BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Komunisme adalah ideologi dan gerakan yang bersifat internasional.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Komunisme adalah ideologi dan gerakan yang bersifat internasional."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komunisme adalah ideologi dan gerakan yang bersifat internasional. Komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi yaitu tanah, tenaga kerja, dan modal yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Komunisme ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekonomi. 1 Menurut ideologi Komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan bangsa. Ideologi Komunis bertentangan dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan falsafah negara Indonesia. 2 Semua negara yang beraliran komunisme memiliki kecenderungan menerapkan sifat-sifat yang bertentangan dengan Pancasila. Gerakan Partai Komunis di negara Komunis mempunyai kencenderungan mengikuti partai negara induk 3 dalam menjalankan strategi politiknya. Daya tarik komunisme tidak terletak dalam bentuk masyarakat yang telah dibangun oleh kaum komunis dalam negara-negara mereka, melainkan dalam 1 Soegiarso Soerojo, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai, (Jakarta : Intermassa, 1988), hlm 26 2 Saleh as ad Djamhari dkk, 2009, Komunisme Di Indonesia Jilid I Perkembangan Gerakan Dan Pengkhianatan Komunisme di Indonesia ( ), (Jakarta : Pusjarah TNI), hlm Partai Induk Komunis dunia adalah Uni Soviet (sekarang Rusia) yang mencetuskan ide komunis dari ajaran Karl Marx yang kemudian dikembangkan oleh Lenin (pemimpin pertama Rusia di era Komunis). (diakses tanggal 19 Juni 2015 pukul 19:15) 1

2 2 daya tarik ideologi mereka, dalam Marxisme-Leninisme. Marxisme-Leninisme memperlihatkan diri sebagai ideologi yang bercita-citakan tinggi, menjanjikan kepada manusia pemenuhan keinginannya akan di dunia dalam bentuk masyarakat tanpa kelas, mengajak untuk angkat senjata melawan penghisapan, kemiskinan, ketidakadilan, memaklumkan kesamaan dan persaudaraan. 4 Marxisme-Leninisme di Rusia dan Cina mencapai prestasi-prestasi teknis dan ekonomis yang mengagumkan dalam waktu singkat. Marxisme-Leninisme menawarkan diri sebagai ideologi buat negara-negara yang sedang berkembang untuk dapat maju sampai kelingkungan negara-negara yang paling berkuasa di dunia, dan atas kekuatannya sendiri. Marxisme-Leninisme memenuhi kebutuhan manusia akan suatu ideologi yang kuat, yang bisa menjadi pegangan buat hidupnya. 5 Ada beberapa negara Komunis di dunia, yang terkenal diantaranya adalah Uni Soviet (Rusia), China, dan Kuba. Komunis di negara negara di dunia mempunyai perbedaan dalam penerapan di negara masing-masing penganutnya. Komunisme di Moskow dipimpin oleh Vladimir Lenin. 6 Komunisme versi Moskow (Uni Soviet) menitikberatkan pada kepentingan komintern sesuai hasil Kongres Internasional III Partai Komunis tahun Hasil komintern tersebut berisi kepentingan internasional harus di atas kepentingan nasional. Komunisme versi Moskow berfokus pada kepentingan dan hak hak buruh. Moskow tetap ingin mempertahankan kepemimpinannya dalam dunia Komunisme/ Marxisme, 4 Ngismatul Khoeriyah, 2014, Perbandingan Pemikiran Tan Malaka dengan D.N. Aidit tentang Komunisme, Skripsi UMP, hlm Ibid. 6 Vladimir Lenin adalah pemimpin pertama Rusia yang bearliran komunis. Lenin adalah tokoh yang mengadakan revolusi di Rusia dan menjadikan Rusia menjadi negara Komunis. (diakses tanggal 19 Juni 2015 pukul 20:00)

3 3 karena menganggap dirinya adalah sebagai sumber dan pendidik Komunisme/ Marxisme. 7 Komunisme/ Marxisme versi Cuba, di bawah pimpinan Fidel Castro 8 atas dasar pengalaman-pengalamannya yang pahit atas tindakan/janji-janji Soviet dan RRC, maka tidak mengikuti garis politik Soviet dan keluar dari Komintern. 9 Komunisme Cuba dalam sistem sosialnya diatur berdasarkan pola-pola Komunisme/ Marxisme- Leninisme di Amerika Latin. Komunisme di Republik Rakyat Cina (RRC) berdasarkan atas ajaran atau strategi Mao Ze Dong 10 yang dikembangkan berdasarkan kondisi khas RRC. Ciri khas daripada strategi dan taktis gerakan Komunis Cina adalah bersumber pada gerakan kaum buruh seperti Rusia. Gerakan Komunis RRC tidak saja dilakukan di dalam negerinya, tetapi juga dilancarkan ekspansi di luar negeri dari Asia sampai Afrika. Campur tangan RRC di dalam segala konflik di negara-negara terutama Asia didasarkan atas pola Komunisme/Marxisme-Leninisme-Stalinisme yang tidak mengenal jalan damai dengan berbagai macam aliran dalam aliran komunis. 11 Komunisme di Indonesia diwakili oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada dasarnya, gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak berbeda dengan 7 Saleh as ad Djamhari dkk., Op Cit, hlm 33 8 Fidel castro adalah Presiden Kuba sejak 1976 hingga Castro tampil sebagai sekretaris pertama Partai Komunis Kuba (Communist Party of Cuba) pada tahun 1965 dan mentransformasikan Kuba ke dalam republik sosialis satu-partai. (diakses tanggal 19 Juni 2015 pukul 19:15) 9 Saleh as ad Djamhari dkk., Op Cit, hlm Mao Ze Dong adalah seorang tokoh filsuf dan pendiri negara Republik Rakyat Tiongkok. Ia adalah salah satu tokoh terpenting dalam sejarah modern Tiongkok. Mao adalah pemimpin Komunis di Tiongkok. (diakses tanggal 18 Juni 2015 pukul 16:50) 11 Saleh as ad Djamhari dkk., Op Cit, hlm 34

4 4 berbagai kegiatan organisasi komunis di negara-negara komunis lainnya. Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan sebuah organisasi yang memiliki ideologi komunis pertama yang berdiri di Asia. 12 Pengaruhnya di dalam masyarakat lapisan bawah pun cukup besar, terutama karena propaganda PKI yang bergerak untuk memperjuangkan kepentingan rakyat lapisan paling bawah, yakni petani. Gerakan yang dilakukan PKI merupakan rangkaian dari kegiatan Komunis internasional yang dipimpin Uni Soviet. 13 PKI dalam menjalankan sistem komunis yang berorientasi internasional, PKI berkiblat ke Moscow, yang menyebabkan PKI menyesuaikan strategi yang diterapkan di Indonesia dengan merujuk pada gerakan partai komunis di Uni Soviet. Hal tersebut terlihat ketika soviet menerapkan garis Dimitrov 14 yang mengubah strategi dari keras ke lunak yang diikuti oleh Aidit di Indonesia dengan berkerjasama dengan kelompok borjuis nasional. Pecahnya Revolusi Oktober di Rusia 15 tahun 1917 sangat berpengaruh pada Indonesia. Lahirnya PKI dan perkembangannya tidaklah dapat dipisahkan dari pengaruh kemenangan Revolusi Oktober tersebut. Kemenangan Revolusi 12 Suratmin, Kronik Peristiwa Madiun PKI 1948, (Yogyakarta : Mata Padi Presindo, 2012), hlm 2 13 Ibid. 14 Pada Agustus 1935, Georgi Dimitrov, sekjend Komintern (komunis internasional) yang baru, mengajukan taktik baru bagi gerakan komunis. Garis Dimitrov menghendaki sebuah front persatuan yang luas dalam melawan kebangkitan fasisme. Sebagai konsekuensinya, garis Dimitrov tersebut memungkinkan kaum komunis bekerjasama dengan partai-partai dan pemerintahan borjuis dalam melawan fasisme. (diakses tanggal 17 Juni 2015 pukul 07:20) 15 Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berakhir sampai keruntuhannya pada Gerakan tersebut dipimpin oleh Vladimir Lennin. (diakses tanggal 19 Juni 2015 pukul 19:15)

5 5 Oktober Besar di Rusia itu telah membangkitkan kesadaran Rakyat-Rakyat jajahan. Revolusi Oktober, memberi keyakinan kepada Rakyat Indonesia, bahwa imperialisme Belanda pasti dapat digulingkan, dan rakyat Indonesia akan dapat mendirikan negara Indonesia yang bebas dan merdeka. 16 Partai Komunis Indonesia lahir dalam zaman imperialisme 17, sesudah di Indonesia ada kelas buruh, sesudah di Indonesia berdiri serikat - serikat buruh. Lahirnya Partai Komunis Indonesia (PKI) bukanlah suatu hal yang kebetulan, melainkan suatu hal yang sesuai dengan perkembangan sejarah, suatu hal yang wajar. Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah anak zaman yang lahir pada waktunya. Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam perjalanan perpolitikan di Indonesia selalu mengubah strategi politik mereka untuk menuju panggung kekuasaan. Seperti dikemukakan oleh Arnold C. Brackman dalam papernya pedoman dasar komunisme, bahwa: Pada momen tertentu komunis mengikuti suatu strategi kanan atau kiri. Strategi kanan (Right Strategy) merangkul dengan taktis kaum borjuis, kerjasama dengan musuh masyarakat, dan kolaborasi dengan imperialis, jika perlu. Strategi tersebut menampilkan sikap kompromi, negosiasi, dan konsiliasi. Secara berlebihan, strategi kanan tersebut bisa berganti menjadi apa yang orang digambarkan oleh komunis sebagai revisionism. 18 Strategi kiri dilakukan PKI adalah dengan menggunakan sikap kasar, antikompromi, suka huru-hara, perselisihan, dan penentang. Selain itu PKI suka 16 Alimin, Analysis, (Jogjakarta : Adminitrasi Madjalah Bintang Merah, 1947), hlm Imperialisme adalah ekspansi politik untuk menguasai negara asing. Bisa juga disebut sebagai penaklukan negara lain dengan berbagai cara. (diakses tanggal 29 Juni 2015 pukul 17:09) 18 Arnold C Brackman, Cornell Paper : Di Balik Kolapnya PKI, (Yoyakarta : elstreba, 2000), hlm 7-8

6 6 menimbulkan kekerasan dalam skala kecil maupun besar. Pendeknya, strategi kiri menyukai konfrontasi dan kekerasan. 19 PKI dalam menerapkan strategi dalam perpolitikan di Indonesia selalu berubah-ubah di setiap zaman, strategi yang menarik adalah strategi kiri dan kanan yang diterapkan PKI pada tahun 1950, kedua strategi PKI, baik strategi kiri maupun strategi kanan bertujuan untuk menarik kembali simpati rakyat setelah PKI melakukan pemberontakan, dan mencoba mencapai kekuasaannya di Indonesia hal tersebut terlihat jelas setelah PKI melakukan pemberontakan 1926, dan pemberontakan Strategi tersebut mencapai puncak kejayaan ketika PKI di bawah D.N Aidit. PKI dalam perjalanannya melakukan beberapa pemberontakan. Pemberontakan PKI Tahun 1926 mengalami kegagalan dan langsung dimusnahkan oleh kolonial. 20 PKI kembali melakukan Pemberontakan di tahun 1948, tapi pemberontakan PKI tahun 1948 juga kembali gagal. Tahun 1950 PKI mulai bangkit kembali dengan mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah tokoh muda D.N. Aidit, dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil oleh Presiden Soekarno. Pada tahun 1951, Aidit berhasil menjadi pemimpin PKI. 21 Keberhasilan Aidit tidak lepas dari apa yang dilihat dan dirasakan Aidit pada masa kecilnya yaitu penindasan terhadap kaum buruh di dekat rumahnya. Pengetahuan dan perasaan Aidit terhadap kaum buruh membentuk kepribadian Aidit menjadi seorang yang pada akhirnya nanti ingin memperjuangkan hak-hak para buruh dan 19 Ibid. 20 Suratmin, Op Cit., hlm Imam Soedjono, Yang Berlawanan Membongkar Tabir Pemalsuan Sejarah PKI, (Yogyakarta : Resist Book, 2006), Hlm 268

7 7 petani. PKI massa Aidit dikenal sebagai partai yang berjuang untuk rakyat kecil. Langkah-langkah yang digunakan Aidit pada awalnya adalah memperkuat PKI di dalam parlemen dan memperbesar jumlah anggotanya sehingga PKI menjadi partai yang diperhitungkan di Indonesia pada tahun 1955an. Strategi Aidit mendapat kritik dari sesepuh Alimin 22 sesepuh PKI dan tentangan dari lawanlawannya terutama Angkatan Darat. Untuk mempermulus jalannya, Aidit mulai mendekati Sukarno dengan membuat front persatuan nasional dan terbukti gerakan tersebut berhasil mendongkrak citra PKI di masyarakat. Pemasalahan Pemikiran, Peran, dan strategi yang diterapkan oleh D.N Aidit selaku ketua PKI dalam memperoleh kekuasaannya di Indonesia sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam. Hal tersebut terjadi pada pemilu Pada kurun waktu tersebut Aidit berhasil menjadikan PKI sukses meraih posisi 4 besar pada pemilu tahun Keberhasilan tersebut membuktikan bahwa setelah Pemilu tahun 1955 PKI makin diterima di masyarakat dan berhasil menjadi salah satu partai terbesar yang ada di Indonesia pada masanya. D.N Aidit terkenal dengan kepemimpinannya yang tegas dan suka merubah-rubah strategi. Setiap keputusan-keputusan yang Aidit buat dalam partai pun selalu ditaati dan dihormati anggota PKI yang lainnya, karena Aidit disegani oleh kawan-kawannya. Aidit beretekad menjalankan PKI dengan konsep jalan baru Alimin adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia serta tokoh komunis Indonesia. Berdasarkan SK Presiden No. 163 Tahun 1964 tertanggal , Alimin tercatat sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. (Diakses tanggal 23 Juni 2015 pukul 21:00) 23 C.S.T Kansil, Inti Pengetahuan Pemilihan Umum, (Jakarta : Pradnya Paramita, 1974), hlm Imam Soedjono, Op Cit, hlm 268

8 8 Aidit melakukan sebuah rencana yang dikemudian dikenal sebagai Gerakan 30 September PKI yang telah menewaskan 7 korban perwira Angkatan Darat. Kesalahan strategi dan rencana dalam peritiwa G 30S membuat Aidit dan PKInya dihancurkan oleh kekuatan militer Angkatan Darat yang sejak semula tidak suka dengan PKI. Kemudian nasib Aidit pun berakhir di tangan perwira Angkatan Darat yang menghukum matinya. Kehancuran Aidit dimulai pada saat dia merubah strategi kanannya menjadi strategi kiri. Perubahan strategi tersebut karena Aidit sadar bahwa tidak mungkin Presiden Sukarno akan melindunginya lebih lama lagi karena kondisinya yang sakit dan umurnya yang sudah tua. Oleh karena banyak hal-hal yang menarik tentang D.N Aidit dan PKI, kemudian dijadikan dasar oleh penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai sepak terjang kepemimpinan serta peran besar D.N Aidit yang menjadikan PKI salah satu Partai yang disegani dengan pada masa di Indonesia. Dengan demikian penulis memilih untuk mengangkat judul Pemikiran D.N Aidit Di Bidang Politik, Ekonomi, Dan Budaya Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana D.N Aidit menerima Ajaran Komunis dalam hidupnya? 2. Bagaimana Pemikiran-pemikiran D.N Aidit di Bidang Politik, Ekonomi, dan Budaya di Indonesia tahun ? 3. Apa dampak Pemikiran D.N Aidit di Bidang Politik, Ekonomi, dan Budaya di Indonesia tahun ?

9 9 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk Mengetahui D.N Aidit menerima ajaran komunis dalam hidupnya. 2. Untuk mengetahui Pemikiran-Pemikiran D.N Aidit di Bidang Politik, Ekonomi, dan Budaya Indonesia antara tahun Untuk Mengetahui dampak Pemikiran D.N Aidit di Bidang Politik, Ekonomi, dan Budaya di Indonesia antara tahun D. Manfaat Penelitian Adanya penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat, baik teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran sumbangan pengetahuan dan wawasan yang luas tentang peran dan pemikiran dalam berbagai bidang Pemimpin PKI generasi ketiga D.N Aidit di Indonesia pada tahun Manfaat Praktis Penelitian tersebut diharapkan dapat menambah dan melengkapi kajian pengetahuan dalam ilmu sejarah, terutama tentang Pengetahuan mengenai tokoh PKI D.N Aidit di periode Manfaat Akademis Penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi bagi penulis lain yang ingin menulis dengan tema yang sama. Memberikan pengetahuan tentang penyebaran Komunis di Indonesia tahun

