Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura TA BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari KKN, sehingga Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura memiliki kewajiban untuk membuat laporan pertanggungjawaban dalam pengalokasian dana pembangunan melalui APBN dalam Laporan Kinerja Tahun Metode penyusunan Laporan Kinerja telah diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.53 Tahun 2014, tanggal 20 November 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Struktur organisasi dan kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura telah diatur dalam Permentan No.56/Permentan/OT.140/9/2011 tanggal 28 September 2011 tentang rincian tugas 1

2 pekerjaan Eselon I dan II lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura. Berdasarkan Permentan tersebut tugas Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura yaitu memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 377, Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura menyelenggarakan fungsi: 1. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja sama di bidang hortikultura, 2. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan, 3. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundangundangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik, 4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang hortikultura, 2

3 5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Hortikultura. Dalam upaya mendukung tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dijabarkan menjadi unit-unit kerja Eselon III untuk menjalankan tugas operasional. Susunan organisasi dan tata laksana unit kerja Eselon III tersebut terdiri dari: 1. Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program, anggaran dan kerjasama di bidang hortikultura, 2. Bagian keuangan dan perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan dan perlengkapan, 3. Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan penyempurnaan organisasi, ketatalaksanaan, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, urusan kepegawaian, hubungan masyarakat dan informasi publik, serta tata usaha dan rumah tangga, 3

4 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang hortikultura. Struktur organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan komposisi pegawai berdasarkan golongan dan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada Lampiran 2. Sebagai institusi pelayanan maka sebagian besar kegiatan yang dilaksanakan Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura bertujuan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura, dan memfasilitasi seluruh stakeholders dalam mengakses seluruh pelayanan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura. 4

5 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Laporan Kinerja tersusun atas beberapa komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut antara lain; Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi Kinerja. Komponen perencanaan kinerja meliputi; a) Rencana Strategis (Renstra), b) Indikator Kinerja Utama (IKU), c) Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK) atau juga sering disebut sebagai perjanjian kinerja. Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan telah disusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Tahun 2014 yang digunakan sebagai sasaran dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tupoksi dapat dilihat pada Lampiran 3. 5

6 2.1 Perencanaan Kinerja Rencana Strategis Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura dan berpedoman pada PP RI No.5 Tahun 2010 tentang RPJMN serta Rencana Strategis Kementerian Pertanian , maka telah disusun Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura tahun , yang mencakup: a. Visi dan Misi Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dalam melaksanakan tugas dan fungsi telah berupaya dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean government) dengan menetapkan norma-norma pokok dalam kepemerintahan yang baik. Disamping itu Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dalam melakukan pembinaan dan memberikan 6

7 pelayanan teknis serta administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura telah menerapkan standar baku dalam memberikan pelayanan yang mengacu pada tugas pokok dan fungsi. Kepedulian kepada masyarakat petani sebagai pelaku pembangunan hortikultura merupakan prioritas utama dalam melakukan pembangunan pertanian khususnya hortikultura. Di samping itu, aparatur pembina selaku fasilitator, regulator dan dinamisator pembangunan dalam melaksanakan tugasnya harus dilandasi dengan ketulusan hati dan semangat pengabdian yang tinggi. Oleh karena itu aparatur pembina hortikultura dalam melaksanakan pembangunan dilandasi oleh ruh atau nilai, berupa jiwa yang bersih, pikiran yang peduli dan hati yang tulus. Bersih berarti bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), 7

8 amanah, transparan dan akuntabel. Peduli berarti memberikan perhatian, fasilitasi, pelayanan, perlindungan, pembelaan, pemberdayaan dan keberpihakan terhadap kepentingan masyarakat/ petani hortikultura di atas kepentingan pribadi dan golongan (demokratis) dan aspiratif. Tulus berarti ikhlas, penuh pengabdian, jujur dan memiliki integritas. Dengan memperhatikan prioritas pembangunan hortikultura dan dinamika lingkungan strategis maka visi Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura adalah ; Menjadi fasilitator yang handal menunjang pengembangan usaha produksi hortikultura yang berdaya saing, berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat pertanian. Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut Direktorat Jenderal Hortikultura mengemban misi yang harus dilaksanakan ; 8

9 a. Meningkatkan profesionalisme aparatur Direktorat Jenderal Hortkultura, b. Merumuskan kebijakan dan perencanaan program pengembangan hortikultura yang operasional dan efisien, c. Meningkatkan dan melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi program pengembangan hortikultura yang obyektif dan akuntabel, d. Meningkatkan sarana dan prasarana Direktorat Jenderal Hortikultura pengembangan hortikultura, mendukung e. Mengembangkan data dan informasi hortikultura. f. Meningkatkan sistem dan penyebaran pembangunan hortikultura, informasi g. Merumuskan peraturan perundang-undangan bidang pengembangan hortikultura dan pengembangan kelembagaan. 9

