BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan penelitian dan analisis hasil penelitian sebagaimana
|
|
- Ratna Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis hasil penelitian sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan oleh hotel dalam rangka pengembangan pariwisata di Kota Yogyakarta secara umum sudah dilaksanakan dengan baik namun belum maksimal. Hotel-hotel bintang yang menjadi responden dalam penelitian ini sudah melakukan upaya-upaya perlindungan lingkungan hidup dengan melakukan kegiatan-kegiatan antara lain penghematan energy, efesiensi penggunaan air, menjaga kualitas udara di lingkungan hotel serta pengolahan limbah hotel baik limbah cair maupun limbah padat. Selain melakukan upaya-upaya yang bertujuan melestarikan lingkungan, pengelola hotel bintang di Kota Yogyakarta juga turut berperan aktif dalam pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan di Kota Yogyakarta, hal ini terlihat dari banyaknya program-program hotel yang sifatnya mengembangkan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam pengelolaan hotel, memberikan pemahaman tentang pelestarian lingkungan kepada para karyawan, terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan perbaikan lingkungan hidup serta melibatkan para tamu hotel secara tidak langsung dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
2 Namun upaya tersebut masih menghadapi kendala tingginya biaya pengadaan teknologi pengolahan limbah yang harus ditanggung oleh hotel dan kendala buruknya birokrasi dalam proses penerbitan ijin lingkungan untuk pembangunan hotel baru. Selain terkendala pada biaya pengadaan teknologi dan buruknya birokrasi, upaya pelestarian lingkungan oleh hotel juga terkendala rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup. B. Saran 1. Bagi Pengelola Hotel Dengan semakin meningkatnya kesadaran lingkungan di masyarakat, maka beberapa hal kiranya dapat dilakukan oleh hotel untuk mewujudakan pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan antara lain mengadakan program-program yang ramah lingkungan dan lebih meningkatkan lagi pelatihan-pelatihan praktis pada karyawan mengenai kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka ramah lingkungan di hotel dan setiap hotel memiliki fungsi mengelola lingkungan atau menajemen lingkungan sehingga hotel-hotel secara mandiri dan bertanggung jawab memantau mutu lingkungan di sekitarnya. 2. Bagi Pemerintah Kota Yogyakarta Dalam upaya mewujudkan pembangunan pariwisata di Kota Yogyakarta, harus tetap memperhatikan kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam yang digunakan dalam melakukan proses pembangunan. Pemerintah Kota
3 Yogyakarta perlu meningkatkan kualitas pelayanan penerbitan ijin lingkungan bagi hotel. Program-program yang bersifat insentif bagi pengelola hotel yang ramah lingkungan perlu lebih ditingkatkan lagi sehingga semakin banyak hotel yang menerapkan prinsip-prinsip pelestarian sumber daya alam dalam kegiatan operasionalnya. Selain itu intensitas pengawasan terhadap hotel dengan cara pengecekan secara langsung ke lapangan juga perlu ditambah. Untuk mengatasi kendala biaya penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, Pemerintah Kota Yogyakarta hendaknya melakukan kerjasama dengan kalangan akademisi dan pemerhati lingkungan untuk menyediakan teknologi ramah lingkungan yang khusus untuk hotel dan dengan biaya yang terjangkau kalangan industri perhotelan. 3. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat, khususnya para tamu hotel, mengingat pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia maka sudah menjadi kewajiban setiap orang untuk menjaga dan meletarikan lingkungan, oleh karena itu bagi setiap tamu yang menginap di hotel, agar selalu mendukung dan turut serta dalam program-program pelestarian lingkungan hidup yang diadakan olah pengelola hotel.
