Masjid Shirathal Mustaqim, Pesona Pusaka Arsitektur Tropis di Tepi Sungai Mahakam
|
|
- Shinta Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Masjid Shirathal Mustaqim, Pesona Pusaka Arsitektur Tropis di Tepi Sungai Mahakam Anna Rulia Sejarah dan Teori Arsitektur/Kota, Program Studi Arsitektur, Politeknik Negeri Samarinda Abstrak Pusaka arsitektur merupakan saksi hidup perkembangan sebuah kota. Ia bertutur tentang peradaban serta manusia-manusia yang melintaskan hidup disekitarnya. Demikian pula dengan masjid Shirathal Mustaqim yang merupakan cikal bakal berdirinya kota Samarinda. Terletak di kawasan tepi Sungai Mahakam, masjid ini merupakan cikal bakal berdirinya ibukota Kalimantan Timur. Meskipun usianya sudah mencapai 122 tahun masjid ini belum banyak dikenal apalagi menjadi perbincangan di dunia arsitektur. Akibatnya, keberadaannya sebagai pusaka arsitektur mulai terabaikan. Karena itulah penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap kondisi masjid yang terletak di waterfront Mahakam. Penelitian ini sendiri bersifat kualitatif. Data-data dikumpulkan melalui survery, observasi serta dokumentasi. Data selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif analitik. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan akan kekayaan arsitektur pusaka Indonesia, terutama yang terletak pada kawasan muka air atau waterfront. Kata-kunci : masjid, kawasan, pusaka arsitektur, waterfront Pengantar Kawasan pusaka sejatinya adalah bagian yang amat penting dalam sebuah kota karena ia merupakan kekayaan budaya dalam bentukan yang terukur (tangible). Kota tanpa kawasan pusaka masa lalu seperti manusia tanpa masa lalu. Kawasan pusaka yang ada di sebuah kota merupakan cerminan perjalanan hidup kota tersebut dari waktu ke waktu. Seiring berjalannya waktu, kota pun terus-menerus berkembang. Menempati lokasi-lokasi baru, membentuk pusat-pusat aktivitas baru (nodes) dan meninggalkan bagian kota yang tua menjadi terpinggir dan terlupakan. Padahal, perlindungan pusaka arsitektur amat penting. Pada prinsipnya, aspek yang perlu dilindungi sesuai dengan Piagam Athena 1931 adalah adalah monument historis yang mempunyai makna signifikan baik sejarah, ilmu pengetahuan, cultural dan lain-lain (Mulyandari, 2011). Awalnya obyek yang dilindungi hanya meliputi bangunan namun dikembangkan lagi dalam Piagam Burma (1994) yakni meliputi tempat (place) dan aspek cultural. Perlindungan pusaka arsitektur amat penting bagi masa lalu, masa kini dan masa depan sebuah kota. Tercatat sebagai salah satu Negara maritime terbesar di dunia, amat wajar jika di Indonesia banyak sekali peninggalan sejarah yang terletak pada kawasan waterfront. Demikian pula dengan Masjid Shirathal Mustaqim. Berada di tepian Mahakam, masjid ini merupakan cikal bakal berdirinya kota Samarinda. Seiring berjalannya waktu, kawasan ini seperti tenggelam dalam hiruk pikuk pembangunan di Kota Tepian. Perkembangan kota selama beberapa dekade berlangsung dengan pesat di sisi lain kota (terpisah oleh sungai Mahakam) membuat kawasan ini menjadi terlupakan. Pada saat pusat kota sudah tidak mampu lagi menampung kelajuan pembangunan, perkembangan mengarah ke sisi Samarinda Seberang di mana terdapat masjid Shirathal Mustaqim menjadikan Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 D - 1
2 Masjid Shirathal Mustaqim, Pesona Pusaka Arsitektur Tropis di Tepi Sungai Mahakam kekhawatiran akan keberlangsungan kehidupan kawasan pusaka ini. Pelestarian Pusaka Arsitektur di Indonesia Indonesia terkenal sebagai Negara yang kaya akan budaya. Dengan lebih dari pulau serta lebih dari 300 bahasa, kekayaan budaya Indonesia tersebar sampai ke pelosok nusantara. Pelestarian pusaka arsitektur sebenarnya bukan merupakan hal baru. Hal ini dapat dilihat dengan ditetapkannya UU nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Merujuk pada UU tersebut maka pusaka arsitektur dapat dikategorikan sebagai bangunan dan kawasan cagar budaya baik terletak di darat maupun di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan atau kebudayaan. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa untuk meningkatkan potensi nilai, informasi dan promosi dapat dikembangkan melalui berbagai langkah, salah satunya adalah penelitian. Karena itu, penulis mengangkat isu ini dengan tujuan untuk menyampaikan informasi tentang keberadaan pusaka arsitektur yakni Masjid Shirathal mustaqim yang terletak di tepi Sungai Mahakam Samarinda. Hal ini amat penting untuk mengingatkan semua pihak berkaitan dengan penyelamatan asset-aset arsitektur pusaka yang terletak pada kawasan muka air (waterfront) yang merupakan tantangan besar bagi Negara maritime seperti Indonesia. Metode Metode pengumpulan data yang digunakan, adalah survei, observasi, dokumentasi serta studi literatur. Dua metode pertama dilakukan untuk pendataan aspek-aspek arsitektural Masjid Shirathal Mustaqim. Metode dokumentasi dilakukan untuk perekaman data baik berupa foto maupun pengambaran dengan computer. Ketiga metode tersebut dilakukan untuk memberikan deskripsi yang lengkap tentang obyek penelitian. Data yang kedua dilakukan untuk mendapatkan literatur yang berkaitan dengan sejarah kawasan serta kajian tentang pusaka arsitektur. Selanjutnya, untuk analisis data, metode yang digunakan adalah deskriptif analitik sesuai dengan tujuan penelitian. Deskripsi ditampilkan melalui hasil pengumpulan data untuk kemudian dianalisis menjadi hasil penelitian. Diharapkan ulasan mengenai pusaka arsitektur ini akan tersampai dengan baik. Sejarah Masjid Shirathal Mustaqim dan Kota Samarinda Berdasarkan dari hasil studi literature diketahui sejarah bangunan ini dimulai pada tahun 1880, ketika Said Abdurachman bin Assegaf dengan gelar Pangeran Bendahara, seorang pedagang muslim dari Pontianak, datang ke Kesultanan Kutai. Ia memilih kawasan Samarinda Seberang sebagai tempat tinggalnya dan ditanggapi oleh Sultan Kutai saat itu, Aji Muhammad Sulaiman setelah melihat ketekunan dan ketaatan Said Abdurachman dalam menjalankan syariat Islam menjalankan syariat Islam. Selanjutnya pada tahun 1881 keempat soko guru mulai didirikan. Meliputi luas bangunan sekitar 625 m² dan lahan seluas meter persegi, pembangunan masjid memakan waktu sekitar sepuluh tahun. Lokasi dari Masjid ini berada di Samarinda Seberang tepatnya berada di pertigaan antara Jalan Pangeran Bendahara dan Jalan Penguhulu. Bagian muka masjid adalah tepian Sungai Mahakam yang membelah kota Samarinda. Sungai ini merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat hingga saat ini. Masjid sendiri sampai tahun 1972 merupakan tempat ibadah utama bagi umat Islam di Samarinda. Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah masjid di Samarinda pun semakin meningkat dengan gaya yang makin beragam, tidak bisa dipungkiri membuat masjid pusaka ini semakin terpinggirkan. Gambar 1. Lokasi masjid Shirathal Mustaqim D - 2 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013
3 Bangunan-bangunan Pada Kawasan Anna Rulia Masjid ini merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari bangunan utama dilengkapi oleh bangunan-bangunan pendukung. Bangunan pendukung berfungsi sebagai rumah kaum, tempat wudhu dan tempat pembelajaran Alquran (TPA). Seluruh bangunan menggunakan gaya arsitektur tropis khas Kalimantan dengan konstruksi kayu dan atap sirap. Gambar 4. Perspektif masjid Gambar 2. Situasi masjid Bangunan Utama Bangunan utama masjid merupakan bangunan paling besar yang dapat menampung sekitar 660 jamaah. Bangunan ini merupakan bangunan asli yang sampai saat ini masih berdiri. Luasan bangunan utama adalah 17m x 17m. Dengan pelebaran pada sisi teras maka luasan bangunan menjadi 20m x 20m. tinggi bangunan sekitar 19m. Pada bagian tengah terdapat 4 kolom utama yang berdimensi 50x50 dan kolom-kolom pendukung yang berukuran lebih kecil. Seluruh dari bangunan ini menggunakan material kayu dan didalam bangunan masjid ini terdapat 1 buah mimbar dan lemari brankas yang terletak didepan tempat imam. Gambar 5. Denah Tempat Wudhu Terletak di sisi belakang masjid, bangunan tempat bersuci ini memiliki ruang terpisah bagi laki-laki dan perempuan. Bangunan ini merupakan bangunan tambahan yang memilki luas 5m x 8m. Selain tempat wudhu juga terdapat toilet di dalamnya. Gambar 3. Tampak depan Gambar 6. Tempat wudhu Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 D - 3
4 Masjid Shirathal Mustaqim, Pesona Pusaka Arsitektur Tropis di Tepi Sungai Mahakam Rumah Kaum Bangunan ini berfungsi sebagai rumah tinggal bagi kaum yang merawat masjid ataupun yang telah berjasa pad masjid tersebut. Bangunan ini telatak dibelakang masjid dan berada disebelah tempat wudhu. Memiliki tiga bagian rumah untuk 3 kepala keluarga. masjid. Dan disebelahnya digunakan untuk menaruh keranda jenazah. Bangunan ini terletak disebelah kanan bangunan sekretariat Gambar 8. Pendopo Gambar 7. Rumah kaum Bangunan TPA Bangunan ini terletak disebelah tempat wudhu di mana di sore hari anak-anak ramai untuk pergi mengaji. Dulu bangunan ini sempat menjadi pusat ajaran islam di Samarinda sangatlah ramai anak-anak mengaji. Tetapi sejalan beriringnya waktu semakin banyak masjid dan TPA yang dibangun maka TPA di Masjid ini mulai berkurang dan menjadi sepi. Sekretariat Bangunan sekretariat masjid ini berfungsi sebagai kesekretariatan Masjid. Selain itu bangunan ini berfungsi untuk menampung kegiatan IRMA serta ruang di sebelah kanan berfungsi untuk menampung barang-barang peninggalan dari masjid sejak awal di bangun. Gambar 9. Sekretariat Menara Gambar 8. Bangunan TPA Pendopo Di bagian lain dari wilayah masjid ini terdapat sebuah bangunan pendopo yang berfungsi menampung kegiatan-kegiatan yang ada pada D - 4 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 Sama seperti bangunan utama (masjid), menara ini juga merupakan bangunan asli yang masih berdiri. Menara ini dibangun atas bantuan seorang 1901 Henry Dasen, seorang saudagar kaya berkebangsaan Belanda pada tahun Ia memberikan sejumlah hartanya untuk pembangunan menara masjid berbentuk segi delapan yang mengecil pada bagian ujungnya, setinggi 21 meter. Angka 21 sendiri tidak mengandung arti khusus namun ketinggian tersebut berhasil membuat vocal point pada kawasan. Ketinggian
5 ini juga berguna agar suara muazin pada jaman dahulu bisa terdengar dari wilayah yang jauh. Menara itu berdiri tepat di samping masjid. Menurut cerita penduduk pendirian menara tersebut dilakukan karena saudagar ini menikah dengan seorang wanita setempat. Hingga kini menara tersebut tetap berdiri dan menjadi vocal point pada kawasan. Gambar 10. Menara Masjid Tipologi Arsitektur Bentukan masjid Shirathal Mustaqim dapat dilihat sebagai cerminan local wisdom masyarakat Samarinda dahulu. Local wisdom sendiri dapat dipahami sebagai gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang diikuti oleh anggota masyrakatnya (Sartini, 2004). Lokal wisdom tersebut mewujud dalam bentukan arsitektur yang selaras dengan lingkungan di mana ia berada. Menurut para penjaga masjid gaya dari menara ini masih mengadopsi gaya arsitektur Yaman yang digabung dengan Cina. Tetapi jika dilihat menara ini masih menggunakan ukiran Kutai yang terletak pada lisplang dan pagar menara. Sementara itu, bentukan arsitektur masjid memiliki beberapa kemiripan dengan masjid-masjid kuno yang ada di Kalimantan seperti Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman di Pontianak serta Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin di Tenggarong. Anna Rulia Secara keseluruhan bangunan memiliki gaya arsitektur tropis khas Kalimantan. Hal ini dapat dilihat dari material kayu yang digunakan sebagai material utama bangunan baik pada bangunan utama maupun bangunan pendukung. Hal ini dapat dimaklumi karena melimpahnya hasil hutan Kalimantan pada waktu dulu. Kayu digunakan mulai dari system pondasi, dinding, kolom, balok, rangka atap, kusen, serta pagar bangunan. Menara setinggi 21 meter pun terbuat sepenuhnya dari konstruksi kayu. Kayu yang digunakan adalah kayu ulin atau dikenal juga dengan kayu besi yang merupakan kayu kelas 1 khas Kalimantan. Pada bagian fasad bangunan masjid menggunakan pintu kupu-kupu yang sama dengan jendela yang digunakan, sehingga sirkulasi udara secara silang dapat berjalan dengan baik sehingga suhu dalam bangunan ini sangat nyaman dan sejuk. Pencahayaan secara alami pun amat optimal sehingga sama sekali tidak memerlukan lampu di siang hari. Atap bertingkat-tingkat memberi kesan monumental serta memberikan penghawaan yang baik bagi bangunan masjid. Pada tingkat pertama dan kedua atap berbentuk limas segi empat dan pada tingkat ketiga berbentuk prisma segi empat. Warna-warna yang digunakan dalam masjid ini antara lain hijau, kuning, hitam pudar pada fasad sementara pada interior warna-warna tersebut tetap hadir dengan ditambah dominasi warna putih pada permukaan dinding. Warna kuning dianggap melambangkan kemuliaan. Warna ini juga banyak digunakan pada artefakartefak kesultanan Kutai, Dayak serta Banjar. Kuning juga diambil sebagai analogi dari warna Sungai Mahakam yang berkilauan ditimpa sinar matahari. Warna hijau digunakan karena dianggap sebagai warna kenabian. Warna hijau juga merupakan representasi dari alam Kalimantan yang kaya akan hutan hujan tropis. Warna hitam pudar merupakan warna alami dari kayu ulin. Sementara putih merupakan symbol kesucian. Penggunaan warna ini juga member kesan luas dan bersih pada interior bangunan. Setiap tingkatnya diberi jendela yang berguna untuk ventilasi dan penerangan. Setiap tingkatan atap mesjid ini diperindah dengan lisplang (cornice) yang berbentuk seperti renda berbentuk setengah lingkaran. Penggunaan lisplang memang umum pada rumah-rumah tradisional Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 D - 5
6 Masjid Shirathal Mustaqim, Pesona Pusaka Arsitektur Tropis di Tepi Sungai Mahakam di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Desain lisplang memang sederhana karena sesuai dengan ajaran di mana tidak menggunakan bentukan-bentukan yang menyerupai manusia ataupun binatang (Sjahbandi, 1996). Atap mesjid ini memakai bahan sirap sementara kayu ulin digunakan pada dinding dibagian tingkat atap mesjid ini. Warna khas dari atap didapat dari warna alami sirap yaitu hitam pudar. Warna hijau digunakan pada lisplang sementara pada dinding. Pada atap tingkat ke-3 terdapat ukiran pada ujungnya. Atap siring pernah direnovasi total karena faktor usia. Hal ini wajar mengingat sirap merupakan lembaran ulin setebal 3 mm sampai 5 mm yang rentan retakan jika lama digunakan. Atap jenis ini saat ini termasuk material yang jarang digunakan. Selain mahal seiring menipisnya persediaan kayu, juga rentan jika terjadi kebakaran. Hal ini dapat dilihat sebagai suatu keuntungan dalam arti kekhasan material yang digunakan yang membuatnya berbeda dari bangunan-bangunan disekitarnya yang kebanyakan menggunakan material genteng dan seng. Di samping itu keuntungan dari atap sirap adalah memberi kesejukan bagi ruangan di bawahnya. Kompleks bangunan masjid ini ditetapkan sebagai cagar budaya di masa pemerintahan walikota Achmad Amins. Namun sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan rencana tata bangunan dan lingkungan yang mendukung posisi kawasan tersebut sebagai penanda kota lama Samarinda. Posisinya yang jauh dari pusat perkembangan kota saat ini membuatnya terpinggirkan. Apalagi semenjak berdirinya kompleks Islamic Center Samarinda yang juga berdiri di tepi Sungai Mahakam di sisi yang berbeda serta seolah menjadi magnet baru bagi penanda kota Samarinda. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat dilihat Kompleks Masjid Shirathal Mustaqim sebagai pusaka arsitektur yang terletak di tepian sungai Mahakam. Dengan gaya arsitektur tropis yang mengadaptasi iklim Kalimantan dengan baik, Masjid Shirathal Mustaqim merupakan pusaka arsitektur yang mempesona di tepian Mahakam. Namun sayingnya, bentuknya yang khas serta adaptif terhadap iklim tropis tidak menjadi rujukan bagi masjid-masjid baru yang ada di kota Samarinda. Selain itu, juga disadari masih banyak lagi kekayaan arsitektur pusaka yang terdapat di tepian Sungai Mahakam. Diharapkan penelitian ini bisa membuka wawasan untuk penelitian selanjutnya berkaitan dengan pelestarian pusaka arsitektur yang berada pada kawasan waterfront baik di Kalimantan Timur maupun di seluruh Indonesia. Daftar Pustaka Mulyandari, Hestin. (2011). Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sartini, (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat Jilid 37 Nomor 2. Sjahbandi, H. (1996). Wujud Arti dan Fungsi Puncakpuncak Kebudayaan Lama dan Asli di Kalimantan Timur. Samarinda: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Cagar Budaya Gambar 11. Perspektif kawasan masjid D - 6 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013
KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciGaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciSistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk
Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang
Lebih terperinciBAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development
BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu
Lebih terperinciBAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan
Lebih terperinciBANGUNAN BALAI KOTA SURABYA
SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA Diajukan oleh : LUTHFI HARDIANSYAH 0951010022 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012 Balai Kota Surabaya
Lebih terperinciElemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan Rihan Rizaldy Wibowo rihanrw @gmail.com Mahasisw a Jurusan A rsitektur, Sekolah
Lebih terperinciLebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun
Lebih terperinciSTRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO
STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip
Lebih terperinciKondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
Lebih terperinciBAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN
BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Pendekatan dengan menggunakan metode komparatif mengenai ergonomi sebagai landasan dalam penelitian yang telah banyak dilakukan oleh beberapa
Lebih terperinciTIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi
ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertemuan budaya yang ada pada Mesjid Raya Cipaganti dapat terkordinasi dengan baik antara budaya yang satu dengan lainnya. Budaya luar yang masuk telah mengalami
Lebih terperinciKampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara
Kampung Wisata -> suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan permukiman yang dihadapi kota kota besar di Indonesia semakin kompleks. Tingginya tingkat kelahiran dan migrasi penduduk yang tinggi terbentur pada kenyataan
Lebih terperinciPerpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta
SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah
Lebih terperinciBAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan
BAB V : KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam konsep dasar perancangan Bangunan Hotel dan Konvensi ini dipengaruhi oleh temanya, yaitu Arsitektur Hijau. Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang berwawasan
Lebih terperinciKAJIAN OBJEK ARSITEKTUR JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UPN VETERAN JAWA TIMUR KAJIAN OBJEK ARSITEKTUR JAWA TIMUR RUMAH JOGLO PONOROGO RACHMAT RAMADHAN 0851010011 11 BAB 1 PEMBAHASAN UMUM Ponorogo
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam
Lebih terperinciBab IV. Konsep Perancangan
Bab IV. Konsep Perancangan 4. 1 Kosep Dasar Konsep dasar perancangan perpustakaan ini adalah bangunan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya serta mencerminkan fungsinya baik sebagai bangunan perpustakaan
Lebih terperincib. Pemanfaatan potensi Sungai Mahakam
DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar pengesahan Kata Pengantar Lembar Persembahan Daftar isi Daftar Gambar Daftar Tabel Abstrak Bab 1 Pendahuluan 1.1 Batasan judul 1.2 Latar Belakang a. Keberadaan Taman Rekreasi
Lebih terperinciMasjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja
SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur
Lebih terperinciBAB III KOTA PALEMBANG
BAB III KOTA PALEMBANG 3.1. Secara Fisik 3.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan dan sekaligus sebagai kota terbesar serta pusat kegiatan sosial ekonomi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,
Lebih terperinciSejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung Andita Aprilina Nugraheni anditaprilina2804@gmail.com Mahasiswa Program Sarjana, Prodi Arsitektur, Sekolah
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan DKI Jakarta yang terkenal dengan kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas menyebabkan meningkatnya tingkat stress penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan
Lebih terperinciPenelusuran Warisan Budaya Jakarta melalui Heritage Bangunan Masjid Al-Alam Marunda
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Penelusuran Warisan Budaya Jakarta melalui Heritage Bangunan Masjid Al-Alam Marunda Ahmad Darmawan adarw aw an@gmail.com Mahasisw a S1 Laboratorium Ilmu Rekay asa
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari.
KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA Dwi Suci Sri Lestari Abstrak Kawasan tepi sungai merupakan kawasan tempat bertemunya
Lebih terperinciBAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI
BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR
BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 3.1 Tema perancangan Tema perancangan yang di ambil dalam membangun fasilitas ibadat ini adalah Keimanan Kepada Yesus Kristus, dalam pengertian penciptaan suasana transendental
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan
Lebih terperinciMasjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan Muhammad Fadhil Fathuddin muhammadfadhilf@student.itb.ac.id Program Studi Arsitektur, Sekolah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah
Lebih terperinciRanggih Semeru. Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban
Ranggih Semeru 20308032 Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban Bangunan masjid muncul sebagai bangunan religi yang merupakan perpaduan dari fungsi bangunan sebagai unsur arsitektur islam
Lebih terperinciJenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciAlkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Alkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram Fenyta Rizky Rahmadhani fenyta25@gmail.com Jurusan Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perancangan dan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR
LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 1. Pengertian Arsitektur A. Kajian Gramatikal Arsitektur :... seni dan teknologi dalam mendesain dan membangun struktur atau sekelompok besar struktur dengan pertimbangan kriteria
Lebih terperinciUsaha Preservasi pada Masjid Jami Kalipasir, Tangerang, Banten
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Usaha Preservasi pada Masjid Jami Kalipasir, Tangerang, Banten Maretta Arninda Dianty marettaarninda@gmail.com Program Studi A rsitektur; Sekolah A rsitekur, Perancangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai
Lebih terperinciPUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun
PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB III.1. TAMANSARI GAMBAR III.1. Umbul Winangun Tamansari dibangun pada tahun 1749, oleh sultan Hamengkubuwomo I (Pangeran Mangkubumi) kompiek ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pelestarian Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti penting
Lebih terperinciIDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG Wienty Triyuly (1), Sri Desfita Yona (2), Ade Tria Juliandini (3) (1) Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinci1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL
1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL SIMBOL LANGGAM JAWA GAMBAR 1 GAMBAR 2 GAMBAR 3 GAMBAR 5 SIMBOL DESIGN YANG PERTAMA INI MENGGUNAKAN LANGGAM JAWA YANG SAYA LETAKKAN DI FRAME JENDELA GAMBAR 1 GAMBAR 6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.2. Tipologi kota-kota perairan di Pulau Kalimantan Sumber: Prayitno (dalam Yudha, 2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota-kota di Pulau Kalimantan memiliki kaitan yang erat terhadap sungai. Hal ini dikarenakan kota-kota tersebut merupakan kota yang mengalami perkembangan dari jejalur
Lebih terperincib e r n u a n s a h i jau
01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman
Lebih terperinciArchitecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015
Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.
Lebih terperinciAkulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta Firdha Ruqmana firdha.ruqmana30@gmail.com Mahasisw a Sarjana Program Studi A rsitektur,
Lebih terperinciArchitecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary
Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter
Lebih terperinciBAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil
Lebih terperinciISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun dewasa ini, umat muslim di Indonesia telah mengalami penurunan dalam pemahaman agamanya, yang
Lebih terperinciUnsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro Uswatun Chasanah usw ahsnh.10@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas
Lebih terperinciPerkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciRumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar
Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STUDI KASUS
BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sudirman Thamrin, dan kini sudah menyebar pertumbuhan bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perkembangan kota dapat di lihat dari sisi infrastrukturnya dan banyaknya bangunan tinggi pada kota tersebut. Seperti halnya di Negara lain, Jakarta memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan
BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan penduduk. Seiring dengan perkembangan waktu, semakin banyak orang yang datang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5 wilayah kota administratif
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN PEDESTRIAN PADA KAMPUNG WISATA TENUN SAMARINDA
KONSEP PERANCANGAN PEDESTRIAN PADA KAMPUNG WISATA TENUN SAMARINDA Anna Rulia 1), Cisyulia Octavia. H. S 2) 1),2) Arsitektur, Politeknik Negeri Samarinda Jl. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan Samarinda
Lebih terperinciStudi Dokumentasi Area Siti Inggil Keraton Kasepuhan Cirebon
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Studi Dokumentasi Area Siti Inggil Keraton Kasepuhan Cirebon Farhatul Mutiah farhamutia@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah Tinggi Teknologi C irebon. Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan dalam berbagai bidang kini semakin terasa di Indonesia. Kemajuan teknologi telah membawa suatu pengaruh yang cukup signifikan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini adalah Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia prasejarah maupun saat ini memerlukan tempat tinggal. Manusia prasejarah mencari dan membuat tempat untuk berlindung yang umumnya berpindah-pindah / nomaden
Lebih terperinciPerubahan pada Menara Masjid Sunan Ampel Surabaya Tahun
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perubahan pada Menara Masjid Sunan Ampel Surabaya Tahun 1870-2012 Arif Satya Wirawan (1), Bambang Setia Budi (2) arifsaty awirawan@gmail.com (1) Program Studi A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang terus berkembang mengalami permasalahan dalam hal penyediaan hunian yang layak bagi warga masyarakatnya. Menurut data kependudukan,
Lebih terperinciPenerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) G-15 Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi Alivia Bianca Bella Diena dan Murtijas Sulistijowati Jurusan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu bentuk arsitektur yang umum dikenal bagi masyarakat Islam adalah bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari segala
Lebih terperinciKARYA DESAIN MASJID ASH-SHIDDIIQI YOGYAKARTA. Harry Kurniawan, ST, M.Sc
KARYA DESAIN MASJID ASH-SHIDDIIQI YOGYAKARTA Harry Kurniawan, ST, M.Sc Yogyakarta 2015 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI PENGANTAR DATA PROYEK ISU PERMASALAHAN PERSPEKTIF TEORITIK KONSEP DESAIN DESAIN/APLIKASI
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1 Green Arsitektur Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun
Lebih terperinciBAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk
Lebih terperinciBAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI
BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI Bab ini memberikan arahan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kawasan studi, dengan membawa visi peningkatan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa
Lebih terperinciORNAMEN DAN BENTUK RUANG RUMAH TINGGAL DI KAWASAN KAMPUNG AL MUNAWAR 13 ULU PALEMBANG
ORNAMEN DAN BENTUK RUANG RUMAH TINGGAL DI KAWASAN KAMPUNG AL MUNAWAR 13 ULU PALEMBANG Wienty Triyuly Tenaga Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih
Lebih terperinciKARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG
KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota pada perkembangannya memiliki dinamika yang tinggi sebagai akibat dari proses terjadinya pertemuan antara pelaku dan kepentingan dalam proses pembangunan. Untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Nasional yang dilindungi pemerintah, di mana bangunan ini merupakan pusat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Gedung Paseban Tri Panca Tunggal adalah sebuah bangunan Cagar Budaya Nasional yang dilindungi pemerintah, di mana bangunan ini merupakan pusat kebudayaan Djawa
Lebih terperinciGambar 7 : Interpretasi Tema Sumber : Kbbi.web.id
3.1 Pengertian Tema BAB III ELABORASI TEMA Tema yang diangkat dari proyek yang sedang dikerjakan yaitu Arsitektur yang Berpendidikan adalah Terbuka dalam konteks islam yaitu dalam Ayat Al Quran yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama Islam, memberikan pengaruh yang kuat terhadap masjid sebagai bentuk arsitektur Islam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Pariwisata Dalam Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Peranan Pariwisata Dalam Pembangunan Pengembangan ke pariwisataan di indonesia tahun-tahun terakhir makin terus di galakkan dan di tingkatkan dengan sasaran sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arti kata Vernakular itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu verna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki berbagai macam etnis yang tersebar di pelosok Nusantara yang salah satunya etnis Minangkabau yang berpusatkan di Provinsi
Lebih terperinciCut Nuraini/Institut Teknologi Medan/
Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni
Lebih terperinciPERUBAHAN FASADE DAN FUNGSI BANGUNAN BERSEJARAH (DI RUAS JALAN UTAMA KAWASAN MALIOBORO) TUGAS AKHIR. Oleh: NDARU RISDANTI L2D
PERUBAHAN FASADE DAN FUNGSI BANGUNAN BERSEJARAH (DI RUAS JALAN UTAMA KAWASAN MALIOBORO) TUGAS AKHIR Oleh: NDARU RISDANTI L2D 005 384 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP. Gambar 5.1 Konsep. Sumber: Analisa Penulis, 2014
BAB 5 KONSEP 5.1 KONSEP UMUM Konsep yang ingin dibuat pada bangunan ini adalah konsep bangunan Islam yang selaras dengan bangunan di sekitarnya. Mengamati jadwal masing- masing pondok pesantren yang sangat
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif, sehingga dalam penelitian ini dilakukan dalam dua bagian, yang pertama adalah penelitian lapangan dan yang kedua adalah penelitian
Lebih terperinci