10 b. Tujuan dan Sasaran Strategis Sesuai dengan visi dan misi, Sekretariat Ditjen Hortikultura mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan SDM aparatur, b. Meningkatnya perencanaan pengembangan hortikultura, c. Meningkatnya evaluasi dan pelaporan pengembangan hortikultura, d. Meningkatnya penyediaan dan kualitas data serta informasi hortikultura, e. Meningkatnya ketersediaan fasilitas/ sarana mendukung pengembangan agribisnis hortikultura, f. Meningkatnya pemasyarakatan informasi hasil pembangunan agribisnis hortikultura, 10

11 g. Meningkatnya peraturan perundang-undangan di bidang hortikultura dan kelembagaan. Sasaran yang ingin dicapai oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura adalah sebagai berikut : a. Terdidik dan terlatihnya SDM aparatur Ditjen Hortikultura, b. Tersedianya rumusan kebijakan dan program pengembangan agribisnis hortikultura yang operasional dan efisien, c. Tersedianya laporan dan evaluasi program pengembangan agribisnis hortikultura yang meningkat kualitasnya (obyektif dan akuntabel), d. Tersedianya data dan informasi hortikultura yang meningkat kualitasnya (lengkap, akurat dan up to date), e. Tercukupinya fasilitas dan sarana pendukung pengembangan agribisnis hortikultura, 11

12 f. Tersosialisasinya hasil-hasil pembangunan agribisnis hortikultura, g. Tersusunnya rancangan peraturan perundang-undangan di bidang hortikultura. c. Arah Kebijakan, Strategi, Program dan Kegiatan Keberhasilan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran dipengaruhi oleh peningkatan indikator; kualitas SDM aparatur melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), pelayanan/fasilitasi pengembangan hortikultura, monitoring dan evaluasi, produk hukum di bidang hortikultura, sosialisasi hasil pembangunan hortikultura, Sistem Informasi Manajemen dan data hortikultura, dan peningkatan sistem pengarsipan dan administrasi. Strategi yang dirumuskan dalam rangka mewujudkan visi dan misi 12

13 Setditjen Hortikultura adalah sebagai berikut ; 1. Peningkatan Kualitas SDM dan Optimalisasi Sarana Kerja Untuk dapat membina sumber daya manusia petani / pelaku usaha, pembina di Dinas Pertanian dalam memanfaatkan ketersediaan teknologi, maka harus didukung oleh peningkatan kompetensi SDM Ditjen Hortikultura, bersamaan dengan pembinaan mental dan moral agar memiliki kejujuran, kepedulian dan ketulusan hati, integritas yang tinggi, untuk dapat menjadi pembina dan pelaku usaha hortikultura yang berhasil. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM petugas di bidang hortikultura menjadi hal yang sangat penting untuk ditangani. Melalui kegiatan magang, pelatihan, kursus, studi banding dan lain-lain yang dilakukan di 13

14 dalam dan di luar negeri diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagaimana yang diharapkan sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Kualitas SDM yang baik harus didukung dengan ketersediaan sarana kerja yang memadai. Oleh karena itu, fasilitasi sarana kerja dalam menunjang pengembangan hortikultura akan mendapat perhatian serius sejalan dengan pemanfaatan manusia yang tersedia. sumberdaya 2. Pemasyarakatan Hasil Pembangunan Hortikultura Pemasyarakatan pembangunan hasil hortikultura dilakukan melalui peningkatan frekuensi promosi, kampanye, sosialisasi atau pemasyarakatan baik di dalam maupun di luar negeri, melalui media cetak maupun elektronik untuk 14

15 menginformasikan dan menanamkan rasa kecintaan dan kebanggaan terhadap produk hortikultura nasional. 3. Sinkronisasi dan Koordinasi Perencanaan Sinkronisasi dan koordinasi perencanaan merupakan wadah yang tepat untuk menyatukan aspirasi daerah yang beragam sejalan dengan program pembangunan nasional. Upaya sinkronisasi dan koordinasi perencanaan dilakukan melalui penyusunan rencana kerja, pertemuan nasional, pertemuan regional yang bersifat internal dan lintas sub sektor-sektor, konsultasi, dan advokasi perencana program. 4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Hortikultura Pengembangan Pengelolaan sumberdaya yang bijaksana, efektif dan efisien 15