4 DAFTAR PUSTAKA BUKU A. A. G. R. Dalem, 2001, Implementating The Tri Hita Karana in Hotel dalam Majalah Bali Travel News. Edisi Mei Andi Hamzah, 2005, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta. Asrama B., 2003, Tri Hita Karana Awards & Accreditation, Bali Post dan Pemda Bali, Denpasar. Badan Pembinaan Hukum Nasional ( BPHN ), 1977, Seminar Segi-Segi Hukum dari Pengelolaan Lingkungan Hidup, Penerbit Binacipta, Bandung. Heinz Frick, 1996, Arsitektur dan Lingkungan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Hyronimus Rhiti, 2005, Kompleksitas Permasalahan Lingkungan Hidup, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Andi, Yogyakarta. I Nyoman Erawan, 1994, Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi, Upada Sastra, Denpasar. James J. Spillane, 1987, Ekonomi Pariwisata; Sejarah dan Prospeknya, Kanisius, Yogyakarta Jafar Jafari, 2000, Tourism Encyclopedias, Routledge, London. John Sharpley, 2009, Tourism Development and the Environment: Beyond Sustainability?, Earthscan, UK dan USA. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Buku Saku Sadar Wisata Dan Sapta Pesona, Jakarta, 1996.
5 Ketut Gede Dharma Putra, 2010, Pencemaran Lingkungan Ancam Pariwisata Bali, Pustaka Manikgeni, Denpasar. Otto Soemarwoto, 2001, Atur Diri Sendiri: Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. S. Soejono, 1996, Hukum Lingkungan dan Peranannya Dalam Pembangunan, Rineka Cipta, Jakarta. Sukanda Husin, 2009, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Bina Grafika, Jakarta. Supriadi, 2006, Hukum Lingkungan Di Indonesia Sebuah Pengantar, Sinar Grafika, Jakarta. Rachmadi Usman, 2003, Pembaharuan Hukum Lingkungan Nasional, PT. Cipta Aditya Bakti, Bandung. Yoeti Oka, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung PERATURAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
6 Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor: PM.86/HK.501/MPK/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyediaan Akomodasi. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.105/UM.001/MKP/2010 Tentang Perubahan Pertama Atas Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Perizinan Usaha Hotel dan Penginapan. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Yogyakarta Tahun Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Pengolahan Air Limbah Domestik. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta Tahun Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 557/KEP/2007 Tentang Rencana Aksi Daerah Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya Kota Yogyakarta Tahun
7 WEBSITE html Diakses tanggal 24 agustus 2011; Diakses tanggal 8 September 2011; Diakses tanggal 27 Agustus 2011; Diakses tanggal 27 Agustus 2011; d=3 Diakses tanggal 7 Juli 2011; Diakses tanggal 28 Agustus Diakses tanggal 17 September 2011 http//: respitory.usu.ac.id, chafter 20, hal 5 Diakses tanggal 15 September _Pariwisata_Masa_Depan, Diakses tanggal 8 September Diakses tanggal 17 Februari 2012
BAB I PENDAHULUAN. Intiwhiz International, Ndang Mulyadi, ceruk pasar perhotelan di Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hotel sebagai salah satu pendukung usaha kepariwisataan mempunyai peran yang sangat penting terhadap perkembangan pariwisata di Kota Yogyakarta. Seiring dengan berkembangnya
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. 1. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kali Code sudah
106 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kali Code sudah berjalan,
Lebih terperinciBab III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, dapat dikemukakan. simpulan sebagai berikut:
65 Bab III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pengawasan BLH Kota Yogyakarta terhadap pemanfaatan air tanah oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki daya tarik yang tinggi. Oleh sebab itu, Yogyakarta menjadi kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata favorit di Indonesia. Wisatawan lokal maupun wisatawan asing menganggap alam, sejarah, budaya, dan kuliner di Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Kabupaten Bantul dalam rangka pengamanan pasir di wilayah pesisir di
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan mengenai pengamanan pasir, kerikil, dan batu di lingkungan sungai dan pesisir di Kabupaten Bantul diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2003.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 perkembangan pesat terjadi dalam bidang 4T
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 perkembangan pesat terjadi dalam bidang 4T (Transportation, Technology, Telecommunication, Tourism) yang disebut sebagai The Millenium 4.
