BAB I PENDAHULUAN. Kesenjangan pendapatan masih merupakan isu kebijakan publik yang penting

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesenjangan pendapatan masih merupakan isu kebijakan publik yang penting karena banyak negara yang mengalami peningkatan ketimpangan pendapatan. Pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan kemakmuran suatu bangsa tidaklah cukup hanya diukur dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun juga harus mampu memperbaiki taraf hidup masyarakat khususnya memperbaiki taraf hidup mereka yang miskin. Pembangunan tidak hanya berkepentingan dengan kenaikan pendapatan, tetapi juga berkepentingan dengan intensitas Kesenjangan pendapatan yang dapat menjamin terwujudnya pemerataan pendapatan, dengan mengurangi kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin. Pemahaman mengenai masalah kesenjangan pendapatan penting dilakukan dengan melihat pola hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesenjangan pendapatan.menurut Gunar Myrdal dalam Waluyo (2004), proses pembangunan ekonomi yang berlangsung di tiap negara menghasilkan hubungan sirkuler yang menyebabkan si kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin. Backwash effect (dampak balik) cenderung lebih besar daripada spread effect (dampak sebar). Penelitian-penelitian tentang hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesenjangan sebenarnya sudah lama dilakukan. Kajian-kajian teoritis maupun empiris tentang kesenjangan meluas setelah Kuznets dalam Todaro dan Smith (2006) mengemukakan konjungsi teoritis hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan 1

2 kesenjangan pendapatan. Ia meneliti kesenjangan di berbagai negara secara crosssectional dan menemukan pola U terbalik. Kuznets menyimpulkan bahwa pendapatan rata-rata perkapita pada awal perkembangan negara masih rendah, dan tingkat kesenjangan juga rendah. Ketika pendapatan rata- rata perkapita naik, maka kesenjangan juga meningkat. Kemudian ketika pendapatan rata-rata perkapita naik lebih tinggi, maka kesenjangan akan turun kembali. Observasi inilah yang kemudian dikenal secara luas sebagai konsep kurva U-terbalik, karena perubahan longitudinal (time-series) dalam Kesenjangan pendapatan tampak seperti kurva U-terbalik (. Dimana ketidakmerataan pendapatan itu akan menurun seiring dengan peningkatan GNP per kapita pada tahap pembangunan selanjutnya (Kuncoro, 2006). Coll (2013) merangkum beberapa penelitian yang berkaitan dengan hubungan antara pertimbuhan ekonomi dan kesenjangan pendapatan secara umum dapat dibagi menjadi empat posisi utama: (1) studi yang menegaskan hubungan negatif (Alesina dan Rodrik, 1994; Clarke, 1995; Perotti, 1993; Alesina dan Perotti, 1996; Persson dan Tabellini, 1994; De la Croix dan Doepke, 2003; Josten, 2003; Ahituv dan Moav, 2003; Viaene dan zilcha, 2003; Josten, 2004; Castelló-Climent, 2004; Knowles, 2005; Davis, 2007;. Pede et al, 2009). (2) studi yang menemukan adanya hubungan positif (Partridge, 1997; Forbes, 2000; Li dan Zou, 1998; Nahum, 2005) (3) studi yang mengusulkan adanya perubahan tanda dalam hubungan nonlinear (Barro, 2000; Banerjee dan Duflo, 2003; Pagano, 2004; Voitchovsky, 2005; Bengoa dan Sanchez-Robles, 2005; Barro, 2008; Castelló-Climent, 2010).(4) serta kelompok yang tidak menemukan korelasi sama sekali (Lee dan Roemer, 1998; Castelló dan Domenech, 2002; Panizza, 2002) Dari hasil penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi kontradiksi hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesenjangan. Sampai sekarangpun kejelasan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesenjangan pendapatan 2

3 masih kontroversial (Wagstaff, 2005) sehingga perdebatan tentang hubungan tersebut masih terjadi. Masalah tersebut mengisyaratkan perlunya pengkajian lebih lanjut pola hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesenjangan pendapatan (Kanbur, 2005). Fenomena mengenai kesenjangan pendapatan juga terjadi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat sejak tahun 2000 namun pertumbuhan tersebut tidak diikuti dengan pemerataan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh 40% golongan menengah dan 20% golongan terkaya (Efendi, 2007). Sebanyak 40% kelompok penduduk berpendapatan terendah makin tersisih. Kelompok penduduk ini hanya menikmati porsi pertumbuhan ekonomi 19,2% pada 2006, makin mengecil dari 20,92% pada Sebaliknya, 20% kelompok penduduk terkaya makin menikmati pertumbuhan ekonomi dari 42,19% menjadi 45,72% (Mudrajad Kuncoro, 2007). Pemerintah Indonesia mulai menyadari mengenai pentingnya pemerataan pendapatan dengan dicanangkannya permasalahan tersebut mulai dalam trilogi pembangunan pada tahun Pemerintah memprioritaskan pemerataan hasil pembangunan dengan harapan masalah kesenjangan dapat diatasi, baik kesenjangan antar daerah, antar kelompok, maupun antar sektor. Hasil menunjukkan bahwa apa yang diharapkan belum terwujud. Indonesia masih termasuk negara dengan tingkatkesenjangan pendapatan moderat dan cenderung meningkat (Gambar 1.1). 3

4 Gambar 1.1 menunjukkan bahwa sampai tahun 2013 pertumbuhan ekonomi cenderung fluktuatuf dari tahun ke tahun dengan kisaran 5,7 persen sampai dengan 6,4 persen. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini diikuti dengan tingkat kesenjangan pendapatan yang juga turun naik (diukur dengan Indeks Gini). Indeks Gini terendah adalah pada tahun 2008 sebesar 0,350 dan tertinggi adalah pada tahun2013 sebesar 0,413 atau semakin meningkat ketidakmerataan yang terjadi. Dari sisi lapangan usaha, sektor industri telah menjadi semakin besar dan saat ini sudah menjadi kontributor terbesar dalam perekonomian Indonesia. Tingkat pertumbuhan yang tinggi pada berbagai industri akan menimbulkan dampak pembangunan kepada kegiatan-kegiatan ekonomi lain yang terkait (trickle down effect). Tingkat pertumbuhan yang tinggi tersebut menimbulkan kesenjangan pendapatan pada masyarakat (social gap) karena yang menikmati keuntungan tersebut hanya sebagian kecil masyarakat saja 4

5 (Tiktik S. Partomo, 2008). Selain itu permasalahan kesenjangan pertumbuhan antar daerah juga terjadi terutama antara daerah Jawa dan luar Jawa. Hal ini wajar karena jumlah industri besar dan sedang, 80 persen berada di Jawa sehingga menciptakan nilai tambah (value added) terbesar pula (Bambang Heru, 2009). Sifat industrinya juga relatif berbeda. Industri di Jawa lebih bersifat basis impor (walaupun tidak seluruhnya), sedangkan di luar Jawa relatif lebih berbasis sumber daya alam. Struktur pertumbuhan ekonomi merupakan perimbangan pertumbuhan output antar sektor yang membentuk ekonomi nasional. Ketidakseimbangan pertumbuhan output antar sektor ekonomi menimbulkan kesenjangan antar sektor dalam bentuk ketidakseimbangan pendapatan perkapita atau perpekerja antara sektor yang satu dengan sektor lain (kesenjangan sektoral dapat diukur dengan L- Indekss (Sritua Arif, 1993 dalam Basukianto, 2009). Sektor ekonomi mana yang pertumbuhannya paling dominan, apakah sektor industri, pertanian atau yang lain, akan menentukan struktur pertumbuhan ekonomi. Secara khusus Obyek penelitian difokuskan di pulau Lombok Provinsi NTB. Adapun dasar penentuan sebagai objek penelitian disebabkan hal sebagai berikut : 1. Secara geografis Provinsi NTB terdiri dari dua Pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Idealnya penelitian dilakukan meliputi Pulau Sumbawa, namun karena beberapa halangan sehingga penelitian ini difokuskan di Pulau Lombok untuk memudahkan penelitian. 2. Provinsi NTB mendapatkan Penghargaan MDGs Award 2014 dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai Provinsi Terbaik Pertama kategori Provinsi dengan Laju Pencapaian MDGs Terbaik

6 1.2 Rumusan Masalah. Atas dasar latar belakang di atas maka persoalan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kesenjangan pendapatan di Pulau Lombok pada periode Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesenjangan pendapatan di Pulau Lombok Provinsi NTB pada periode ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian. Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kesenjangan pendapatan di Pulau Lombok Provinsi NTB periode tahun Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesenjangan pendapatan di Pulau Lombok Provinsi NTB pada periode tahun , guna membuktikan kontradiksi pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesenjangan pendapatan. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada semua pihak antara lain: 1. Pengambil Kebijakan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi-informasi yang berguna untuk memahami hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesenjangan pendapatan, sehingga dengan memahami pola hubungan tersebut dapat merumuskan perencanaan pembangunan yang menekankan pada pemerataan pendapatan. 6

7 2. Pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan pengembangan pengetahuan lebih lanjut dan dapat digunakan sebagai perbandingan untuk kasus-kasus serupa yaitu kesenjangan pendapatan. 7