16 dilakukan melalui pengendalian teknis dan administrasi pelaksanaan program, sosialisasi, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan yang mengacu kepada prinsip-prinsip akuntabilitas. 5. Pengembangan Data Statistik Hortikultura Pengembangan data dan informasi dilakukan melalui penyempurnaan metode pengumpulan data dan informasi hortikultura, pengembangan sistem informasi manajemen, pelatihan petugas, sinkronisasi data statistik hortikultura serta penyediaan sarana prasarana yang memadai bagi pengumpulan, pengolahan dan pengujian data. 6. Pemantapan Peraturan Perundangan Peraturan perundangan dimaksudkan untuk mendukung pengembangan agribisnis hortikultura dengan melakukan 16

17 perlindungan terhadap petani produsen, pengusaha dan eksportir dalam menciptakan / menghasilkan produk hortikultura yang berdaya saing Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Utama Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura telah ditetapkan dengan peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan /OT.140/8/2013 (Lampiran 4). Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura disajikan dalam tabel berikut: 17

18 No Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Indikator Sasaran Sumber Data Kinerja Utama 1. Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia sarana dan prasarana anggaran, serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura 1. Pelayanan Manajemen 2. Pelaporan Kinerja 3. Dokumen Manajemen 4. Lembaga Pengembang an Hortikultura (PMD dan LM3) Sumber: Peraturan Menteri Pertanian, 2012 Laporan dari pegawai melalui bagian tata usaha Laporan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura, Dinas Teknis yang membidangi hortikultura di tingkat propinsi dan kab/kota Laporan dari Ditjen Hortikultura, Dinas teknis yang Membidangi Hortikultura di tingkat propinsi, Kab/Kota dan instansi terkait lainnya. Laporan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura. 18

19 2.1.3 Rencana Kinerja Tahunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2014 telah disusun, dan sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2014 yang ditetapkan pada Indikator Kinerja Utama (IKU) dan disesuaikan dengan sasaran strategis pada Rencana Strategis Dalam RKT telah ditetapkan target-target yang akan dijadikan ukuran tingkat keberhasilan/ kegagalan pencapaiannya. Adapun target Rencana Kinerja Tahunan 2014 dapat dilihat pada tabel berikut: 19

20 Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Setditjen Hortikultura Tahun 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Meningkatnya 1 Pelayanan Manajemen Bulan 12 kapasitas 2 Pengelolaan laporan Laporan 348 manajemen 3 Pengelolaan dokumen Dokumen 489 administrasi, 4 Pemberdayaan LM3 Lembaga 300 sumberdaya 5 Pemberdayaan Kelompok 240 manusia, sarana Konsorsium Hortikultura PMD dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Adapun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 5. 20

21 2.2 Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja merupakan dokumen kesepakatan antara Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura dengan Direktur Jenderal Hortikultura. Dokumen Perjanjian Kinerja lebih dikenal dengan Penetapan Kinerja (PK) yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Penetapan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura 1. Pelayanan Manajemen (bulan) Laporan kinerja (laporan) Dokumen Manajemen (dokumen) Lembaga Mandiri dan Mengakar di 300 Masyarakat (LM3) (Kelompok) 5. Pemberdayaan Membangun Desa (PMD/Kelompok Tani pada Area Periurban (Kelompok) 240 Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Adapun dokumen Penetapan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal 21

22 Hortikultura Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada Bulan Agustus 2014 dilakukan penghematan anggaran dari semula Rp ,- seperti yang tercantum pada penetapan kinerja, menjadi sebesar Rp ,- dengan target indikator kinerja seperti yang tercantum dalam penetapan kinerja yang direvisi pada tabel berikut. Tabel 4. Penetapan Kinerja yang Direvisi Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura 1. Pelayanan Manajemen (bulan) Laporan kinerja (laporan) Dokumen Manajemen (dokumen) Lembaga Mandiri dan Mengakar di 300 Masyarakat (LM3) (Kelompok) 5. Pemberdayaan Membangun Desa (PMD/Kelompok Tani pada Area Periurban (Kelompok) 0 Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Adapun dokumen Penetapan Kinerja yang telah direvisi tercantum pada Lampiran 7. 22

23 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Pengukuran Kinerja Untuk melihat realisasi pencapaian kinerja yang telah difasilitasi melalui APBN maka harus dilakukan pengukuran target yang telah ditetapkan sesuai penetapan kinerja dibandingkan dengan pencapaian realisasi targetnya Capaian Kinerja Tahun 2014 Secara rinci realisasi pencapaian target penetapan kinerja tahun 2014 sesuai dengan Penetapan Kinerja yang telah direvisi dapat dilihat pada tabel 5 berikut: 23