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : dapat dilaksanakan secara maksimal.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah penulisan dan analisis penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Penegakan hukum terhadap perusakan lingkungan sebagai akibat penambangan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Amiruddin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,Raja Grafindo Persada
85 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Amiruddin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,Raja Grafindo Persada Jakarta. Arif, Budiman, Reformasi Hukum dan Kebijakan Sumber Daya Air Menuju Pengaktualisasian Pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman dalam hal kebudayaan dan sumber daya alamnya. Hal ini merupakan daya tarik yang sangat kuat yang dimiliki oleh Indonesia
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. biopori guna meningkatkan potensi air tanah. Namun upaya ini masih
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kewenangan Pemerintah Kota Denpasar dalam mengendalikan pemanfaatan air tanah oleh Badan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan pada BAB 3, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Implementasi Pemberian Izin Lingkungan di Kota Surakarta telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam kegiatan industri dan pertanian. menyebabkan terjadinya berkurangnya sumber air bersih.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber daya alam yang sangat berguna dan paling potensial dalam kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya sehingga dapat dikatakan bahwa air
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Absori, Penegakan Hukum Lingkungan Peran Masyarakat dan Antisipasi pada Era
DAFTAR PUSTAKA Absori, Penegakan Hukum Lingkungan Peran Masyarakat dan Antisipasi pada Era Perdagangan Bebas, Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1999. Ali, Zainuddin, Sosiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi yang ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi yang ada di ruang yang kita tempati termasuk hewan dan tumbuhan sehingga saling berhubungan satu sama lain. Apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan Hidup menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan Hidup menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah suatu kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan arah/kebijakan pembangunan. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Bali sebagai daerah yang terkenal akan kebudayaannya bisa dikatakan sudah menjadi ikon pariwisata dunia. Setiap orang yang mengunjungi Bali sepakat bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup Indonesia adalah karunia Tuhan Yang Maha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup Indonesia adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin serta bertempat tinggal dan memperoleh pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Gianyar. Sektor pariwisata memberikan dampak
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan penegakan hukum penataan ruang di kawasan jalan Bantul-
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan penegakan hukum penataan ruang di kawasan jalan Bantul- Yogyakarta yang dilakukan
Lebih terperinciDAMPAK MUNCULNYA SIMBOL MODERNITAS DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN TAHUN Abstrak
DAMPAK MUNCULNYA SIMBOL MODERNITAS DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN TAHUN 1980-2014 Agus Fachzuri Rofiansyah Abdullah 1*, I Ketut Ardhana 2, Fransiska Dewi Setiowati Sunaryo 3 [123] Ilmu Sejarah Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat berkisar antara 5-6 persen (Skalanews.com 2014). Hotel sebagai salah satu dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri pariwisata di Bali pada tahun 2014 diperkirakan akan terus meningkat berkisar antara 5-6 persen (Skalanews.com 2014). Hotel sebagai salah
Lebih terperinciKONTRIBUSI USAHA WARUNG MAKANAN DALAM EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA OBYEK WISATA KARANG ANYER KABUPATEN SIMALUNGUN
KONTRIBUSI USAHA WARUNG MAKANAN DALAM EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA OBYEK WISATA KARANG ANYER KABUPATEN SIMALUNGUN Mastauli Siregar Abstract Tourism activities can stimulate economy activity growth. One
Lebih terperinciPERAN DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN (WASBANGDALING) DALAM MELAKUKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA MALANG
PERAN DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN (WASBANGDALING) DALAM MELAKUKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA MALANG (Studi Di Pemkkot Malang) PENULISAN HUKUM/SKRIPSI Disusun
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata. Banyak sekali potensi wisata yang dimiliki DIY salah satunya adalah museum. Keberadaan museum
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah penulis uraikan pada babbab
58 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah penulis uraikan pada babbab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penegakan hukum terhadap persoalan pencemaran
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dalam. penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dampak sosial keberadaan taman wisata candi Prambanan terhadap masyarakat
Lebih terperinciJURNAL. Diajukan oleh : IGNASIUS YOHANES SUKU SEGA NPM : Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
JURNAL PERAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) DALAM PENGENDALIAN PERSOALAN LINGKUNGAN BERKENAAN DENGAN PEMBANGUNAN HOTEL DI KOTA YOGYAKARTA Diajukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Kulon Progo dominan
1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disusun oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pulau Bali sebagai barometer pariwisata nasional (Bali Post: 2003) dan mendapat penghargaan sebagai pulau terindah di dunia versi Majalah Conde Nast Traveler Rusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic Forum disebutkan bahwa peringkat Pariwisata Indonesia naik dari peringkat ke- 70 pada tahun 2013 menjadi
Lebih terperinciUPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DIAKIBATKAN OLEH SAMPAH DITINJAU DARI PERDA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015
UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DIAKIBATKAN OLEH SAMPAH DITINJAU DARI PERDA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015 Oleh : Effelien Tapilatu* I Nyoman Suyatna** Kadek Sarna*** Program Kekhususan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang kerja di Indonesia sangat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk. Menurut hasil sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 237.556.363
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL LINGKUNGAN HIDUP
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL LINGKUNGAN HIDUP Kementerian Lingkungan Hidup 2002 1 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bentuk iuran sampah di Kota
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bentuk iuran sampah di Kota Yogyakarta merupakan kewajiban sosial, bukan merupakan pelaksanaan prinsip pencemar membayar karena
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. BUKU Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA BUKU Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Best, John, W. (1982). Metodologi Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Pengantar 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Air digunakan untuk keperluan pertanian, perikanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi sangat besar bagi Indonesia yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Kepariwisataan di Indonesia
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM PELESTARIAN BUDAYA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP (HERITAGE AND PROTECTION) BAGI KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciHOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : AUDITYA DEWI NUGRAHENI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN AGROWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN (Studi. Studi Kasus Pembangunan Agrowisata Bhakti Alam Di Desa Ngembal, Kabupaten Pasuruan)
PENGEMBANGAN AGROWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN (Studi Studi Kasus Pembangunan Agrowisata Bhakti Alam Di Desa Ngembal, Kabupaten Pasuruan) Pasuruan SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan kegiatan ekonomi/bisnis dan atau kegiatan sosial suatu masyarakat. Jalan merupakan infrastruktur
Lebih terperinciDENPASAR, 22 NOVEMBER 2012 SIDANG PLENO MUSDA XII ASITA BALI 2012 HASIL KEPUTUSAN PROGRAM KERJA MUSDA ASITA BALI XII 2012
KOMISI A A. Bidang Organisasi 1. Menyusun sistem dan mekanisme organisasi agar dapat berjalan dengan teratur sesuai dengan AD/ART serta peraturan perundang undangan yang berlaku. 2. Mengamati aktifitas
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL
LAMPIRAN 3 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL 488 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem irigasi subak merupakan warisan budaya masyarakat Bali. Organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem irigasi subak merupakan warisan budaya masyarakat Bali. Organisasi petani tersebut berwatak sosio agraris religius. Subak sebagai lembaga sosial dapat dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata (DTW) yang terkenal di Indonesia dan mancanegara. Pariwisata di Bali memberikan pesona wisata yang berbeda dari daerah
Lebih terperinciPENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH TAHU DI TUKAD BADUNG DENPASAR TERKAIT PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BALI
PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH TAHU DI TUKAD BADUNG DENPASAR TERKAIT PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BALI Oleh Mu ammar Kadafi Nyoman Mudana Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciStatistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017 Agustus 2017, Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara sebesar 419 Kunjungan. Tingkat Penghunian
Lebih terperinciPERAN UNDANG UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DALAM PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN OBJEK WISATA
PERAN UNDANG UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DALAM PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN OBJEK WISATA Oleh : I Wayan Paramarta Jaya I Gede Putra Ariana Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai kota pariwisata dan kota pelajar dengan unsur budaya yang melekat, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dewasa ini merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kemajuan pembangunan yang pesat. Yogyakarta dikenal sebagai kota pariwisata
