PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE CONTENT MANAGEMENT SYSTEM PENYIMPANAN MATERI STUDI KASUS SMAN 4 BERAU

Transkripsi

1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE CONTENT MANAGEMENT SYSTEM PENYIMPANAN MATERI STUDI KASUS SMAN 4 BERAU DESIGN AND DEVELOPMENT PROTOTYPE CONTENT MANAGEMENT SYSTEM STORAGE MATERIAL CASE STUDY SMAN 4 BERAU Yeyen Susy Yanti Mustopa, Febriliyan Samopa Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Jl Cokroaminoto 12 A, Surabaya, Indonesia yeyen1986@gmail.com ABSTRAK Content Management System adalah sebuah metode untuk mengelola sebuah isi yang semuanya disimpan dalam sebuah database. Sekolah sebagai Instansi pendidikan, juga dituntut mampu meningkatkan value dari segi pengelolaan aset pengetahuan. Sesuai dengan UU 20/2003 dan PP 19/2005 sekolah mempunyai hak menyusun kurikulum secara otonomi. Di matapelajaran TIK SMAN 4 Berau, setiap siswa diwajibkan membuat tugas akhir tutorial pemrograman dalam bentuk file flash video, yang selanjutnya disimpan dalam bentuk disc. Hal itu dirasa masih sangat manual dan tidak efisien dari segi penyimpanan, serta membatasi penyebaran pengetahuan. Oleh karena itu untuk menangani permasalahan tersebut, peneliti ingin merancang dan membuat sebuah prototipe aplikasi penyimpanan materi berbasis web. Metodologi yang digunakan merujuk pada metodologi pengembangan model prototipe oleh Purtilo, Larson dan Clark dan metodologi membangun content management system oleh Stephen R. G. Fraser, terdiri dari 4 tahap, yaitu: persiapan, analisa dan desain content management system, pengembangan, serta evaluasi. Prototipe ini akan memberikan gambaran kepada pihak sekolah tentang aplikasi yang dapat melakukan pendokumentasian materi sehingga terorganisir pada sebuah database dan dapat diakses kapan saja. Dengan begitu penyebaran pengetahuan tidak terbatas hanya pada transfer pengetahuan yang mengharuskan tatap muka, tetapi dapat juga langsung didownload. Kata kunci: Prototipe, Content Management System, Penyimpanan Materi. ABSTRACT Content Management System is a method for managing a contents which are all stored in a database. Schools as educational institutions, are also required to increase the value of knowledge in terms of asset management. In accordance with Law 20/2003 and PP 19/2005 schools have the right to autonomously develop the curriculum. In matapelajaran ICT SMAN 4 Berau, each student is required to make the final task of programming tutorials in the form of flash video file, which then is stored in a disc shape. It was felt still very manual and inefficient in terms of storage, as well as limit the spread of knowledge. Therefore to address these problems, researchers want to design and fabricate a prototype web-based material storage applications. The methodology used to refer to the methodological development of a prototype model by Purtilo, Larson and Clark and the methodology of building a content management C-18-1

2 system by Stephen R. G. Fraser, consists of four stages: preparation, analysis and content management system design, development, and evaluation. This prototype will provide an overview to the school about the applications that can perform that material documenting organized in a database and can be accessed at any time. That way the dissemination of knowledge is not limited to the transfer of knowledge that require face to face, but can also be directly downloaded. Keywords: Prototype, Content Management System, Storage Materials. PENDAHULUAN Content Management System atau biasa disingkat dengan CMS adalah sebuah metode untuk mengelola sebuah content. Content di sini dapat berupa text, video, animasi, suara dan aplikasi lainnya yang semuanya disimpan dalam sebuah database. Content Management System merupakan sebuah aset penting bagi sebuah organisasi untuk mengelola content secara efisien dan efektif. Saat ini, berbagai organisasi mengkombinasikan content tak berstruktur dengan transaksi tradisional dan application logic untuk membangun aplikasi berbasis Web. Web application diharapkan dapat meningkatkan kinerja sebuah organisasi. Menurut Douglas [DOU06], Content Management System didefinisikan sebagai sebuah aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk mengelola berbagai metode yang berhubungan dengan web publishing. Disektor lingkungan pendidikan khususnya di sebuah sekolah yang merupakan sebuah organisasi, dituntut juga untuk mampu meningkatkan nilai ( value). Tidak hanya pada kualitas belajar mengajar, tetapi sekolah juga dituntut untuk dapat membuat inovasi-inovasi baru dalam mendukung pengelolaan aset-aset pengetahuan yang dimiliki sekolah. Instansi Dinas Pendidikan SMAN 4 Berau merupakan salah satu SMA Negeri di kabupaten Berau provinsi Kalimantan Timur yang dikategorikan sebagai sekolah kategori mandiri (SKM) dan menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan kurikulum KTSP harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005. Beberapa kebijakan yang telah dilakukan SMAN 4 dalam menerapkan kurikulum KTSP adalah : a. Setiap guru/tim bidang studi mempunyai hak dan kewajiban mengembangkan kurikulum matapelajaran sesuai kemampuan kelas masing-masing yang telah dikelompokkan sebelumnya. b. Setiap guru/tim bidang studi mempunyai hak memberikan materi pilihan kepada siswa, dengan tetap memperhatikan standar materi yang harus ditempuh. c. Guru dan siswa diberikan hak untuk memilih metode pembelajaran sesuai yang diinginkan, dengan tujuan agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang aktif dan kreatif. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah salah satu matapelajaran yang mendapat perhatian khusus oleh pihak sekolah karena memegang peranan penting dalam perkembangan kualitas siswa dari segi pengetahuan teknologi. Sejak pertama berdirinya Sekolah ini di tahun 2004, mata pelajaran TIK telah aktif mengikuti olimpiade sains untuk tingkat daerah dan nasional. Dengan alasan itu, sekolah mewajibkan guru dan tim bidang studi mengkaji materi yang akan diberikan kepada siswa. Materi-materi yang diberikan kepada siswa selain materi standar dari pusat, siswa juga diberi materi pilihan antara lain: Pemrograman C++, Pemrograman Visual Basic, Pemrograman PHP dan Pemrograman Java. Dari macam-macam materi yang diberikan, diakhir pembelajaran setiap siswa diwajibkan membuat sebuah aplikasi sesuai materi yang telah dipilih sebelumnya. Proses pembuatan aplikasi harus direkam dengan bantuan software Camtasia untuk menghasilkan C-18-2

3 tutorial yang berisi langkah-langkah membuat aplikasi tugas akhir tersebut, tema aplikasi ditentukan secara bebas oleh siswa. Tutorial yang dihasilkan akan berbentuk flash video. Tutorial ini merupakan materi yang akan dijadikan pertukaran pengetahuan antar siswa lainnya. Selama ini hasil karya siswa masih disimpan dalam bentuk disc, hal ini dirasakan masih sangat manual dan dianggap tidak efisien dari segi penyimpanan, serta membatasi penyebaran pengetahuan. Penentuan TIK sebagai matapelajaran yang dijadikan objek penelitian, disesuaikan dengan rapat kerja pada tanggal 6 Juli 2011 agenda rapat Nomor : 421.6/298/SMAN 4/VI/2011 evaluasi hasil kinerja kegiatan belajar mengajar berbasis KTSP selama kurun waktu 3 tahun terhitung , yang menunjukkan TIK telah menghasilkan produk berupa disc yang berisi tutorial pembelajaran pemrograman. Tidak menutup kemungkinan untuk pengembangan selanjutnya akan ditambahkan mata pelajaran lain. Untuk menangani permasalahan perorganisiran file materi, peneliti ingin merancang dan membuat sebuah prototipe aplikasi penyimpanan materi hasil karya siswa berbasis web. Prototipe ini akan memberikan gambaran kepada pihak sekolah tentang aplikasi yang dapat melakukan pendokumentasian pengetahuan agar terorganisir pada sebuah database dan dapat diakses kapan saja oleh semua siswa. Dengan begitu penyebaran pengetahuan tidak terbatas hanya pada transfer pengetahuan yang mengharuskan tatap muka, tetapi dapat langsung didownload dari aplikasi yang telah dibuat. METODE Referensi yang digunakan dalam metodologi penelitian ini adalah metodologi prosesproses model prototipe menurut Purtilo, Larson dan Clark [PUR91], yang terdiri dari 4 tahap utama. Gambar 1. Metodologi Penelitian Tahap I : Persiapan Tahap ini merupakan tahap awal peneliti sebelum mendesain prototipe, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang berkaitan dengan infrastruktur, objek dan resiko yang mungkin terjadi dalam pembuatan prototipe C-18-3

4 Tahap II : Analisis dan Desain Content Management System Tahap kedua metodologi penelitian ini adalah analisa dan desain content management system. Diawali dari desain infrastruktur content management system, pembuatan blueprint content management system dan terakhir adalah arsitektur content management system (CMS). Tahap III : Pengembangan Kegiatan pada langkah ini adalah pengembangan desain ke langkah pembangunan prototipe. Dengan menggunakan pemrograman PHP, MySQL dan framework codeigniter, pengembangan akan dimulai dari merancang interface user dan merancang database sistem. Output dari langkah ini yaitu prototipe aplikasi penyimpanan materi berbasis web. Tahap IV : Evaluasi Setelah prototipe selesai dirancang dan dibangun, langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu uji coba prototipe dan evaluasi. Dengan tujuan untuk dapat menilai apakah telah sesuai dengan perancangan awal. Output dari langkah ini yaitu daftar penilaian terhadap prototipe. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan metodologi penelitian yang digunakan, pembahasan akan dimulai dari tahap persiapan, tahap analisis dan desain content management system, tahap pengembangan content management system, serta tahap ujicoba dan evaluasi prototipe. Persiapan Tahap persiapan meliputi 3 langkah, yaitu menganalisa infrastruktur yang sudah ada dan output dari langkah ini dapat dilihat pada gambar 2, kemudian langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi objek pembuatan prototype dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhankebutuhan pengguna terhadap aplikasi penyimpanan materi yang akan dirancang dan dibuat prototipenya, langkah yang ketiga adalah mengidentifikasi resiko pembuatan prototype, yaitu untuk mengetahui batasan dan permasalahan yang mungkin akan muncul pada prototype. Gambar 2. Peta Infrastruktur C-18-4

5 Analisis dan Desain Content Management System Tahap kedua pada penelitian ini terdiri dari 5 langkah, yaitu: desain infrastruktur CMS, pembuatan blueprint CMS, arsitektur CMS, analisa CMS (diagram use case dan diagram aktivitas), dan desain aplikasi (desain database dan desain form). Desain infrastruktur CMS bersumber dari peta infrastruktur yang telah dihasilkan di langkah pertama, Tujuan pada langkah ini adalah memilih komponen infrastruktur untuk menyusun arsitektur content management system, baik dari segi infrastruktur content, sumber content, interface hingga pemilihan platform. Blueprint content management system adalah sebuah kerangka kerja yang terdiri dari 4 komponen ( Repositories, Collaborative Platform, Network dan Culture ) sebagai panduan dalam merancang content management system secara keseluruhan yang akan diimplementasikan. Rancangan ini meliputi hardware, software, jaringan dan desain data. Langkah selanjutnya adalah arsitektur CMS, kegiatan pada langkah ini adalah perancangan prototype aplikasi dengan mempertimbangkan dari segi 7 layer, yaitu dari Interface layer, Access and Authentication layer, Collaborative Filtering and Intelligence layer, Application layer, Transport layer, Middleware and Legacy Integration layer dan Repository layer. Analisa CMS dimulai dari membuat diagram use case content management system seperti pada gambar 3. Kemudian dilanjutkan dengan membuat diagram aktivitas dari 13 aktivitas oleh 3 aktor. USE CASE DIAGRAM CONTENT MANAGEMENT SYSTEM guest login admin approve_user delete_user view_file search_file approve_file download_file tambah_kategori write_comment delete_kategori delete_comment member upload_file delete_file Gambar 3. Diagram Use Case CMS Kegiatan selanjutnya adalah mendesain aplikasi yang terdiri dari desain database dan desain form interface prototype. Dalam pembuatan prototipe aplikasi ini, akan dibangun sebuah database untuk menyimpan data-data yang dibutuhkan. Database yang akan dibuat ini terdiri dari 5 tabel yang terhubung dalam suatu relasi, yaitu tabel kategori, tabel komentar, tabel media, tabel user dan tabel webinfo. Desain form adalah sebuah kegiatan membuat atau memodelkan sebuah rancangan kedalam sebuah gambar dengan tujuan sebagai pedoman C-18-5

6 dalam membuat halaman-halaman tampilan aplikasi dan juga berfungsi untuk mengevaluasi rancangan sebelum diaplikasikan menggunakan bahasa pemrograman. Pada pembuatan prototipe ini akan memiliki 19 tampilan desain form. Pengembangan Langkah selanjutnya adalah pengembangan desain form menjadi sebuah aplikasi penyimpanan materi berbasis web. Pengembangan ini akan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan framework codeigniter. Kegiatan pada langkah ini meliputi pembuatan prototipe aplikasi dari segi tampilan, fungsi-fungsi aplikasi serta koneksi dengan database. Sesuai panduan spesifikasi kebutuhan pengguna yang sebelumnya telah diidentifikasi ditahap awal, peneliti melanjutkan pengembangan prototipe content management system ini ke tahap pembagian akses level pengguna, yaitu yang terdiri dari level admin, level member dibagi menjadi dua yaitu member_guru dan member_siswa, serta level guest. Gambar 4. Sitemap Level Admin Gambar 5. Sitemap Level Member C-18-6

7 Gambar 6. Sitemap Level Guest Pengembangan meliputi 19 tampilan, yaitu: Menu Login, Menu About, Menu Pendaftaran Anggota Baru, Menu Home, Menu Hot, Hasil Pencarian File, Menu Upload File, Menu Download File, Menjalankan video materi, Menu Utama Administrator, Menu Pending Users, Menu Active Users, Menu Pending Post, Menu Active Post, Menu Tambah Kategori, Manajemen Komentar, Menulis Komentar, Daftar Komentar, Konfirmasi Sistem. Dibawah ini aka disertakan beberapa hasil pengembangan interface aplikasi. Dimulai dari halaman login. Halaman ini akan ditampil untuk semua user yang ingin mengakses aplikasi penyimpanan materi, user diharuskan untuk mengisi username dan password sesuai yang di daftarkan ketika pertama kali menggunakan aplikasi ini. Gambar 7. Tampilan Menu Login Upload file adalah salah satu tujuan utama dari perancangan dan pembuatan prototipe aplikasi ini. Materi yang di-upload nantinya harus mampu di tampung dan disimpan secara terstruktur di sebuah database. Hanya user dengan level admin dan member yang dapat menggunakan menu ini. C-18-7

8 Gambar 8. Tampilan Menu Upload File Evaluasi Setelah prototipe selesai dirancang dan dibangun, langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu uji coba dan evaluasi. Tujuan dari langkah ini yaitu untuk mengetahui apakah prototipe yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan pengguna yang telah diidentifikasi di langkah pertama. Pada proses uji coba dibutuhkan spesifikasi terhadap ketersedian hardware dan software pendukung. Pengujian meliputi pengujian functional dan non-fuctional dari hasil prototipe yang dibangun. KESIMPULAN DAN SARAN Dari proses perancangan dan pembuatan prototype aplikasi penyimpanan materi berbasis web ini, didapatkan sebuah kesimpulan, yaitu prototipe aplikasi yang dibangun memiliki kemampuan: Mengorganisir Materi, Menyimpan Materi dalam bentuk *flv, Mencari Materi sesuai Keyword dan mampu Menjalankan media player materi. Adapun beberapa saran yang bisa dijadikan referensi pada pengembangan penelitian selanjutnya, adalah: Diharapkan pengembangan berikutnya dapat dirancang dan dibuat dengan memanfaatkan jenis file-file video lainnya, karena pada penelitian ini masih terbatas pada jenis file materi flash video (.flv). Selain itu diharapkan pula pada pengembangan berikutnya dapat menambahkan fasilitas Featured Videos yang berisi file materi-materi lain yang terkait dengan tema materi yang sedang diakses oleh pengguna. DAFTAR PUSTAKA Douglas, (2006), Building Online Communities with Drupal, PhpBB, USA, Apress Key Stage, (1999), Information and CommunicationTechnology, The National Curriculum for England, English, Stationery Office Books Purtilo, Larson dan Clark, (1991), A methodology for prototyping-in-the-large, USA C-18-8