INVENTARISASI Lokasi dan Aksesibilitas
|
|
- Djaja Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 INVENTARISASI Lokasi dan Aksesibilitas Tambang Mangkalapi terletak di Desa Mangkalapi, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak pada 5 35'28.80" '0.00" Bujur Timur dan 03 0'38.0" '2.50" Lintang Selatan, dengan luas keseluruhan Tambang Mangkalapi 563,649 Ha. Lokasi dapat dicapai melalui jalur darat yaitu jalan propinsi Banjarmasin - Batulicin - Mangkalapi. Sarana transportasi yang digunakan masyarakat umum dari dan ke lokasi adalah dengan menggunakan angkutan umum, kendaraan pribadi dan menumpang dengan angkutan perusahaan. Sedangkan yang digunakan oleh karyawan persahaan untuk menuju ke lokasi adalah dengan menggunakan mobil perusahaan. Desa Mangkalapi dan Desa Teluk Kepayang yang merupakan pemukiman penduduk terdekat dengan lokasi hanya berjarak 4-6 km. Peta aksesibilitas menuju tapak terdapat pada Gambar 3. Area bekas tambang pada pit Mangkalapi yang dimanfaatkan sebagai area penelitian adalah 7,78 Ha dengan luas perairan (danau) 8,37 Ha. Gambar batas tapak dapat dilihat pada Gambar 4.
2 8
3 9
4 20 Tata Guna Lahan Berdasarkan peta RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Provinsi Kalimantan Selatan (Perda Provinsi Nomor 9 Tahun 2000). Sebagian besar wilayah tambang PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin berada dalam Kawasan Hutan Produksi. Selebihnya juga ada yang termasuk dalam Kawasan Hutan Produksi Konversi, Kawasan Budidaya Tanaman Perkebunan, serta Kawasan Budidaya Tanaman Perkebunan Lahan Kering. Sedangkan berdasarkan peta RTRW Kabupaten Tanah Bumbu (Perda Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 29 Tahun 2005), areal tambang tersebut sebagian besar dalam Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan dan sebagian lagi dalam luasan yang lebih kecil berada dalam Kawasan Budidaya Lahan Kering, Kawasan Hutan Produksi Tetap dan Sedikit masuk ke dalam Kawasan Hutan Produksi Terbatas. Tambang Batulicin berdasarkan Peta Kawasan Hutan Produksi Kalimantan Selatan (SK Menhutbun Nomor 453/Kpts/-II/999) terdiri dari hutan produksi tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) dan sisanya merupakan areal penggunaan lain (APL). Berdasarkan Kepmenhut No : SK.469/Menhut-II/2008 tanggal 23 Desember 2008, PT Arutmin Indonesia diberikan izin pinjam pakai kawasan penunjangnya seluas 3.29,30 ha dan jalan angkutan batubara seluas 4,6 ha. Hak yang diberikan dalam izin ini adalah berada, menempati dan mengelola serta melakukan kegiatan yang meliputi kegiatan penambangan batubara dan kegiatan lainnya serta memmanfaatkan hasil kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan penambangan pada kawasan hutan yang dipinjam pakai. Keadaan lahan dalam kawasan tersebut sebelum dilakukan proses penambangan telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam padi, berkebun dan lainnya. Sehingga dalam proses pembukaan tambang terlebih dahulu harus melakukan pembebasan lahan tersebut dari masyarakat terkait berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia. Selain itu, juga dijumpai pengguna lain seperti kegiatan pertambangan batubara (oleh perusahaan lain), pertambangan bijih besi, dan perkebunan kelapa sawit.