Lebih terperinciStatistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017 September 2017, TPK Hotel Berbintang 53,41% dan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, serta metode perancangan. 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sudah dikenal oleh masyarakat
Lebih terperinciBAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan
BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan 1.1.1 Latar Belakang Umum Indonesia merupakan negara tropis yang terkenal dengan kekayaan alamnya yang sangat beranekaragam. Diberbagai daerah
Lebih terperinciKeputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 1995 Tentang : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 1995 Tentang : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : 1. bahwa untuk melestarikan lingkungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar Udara Internasional Kuala Namu merupakan sebuah bandar udara Internasional yang terletak di kawasan Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini menggantikan
Lebih terperinciOleh Tude Trisnajaya Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERKAIT DENGAN PENCEMARAN UDARA DI KOTA DENPASAR SETELAH KELUARNYA PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA Oleh Tude Trisnajaya Desak Putu Dewi
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:
60 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rangkaian pembahasan yang dikemukakan penulis di atas maka kesimpulan yang dapat diberikan mengenai permasalahan dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi
Lebih terperinciUPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KLUNGKUNG (Studi Kasus Pengrajin Tedung di Desa Paksebali)
UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KLUNGKUNG (Studi Kasus Pengrajin Tedung di Desa Paksebali) Oleh : Wulan Virda Dewi I Nyoman Suyatna Cokorda Dalem Dahana Bagian Hukum Pemerintahan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dibidang manufaktur dan jasa sangat ketat, untuk itu produsen harus senantiasa menghasilkan produk dan jasa yang memiliki daya saing tinggi. Salah
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. dapat diambil kesimpulan bahwa Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 77
88 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan yang diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 77 Tahun 2013 tentang Pengendalian Pembangunan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai. berikut :
56 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Peran PDAM dalam pengelolaan limbah cair sebagai upaya pengendalian pencemaran berdasarkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1996 TENTANG USAHA HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1996 TENTANG USAHA HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG, Menimbang : a. bahwa berkenaan
Lebih terperinciPenyusun, Tim, Kecamatan Tepus dalam Angka 2010, Badan Pusat Statistik
DAFTAR PUSTAKA Antari, Ni Putu Septhi. 2001. Pengembangan Kawasan Pura Sada Sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata Di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Bandung (Sebuah Laporan Akhir). Denpasar : Pogram
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA
ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Aris Baharuddin 1, Maya Kasmita 2, Rudi Salam 3 1 Politeknik Informatika Nasional Makassar 2,3 Universitas Negeri Makassar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Lebih terperinciVolume 11 Nomor 2 September 2014
Volume 11 Nomor September 014 ISSN 0168537 9 77 0 1 6 8 5 3 7 1 11 Hal. 103 00 Tabanan September 014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri Tabanan Bali 8171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pariwisata telah didukung oleh regulasi, dana, jumlah Sumber Daya
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengelolaan museum berkenaan dengan upaya untuk menjadikan museum
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Bryson, John M, (Penerjemah M. Miftahudin),1999 perencanaan Strategi Organisasi Sosial, Pustaka Pelajar Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Bryson, John M, (Penerjemah M. Miftahudin),1999 perencanaan Strategi Organisasi Sosial, Pustaka Pelajar Yogyakarta. Dwiyanto, Agus, 1999, Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik, Makalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan itu memang sudah direncanakan tetapi dalam setiap kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini dihadapkan pada masa perubahan sebagai akibat dari transformasi kearah masyrakat industri. Di abad 21 ini Indonesia
Lebih terperinciPerkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah
No. 10/11/62/Th. XI, 1 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah Selama September 2017, TPK Hotel Berbintang Sebesar 58,44 persen
Lebih terperinciJakarta, 5 Desember Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Launching Road Map Keuangan Berkelanjutan dan Buku Pedoman Energi Bersih yang dilanjutkan dengan Seminar Nasional Jakarta, 5 Desember 2014 Assalamu
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada. keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana dalam tindak pidana korupsi. Terbukti
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.
ABSTRAK Ahmad Surya Jaya. NIM 1205315020. Dampak Program Simantri 245 Banteng Rene Terhadap Subak Renon di Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar. Dibimbing oleh: Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, SU dan Ir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi jika dunia pariwisata Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi jika dunia pariwisata Indonesia sudah menjadi komoditas yang penting bagi sumber devisa negara karena sudah semakin banyaknya
Lebih terperinciKEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM PENGATURAN PENANAMAN MODAL ASING BIDANG AKOMODASI PARIWISATA DI KABUPATEN KLUNGKUNG
KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM PENGATURAN PENANAMAN MODAL ASING BIDANG AKOMODASI PARIWISATA DI KABUPATEN KLUNGKUNG Oleh Gede Agus Angga Saputra * I Nyoman Suyatna ** Made Gde Subha Karma Resen ***
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka. dalam penulisan tesis ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
107 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dalam penulisan tesis ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengawasan Ketenagakerjaan oleh
Lebih terperinciIntegrasi Produk Pariwisata Indonesia Berbasis Environmental Supply Chain Management
Integrasi Produk Pariwisata Indonesia Berbasis Environmental Supply Chain Management Pendahuluan Peran sektor jasa dalam Perekonomian Indonesia semakin penting dan terus berkembang sejak krisis tahun 1997
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. bahwa upaya Indonesia dalam menangani masalah illegal fishing di zona
54 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari apa yang telah tertulis dalam bab pembahasan, dapat disimpulkan bahwa upaya Indonesia dalam menangani masalah illegal fishing di zona ekonomi eksklusif Indonesia yaitu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 3 TAHUN 1991 T E N T A N G PARIWISATA BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 3 TAHUN 1991 T E N T A N G PARIWISATA BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I BALI, Menimbang : a. bahwa kepariwisataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya. Bagi sebagian orang, berwisata menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi lingkungan hidup sudah mulai memprihatinkan serta kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan kehidupan manusia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali Tahun 2013-2018 peranan Bali dengan sektor unggulan pariwisata telah memiliki posisi strategis pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendatang. MEA adalah kepanjangan dari Masyarakat Ekonomi Asean. MEA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dapat dilihat bahwa terdapat persaingan yang semakin ketat antar perusahaan. Diharapkan dengan adanya persaingan tersebut dapat meningkatkan kualitas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek, baik itu dari aspek sosial, budaya, ekonomi maupun teknologi. Banyak sekali
Lebih terperinciINVESTASI ASING PADA SEKTOR PARIWISATA DI BIDANG PERHOTELAN DI BALI
INVESTASI ASING PADA SEKTOR PARIWISATA DI BIDANG PERHOTELAN DI BALI Oleh I Gusti Ayu Inten Ardiantari R.A Retno Murni Ni Putu Purwanti Program Kekhususan Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis penulis yang telah dilakukan maka dapat
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis penulis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Perma Nomor 2 Tahun 2012 Dalam Penyelesaian Kasus Tindak Pidana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja.
BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Telaah hasil penelitian sebelumnya menguraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian
Lebih terperinciSuhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY
Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup Clean Production Technology (Teknologi Bersih) Zero Emission Technology Paradigma ini penting untuk menunjang
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG
2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG METODOLOGI Desk Research i DAFTAR ISI KOTA MALANG BAB 1. PERTUMBUHAN KOTA MALANG Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang, 2010-2014 Grafik 1.2. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Muta ali (2012) menjelaskan bahwa pengembangan wilayah adalah salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya wilayah untuk dimanfaatkan sebesarbesarnya demi kemakmuran rakyat
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis hasil penilitian ditarik kesimpulan tentang Dampak Ekonomi
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penilitian ditarik kesimpulan tentang Dampak Ekonomi dan Sosial KebijakanPengembangan Obyek Wisata Pantai Lasiana, sebagai berikut: a. Dampak ekonomi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV, berikut merupakan kesimpulan dari tugas akhir ini. 1. Hasil perancangan objek wisata dengan metode marketing mix
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika dilihat secara nyata, saat ini pembangunan yang terjadi di beberapa kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi daya tampung dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sangat dikenal dengan dunia pariwisatanya, baik wisata alam, wisata budaya, wisata spiritual, dan beberapa jenis wisata yang baru bermunculan seiring dengan
Lebih terperinci