JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol 6. No.2 Desember 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol 6. No.2 Desember 2017"

Transkripsi

1 UJI AKTIVITAS PERTUMBUHAN RAMBUT KELINCI JANTAN DARI SEDIAAN HAIR TONIC YANG MENGANDUNG EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium L.) Hair Growth Activity Test of Male Rabbit with Hair Tonic Preparation which Contains Ethanol Extract of Nothopanax scutellarium L. Qurrota Aini Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Abstract Preparation stimulating hair growth (hair tonic) is cosmetic preparations used for volumizing hair growth or stimulate hair growth on balding or hair loss. This research aims to formulate hair tonic preparation of extract Nothopanax scutellarium and determine the effect of dosage formulation hair tonic N. scutellarium towards the growth of male rabbit. This research makes five sample formula with active ingredients extract N. scutellarium with concentration 0% (basic hair tonic), 25%, 35%, 45% and positive control (hair tonic preparations containing minoxidil). The treatment is done every day with the volume every time the basting of one mili liter each plot every day for twenty one days. Hair Length measurements performed on days 8 th, 15 th and 22 nd using calipers and the hair weight measurements performed on day 22 by way of shaved hair grows and then weighed. Data were analyzed using ANOVA test. The data length and weight of the negative control hair, formula-a (25%), formula-b (35%), formula-c (45%) and positive control at day 22 in a row is 11.56, 16.19, 14.60, 14.10, mm and , , 386.9, , mg. Dosage formulations hair tonic of N. scutellarium extract can increase hair growth male rabbits. Keywords : hair grower, extract of Nothopanax scutellarium, anova. Abstrak Sediaan perangsang pertumbuhan rambut (hair tonic) adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut pada kebotakan atau rambut rontok. Penelitian ini bertujuan membuat formulasi sediaan hair tonic dari ekstrak etanol daun mangkokan dan mengetahui efek formulasi sediaan hair tonic ekstrak etanol daun mangkokan terhadap pertumbuhan rambut kelinci jantan ditinjau dari panjang dan bobot rambut. Penelitian ini membuat 5 formula sampel dengan bahan aktif ekstrak etanol daun mangkokan dengan konsentrasi 0% (Kontrol negatif), 25%, 35%, 45% dan kontrol positif (sediaan hair tonic yang mengandung minoxidil). Perlakuan dilakukan setiap hari dengan volume pengolesan 1 ml setiap konsentrasi selama 21 hari. Pengukuran panjang rambut dilakukan pada hari ke 8, 15 dan 22 menggunakan jangka sorong dan pengukuran bobot rambut dilakukan pada hari ke 22 dengan cara mencukur rambut yang tumbuh kemudian ditimbang. Data dianalisis menggunakan uji ANOVA. Data panjang dan bobot rambut kontrol negatif, formula A (25%), formula B (35%), formula C (45%) dan kontrol positif pada hari ke- 22 berturutturut adalah 11.56, 16.19, 14.60, 14.10, mm dan , , 386.9, , mg. Hasil uji ANOVA menjelaskan bahwa formulasi sediaan hair tonic ekstrak etanol daun mangkokan memiliki efek dapat meningkatkan pertumbuhan rambut kelinci jantan. Kata kunci : Penumbuh rambut, ekstrak etanol daun mangkokan, anova. 1

2 PENDAHULUAN Rambut mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Rambut berperan sebagai proteksi terhadap lingkungan yang merugikan, antara lain suhu dingin atau panas dan sinar ultraviolet. Selain itu, rambut juga berfungsi sebagai pengatur suhu, pendorong penguapan keringat dan sebagai indera peraba yang sensitif. Di era sekarang ini, peranan rambut lebih condong pada keserasian dan estetika. Kerontokan rambut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain umur, genetik, ras tertentu, hormonal, imunologis, defisiensi gizi, stres psikis, trauma fisik, penyakit kulit tertentu, penyakit sistemik, obat sistemik dan penyebab lain yang belum diketahui. Salah satu cara pencegahan kerontokan rambut dapat dilakukan dengan melakukan perawatan rambut. Perawatan rambut memerlukan berbagai kosmetik, mulai dari kosmetik pembersih rambut, hair kondisioner, kreambat, sampai hair tonic [1]. Cara yang mudah dilakukan untuk merawat rambut rontok adalah dengan melakukan perawatan rambut menggunakan hair tonic sebagai bahan untuk menutrisi rambut. Perangsang pertumbuhan rambut (hair tonic) adalah sediaan yang mengandung bahan-bahan yang diperlukan oleh rambut, akar rambut dan kulit kepala [1]. Saat ini, sediaan hair tonic sudah terdapat banyak di pasaran baik dari bahan kimia maupun dari bahan herbal. Penggunaan bahan-bahan kimia pada produk kosmetika dinilai kurang aman karena dapat menimbulkan efek samping pada penggunaan jangka panjang. Salah satu bahan kimia sintetis yang biasa digunakan dalam hair tonic sebagai zat berkhasiat adalah minoksidil yang memiliki efek samping alergi pada kulit, sakit kepala, vertigo, lemas dan edema [2]. Penggunaan bahan herbal telah diterima secara luas di negara berkembang dan negara maju pada bidang pengobatan maupun pada bidang kosmetik. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah, terutama dari segi keanekaragaman floranya mendukung penggunaan bahan herbal. Sejak dahulu, nenek moyang kita sudah mengenal cara perawatan rambut menggunakan tumbuhan. Mangkokan (Nothopanax scutellarium L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia, biasanya tanaman ini tumbuh di pekarangan rumah masyarakat. Tanaman mangkokan tidak hanya digunakan sebagai tanaman hias, tetapi juga diduga berkhasiat untuk mengatasi luka, sukar kencing, radang payudara dan membantu pertumbuhan rambut [3]. Manfaat daun mangkokan sebagai penumbuh rambut sudah dibuktikan bahwa pada konsentrasi 25% ekstrak daun mangkokan sudah memiliki aktivitas pertumbuhan rambut [4]. Selain itu, hasil penelitian lain menunjukkan bahwa daun mangkokan mempunyai efek mempercepat pertumbuhan rambut pada kelinci jantan [5]. Sediaan hair tonic dipilih karena bentuknya yang berupa cairan sehingga mudah diaplikasikan dan tidak lengket seperti sediaan semi padat sehingga tidak meninggalkan kerak yang dapat memicu terbentuknya ketombe. Penelitian ini bertujuan memformuasikan daun mangkokan menjadi hair tonic sehingga penggunaanya lebih mudah dan efisien. Adanya zat tambahan dalam hair tonic dapat membuat penetrasi 2

3 sediaan di kulit kepala lebih baik dari pada ekstraknya sehingga zat berkhasiat pada daun mangkokan lebih terserap sempurna pada kulit kepala. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan melihat kestabilan fisik dari formulasi sediaan hair tonic yang dibuat. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan, antara lain evaporator, timbangan analitik, lemari pendingin (LG), viskometer ostwald, pinset, oven (Memmert, Jerman), ph meter, jangka sorong, kain flanel, batang pengaduk, piknometer, alat cukur, pinset dan alat-alat gelas. Bahan-bahan yang digunakan, antara lain 4 ekor kelinci, daun mangkokan, 95% etanol, aquadest, propilen glikol, pewarna hijau, parfum jasmine, metil paraben dan kontrol positif REGROU. Prosedur Penelitian Pengambilan Bahan Uji Daun mangkokan (N. scutellarium L.) berwarna hijau tua dan berukuran yang sama diambil dari tanaman mangkokan yang tumbuh di Jl. Mayjen Sutyoso, Kotabaru Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Determinasi bahan uji Determinasi dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang (UTB) Lampung. Determinasi bertujuan untuk meyakinkan bahwa spesies dari daun mangkokan yang digunakan adalah spesies Nothopanax scutellarium L. Pembuatan ekstrak etanol daun mangkokan Daun mangkokan yang akan digunakan dibuat simplisia dengan cara dicuci bersih, kemudian dikeringkan terlebih dahulu dibawah sinar matahari secara tidak langsung (ditutupi kain hitam). Setelah betulbetul kering, kemudian dirajang kasar. Simplisia daun mangkokan ditimbang kemudian dimaserasi dengan 70% etanol lalu disimpan selama 1 hari. Setelah itu, maserat disaring menggunakan kain flanel. Maserat yang diperoleh lalu disimpan (Filtrat A). Simplisia daun mangkokan dimaserasi kembali dengan 70% etanol selama 1 hari sambil sering diaduk kemudian disaring lagi dengan kain flanel (Filtrat B), seterusnya hingga maserat benar-benar jernih. Selanjutnya filtrat A, filtrat B sampai maserat terakhir dicampurkan lalu dipekatkan menggunakan rotary evaporator sampai pelarut menguap sempurna dan ekstrak menjadi kental. Ekstrak yang diperoleh disimpan dalam botol. Pembuatan Formula Sediaan Bahan yang akan dibuat untuk satu sediaan adalah 100 ml, maka perhitungan bahan-bahan yang diperlukan seperti Tabel 1. Pembuatan formula sediaan dibuat dengan cara bahan-bahan semua ditimbang. Ekstrak daun mangkokan dilarutkan dengan akuades sedangkan metil paraben dilarutkan dengan etanol secukupnya dan ditambahkan propilen glikol sedikit demi sedikit. Larutan ekstrak daun mangkokan dicampurkan dengan larutan metil pareban. Larutan tersebut ditambahkan dengan pewarna dan parfum serta akuades hingga 100 ml (Tabel 1). Komposisi kontrol positif (REGROU) yang digunakan adalah : 2% 3

4 Minoxidil, 53.4% etanol, propilen glikol dan air murni ad 30 ml. Penyiapan Hewan Uji Hewan uji yang digunakan adalah 4 ekor kelinci putih jantan yang berumur 3-4 bulan dengan bobot rata-rata kg. Sebelum dilakukan percobaan, kelinci perlu diadaptasikan terlebih dahulu terhadap tempat, kandang, dan makanan selama satu minggu. Hewan yang mengalami penurunan berat badan lebih dari 10%, tidak digunakan dalam percobaan. Selama adaptasi dan pengujian hewan uji diberikan makan dan minum dengan jenis dan jumlah yang sama. Tabel 1. Komposisi masing-masing formula sediaan No Bahan Kontrol negatif Formula A Formula B Formula C 1 Ekstrak daun mangkokan - 25 g 35 g 45 g 2 Etanol 96% 20 ml 20 ml 20 ml 20 ml 3 Propilen Glikol 15 ml 15 ml 15 ml 15 ml 4 Metil Paraben 0,1 g 0,1 g 0,1 g 0,1 g 5 Pewarna Hijau qs Qs qs qs 6 Parfum Jasmine qs Qs qs qs 7 Aquadest Ad 100 ml Ad 100 ml Ad 100 ml Ad 100 ml Uji Pertumbuhan Rambut Metode yang digunakan untuk uji pertumbuhan rambut berdasarkan Tanaka, et al (1980). Hewan uji yang digunakan berupa kelinci sebanyak 4 ekor. Perlakuan yang diberikan diantaranya punggung kelinci dicukur mengunakan gunting dan pisau cukur, kemudian di bagi menjadi 6 daerah dengan masing-masing sisi yang lebih kurang 2 cm, dan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain diberi jarak lebih kurang 1 cm. Setiap bagian diberi perlakuan sebagai berikut : 1. Daerah I tidak ditetesi apapun sebagai blanko 2. Daerah II ditetesi hair tonic yang tidak mengandung zat berkhasiat (kontrol negatif) 3. Daerah III ditetesi hair tonic dengan konsentrasi ekstrak daun mangkokan 25% (Formula A) 4. Daerah III ditetesi hair tonic dengan konsentrasi ekstrak daun mangkokan 25% (Formula A) 5. Daerah III ditetesi hair tonic dengan konsentrasi ekstrak daun mangkokan 25% (Formula A) 6. Daerah IV ditetesi hair tonic dengan konsentrasi ekstrak daun mangkokan 35% (Formula B) 7. Daerah V ditetesi hair tonic dengan konsentrasi ekstrak daun mangkokan 45% (Formula C) 8. Daerah VI ditetesi hair tonic Regrou (kontrol positif). 4

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Uji determinasi Gambar 1. Bagian rambut kelinci yang diberi perlakuan Pemberian hair tonic dilakukan 1 kali sehari dengan volume 1 ml pada masing-masing bagian. Hari pertama penetesan dianggap hari ke-1. Pemberian hair tonic dilakukan selama 21 hari. Pengamatan panjang rambut tiap daerah dilakukan pada hari ke-8, 15 dan 22. Sebelum diukur, rambut dicabut sebanyak 10 helai yang terpanjang kemudian diletakkan pada kertas hitam. Untuk mempermudahkan pengukuran, rambut kelinci diletakkan pada selotip bening kemudian diukur panjangnya dengan jangka sorong. Selain mengukur panjang rambut, dilakukan juga pengukuran bobot rambut untuk mengetahui kelebatan rambut. Pengukuran bobot dilakukan pada hari ke 22 dengan cara mencukur semua rambut pada masing-masing daerah uji kemudian timbang rambut pada masing-masing daerah tersebut menggunakan timbangan digital. Hasil yang diperoleh dihitung secara statistik. Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun mangkokan terhadap bobot dan panjang rambut pada kelinci jantan, analisa data pada rancangan penelitian ini menggunakan analisis varian (ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil pengamatan morfologi dan anatomi tanaman daun mangkokan yang digunakan dalam penelitian ini termasuk spesies Nothopanax scutellarium L. Pembuatan ekstrak Sebanyak 4.2 kg daun mangkokan segar dijemur dibawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam dan diperoleh simplisia kering daun mangkokan sebanyak 645 gram. Selanjutnya dirajang kasar dan dilakukan proses maserasi sebanyak 4 kali pengulangan (4 hari) sehingga diperoleh maserat sebanyak 8.7 liter. Selanjutnya maserat dipekatkan menggunakan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 242 gram. Gambar 2 Hasil Pembuatan Hair Tonic Gambar 2. Hasil pembuatan hair tonic dari formula A, B dan C Sifat Fisik Sediaan Hair Tonic Pengamatan organoleptis pada formula A (25% ekstrak mangkokan), formula B (35% ekstrak mangkokan) dan formula C (45% ekstrak mangkokan) semua memiliki warna hijau, aroma jasmine, homogen. 5

6 Pemeriksaan ph diperoleh ph formula A, formula B dan formula C secara berurut adalah 5,09; 5,11; 5,20. Pemeriksaan ph ini dilakukan pada minggu ke-0. Penelitian ini pengukuran viskositas menggunakan viskometer oswalt dimana hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2. Pengukuran bobot jenis sediaan diperoleh bobot jenis formula A, formula B dan formula C berturut-turut adalah g/ml, g/ml dan g/ml. Formula Tabel 2. Pengukuran viskositas setiap formula hair tonic Minggu ke- 0 Viskositas (Poise) Minggu ke-8 suhu tinggi Minggu ke-8 suhu kamar Minggu ke-8 suhu rendah Formula A Formula B Formula C Uji Stabilitas Sediaan Uji cycling test merupakan uji yang dilakukan dengan cara menyimpan sediaan hair tonic pada suhu 4 o C selama 24 jam kemudian dipindahkan pada suhu 40 o C selama 24 jam (satu siklus) yang dilakukan sebanyak 6 siklus. Setelah dilakukan cycling test formula A memiliki kestabilan yang baik dari pada formula B dan C. Hal ini disebabkan terbentuknya endapan pada formula B dan C setelah dilakukan cycling test. Sediaan yang disimpan pada suhu tinggi (suhu 40 o C ± 2 o C) selama 8 minggu yang selanjutnya dilakukan evaluasi fisik setiap 2 minggu. Formula A memiliki kestabilan yang cukup baik pada penyimpanan suhu tinggi, dimana pada minggu ke-2 sampai minggu ke-8 warna dan homogenitas tetap. Sementara formula B pada minggu ke-2 terjadi pengendapan meskipun warna sediaan tetap hijau sampai minggu ke-8. Namun, formula C terjadi pengendapan pada minggu ke-2 dan terjadi perubahan warna sediaan pada minggu ke-6. Sediaan disimpan pada suhu kamar (25 o C ± 2 o C) selama 8 minggu dilakukan evaluasi fisik setiap 2 minggu. Formula A, formula B dan formula C memiliki kestabilan warna yang baik pada penyimpanan suhu kamar, namun dari homogenitas formula A lebih baik karena homogen sampai minggu ke-8 sementara formula B terbentuk endapan pada minggu ke-4 dan formula C terbentuk endapan pada minggu ke-2. Sediaan disimpan pada suhu rendah (4 o C ± 2 o C) selama 8 minggu kemudian dilakukan evaluasi fisik setiap 2 minggu. Formula A tetap stabil pada penyimpanan suhu rendah dengan tidak mengalami perubahan warna hijau, sama halnya dengan formula A, formula B dan formula C 6

7 juga tidak mengalami perubahan warna namun mengalami perubahan homogenitas yaitu terdapatnya endapan didasar botol pada minggu ke-2. Pengukuran Panjang Rambut dan Bobot Rambut Pengukuran Panjang Rambut Tabel 3. Hasil pengukuran panjang rambut Kelompok perlakuan Waktu Rata-rata Pertumbuhan Rambut (mm) ± SD Hari ke ± Blanko Hari ke ± Hari ke ± Hari ke-8 3,260 ± 0,176 Kontrol Negatif Hari ke ± Hari ke ± Hari ke ± Formula A Hari ke ± Hari ke ± Hari ke ± Formula B Hari ke ± Hari ke ± Hari ke ± Formula C Hari ke ± Hari ke ± Hari ke ± Kontrol Positif Hari ke ± Hari ke ±

8 Gambar 4. Grafik pertumbuhan rambut kelinci Pengukuran Bobot Rambut Kelinci Tabel 4. Pengukuran Bobot Rambut Kelinci Kelompok Perlakuan Rata-rata Bobot Rambut (mg) ± SD Blanko ± Kontrol Negatif ± Formula A ± Formula B ± Formula C ± Kontrol Positif ± HASIL DAN PEMBAHASAN Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah mangkokan. Bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya. Daun mangkokan pada penelitian ini merupakan dari spesies Nothopanax scutellarium L. [5] maupun telah membuktikan bahwa daun mangkokan mampu meningkatkan aktivitas pertumbuhan rambut [6]. Sebelum digunakan dalam sediaan hair tonic, daun mangkokan dicuci bersih kemudian dibuat simplisia kering. Tujuan pembuatan simplisia kering agar simplisia dapat disimpan lebih lama karena tidak adanya kadar air pada simplisia yang merupakan media pertumbuhan jamur atau mikroba. Penggunaan kain hitam sebagai penutup simplisia saat penjemuran bertujuan untuk menghindari kontak langsung sinar matahari dengan simplisia karena sinar ultra violet dari matahari akan menimbulkan kerusakan pada kandungan kimia bahan yang dikeringkan [7]. Setelah simplisia kering dibuat selanjutnya dilakukan proses maserasi. Daun mangkokan segar yang digunakan adalah 4.2 kg yang kemudian dibuat simplisia dengan cara pengeringan menjadi 645 g, selanjutnya dilakukan proses maserasi selama 4 kali pengulangan (4 hari) dengan etanol 70% yang menghasilkan maserat 8.7 liter. 8

9 Pemilihan etanol sebagai pelarut pada maserasi didasarkan bahwa etanol dapat melarutkan basa, minyak atsiri, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan klorofil. Selanjutnya, maserat dipekatkan menggunakan rotary evaporator menghasilkan ekstrak kental sebanyak 242 g. Rotary evaporator digunakan tekanan 123 milibar, suhu 50 C dan kecepatan putar 120 rpm. Penggunaan suhu rendah didasarkan karena senyawa metabolit sekunder mudah rusak pada suhu tinggi [8]. Pada pembuatan hair tonic ekstrak daun mangkokan digunakan basis yang terdiri dari etanol 96%, propilen glikol, metil paraben, pewarna hijau, parfum jasmine dan aquadest. Etanol 96% digunakan sebagai pelarut dari metil paraben dan sebagai antimikroba [9]. Propilen glikol digunakan sebagai kosolven, humektan dan plastisizer. Metil paraben sebagai pengawet digunakan karena adanya kandungan air dapat menjadi media pertumbuhan mikroba. Pada penelitian ini, dibuat formulasi dengan variasi pada konsentrasi ekstrak dengan basis yang sama, ini bertujuan untuk mencari formulasi terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan rambut dan stabil pada saat penyimpanan. Setelah sediaan hair tonic dibuat, maka dilakukan evaluasi awal meliputi organoleptis sediaan, ph, viskositas dan bobot jenis sediaan. Evaluasi awal ini dimaksudkan sebagai pembanding ketika sediaan tersebut dilakukan uji stabilitas sehingga dapat dilihat perubahan organoleptis, ph, viskositas dan bobot jenis sediaan sebelum dan sesudah uji stabilitas. Hasil evaluasi awal formula A yaitu memiliki warna hijau, bau jasmine, homogen, ph 5.09, viskositas 0,01999 Poise, dan bobot jenis g/ml. Formula B warna hijau, bau jasmine, homogen, ph 5.,11, viskositas Poise, dan bobot jenis 1.11 g/ml. Formula C warna hijau, bau jasmine, homogen, ph 5.2, viskositas Poise, dan bobot jenis g/ml. Setelah dilakukan uji stabilitas yaitu cycling test, penyimpanan suhu tinggi, penyimpanan suhu kamar dan penyimpanan suhu rendah selama 8 minggu, hasil pengamatan organoleptis menunjukkan formula A lebih stabil diberbagai suhu penyimpanan dari formula B dan formula C ini ditandai dengan warna, bau dan homogenitas sediaan yang tetap yaitu warna hijau, bau jasmine dan homogen saat evaluasi awal maupun evaluasi tiap 2 minggu dimasing-masing suhu penyimpanan. Sementara formula B dan formula C mengalami perubahan homogenitas yaitu terbentuknya endapan pada minggu ke-2 diberbagai suhu penyimpanan, meskipun formula B masih homogen pada minggu ke-2 penyimpanan suhu kamar namun pada minggu ke-4 penyimpanan suhu kamar terjadi pengendapan juga pada formula B. Selain mengalami perubahan homogenitas terjadi perubahan warna pada formula C yang terjadi pada minggu ke-6 dan ke-8 penyimpanan suhu tinggi yang semula hijau pada minggu ke-4 menjadi hijau coklat pada minggu ke-6 dan coklat pada minggu ke-8. Selanjutnya ph formula A, formula B dan formula C mengalami kenaikan ditiap suhu peyimpanan. Kenaikan ph ini dikarenakan menguapnya sebagian etanol sehingga sediaan semakin pekat, kandungan alkaloid pada ekstrak yang bersifat basa merupakan penyebab terjadinya 9

10 kenaikan ph. Kenaikan ph ini tidak begitu menjadi masalah karena masih dalam rentan ph aman kulit kepala yaitu 4,5-6,5. Viskositas formula A, formula B dan formula C setelah dilakukan uji stabilitas dapat dilihat pada Tabel 2. Pada penyimpanan suhu tinggi dan suhu kamar pada formula A terjadi kenaikan viskositas ini disebabkan adanya penguapan etanol namun pada suhu rendah viskositas lebih stabil. Sementara viskositas formula B dan formula C mengalami penurunan diberbagai suhu penyimpanan ini disebabkan banyaknya partikel ekstrak yang mengendap sehingga menurunkan kekentalan dari kedua sediaan ini. Bobot jenis formula A, formula B dan C pada berbagai suhu penyimpanan diukur tiap 2 minggunya. Pada formula A, formula B dan C terjadi kenaikan bobot jenis yang bervariasi ini dikarenakan menguapnya etanol dan terbentuknya endapan sehingga meningkatkan bobot jenis dari sediaan. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilihat berdasarkan panjang rambut dan bobot rambut. Pada pengukuran panjang rambut kelinci diambil 10 rambut terpanjang kemudian diukur menggunakan jangka sorong sementara pengukuran bobot rambut dilakukan pada hari ke-22 dengan mencukur semua rambut pada daerah uji kemudian ditimbang. Hasil uji aktivitas pertumbuhan rambut dapat dilihat pada Tabel 3 sementara hasil pengukuran bobot rambut kelinci dapat dilihat pada Tabel 4. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran panjang rambut tiap 7 hari selama 21 hari. Grafik pertumbuhan rambut dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil uji Anova panjang rambut hari ke-8 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan, untuk mengetahui letak perbedaan nyata tersebut dilakukan uji BNT Kontrol negatif tidak berbeda nyata terhadap blanko namun berbeda nyata terhadap formula A, formula B dan formula C. Maka disimpulkan bahwa basis tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan rambut ditinjau dari panjang rambut pada hari ke-8. Selanjutnya formula A, formula B dan formula C tidak nyata perbedaannya namun formula A dan B terhadap kontrol positif memiliki perbedaan yang nyata tidak seperti formula C yang tidak berbeda nyata terhadap kontrol positif. Rambut pada manusia rata-rata tumbuh sekitar mm [10] sementara pada blanko yang tidak diberi sediaan hair tonic pertumbuhan rata-rata panjang rambut kelinci adalah 0.4 mm setiap harinya pada data panjang rambut hari ke-8. Selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 20, formula A, B dan C berturut-turut memiliki persentase kemampuan meningkatkan pertumbuhan panjang rambut sebesar %, % dan % dari pertumbuhan panjang rambut tanpa perlakuan (blanko). Pada hari ke 15, kontrol negatif tidak berbeda nyata terhadap blanko namun berbeda nyata terhadap formula A, formula B dan formula C. Hasil ini bisa disimpulkan bahwa basis tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan rambut ditinjau dari panjang rambut pada hari ke-15. Formula A terhadap formula B tidak memiliki perbedaan yang nyata namun berbeda nyata bila dibandingkan dengan formula C dimana formula C memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang lebih buruk 10

11 dari pada formula A dan formula B, ini disebabkan formula C sudah tidak stabil sehingga bahan aktif mulai rusak dan tidak terdispersi sempurna dalam basis sediaan. Sementara kontrol positif masih berbeda nyata terhadap formula A dan formula B dengan memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang lebih baik dari pada formula A dan B pada hari ke-15. Formula A, B dan C berturut-turut memiliki persentase kemampuan meningkatkan pertumbuhan panjang rambut sebesar 29,888%; 32,436% dan 15,979% dari pertumbuhan panjang rambut tanpa perlakuan (blanko). Hari ke-22, kontrol negatif tidak berbeda nyata terhadap blanko namun berbeda nyata terhadap formula A, formula B dan formula C. Maka disimpulkan bahwa basis tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan rambut ditinjau dari panjang rambut pada hari ke-22. Selanjutnya formula A terhadap formula B dan formula C memiliki perbedaan nyata dengan formula A memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang lebih baik dari formula B dan C, ini dikarenakan formula A tetap stabil dan zat aktif terdispersi sempurna sampai hari ke 22 sementara formula B dan C sudah tidak stabil dan zat aktif tidak terdispersi sempurna sehingga menurunkan kemampuan formula B dan C dalam meningkatkan aktivitas pertumbuhan panjang rambut. Kontrol positif terhadap formula A masih berbeda nyata seperti hari ke-8 dan ke-15 ini menunjukkan kontrol positif memiliki pertumbuhan rambut yang lebih baik dari formula A, formula B dan formula C ditinjau dari panjang rambut. Selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 20 formula A, B dan C berturut-turut memiliki persentase kemampuan meningkatkan pertumbuhan panjang rambut sebesar %, % dan % dari pertumbuhan panjang rambut tanpa perlakuan (blanko). Blanko, kontrol negatif, formula B dan formula C tidak berbeda nyata antar perlakuan ditinjau dari bobot rambut namun berbeda nyata terhadap formula A dan kontrol positif. Formula A sendiri tidak berbeda nyata terhadap kontrol positif ini menunjukkan formula A memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang hampir sama dengan kontrol positif ditinjau dari bobot rambut kelinci Kemampuan ekstrak etanol daun mangkokan dalam meningkatkan aktivitas pertumbuhan rambut diduga karena adanya kandungan senyawa flavonoid, vitamin A, B1 dan C. Flavonoid dapat berfungsi sebagai antimikroba, antivirus dan antioksidan [8] sementara vitamin A, B1 dan C merupakan faktor nutrisi yang berperan dalam pertumbuhan rambut [3]. Senyawa yang diduga berefek sebagai peningkat aktivitas pertumbuhan rambut dapat disimpulkan bahwa hair tonic ekstrak etanol daun mangkokan merupakan golongan hair tonic yang bersifat zat conditioner rambut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian uji aktivitas pertumbuhan rambut kelinci dari hair tonic yang mengandung ekstrak etanol daun mangkokan (Nothopanax scutellarium L.) dengan variasi konsentrasi 25%, 35% dan 45%, dapat disimpulkan bahwa ekstrak 11

12 etanol daun mangkokan (Nothopanax scutellarium L.) dapat dibuat sediaan hair tonic. Formula A memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang lebih baik dari formula B dan formula C namun kontrol positif masih lebih baik dari formula A ditinjau dari panjang rambut kelinci. Akan tetapi jika ditinjau dari bobot rambut, formula A dan kontrol positif memiliki bobot rambut yang tidak berbeda nyata. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan kimia ekstrak daun mangkokan yang berperan dalam aktivitas pertumbuhan rambut dan mekanismenya. Selain itu, perlu dilakukan formulasi hair tonic ekstrak daun mangkokan dengan basis yang berbeda sehingga zat aktif dapat terdispersi sempurna pada basis hair tonic dari ekstrak etanol daun mangkokan. DAFTAR PUSTAKA [1] Tranggono, R.I., Latifah, F Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, [2] Mc Evoy, G.K AHFS Drug Information, Bethesda, American Society of Health - System Pharmacist. [3] Dalimartha, S., Soedibyo, M Perawatan Rambut dengan Tumbuhan Obat dan Diet Suplemen, Swadaya, Jakarta, 1-10 dan 33. Pertumbuhan Rambut pada Kelinci Jantan. Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta. [5] Sigit, H Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium L.) Terhadap Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan dan Profil Kromatogram Lapis Tipisnya, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta. [6] Tanaka, S. Saito, M., Tabata, M Bioassay of Crude Drugs for Hair Growth Promoting Activity in Mice by a New Simple Method. Faculty of Pharmaceutical Sceinces Kyoto University, Japan. [7] Pramono, S Penanganan Pasca Panen dan Pengaruhnya Terhadap Efek Terapi Obat Alami. Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXVIII, Bogor, 1-6. [8] Robinson, T Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Institut Teknologi Bandung, Bandung. [9] Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Owen, S.C Hand Book of Pharmaceutical Exipient, Sixth edition. American Pharmaceutical Association, London. [10] Djuanda, A Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi IV, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. [4] Setyoningsih Efek Ekstrak Soxhletasi Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium Folium) Terhadap Uji 12

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini bersifat penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas gel rambut dari ekstrak seledri dan minyak kemiri terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H

EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H ABSTRACT Sansevieria trifasciata Prain. leaves is a plant that contains flavonoid,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Ekstraksi simplisia segar buah duku dilakukan dengan cara dingin yaitu maserasi karena belum ada data tentang kestabilan komponen ekstrak buah duku terhadap panas.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah Allium shoenoprasum L. yang telah dinyatakan berdasarkan hasil determinasi di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan gel dari ekstrak etil asetat

Lebih terperinci

Siti Jubaidah, Ria Indriani, Hayatus Sa adah, Heri Wijaya. Akademi Farmasi Samarinda

Siti Jubaidah, Ria Indriani, Hayatus Sa adah, Heri Wijaya. Akademi Farmasi Samarinda p-issn. 2443-115X e-issn. 2477-1821 FORMULASI DAN UJI PERTUMBUHAN RAMBUT KELINCI DARI SEDIAAN HAIR TONIC KOMBINASI EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens Linn) DAN DAUN MANGKOKAN (Polyscias scutellaria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Lebih terperinci

MARVIDA PUSPA INDAH

MARVIDA PUSPA INDAH MARVIDA PUSPA INDAH 10703023 UJI EFEK SEDIAAN LARUTAN PENYUBUR RAMBUT DAUN KUCAI (Allium schoenoprasum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELEBATAN RAMBUT SERTA UJI IRITASINYA PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan berdasarkan variasi konsentrasi bahan peningkat viskositas memberikan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat Dan Waktu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 30 November

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer Brookfield (Model RVF), Oven (Memmert), Mikroskop optik, Kamera digital (Sony), ph meter (Eutech), Sentrifugator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SEDIAAN HAIR TONIC EKSTRAK KULIT APEL (Malus sylvestris L.) Var Rome Beauty DALAM MENUMBUHKAN RAMBUT TIKUS

KEMAMPUAN SEDIAAN HAIR TONIC EKSTRAK KULIT APEL (Malus sylvestris L.) Var Rome Beauty DALAM MENUMBUHKAN RAMBUT TIKUS KEMAMPUAN SEDIAAN HAIR TONIC EKSTRAK KULIT APEL (Malus sylvestris L.) Var Rome Beauty DALAM MENUMBUHKAN RAMBUT TIKUS Aguslina Kirtishanti, Ni Luh Dewi A, Jessy M Fakultas Farmasi Universitas Surabaya 9-10

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 39 Lampiran 2. Gambar tumbuhan pisang raja (Musa paradisiaca Linn.) 40 Lampiran 3. Gambar pengolahan air bonggol pisang raja a b c d e f Keterangan: a. Batang pisang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.) Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan mouthwash memiliki beberapa tahapan proses, adapun alat dan bahan yang digunakan pada setiap proses adalah : III.1.1 Pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT

THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Jumiatun ABSTRACT Tali Putri (Cassytha filiformis)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel penelitian 1. Variabel bebas : variasi konsentrasi sabun yang digunakan. 2. Variabel tergantung : daya hambat sabun cair dan sifat fisik sabun 3. Variabel terkendali

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Pengumpulan Bahan Bahan berupa minyak kemiri (Aleurites moluccana L.) diperoleh dari rumah industri minyak kemiri dengan nama dagang Minyak kemiri alami 100%, VCO diperoleh di

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH Dian Kartikasari 1, Nurkhasanah 2, Suwijiyo Pramono 3 1 Pasca sarjana prodi Farmasi Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kosmetika dekoratif digunakan sehari-hari untuk mempercantik diri. Salah satu contoh kosmetika dekoratif yang sering digunakan adalah lipstik. Lipstik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat sediaan topikal selain mengandung bahan berkhasiat juga bahan tambahan (pembawa) yang berfungsi sebagai pelunak kulit, pembalut pelindung, maupun pembalut

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri ABSTRACT Muntingia calabura L. leaves contains flavonoid, saponin,

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan hand sanitizer ini memiliki beberapa tahapan proses yaitu pembuatan ekstrak, pembutan hand sanitizer dan analisa hand sanitizer, adapun alat dan bahan

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI SKRIPSI

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI SKRIPSI FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI SKRIPSI Oleh : ASMA WAEHAMA K100120039 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah 69 Lampiran 2. Gambar tumbuhan rimpang lengkuas merah a b Keterangan: a. Gambar tumbuhan lengkuas merah b. Gambar rimpang lengkuas merah 70 Lampiran

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN EFEK HAIR TONIC BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) DAN UJI FITOKIMIANYA

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN EFEK HAIR TONIC BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) DAN UJI FITOKIMIANYA EFEK HAIR TONIC BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) DAN UJI FITOKIMIANYA Anisa Rahmawati, Sudarso, Dwi Hartanti Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto gravity_on_tanti@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah jamur Fusarium oxysporum. Penelitian eksperimen yaitu penelitian

Lebih terperinci

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) Ria Wijayanty M. Husen 1), Paulina V. Y. Yamlean 1), Gayatri Citraningtyas 1) 1) Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT PADA KELINCI

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT PADA KELINCI UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT PADA KELINCI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md) Oleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green House Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di Desa Tamantirto,

Lebih terperinci

Larutan bening. Larutab bening. Endapan hijau lumut. Larutan hijau muda

Larutan bening. Larutab bening. Endapan hijau lumut. Larutan hijau muda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Analisis Fitokimia Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) Sampel buah mengkudu kering dan basah diuji dengan metoda fitokimia untuk mengetahui ada atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Getah Jarak Pengumpulan getah jarak (Jatropha curcas) berada di Bandarjaya, Lampung Tengah yang berusia 6 tahun. Pohon jarak biasanya dapat disadap sesudah berumur

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Ekstraksi daun cengkeh

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Air suling, cangkang telur ayam broiler, minyak VCO, lanolin, cera flava, vitamin E asetat, natrium lauril sulfat, seto stearil alkohol, trietanolamin (TEA), asam stearat, propilenglikol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris post test with control group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Contoh si Sediaan Salep 1. sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Vaselin Putih 82,75% Ekstrak Hidroglikolik Centellae Herba 15 % Montanox 80 2 % Mentol 0,05 % Nipagin 0,15

Lebih terperinci

UJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn)

UJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn) UJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn) Khoirul Ngibad 1 ; Roihatul Muti ah, M.Kes, Apt 2 ; Elok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung Lawu. Sedangkan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kimia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan

Lebih terperinci

Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne

Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena dalam Bentuk Gel Anti Acne Formulation of Kokang (Lepisanthes amoena Leaves Extract in Anti-acne Gel Husnul Warnida 1, Yullia Sukawati 2 Akademi Farmasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan variabel hendak diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan

Lebih terperinci

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Uji dilakukan selama enam hari dalam tempat dengan kelembaban 70% dan suhu 27ºC, setiap hari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rambut terdapat hampir pada seluruh bagian tubuh dan memiliki

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rambut terdapat hampir pada seluruh bagian tubuh dan memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rambut terdapat hampir pada seluruh bagian tubuh dan memiliki berbagai fungsi, antara lain fungsi estetika bagi manusia. Rambut sering disebut sebagai mahkota bagi wanita,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Kategori penelitian dan rancangan percobaan yang digunakan adalah kategori penelitian eksperimental laboratorium. 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian

Lebih terperinci

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION Megantara, I. N. A. P. 1, Megayanti, K. 1, Wirayanti,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH Dian Pratiwi, Lasmaryna Sirumapea Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan sediaan yang digunakan di luar badan guna membersihkan, menambah daya tarik, dan memperbaiki bau badan tetapi tidak untuk mengobati penyakit (Tranggono

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan bahan baku minyak atsiri daun sebagai bahan aktif gel antiseptik. Minyak atsiri daun ini berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri

THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT. Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri 50 THE INFLUENCE OF Muntingia calabura L. LEAVES EXTRACT TOWARD HAIR GROWTH ON MALE RABBIT Richa Yuswantina, Oni Yulianta W, Zahratul Fitri anta_pharm@yahoo.com ABSTRACT Muntingia calabura L. leaves contains

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-eksperiment dengan desain after only control group design yaitu mengamati variabel hasil pada saat yang sama

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Evaluasi Sediaan a. Hasil pengamatan organoleptis Hasil pengamatan organoleptis menunjukkan krim berwarna putih dan berbau khas, gel tidak berwarna atau transparan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Determinasi Tanaman Buah pisang raja diperoleh dari Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah. Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum sebagai substitusi bungkil kedelai terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental 8 BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi minyak atsiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Karakteristik Minyak Atsiri Wangi Hasil penelitian menunjukkan minyak sereh wangi yang didapat desa Ciptasari Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan pengujian meliputi bentuk,

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL As-Syifaa Vol 07 (01) : Hal. 70-75, Juli 2015 ISSN : 2085-4714 FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL Wahyuddin Jumardin, Safaruddin

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK AIR AKAR MANIS (Glycyrrhiza glabra L.) SEBAGAI PENYUBUR RAMBUT PADA KELINCI JANTAN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK AIR AKAR MANIS (Glycyrrhiza glabra L.) SEBAGAI PENYUBUR RAMBUT PADA KELINCI JANTAN 24 UJI AKTIVITAS EKSTRAK AIR AKAR MANIS (Glycyrrhiza glabra L.) SEBAGAI PENYUBUR RAMBUT PADA KELINCI JANTAN HAIR GROWTH ACTIVITY TEST OF WATER EXTRACT LIQUARICE (Glycyrrhiza glabra L.) IN RABBIT MALE Sulistiorini

Lebih terperinci

UJI KECEPATAN PERTUMBUHAN RAMBUT

UJI KECEPATAN PERTUMBUHAN RAMBUT UJI KECEPATAN PERTUMBUHAN RAMBUT Disusun Oleh : Nama Mahasiswa : Linus Seta Adi Nugraha Nomor Mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 11 April 2011 Hari Praktikum : Senin Dosen Pembimbing : Rini Handayani,

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program Studi

Lebih terperinci

FORMULASI GEL HAIR TONIC EKSTRAK KULIT BUAH APEL (Malus pumila Mill.) DAN UJI AKTIVITAS PERTUMBUHAN RAMBUT MARMUT SKRIPSI

FORMULASI GEL HAIR TONIC EKSTRAK KULIT BUAH APEL (Malus pumila Mill.) DAN UJI AKTIVITAS PERTUMBUHAN RAMBUT MARMUT SKRIPSI FORMULASI GEL HAIR TONIC EKSTRAK KULIT BUAH APEL (Malus pumila Mill.) DAN UJI AKTIVITAS PERTUMBUHAN RAMBUT MARMUT SKRIPSI OLEH: Lidya Margaretha NIM 101501118 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan November 2011 di Laboratorium Kimia Hasil Hutan dan Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan rancangan penelitian pre-test dan post-test. B. Populasi dan Sampel 1. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian dan Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2 A.1 FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI Naela Nabiela 1*, Ahmad Hilmi Fahmi 1, Muhammad Sukron 1, Ayu Elita Sari 1, Yusran, Suparmi 1 1 Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh kita yang melindungi bagian dalam tubuh dari gangguan fisik maupun mekanik, gangguan panas atau dingin, dan gangguan

Lebih terperinci

Nama Sediaan Kosmetika Tujuan Pemakaian II. Karakteristik Sediaan

Nama Sediaan Kosmetika Tujuan Pemakaian II. Karakteristik Sediaan Nama Sediaan Kosmetika : Hand sanitizer alami I. Tujuan Pemakaian : Membersihkan kulit dengan kemampuan membunuh bakteri yang ada di tangan tanpa harus dibilas Memberikan efek melembutkan pada tangan II.

Lebih terperinci

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL A. Informasi Umum Sediaan Herbal Dalam buku ini yang dimaksud dengan Sediaan Herbal adalah sediaan obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana seperti infus, dekok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetika merupakan suatu sediaan yang telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Salah satu kegunaan sediaan kosmetika adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan

Lebih terperinci