5 2 Tata guna lahan pasca penambangan meliputi hutan sekunder serta pengembangannya berupa akses penghubung antara Desa Mangkalapi dan Teluk Kepayang, embung sebagai titik pemantauan kualitas air serta penampungan air guna pemenuhan bagi satwa dan kebutuhan air bagi kegiatan pemadaman kebakaran hutan serta lokasi pembibitan karet serta jalan pemantauan. Tata guna lahan pada tapak sendiri meliputi jalan masyarakat yang pada awalnya merupakan jalan kedaraan tambang, bekas kolam pengendapan, area reklamasi PT Arutmin Indonesia, danau dan hutan produksi milik PT Inhutani (Gambar 5). Peta tata guna lahan kawasan dapat dilihat pada Gambar 6, sedangkan peta tata guna lahan tapak dapat dilihat pada Gambar 7. () Jalan masyarakat (2) Bekas kolam pengendapan (3) Area reklamasi (4) Danau dan hutan produksi Gambar 5. Kondisi tata guna lahan pada tapak
6 22
7 23
8 24 Jenis dan Karakteristik Tanah Tekstur suatu tanah dipengaruhi oleh bahan induk tanah. Bahan induk bertekstur kasar cenderung menghasilkan tanah bertekstur kasar dan sebaliknya. Ardianto (2008) menunjukkan melalui perbandingan persen pasir, debu dan liat dapat disimpulkan bahwa kelas tekstur tanah pada lahan reklamasi tersebut adalah berliat. Berdasarkan dokumen AMDAL PT Arutmin Indonesia tahun 2003, di lokasi penelitian terdapat 2 order tanah, yaitu tanah Ultisol dan Inceptisol (Soil Taxonomy) yang mendominasi lokasi penelitian ini dan penyebarannya dapat dijumpai pada landform teras sungai, dataran lipatan, angkatan sampai ke pegunungan intrusi dengan proporsi minor sampai dominan. Berdasarkan analisis didapat bahwa pada lokasi penelitian tanahnya bertekstur liat dengan tingkat kesuburan rendah. Ardianto (2008) juga menunjukkan, dari hasil analisis diketahui bobot isi sekitar,46 g/cm 3 namun bobot isi tersebut masih tergolong tinggi karena bobot isi tanah pada umumnya hanya berkisar 0,9 g/cm 3 sampai g/cm 3. Menurut Feriansyah (2009) bobot isi tinggi berpengaruh pada kemapuan penetrasi akar tanaman, semakin tinggi bobot isi penetrasi akar ke dalam tanah akan menjadi semakin terganggu. Hal ini disebabkan karena pada saat penyebaran tanah pucuk untuk reklamasi terjadi pemadatan karena penyebaran tanah dilakukan dengan menggunakan alat berat (buldozer). Selain itu tanah yang disebar baru berumur tiga minggu. Karakter fisik tanah pada lahan reklamasi bekas tambang batubara sangat berbeda jika dibandingkan dengan karakteristik fisik tanah pada umumnya. Tanah pada lahan reklamasi ini merupakan tanah yang sudah rusak dan terganggu akibat dari kegiatan penambangan. Kerusakan tanah secara fisik dapat dilihat dari bobot isi yang sangat tinggi. Bobot isi ini berkaitan dengan pori-pori dalam tanah yang berperan dalam drainase dan aerasi tanah, serta penetrasi akar ke dalam tanah.
