BAB VI KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 BAB VI KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN a. Rekomendasi Pengelolaan Obyek Geowisata Dieng dan perencanaan mitigasi 1.Mitigasi bencana pada Obyek Geowisata Dieng Perencanaan mitigasi pada daerah penelitian selain mempertimbangkan Pengelolaan kawasan juga memerlukan hal-hal sebagai berikut. Sesuai degan peraturan yang di tetapkan BNPB sebagai berikut: 1. Pembuatan peringatan dan pemberian tanda bahaya dan tanda larangan masuk daerah rawan. 2. Pelatihan dasar penanggulangan bencana 3. Pemindahan penduduk ke wilayah aman dari bencana 4. Pengawasan terhadap berbgaia bentuk perijinan pembangunan perumahan (imb) 5. Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan pada masyarakat 6.Perencanaa daerah penampungan sementara(titik kumpul) dan penentuan jalur evakuasi 7. Pembuatan bangunan fisik yang dapat mengurangi dampak bencana (Peraturan BNPB no )

2 Dalam aplikasinya kepada daerah penelitan adalah 1. Penentuan jalur evakuasi 2. penentuan titik kumpul 3. Penyusunan tanda larangan(informasi memasuki daerah bahaya) Dasar penentuan rencana mitigasi dan titik kumpul menggunakan Analisis DRM dapat dilihat pada BAB III point 2. Dimana pada analisis tersebut di jelaskan tahapan-tahapan pengelolaan bahaya dan metode penanganannya. Dari hasil metode analisis DRM di dapatkan lokasi yang paling aman, mudah di jangkau dan dapat menampung warga dalam jumlah banyak sebagai titik kumpul. Dari hasil analisis di dapatkan titik kumpul dan mitigasi sebagai berikut.

3 Gambar V.22 Peta Overlay dan rencana mitigasi Sumber : BNPB Keterrangan : : Jalur Evakuasi x: Penanda informasi memasuki daerah bahaya : Titik Kumpul

4 2.Pengelolaan berbasis pariwisata ramah bencana Dari hasil pembahasan data data primer maupun sekunder di atas dapat di bangun konsep Pengelolaan pariwisata berbasis pariwisata ramah bencana. Dari hasil analisis sebelumnya di dapatkan hal-hal sebagai berikut : 1. zona 2 merupakan wilayah yang paling aman kemudian di ikuti oleh zona 1 dan wilayah yang paling berbahaya adalah zona 3. 2.Akses utama menuju dataran tinggi dieng adalah melalui zona 1, zona 1 juga sekaligus merupakan zona yang terpadat dari jumlah obyek wisata dan sarana pendukung wisata. 3. Event tahunan dan atraksi berkala banyak di adakan pada zona 1, karena lebih tersedianya infrastruktur pada zona Secara umum aksesabilitas dari pengamatan pada zona 1 2 dan 3 buruk, akses jalan utama pun cukup sempit. 5. zona 3 merupakan zona dengan tingkat kerawanan cukup tinggi dan potensi bahaya yang cukup besar. Akses menuju zona 3 juga tidak baik, Amenitas pada zona 3 juga kurang terbangun dengan baik. Penyusunan Peta Pengelolaan berbasis pariwisata ramah bencana adalah sebaai berikut

5 Sumber : BNPB Gambar V.23 Konsep Pengembangan obyek wisata berbasis pariwisata ramah bencana Keterangan : : Perluasan akses jalan menuju zona aman : Pengembangan homestay Amenitas : Pemindahan Atraksi /Event musiman : Pengembangan aksesabilitas menuju lokasi Atraksi

6 Dari hal hal tersebut di atas rencana Pengelolaan yang mungkin dapat di kembangkan dan di aplikasikan dengan segera adalah sebagai berikut: 1. Memeperlebar akses utama pariwisata menuju zona Mengurangi beban pada zon a 1 dengan berbagai rekaya suapaya zona 2 lebih berkembang 3. Memindahkan Atraksi berkala, seperti Jazz atas awan, Dieng Festival, Festival adat dan budaya pada zona yang aman yaitu zona Memacu pertumbuhan Amenitas seperti homestay,hotel,rumah sakit pada zona Aman (zona 2) 5. Membatasi Akses menuju zona 3, bila ingin menuju zona 3 di perlukan pengawasan atau ijin khusus dari pihak terkait. 6. Pengelolaan dan pembangunan zona 2 di selarasakn dengan rencana mitigasi bencana daerah tujuan wisata dieng. b. Kesimpulan Dari hasil pengamatan di atas di ketahui bahwa zona 3 merupakan zona dengan tingkat bahaya tinggi pada semua aspek. Dan zona 2 zona hanya tingi pada objek kawah sileri, objek lainnya terbukti cukup aman. Sementara zona 1 merupakan zona terpadat dengan analisis cukup aman namun tetap menyimpan potensi bahaya. Peta pengambangan obyek geowisata Dieng merupakan peta kombinasi dari Peta mitigasi bencana dan peta perubahan dan Pengelolaan Kawasan zona 2 sebagai zona Aman. Pada

7 peta Pengelolaan peran zona 1 sebagai zona utama tidak di hilangkan, hanya di peringan dengan melebarkan beban yang ada pada zona 1 menuju zona 2. Perubahan yang mungkin dan mudah dapat di lakukan adalah sebagai mana tersebut di atas, diantaranya perluasan Akses utama, Rekomendasi pemindahan acara yang bersifat musiman serta Pengelolaan akses baru dan Amenitas baru seperti homestay, hotel dan pusat kesehatan. Bila perluasan dan Pengelolaan obyek wisata dapat di lakukan pada zona 2 paling tidak hal tersebut dapat memperkecil resiko munculnya korban pada kejadian bencana alam. Beberapa hal yang dapat di tarik dari hasil penelitian ini adalah : 1. Dataran tinggi Dieng adalah Kawasan yang menarik sebagai obyek wisata baik alam maupun budayanya. 2. Potensi bencana yang telah di petakan pada desa Dieng Kulon, menunjukkan bahwa ada obyek-obyek denan resiko tinggi untuk di kunjungi. 3. Dari hasil pengamatan di dapat hasil yang cukup menarik dimana zona 2 berada di antara zona 1 yang kurang aman dan zona 3 yang relatif Tinggi potensi bahayanya 4. Dari hasil observasi lapangan zona 1 adalah zona dengan kelengkapan pendukung wisata yang terlengkap diantara 2 zona lainnya, Amenitas,rumah makan,homestay dan penginapan yang berkembang hanya ada pada zona 1 5. Hasil Observasi lapangan mengenai potensi bahaya/bencana pada tiap zona menunjukkan hasil yang tidak terlalu berbeda dengan data sekunder, hal tersebut menunjukkan bahwa data primer selaras dengan data sekunder.

8 6. Kawah sikidang merupakan satu satunya kawah aktifpada Dataran tinggi Dieng yang tidak terdeteksi gas beracun maupun masuk peta KRB.