Transkripsi

1

2

3

4 STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015 No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : v + 21 halaman Cover : Sumber Clelek Naskah: Koordinator Statistik Kecamatan Nguntoronadi Gambar Kulit : Koordinator Statistik Kecamatan Nguntoronadi Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

5 Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Kecamatan Nguntoronadi 2015 merupakan publikasi tahunan, berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kecamatan Nguntoronadi yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kecamatan Nguntoronadi. Publikasi Statistik Daerah Kecamatan Nguntoronadi 2015 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis. Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kecamatan Nguntoronadi 2015 memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kecamatan Nguntoronadi dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan. Koordinator Statistik Kecamatan Nguntoronadi Fitriana Puji Nugroho NIP STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

6

7 1. Geografi dan Iklim 1 2. Pemerintahan 2 3. Penduduk 4 4. Ketenagakerjaan 5 5. Pendidikan 6 6. Kesehatan 7 7. Perumahan 8 8. Keluarga Berencana 9 9. Kesejahteraan Keluarga 10 DAFTAR ISI 10. Penyandang Cacat Pertanian Tanaman Pangan Peternakan Energi Listrik Industri Pengolahan Sosial dan Budaya Sarana Perekonomian 17 Lampiran Tabel 19 STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

8

9 Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Pebruarii Luas wilayah Kecamatan Nguntoronadi hanya sebesar 2,43 persen dari total luas wilayah Kabupaten Magetan, berada pada ketinggian 121 meter diatas permukaan laut, mengalami hujan sebanyak 81 hari pada tahun Kecamatan Nguntoronadi merupakan kecamatan yang terletak di sebelah timur Ibukota Kabupaten Magetan. Ibukota kecamatan berada di Desa Nguntoronadi berada pada ketinggian 121 meter di atas permukaan laut. Letak astronomisnya di sekitar 7,70461 o Lintang Selatan dan 111,44263 o Bujur Timur. Luas wilayah Kecamatan Nguntoronadi 16,72 km 2 atau hanya 2,43 persen dari total luas wilayah Kabupaten Magetan. Suhu udara rata-rata di wilayah ini o C, dengan curah hujan per bulan tertinggi tercatat 310 mm pada bulan Januari dan hari hujan sebanyak 81 hari pada tahun Wilayah Kecamatan Nguntoronadi yang terdiri dari 9 desa mempunyai topografi wilayah sebagian besar berada di dataran. Transportasi antar desa cukup mudah, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor. Jarak antar desa terjauh yaitu antara Desa Semen dengan Desa Driyorejo dan Simbatan sejauh 6 kilometer. *** Tahukah Anda Pada tahun 2014, dari seluruh luas wilayah di Kecamatan Nguntoronadi, sekitar 64,83 persen merupakan lahan sawah. Peta Kecamatan Nguntoronadi *** Tahukah Anda Desa terluas di Kecamatan Nguntoronadi yaitu Desa Simbatan dengan luas desa sebesar 271,00 hektar. Statistik Geografi dan Iklim Kec.Nguntoronadi Uraian Satuan Jumlah Luas ha 1.671,50 Luas lahan basah ha 1.083,56 Luas lahan kering ha 587,94 Hari hujan hari 81 STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

10 Kecamatan Nguntoronadi terbentuk dari hasil pemekaran kecamatan Kecamatan Nguntoronadi merupakan salah satu kecamatan yang terbentuk dari hasil pemekaran wilayah tahun Sejak diberlakukannya UU Otonomi Daerah tahun 2001 beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Magetan mengalami pemekaran wilayah kecamatan. Statistik Pemerintahan di Kecamatan Nguntoronadi Tahun 2014 Wilayah Administrasi Jumlah Kelurahan - Desa 9 Lingkungan/Dusun 28 Rukun Warga 28 Rukun Tetangga 135 Jumlah Perangkat Desa/Kelurahan Laki-laki 91 Perempuan 7 Total 98 Tingkat Pendidikan Perangkat Desa Di Kec. Nguntoronadi Tahun 2014 Diploma Keatas; 2,26% SLTA; 48,12% SD; 19,55% SLTP; 30,08% Sejak diberlakukannya UU Otonomi Daerah tahun 2001, beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Magetan mengalami pemekaran wilayah. Dari kurun waktu tersebut, tepatnya pada tahun 2005 Kecamatan Nguntoronadi terbentuk dari beberapa desa yang berasal dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Takeran dan Kecamatan Kawedanan. Wilayah administrasi Kecamatan Nguntoronadi terdiri dari 9 desa dan terbagi dalam 28 Dusun, 28 RW dan 135 RT. Dalam menunjang jalannya roda pemerintahan kecamatan, selain aparat kecamatan, muspika, UPTD Kecamatan dan instansi lainnya didukung pula para perangkat desa yang merupakan ujung tombak di tingkat desa. Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah perangkat desa sebanyak 98 orang, terdiri dari 91 laki-laki dan 7 perempuan. Dari seluruh perangkat desa, beberapa orang telah diangkat sebagai PNS yaitu sebagai sekretaris desa. Tingkat pendidikan perangkat desa sebagian besar adalah SLTA sebanyak 48,12 persen, SLTP 30,08 persen, SD 19,55 persen dan 2,26 persen yang mempunyai pendidikan diploma keatas. STATISTIK STATISTIK DAERAH DAERAH KECAMATAN KECAMATAN NGUNTORONADI BARAT