9 25 Topografi dan Kemiringan Lahan Topografi wilayah Tambang Batulicin pada umumnya berombak hingga bergelombang dengan ketinggian maksimum mencapai 500 meter di atas permukaan laut (dpl). Ketinggian terus menurun hingga mencapai ketinggian 0 meter dpl pada daerah yang semakin dekat dengan jalan propinsi atau yang mengarah ke Selat Laut. Di sekitar wilayah tambang terdapat beberapa sungai kecil yang pada umumnya merupakan anak cabang dari sungai Ata, Sela, Batulicin, Sarongga dan Sungai Dua. Arah aliran sungai-sungai tersebut semuanya bermuara di Selat Laut. Geomorfologi wilayah studi secara umum dibagi dalam tiga satuan geomorfologi yaitu : satuan geomorfologi perbukitan terjal, satuan geomorfologi bergelombang dan satuan geomorfologi pedataran. Untuk wilayah Saring dan Mangkalapi, geomorfologi umumnya bergelombang dan relatif datar dengan ketinggian maksimum 95 meter dpl. Sedangkan wilayah Sarongga memiliki geomorfologi dataran rendah dengan ketinggian maksimum 50 meter dpl. Geomorfologi bergelombang dan relatif datar di atas didasari oleh batuan-batuan sedimen yang berumur Tersier, yaitu formasiformasi Tanjung, Berai, Pamaluan, Warukin dan Dahor (Arutmin, 2003). Di wilayah Mangkalapi, cadangan batubara terletak di sebelah Timur dari Pegunungan Meratus. Cadangan ini memanjang dari Barat ke Timur dengan geomorfologi daerah yang relatif bergelombang dan datar. Ketinggian yang ada berkisar meter dpl dengan persen kemiringan 0-20%. Peta Topografi dan Ilustrasi Perspektif Topografi dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9, sedangkan Peta Kemiringan Lahan pada Gambar 0. Tabel 2. Luas area tiap persentase (%) kemiringan lahan No Tingkat Kemiringan Persentase (%) Luas Area (Ha) Datar Landai Agak curam Curam Terjal > 45.95
10 26
11 27
12 28
13 29 Hidrologi Sistem hidrologi dalam tambang menggunakan sistem settling dan sediment pond untuk menangkap aliran air yang jatuh dalam area tambang sebelum dialirkan menuju outlet ke luar area tambang dan badan air lain, seperti kali yang lewat area rekreasi site Mangkalapi tambang Batulicin (Gambar ). Peta Hidrologi dapat dilihat pada Gambar 2. () Menghitung ph dan tingkat kekeruhan (2) Outlet utama danau (3) Settling pond pit Mangkalapi sebelum ditutup tanah (4) Kondisi perairan danau Gambar. Kondisi hidrologi danau Ex. Tambang Pit Mangkalapi Pengelolaan terhadap biologi akuatik dan juga teresterial telah dilakukan sejak masih operasional juga pasca penambangan. Selama operasional dan juga pasca penambangan tanda larangan merusak pohon/areal revegetasi masih terpajang dilokasi bekas Tambang Mangkalapi. Biologi akuatik merupakan dampak turunan/sekunder sehingga pengelolaan air yang benar juga berarti lingkungan/habitat biologi akuatik terjaga. Demikian juga sebaliknya bila kualitas air mengalami penurunan maka kehidupan biologi akuatikpun terganggu. Kualitas air keluaran bekas void (danau) semenjak tambang ditutup menunjukkan nilai yang baik (Tabel 3). Pengukuran terakhir pada bulan
14 30 Desember 200 menunjukkan nilai ph keluaran (outlet) berkisar antara 6,0 7,0 dengan nilai rata-rata 6,5 dan tingkat kekeruhan 8,7-78,8 dengan nilai rata-rata 4,. Kualitas air di void ex. tambang Pit Mangkalapi pada bulan April 200 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 3. Hasil pengukuran nilai ph dan turbidity Bulan Desember 200 Tanggal ph keluar Turbidity keluar 6,5 43,9 2 6,5 4,7 3 6,5 48,2 4 7,0 57,2 5 6,5 57,6 6 7,0 39,6 7 7,0 32,8 8 6,5 24,4 9 6,5 78,8 0 6,5 70,5 6,5 70,3 2 6,5 7,0 3 7,0 66,6 4 7,0 65,2 5 7,0 65,7 6 7,0 40,7 7 6,5 44,3 8 6,5 44,0 9 6,0 5,2 20 6,0 50,8 2 6,5 39,6 22 6,0 32,7 23 6,0 28,6 24 6,5 20,0 25 6,5 28,3 26 6,5 22,9 27 6,5 37,6 28 6,5 29,9 29 6,5 24,8 30 6,5 9,6 3 6,5 8,7 Rata-rata (Sumber: PT Arutmin Indonesia) Tabel 4. Kualitas air di void ex. tambang Pit Mangkalapi (April 200) No Parameter Satuan Hasil Analisis TSS mg/l 2 2 BOD mg/l.48 3 COD mg/l 3. 4 DO mg/l Amoniak, NH3 mg/l Tembaga, Cu mg/l Seng, Zn mg/l Timbal, Pb mg/l Fluorida, F mg/l Kadmium, Cd mg/l Khromium, Cr mg/l (Sumber: PT Arutmin Indonesia) 0.007
15 3
16 32 Iklim Berdasarkan ANDAL Tambang Batulicin, wilayah Batulicin dan sekitarnya beriklim tropika basah dengan tipe iklim Af/Am menurut Koppen yaitu hujan tropik dan beriklim B menurut Schmidt dan Ferguson yaitu daerah dengan vegetasi masih hujan tropik. Suhu udara berkisar antara o C. Berdasarkan data curah hujan bulanan dalam laporan pemantauan lingkungan bulanan, setiap bulan dalam peroide 200 memiliki rata-rata curah hujan >200mm, apabila dilihat berdasarkan system klasifikasi Oldeman yang menyebutkan bulan basah adalah bulan yang memiliki curah hujan >200mm dan bulan kering memiliki curah hujan <00mm. Pada tahun 200 ini curah hujan tidak menentu, dapat dilihat pada grafik di bawah, bulan Juli yang biasanya masuk ke dalam kategori bulan kering, pada tahun ini berada pada kategori bulan basah. Grafik di bawah menunjukkan nilai rata-rata hujan bulanan adalah 370 mm/bulan dengan curah hujan tertinggi pada bulan Mei sebesar 554 mm/bulan sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan September 28 mm/bulan. Curah hujan untuk periode 200 adalah mm/tahun Curah Hujan Bulanan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Gambar 3. Grafik curah hujan bulanan Batulicin periode 200 (Sumber: PT Arutmin Indonesia) Kualitas Visual Lanskap Area danau bekas tambang Pit Mangkalapi merupakan suatu area yang didominasi oleh struktur vegetasi, baik area reklamasi ataupun hutan industri. Dominasi vegetasi menyebabkan kualitas visual pada area sekitar danau bekas tambang cukup mendukung kegiatan rekreasi. Adanya pemandangan area
17 33 reklamasi dan high wall bekas tambang dengan kekhasannya menjadi nilai tambah tapak. Pemandangan yang mendukung keindahan tapak dikelompokkan dalam good view tapak (Gambar 4). () Area reklamasi, bagian utara tapak (2) Tampak High wall dari sisi timur tapak (3) Area hutan industri yang mengelilingi di bagian timur dan selatan tapak Gambar 4. Good view pada tapak (Sumber: Lapang oleh penulis, 200) Pada tapak juga terdapat pemandangan yang kurang mendukung keindahan tapak (bad view). Bad view pada tapak terdapat melalui saluran air yang terbentuk pada area reklamasi, sehingga terbentuk lubang-lubang dan timbulnya erosi ringan di area hutan industri (Gambar 5). () Saluran air di area reklamasi (2) Erosi ringan di area hutan industri Gambar 5. Bad view pada tapak
18 34 Vegetasi dan Satwa Ragam vegetasi yang terdapat pada hutan sekunder lahan bekas Tambang Mangkalapi terdiri dari vegetasi pioneer exotic seperti Sengon, Akasia dan pioneer lokal seperti Sungkai, Kedawung, Ketapi dan Meranti. Sebanyak pohon telah ditanam di lokasi bekas tambang Mangkalapi sampai dengan Agustus 2008 sebagaimana terlihat pada Tabel 5 dibawah ini. Sedangkan pada tapak sendiri per Agustus 200 jumlah vegetasi sebanyak pohon berjenis akasia. Tabel 5. Daftar vegetasi kawasan reklamasi keseluruhan Tambang Mangkalapi No. Nama Latin Nama Umum Jumlah (Pohon) Acacia mangium Akasia Paraserianthes falcataria Sengon Peronema canescens Sungkai Glericidia maculata Gamal 00 5 Eusideroxylon zwageri Ulin 5 6 Samanea saman Trembesi Ceiba petandra Kapuk 08 8 Buah-buahan 80 (Sumber: PT Arutmin Indonesia) () Suasana vegetasi di sekitar tapak (2) Tanaman Akasia pada tapak (3) Tanaman Tali purun pada tapak Gambar 6. Vegetasi di sekitar tapak, akasia dan tali purun (Sumber: Lapang oleh penulis, 200)
19 35 Jenis vegetasi lain yang ada di tapak berdasarkan hasil survey adalah jenis tanaman tali purun (Elocharis durcis) yang banyak terdapat di tepian danau. Pada tapak sendiri vegetasi yang mendominasi adalah Akasia (Acacia mangium). Beberapa jenis satwa yang terdapat di tapak diantaranya kijang, monyet, ular, kadal, kodok, tupai, burung-burungan, kucing hutan, bunglon dan babi. Demografi Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 200, jumlah penduduk Kabupaten Tanah Bumbu adalah orang, yang terdiri atas lakilaki dan perempuan. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tanah Bumbu pada periode tahun , laju pertumbuhan penduduk Tanah Bumbu mencapai 3,74 persen. Pertumbuhan penduduk Tanah Bumbu yang tinggi ini diduga terkait dengan perkembangan perekonomian kabupaten Tanah Bumbu yang semakin meningkat. Saat ini tanah bumbu dikenal sebagai daerah tujuan pekerja migran. Tabel 6. Daftar jumlah penduduk Kabupaten Tanah Bumbu 200 Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki & Perempuan Rasio Jenis Kelamin Kepadatan Penduduk Kusan Hilir Sungai Loban Satui Angsana Kusan Hulu Kuranji Batulicin Karang Bintang Simpang Empat Mantewe TANAH BUMBU (Sumber: Data Sensus 200, Kab. Tanah Bumbu) Desa Teluk Kepayang dan Mangkalapi yang berada dalam lingkup Kecamatan Kusan Hulu merupakan lokasi tapak penelitian, jumlah penduduk kedua desa tersebut jiwa (635 kk). Berdekatan dengan lokasi tapak terdapat Kecamatan Mentewe yang terdiri dari enam desa memiliki jumlah penduduk
20 jiwa. Lokasi yang berdekatan dengan sumber tambang dimanfaatkan beberapa masyarakat sekitar untuk mengais rezeki di sektor tersebut. Sektor lain yang digeluti masyarakat sekitar tapak seperti berdagang, bertani, ada juga yang menjadi nelayan dan karyawan di luar kecamatan tersebut. Perilaku dan Keinginan Penduduk Tambang Mangkalapi yang memiliki wilayah di dua desa yaitu Desa Mangkalapi dan Desa Teluk Kepayang yang merupakan pemukiman penduduk terdekat dengan danau yang berjarak sekitar 4-6 km. Jarak yang berdekatan membuat masyarakat kedua desa tersebut dapat meluangkan waktunya untuk menikmati keindahan danau Ex. Tambang Pit Mangkalapi ini. Kebiasaan masyarakat kalimantan pada umumnya adalah memancing, atau hal yang berkaitan dengan suasana air seperti bersampan ataupun hanya sekedar menikmati keindahan alam, masyarakat sekitar tapak juga memiliki kebiasaan yang sama. Hal ini disebabkan dahulu kalimantan dikelilingi banyak sungai. Namun saat ini sungai-sungai sudah mulai berkurang akibat aktivitas manusia. Masyarakat sekitar merasa perlu ada sebuah inovasi baru dengan adanya sarana hiburan (rekreasi) bagi mereka, baik direncanakan oleh pemerintah ataupun perusahaan yang akan melakukan penutupan tambang. Karena hingga saat ini belum ada area rekreasi yang berdekatan dengan Kecamatan Kusan Hulu dan Mentewe. Hal ini menjadi dasar kuat untuk melakukan Perencanaan lanskap rekreasi pada lahan pasca tambang batubara di Pit Mangkalapi PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin. Hasil survey lapang dengan metode menyebar kuisioner dan diskusi dengan masyarakat sekitar tapak mendapat hasil yang sejalan dengan penelitian ini. Pembagian kuisioner dengan cara acak, sebagian besar adalah berkelompok (3-5 orang) mengisi satu kuisioner. Sebanyak 7 kusioner yang disebarkan secara acak kepada masyarakat sekitar tapak. Mendapatkan hasil 00 % responden menyatakan bahwa ex. Tambang Pit Mangkalapi perlu dikembangkan menjadi area rekreasi. Hasil lengkap kuisioner dapat dilihat pada Tabel 7.