24 Tabel 5. Pengukuran Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Meningkatnya kapasitas 1. Pelayanan Manajemen (bulan) manajemen 2. Laporan kinerja (laporan) ,16 administrasi, 3. Dokumen Manajemen ,99 sumberdaya manusia, sarana dan 4. (dokumen) Lembaga Mandiri dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura 5. Mengakar di Masyarakat (LM3) (Kelompok) Penggerak Membangun Desa (PMD/Kelompok Tani pada Area Periurban (Kelompok) Kegiatan PMD 2014 dilaksanakan sampai penetapan CP/CL, sedangkan bantuan sarana produksi untuk pemberdayaan kelompok tani akan dilaksanakan tahun 2015 dikarenakan adanya pemotongan/ penghematan anggaran. 24

25 Capaian Kinerja Tahun Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Renstra Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura periode Untuk melihat perkembangan pelaksanaan Renstra Tahun yang dituangkan dalam Penetapan Kinerja setiap tahun, telah dilakukan Pengukuran Kinerja yang telah tertuang pada Laporan Kinerja Setditjen setiap tahunnya. Secara rinci realisasi capaian kinerja dari target Penetapan Kinerja Tahun dapat dilihat pada Tabel 6. 25

26 Tabel 6. Pengukuran Kinerja Pembangunan No Indikator Kinerja Pelayanan Manajemen (Bulan) Laporan Kinerja (Laporan) Dokumen Manajemen (dokumen) Penggerak Membangun Desa (PMD) Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) (Lembaga) Hortikultura Tahun Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Target (T) Realisasi (R) 2014 % T R % T R % T R % T R % , , , , , , , , , , , , , Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat secara umum capaian realisasi Penetapan Kinerja Tahun

27 sesuai dengan target yang telah ditetapkan bahkan beberapa indikator dapat melebihi target. Dengan demikian, kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura sudah cukup baik. Namun demikian, pada indikator kinerja Pelaporan Kinerja dan Dokumen Manajemen, masih terdapat perbedaan satuan indikator. Pada indikator Laporan Kinerja, pada Tahun 2012 satuan indikator kinerja merupakan jenis laporan yang berupa jenis laporan yang dihasilkan oleh Setditjen Hortikultura. Sedangkan pada Tahun 2010, Tahun 2011, Tahun 2013 dan Tahun 2014 satuan indikator merupakan jumlah laporan yang merupakan banyaknya laporan yang dihasilkan oleh Setditjen Hortikultura. Demikian juga yang terdapat pada indikator kinerja Dokumen Manajemen, pada Tahun 2010 Tahun 2012,satuan indikator yang 27

28 ditetapkan merupakan jenis dokumen. Sedangkan pada Tahun 2013 Tahun 2014 satuan indikator yang ditetapkan merupakan jumlah dokumen. Pada penyusunan Renstra Tahun akan dilakukan perbaikan dengan menetapkan satuan indikator kinerja Laporan Kinerja dan Dokumen Manajemen dalam satuan jenis laporan dan jenis dokumen. 3.2 Analisis Pencapaian Kinerja Pada Penetapan Kinerja Tahun 2014, dana yang dialokasikan untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan semula sebesar Rp ,- dan terdapat penghematan anggaran sebesar Rp ,- sehingga alokasi anggaran Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura menjadi Rp ,- seperti yang tercantum pada Penetapan Kinerja yang telah direvisi. Adapun capaian strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Tahun 2014 dijabarkan sebagai berikut : 28

29 3.2.1 Pelayanan Manajemen Pelayanan manajemen merupakan komponen penting yang mendukung pelaksanaan kegiatan utama yang telah diemban oleh petugas-petugas di bagian umum. Berbagai output kerja meliputi; pembayaran gaji pegawai, pembayaran honor, penyediaan ruang-ruang kerja yang representatif, jamuan delegasi/tamu, keasrian dan kebersihan lingkungan sarana dan prasarana, keamanan, fasilitasi listrik dan penerangan, peringatan hari besar keagamaan/ kerohanian, keperluan seharihari perkantoran, sarana olahraga dan ruang-ruang pertemuan yang nyaman. Berdasarkan penghitungan capaian kinerja pada aspek pelayanan manajemen ini mencapai 100% artinya sepanjang 12 bulan Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura telah memberikan pelayanan yang terbaik sepanjang tahun Hasil ini tentunya merupakan capaian ketersediaan fasilitas pada tahun sebelumnya. 29

30 3.2.2 Pengelolaan Laporan Pengelolaan laporan dilaksanakan oleh Bagian Evaluasi dan Pelaporan serta Bagian Keuangan dan Perlengkapan. Output pengelolaan laporan pada tahun 2014 telah tercapai sesuai target. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dari 348 laporan yang direncanakan dikelola pada tahun 2014 telah direalisasikan sebanyak 620 laporan. Dengan demikian, telah mencapai realisasi sebesar 178,16 %. Beberapa jenis laporan yang dihasilkan secara rutin sebagai berikut : a. Pusat 1. Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Laporan Tahunan Satker Tahun Laporan Pengendalian Program Pembangunan Hortikultura Tahun

31 5. Laporan Evaluasi Kinerja Program Pembangunan Hortikultura Tahun Laporan Evaluasi Kinerja Program Pembangunan Hortikultura Tahun Laporan Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) Hortikultura Tahun Laporan Sistem Pengendalian Intern Hortikultura Tahun Laporan Bulanan Kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura 10. Laporan Triwulan 11. Laporan Rapat Pimpinan (RAPIM) 12. Laporan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 13. Laporan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 249 Tahun Laporan Rekap Provinsi Statistik Pertanian Hortikultura (RPSPH) 15. Laporan Hasil Audit 16. Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) 17. Laporan Kerugian Negara 31

32 18. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) 19. Laporan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 20. Laporan Rekening Kementerian Lembaga 21. Laporan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) 22. Laporan Hibah 23. Laporan Pekan Flori Flora Nasional (PF2N) dan Hari Pangan Sedunia (HPS) b. Daerah 1. Laporan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) 3. Laporan Rekap Provinsi Statistik Pertanian Hortikultura (RPSPH) Pada Tahun 2014 terdapat 199 satker daerah yang wajib membuat laporan, sehingga laporan yang dibuat sebanyak 3x199=597 laporan. 32

33 Gambar 1. Workshop SIMONEV Ditjen Hortikultura Tahun 2014 di Pontianak, Kalimantan Barat Laporan tersebut disusun sesuai dengan periode waktu yang telah ditetapkan yaitu ada mingguan, bulanan, triwulan, tahunan dan insidentil. Kewajiban membuat dan mengirimkan laporan merupakan tanggung jawab pusat dan daerah. Gambar 2. Sinkronisasi Angka Tetap Tahun 2013 di Medan, Sumatera Utara 33

34 Dalam pembuatan laporan dibutuhkan penyediaan bahan dan berbagai sumber-sumber informasi terkini seputar hasil pelaksanaan kegiatan dan perkembangan pembangunan hortikultura Pengelolaan Dokumen Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura selama tahun 2014 yaitu; Pusat: 1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) Tahun Penetapan Kinerja (PK) Ditjen Hortikultura Tahun Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun

35 6. Penetapan Kinerja (PK) Ditjen Hortikultura Revisi Tahun Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Revisi Tahun Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) Tahun Pedoman Umum Pengembangan Hortikultura Tahun Pedoman Teknis Dukungan Manajemen Pengembangan Hortikultura Tahun Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Tahun Daftar Nominatif Pegawai Tahun Kenaikan Gaji Berkala Tahun Rekapitulasi Absensi Tahun Daftar Perpustakaan Digital 16.Data Perubahan Pemangku Jabatan 17.Laporan Induk Penerapan Nilai Budaya Kerja 18.Inventarisasi Dokumen Penilaian Prestasi Kerja Pegawai 19.Dokumen Impasing 35

36 20.Dokumen Standar Operasional Prosedur 21.Pedoman Umum Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) 22.Pedoman Umum Penggerak Membangun Desa (PMD) 23.SK Dirjen Tim LM3 24.SK Dirjen Tim PMD 25.SK Dirjen Tim Agribisnis 26.SK Dirjen Tim Monitoring dan Evaluasi 27.SK Dirjen Tim Horti Park 28.SK Dirjen Tim PF2N 29.SK Dirjen Tim HPS 30.SK Dirjen Peraturan Bidang Hortikultura 31.Permentan No 40/ Permentan/ OT.210/3/2014 tentang peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan hortikuktura 32.Permentan No 70/ Permentan/ PD.200/6/2014 tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Hortikultura 36

37 33.Permentan No 109/ Permentan/ OT.140/9/2014 tentang Kualifikasi Keahlian dan Kemampuan tertentu SDM di Bidang Hortikultura dan Luar Negeri 34.Dokumentasi Aset 35.Dokumentasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 36.Dokumentasi Bendahara Gaji 37.Dokumentasi Pengadaan Barang dan Jasa 38.Pedoman Pengelolaan Barang dan Jasa 39.Daftar Inventarisasi 40.Daftar Penghapusan Aset Keuangan. Daerah: 1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggara (DIPA) 2. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) Pada Tahun 2014 terdapat 199 satker yang wajib menyusun dokumen sehingga jumlah dokumen yang 37