11 APBDes mengalami kenaikan Pada tahun 2013 total APBDes untuk 9 desa di Kecamatan Nguntoronadi mencapai 3,59 miliar rupiah sedangkan pada tahun 2014 sebesar 4,28 miliar rupiah atau naik 19,50 persen. Dari 9 desa yang ada di Kecamatan Nguntoronadi, selruh desa berklasifikasi desa swasembada. Selain perangkat desa yang menjalankan roda pemerintahan, dibentuk pula Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Dilihat menurut kategori, LPM, seluruh LPM masuk kategori III yaitu kategori berfungsi. Untuk membiayai pembangunan desa, Pemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menyusun APBDes. Pada tahun 2013 total APBDes untuk 9 desa di Kecamatan Nguntoronadi mencapai 3,59 miliar rupiah sedangkan pada tahun 2014 mencapai 4,28 miliar rupiah atau naik 19,50 persen. Desa Driyorejo mempunyai nilai APBDes terbesar yaitu 700 juta rupiah sedangkan Desa Gorang Gareng mempunyai nilai APBDes terkecil yaitu 297 juta rupiah. Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk pembangunan. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah salah satu pajak yang pemungutannya melibatkan para perangkat desa. Pemasukan PBB tahun 2013 sebanyak 477 juta rupiah dan tahun 2014 sebesar 691 Nilai APBDes di Kec. Nguntoronadi Tahun 2014 Kenongomulyo Purworejo Simbatan Driyorejo Nguntoronadi Petungrejo Gorang Gareng Sukowidi APBDes/PAK dan Penerimaan PBB Tahun di Kec. Nguntoronadi Uraian APBDes (juta Rp) 3.589, ,81 PBB (juta Rp) 477,52 691,87 juta rupiah atau naik sekitar 44,81 persen. Semen Nilai APBDes (juta rupiah) STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

12 Laju pertumbuhan penduduk meningkat Tingkat pertumbuhan penduduk mengalami kenaikan pada periode dari 0,26 persen menjadi 0,39 persen, sedangkan pertumbuhan penduduk pada tahun 2014 kembali naik lebih tinggi sebesar 0,41 persen. Indikator Kependudukan Kec. NguntoronadiTahun Uraian Jumlah KK Jumlah penduduk ( jiwa) Pertumbuhan penduduk (%) Kepadatan penduduk (jiwa/km2) ,26 0,39 0, Sex ratio (L/P) (%) 95,08 94,95 94, Jumlah Penduduk Yang Lahir, Mati, Datang dan Pindah Lahir Mati Datang Pindah Jumlah penduduk Kecamatan Nguntoronadi mencapai jiwa pada tahun Angka ini terus naik sehingga pada tahun 2014 menjadi jiwa. Desa Simbatan merupakan desa yang mempunyai penduduk terbesar yaitu jiwa dan Desa Petungrejo mempunyai penduduk paling sedikit yaitu jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk mengalami naik turun selama periode dari 0,26 persen menjadi 0,39 persen, sedangkan pertumbuhan penduduk tahun 2014 sebesar 0,41 persen. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi 4 faktor yaitu kelahiran, kematian dan migrasi yaitu penduduk yang datang dan pindah. Dengan luas wilayah sekitar 16,72 km 2, maka setiap km 2 ditempati penduduk sebanyak jiwa pada tahun Jumlah Kepala Keluarga di Kecamatan Nguntoronadi pada tahun 2014 sebanyak KK, sehingga rata-rata setiap KK terdiri dari 4,51 jiwa. STATISTIK STATISTIK DAERAH KECAMATAN DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI BARAT

13 Sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian Jumlah penduduk usia kerja (15 tahun keatas) pada tahun 2014 mencapai orang atau 78,62 persen dari total penduduk Kecamatan Nguntoronadi. Dari jumlah penduduk yang bekerja, sebagian besar bekerja di sektor pertanian baik sebagai buruh tani maupun sebagai petani pengusaha yang mencapai orang.. Secara konsep dan definisi penduduk usia kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun keatas. Penduduk usia kerja terbagi dalam angkatan kerja (bekerja & mencari kerja) dan bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumah tangga & lainnya). Dari total penduduk Kecamatan Nguntoronadi, sebanyak jiwa atau sekitar 78,62 persen masuk dalam usia kerja. Berdasarkan jenis lapangan kerja sebagian besar penduduk mempunyai pekerjaan utama di sektor pertanian mencapai orang, baik sebagai buruh tani maupun sebagai petani pengusaha. Sementara yang bekerja di perdagangan sebanyak 934 orang, industri 451 orang, jasa pemerintahan (PNS dan TNI/Polri) 596 orang dan sisanya di sektor lain seperti listrik & air, konstruksi, angkutan & komunikasi, jasa-jasa swasta dan sebagainya. Kurangnya lapangan kerja dan keinginan yang kuat untuk meningkatkan taraf hidup, membuat beberapa warga Kecamatan Nguntoronadi bekerja ke luar negeri sebagai TKI. Jumlah warga Kecamatan Nguntoronadi yang masih bekerja sebagai TKI di luar negeri pada tahun 2014 mencapai 428 orang, sebagian besar adalah tenaga kerja wanita 331 orang dan tenaga kerja laki-laki sebanyak 97 orang. Statistik Ketenagakerjaan Kec. Nguntoronadi Tahun 2014 Uraian Jumlah Penduduk 15 thn keatas Laki-laki Perempuan Jumlah TKI 428 Laki-laki 97 Perempuan 331 Sumber : - Potensi Desa - Kecamatan Nguntoronadi Dalam Angka Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Lapangan Kerja Lainnya; 16,62% Pertanian; 63,79% Industri; 4,46% Jasa Pemerintahan ; 5,89% Perdagangan ; 9,24% STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

14 Fasilitas pendidikan baru sampai dengan tingkat SLTP Jumlah fasilitas pendidikan di Kecamatan Nguntoronadi baru tersedia mulai dari tingkat SD sampai dengan SLTP. Ketersediaan tenaga pengajar juga jauh dari mencukupi karena rata-rata seorang guru mengajar 8 sampai dengan 13 murid, sedangkan daya tampung kelas rata-rata 15 sampai dengan 23 murid. Jumlah Murid, Guru dan Sekolah di Kec. Nguntoronadi 2014/2015 TK SD 314 SLTP murid guru sekolah Indikator Pendidikan Kec.Nguntoronadi Tahun 2013/ / Uraian Tingkat TK / /2015 Rasio murid thd kelas 19,56 19,62 Rasio murid thd guru 8,46 8,49 Tingkat SD Rasio murid thd kelas 15,28 15,01 Rasio murid thd guru 8,74 8,68 Tingkat SLTP Rasio murid thd kelas 24,50 22,25 Rasio murid thd guru 13,36 12,14 0 Salah satu target pemerintah di bidang pendidikan antara lain bebas buta huruf dan tuntas wajib belajar 9 tahun. Untuk mencapai semua itu prasarana dan sarana pendidikan harus tersedia cukup. Jumlah fasilitas pendidikan di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak 11 TK/RA, 18 SD/MI, 1 SMP/MTs. Untuk tingkat SLTA masih belum ada fasilitas, penduduk kecamatan ini biasanya bersekolah ke fasilitas terdekat, baik ke Kecamatan Takeran maupun ke Kecamatan Kawedanan. Daya tampung kelas terhadap banyaknya murid haruslah seimbang agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Kemampuan daya tampung ruang kelas untuk jenjang pendidikan setingkat SD di Kecamatan Nguntoronadi mencapai murid perkelas. Pada jenjang pendidikan SLTP daya tampung ruang kelas lebih banyak dari tingkat SD mencapai murid per kelas. Capaian di bidang pendidikan selain terkait erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan juga ketersediaan guru. Pada jenjang pendidikan SD di Kecamatan Nguntoronadi untuk tahun ajaran 2014/2015 seorang guru rata-rata mengajar 8 sampai dengan 9 murid SD, untuk jenjang pendidikan SLTP rata-rata seorang guru mengajar 12 sampai dengan 13 murid. STATISTIK STATISTIK DAERAH DAERAH KECAMATAN KECAMATAN NGUNTORONADI BARAT

15 Fasilitas kesehatan mudah dijangkau masyarakat Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kecamatan Nguntoronadi pada tahun 2014 sebanyak 1 buah puskesmas,3 buah puskesmas pembantu,5 buah polindes/poskesdes.selain itu hampir di setiap dusun atau RW tersedia posyandu yang memberikan pelayanan kesehatan satu bulan sekali Tujuan pemerintah di bidang kesehatan yaitu memberikan pelayanan kesehatan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penyediaan fasilitas dan tenaga kesehatan sampai di tingkat pedesaan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memperpendek jangkauan pelayanan kepada masyarakat. Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kecamatan Nguntoronadi pada tahun 2014 sebanyak 1 buah puskesmas, 3 buah puskesmas pembantu, 5 buah polindes/poskesdes. Selain fasilitas tersebut masih tersedia pula 21 posyandu yang tersebar di seluruh desa/kelurahan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil dan balita setiap satu bulan sekali. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada, maka rasio antara jumlah puskesmas/pustu terhadap penduduk sebesar 1 per penduduk. Jumlah tenaga kesehatan yang ada sebanyak 3 dokter, 16 bidan dan 5 mantri kesehatan. Rasio antara jumlah dokter dengan penduduk adalah seorang dokter melayani penduduk. Sedangkan untuk menjangkau fasilitas rumah Statistik Kesehatan Kecamatan Nguntoronadi Tahun 2014 Uraian Fasilitas Kesehatan Jumlah Puskesmas 1 Puskesmas Pembantu 3 Polindes/Poskesdes 5 Posyandu 21 Tenaga Kesehatan Dokter 3 Bidan 16 Mantri Kesehatan 5 Banyaknya Penderita/Pasien di Puskesmas Menurut Jenis Penyakit 57,42% 15,54% 10,20% 6,17% 4,22% 6,45% Sal.Pernafas an Otot & jar. Pengikat Hipertensi Tukak Lambung sakit cukup mudah yaitu ke RSU Dr Sayidiman yang terletak di ibukota kabupaten atau ke Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Kota Madiun. Kulit lainnya STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

16 Seluruh rumah merupakan bangunan permanen Sebanyak unit rumah atau 100 persen bangunan tempat tinggal dikecamatan Nguntoronadi merupakan rumah dengan kondisi bangunan permanen. Dilihat dari jenis lantai rumah, 99,29 persen rumah dengan lantai non tanah, sedangkan dari ketersediaan fasilitas rumah, seluruh rumah tangga menggunakan listrik PLN untuk penerangan. Statistik Perumahan Kecamatan Nguntoronadi 2014 Uraian Satuan Jumlah Kondisi Bangunan Permanen Unit Semi Permanen Unit - Tidak Permanen Unit - Jenis lantai Lantai non tanah Unit Lantai tanah Unit 42 Pelanggan PLN Ruta Sumber :- Kecamatan Nguntoronadi Dalam Angka Jumlah Rumah Tangga Pelanggan Listrik Di Kecamatan Nguntoronadi Tahun Salah satu indikasi rumah sehat menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai per kapita minimal 10 m 2. Hasil Susenas tahun 2014 rata-rata luas lantai hunian perkapita di Kabupaten Magetan yang kurang dari 20 m 2 hanya 0,78 persen. Jumlah bangunan tempat tinggal di Kecamatan Nguntoronadi pada tahun 2014 sebanyak unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak unit atau 100 persen merupakan rumah dengan bangunan permanen, sedangkan bangunan semi permanen dan tidak permanen sudah tidak ada. Rumah dengan kondisi lantai bukan tanah di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak unit atau sebanyak 99,29 persen, sedangkan 42 rumah tangga sebagian besar lantainya dari tanah. Ketersediaan listrik mutlak diperlukan rumah tangga untuk kebutuhan penerangan dan energi. Sebanyak rumahtangga, atau seluruhnya sudah menggunakan listrik PLN. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang digunakan untuk mandi dan memasak, rumah tangga menggunakan air dari sumur karena sumber air cukup mudah diperoleh. Sumber : PLN Rayon Magetan STATISTIK DAERAH STATISTIK KECAMATAN DAERAH NGUNTORONADI KECAMATAN 2015 NGUNTORONADI 2014

17 Suntik KB merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak dipakai PUS Jumlah PUS di Kecamatan Nguntoronadi pada tahun 2014 sebanyak PUS.Sebanyak PUS atau sekitar 72,07 persen tercatat sebagai peserta KB aktif.peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi Suntik sebanyak peserta atau 70,29 persen dari total peserta KB aktif. Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi modal pembangunan. Sebaliknya bertambahnya jumlah penduduk tanpa diikuti peningkatan kualitas akan menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk menahan laju pertumbuhan penduduk dengan menekan angka kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB). Sasaran program KB adalah para Pasangan Usia Subur (Usia tahun). Jumlah PUS di Kecamatan Nguntoronadi pada tahun 2014 sebanyak PUS, dimana sebanyak PUS atau sekitar 72,07 persen tercatat sebagai peserta KB aktif. Jumlah PUS terbanyak yaitu di Desa Simbatan sebanyak 598 PUS dan peserta KB aktif terbanyak juga di Desa Simbatan sebanyak 360 peserta. Persentase capaian peserta KB terbanyak yaitu Desa Purworejo sebanyak 80,09 persen. Apabila dilihat dari jenis kontrasepsi, sebanyak peserta menggunakan Suntik, 394 peserta menggunakan IUD, 202 peserta menggunakan MOW/MOP, dan 200 peserta menggunakan kontrasepsi lainnya seperti pil Jumlah PUS, Klinik dan Peserta KB Kec. Nguntoronadi Tahun 2014 U r a i a n Satuan Jumlah P U S orang Klinik KB buah 1 Peserta KB aktif orang I U D orang 394 Pil KB orang 67 Suntik orang Kondom orang 7 Implan orang 126 M O P/ M O W orang 202. Alat Kontrasepsi Yang Digunakan Peserta KB Aktif di Kec. Nguntoronadi (persen) KB, kondom, dan implan. 2,15 7,54 70,29 0,26 14,71 2,50 I U D Pil KB Suntik Implan MOP/MO W Kondom STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

18 Jumlah keluarga pra sejahtera sedikit turun. Hasil pendataan keluarga oleh BPPKB mencatat bahwa keluarga pra sejahtera yang menjadi target utama pengentasan kemiskinan mengalami sedikit penurunan pada tahun Jumlah Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera di Kec. Nguntoronadi Tahun 2014 Tahapan Keluarga 2014 Pra Sejahtera 590 Sejahtera I 772 Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera III Plus 414 Sumber : BPPKB Kabupaten Magetan Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Di Kecamatan Nguntoronadi Tahun Tujuan utama pembangunan manusia pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat baik materiil maupun spirituil. Namun demikian kenyataan menunjukkan masih ada masyarakat yang secara materi saja sejahtera. belum Berdasarkan data BPPKB Kabupaten Magetan tahun 2014, jumlah keluarga pra sejahtera sebanyak 590 KK atau sekitar 9,10 persen. Tahapan keluarga ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah, karena belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal. Sementara jumlah keluarga sejahtera I, yaitu keluarga yang hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, sebanyak 772 KK atau 11,91 persen. Berbagai usaha dilakukan untuk menurunkan jumlah kedua tahapan keluarga diatas, yaitu melalui pembinaan ketahanan fisik dan non fisik keluarga oleh pemerintah Pada tahapan yang lebih tinggi dimana secara ekonomi sudah cukup bagus yaitu pada tahapan keluarga sejahtera II sebanyak keluarga. Tahapan keluarga sejahtera III sebanyak keluarga dan pada tahapan kesejahteraan yang paling tinggi yaitu keluarga Sumber : BPPKB Kabupaten Magetan sejahtera III plus sebanyak 414 keluarga. STATISTIK STATISTIK DAERAH KECAMATAN DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI BARAT

19 Sebanyak 174 jiwa penyandang cacat di Kecamatan Nguntoronadi Jumlah penyandang cacat di Kecamatan Nguntoronadi pada tahun 2014 sebanyak 174 jiwa baik dewasa maupun anak-anak. Dilihat dari jenis cacat yang disandang para penderita, terbanyak adalah penyandang cacat lainnya sebanyak 55 jiwa atau sekitar 31,61 persen dari total penyandang cacat yang ada.. Perhatian khusus oleh pemerintah tidak hanya terhadap penduduk yang mengalami keterbatasan dari sisi ekonomi, namun juga kepada mereka yang mengalami keterbatasan dari sisi fisik dan mental (cacat), baik yang disebabkan karena bawaan sejak lahir, kecelakaan maupun karena suatu penyakit. Jumlah penyandang cacat di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak 174 terdiri dari 44 anak-anak dan 130 dewasa. Dilihat dari jenis cacat yang disandang terbanyak adalah cacat lainnya terutama jompo yaitu 88 jiwa atau sekitar 30,77 persen, cacat mental 49 jiwa, tuna netra 20 jiwa, cacat anggota badan 29 jiwa dan tuna wicara sebanyak 21 jiwa. Penyandang cacat terbanyak berada di Desa Simbatan sebanyak 35 jiwa. Selain para penyandang cacat, yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah para golongan manusia usia lanjut (manula). Jumlah manula di Kecamatan Nguntoronadi pada tahun 2014 sebanyak orang. Jumlah terbanyak yaitu pada manula kelompok umur 70-an tahun sebanyak orang, sedangkan yang paling sedikit pada kelompok usia 60-an tahun keatas sebanyak orang. Penyandang Cacat Menurut Jenisnya Di Kec. Nguntoronadi Tahun 2014 Tuna Wicara; 12,07% Lainnya; 31,61% Tuna Netra; 11,49% Cacat Mental; 28,16% Sumber: Kecamatan Nguntoronadi Dalam Angka Jumlah Penyandang Cacat dan Manula Di Kecamatan Nguntoronadi Tahun 2014 Uraian 2014 Tuna Wicara 21 Tuna Netra 20 Cacat Anggota Badan 29 Cacat Tubuh; 16,67% Cacat Mental 49 Cacat Lainnya 55 Manula Usia 50 an thn Manula Usia 60 an thn Manula Usia 70 thn keatas Sumber: Kecamatan Nguntoronadi Dalam Angka STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

20 Produksi padi mengalami penurunan cukup signifikan Produksi padi tahun 2014 mencapai 19,91 ribu ton atau terjadi kenaikan produksi sekitar 16,06 persen dibanding tahun Kenaikan produksi padi pada tahun 2014 lebih disebabkan karena meningkatnya produktifitas dan luas panen. Statistik Tanamam Pangan Kec. Nguntoronadi Tahun Padi Uraian Luas panen (ha) Produksi ( ton) Jagung Luas panen (ha) Produksi (ton)) Kacang tanah Luas panen (ha) Produksi (ton) Produksi Buah di Kec. Nguntoronadi Tahun 2014 (dalam ton) mangga pisang pepaya Luas lahan pertanian di Kecamatan Nguntoronadi yang mencapai 76,37 persen dari total luas wilayah membuat mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan. Pertanian tanaman pangan terutama padi masih menjadi tanaman andalan petani di Kecamatan Nguntoronadi. Produksi padi tahun 2014 mencapai ton, atau naik 16,06 persen dibanding tahun 2013.Peningkatan produksi terjadi karena peningkatan produktifitas dan luas panen. Produksi tanaman palawija yang cukup tinggi adalah jagung 588 ton, kacang tanah 258 ton, dan untuk komoditi kedelai pada tahun 2014 tidak ada petani yang menanam tanaman tersebut. Secara geografis Kecamatan Nguntoronadi yang berada di wilayah yang tidak banyak menghasilkan produk hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Untuk jenis sayur-sayuran biasanya ditanam secara tumpang sari dengan tanaman palawija sedangkan buah-buahan biasanya ditanam di sekitar pekarangan rumah dan tidak diusahakan secara khusus. Produksi buahbuahan pada tahun 2014 seperti mangga sebanyak 59 ton, pisang 17 ton, dan pepaya 116 ton. STATISTIK STATISTIK DAERAH KECAMATAN DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI BARAT

21 Ternak unggas merupakan produk unggulan subsektor peternakan Populasi ayam pedaging di Kecamatan Nguntoronadi tahun 2014 mencapai ekor, dimana sebagian hasil dagingnya untuk memenuhi kebutuhan di luar Kabupaten Magetan. Populasi ternak besar di Kecamatan Nguntoronadi tahun 2014 yang paling banyak adalah sapi potong yang mencapai ekor, sedangkan untuk ternak kecil adalah kambing ekor dan domba sebanyak ekor. Ada dua macam budidaya sapi di Kecamatan Nguntoronadi, yaitu penggemukan dan pengembangbiakan. Untuk penggemukan sapi potong biasanya lama budidaya hanya beberapa bulan, produk yang dihasilkan sapi siap potong. Hasil dari produk ini sebagian untuk memenuhi kebutuhan daging di luar wilayah Kabupaten Magetan. Potensi ternak unggas terbesar tahun 2014 adalah ayam petelur mencapai 63 ribu ekor, ayam pedaging 398 ribu ekor dan ayam kampung 24 ribu ekor. Dari ayam kampung mampu dihasilkan 16 ton telur, ayam petelur 396 ton telur kemudian itik menghasilkan 10 ton telur. Produksi daging sapi sebanyak 14 ton, ayam kampung 33 ton, ayam pedaging 332 ton dan ayam petelur 17 ton. Statistik Peternakan Kecamatan Nguntoronadi Tahun 2014 (ekor) Jenis Ternak Besar/Kecil Jumlah Sapi Potong Kerbau 10 Kambing Domba Unggas Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Sumber : Kecamatan Nguntoronadi dalam Angka Produksi Daging Sapi di Kec. Nguntoronadi Tahun ( ton ) Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan Kab.Magetan STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

22 Kebutuhan listrik terus meningkat Jumlah pelanggan listrik pada tahun 2010 tercatat sebesar pelanggan. Angka ini meningkat menjadi pelanggan pada tahun 2014, atau terjadi peningkatan jumlah pelanggan 8,75 persen dalam kurun lima tahun Pelanggan Listrik Menurut Kelompok Di Kec Nguntoronadi Tahun 2014 Kelompok Pelanggan Jumlah Rumah Tangga Industri 1 Sosial 115 Usaha 42 Gedung Kantor 6 Jumlah Sumber : PLN PJU Magetan Jumlah Pelanggan Listrik Di Kec. Nguntoronadi Tahun ( pelanggan) Listrik dan air adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap penduduk. Sebagai sumber penerangan dan energi baik di sektor rumah tangga, pemerintah maupun industri, listrik memegang peranan yang sangat vital. Jumlah pelanggan listrik di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak pelanggan. Kebutuhan listrik per tahun di Kecamatan Nguntoronadi diperkirakan MWh, dengan perkiraan per pelanggan membutuhkan listrik sebanyak KWh per tahun. Dilihat dari kelompok pelanggan, sebagian besar adalah kelompok rumah tangga yang mencapai rumah tangga atau sekitar 97,30 persen, kemudian kelompok sosial, dan usaha, sedangkan untuk kelompok kantor dan industri tidak ada. Sejalan dengan peningkatan dalam kebutuhan listrik, jumlah pelanggan listrik juga cenderung meningkat. Jumlah pelanggan listrik pada tahun 2010 tercatat sebesar pelanggan. Angka ini naik menjadi pelanggan pada tahun Dilihat dari besarnya kebutuhan listrik dan jumlah pelanggan yang selalu meningkat setiap tahunnya, maka PLN juga harus menambah Sumber : PLN PJU Magetan pasokan listrik setiap tahunnya. STATISTIK STATISTIK DAERAH DAERAH KECAMATAN KECAMATAN NGUNTORONADI BARAT

23 Kontribusi sektor industri masih kecil Kontribusi sektor industri di Kecamatan Nguntoronadi tidak terlalu signifikan.selain jumlah dan jenis usaha yang tidak terlalu banyak, skala usaha sebagian besar berskala kecil dan rumah tangga. Dalam struktur ekonomi Kabupaten Magetan, sektor industri pengolahan baru memberi kontribusi sebesar 9,61 persen. Demikian pula di wilayah Kecamatan Nguntoronadi yang penduduknya sebagian besar petani, kontribusi sektor industri belum terlalu signifikan. Industri pengolahan di Kecamatan Nguntoronadi sebagian besar masih berskala kecil dan rumah tangga. Berdasarkan jenis usaha yang terbanyak adalah industri makanan, seperti industri penggilingan padi, industri tahu dan sebagainya. Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan, pada tahun 2014 jumlah industri kecil di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak 122 unit usaha dengan serapan tenaga kerja sebanyak 426 tenaga kerja, atau 3,49 tenaga kerja per unit usaha. Dilihat dari jenisnya sebagian besar merupakan industri kecil non formal sebanyak 113 unit usaha atau sekitar 92,62 persen dari total industri kecil. Sedangkan untuk industri kecil formal hanya berjumlah 9 unit usaha, namun mampu menyerap 52 tenaga kerja atau rata-rata 5,78 tenaga kerja per unit usaha.. Industri Kecil Formal dan Non Formal di Kecamatan Nguntoronadi Tahun 2014 Formal Jenis Industri Jumlah Unit Usaha 9 Tenaga Kerja 52 Non Formal Unit Usaha 113 Tenaga Kerja 374 Sumber : Disperindag Kabupaten Magetan Jumlah Industri Kecil Di Kecamatan Nguntoronadi Sumber : Disperindag Kabupaten Magetan 122 STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

24 Mayoritas penduduk adalah Suku Jawa dan pemeluk Agama Islam Penduduk Kecamatan Nguntoronadi mayoritas dari Suku Jawa. Menurut agama yang dianut, terbanyak beragama Islam sebanyak orang atau sekitar 99,85 persen, sedangkan sisanya sebanyak 0,15 persen beragama Kristen, Katholik dan Hindu. Jumlah Pemeluk Agama dan Tempat Ibadah di Kecamatan Nguntoronadi Tahun 2014 Uraian Pemeluk Agama Jumlah Islam Kristen Protestan 30 Kristen Katholik 6 Budha - Hindu 1 Tempat Ibadah M a s j i d 28 Surau/Langgar 118 Gereja 1 Pura - Potensi Desa Kecamatan Nguntoronadi Jumlah Fasilitas Olah Raga Di Kecamatan Nguntoronadi 2014 Uraian Jumlah Lapangan Sepak Bola 9 Lapangan Bola Voli 9 Lapangan Bulu Tangkis 2 Lapangan Futsal - Sumber : Potensi Desa Kecamatan Nguntoronadi Penduduk Kecamatan Nguntoronadi mayoritas adalah Suku Jawa, namun demikian ada suku lain seperti Suku Madura, Suku Sunda dan lainnya yang tinggal di beberapa desa. Menurut agama yang dianut, terbanyak beragama Islam sebanyak orang, kemudian Kristen Protestan, Katholik dan Hindu masing-masing 30 orang, 6 orang dan 1 orang. Kehidupan antar suku dan antar umat beragama sangat rukun, sehingga ini merupakan salah satu modal yang berharga dalam melaksanakan pembangunan. Jumlah sarana tempat ibadah untuk umat Islam sebanyak 28 masjid dan 118 mushola/langgar, sehingga rata-rata satu tempat ibadah digunakan untuk 165 orang. Untuk fasilitas tempat ibadah umat kristen terdapat 1 gereja. Dengan berolah raga tubuh menjadi sehat. Untuk berolah raga dibutuhkan fasilitas olah raga yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat. Fasilitas seperti lapangan sepak bola di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak 9 buah, lapangan bola voley 9 buah dan lapangan bulutangkis 2 buah. Jenis olah raga warisan budaya seni bela diri yang paling banyak digemari yaitu pencak silat. Jumlah kegiatan olah raga ini sebanyak 3 kelompok olah raga yang tersebar di beberapa desa. STATISTIK STATISTIK DAERAH DAERAH KECAMATAN KECAMATAN NGUNTORONADI BARAT

25 Hanya tersedia 1 pasar sebagai tempat transaksi jual beli Fasilitas perekonomian yang digunakan transaksi jual beli masyarakat pedesaan adalah toko pracangan. Jumlah toko yang ada sebanyak 178 toko dan 101 buah warung makan. Ketersediaan sarana perekonomian sangat berperan terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Sebagai kecamatan yang baru terbentuk, fasilitas perekonomian untuk masyarakat masih minim sekali. Pasar tradisional yang biasanya digunakan sebagai tempat transaksi jual beli masyarakat pedesaan di Kecamatan Nguntoronadi hanya ada 1 pasar dengan bangunan di Desa Nguntoronadi. Fasilitas yang ada hanya toko yang menyediakan kebutuhan sehari-hari sebanyak 178 buah dan warung makan 101 buah. Pelayanan jasa keuangan yang ada di Kecamatan Nguntoronadi pada tahun 2014 meliputi 1 buah kantor bank. Pelayanan kredit mikro di kecamatan ini juga dilayani di lembaga keuangan non bank seperti Badan Kredit Desa (BKD) sebanyak 8 unit yang ada di beberapa desa. Sebagai usaha bersama yang berazas kekeluargaan, keberadaan koperasi masih cukup eksis di masyarakat. Jumlah koperasi berbadan hukum di Kecamatan Nguntoronadi sebanyak 14 buah Koperasi Primer Non KUD, dengan total anggota sebanyak 400 orang. Dilihat dari jenisnya, terbanyak adalah koperasi konsumsi perdagangan dan koperasi serba usaha. Fasilitas Perekonomian di Kec. Nguntoronadi Tahun 2014 Jenis Fasilitas Perekonomian Pasar Dengan Bangunan Pasar Tanpa Bangunan Toko/pracangan Warung Makan Bank/BPR Koperasi Badan Kredit Desa Jumlah 1 lokasi - lokasi 178 buah 101 buah 1 buah 14 buah Potensi Desa 8 buah Jumlah Koperasi Berbadan Hukum Menurut Jenisnya Di Kec. Nguntoronadi Tahun 2014 Tahun 2013 Serba Usaha; 21% Konsumsi Perdag.; 79% Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Magetan STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI 2015

26

27

28 Lampiran 1 Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelurahan/Desa Akhir Tahun 2014 Kelurahan/Desa Penduduk Rumah Tangga Laki-laki Perempuan Jumlah Sukowidi Semen Gorang Gareng Petungrejo Nguntoronadi Driyorejo Simbatan Purworejo Kenongomulyo Jumlah Sumber : Kantor Kecamatan Nguntoronadi 20 STATISTIK STATISTIK DAERAH DAERAH KECAMATAN KECAMATAN NGUNTORONADI NGUNTORONADI

29 Lampiran 2 Jumlah Sarana Perekonomian Di Kecamatan Nguntoronadi Tahun 2014 Pasar Pasar Kel. Toko Bank/ Kelurahan/Desa Dengan Tanpa Perto- Swala Warung Toko BPR Bangunan Bangunan koan yan Sukowidi Semen Gorang Gareng Petungrejo Nguntoronadi Driyorejo Simbatan Purworejo Kenongomulyo Jumlah Sumber : Kantor Kecamatan Nguntoronadi STATISTIK DAERAH KECAMATAN NGUNTORONADI

30