21 37 Tabel 7. Hasil kuisioner masyarakat tentang persepsi terhadap tapak dan rencana pengembangan aktifitas serta fasilitas No Variabel Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Karakteristik Responden Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 2 Umur : a. 2-7 tahun b tahun c tahun d. > 40 tahun 3 Tingkat Pendidikan : a. SD b. SLTP c. SLTA d. Perguruan Tinggi 4 Pekerjaan : a. pelajar/mahasiswa b. ibu rumah tangga c. guru d. karyawan e. PNS f. petani/nelayan/pedagang Persepsi Terhadap Tapak 5 Keadaan cuaca di Ex. Pit Mangkalapi: a. panas b. lembab c. sejuk 6 Suasana pemandangan di sekitar tapak: a. kurang indah b. indah c. sangat indah 7 Perlukah kawasan Ex Tambang Pit Mangkalapi dikembangkan menjadi kawasan rekreasi? a. perlu b. tidak perlu c. tidak tahu 8 Alasan jika menjawab perlu: a. Akan mendatangkan pengunjung atau wisatawan yang banyak sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar b. Belum optimalnya usaha pengembangan kawasan selama ini c. pengembangan kawasan dengan pengelolaan yang baik akan melestarikan kawasan d. keindahan dan suasana alami kawasan tersebut perlu dimanfaatkan dan dieksplorasi
22 38 Tabel 7. Lanjutan No Variabel Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Rencana Pengembangan Aktifitas dan Fasilitas 9 Aktivitas yang diharapkan (jawaban>) : a. memancing b. menikmati pemandangan c. diskusi d. berjalan-jalan dipinggir danau e. duduk dan makan f. berenang g. berperahu (kelotok) h. lainnya (rekreasi pendidikan) 0 Fasilitas yang diharapkan (jawaban>): a. pos keamanan b. jalan setapak mengelilingi danau c. kios-kios d. wc umum e. musholla f. saung g. dek pemancingan h. lampu penerangan i. gazebo j. bangku taman k. pusat pengunjung l. penyewaan perahu m. Tempat diskusi/berkumpul Untuk mengelilingi kawasan ini, jenis transportasi yang anda sukai: a. berjalan kaki b. perahu (kelotok) c. lainnya 2 Bagaimana cara anda menuju Danau Mangkalapi ini: a. berjalan kaki b. naik sepeda c. naik sepeda motor d. naik mobil pribadi e. lainnya 3 Kesediaan membayar biaya masuk: a. ya b. tidak c. tidak tahu % 35.3 % 5.8 % (Sumber : Survey lapang dari 7 responden di Desa Mangkalapi dan Teluk Kepayang)
IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN
16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar
Lebih terperinciANALISIS DAN SINTESIS. Aspek Fisik dan Biofisik. Lokasi dan Aksesibilitas
39 ANALISIS DAN SINTESIS Aspek Fisik dan Biofisik Lokasi dan Aksesibilitas Kegiatan penambangan di Tambang Mangkalapi mulai berlangsung sejak dikeluarkan izin melaksanakan proyek tambang dari Bapedalda
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi
BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciIII. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Penambangan Batubara
4 TINJAUAN PUSTAKA Penambangan Batubara Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL
18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU
75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas
42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat 111 0 39 00-112
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Perusahaan Pemerintah melalui keputusan Menteri Kehutanan No 329/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998 memberikan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari
54 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Pugung 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah 18.540,56 Ha yang terdiri dari 27 pekon/desa, 1.897 Ha
Lebih terperinciKONDISI UMUM BANJARMASIN
KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan telah berkembang hingga saat ini adalah batubara. Semakin menurunnya tren produksi minyak dan gas saat ini membuat
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inventarisasi Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Areal konsesi hutan PT. Salaki Summa Sejahtera merupakan areal bekas tebangan dari PT. Tjirebon Agung yang berdasarkan SK IUPHHK Nomor
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas HPGW secara geografis terletak diantara 6 54'23'' LS sampai -6 55'35'' LS dan 106 48'27'' BT sampai 106 50'29'' BT. Secara administrasi pemerintahan HPGW
Lebih terperinciPERENCANAAN LANSKAP. Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Membeli tiket Memperoleh informasi
72 PERENCANAAN LANSKAP Perencananaan lanskap merupakan pengembangan dari konsep menjadi rencana di dalam tapak. Pada tahap ini, konsep yang telah ditetapkan kemudian dikembangkan dalam bentuk perencanaan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI
24 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu merupakan kawasan yang berubah peruntukannya dari kebun percobaan tanaman kayu menjadi taman wisata di Kota Palembang.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara 4.1.1 Kondisi Geografis Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, terletak di bagian selatan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini diperuntukan untuk perkebunan dan budidaya. Disebelah timur lokasi tambang pada jarak
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009
33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi
KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH
40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0
Lebih terperinciIV.KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV.KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Posisi Geografis Salah satu site tambang yang dimiliki PT Arutmin Indonesia terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Tambang ini berada
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciBAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI
BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI
III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km
Lebih terperinciKONDISI W I L A Y A H
KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
17 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Wilayah Kecamatan Pamarican memiliki 13 Desa dengan luasan sebesar 10.400 ha. Batas-batas geografi wilayah administrasi di
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH
III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Karakteristik Wilayah Studi 1. Letak Geografis Kecamatan Playen terletak pada posisi astronomi antara 7 o.53.00-8 o.00.00 Lintang Selatan dan 110 o.26.30-110 o.35.30 Bujur
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran
29 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran 1. Tata Guna Lahan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinci3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa
3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa Lahan basah non rawa adalah suatu lahan yang kondisinya dipengaruhi oleh air namun tidak menggenang. Lahan basah biasanya terdapat di ujung suatu daerah ketinggian
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Tanjungsari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini terdiri dari 5 desa dan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
27 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ratah Timber merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memperoleh kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Letak dan Luas
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak dan Luas Letak geografis Perusahaan tambang PT Adaro Indonesia melakukan kegiatan penambangan di daerah Wara, Tutupan dan Paringin yang secara administrasi berada
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sendiri masuk dalam Tahura WAR. Wilayah Tahura Wan Abdul
28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas Sumber Agung adalah salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Kemiling Kota Madya Bandar Lampung. Kelurahan Sumber Agung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hartini Susanti, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan mineral, seperti batubara, timah, minyak bumi, nikel, dan lainnya. Peraturan Presiden
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan
24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Wilayah Sukaraja Atas 1. Letak Geografis dan Luas Berdasarkan administrasi pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Sukaraja Atas sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan
118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan
Lebih terperinciANALISIS DAN SINTESIS
55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT
Lebih terperinciGambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta
IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Kondisi Geografis Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6 12' Lintang Selatan dan
Lebih terperinci3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil
III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat
4 TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan Agroekologi Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak
Lebih terperinciGambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi
54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak
Lebih terperinci