BAB I PENDAHULUAN. selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan tahunan perusahaan dapat memberikan gambaran kinerja selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut (Widiyastuti, 2002). Pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik, pengungkapan laporan keuangan menjadi faktor yang signifikan. Perusahaanperusahaan di Indonesia, terutama yang telah go public di pasar modal dituntut untuk lebih terbuka dalam memberikan informasi bagi investor, sehingga dapat digunakan sebagai alat analisis dan pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan. Keterbukaan perusahaan dapat dilihat dari kualitas informasi yang disampaikan perusahaan. Melalui keterbukaan akan informasi tersebut, maka pihak manajemen akan terlihat serius dalam mengelola perusahaan secara profesional, sehingga dapat mempengaruhi para investor dalam mengambil keputusan investasi. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi yang timbul akibat transaksi-transaksi (pertukaran) perusahaan dengan entitas ekonomi lainnya merupakan salah satu tujuan dari akuntansi. Laporan keuangan dan laporan tahunan entitas merupakan salah satu informasi yang secara formal wajib dipublikasikan. Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik, serta sebagai jendela informasi yang memungkinkan pihak-pihak di i

2 ii luar manajemen mendapatkan informasi tentang perusahaan. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK no 1) laporan keuangan terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, laporan rugi laba komprehensif, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian integral laporan keuangan, sedangkan laporan tahunan, laporan yang diterbitkan sekali setahun, berisi data keuangan (laporan keuangan dan informsi non keuangan) (Ardi dan Lana, 2007). Laporan keuangan dapat diungkapkan dalam bentuk penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengungkapan tersebut adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure) merupakan pengungkapan yang diwajibkan peraturan yang berlaku dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) merupakan pengungkapan melebihi yang diwajibkan. Ada 3 (tiga) konsep mengenai luas pengungkapan laporan keuangan yaitu adequate disclosure, fair disclosure, full disclosure. Konsep yang paling sering digunakan adalah adequate disclosure (pengungkapan cukup), yaitu pengungkapan minim yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku dimana pada tingkat ini investor dapat menginterpretasikan angka-angka dalam laporan keuangan. Konsep fair disclosure (pengungkapan wajar) mengandung sasaran etis dengan menyediakan informasi yang layak terhadap investor potensial. Full disclosure (pengungkapan penuh) memiliki kesan penyajian laporan keuangan yang berlebihan sehingga banyak pihak berpendapat bahwa full disclosure merupakan konsep yang dapat merugikan perusahaan (Naim dan Rahman, 2000). Perusahaan akan menggunakan laporan tahunannya yang terdiri atas laporan wajib dan laporan sukarela untuk pemegang saham dan investor potensial

3 iii maupun pemerintah. Entitas yang menjual saham di Bursa Efek Indonesia harus mengikuti aturan yang dibuat oleh lembaga Badan Pengawas Pasar Modal dan lembaga Keuangan (Bapepam-Lk), dimana badan ini fungsinya melakukan pengawasan terhadap aktivitas pasar modal di Indonesia. Bapepam-Lk mengeluarkan peraturan no KEP 431/BL/2012, tentang kewajiban emiten atau perusahaan publik untuk menyampaikan laporan tahunan. Peraturan ini dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa laporan tahunan dari perusahaan publik merupakan sumber informasi penting bagi pemegang saham dan masyarakat dalam membuat keputusan investasi. Dewasa ini pengungkapan sukarela laporan keuangan dianggap sangat penting bagi para investor. Para investor sudah menganggap pengungkapan wajib tidak bisa lagi untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka terhadap keadaan perusahaan. Pengungkapan wajib sering dianggap tidak bisa lagi dijadikan sumber informasi untuk mengambil suatu keputusan yang lebih baik oleh para investor, sehingga pengungkapan sukarela menjadi informasi yang sangat penting. Pengungkapan sukarela dapat menjadi informasi tambahan yang nantinya akan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interpretasi. Hal tersebut membuat perusahaan harus bertindak cepat mengatasi ketidakasimetrisan informasi yang terjadi. Perusahaan harus memenuhi kebutuhan tersebut melalui pemberian informasi secara sukarela. Lang dan Lundholm (1993) melakukan penelitian tentang luas pengungkapan sukarela pada laporan keuangan perusahaan di Amerika Serikat, menemukan bukti bahwa luas pengungkapan sukarela harus melebihi ketentuan

4 iv dasar dari standart and poor. Informasi melalui pengungkapan sukarela merupakan sinyal bagi para investor dalam memberikan prospek perusahaan yang bersangkutan, maka tersedianya informasi yang benar-benar dapat dipercaya, lengkap dan tepat waktu, akan memungkinkan investor untuk melakukan pengambilan keputusan investasi secara rasional, sehingga yang diperoleh sesuai dengan harapan yang diinginkan investor. Bagi beberapa perusahaan go public walaupun pengungkapan sukarela sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan informasi investor, namun terkadang pengungkapan sukarela tetap tidak diungkapkan. Hal ini terjadi karena manajemen hanya akan mengungkapan informasi secara sukarela apabila manfaat yang diperoleh dari pengungkapan informasi tersebut lebih besar dari bianyanya (Suripto,1999). Trade off antara biaya dan manfaat pengungkapan sukarela dipengaruhi oleh faktor perusahaan itu sendiri, sehingga akan mengakibatkan perbedaan pengungkapan antar perusahaan. Faktor-faktor tersebut seperti reputasi auditor dan tipe kepemilikan perusahaan. Kualitas laporan keuangan juga tidak lepas dari peran auditor. Auditor disini berperan sebagai pemantau dari potensi konflik yang terjadi antara manajerial dan para pemegang saham. Menurut DeAngelo (1981), bahwa kualitas audit adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi auditenya. Hubungan positif yang terjadi antara ukuran KAP dan kualitas audit disebabkan adanya reputasi dan deep pocket yang dimiliki oleh KAP besar. KAP besar mempunyai insentif lebih besar untuk mengaudit lebih akurat. Mereka

5 v memiliki lebih banyak hubungan spesifik dengan klien (client specific rents) yang akan hilang jika KAP besar memberikan laporan yang tidak akurat. Para pengguna jasa kantor akuntan publik selalu mempersepsikan kantor akuntan publik besar pasti akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan mereka. Para pengguna laporan keuangan juga akan akan menilai kualitas laporan keuangan suatu perusahaan baik apabila laporan keuangan tersebut diaudit oleh kantor akuntan publik berkualitas tinggi. Tipe kepemilikan berpengaruh terhadap laporan keuangan karena pemilik dalam hal ini adalah sebagai pemilik modal perusahaan. Sebagai pemilik tentu sangat memperhatikan laporan keuangan yang diungkapkan oleh manajemen untuk mengetahui nilai investasinya. Struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengatasi konflik antara manajemen dan pemegang saham. Struktur kepemilikan dipercaya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jalannya perusahaan yang nantinya dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Kepemilikan perusahaan dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme yang dapat mengendalikan masalah keagenan yang ada di suatu perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Pengaruh investor institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham. Institutional shareholders memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan. Hal ini akan berpengaruh positif bagi perusahaan tersebut, baik dari segi peningkatan nilai perusahaan maupun peningkatan kinerja usaha.

6 vi Fitriani dan Prastiwi (2014), meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan sukarela, menggunakan 49 sampel perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI menemukan bahwa ukuran KAP bepengaruh positif signifikan pada pengungkapan sukarela. Anil dan James (2004), dengan menggunakan sampel 43 perusahaan di republik Ceko, melakukan penelitian pengaruh struktur kepemilikan perusahaan pada pengungkapan sukarela dengan menggunakan kepemilikan internal, kepemilikan publik, kepemilikan pemerintah dan konsentrasi kepemilikan. Proksi struktur kepemilikan perusahaan menemukan rata-rata 35,38% struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh positif signifikan, sedangkan kepemilikan internal tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan sukarela. Peneliti Ardi dan Lana (2007), meneliti pengaruh kepemilikan publik perusahaan pada pengungkapan sukarela di BEI, menggunakan 8 sampel perusahaan manufaktur menemukan bahwa kepemilikan publik perusahaan tidak berpengaruh secara statistik pada luas pengungkapan sukarela. Adanya hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten penting untuk di konfirmasi kembali dengan melakukan penelitian pengaruh reputasi auditor dan kepemilikan perusahaan pada pengungkapan sukarela laporan tahuhan perusahaan manufaktur yang menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengacu pada penelitian Ardi dan Lana (2007), adapun perbedaan penelitian ini adalah dengan mengkatagorikan tipe kepemilikan menjadi 3 yaitu, kepemilikan internal, kepemilikan institusi pemerintah, dan kepemilikan institusi non pemerintah serta penambahan variabel reputasi auditor dan perbedaan tahun penelitian 2012.

7 vii 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1) Apakah reputasi auditor berpengaruh pada pengungkapan sukarela? 2) Apakah kepemilikan internal berpengaruh pada pengungkapan sukarela? 3) Apakah kepemilikan institusi pemerintah berpengaruh pada pengungkapan sukarela? 4) Apakah kepemilikan institusi non pemerintah berpengaruh pada pengungkapan sukarela? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pokok permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh reputasi auditor berpengaruh pada pengungkapan sukarela. 2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kepemilikan internal pada pengungkapan sukarela 3) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kepemilikan institusi pemerintah pada pengungkapan sukarela 4) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kepemilikan institusi non pemerintah pada pengungkapan sukarela.

8 viii 1.4 Manfaaat Penelitian Manfaat Teoritis 1) Bagi para akademis, sebagai masukan dan kajian berharga dalam proses pembelajaran dibidang pengungkapan sukarela 2) Bagi para peneliti, diharapkan dapat dipakai sebagai referensi terutama dalam bidang tipe kepemilikan dan pengungkapan sukarela, serta membantu penelitian lebih dalam melalui pembahasan atau revisi vriabel-variabel lain yang belum termasuk dalam penelitian ini Manfaat Praktis Bagi perusahaan dan calon investor, pengetahuan tentang tipe kepemilikan perusahaan dan pengungkapan sukarela, pasti akan bermanfaat bagi analisis sekuritas, manajer portofolio dan investor dalam pengambilan keputusan investasi atau divestasi Manfaat Regulasi 1) Bagi Otoritas Jasa Keuangan, dengan tujuan membantu regulator untuk mengevaluasi dan menyempurnakan regulasi-regualasi dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang telah dikeluarkan 2) Bagi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan tujuan membantu upaya penyempurnaan aturan yang berkait dengan laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dan lembaga penunjang pasar modal lainnya

9 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Gambar 3.2 Konsep Penelitian Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ix

10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.4 Perusahaan Manufaktur Tabel 5.1 Sampel Perusahaan Manufaktur Tabel 5.2 Statistik Deskriptif (N-106) Tabel 5.3 Hasil Uji Residual Uji One-sample Kolmogorov-Smirnov (N- 106) Tabel 5.4 Pengujian Multikolenearitas Tabel 5.5 Pengujian Heterokedastisitas Tabel 5.6 Hasil Analisis Regresi Variabel Independen dengan Indeks Pengungkapan x

11 11 DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Item Pengungkapan 2. Hasil Analisis Regeresi 3. Tabulasi Data