya. Novel Mahar Cinta Gandoriah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi vital di tengah-tengah keluarga dengan segala fungsi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. kritik sastra feminis sosialis karena dalam Kumpulan Cerpen ini
BAB V KESIMPULAN Pada Kumpulan Cerpen Memotret Perempuan karya Hapie Joseph Aloysia terdapat kecenderungan permasalahan yang selaras dengan kritik sastra feminis, yaitu kritik sastra feminis sosialis karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data, hasil analisis, dan pembahasan dapat disimpulkan dari cerpen Indonesia pengarang perempuan dekade 1970-2000-an beberapa hal berikut. Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya
Lebih terperinciBIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Canadian Aditya Saputra NIM 082110088 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan dimana laki-laki lebih diunggulkan dari perempuan. Seorang perempuan berlaku lemah lembut dan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah On ne naît pas femme: on le devient seorang perempuan tidak lahir perempuan, tetapi menjadi perempuan ujar Beauvoir dalam bukunya yang terkenal Le Deuxième
Lebih terperinciBAB II LATAR BELAKANG DOKTER SOEDARSO
A. Lingkungan Keluarga BAB II LATAR BELAKANG DOKTER SOEDARSO Dokter Soedarso adalah seorang Pejuang kemerdekaan di Kalimantan Barat pada masa penjajahan Kolonial Belanda. Dokter Soedarso sebenarnya bukan
Lebih terperinciPerpustakaan Unika LAMPIRAN
LAMPIRAN LAMPIRAN A Skala Penelitian A-1 SKALA SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI BEKERJA A-2 SKALA KESADARAN KESETARAAN GENDER LAMPIRAN A-1 Skala SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI BEKERJA LAMPIRAN A-2 Skala KESADARAN
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. dalam menentukan dan membentuk konstruksi sosial, yaitu aturan-aturan dan batasan
BAB IV KESIMPULAN Secara formal, Era Victoria dimulai pada tahun 1837 hingga 1901 dibawah pimpinan Ratu Victoria. Era Victoria yang terkenal dengan Revolusi industri dan kemajuan di berbagai bidang kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni yang merekam kembali alam kehidupan, akan tetapi yang memperbincangkan kembali lewat suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai karya sastra, novel muncul sebagai sebuah representasi atau pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan
324 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui tahap analisis, sampailah kita pada bagian simpulan. Simpulan ini akan mencoba menjawab dua pertanyaan besar pada awal penelitian, yakni Bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian ini, peneliti meneliti mengenai pemaknaan pasangan suami-istri di Surabaya terkait peran gender dalam film Erin Brockovich. Gender sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir melalui pengarang-pengarang yang cerdas di kalangan masyarakat.sastra muncul karena pengaruh dari zaman ke zaman, mulai dari sastra lama kemudian
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Melalui analisis, dapat terlihat berbagai kritik sosial yang diungkapkan oleh SGA dalam Kalatidha. Kritik dalam Kalatidha dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi laki-laki sebagai pemilik otoritas lebih tinggi daripada perempuan. Karena laki-laki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian terhadap perempuan dalam roman Au Bonheur des Dames karya Émile Zola yang diambil sebagai objek penelitian ini memiliki beberapa implikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi
BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi alur maju serta hubungan kausalitas yang erat. Hal ini terlihat pada peristiwaperistiwa yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perempuan adalah tiang negara, artinya tegak runtuhnya suatu negara berada di tangan kaum perempuan. Penerus peradaban lahir dari rahim seorang perempuan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir dewasa madya tentang faktor penyebab menunda pernikahan, diperoleh kesimpulan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang sederajat dengan laki-laki hanya saja terdapat perbedaan fisik dan kodrat. Sebagai sesama manusia, laki laki dan perempuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin memperjuangkan perempuan lain, agar mendapatkan haknya. Tujuan
Lebih terperinciDAPUR SALAH SATU MEDIA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF BAGI WANITA PEKERJA
DAPUR SALAH SATU MEDIA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF BAGI WANITA PEKERJA Oleh Rahmi Mulyasih bikiya16@yahoo.com Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Serang Raya Abstrak Komunikasi
Lebih terperinciPenyebab kematian ibu melahirkan Musdah Mulia
Penyebab kematian ibu melahirkan Musdah Mulia 1) Rendahnya tingkat kualitas hidup perempuan Sejumlah penelitian mengungkapkan, ada banyak faktor penyebab kematian ibu melahirkan, namun penyebab utama adalah
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Shuji dalam Olson (2006: 197) masyarakat Jepang adalah masyarakat patriarkal. Olson (2006: 125) juga menerangkan bahwa sistem patriarkal adalah suatu sistem
Lebih terperinciLampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai
Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya yang imajinatif, baik berupa lisan maupun tulisan. Fenomena yang terdapat di dalam karya sastra ini merupakan gambaran suatu budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang ekspresif. Di dunia ini banyak sekali cara mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi ini dapat lewat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.
Lebih terperinciCITRA WANITA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL-KHALIEQY
CITRA WANITA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL-KHALIEQY Nurhayati Pbsi, fkip, Universitas Muhammadiyah Purworejo Surel: nurhayatiginanjar@gmail.com ABSTRAK: Tulisan ini secara umum
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Novel Ritournelle de La Faim karya Le Clezio adalah representasi
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN Novel Ritournelle de La Faim karya Le Clezio adalah representasi kehidupan pribadinya. Ia menjadikan pengalaman sang ibu sebagai inspirasi novel. Le Clezio juga memiliki beberapa
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI. memuat serangkaian peristiwa yang dijalin dan disajikan secara kompleks. Novel
BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Novel Tapol merupakan salah satu prosa fiksi atau cerita rekaan yang memuat serangkaian peristiwa yang dijalin dan disajikan secara kompleks. Novel ini sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan
Lebih terperinciANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Novi Asriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cinta dan seksual merupakan salah satu permasalahan yang terpenting yang dialami oleh remaja saat ini. Perasaan bersalah, depresi, marah pada gadis yang mengalami
Lebih terperinciEsensi dan disebarluaskan di semua toko buku di Indonesia agar inspirasi hidup para peserta lomba dapat tersebar luas.
Jakarta, 22 November 2007 Esensi salah satu imprint dari Penerbit Erlangga yang mengkhususkan diri dalam menerbitkan buku-buku populer dan novel mengumumkan hasil Kontes Inspirasi dan Harapan (KISAH) tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran kaum perempuan Indonesia dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam menegakkan NKRI dipelopori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.
Lebih terperinciBAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal
BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN
BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN A. Persamaan antara Pemikiran Riffat Hassan dan Mansour Fakih tentang Kesetaraan Jender
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jender merupakan salah satu isu yang sampai saat ini masih menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jender merupakan salah satu isu yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam masyarakat modern. Perempuan masih memiliki kesempatan yang terbatas dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman dan imajinasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil ekspresi isi jiwa pengarangnya. Melalui karyanya pengarang mencurahkan isi jiwanya ke dalam tulisan yang bermediumkan bahasa
Lebih terperinciTembok Sistem dan Norma Budaya dalam Membangun Kepemimpinan Berperspektif Gender di Indonesia
Tembok Sistem dan Norma Budaya dalam Membangun Kepemimpinan Berperspektif Gender di Indonesia Yuli Christiana Yoedo yulichy@peter.petra.ac.id Sutorejo Tengah 14/6 Surabaya 60113 Petra Christian University
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan berbagai macam suku bangsa yang ada di dalamnya serta berbagai ragam budaya yang menjadi
Lebih terperinciTRILOGI NOVEL MARITO
TRILOGI NOVEL MARITO Izinkan Aku Memelukmu Ayah Dalam Pelarian Ketika Aku Kembali Marito, terlahir sebagai perempuan di suku Batak. Ia memiliki empat kakak perempuan. Nasibnya lahir di masa terpelik dalam
Lebih terperinciFEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak
FEBRUARI 2016 Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak Setiap hari sekitar 41.000 anak perempuan di seluruh dunia yang berusia di bawah 18 tahun menikah - itu berarti setahun ada 15 juta anak perempuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Dinamika Personal Growth periode anak anak dewasa muda pada individu yang mengalami masa perkembangan
Lebih terperinciPEREMPUAN YANG MERESISTENSI BUDAYA PATRIARKI
RESENSI BUKU PEREMPUAN YANG MERESISTENSI BUDAYA PATRIARKI Nia Kurnia Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Jalan Sumbawa Nomor 11 Bandung 40113, Ponsel: 081321891100, Pos-el: sikaniarahma@yahoo.com Identitas
Lebih terperinci