10 10 E. Tinjauan Pustaka Buku Menempuh Jalan Rakyat tahun 1952 Karya D.N Aidit Menempuh jalan rakyat adalah pemikiran Aidit yang disampaikannya dalam pidato tanggal 26 Mei Buku tersebut merupakan kritik dan evaluasi Aidit terhadap perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang kolonialisme. Semangat anti imperialiame yang ditunjukkan dapat dimanfaatkan untuk memperkaya khasanah pemikiran dalam rangka menghadapi neo imperialisme. Buku tersebut sangat cocok untuk referensi penulis dalam penulisan skripsi berjudul Pemikiran D.N Aidit Dalam Bidang Politik, Ekonomi, Dan Budaya Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun Buku Sastra dan Seni tahun 1964 Karya D.N Aidit. Dalam buku tersebut dijelaskan pandangan Aidit mengenai sastra dan seni di Indonesia. Aidit dalam buku tersebut menjelaskan pentingnya sastra dan seni dalam membentuk Kepribadian Nasional Indonesia dan dalam buku tersebut menjelaskan pula tentang organisasi Lekra yang merupakan organisasi kebudayaan milik PKI yang salah satu pendirinya adalah D.N Aidit Sehingga buku tersebut bisa dijadikan referensi untuk penulis dalam penyusunan skripsi. Buku Kaum Tani Mengganyang Setan Setan Desa 1964 Karya D.N Aidit berisi tentang hasil riset penelitian tentang keadaan tani dan gerakan kaum tani di Jawa Barat. Buku tersebut membahas tentang peranan kaum tani untuk melakukan gerakan gerakan melawan tauan tuan tanah demi melaksankan Undang undang Pokok Agraria. Sehingga buku tersebut bisa dijadikan referensi untuk penulis dalam penyusunan skripsi.

11 11 Buku Gerakan 30 September Pelaku, Pahlawan, dan Petualang catatan Julius Pour diterbitkan oleh Kompas tahun 2010 dalam buku tersebut Julious Pour memberikan fakta fakta gerakan 30 September, dalam buku tersebut ada cerita tentang tokoh tokoh PKI seperti Aidit, Njoto, Untung, Heroe, sampai Omar Dani, selain tokoh PKI ada AD seperti Soeharto, nasution dan Sarwo Edhi Wibowo, serta ada pula kisah Presiden Soekarno di peristiwa G 30S. Buku yang ditulis oleh Peter Edman (2007) yang berjudul Komunisme Ala Aidit: Kisah Partai Komunis Indonesia di Bawah Kepemimpinan D.N. Aidit Buku yang menyoroti latar belakang D.N. Aidit sebagi tokoh komunis yang keberadaannya sering disamarkan dan tentang partai komunis yang pernah berjaya di Indonesia. Skripsi berjudul, Gerakan Partai Komunis Indonesia: Strategi Partai Dalam Mencapai Kekuasaan Politik Di Indonesia ( ), karya Ami Abdullah Fahmi, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia yang menjelaskan tentang strategi dari Partai Komunis Indonesia tahun , skripsi tersebut begitu rinci menjelaskan tentang strategi Partai Komunis Indonesia, selain itu skripsi tersebut tidak terdapat pengaruh dari strategi politik yang diterapkan pada masa itu sedangkan skripsi penulis membahas tentang strategi dan juga pengaruh strategi poltik tersebut, tapi tidak menutup kemungkinan skripsi tersebut dijadikan referensi bagi penulis Skripsi berjudul Perbandingan Pemikiran Tan Malaka dengan D.N. Aidit tentang Komunisme karya Ngismatul Khoeriyah tahun 2014, Skripsi Universitas Muhamadiyah Palangkaraya yang berisi tentang pemikiran Tokoh partai Komunis D.N Aidit dengan Tan Malaka soal pandangan strategi yang digunakan partai

12 12 komunis di Indonesia, menurut Aidit Indonesia harus dijadikan negara komunis karena ideologi komunis cocok bagi Indonesia, sedangkan menurut Tan Malaka Komunis di Indonesia dijadikan sebagai pendukung pancasila. Skripsi tersebut sedikit membahas tentang pemikiran politik Aidit tapi tidak lengkap, sedangkan skripsi penulis tidak hanya membahas pemikiran politik Aidit saja tetapi juga pemikiran dalam Bidang Ekonomi, dan Budaya. F. Metode Penelitian Suatu penelitian ilmiah perlu didukung dengan metode agar apa yang dibuat dan dikerjakan masuk dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. Metode sejarah memerlukan beberapa tahapan yang harus dilakukan agar hasil dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Metode juga erat kaitannya dengan prosedur, proses atau teknik yang sistematis untuk melakukan penelitian disiplin tertentu. Hal itu bertujuan agar mendapat objek penelitian. 25 Memahami peristiwa-peristiwa pada masa lampau sebagai fakta sejarah masih memerlukan tahapan proses. Penelitian sejarah menggunakan pandangan yang didasarkan pada metode sejarah. Metode sejarah merupakan metode kegiatan mungumpulkan, menguji, dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, kemudian merekonstruksi data-data yang diperoleh tersebut sehingga menghasilkan suatu historiografi (penulisan sejarah). 26 Metode sejarah memiliki empat tahapan, yaitu : heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. 25 Suhartono W. Pranoto., Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm Louis Gottshalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: Universitas Indonesia Press 1986), hlm. 32.

13 13 1. Heuristik Tahapan heuristik adalah tahapan pencarian, penemuan, pengumpulan sumber atau data-data yang diperlukan. Penelitian dan penulisan skripsi tersebut menggunakan metode pengumpulan sumber melalui studi dokumen (arsip) dan studi pustaka. Adapun sumber- sumber yang digunakan dalam penelitian sejarah dibedakan menjadi dua yaitu: a. Studi Dokumen Fokus penelitian dan penulisan skripsi tersebut adalah peristiwa yang sudah lampau, maka salah satu sumber yang digunakan adalah sumber arsip. Studi tersebut menggunakan arsip karena dalam metode disiplin sejarah, posisi arsip sebagai sumber sejarah menempati kedudukan yang tertinggi dibanding sumber lainnya, dan bisa dikatakan sebagai sumber primer (Primary sources). Dalam tahap tersebut, arsip-arsip yang diperoleh antara lain : Arsip Dokumen tentang hasil kongres PKI ke V dari Harian Bintang Merah edisi bulan Februari-Maret 1954, Dokumen tentang hasil kongres PKI VI Harian Bintang Merah Edisi bulan September 1959, dan Dokumen tentang hasil kongres PKI VII Harian Bintang Merah edisi bulan April 1962 yang didapat dari Int. Institut Sec. Gesehlendenis Amsterdam yang bisa di download di Surat Kabar Harian Rakyat, serta surat kabar Angkatan Bersenjata tanggal 17 April 1966 yang berasal dari Monumen Pers Solo. Arsip tentang kebijaksanaan PKI dewasa ini yang berasal dari ANRI, Arsip tentang Pengakuan pelaku penculikan G 30S koleksi Pusat Sejarah TNI.

14 14 b. Studi Pustaka Studi pustaka ialah teknik pengumpulan data dengan menggunakan literatur dan referensi sebagai bahan informasi untuk mendapatkan teori dan data sekunder yang baru sebagai pelengkap data yang tidak dapat diperoleh melalui studi dokumen pada sumber data penelitian. Sumber studi pustaka berupa buku, majalah dan situs yang berkaitan dengan masalah penelitian, kemudian membaca, menyeleksi, menelaah dan mengolahnya untuk dituliskan ke dalam bentuk penulisan skripsi. Studi pustaka dilakukan di Perpustakaan Prodi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret. 2. Kritik Sumber Tahapan kritik sumber yaitu usaha mencari keotentikan data yang diperoleh melalui kritik intern maupun ekstern. 27 Hal itu dilakukan dengan tujuan mencari kebenaran dari sumber-sumber sejarah yang terkumpul setelah sebelumya diklasifikasi sesuai dengan tujuan penelitian dan penulisan skripsi a. Kritik Intern Kritik intern dilakukan untuk mencari kevalidan dari isi sumber. Sehingga nantinya dapat ditentukan layak tidaknya isi sumber tersebut untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Pengujian terhadap aspek isi dari sumber sangat menentukan agar nantinya diperoleh data-data yang terpercaya. Data data yang diperoleh bisa melalui arsip dokumen dokumen kongres Partai komunis Indonesia (PKI) yaitu kongres ke V, VI, VII maupun buku buku tentang komunis karya D.N 27 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 58.

15 15 Aidit maupun buku yang ada di perpustakaan Prodi Sejarah maupun perpustakaan pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Kritik Ekstern Kritik Ekstern digunakan untuk mencari keabsahan sumber atau otentitas. Kritik eksternal tersebut dimaksudkan sebagai kritik atas asal-usul dari sumber dan suatu pemeriksaan keaslian atas sumber sejarah apakah sumber itu telah diubah atau tidak Interpretasi Interpretasi merupakan cara menentukan maksud saling berhubungan fakta-fakta yang diperoleh setelah terkumpul sejumlah informasi mengenai peristiwa sejarah yang diteliti. Suatu peristiwa agar menjadi kisah sejarah yang baik maka perlu diinterpretasikan berbagai fakta yang lepas satu dengan yang lainya harus dirangkaikan atau dihubungkan sehingga membentuk satu kesatuan bermakna. Dalam proses interpretasi tidak semua fakta dapat dimasukan tetapi harus di pilih mana yang relevan dengan gambaran cerita yang akan di susun. Dalam tahap tersebut, digunakan pendekatan interdisipliner yaitu bentuk pendekatan dalam penelitian sejarah yang menggunakan bantuan disiplin ilmu lain dengan tujuan mempertajam analisis. Beberapa ilmu yang digunakan sebagai ilmu bantu dalam pembahasan tersebut yaitu diantaranya budaya (Antropologi) dan sosiologi Sjamsuddin, H. Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm.

16 16 4. Historiografi Historiografi, yaitu suatu proses penulisan data penyajian sejarah sebagai kisah. 29 Tahapan historiografi yaitu tahapan terakhir dari serangkaian tahapan, mulai dari tahap heuristik, kritik sumber, intepretasi sampai pada tahap penulisan sejarah. Penulisan sejarah dihasilkan melalui pemikiran kritis dan analisis dari fakta-fakta yang telah disusun melalui proses pengujian dan penelitian terhadap sumber-sumber sejarah, yang kemudian disajikan menjadi sebuah tulisan sejarah berupa skripsi. G. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan ini adalah : Pada Bab I di bagian Pendahuluan berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Pada Bab II tersebut menjelaskan tentang bagaimana latar belakang kehidupan tokoh pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) generasi ketiga D.N Aidit dari masa kecil, masa remaja, kisah cinta hingga sampai karir perpolitikannnya di indonesia mulai masa sebelum kemerdekaan sampai tahun Pada Bab III tersebut menjelaskan mengenai Pemikiran D.N Aidit diantaranya, Pemikiran di bidang Politik membahas pemikiran Aidit tahun di pemilu 1955 dan pemikiran Aidit tahun , Pemikiran di bidang Ekonomi memuat pemikiran Aidit mengenai reforma Agraria dan pemikiran 29 Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Kontemporer, (Jakarta: Balai Pustaka 1978), hlm 36

17 17 mengenai Koperasi, dan Pemikiran bidang Budaya tentang Seni yang berkepribadian Nasional. Pada Bab IV tersebut dijelaskan mengenai Dampak dari pemikiran D.N Aidit di Indonesia dalam bidang Politik membahas PKI masuk dalam 4 besar di pemilu 1955 serta peristiwa G 30S, bidang Ekonomi membahas kesengsaraan masyarakat tani di desa serta berdirinya koperasi kapitalis dan bidang Budaya menjelaskan tentang terbentuknya Lekra yaitu Lembaga Kebudayaan Rakyat serta kesadaran solidaritas masyarakat. Pada Bab V tersebut berisi kesimpulan. Bab tersebut merupakan rangkuman jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam penelitian.

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ami Abdullah Fahmi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ami Abdullah Fahmi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terbentuknya sebuah negara pada esensinya adalah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama oleh sekelompok orang. Begitupun yang terjadi di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946, dua jenis sistem pers muncul di Nusantara (Lee, 1971:35). Pertama, terdiri dari surat kabar-surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasakom merupakan hasil buah pikiran Presiden Soekarno yang dijadikannya sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi atas dampak peristiwa Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri (1750-1850). Para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara Aidit tentang Komunisme di Indonesia. Dari judul tersebut, maka penulis mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak dibentuk oleh kepentingan-kepentingan untuk menjawab tantangan dari realita Perang Dingin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komunis di Indonesia mengalami perubahan yang garis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komunis di Indonesia mengalami perubahan yang garis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan komunis di Indonesia mengalami perubahan yang garis politiknya. Pada masa awal berdiri, PKI bernama Indische Sociaal Democratische Vereeninging

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang 168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Sosialisme di China Tahun , maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi

BAB V KESIMPULAN. Sosialisme di China Tahun , maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Pemikiran Mao Tse Tung Dalam Menanamkan Sosialisme di China Tahun 1935-1976, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi pedagogis sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda adalah Rot Wit dan Victory yang dibentuk oleh pemerintah kolonial.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda adalah Rot Wit dan Victory yang dibentuk oleh pemerintah kolonial. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persepakbolaan di Indonesia mulai berkembang setelah diperkenalkan oleh pemerintah Belanda pada akhir abad ke 19. Klub sepakbola pertama di Hindia Belanda adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan 122 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan Aidit tentang komunisme di Indonesia, maka penulis menyusun kesimpulan. Adapun Kesimpulan yang dapat ditarik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Soekarno tampil dihadapan peserta sidang dengan pidato

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Nama : Rizqon Sadida NIM : 11.11.5381 Kelompok : E Program Studi : Strata 1 (S1) Jurusan Dosen : Teknologi Informatika : Abidarin Rosidi, Dr, M.M.A ABSTRAKSI.

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kedaulatan suatu negara dapat dilihat dari sejauh mana negara tersebut memiliki hubungan bilateral dengan negara lainnya untuk menjalin kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Munculnya berbagai perkumpulan atau organisasi berlandaskan pendidikan dan politik bertugas untuk mensejahterakan bangsa Indonesia terutama di bidang pendidikan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dengan judul skripsi Peranan Polisi Pengawas Aliran Masyarakat Ditengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada akhir abad XIX kaum pelajar Indonesia jumlahnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada akhir abad XIX kaum pelajar Indonesia jumlahnya sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia pada akhir abad XIX kaum pelajar Indonesia jumlahnya sangat sedikit. Disamping itu kaum pelajar sebagian besar masih banyak berfikir feodal. Karena politik

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soetan Sjahrir merupakan tokoh yang kontroversial pada masa itu, ia mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikirannya sering kali berbeda dengan tokoh perjuangan

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001) hal 44. Universitas Indonesia. 1 S.Suroso, Asal Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris (Jakarta : Pustaka Pena,

BAB I PENDAHULUAN. 2001) hal 44. Universitas Indonesia. 1 S.Suroso, Asal Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris (Jakarta : Pustaka Pena, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kemenangan Partai Komunis Cina (PKC) dan berdirinya Republik Rakyat Cina (Cina) pada tahun 1949, Cina secara resmi menggunakan ideologi sosialis-komunis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasca revolusi. Revolusi Indonesia yang juga dikenal sebagai revolusi nasional

BAB I PENDAHULUAN. pasca revolusi. Revolusi Indonesia yang juga dikenal sebagai revolusi nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi Indonesia, umumnya dipahami sebagai perubahan radikal dalam kehidupan bermasyarakat. Ini terlihat dari perubahan struktur sosial masyarakat pasca revolusi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia

Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia http://www.bergelora.com/opini-wawancara/artikel/2096-warisan-bung-karno-untuk-rakyat-indonesia.html Minggu, 14 Juni 2015 Presiden RI, Soekarno (Ist) Ditengah

Lebih terperinci

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA.

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MPRS DAN MPR RI BERDASARKAN KETETAPAN MPR RI NO I/MPR/2003 PASAL 2 DAN PASAL 4 35 36 PASAL 2 KETETAPAN MPR RI NO I/MPR/2003 37 38 MAJELIS PERMUSYAWARATAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Kelas/Semester : X1/2 Standar : 2. Menganalisis Perkembangan bangsa sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan Pendudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PENILAIAN KRITIS MARHAENISME TERHADAP KAPITALISME DI INDONESIA SKRIPSI. Oleh: Rahmat Churniawan NIM

SEJARAH DAN PENILAIAN KRITIS MARHAENISME TERHADAP KAPITALISME DI INDONESIA SKRIPSI. Oleh: Rahmat Churniawan NIM SEJARAH DAN PENILAIAN KRITIS MARHAENISME TERHADAP KAPITALISME DI INDONESIA SKRIPSI Oleh: Rahmat Churniawan NIM 060210302181 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori marxism This diagram from 1867 perfectly illustrates the inherent genius within the capitalist system and how it is indestructible: it has a strong base built on

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. BAB I PEDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. Kemajuan negara Cina tentu tidak terjadi begitu saja, ada suatu proses yang cukup panjang untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pembahasan mengenai metodologi penelitian yang digunakan penulis mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga penulisan laporan penelitian. Dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ungkapan modernisasi sangat sulit didefinisikan karena mempunyai cakupan yang sangat luas dan selalu berganti mengikuti perkembangan zaman sehingga pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

Gerwani dan Tragedi 1965

Gerwani dan Tragedi 1965 http://news.detik.com/read/2013/09/30/154108/2373384/10/sejarah-gerwis-dan-munculnya-gerwani?nd772204btr Senin, 30/09/2013 15:41 WIB Gerwani dan Tragedi 1965 Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani Idham

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketegangan politik terjadi di India menjelang kemerdekaanya dari Inggris dalam periode 1935-, yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik komunal antara dua golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk akhirnya dicapai setelah lebih dahulu mengalami proses perekaman. Adapun perekaman gambar mulai

Lebih terperinci