38 disusun sebanyak 2x199=398 dokumen. Dokumen tersebut seluruhnya telah direalisasikan dan merupakan bagian dari proses perencanaan dan menjadi acuan dan landasan kerja untuk pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya. Pada tahun 2014 Tim Satuan Pelaksana SPI Sekretariat Ditjen Hortikultura telah bekerja dengan baik sehingga Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura mendapat penghargaan berupa sertifikat Wilayah Bebas dari Korupsi. Gambar 3. Sinkronisasi 2014 dan Koordinasi Rancangan Pengembangan Hortikultura 2015 Wilayah Barat di Yogyakarta 38

39 Gambar 4. Apresiasi Pengelola Satker Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura di Medan, Sumatera Utara Gambar 5. Pelaksanaan PF2N Tahun 2014 di Makasar Dari 471 dokumen yang ditargetkan hingga akhir tahun 2014 terealisasi sebanyak 438 dokumen atau sebesar 92,99%. Pencapaian ini menunjukkan kinerja yang cukup baik khususnya bagi para petugas di lingkup Setditjen 39

40 Hortikultura sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Pemberdayaan LM3 Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) adalah lembaga yang tumbuh di tengah masyarakat dan telah berperan dalam pembinaan dan pengembangan sosial ekonomi masyarakat. Pada awalnya bantuan LM3 hanya diberikan kepada pondok pesantren, namun dalam perkembangannya mencakup juga lembaga-lembaga keagamaan lainnya seperti seminari, paroki, gereja, pasraman, vihara, subak dan lainlain. Lembaga tersebut sebagian besar berada di daerah pedesaan yang mempunyai basis utama perekonomian dalam bidang usaha pertanian. Pada prinsipnya tujuan dari pelaksanaan LM3 adalah memberikan penguatan modal bagi lembagalembaga keagamaan tersebut. 40

41 Gambar 6. Workshop LM3 Tahap I Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014 di Bandung, Jawa Barat Pada Tahun 2014 kegiatan pemberdayaan LM3 ditargetkan sebanyak 300 Lembaga sedangkan realisasinya melebihi target yaitu mencapai 303 lembaga atau sebesar 101 %. Hal ini disebabkan karena dalam pengalokasian dana bantuan LM3 bervariasi antara Rp. 75 Juta Rp. 100 Juta. Hal ini disesuaikan dengan data profil LM3 dan potensi sumberdaya alam khususnya potensi lahan yang dimiliki oleh LM3 tersebut. 41

42 Lokasi LM3 tersebar di 22 propinsi, 121 kabupaten/kota. Gambar 7. Workshop LM3 Tahap II Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014 di Bogor, Jawa Barat Kegiatan ini sangat mendukung terwujudnya program Direktorat Jenderal Hortikultura dalam pencapaian peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura berkelanjutan. Beberapa hal yang terus ditekankan oleh instansi pengawas fungsional terkait 42

43 dengan pelaksanaan LM3 ini adalah transparansi dan objektifitas yang harus mendapat rekomendasi dari petugas di daerah sehingga tidak ditemui lagi adanya lembaga-lembaga yang tidak kompeten tetapi masuk dalam proses seleksi. Di samping itu Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dari masing-masing LM3 diharapkan dapat menjadi kerangka acuan dalam pelaksanaan kegiatan budidaya hortikultura di lapangan Pemberdayaan Membangun Desa (PMD/Kelompok Tani pada Area Periurban) Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses terhadap sumber permodalan dan lemahnya kelembagaan petani. Atas dasar kondisi tersebut dan dalam rangka pemberdayaan kelembagaan petani hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura mengalokasikan dana APBN untuk Kegiatan Penggerak Membangun Desa (PMD). Tujuan dari 43

44 Kegiatan PMD adalah meningkatkan peran tenaga penggerak (champion) di kawasan hortikultura dalam mendukung pengembangan agribisnis hortikultura dan memberdayakan kelembagaan petani menjadi Badan Usaha Milik Petani. Pemberdayaan konsorsium hortikultura akan dilaksanakan melalui PMD yang semula direncanakan 240 kelompok dan setiap PMD membina 4 (empat) kelompok. Bantuan untuk pengembangan usaha hortikultura kepada PMD difokuskan pada pengembangan komoditas yang memiliki kontribusi terhadap inflasi, komoditas substitusi impor dan komoditas ekspor (cabai, semangka dan krisan). Paket bantuan cabe (benih cabai, mulsa hitam perak, pupuk organik padat/kandang), paket bantuan semangka (benih semangka, mulsa hitam perak, pupuk organik padat/kandang), paket bantuan 44

