BAB IV DESIGN DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV DESIGN DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB IV DESIGN DAN ANALISA Pada bab ini penulis hendak menampilkan desain turbin air secara keseluruhan mulai dari profil sudu, perhitungan dan pengecekan kekuatan bagian-bagian utama dari desain turbin air mikro hidro seperti poros transmisi, bantalan tirus/kerucut, kerangka/penyangga, dan lengan penyangga sudu turbin. Turbin arus direncanakan akan mampu menggerakan generator AC untuk menghasilkan daya listrik maksimal watt atau 30 Kw. Gambar.1 Desain Turbin Mikro Hidro 5

2 6 Gambar.2 Design Turbin Mikro Hidro Tanpa Pipa.1. Desain Profil Sudu dan Analisa Perhitungan Sudu Dalam menentukan bentuk dan dimensi sudu turbin, penulis mengacu pada sudut masuk aliran, sudut buang aliran dan ketinggian air sehingga sudu turbin yang terbentuk mampu memutar poros dan menggerakkan generator. Gambar.3 Profil Sudu Turbin Mikro Hidro

3 7 Bentuk sudu datar sering digunakan pada pembangkit listrik mikro hidro terutama di pedesaan atau perumahan. Hal tersebut dikarenakan mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik yang diproduksi oleh pemerintah. Sistem pemasangan sudu turbin ini pun tergolong mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan ketelitian. Akan tetapi sudu turbin datar memiliki kelemahan yang cukup besar pengaruhnya pada putaran poros turbin. Sudu turbin datar menghasilkan daya dorong balik yang jauh lebih besar pada saat menggerakkan poros turbin jika dibandingkan dengan sudut sudu memilin (pelintir). Hal tersebut terjadi karena sudut buang sudu sama dengan sudut masuk sudu. Sudut sudu semacam ini tidak mampu menghasilkan putaran yang maksimal karena laju aliran dan daya air tidak dapat dimanfaatkan secara efisien. Turbin air yang menggunakan sudu turbin datar pada dasarnya mengikuti prinsip kerja turbin pelton dimana air yang mengalir ke sudu turbin hanya pada satu sisi saja. Hal tersebut dimaksutkan untuk menjaga agar arah turbin berputar sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan untuk turbin dengan bentuk sudu memilin (pelintir) banyak digunakan pada turbin kaplan yang mana jumlah dari sudu turbin biasanya hanya sedikit dan arah air yang masuk ke sudu turbin tidak hanya berasal dari satu sisi saja melainkan ke seluruh sudu turbin sehingga semua sudu mampu memanfaatkan laju aliran air pada waktu yang bersamaan. Bentuk sudu turbin memilin (pelintir) dihasilkan dari 2 sudut yang berbeda yaitu sudut masuk sudu dan sudut keluaran sudu. Sudut masuk sudu (1) lebih besar daripada sudut keluar sudu (2), hal tersebut dimaksutkan agar kecepatan air yang masuk lebih besar daripada kecepatan air yang keluar. Hal tersebut menyebabkan daya keluaran air (W2) akan jauh lebih besar daripada daya masuk air (W1) ke sudu. Dengan demikian

4 8 laju aliran air akan dapat dimanfaatkan secara efisien dan menyebabkan poros mampu berputar secara maksimal. Profil sudu memilin (pelintir) inilah yang dipilih untuk mendesain sebuah turbin mikro hidro dengan prinsip kerja seperti turbin kaplan. Dengan memanfaatkan ketinggian (head) pipa yang mengaliri air dan jatuh dari ketinggian tertentu akibat adanya gaya gravitasi kemudian menekan sudu untuk menggerakkan turbin. Ukuran sudu telah ditentukan sesuai dengan diameter dalam pipa standard. Sudu tersebut akan terpasang pada shaft yang terkunci dengan bentukan bertingkat pada bagian bawah sudu atau biasa disebut pemasangan model christmas tree. Apabila dilihat desain sudu pada kondisi terpasang adalah sebagai berikut : Gambar. Detail sudut sudu turbin mikro hidro Sudut yang dihasilkan pada kondisi terpasang yaitu 1 0 untuk sudut masuk dan 2 0 untuk sudut keluaran. Sudut inilah yang akan memutar poros turbin pada saat air membentur sudu turbin. Perhitungan putaran sudu pada pipa berdiameter 17,5 inches

5 9 dan daya yang direncanakan sebesar watt atau 30 Kw dengan ketinggian pipa pengarah ke sudu turbine sebesar 7,133 m. Penyajian data sebagai berikut : 1. Diameter Pipa = 17,5 inches = 0,5 m 2. Daya Terencana (Pt) = watt atau 30 Kw 3. Putaran Generator yang dibutuhkan (Nt) = 1000 rpm. Ketinggian pipa pengarah ke sudu turbine = 7,133 m 5. Diameter luar Sudu (D 1 ) = 0,5 m 6. Diameter dalam Sudu (D 2 ) = 0,306 m Perhitungan : 1. Kecepatan Aliran Air ; C (m/det) 2. Luas Penampang Pipa; A (m 2 ) 3. Kapasitas Air yang Mengalir ; V V = A. C V = 0,155 m 2 x 11,83 m/s V = 1,83 m 3 /s

6 50 Setelah mengetahui kecepatan air didalam pipa yang tertutup dan kapasitas air yang mengalir didalamnya pada ketinggian 7,133 m, putaran yang diharapkan sebesar 1000 Rpm serta diameter lingkar luar (D1) dari sudu turbin yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,5 m, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan kecepatan tangensial (u 1 ) pada sudu turbin diameter lingkar luar saat berputar.. Kecepatan Tangensial pada diameter lingkar luar sudu turbin; u 1 (m/s) Nilai dari kecepatan tangensial tersebut harus dibagi dengan kecepatan aliran pada pipa yang masuk ke sudu turbin, sehingga diperoleh sebagai berikut : 5. u 1 = 23,3 / 11,83 (C) = 1,97 m/s Berdasarkan diagram hubungan antara kecepatan spesifik n q dalam menit dengan ukuran-ukuran utama dalam menentukan desain turbin kaplan diperoleh data sebagai berikut : Kecepatan Spesifik (n q ) = 20 s Kecepatan Tangensial pada diameter lingkar dalam sudu turbin saat berputar (u N ) = 0,78 x 11,83 (dikalikan dengan kecepatan aliran pada pipa tertutup) sehingga hasilnya diperoleh sebesar 9,23 m/s Kecepatan meridian (c m ) pengarah = 0,38 x 11,83 =,50 m/s

7 51 Dari ketentuan dimensi maka luas penampang pada sudu turbin yang bekerja dan kecepatan meridian c 2m = c 2 pada bagian keluar turbin dan yaitu sebesar 6. Luas Penampang Pipa; A (m 2 ) m 2 7. Kecepatan meridian c 2m = c 2 (m/s)! "! #! "!! "! 8. Randemen Turbin ; T & $ % #' $ % $ % $ % Dengan c u2 = 0 karena c 2 adalah pengeluaran yang tegak lurus maka kecepatan masuk bias (c u1), sebagai berikut :

8 52 9. Kecepatan Masuk Bias ; c u1! ( $ % )*+*,)*+*! ( -.! ( -! (! ( m/s Dengan demikian bentuk dari sudu turbin dapat digambarkan melalui bagan segitiga kecepatan. Bagan tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu sudut sudu dibagian diameter dalam (D 2 ), sudut sudu bagian tengah (D m ), Sudut sudu bagian luar (D 1 ). Bagan Segitiga Kecepatan tergambar sebagai berikut : 1. Bagan Segitiga Kecepatan bagian dalam (D 2 ) u N 1 2 C 2 C 1 W 2 3 W 1 C U2 x Dari perhitungan sebelumnya diketahui nilai dari u N dan C 2 sebagai berikut : u N = 9,23 m/s C 2 2 m = C 2 = 22,32 m/s

9 53 Maka besarnya nilai-nilai yang lain dapat dihitung sebagai berikut : a) Sudut keluaran pada diameter dalam sudu ; 2 /01. /01 / b) Daya keluar pada diameter dalam sudu ; W c) Kecepatan Keluar Bias Tangensial ; c u2! ( $ %.! (! (! ( m/s d) Kecepatan Masuk Sudu ; c 1!! -! (! -

10 5! 8! Untuk mendapatkan nilai W1 dan 1, perlu adanya nilai bantuan yaitu nilai x dan 3, yang mana nilai x tersebut diperoleh dari hasil pengurangan u N dengan c U2, sebagai berikut : e) Nilai Variabel x x = u N c U2 x = 9,23 1,7 x = 7,86 m/s f) Sudut bantu ; 3 /01 9! /01 9 / g) Sudut Masuk sudu pada diameter dalam sudu ; 1 1 = = ,5 0 1 = 71,6 0 h) Daya masuk pada diameter dalam sudu ; W

11 55 2. Bagan Segitiga Kecepatan bagian tengah (D m ) U rats-rsta 1 2 C 2 C 1 3 W 2 W 1 C U2 x Dari perhitungan sebelumnya diketahui nilai dari u rata-rata dan C 2 sebagai berikut : U rata-rata = 16,265 m/s C 2 2 m = C 2 = 22,32 m/s Maka besarnya nilai-nilai yang lain dapat dihitung sebagai berikut : a) Sudut keluaran pada diameter dalam sudu ; 2 /01 )*+*,)*+* /01 / b) Daya keluar pada diameter dalam sudu ; W 2 31

12 c) Kecepatan Keluar Bias Tangensial ; c u2! ( $ % )*+*,)*+*! (! (! ( m/s d) Kecepatan Masuk Sudu ; c 1!! -! (! -!! Untuk mendapatkan nilai W1 dan 1, perlu adanya nilai bantuan yaitu nilai x dan 3, yang mana nilai x tersebut diperoleh dari hasil pengurangan u rata-rata dengan c U2, sebagai berikut : e) Nilai Variabel x x = u rata-rata c U2 x = 16,265 0,990 x = 15,275 m/s

13 57 f) Sudut bantu ; 3 /01 9! /01 9 / g) Sudut Masuk sudu pada diameter dalam sudu ; 1 1 = = , = 55,61 0 h) Daya masuk pada diameter dalam sudu ; W Bagan Segitiga Kecepatan bagian luar (D 1 ) U C 2 C 1 W 2 3 W 1 C U2 x

14 58 Dari perhitungan sebelumnya diketahui nilai dari u rata-rata dan C 2 sebagai berikut : U 1 = 23,30 m/s C 2 2 m = C 2 = 22,32 m/s Maka besarnya nilai-nilai yang lain dapat dihitung sebagai berikut : a) Sudut keluaran pada diameter dalam sudu ; 2 /01 /01 / b) Daya keluar pada diameter dalam sudu ; W c) Kecepatan Keluar Bias Tangensial ; c u2! ( $ %! (! (! ( m/s

15 59 d) Kecepatan Masuk Sudu ; c 1!! -! (! -!! Untuk mendapatkan nilai W1 dan 1, perlu adanya nilai bantuan yaitu nilai x dan 3, yang mana nilai x tersebut diperoleh dari hasil pengurangan u rata-rata dengan c U2, sebagai berikut : e) Nilai Variabel x x = u 1 c U2 x = 23,30 0,691 x = 22,609 m/s f) Sudut bantu ; 3 /01 9! /01 9 / g) Sudut Masuk sudu pada diameter dalam sudu ; 1 1 = = , =,63 0

16 60 h) Daya masuk pada diameter dalam sudu ; W Akhirnya bagan bentuk profil sudu jalan bisa dibuat sketsanya. Pada masingmasing bagian sudu yaitu dalam, tengah, dan luar terdapat sudut sudu 1 dan 2 yang besar. Pada sudut sudu bagian dalam, kelengkungannya adalah lebih besar daripada dengan pertambahan jaraknya keluar. Makin keluar bentuk profil makin menjadi ramping. Pada leher poros sendiri bila berdasarkan ilmu kekuatan, profil memang sudah memerlukan penampang yang lebih besar. Semua sudu bentuknya adalah memilin (plintir)..2. Perhitungan Poros Transmisi dan Bantalan Kerucut Poros transmisi berupa poros berlubang vertikal yang disanggah oleh dua buah bantalan tirus / kerucut yang terbuat dari bahan besi baja Fe. 90 (St 50) didesain agar mampu menahan gaya arus (Fa), torsi untuk mengatasi putaran generator dan gaya aksial lainnya. Diagram benda bebas untuk poros transmisi dan beban yang diterimanya ditampilkan pada gambar berikut ini dengan bantalan berada pada titik A dan B.

17 61 F aksial F radial Bantalan 1 Bantalan 2 Gambar.5 Posisi bantalan terpasang Spesifikasi daya yang akan dihasilkan generator AC yang digunakan adalah 30 Kw pada putaran 1000 Rpm. Agar aman untuk digunakan maka poros transmisi harus mampu menahan tegangan tekan (σd) dan tegangan puntir akibat beban sudu, daya air dan torsi (T) generator pembangkit listrik sebagai berikut. 1. σ B, kekuatan tarik MPa = Sf 1, Sf 2 faktor keamanan dinamis = 6 dan 3 Sf 1 = faktor keamanan yang bergantung kepada jenis bahan Sf 2 = faktor keamanan yang bergantung pada bentuk poros (harga 1,3-3,0) 3. Diameter rata-rata sudu turbin ; D M : - : -

18 62 : :. Jumlah Keseluruhan Lebar Sudu ; B ; ; ; ; 5. Gaya aksial yang terjadi pada sudu turbin ; Fa <0= ' : ; <0= > <0 <0 A0/0BA 6. Tegangan Tekan yang bekerja pada poros ; d d = CD E d = F2FG 22H d Pa d MPa 7. Tegangan Tekan yang diijinkan ; a a = σ B / (Sf1 x Sf2) a = 50 / (6 x 3)

19 63 a = 2,78 MPa Dengan demikian Tegangan Tekan yang terjadi pada poros (d) < daripada tegangan tekan yang diijinkan (a ) sehingga poros akan mampu menahan gaya aksial. Sedangkan untuk Tegangan Puntir yang dialami poros berasal dari beban radial. Beban Radial ini yang juga akan diterima oleh bearing. Oleh karena itu perhitungannya sebagai berikut : 1. Gaya Tangensial yang terjadi pada sudu ; T I : ; " ' ( ( I I kg m/s 2 = N atau 1,8 kn 2. Momen Inersia (m ) untuk penampang lingkaran solid ; J J = JKLM 9 J = JK2HM 9 J = 0, Tegangan Geser Poros ; p %KN p = 2KL O p = H2FPK2Q 2K2H O p = ,60 Pa p = 6,9 MPa

20 6. Tegangan Geser Poros yang diijinkan ; pi pi = RS%TU*VU*V"*+T)W*XY*VULWWZWV[*VK\ N pi = 2222K222229]]P 2Q pi = 35,595 MPa 5. Torsi yang dihasilkan oleh poros ; Tp p = %^N \ ,60 = %^2Q Tp = 319,8 Nm 6. Kecepatan Radial Generator = KJK. _2 = KJK222 _2 = 10,72 rad/d 2 7. Torsi yang dibutuhkan generator; Tg Tg = ` a Tg = P] Tg = 286,8 Nm 8. Faktor Keamanan Poros

21 65 Faktor keamanan poros dihitung berdasarkan tegangan geser yang terjadi dengan tegangan geser yang diijinkan yaitu sebagai berikut (pi x Sf2) : C b x K t x p Dimana : C b (Faktor koreksi untuk lenturan) : Terjadi pembebanan lentur C b = 1,2 2,3 Tidak terjadi pembebanan lentur C b = 1,0 K t (Faktor koreksi untuk puntiran) : Faktor Pembebanan K t Beban dikenakan secara halus 1,0 Terjadi sedikit kejutan / tumbukan 1,0 1,5 Beban dikenakan kejutan / tumbukan besar 1,5 3,0 Sehingga perhitungan faktor keamanan poros yaitu sebagai berikut (pi x Sf2) : (C b x K t x p) 35,595 x 3 : 2,0 x 3,0 x 6,9 106,785 > 1, Faktor keamanan tersebut menunjukkan bahwa faktor dari bahan (tegangan yang diizinkan dan faktor keamanan bahan) lebih besar dibandingkan faktor-faktor gaya yang terjadi pada konstruksi poros tersebut sehingga dapat dikatakan bahan aman. Selain itu juga, Torsi yang dihasilkan pada pembangkit ini (Tp) > Torsi yang dibutuhkan oleh generator (Tg). Dengan demikian turbin mampu memutar generator dan membangkitkan energi listrik sebesar 30000Watt atau 30 kw. Langkah selanjutnya yang penting dalam analisa desain pembangkit listrik tenaga mikro hidro ini adalah pemilihan jenis bantalan. Dalam hal ini terdapat 2 gaya yang

22 66 bekerja yaitu gaya tangensial dan gaya gesar aksial, oleh karena itu bantalan yang hendak digunakan yaitu menggunakan bantalan tipe Axial-Radial cylindrical roller bearing. Bantalan tersebut mampu menahan beban radial dan aksial dari turbin dengan standard spesifikasi yang telah ditentukan. Spesifikasi bantalan sebagai berikut : d D H C B = 180 mm = 250 mm = 2 mm = 22 mm = 26 mm C, beban dinamis = 95 kn Co, beban statis = 200 kn Putaran maksimal = 2600 rpm Gambar.6 Bantalan aksial radial Setelah mendapatkan besarnya gaya aksial dan radial yang terjadi, maka dapat menghitung beban ekuivalen, sebagai berikut : Perhitungan gaya aksial yang terjadi pada bantalan 1 yaitu sebagai berikut bc d <0 e - e - e e BA Gaya aksial pada bantalan 1

23 67 b< d e -e < -e e BA Gaya aksial pada bantalan 2 Perhitungan gaya tangensial yang terjadi pada bantalan 1 yaitu sebagai berikut bc d <f e - e - e e BA Gaya tangensial pada bantalan 1 b< d e -e < -e e BA Gaya tangensial pada bantalan 2 Faktor kecepatan fn dihitung dari jumlah putaran yaitu sebagai berikut i fn = g 999 h O V i fn = g 999 h O 222 fn = 0,321 Faktor umur dihitung dari faktor kecepatan, beban dinamis, dan beban ekuivalen, sebagai berikut : fh = fn Ǹ

24 68 fh = 0,321 PFQ222 9Q. fh = 7,2 pada Bantalan 1 fh = fn Ǹ fh = 0,321 PFQ222 P_Q. fh = 31,71 pada Bantalan 2 Umur nominal Lh dihitung dari faktor umur yaitu sebagai berikut : Lh = 500 x fh 3 Lh = 500 x 7,2 3 Lh = jam pada Bantalan 1 Lh = 500 x fh 3 Lh = 500 x 31,71 3 Lh = 2x10 10 jam pada Bantalan 2.3. Perhitungan Kerangka Dalam hal ini, bagian yang perlu diperhatikan dalam perhitungan yaitu support plate yang tersambung dengan pipa. Selain itu juga yang perlu diperhitungkan selanjutnya yaitu support shaft yang menumpu support plate dengan base plate. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

25 69 Support Plate Support Shaft Gambar.7 Posisi Support Plate dan Support Shaft terpasang Tampak pada gambar diatas bahwa support plate merupakan bagian yang tersambung sekaligus menahan beban pipa sepanjang 22 m. Dalam hal ini gaya tekan yang berasal dari gaya aksial diperhitungkan berdasarkan hanya pada berat pipa saja. Perhitungannya sebagai berikut : 1. Data spesifikasi Support Plate sebagai berikut : OD (Outside Diameter) ID (Inside Diameter) Tebal Plate = 0,650 m = 0,7 m = 0,02 m Jenis Material = ST 50 Berat Jenis Material = 7900 kg/m 3 2. Data Spesifikasi Pipa sebagai berikut : OD (Outside Diameter) ID (Inside Diameter) Wall Thickness Jenis Material = 18 inches = 17,5 inches = 0,250 inches = Standard

26 70 Berat Material = 7,390 (lbs/ft) 3. Perhitungan Berat pipa dengan panjang 7,133 m 7,133 m = 22,966 ft 7,390 lbs = 21,96 kg Panjang 22 m = 21,96 x 22,966 = 93,68 kg. Perhitungan Berat Support Plate m = Volume x Berat Jenis m = (( x R 1 2 )- ( x R 2 2 )) x t x 7900 m = (( x 0,325 2 )- ( x 0, )) x 0,02 x 7900 m = 27,65 kg 5. Gaya aksial yang diterima oleh Support Plate sebesar Fa = m x g Fa = 93,68 x 9,81 Fa = 83 N 9. Tegangan Tekan yang bekerja pada Support Plate ; d d = CD E d = PHP9G 2]Q d Pa d MPa 10. Tegangan Tekan yang diijinkan ; a a = σ B / (Sf1 x Sf2) a a = 50 / (6 x 3) a = 2,78 MPa

27 71 karena d < a, maka Support Plate mampu menahan gaya aksial atau beban pipa, sehingga aman untuk digunakan. Sedangkan untuk total gaya aksial atau beban yang diterima oleh support shaft yaitu sebagai berikut 1. Gaya aksial yang diterima Support Shaft Fa = (m (support plate) x g) + (m (pipa) x g) Fa = (27,65 x 9,81) + (93,68 x 9,81) Fa = 511,25 N 2. Luas Penampang support shaft yang berjumlah 6 A = x R 2 x 6 A = x 0,02 2 x 6 A = 0,0075 m 2 3. Tegangan Tekan yang bekerja pada support shaft ; d d = CD E d = QPQ 222]QP d = ,1 Pa d = 0,68 MPa. Tegangan Tekan yang diijinkan ; a a = σ B / (Sf1 x Sf2) a a = 50 / (6 x 3) a = 2,78 MPa karena d < a, maka Support Shaft mampu menahan gaya aksial atau beban pipa dan support plate, sehingga aman untuk digunakan.

28 72.. Rekapitulasi Data Hasil Perhitungan Data Nilai Keterangan Data Terencana 1. Diameter Pipa : 0,5 m 2. Daya Terencana : 30 kw 3. Putaran Generator : 1000 rpm. Ketinggian Pipa : 7,133 m 5. Diameter Dalam Sudu : 0,306 m 6. Diameter Tengah Sudu : 0,375 m 7. Diameter Luar Sudu : 0,5 m Sudu Turbin 1. Kecepatan Aliran Air : 11,83 m/s 2. Kapasitas Air : 1,83 m 3 /s 3. Randemen Turbin : 0,23 Segitiga Kecepatan Bagian Dalam 1. Sudut Masuk Sudu : 71, Sudut Keluar Sudu : 67, Kecepatan Masuk Relatif : 23,5 m/s. Kecepatan Keluar Relatif : 2,15 m/s Segitiga Kecepatan Bagian Tengah 1. Sudut Masuk Sudu : 55, Sudut Keluar Sudu : 53, Kecepatan Masuk Relatif : 27,0 m/s. Kecepatan Keluar Relatif : 27,62 m/s Segitiga Kecepatan Bagian Luar 1. Sudut Masuk Sudu :, Sudut Keluar Sudu : 3, Kecepatan Masuk Relatif : 31,77 m/s. Kecepatan Keluar Relatif : 32,27 m/s Poros 1. Gaya Aksial : 1,3 kn 2. Tegangan Tekan : 0,016 MPa 3. Gaya Tangensial : 1,8 kn. Tegangan Geser : 6,9 MPa 5. Torsi : 319,8 Nm Bantalan Aksial Radial 1. Diameter Dalam (d) : 180 mm 2. Diameter Luar (D) : 250 mm 3. Lebar Bantalan (H) : 2 mm. Lebar Bantalan Luar (C) : 22 mm 5. Lebar Bantalan Dalam (B) : 26 mm 6. Beban Dinamis (C) : 95 kn

29 73 7. Beban Statis (Co) : 200 kn 8. Putaran Maksimal : 2600 rpm 9. Beban Aktual pada Bantalan 1 : 2135 N 10. Beban Aktual pada Bantalan 2 : 65 N Dengan demikian perhitungan secara manual untuk analisa perhitungan sudu turbin, kekuatan poros penyangga dan kerangga sudah dapat diketahui dan konstruksi dapat dinyatakan aman untuk digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Akan tetapi untuk mendukung perhitungan secara manual, diperlukan adanya analisis berdasarkan program analisis dari software analisis yang ada. Dalam hal ini, penulis menggunakan software ansys dengan metode fluent sebagai salah satu perbandingan untuk mengetahui tingkat keamanan dan kelayakan terhadap desain pembangkit listrik mikro hidro ini..5. Simulasi Aliran Air Pada Sistem Turbin Mikro Hidro Perhitungan secara manual menentukan bentuk dari sudu turbin dan keseluruhan kerangka dari sistem turbin pembangkit listrik mikro hidro. Keseluruhan bentuk tersebut didesain dengan menggunakan software desain. Dalam hal ini penulis menggunakan software autodesk inventor professional untuk mendesain keseluruhan sistem pembangkit listrik mikro hidro. Akan tetapi, pada bab ini penulis tidak menyajikan keseluruhan desain yang sudah tergambar. Penyajian desain secara detail dan keseluruhan akan disajikan pada bab terlampir. Hasil dari analisis pembangkit listrik tenaga mikro hidro ini bertujuan untuk mengetahui air yang mengalir dari pipa melewati sudu-sudu turbin. Aliran air ini tentunya akan mempengaruhi pergerakan sudu turbin sekaligus akan merubah tipe aliran. Pada bab II telah dijelaskan mengenai pengertian sekaligus perbedaan antara

30 7 aliran laminar dan turbulen. Air yang mengalir dari pipa tertutup melewati sudu turbin akan mengalami perubahan dari aliran laminar menjadi turbulen. Perubahan aliran ini tentunya yang akan mempengaruhi putaran dari poros turbin. Dengan bentuk sudu memilin (plintir) akan mengurangi gaya putaran balik dari akibat adanya perubahan aliran menjadi turbulen. Aliran turbulen terjadi akibat adanya aliran yang membentur sudu turbin pada bagian dalam dengan aliran yang menuju sudu turbin pada bagian tengah dan luar. Aliran turbulen akan lebih besar terjadi apabila terdapat ruang atau celah laju aliran antar sudu turbin. Oleh karena itu, desain dari sudu turbin yang terpasang ke poros penyangga didesain tanpa adanya ruang atau celah laju aliran antar sudu turbin satu ke sudu turbin yang lain. Ruang atau celah laju aliran antar sudu yang dimaksutkan dalam hal ini yaitu pitch atau gang antar sudu. Pitch atau gang antar sudu didesain untuk jarak sedekat mungkin sehingga. Jadi jika dilihat dari sisi aksial, air yang jatuh akan menyentuh seluruh sudu turbin tanpa ada ruang atau celah antar sudu yang menghambat putaran sudu turbin. Ruang atau celah antar sudu yang terlalu besar akan mengakibatkan putaran turbin akan terhambat dan pengaruh yang lebih besar dari pada itu yaitu turbin akan berputar berlawanan arah atau tidak sesuai dengan putaran yang diinginkan. Simulasi pergerakan air yang masuk ke dalam sistem turbin mikro hidro ini berdasarkan program analisis dengan menggunakan software ansys dengan metode Fluent, sebagai berikut :.5.1. Data Input Data masukan untuk proses analisis ini yaitu sebagai berikut : 1. Velocity Magnitude = 11,83 m/s 2. Material = Water-liquid

31 75 3. Density = 998,2002 kg/m 3. Pressure = 6997,73 Pa 5. Velocity = 11,83 m/s 6. Number of iterations = 1000 (pada Run calculation).5.2. Hasil Analisa Hasil analisa yang diperoleh adalah sebagai berikut Gambar.8 Kecepatan aliran air dari pipa yang melewati sudu turbin Aliran air yang mengalir sebelum memasuki sudu turbin merupakan aliran laminar dimana aliran ini bergerak secara lancar. Sedangkan aliran air setelah melewati sudu turbin merupakan tipe aliran turbulen dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain. Keadaan aliran turbulen ini membangkitkan tegangan geser yang merata di seluruh fluida.

32 76 Apabila dilihat pada bagian poros, bagian yang mengalami tekanan terbesar yaitu pada bagian pelor turbin. Pelor turbin berfungsi mengarahkan aliran ke sudu-sudu turbin. Besarnya kecepatan yang mengalir pada pipa setinggi 7,133 m ini yaitu 11,83 m/s. Penggambaran pelor turbin mengalami pressure terbesar seperti pada gambar berikut ini : Gambar.9 Tekanan yang dialami poros penyangga Terlihat pada gambar dimana bagian berwarna merah pada pelor turbin mengalami tekanan yang lebih besar daripada bagian yang lain. Besarnya tekanan yang diterima oleh pelor turbin dari ketinggian air jatuh 7,133 m, sebagai berikut : & ' & & B j

33 77 Tekanan yang diterima oleh pelor turbin secara berulang-ulang ini akan mnyebabkan terjadinya pengikisan material pada pelor turbin. Oleh karena itu, material yang dipilih harus sesuai dan mampu menahan tekanan dari air jatuh semaksimal mungkin.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dasar tentang turbin air Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN Dani Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta E-mail: daniprabowo022@gmail.com Abstrak Perencanaan ini

Lebih terperinci

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah: Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Pembangunan sebuah PLTMH harus memenuhi beberapa kriteria seperti, kapasitas air yang cukup baik dan tempat yang memadai untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN Penulisan ini didasarkan atas survey literatur, serta didukung dengan data perencanaan dengan berdasarkan pertimbangan effisiensi waktu pengerjaan dengan tahapan kegiatan

Lebih terperinci

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan + Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.turbin air dikembangkan pada abad 19

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah... i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... i iv v viii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Manfaat... 2 C. Batasan Masalah... 2 D. Sistematika

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

ANALISA PERANCANGAN TURBIN VORTEX DENGAN CASING BERPENAMPANG SPIRAL DAN LINGKARAN DENGAN 3 VARIASI DIMENSI SUDU

ANALISA PERANCANGAN TURBIN VORTEX DENGAN CASING BERPENAMPANG SPIRAL DAN LINGKARAN DENGAN 3 VARIASI DIMENSI SUDU ANALISA PERANCANGAN TURBIN VORTEX DENGAN CASING BERPENAMPANG SPIRAL DAN LINGKARAN DENGAN 3 VARIASI DIMENSI SUDU SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik INDRA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Turbin Air Secara sederhana turbin air adalah suatu alat penggerak mula dengan air sebagai fluida kerjanya yang berfungsi mengubah energi hidrolik dari aliran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM : PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM ANALISIS DAN SIMULASI VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS YANG DIHASILKAN TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA SUATU PABRIK KARET Oleh : BOBY AZWARDINATA NIM

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Instalasi Turbin Gas Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja berkesinambungan dalam rangka membangkitkan tenaga listrik. