Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir, Kota Tangerang Banten
|
|
- Yanti Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir, Kota Tangerang Banten Mushab Abdu Asy Syahid 1 1 Mahasiswa Magister (S2) Sejarah & Teori Arsitektur Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok mushab.abdu@ui.ac.id ABSTRAK Isu preservasi bangunan cagar budaya selain mencakup aspek fisiknya juga melingkupi kontestasi perspektif antaragen yang terlibat di dalam memaknai otentisitas dan nilai-nilai kebudayaan di dalamnya. Pembahasan ini juga terkait erat dengan isu memori, di mana setiap elemen arsitektural juga dapat merangkum identitas tentang kota dalam ranah publik. Dalam kasus arsitektur Masjid Jami Kali Pasir, diperlukan adanya keselarasan antara kebijakan atas (top-down) pemerintah kota dengan masyarakat lokal mengenai preservasi arsitektur bersejarah, sehingga perdebatan mengenai status dan langkah Masjid Jami Kali Pasir menjadi isu lain yang turut perlu didiskusikan. Minimnya pendokumentasian terhadap bangunan bersejarah oleh masyarakat lokal dan pendekatan dalam pemeliharaan yang bersifat ketukangan (craftmenship) secara praktis turun-temurun menjadi salah satu tantangan utamanya. Saya juga berargumentasi bahwa dalam perspektif masyarakat lokal yang menjadi pengguna ruang, aktivitas rutin di dalam arsitektur masjid dijadikan sebagai salah satu langkah preservasi itu sendiri. Kata kunci: arsitektur masjid, memori, preservasi, tradisi A. Arsitektur Masjid dalam Konteks Preservasi dan Konservasi Perihal pembahasan arsitektur masjid terkait erat dengan perdebatan mengenai ketiadaannya terminologi arsitektur Islam di dalam epistemologi Barat. Perbedaan perspektif epistemologis Islam dan Barat dalam melihat arsitektur sebagai obyek secara umum berputar pada persoalan materialitas-immaterialitas dapat mempengaruhi cara berpikir dan fokus preservasi. Dalam aspek spasial masjid, obyek tidak secara langsung menjadi determinan yang berpengaruh karena ibadah shalat, misalnya tidak bergantung pada simbolisme obyektif yang nilainya bersifat abstrak, sehingga pendekatan terkadang lebih ditekankan pada aspek fungsional dibanding obyek bangunannya. Preservasi arsitektur dilihat dari perspektif bagaimana fasilitas mendukung fungsi ritual ibadah shalat. Menjadi pertanyaan menarik jika aktivitas rutin pengguna ruang masjid dikatakan sebagai bentuk upaya melestarikan arsitektur bersejarah itu sendiri bagi penggunanya. Kegiatan manusia sebagai subyek dari preservasi dan konservasi turut terkait secara signifikan karena untuk menilai bangunan Islami berarti mengukur nilai-nilai abstrak Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir (Mushab Abdu Asy Syahid) 1
2 yang hal itu tidak terukur secara obyektif pada elemen-elemen konkret. Arsitektur masjid dan bangunan lainnya yang diidentikkan dengan Islam sebagai alternatif menekankan definisinya pada subyek-subyek terlibat, yaitu muslim atau orang Islam, sehingga istilah arsitektur Muslim lebih tepat untuk hal ini. (Nezar AlSayyad, 2014) Argumentasi di atas juga didukung dengan asal mula bangunan masjid itu sendiri. Menarik pada sejarahnya di masa awal perkembangan Islam, kehadiran arsitektur masjid dibangun dengan ruang-ruang yang bersifat multifungsi yang meliputi fungsi pendidikan, kesehatan, ruang sosial dan kepemerintahan dalam elemen desain formal yang sederhana. Arsitektur masjid kemudian menyebar dengan menyerap budaya regional masing-masing daerah di dunia dengan format fungsinya yang sama. Sejak pergeseran fungsi sosial masjid menjadi singular hanya pemenuhan aktivitas ritual semata di era modern, fungsi dan peran arsitektur masjid sebagai ruang ibadah juga tereduksi ke ruang mushala spesifik hingga ruang shalat khusus yang telah disediakan di tiap bangunan tanpa harus menjadi satu bangunan berbeda. (Faudzy, 2016) Pendefinisian bangunan pusaka di era pascaperang dunia mencakupi aspek kealamiahan ( natural ), lokal ( indigenous ) dan berorientasi pada tempat bersejarah ( historic place ) mempengaruhi signifikasi pada budaya masyarakat (Burra Charter dalam ICOMOS, 1979) di mana nilai kepusakaan dimaknai dari konteksnya dibanding selera personal yang bersifat hegemonik dan a priori. (Rajagopalan, 2012) Preservasi dan konservasi arsitektur masjid dalam sudut pandang itu juga berpotensi sebagai representasi yang mampu menarasikan peristiwa dan aktor sejarah dalam melakukan penyebaran agama Islam di suatu daerah. Masjid yang dicerap sebagai bagian heritage architecture tidak dianggap statis dan diproduksi pengaruh sosial, ekonomi, politik dalam penentuannya. Kerusakan, pembangunan, pemusnahan, dan pelestarian yang bersifat anonymous tidak dapat dipisahkan dari sebuah kepusakaan, termasuk arsitektur masjid. Perbaikan dan pemeliharaan yang dilakukan berbasis ketukangan (craftmanship) secara praktis dan minim pemahaman terhadap nilai kebudayaan otentik rentan terhadap risiko tersebut. Hal ini juga mau tidak mau harus menyinggung memori yang terkumpul dalam lingkup publik dan agenagen masyarakat yang terlibat selama proses preservasi dan konservasi arsitektur masjid yang sifat memori itu berpotensi untuk diperdebatkan (debatable), dikontestasikan (contestable) atau ditransformasikan (transformable) antar memorinya. (Boyer, 2012) Arsitektur masjid sebagai pola dasar dari collective memory harus mempertanyakan yang dapat diperjelas, dipersingkat, dan diubah olehnya. Arsitektur masjid juga merupakan tools untuk mengaitkan proses peringatan dengan melibatkan simbol, ikon, dan arsip yang Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir (Mushab Abdu Asy Syahid) 2
3 terhubung oleh ingatan, bahkan tidak menutup kemungkinan muncul perlawanan yang peka terhadap simbolisme tertentu yang hadir dan terbangun padanya. Yang menjadi polemik lainnya ialah jika arsitektur masjid bersejarah dilihat sebagai monumen atau sebagai komoditas/produk modern, sebagaimana juga kesadaran akan preservasi masa lalu yang hadir sebagai produk modernisasi 1 meningkatkan komersialisasi terhadap heritage di dunia. Hal ini dapat bertentangan dengan fungsi awal arsitektur masjid itu sendiri. Lantas, bagaimana sebuah otentisitas kepusakaan arsitektur masjid ini diartikan? Siapa atau lembaga apa yang memastikannya? Peran regulasi institusi dalam preservasi yang melakukan aktivitas seleksi, klasifikasi, dan manajemen monumen menjadi penting untuk diperhatikan dan dianalisis (Rajagopalan, 2012). Kesadaran akan pentingnya preservasi arsitektur bersejarah dengan berbagai motif pencarian identitas dan sejarah kota hingga menggali potensi pariwisata daerah digencarkan terutama oleh pemerintah setempat sebagai institusi formal dalam masyarakat sebetulnya tidak terlepas dari gejala globalisasi yang memperbanyak komodifikasi atas obyek kepusakaan (heritage), kapitalisasi terhadap unsur heritage (budaya dan historis) sebagai sumber investasi kapital di ruang urban/kota. Dalam paper ini akan dibahas mengenai Masjid Jami Kali Pasir yang merupakan salah satu arsitektur masjid yang dianggap berpengaruh secara historis di Kota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang yang telah mendelegasikan tim penilai Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang (BP3S), Banten menetapkan terdapat 9 Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang disahkan oleh Surat Keputusan Walikota Tangerang No. 430 / KEP. 337 DISPOR- BUDPAR / 2011 pada bulan Agustus 2011 setelah mengajukan puluhan calon bangunan cagar budaya lainnya. Salah dua bangunan yang terpilih ialah Masjid Jami Kali Pasir dan Boen Tek Bio yang berlokasi di kawasan Pasar Lama, Tangerang. B. Studi Kasus: Masjid Jami Kali Pasir, Kompleks Pasar Lama, Tangerang Lokasi tapak Masjid Jami Kali Pasir bersisian langsung dengan pemukiman padat penduduk Kampung Kali Pasir, RT 02/RW 04 No. 18, Kelurahan Sukasari yang lebih dikenal sebagai kawasan kompleks Pasar Lama Kota Tangerang, Provinsi Banten. Di seberang Barat kompleks masjid yang juga terdiri dari area pemakaman mengalir Sungai Cisadane atau Sungai Cipamunggas yang berperan penting secara historis sebagai arus transit perdagangan terbesar ketiga setelah Batavia dan Banten. Masa pembangunan masjid 1 Pendapat ini sesuai dengan kutipan tulisan Rajagopalan mengenai sikap negara yang sadar akan tindakan preservasi arsitektur masa lampau, yaitu One of the odd things about the arrival of the era of the modern nation-state was that for a state to prove that it was modern, it helped if it could also prove that it was ancient (Mitchell 2002, in Rajagopalan 2012) Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir (Mushab Abdu Asy Syahid) 3
4 dipredikasi berkisar antara tahun an awal masehi oleh ulama Kerajaan Padjajaran yang transit di daerah yang saat itu bernama Tangeran atau Tanggeran. 2 Penentuan waktu tersebut tidak benar-benar didasarkan pada bukti fisik tertulis secara pasti dan empiris, kecuali di daerah lokal pribumi kala itu lebih banyak distimulus oleh pengarsipan administrasi kolonial dibanding inisiatif masyarakatnya sendiri. Gambar 1. Tampak luar suasana kompleks Masjid Jami Kalipasir (sumber: Dokumentasi pribadi, 016) Preservasi arsitektur sendiri baik teori maupun praktik tidak terlepas dari akar perkembangan modernitas akhir abad ke-19, dibentuk oleh institusi modern seperti museum dan tempat pengoleksi arsip kolonial. Tindakan preservasi arsitektur merupakan produk modernisasi dibandingkan sebagai reaksi terhadap perkembangan modernisme. Ini juga menjadi perihal yang dialami para pengurus turun-temurun masjid. Semenjak masjid difokuskan menjadi bangunan bersejarah, terdapat dorongan terhadap pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (atau disingkat sebagai DKM) untuk menelusuri secara mendalam dan otentik mengenai sejarah dan asal muasal masjid di masa awal pembangunannya. Salah satu usaha yang ditempuh pengurus DKM ialah dengan diadakannya kunjungan resmi ke beberapa pengurus keraton pusat di Cirebon untuk mengkaji tipologi umum masjid tradisional asli yang biasanya dibangun oleh ulama kesultanan atau kerajaan Islam abad ke- 15 di pulau Jawa, demi mencari kesamaan identik yang kemudian akan dibandingkan dengan Masjid Jami Kali Pasir sendiri. 3 Selain itu, ketua pengurus DKM Ahmad Syairodji juga mempelopori penulisan sebuah artikel berbentuk buletin kecil bertajuk Nyukcruk Galur Mapay Patilasan: Masjid Jami Kalipasir yang menarasikan sejarah masjid menggunakan tutur bahasanya pribadi dengan mengingat-ingat memori masa lampau (recalling the past). 2 Tangeran dalam bahasa Sunda berarti pelindung. Bahasa ini dikatakan telah eksis di kalangan penduduk pribumi sebelum datangnya kolonial Belanda di abad ke-16. Nama ini menjadi cikal bakal dari Kota Tangerang. 3 Menurut keterangan dari Bapak Syairodji dan Bapak selaku ketua dan sekretaris DKM Masjid Jami Kalipasir. Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir (Mushab Abdu Asy Syahid) 4
5 Gambar 2. Elemen arsitektur masjid yang masih asli sejak awal pembangunannya. Kiri: kubah alias mustaka khas yang dilapisi cat emas tambahan, Kanan: Empat kolom internal (soko guru) yang ditopang oleh kolom besi (diolah dari berbagai sumber, 2016) Kebanyakan memori tersebut bersumber dari hasil petilasan atau kunjungan dan umumnya dari getok tular antarwarga terdahulu tanpa validitas terukur, kecuali beberapa data dari arsip-arsip kolonial Belanda, itu pun tergolong terbatas yang kondisi ini juga diakui sendiri oleh Syairodji. 4 Upaya pengarsipan baru dilakukan oleh keturunan pengurus dengan mengoleksi data-data yang tersisa dalam satu buku rapi. Pengukuran usia bangunan masjid akhirnya lebih banyak mengandalkan sejarah peristiwa sebagai patokan sebelum dihadirkannya tim ahli arkeologi untuk meneliti sejarah obyeknya. Jadi, pada tahun mulai dikatakan telah berdirinya mesjid, walau bentuk kecil, mesjid kecil, gitu ya. Dan bentuk bangunannya, atau kita katakan bangunannya terbuat dari...batang pohon kelapa...yang atapnya adalah atapnya daun kelapa. (Interview dengan Ahmad Syairoji, 2016) Masjid Jami Kalipasir berperan penting dalam merepresentasikan penyebaran kebudayaan dan agama Islam di Pasar Lama Kota Tangerang. Meskipun demikian, bagi masyarakat muslim sekitar kawasan Kali Pasir khususnya pengurus DKM, bangunan masjid sejak awal tidak diniatkan untuk menjadi sebuah monumen khusus yang perlu diistimewakan dari fungsi asalnya, dan menghindari adanya intervensi arsitektural yang tidak begitu diperlukan, misalnya seperti mengembalikan masjid ke bentuk aslinya. 5 Elemen yang tersisa bersifat pondasi struktural utama, yaitu empat kolom internal soko guru yang terbuat dari material kayu yang kondisinya mulai lapuk saat ini. Tiang-tiang ini sekarang dipagari masing-masing dengan 3 buah besi berbentuk silinder berwarna kuning yang dimaksudkan untuk menopang tiang kayu yang sudah mulai rusak. Proses renovasi bangunan seperti 4 Frase nyukcruk galur mapay patilasan berasal dari bahasa Sunda yang berarti penelusuran ke tempattempat yang berkaitan dengan sejarah. Terdiri dari subbab penyebaran Islam di Tangerang, sejarah datangnya kerajaan Islam di tanah Pasundan, sejarah kepengurusan masjid, deskripsi detail elemen arsitektural, hingga etnis masyarakat dan fragmen sejarah yang bersinggungan dengan konteks Masjid Jami Kalipasir. Buletin kecil ini dicetak dan dipublikasikan oleh DKM Masjid Jami Kali Pasir untuk kalangan terbatas. Saya juga mendapatkan salinan asli artikel sebagai referensi pendukung argumentasi. 5 Interview dengan sekretaris DKM Masjid Jami Kalipasir, 22 Mei Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir (Mushab Abdu Asy Syahid) 5
6 pengecatan bangunan menjadi berwarna hijau dan penambahan elemen dekoratif baru dilakukan belakangan secara berkala oleh pengurus DKM keturunan dan juga mewakili gaya arsitektur lokal awal abad ke-20, salah satunya adalah bangunan menara. Meskipun tidak asli dari awal, bangunan menara itu sendiri telah memenuhi syarat lebih dari 50 tahun (dibangun pada tahun 1904) karena saat ini telah berusia lebih dari 100 tahun. Gambar 3. Bangunan menara yang bentuknya masih asli sejak dibangun pertama kali tahun Foto kiri sebelum dilakukan pengecatan tahun 2011 dan foto kanan setelah masjid dan menara tahun 2016 (diolah dari berbagai sumber, 2016) Pemakaman di depan komplek Masjid Jami Kalipasir terletak di sisi barat, berukuran 6 x 2 m dan 4 x 2 m. Pada ukuran 6 x 2 m terbagi dalam dua bagian, yaitu bagian 1 berukuran 2 x 2 m dan di sisi timur berisi tiga pasang nisan, sedangkan bagian 2 berukuran 4 x 2 m di sisi barat berisi enam pasang nisan. Pada ukuran 4 x 2 m terdapat empat pasang nisan. Pemakaman ini juga berperan penting karena salah satu tokoh masyarakat juga dimakamkan di sana, yaitu Raden Ahmad Penna yang dahulu menjabat sebagai Bupati pertama di Tangerang. Selain itu, terdapat 11 kolom seperti ladam kuda dengan 5 kolom di sisi selatan dan 6 kolom di sisi timur dengan lengkungan (arch) terdapat berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran diameter ± 2-3 cm dan berwarna-warni (lihat Gambar 3). Ruang mihrab terdapat pada dinding diapit oleh dua pilar. Dinding utara memisahkan ruang utama dengan serambi utara. Untuk kegiatan sehari-hari, pintu sebelah utara ini lebih sering digunakan karena letak tempat wudhu dan menara masjid berada di sebelah barat daya masjid ini. Pada dinding timur terdapat sebuah jendela dengan lubang angin pada bagian atasnya dan sebuah pintu berbentuk persegi empat dengan dua buah daun pintu. Di atas pintu terdapat hiasan berupa pelipit. Pada dinding sisi barat terdapat mihrab yang di kiri dan kanannya diapit oleh dua pilaster dan empat buah jendela berbentuk lengkung. Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir (Mushab Abdu Asy Syahid) 6
7 Gambar 4. Kiri: kolom soko guru dengan tiang-tiang dan untuk menopang, kanan: kolomkolom dekoratif dengan pewarnaan hijau cerah di fasad luar masjid (diolah dari berbagai sumber, 2016) Gambar 5. Mihrab dengan ornamen khas dan pondasi beton yang dilapisi dengan keramik pilaster sebagai fasad (sumber: Dokumentasi pribadi, 2016) Penelitian mengenai elemen arsitektural juga berkaitan erat dengan memori subyektif pengurus masjid dan masyarakat sekitar umumnya terhadap penggunaan corak elemen. Arsitektur masjid yang tidak memiliki regulasi desain secara khusus atau sakral dalam agama Islam dan bersifat universal memudahkan saya menganalisis corak kebudayaan yang hadir di tiap elemennya. Corak ini dihasilkan dari memori yang dimiliki oleh praktisi ketukangan alias masyarakat lokal Kali Pasir, sebab tanpa memori, heritage kepusakaan tidak mungkin dapat dijelaskan (Boyer, 2012). atau Memori yang dimaksud ialah yang dibangun di bawah tekanan masyarakat atau lingkungan sekitar. Arsitektur masjid yang dibangun secara swadaya masyarakat akhirnya bersinggungan dengan concept of authenticity atau authenes dalam bahasa Yunani, yaitu pondasi konsep dari teori preservasi secara epistemologis. Asal muasal desain menjadi sebuah polemik dan kontestasi terhadap budaya etnis dan suku tertentu di lingkungannya, yang dalam kasus ini ialah perdebatan memori yang berasal dari lingkungan masyarakat etnis Tionghoa atau Cina Benteng di kawasan Pasar Lama di tempat tapak berada. Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir (Mushab Abdu Asy Syahid) 7
8 Meskipun demikian, pengurus DKM tidak menegaskan adanya keterkaitan langsung elemen-elemen arsitektural masjid dengan kebudayaan Tionghoa, bahkan sebaliknya. Hal itu juga dinyatakan tertulis di dalam artikel Nyukcruk Galur Mapay Patilasan yang disusun oleh pengurus DKM. Di sisi lain, opini yang terjadi bahwa akulturasi sukses berlangsung antara kaum muslim Kali Pasir dan etnis Tionghoa (yang identik dengan agama Buddha) mengarah kepada topik toleransi keberagamaan yang sebetulnya bersifat simbiosis komensialis yang menguntungkan bagi pemerintah kota. Pembahasan ini terkait erat dengan isu memori, di mana setiap elemen arsitektural dapat merangkum identitas kota. Gambar 6. Elemen-elemen dekoratif masjid yang bercorak Tionghoa (sumber: Dokumentasi pribadi, 2016) Baik bangunannya, fisik masjid itu sendiri termasuk juga cungkupnya.. Sedikit pun, mungkin sekali mengatakan adalah, tidak ada.. apa gimana.. Tidak ada campur tangan mungkin dikatakan arsiteknya, gitu ya.. Atau mungkin ahli-ahli bangunan. Dalam arti, karena ada orang yang mengatakan kelapa itu dari.. apa namanya.. ada perpaduan antara muslim dan etnis, kan seperti.. apa namanya.. ornamen-ornamen Chinese, gitu kan, ya? Sama sekali tidak. Tidak ada. Begitu juga menara. Ada yang mengatakan seperti pagoda di Birma, katanya. Itu pun juga tidak. Dan banyak juga ya, yang lain-lain yang orang bisa berpikir sejauh itu. Namun yang kenyataannya memang itu, itu tidak ada. Tidak ada sedikit pun campur tangan dari ahli-ahli bangunan atas karya yang dikatakan arsitektur itu sendiri tentang keberadaan masjid Jami Kali Pasir. (Bapak Haji Ahmad Syairoji, 2016) Terkait status masjid menjadi Bangunan Cagar Budaya, pengurus DKM berpandangan bahwa tindakan preservasi yang dilakukan selama ini yang bersifat swadaya pun jauh telah dilakukan oleh mereka sebelum pemerintah kota menentukan secara formal bangunan Masjid Jami Kalipasir sebagai obyek historis melalui perundang-undangan. Perbedaan persepsi antara pengurus masjid yang mewakili masyarakat lokal dengan institusi pemerintah kota dalam menangani bangunan kuno yang masih berfungsi di sisi lain mengkontestasikan status masjid sebagai otoritas milik siapa. Apresiasi pengurus DKM terhadap arsitektur masjid terfokus pada subyek yaitu orang-orang atau jamaah yang mendatanginya dan beraktivitas di dalamnya sesuai fungsi asalnya jauh lebih besar dan dihargai serta dilayani daripada orang yang mengurus administrasi dan terfokus pada obyek Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir (Mushab Abdu Asy Syahid) 8
9 dan material bangunannya semata. Akhirnya, berbagai temuan seperti kerusakan dan penambahan obyek detail pada elemen arsitektural masjid kerap terlacak dan kurang diperhatikan. Perhatian lebih ditekankan pada fungsi obyek secara umum seperti penggantian material atap atau langit-langit menara yang sudah mulai robek dan lapuk. Gambar 7. Beberapa kerusakan yang terlacak pada langit-langit (plafon) masjid (sumber: Dokumentasi pribadi, 2016) Gambar 8. Proses penggantian genting menara lama dengan genting baru berwarna hijau saat kunjungan pada tapak. Meskipun telah resmi sebagai BCB oleh pemerintah, material genting dibeli dari hasil swadaya masyarakat dan pengurus DKM. (sumber: Dokumentasi pribadi, 2016) Pada bulan Februari 2016, pengurus DKM sempat dipertemukan dengan Pemerintah Kota Tangerang untuk membicarakan arah dan visi preservasi dan konservasi bangunan Masjid Jami Kalipasir di masa depan. Terdapat wacana dari pemerintah untuk mengganti atau menambah fungsi masjid seiring dengan tuntutan akan status masjid sebagai BCB. Dalam hal ini, diperlukan adanya keselarasan antara kebijakan atas (top-down) pemerintah kota dengan masyarakat pengurus dalam preservasi dan konservasi masjid. C. Kesimpulan Saya berargumentasi bahwa dalam perspektif masyarakat lokal yang menjadi pengguna ruang, aktivitas rutin di dalam arsitektur masjid dijadikan sebagai salah satu langkah preservasi itu sendiri. Di sisi lain, perdebatan mengenai status dan langkah Masjid Jami Kali Pasir menjadi isu lain yang turut perlu didiskusikan. Pembahasan lebih lanjut dalam kasus ini ialah bagaimana asal muasal memori tentang desain Masjid Jami Kalipasir dapat dijelaskan, sebab dimulai dari situ kaidah preservasi dan konservasi arsitektur dapat Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir (Mushab Abdu Asy Syahid) 9
10 lebih ditelusuri. Hal itu akan mempermudah baik masyarakat pengurus DKM maupun pemerintah Kota Tangerang untuk melakukan prioritas dalam langkah-langkah preservasi. D. Daftar Pustaka & Referensi Afrianti, D., 10 Agustus Menengok Masjid Tertua Bercorak Tionghoa. Anon. Juni Masjid Jami' Kali Pasir. Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang, September Masjid dan Makam Kali Pasir Tangerang. Boyer, M. Christine Collective Memory Under Siege: The Case of Heritage Terrorism. Cairns, Stephen, Crysler, Greig C., Heyne, Hilde. The SAGE Handbook of Architectural Theory. SAGE Publications, 2012, pp Brown, Robert and Maudlin, Daniel. Concept of Vernacular Architecture. Cairns, Stephen, Crysler, Greig C., Heyne, Hilde. The SAGE Handbook of Architectural Theory. SAGE Publications, 2012, pp: Budiman, M. D., Perhimpunan Jurnalis Indonesia Pengurus Daerah Tangerang. 19 Desember Masjid Kali Pasir di Kawasan Pecinan. Fanzy. 6 Januari Masjid Kali Pasir: Bukti Akulturasi dan Kerukunan Beragama. Feilden, Bernard M. Introduction to architectural conservation in Conservation of Historic Building (1994), pp: Fitrianto, R., 21 Juni Ukiran Bunga Tertai Hiasi Kubah Masjid Jami Kali Pasir. Glest Radio Online. Maret Sejarah Islam Tangerang Terpapar di Masjid Jami Kali Pasir. Hidayat, M. W., 21 November Tangerang Prepares Cultural Heritage Sites for Tourists. Ismail, M. F., 2016, Singapore Heritage Architecture on Digital Platform: A Legitimate Form of Conservation Practice, Urban & Architectural Translations in Modern Asia, The University of Hong Kong. Unpublished paper. Kaluara, F. B., 30 Oktober A Glimpse of Religious Tolerance at Pasar Lama Kali Pasir Kota Tangerang. Rajagopalan, M., 2012, Preservation and Modernity: Competing Pespectives, Contested Histories and the Question of Authenticity. In Cairns, S., Crysler, Greig C., Heyne, H. (Eds.)., The SAGE Handbook of Architectural Theory. SAGE Publications, pp Situs Pemerintah Daerah Kota Tangerang. 20 Agustus Asal Muasal Masyarakat Tangerang. Situs Pemerintah Daerah Kota Tangerang. 19 Agustus Sejarah Islam Tangerang Terpapar di Mesjid Jami Kali Pasir. Situs Visit Tangerang. Masjid Kali Pasir. Surat Keputusan Walikota Tangerang Nomor 430 tentang Bangunan Cagar Budaya tahun Dinamika Preservasi & Konservasi Arsitektur Masjid Jami Kali Pasir (Mushab Abdu Asy Syahid) 10
Usaha Preservasi pada Masjid Jami Kalipasir, Tangerang, Banten
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Usaha Preservasi pada Masjid Jami Kalipasir, Tangerang, Banten Maretta Arninda Dianty marettaarninda@gmail.com Program Studi A rsitektur; Sekolah A rsitekur, Perancangan,
Lebih terperinciLebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Kotinuitas Elemen Pembentuk Ruang
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN kesimpulan ini merupakan hasil temuan dari faktor- faktor kontinuitas elemen pembentuk ruang pada Masjid Agung Tuban. 1. Kotinuitas Elemen Pembentuk Ruang a. Adanya kontinuitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai beragam kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan tersebut mempunyai unsur yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,
Lebih terperinciPERUBAHAN FASADE DAN FUNGSI BANGUNAN BERSEJARAH (DI RUAS JALAN UTAMA KAWASAN MALIOBORO) TUGAS AKHIR. Oleh: NDARU RISDANTI L2D
PERUBAHAN FASADE DAN FUNGSI BANGUNAN BERSEJARAH (DI RUAS JALAN UTAMA KAWASAN MALIOBORO) TUGAS AKHIR Oleh: NDARU RISDANTI L2D 005 384 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciGaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciPerpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta
SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid
Lebih terperinciPELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT
PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT Dion Farhan Harun, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan
Lebih terperinciMasjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja
SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur
Lebih terperinciCiri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal
Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciAkulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta Firdha Ruqmana firdha.ruqmana30@gmail.com Mahasisw a Sarjana Program Studi A rsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kawasan bersejarah kerap diiringi dengan perubahan fungsi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kawasan bersejarah kerap diiringi dengan perubahan fungsi dan terkadang diikuti perubahan fisik bangunan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pemilik bangunan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Metode Penelitian Pada pendekatan penelitian ini merujuk dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh sejumlah peneliti yang memiliki beberapa kesamaan judul
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertemuan budaya yang ada pada Mesjid Raya Cipaganti dapat terkordinasi dengan baik antara budaya yang satu dengan lainnya. Budaya luar yang masuk telah mengalami
Lebih terperinciElemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan Rihan Rizaldy Wibowo rihanrw @gmail.com Mahasisw a Jurusan A rsitektur, Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang
Lebih terperinciPerkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI
BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI VII. 1. Kesimpulan Penelitian proses terjadinya transformasi arsitektural dari kampung kota menjadi kampung wisata ini bertujuan untuk membangun teori atau
Lebih terperinci, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.
Lebih terperincipada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad
Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji
Lebih terperinciMAKNA DALAM ARSITEKTUR VERNAKULAR STUDI KASUS: ARSITEKTUR EKO PRAWOTO
MAKNA DALAM ARSITEKTUR VERNAKULAR STUDI KASUS: ARSITEKTUR EKO PRAWOTO Linda Octavia NRP: 3211 202 001 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo, M.Arch. Dr. Ir. Murni Rachmawati, M.T. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, namun banyak juga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta memiliki banyak bangunan monumental seperti Tamansari, Panggung Krapyak, Gedung Agung, Benteng Vredeburg, dan Stasiun Kereta api Tugu (Brata: 1997). Beberapa
Lebih terperinciBAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI
BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG BANGUNAN UTAMA HOTEL TOEGOE SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan paradigma rasionalistik. Metodologi kualitatif merupakan prosedur
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma rasionalistik. Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu bentuk arsitektur yang umum dikenal bagi masyarakat Islam adalah bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari segala
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesisir Timur pantai Sumatera Utara sejak abad ke-13, merupakan tempat persinggahan bangsa-bangsa asing dan lintas perdagangan. Bangsa India dan Arab datang dengan
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 1. Pengertian Arsitektur A. Kajian Gramatikal Arsitektur :... seni dan teknologi dalam mendesain dan membangun struktur atau sekelompok besar struktur dengan pertimbangan kriteria
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif, sehingga dalam penelitian ini dilakukan dalam dua bagian, yang pertama adalah penelitian lapangan dan yang kedua adalah penelitian
Lebih terperinciPELESTARIAN BANGUNAN MASJID JAMIK SUMENEP
PELESTARIAN BANGUNAN MASJID JAMIK SUMENEP Faridatus Saadah, Antariksa, dan Chairil Budiarto Amiuza Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pelestarian Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keragaman budaya yang dapat dijadikan salah satu wisata budaya yang menarik. Dimana setiap budaya memiliki ciri khas dan keunikannya masingmasing.
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMUGARAN KAWASAN DAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota pada perkembangannya memiliki dinamika yang tinggi sebagai akibat dari proses terjadinya pertemuan antara pelaku dan kepentingan dalam proses pembangunan. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri pada akhir dekade pertama abad ke-19, diresmikan tanggal 25 September 1810. Bangunan
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KLASIFIKASI POTENSI KAWASAN KONSERVASI DI KOTA AMBARAWA TUGAS AKHIR
STUDI PENENTUAN KLASIFIKASI POTENSI KAWASAN KONSERVASI DI KOTA AMBARAWA TUGAS AKHIR Oleh: KHAIRINRAHMAT L2D 605 197 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah perancangan yang mencakup pengubahan-pengubahan terhadap lingkungan fisik, arsitektur dapat dianggap
Lebih terperinciKAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D
KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 : Gedung Setda Kab. Purworejo Sumber : Dokumen Pribadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara administratif, Kabupaten Purworejo meliputi 16 kecamatan yang terdiri dari 496 desa, 25 kelurahan. Kabupaten Purworejo sekarang ini telah berkembang dengan
Lebih terperinciPengaruh Belanda dalam Arsitektur Masjid Agung di Priangan
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Pengaruh Belanda dalam Arsitektur Masjid Agung di Priangan 1800-1942 Annisha Ayuningdiah annishaay uningdiah@y mail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur,
Lebih terperinciSistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk
Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari arsitektur, mesjid merupakan konfigurasi dari
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Pentingnya Pengetahuan Arsitektur Mesjid Mesjid merupakan tempat untuk melaksanakan ibadah kaum muslimin menurut arti yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari
Lebih terperinciKajian Pelestarian Kota Lama Tangerang dalam Aspek Elemen Berdasarkan Persepsi dan Preferensi Pengguna Ruang
Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 2460-6480 Kajian Pelestarian Kota Lama Tangerang dalam Aspek Elemen Berdasarkan Persepsi dan Preferensi Pengguna Ruang 1 Afianto Prasetyo Mulya, 2 Saraswati
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan arsitektur di dunia maupun di Indonesia sendiri. Indonesia
Lebih terperinciPENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA Diajukan oleh : ARDHANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para
Lebih terperinciMASJID CHENG HOO SURABAYA
KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di
Lebih terperinciTabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.
Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan
Lebih terperinciPelestarian Bangunan Masjid Al Aqsa Manarat Qudus (Masjid Menara Kudus) Jawa Tengah
Pelestarian Bangunan Masjid Al Aqsa Manarat Qudus (Masjid Menara Kudus) Jawa Tengah Rohadatul Aisy 1 dan Antariksa 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciUnsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro Uswatun Chasanah usw ahsnh.10@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas
Lebih terperinciTipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro, Yogyakarta
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Tipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro, Yogyakarta Adinda Rafika Dani (1), Djoko Wijono (2) adinda.rafika@gmail.com (1) Mahasiswa Program S2 Arsitektur,
Lebih terperinciREGOL PAGAR RUMAH TRADISIONAL DI LAWEYAN SURAKARTA
REGOL PAGAR RUMAH TRADISIONAL DI LAWEYAN SURAKARTA Aswin Yuyun Triady 1, Dhani Mutiari 2 1 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan
Lebih terperinciRUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH
RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH Reny Kartika Sary Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang Email : renykartikasary@yahoo.com Abstrak Rumah Limas
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Ruang publik, Yaroana Masigi, Pelestarian
ABSTRAK Ruang publik Yaroana Masigi merupakan bagian paling inti dari kawasan Benteng Keraton Buton. Kegiatan Budaya dan adat yang berlangsung di Yaroana Masigi masih terpelihara sampai saat ini. Kajian
Lebih terperinciSirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang
Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 148 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN MASJID BESAR AL-MUBAROK DI KABUPATEN NGANJUK SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Pertemuan budaya, Mesjid Raya Cipaganti, Kolonial, Schoemaker. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kota yang dahulunya merupakan bekas jajahan memang menyimpan peniggalan sejarah dan budaya yang pernah menguasainya pada saat itu, salah satunya adalah kota Bandung yang pernah dijajah Belanda.
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009
BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh
Lebih terperinciARSITEKTUR BYZANTIUM
ARSITEKTUR BYZANTIUM Seni bangunan ini kemudian disebut sebagai arsitektur klasik, karena prinsip-prinsip, konsep dan romantika bangunan pada jaman itu akan tetap abadi. Salah satu jenis arsitektur yang
Lebih terperinciPerubahan Atap Masjid Agung Garut
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perubahan Atap Masjid Agung Garut Devinna Febrianni dev innaf@students.itb.ac.id Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan,
Lebih terperinciPerpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya Maulidinda Nabila maulidnda@gmail.com A rsitektur Islam, Program Studi A rsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arsitek Indonesia masih berkiblat pada arsitektur kolonial tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arsitektur kolonial yang ada di Indonesia, tersebar di berbagai wilayah kota-kota besar termasuk di kota Medan. Tidak semua arsitektur kolonial dibangun oleh arsitektur
Lebih terperinciPenelusuran Warisan Budaya Jakarta melalui Heritage Bangunan Masjid Al-Alam Marunda
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Penelusuran Warisan Budaya Jakarta melalui Heritage Bangunan Masjid Al-Alam Marunda Ahmad Darmawan adarw aw an@gmail.com Mahasisw a S1 Laboratorium Ilmu Rekay asa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan dalam berbagai bidang kini semakin terasa di Indonesia. Kemajuan teknologi telah membawa suatu pengaruh yang cukup signifikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TENTANG PASAR
16 BAB 2 TINJAUAN TENTANG PASAR 2.1. Pasar Tradisional Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi dari pasar adalah tempat orang berjual beli, pekan. Sedangkan definisi tradisional adalah menurut tradisi
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. 69 Universitas Indonesia. Memori kolektif..., Evelyn Widjaja, FIB UI, 2010
BAB 4 KESIMPULAN Berbagai bentukan memori seperti memisahkan, mengatasi, dan memasarkan memori telah membangun konstruksi memori kolektif kota Jakarta. Kota Jakarta sejak masa pemerintahan kolonial tidak
Lebih terperinciRumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar
Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini merupakan sintesa dari hasil proses analisis dan pembahasan yang ditemukan pada masjid-masjid kesultanan Maluku Utara. Karakteristik
Lebih terperinciPendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik Firdha Ayu
Lebih terperinciSejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung Andita Aprilina Nugraheni anditaprilina2804@gmail.com Mahasiswa Program Sarjana, Prodi Arsitektur, Sekolah
Lebih terperinciPenggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh Saiful Anwar Mahasiswa Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Bangunan
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D
STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D 304 155 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007
Lebih terperinciAPLIKASI LANGGAM ARSITEKTUR MELAYU SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN MENUJU KOTA BERKELANJUTAN
APLIKASI LANGGAM ARSITEKTUR MELAYU SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN MENUJU KOTA BERKELANJUTAN Fakultas Teknik Universitas Riau, Email: hidayat79_iium@yahoo.com Abstract Perkembangan kota yang berkelanjutan (sustainable
Lebih terperinciBAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk
Lebih terperinciPERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D
PERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D 003 381 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan gambaran tentang pengertian DESAIN KAWASAN. WISATA PUSAT KERAJINAN PERAK, KAB. BANTUL, perlu diketahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Deskripsi Untuk mendapatkan gambaran tentang pengertian DESAIN KAWASAN WISATA PUSAT KERAJINAN PERAK, KAB. BANTUL, perlu diketahui tentang : Desain : Kerangka bentuk atau rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan Negara Tiongkok dengan Indonesia telah berlangsung lama. Hubungan ini diperkirakan telah berlangsung sejak abad ke-5 M. Menurut berita Tiongkok, diketahui
Lebih terperinciIntegrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-169 Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan Shinta Octaviana P dan Rabbani Kharismawan Jurusan Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Proyek yang direncanakan dalam Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) berjudul Boyolali Historical Park sebagai Pengembangan Taman Sonokridanggo. Maksud dari
Lebih terperinciMasjid Shirathal Mustaqim, Pesona Pusaka Arsitektur Tropis di Tepi Sungai Mahakam
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Masjid Shirathal Mustaqim, Pesona Pusaka Arsitektur Tropis di Tepi Sungai Mahakam Anna Rulia Sejarah dan Teori Arsitektur/Kota, Program Studi Arsitektur, Politeknik Negeri Samarinda
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Pariwisata dikenal sebagai suatu bentuk rangkaian kegiatan kompleks yang berhubungan dengan wisatawan dan orang banyak, serta terbentuk pula suatu sistem di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari
Lebih terperinciWALIKOTA PALANGKA RAYA
1 WALIKOTA PALANGKA RAYA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN BANGUNAN BERCIRIKAN ORNAMEN DAERAH KALIMANTAN TENGAH DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciMasjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut Annisa Maharani mhrnannisa1997@gmail.com Mahasiswa Sarjana Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciMasjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan Muhammad Fadhil Fathuddin muhammadfadhilf@student.itb.ac.id Program Studi Arsitektur, Sekolah
Lebih terperinci8.12.(2) Proyek Percontohan Kawasan Budaya Kotagede: Konservasi Seni pertunjukan Kampung dan Lingkungannya di Yogyakarta.
8.12.(2) Proyek Percontohan Kawasan Budaya Kotagede: Konservasi Seni pertunjukan Kampung dan Lingkungannya di Yogyakarta Yogyakarta Tipe kegiatan: Konservasi kawasan warisan budaya kota Inisiatip dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5 wilayah kota administratif
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Karakteristik Fisik Eksisting Ruang Publik Yaroana Masigi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah pada studi ini, maka didapatkan kesimpulan, sebagai berikut: 1. Karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan
Lebih terperinciPELESTARIAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Rancangan Perkuliahan PELESTARIAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN Oleh: Jonny Wongso, ST, MT Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas berbagai pengertian, konsep, prinsip dan metode pelestarian bangunan
Lebih terperinci