45 krisan (benih stek, insect nect, plastik UV dan pupuk organik). Namun demikian, terjadi perubahan pola penyaluran bantuan untuk pengembangan usaha hortikultura kepada PMD dari semula Belanja Bantuan Sosial menjadi Belanja Barang Fisik lainnya yang diserahkan kepada Masyarakat/Pemda sesuai dengan peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 42/PB/2012 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Non Anggaran dan Akun Neraca pada Bagan Akun Standar (BAS). Proses pengadaan barang fisik lainnya yang akan diserahkan kepada masyarakat/pemda untuk Bantuan Pengembangan Usaha Hortikultura kepada PMD Hortikultura direncanakan dilaksanakan melalui mekanisme pengadaan barang yang akan diselenggarakan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) Direktorat Jenderal Hortikultura. 45

46 Penyaluran sarana produksi kepada kelompok tani binaan PMD akan diserahkan secara langsung kepada kelompok tani binaan PMD yang disaksikan oleh PMD dan atau oleh petugas Dinas Pertanian tingkat Kabupaten/ Kota. Saat ini kegiatan tersebut telah dilakukan proses CPCL, sedangkan pengadaan sarana bantuan fisik untuk kelompok tidak dilaksanakan akibat penghematan anggaran dan direncanakan akan dilaksanakan pada tahun Analisis Pencapaian Keuangan Analisis pencapaian keuangan dilakukan untuk melihat sejauh mana pencapaian sasaran strategis yang telah tergambar di Penetapan Kinerja dapat dicapai dengan ketersediaan anggaran. Pagu awal sesuai penetapan kinerja (PK) sebesar Rp ,- dan selanjutnya menjadi Rp karena adanya penghematan anggaran 46

47 sebesar Rp ,-. Adapun realisasi Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura per output tertanggal 20 Januari 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7. Realisasi Kegiatan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura per Output Kegiatan Kegiatan Output Satuan Target Output Realisasi Output % Pagu (Rp.000) Realisasi- DIPA (Rp.000) % 1774 Dukungan Manajemen Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Bantuan Pengembangan Usaha Hortikultura Kepada LM Bantuan Pengembangan Usaha Hortikultura Kepada PMD Penataan dan Pengelolaan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Hortikultura Penataan dan Pengelolaan Lembaga , ,51 Klp PMD ,41 Laporan , ,52 Dokumen , ,15 47

48 Kegiatan Output Satuan Perencanaan, Keuangan dan Perlengkapan, Kepegawaian Kegiatan Pengembangan Hortikultura Target Output Realisasi Output % Pagu (Rp.000) Realisasi- DIPA (Rp.000) % Layanan Perkantoran Bulan Layanan , Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Unit ,62 Unit , , Gedung/Bangunan M ,41 TOTAL ,31 Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, diakses di /eselon/bi tanggal 20 Januari *) Tidak dilaksanakan Sampai dengan tanggal 20 Januari 2015, realisasi Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Hortikultura baik pusat maupun daerah sebesar Rp ,- (87,31%), dan masih 48

49 memungkinkan untuk terjadi kenaikan realisasi anggaran karena batas terakhir penyelesaian realisasi anggaran dalam tanggal 8 Februari Namun karena keterbatasan waktu dan administrasi penyelesaian Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura menggunakan data realisasi keuangan per tanggal 20 Januari Serapan kinerja kegiatan dukungan manajemen dan teknis lainnya mendukung pelaksanaan program peningkatan produksi dan produktivitas serta mutu produk hortikultura berkelanjutan secara umum sudah cukup baik namun perlu ada identifikasi terhadap titik-titik kritis yang menyebabkan terjadinya hambatan penyerapan anggaran yang sebagian besar dikarenakan: a. Adanya proses revisi DIPA, karena terdapat banyak kegiatan yang mengalami penghematan anggaran, sehingga memperlambat realisasi pelaksanaan kegiatan; 49

50 b. Adanya revisi POK/ROK sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal palang yang telah ditetapkan pada awal penyusunan; c. Beberapa kegiatan yang bersifat pengadaan sehingga membutuhkan proses tender dan lelang yang panjang melalui ULP (Unit Layanan Pengadaan) Ditjen Hortikultura (e-procurement); d. Adanya pergantian pejabat pembuat komitmen (PPK) pada propinsi dan kabupaten/kota sehingga berimplikasi pada proses penyerapan anggaran. e. Beberapa kegiatan dukungan manajemen teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura berupa pemantauan, pembinaan serta monitoring ke daerah tidak terserap secara optimal. 50

51 3.4 Permasalahan Beberapa permasalahan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura antara lain : a. SDM yang menangani kegiatan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura khususnya Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan masih terbatas, b. Banyaknya jenis laporan yang harus dibuat oleh petugas evaluasi dan pelaporan di daerah sementara petugas pelaporan jumlahnya masih terbatas, c. Reward and Punishment belum diterapkan secara optimal, d. Inventarisasi dan penilaian aset belum terlaksana secara baik dan sistematis, e. Sosialisasi peraturan perundangundangan hortikultura perlu diintensifkan, f. SDM petugas perencanaan, evaluasi, kehumasan dan umum dari aspek kualitas masih perlu terus ditingkatkan, 51

52 g. Ketersediaan fasilitasi penunjang kegiatan di kas bendahara kesatkeran dalam mendukung pelaksanaan kegiatan sering terlambat, h. Reformasi birokrasi belum berjalan optimal, utamanya tingkat kedisiplinan pegawai, i. Koordinasi pada lingkup manajemen masih lemah; yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. 3.5 Tindaklanjut Beberapa upaya tindaklanjut yang telah dan akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura untuk perbaikan antara lain sebagai berikut. a. Meningkatkan pelatihan-pelatihan kedinasan, baik untuk petugas perencana, evaluasi pelaporan, pengelolaan keuangan, kehumasan maupun petugas yang menangani kedinasan secara umum, 52

53 b. Petugas kesatkeran dan jajarannya berupaya mengantisipasi dinamisasi dan kebutuhan penanggungjawab kegiatan dalam merealisasikan kegiatan sesuai POK/ROK, c. Perlu adanya penerapan reward and punishment dalam mendukung dan menegakkan reformasi birokrasi yang diyakini dapat meningkatkan kinerja petugas dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, d. Menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam mengedukasi prinsip-prinsip koordinasi, kerjasama dan keterpaduan dalam bertugas, e. Melakukan inventarisasi aset di lingkup kerja Direktorat Jenderal Hortikultura, f. Perbaikan Kinerja dan SPI (Sistem Pengendalian Intern). 53

54 BAB IV PENUTUP Akselerasi program yang dilaksanakan pada Direktorat Jenderal Hortikultura, dengan melaksanakan satu program yaitu program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman hortikultura berkelanjutan, memberi pengaruh positif terhadap cara dan strategi Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dalam mempertajam visi dan misinya menjadi institusi pelayanan yang handal dalam mendukung setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan hortikultura. Hasil dan prestasi yang diraih oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura telah cukup banyak, salah satunya adalah keberhasilan dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) lingkup Kementerian Pertanian yang telah diapresiasi oleh Inspektorat Jenderal. Hal ini merupakan upaya serius dan komitmen tinggi dari jajaran pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura 54

55 dalam mewujudkan prinsip Akuntabilitas Kinerja. Diharapkan Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura ini juga menjadi salah satu cerminan dari ketaatan dan transparansi dalam mempertanggungjawabkan seluruh pengelolaan keuangan negara di tahun

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PERTANIAN

TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PERTANIAN TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN Lampiran 1. NO PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS SASARAN INDIKATOR OUT PUT/SUB OUT PUT 4.6 Dukungan manajemen dan teknis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN rencana kinerja tahunan (rkt) sekretariat ditjen.perkebunan tahun 2015 1 rencana

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS, KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2012 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP Sekretariat

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT 1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan,

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah laporan kinerja Tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2016. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA Tuga Pokok Dan Fungsi : DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA 1. Merumuskan kebijakan Direktorat Usaha berdasarkan rencana strategis dan program Direktorat Jenderal Perikanan 2. Merumuskan rencana kegiatan Direktorat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Lebih terperinci

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG Inspektorat Kota Serang Fungsi pengawasan di Kota Serang mulai diselenggarakan sejak tahun 2007. Sejalan dengan reformasi otonomi daerah yang didasarkan atas azas desentralisasi

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Salah satu tuntutan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/ PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/201000000000000000 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG PERDAGANGAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.02-0/2013 DS 2887-2051-5773-8818 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 243 TAHUN 2014

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 243 TAHUN 2014 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 243 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SLAMET GARUT DENGAN STATUS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1989, 2014 KEMENDAG. Pemerintahan. Dekonsentrasi. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/M-DAG/PER/12/2014 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) 14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak Tahun 2016, merupakan wujud dari

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) 5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK NILAI-NILAI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesulitan dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci