BAB 1 PENDAHULUAN. pada era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas. Hal tersebut disebabkan
|
|
- Leony Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses bisnis entitas usaha menunjukkan pola yang semakin kompleks pada era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas. Hal tersebut disebabkan karena peningkatan frekuensi transaksi dan penguatan integrasi interperusahaan dalam satu grup bisnis pada beberapa proses bisnis, antara lain: riset dan pengembangan, pemanufakturan, penjualan dan pendistribusian produk. Berdasarkan sirkumtansi bisnis tersebut, transaksi hubungan istimewa tidak dapat dipisahkan dari proses bisnis entitas usaha yang tergabung dalam satu grup bisnis (Corlaciu dan Tudor, 2011; Gordon et al., 2004; Chen, 2006 dalam Huang dan Liu, 2010). Transaksi hubungan istimewa adalah praktik bisnis yang normal sebab frekuensi transaksi bisnis antara entitas usaha dengan anak perusahaan, ventura, personil manajemen kunci, maupun asosiasi bisnis lainnya cukup signifikan (Corlaciu dan Tudor, 2011; Gordon et al., 2004; Wong et al., 2015). Selain itu, transaksi hubungan istimewa adalah praktik bisnis yang legal sebab telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 7 (Revisi 2009) tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Memiliki Hubungan 1
2 Istimewa dan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK nomor KEP-412/BL/2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Transaksi hubungan istimewa dapat dijelaskan melalui dua teori hipotesis ekonomik rasional. Teori pertama adalah hipotesis transaksi efisien yang menyatakan bahwa transaksi hubungan istimewa dapat memenuhi kebutuhan ekonomik dasar dan meningkatkan performa entitas usaha dengan cara meminimalisasi biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi penggunaan aset (Zhuo dan Hu, 2001 dalam Chen et al., 2009). Hipotesis tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Khanna dan Palepu (2000), yang menyatakan bahwa transaksi hubungan istimewa dapat digunakan untuk mencapai target performa perusahaan dengan cara mereduksi biaya transaksi. Selain itu, transaksi hubungan istimewa dapat meminimalisasi biaya pengawasan manajemen dan memperkuat tata kelola perusahaan (Gordon et al., 2004). Sebagai contoh, transaksi hubungan istimewa bermanfaat untuk mendapatkan utang dengan bunga rendah yang tidak dapat ditawarkan oleh kreditor dalam transaksi lengan bebas. Dapat disimpulkan, berdasarkan teori hipotesis transaksi efisien, transaksi hubungan istimewa mampu menciptakan nilai ekonomik bagi perusahaan sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan pemegang saham (Gordon et al., 2004). Kontras dengan hipotesis transaksi efisien, hipotesis konflik kepentingan menyatakan bahwa transaksi hubungan istimewa berpotensi meningkatkan praktik bisnis yang tidak sesuai dengan standar akuntansi 2
3 keuangan guna memenuhi kepentingan personil manajemen kunci maupun pemegang saham mayoritas sehingga memunculkan konflik keagenan (Berle dan Means, 1932 dalam Huang dan Liu, 2010). Beberapa penelitian mengonfirmasi bahwa transaksi hubungan istimewa digunakan sebagai bagian dari manajemen laba yang menurunkan performa dan nilai perusahaan (Huang dan Liu 2010; Chen et al., 2009; Gordon et al., 2004), ekspropriasi kekayaan pemegang saham minoritas secara ilegal (OECD, 2010; Gordon et al., 2004), dan meningkatkan biaya keagenan yang dimediasi oleh lemahnya tata kelola perusahaan (Gordon et al, 2004). Beberapa skandal akuntansi menjustifikasi hipotesis konflik kepentingan, antara lain: Enron Corporation (2001), Adelphia Communications Corporation (2002), dan Pfizer Inc. (2009). Kasus-kasus tersebut membuktikan bahwa transaksi hubungan istimewa digunakan sebagai alat untuk memindahkan kekayaan (eksproriasi) secara ilegal dari pemegang saham minoritas kepada pemegang saham mayoritas atau personil manajemen kunci (Wong et al., 2015). Secara khusus, Huang dan Liu (2010) menyatakan bahwa transaksi hubungan istimewa mempunyai risiko inheren sebagai instrumen superior dalam praktik kecurangan keuangan. Penelitian yang dilakukan Jian dan Wong (2010) menyajikan fakta bahwa perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Shanghai, Tiongkok menggunakan transaksi penjualan kepada induk perusahaan untuk mencapai ambang batas minimum return on equity sebesar 6% yang telah ditetapkan oleh China 3
4 Securities Regulator Commision (CSRC), supaya terhindar dari delisting. Akan tetapi, transaksi pelunasan utang pembelian oleh perusahaan induk jarang dilaksanakan. Beberapa skandal akuntansi dan penelitian-penelitian terkait mengonfirmasi bahwa transaksi hubungan istimewa dapat menurunkan nilai perusahaan (Wong et al., 2015). Hipotesis konflik kepentingan menyatakan bahwa transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa memperoleh perhatian serius dari regulator pasar modal, kalangan investor, dan pengamat tata kelola perusahaan (Huang dan Liu, 2010). Hal ini disebabkan karena transaksi tersebut mengandung ketentuan atau persyaratan yang rumit sehingga meningkatkan biaya keagenan terkait dengan hak pembuatan kebijakan perusahaan dan hak pengawasan. Peningkatan biaya keagenan tersebut distimulasi oleh informasi asimetris antara manajemen dan investor yang dimediasi oleh tingkat pengungkapan transaksi ekonomik dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Selain itu, kesepakatan bisnis yang ditimbulkan dari transaksi tersebut memberikan keuntungan maupun kerugian bagi pihak-pihak yang terlibat (Berle dan Means, 1932 dalam Huang dan Liu, 2010). Berdasarkan IAS No. 24 / PSAK No. 7 (Revisi 2009) tentang Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi, manajemen wajib mengungkapkan sifat dan kondisi yang melingkupi transaksi ekonomik dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa supaya menghasilkan informasi kualitatif akuntansi yang handal dan relevan. Akan tetapi, penelusuran infomasi tentang 4
5 transaksi hubungan istimewa sulit dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan karena manajemen cenderung berperilaku tidak etis dengan cara menyajikan informasi yang keliru untuk menutupi penyalahgunaan sumber daya perusahaan yang tertuang pada transaksi hubungan istimewa tersebut (Huang dan Liu, 2010). Penyusun standar akuntansi dan regulator pasar modal tetap mengakomodasi praktik transaksi hubungan istimewa. Hal tersebut adalah sesuai dengan kondisi lingkungan bisnis entitas usaha yang semakin terintegrasi pada era globalisasi dan perdagangan bebas. Meskipun transaksi hubungan istimewa adalah praktik bisnis legal dan normal bagi perusahaanperusahaan di Eropa Barat dan Asia, penelitian-penelitian terdahulu kurang memberikan perhatian pada konsekuensi ekonomik, performa, dan nilai perusahaan jangka panjang dari transaksi hubungan istimewa (Gordon et al., 2004). Secara khusus, Huang dan Liu (2010) menyatakan bahwa penelitian yang membahas konsekuensi transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan jangka pendek cukup banyak tetapi penelitian tentang konsekuensi transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan jangka panjang sangat minim. Wong et al. (2015) menyatakan bahwa hasil penelitian tentang konsekuensi transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan jangka pendek belum konklusif. Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa belum terdapat hasil penelitian yang konklusif tentang konsekuensi 5
6 transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian yang dilakukan oleh Huang dan Liu (2010) menunjukkan bahwa transaksi pembelian dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa berdampak negatif terhadap performa perusahaan pada perusahaan teknologi tinggi di Tiongkok. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa transaksi pembelian (penjualan) dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa meningkatkan (menurunkan) performa perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Tiongkok (Chen et al., 2009). Pada sisi lain, Wong et al. (2015) menyatakan bahwa transaksi penjualan dengan pihakpihak yang memiliki hubungan istimewa meningkatkan performa perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Tiongkok. Penelitian-penelitian tersebut belum mempunyai satu hasil yang konklusif untuk menentukan hubungan kausalitas antara transaksi hubungan istimewa dengan nilai perusahaan jangka pendek. Penelitian yang dilakukan oleh Kohlbeck dan Mayhew (2010) menunjukkan bahwa investor bereaksi negatif terhadap pengungkapan transaksi hubungan istimewa. Akan tetapi, Buysschaert et al. (2004) dalam Kohlbeck dan Mayhew (2010) menyatakan bahwa investor bereaksi positif terhadap pengungkapan transaksi hubungan istimewa. Dua penelitian tersebut juga belum mengarah pada satu hasil yang konklusif. Transaksi hubungan istimewa telah dipraktikan oleh perusahaanperusahaan di Indonesia. Praktik bisnis tersebut sejalan dengan globalisasi 6
7 ekonomi, perdagangan bebas regional (ASEAN Free Trade Agreement), dan lingkungan bisnis perusahaan yang banyak berbentuk grup. Peningkatan integrasi, frekuensi transaksi, dan kompetisi bisnis mendorong manajemen perusahaan untuk melaksanakan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa supaya kinerja perusahaan dapat dipertahankan maupun ditingkatkan (Corlaciu dan Tudor, 2011). Akan tetapi, secara teoretis dan empiris, pelaksanaan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa belum dapat dijustifikasi kontribusinya terhadap nilai ekonomik perusahaan (Huang dan Liu, 2010; Wong et al., 2015). Penelitian ini memberikan kontribusi untuk memperluas ranah penelitian terdahulu tentang implikasi transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan, khususnya nilai perusahaan jangka panjang yang sangat minim diteliti (Gordon et al., 2004). Kedua, penelitian ini tidak menggunakan sistem pengukuran kinerja tradisional sebagai proksi pengukur nilai perusahaan. Sistem pengukuran kinerja tradisional, seperti return on equity (ROE) dan return on assets (ROA), hanya mampu merefleksikan kinerja perusahaan dalam jangka pendek sehingga menciptakan bias persepsi di kalangan investor (Huang dan Liu, 2010). Penggunaan sistem pengukuran kinerja yang modern dan komprehensif, seperti economic value added (EVA) mampu meningkatkan akurasi pengukuran kinerja dalam jangka panjang. Selain itu, EVA mempunyai korelasi positif dengan perubahan nilai pasar 7
8 perusahaan, khususnya nilai kekayaan pemegang saham (Anthony et al., 2007). Dengan demikian, EVA dapat digunakan sebagai basis pengukur peningkatan atau penurunan kekayaan pemegang saham sehingga reaksi pemegang saham terhadap praktik transaksi hubungan istimewa dapat diamati dan dianalisis. Ketiga, penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemangku kepentingan entitas usaha terkait dengan kebermanfaatan transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan, yaitu meningkatkan atau merusak nilai perusahaan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan, bahan justifikasi, maupun pertimbangan manajemen dalam penggunaan transaksi hubungan istimewa bagi perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Mayoritas penelitian terdahulu dilaksanakan pada perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Shanghai, Tiongkok. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Leuz et al. (2003) dalam Jiang dan Wong (2008), perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Shanghai, Tiongkok mempunyai insentif tinggi untuk melakukan manajemen laba sebab pencatatan return on equity yang kurang dari 6% dapat dikenai sanksi delisting. Regulasi tersebut tidak ditemukan di pasar modal Indonesia. Pada sisi lain Financial Market Development Index (World Economic Forum Report, 2012) menyatakan bahwa pasar keuangan Tiongkok (rangking 23) lebih kompetitif daripada Indonesia (rangking 52). Menurut Leuz et al. (2003) dalam Jiang dan Wong (2008), semakin rendah tingkat pembangunan pasar 8
9 keuangan dan semakin rumit regulasi pasar modal maka semakin tinggi frekuensi transaksi hubungan istimewa. Penelitian ini penting karena mempunyai konformitas tinggi dengan sirkumtansi pasar modal Indonesia. Secara implisit, penelitian-penelitian di luar negeri tentang transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan tidak dapat dijustifikasi maupun diterapkan secara langsung pada lingkungan bisnis di Indonesia Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai sebuah tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi dan menginvestigasi pengaruh transaksi hubungan istimewa sebagai bentuk khusus dari real earnings management terhadap nilai perusahaan jangka panjang. Penekanan terhadap nilai perusahaan jangka panjang disebabkan karena ranah penelitian tersebut sangat minim diteliti (Gordon et al., 2004) sehingga belum dapat dikonfirmasi maupun dijustifikasi kebermanfaatan transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan (Wong et al., 2015) Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat antara lain: 1. Bagi pihak yang berkepentingan dengan riset dan literasi ilmiah akuntansi a. Penelitian ini memberikan deskripsi terkomprehensif tentang transaksi hubungan istimewa yang dilakukan oleh perusahaan- 9
10 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode akuntansi dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena riset akuntansi tentang pengaruh transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan di Indonesia belum ada. b. Penelitian ini bermanfaat untuk mengonfirmasi hasil riset tentang pengaruh transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan, yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Hal tersebut disebabkan karena hasil penelitian terdahulu belum komprehensif dan konklusif (Wong et al., 2015). c. Penelitian ini memberikan khasanah baru dengan menekankan investigasi dan analisis nilai perusahaan jangka panjang, yang selama ini masih minim diteliti (Gordon et al., 2004). Nilai perusahaan jangka panjang diukur dengan proksi economic value added, yang merupakan alat ukur terkomprehensif untuk mengukut nilai pasar perusahaan jangka panjang (Anthony et al., 2007; Huang dan Liu, 2010). 2. Bagi pihak yang mengelola entitas usaha Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan landasan pertimbangan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan terkait dengan kebermanfaatan transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan jangka panjang. 10
11 Dengan demikian, pengelola perusahaan dapat lebih selektif dalam melaksanakan transaksi hubungan istimewa supaya nilai perusahaan dapat dipertahankan atau ditingkatkan (Corlaciu dan Tudor, 2011) 1.4. Pertanyaan Penelitian Penelitian ini mempunyai sebuah rumusan permasalahan yaitu: 1. Bagaimana pengaruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan jangka panjang? 1.5. Relevansi Penelitian Penelitian ini mempunyai kekhasan sebab mayoritas penelitian terdahulu menggunakan proksi return on equity (ROE) dan return on assets (ROA), untuk menjustifikasi korelasi antara transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan. Secara teoretis, proksi tersebut hanya mampu merefleksikan kinerja perusahaan dalam jangka pendek sehingga menciptakan bias persepsi di kalangan investor (Huang dan Liu, 2010). Penggunaan proksi yang modern dan komprehensif, seperti economic value added (EVA) mampu meningkatkan akurasi pengukuran kinerja dalam jangka panjang. Selain itu, EVA mempunyai korelasi positif 11
12 dengan perubahan nilai pasar perusahaan jangka panjang, khususnya nilai kekayaan pemegang saham (Anthony et al., 2007). Penelitian ini berfokus pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya perusahaan yang bergerak pada sektor manufaktur periode akuntansi Sebagai negara yang berpartisipasi dalam perdagangan bebas regional (AFTA) dan tergabung dalam Masyakarat Ekonomi ASEAN, integrasi bisnis dan frekuensi transaksi ekonomik interperusahaan Indonesia diprediksi semakin meningkat. Hal tersebut berimplikasi pada peningkatan transaksi hubungan istimewa. Dengan demikian, penelitian tentang pengaruh transaksi hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan adalah esensial untuk dilaksanakan. Mayoritas penelitian terdahulu dilaksanakan di pasar modal Tiongkok. Karakteristik pasar modal Tiongkok berbeda dengan Indonesia. Pertama, pasar modal Tiongkok menerapkan sanksi delisting bagi perusahaan yang mempunyai return on equity kurang dari 6%. Kedua, pembangunan pasar keuangan Tiongkok lebih baik daripada Indonesia menurut (Laporan World Economic Forum, 2012). Menurut Leuz et al. (2003) dalam Jiang dan Wong (2008), tingkat pembangunan pasar berkorelasi negatif dengan frekuensi transaksi hubungan istimewa. Berdasarkan dua hal tersebut, penelitian ini penting karena mempunyai konformitas tinggi dengan sirkumtansi pasar modal Indonesia. 12
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak perusahaan yang berusaha mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. Dalam mengembangkan usahanya tersebut, perusahaan membutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peranan komite audit menjadi perhatian penting dalam menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Komite audit dapat bertindak sebagai penghubung antara manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, yang ditandai pula dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, yang ditandai pula dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah instrumen keuangan yang menjalankan fungsi keuangan dan ekonomi dalam perekonomian suatu negara, yang merupakan salah satu lembaga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk menunjang kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahaan go public di Indonesia dapat dilihat dari bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) setiap tahunnya. IPO merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang penting untuk mengetahui kondisi perusahaan tanpa melakukan tinjauan langsung ke perusahaan. Informasi akuntansi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manufaktur merupakan sektor industri yang penting di lingkup perekonomian Indonesia, jumlah perusahaannya yang sangat besar dibagi menjadi sektor-sektor, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu kegiatan yang mengandung risiko dan ketidakpastian. Risiko yang melekat pada suatu kegiatan investasi menyebabkan pentingnya penyajian informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan pada umumnya melakukan kegiatan operasi jual beli untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya melakukan kegiatan operasi jual beli untuk mendukung kegiatan usahanya. Transaksi jual beli tidak hanya dilakukan perusahaan dengan
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keagenan diproksikan dengan free cash flow ratio (FCFR), total asset turnover ratio
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh biaya keagenan dengan kinerja perusahaan pada perusahaan non finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
Lebih terperinciBAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak perusahaan yang ingin menjual sahamnya kepada umum dengan persyaratan tertentu sehingga kepemilikan perusahaan tersebut tidak hanya dimiliki oleh seorang pemilik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang interaksi dan komunikasi tanpa batas yang memungkinkan penyebaran informasi kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. pertanyaan dari tujuan penelitian maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta untuk menjawab pertanyaan dari tujuan penelitian maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis baik industri maupun jasa, termasuk industri consumer goods.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia bisnis yang semakin ketat pada era globalisasi saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang kompetitif antar seluruh sektor bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan global merupakan masalah besar bagi industri tekstil dan produk tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami masa
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN. penelitian. Bagian ini diakhiri dengan menyajikan keterbatasan penelitian dan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN Bagian terakhir penelitian ini menyajikan simpulan penelitian, implikasi penelitian yang meliputi implikasi teoritis dan implikasi praktik dari
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Implementasi perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) atau biasa disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara umum perjanjian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa mendatang. Para investor dapat membeli saham, obligasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sarana bagi para pemilik dana atau investor dalam melakukan investasi pada perusahaan yang membutuhkan dana. Menurut Abdul Halim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang terbuka banyak melibatkan perusahaan dalam suatu rangkaian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka. Perekonomian terbuka adalah terjadinya perdagangan internasional. Perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selain itu, bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan manfaat penelitian secara empiris dan praktis. penggunaan dana, perolehan dana, dan pengelolaan aktiva (Brigham dan Houston,
1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi beberapa sub bab yang menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 (revisi 2009) tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai
Lebih terperinci1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap
1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemakmuran, salah satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang setelah munculnya PSAK No.19 (Revisi 2000) tentang aset
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena mengenai modal intelektual di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.19 (Revisi 2000) tentang aset tidak berwujud (Ulum, 2009:3). Menurut
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. bahwa EVA dan MVA secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh
97 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real estate yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi (iptek) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peran ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciOleh: Inayah B
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, dikatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif ini, kelangsungan hidup perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan mengenai suatu entitas. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi berfungsi menyediakan informasi kuantitatif terutama informasi keuangan mengenai suatu entitas. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan tahunan perusahaan dapat memberikan gambaran kinerja selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut (Widiyastuti, 2002). Pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan, khususnya oleh beberapa pihak seperti kreditor, investor,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi instrumen yang sangat penting karena menyediakan informasi tentang posisi keuangan dan kinerja dari suatu perusahaan. Informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat untuk melakukan evaluasi atas suatu kinerja perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi keuangan dan kinerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu pengukuran kinerja yang biasa digunakan adalah analisis rasio financial, namun belakangan ini muncul konsep yang dapat menilai kinerja perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, dunia perekonomian mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan perekonomian akan menempatkan setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disusun berdasarkan sumber-sumber informasi dalam perusahaan, salah satu informasi tersebut digunakan sebagai acuan mengenai laba perusahaan. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya fenomena perdagangan bebas yang menciptakan struktur ekonomi global menyebabkan arus lalu lintas barang, jasa, modal dan tenaga kerja dapat berpindah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai USD 3.562,6 per tahun. Peningkatan pendapatan per kapita ini searah dengan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Governance diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun 1992 dalam laporannya yang dikenal sebagai Cadburry Report. Laporan ini dipandang sebagai titik balik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif dalam menunjang pertumbuhan perusahaan, karena pasar modal
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu tempat terjadinya transaksi antara perusahaan yang membutuhkan dana dengan para investor yang ingin menginvestasikan dananya. Pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan bagi pihak investor, kreditur, dan pemakai eksternal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era pasar bebas seperti sekarang ini, perusahaan dihadapkan dengan persaingan yang keras untuk dapat eksis dalam pasar global, khususnya untuk industri manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dananya untuk kegiatan operasional dan meningkatkan usahanya antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Perusahaan dapat melakukan berbagai cara dalam memenuhi kebutuhan dananya untuk kegiatan operasional dan meningkatkan usahanya antara lain dengan hutang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal dekade pertama abad ke-21 terjadi beberapa skandal, penipuan dan manipulasi semua jenis informasi Bahkan saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum terpublikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah mengalami peningkatan yang sangat pesat dalam perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi perdagangan di BEI pada tanggal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya pelaporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan memiliki tujuan yaitu untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam membantu pengguna untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diinginkan oleh pemegang saham adalah pendapatan berupa deviden (divident
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi para investor dalam menanamkan dananya selain memiliki tujuan jangka pendek juga memiliki tujuan jangka panjang berupa harapan untuk memperoleh pendapatan
Lebih terperinciPengungkapan Pihak-Pihak yang Berelasi
Pengungkapan Pihak-Pihak yang Berelasi PSAK 7 (Rev 2009) Taufik Hidayat.,SE.,Ak.,MM University of Indonesia Tujuan Tujuan dari Pernyataan ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan entitas berisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan praktisi maupun akademisi, khususnya peneliti akuntansi karena berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh dana, baik dari dalam maupun luar negeri dimana terjadi alokasi dana dari pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri serta arus globalisasi yang semakin pesat menuntut perusahaan untuk mampu bergerak sejalan dengan perkembangan tersebut. Selain itu dengan
Lebih terperinciPENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Disusun Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengungkapan penuh (full disclosure) di Indonesia tidak terlepas dari beberapa peristiwa yang terjadi di negara lain, seperti Amerika Serikat. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan akhir-akhir ini mengalami suatu kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders) tapi juga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Pendapat sejenis dikemukakan oleh Ginglinger et al. (2012) yang menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kas merupakan salah satu bentuk aset yang dimiliki setiap perusahaan. Perusahaan-perusahan tersebut menggunakan kas sebagai alat melakukan kegiatan ekonominya. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini good corporate governance (GCG) telah menjadi salah satu pilar dalam sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk. menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ukuran kinerja
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ukuran kinerja perusahaan pada periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan merupakan suatu bentuk entitas tempat terjadinya suatu kesatuan dari berbagai fungsi dan kinerja operasional yang bekerja secara sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN. Simpulan penelitian ini berdasarkan temuan empiris hasil pengujian
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan penelitian ini berdasarkan temuan empiris hasil pengujian hipotesis penelitian. Simpulan dibagi menjadi empat bagian, yaitu simpulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cermin kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting perusahaan yaitu untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan didirikan tentu memiliki tujuan, salah satu tujuan penting perusahaan yaitu untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan berbanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsifungsi keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berpotensi menjadi pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini disebabkan karena tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur informasi yang bermanfaat baik bagi perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan disusun dengan tujuan memberikan
Lebih terperinciBAB I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Manajer akan meningkatkan nilai bagi pemegang saham melalui investasi yang
1 BAB I. PENGANTAR A. Latar Belakang Manajer akan meningkatkan nilai bagi pemegang saham melalui investasi yang memberikan tingkat pengembalian lebih besar daripada biaya modal. Kalau hal ini terjadi berarti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pertumbuhan ekonomi berkembang sangat pesat seiring dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pertumbuhan ekonomi berkembang sangat pesat seiring dengan berjalannya waktu. Perkembangan laju ekonomi yang pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki rata-rata nilai corporate governance rendah diantara lima negara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance adalah salah satu faktor non keuangan perusahaan yang di Indonesia wajib dilaksanakan dan diungkapkan pelaksanaannya (Bapepam-LK, 2012). Meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang merupakan sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga merupakan pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini dunia usaha semakin berkembang pesat hal ini ditandai dengan perusahaan baru yang mulai banyak bermunculan sehingga memperketat persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat. Selain harus bersaing di pasar lokal, pelaku bisnis Indonesia harus bersaing dengan pasar internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu dengan yang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan. Pihakpihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan. Pihakpihak yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS
14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Financial Accounting Standard Boards (FASB) dan International Accounting Standard Boards (IASB) menyatakan pelaporan keuangan bertujuan menyediakan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih transparan
Lebih terperinciprofitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan bagi investor.
Lebih terperinci) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN
PENGARUH EPS (Earning Per Share), ROI (Rate of return On Investment), ROE (Rate of return On Equity) dan NPM (Net Profit Margin) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinci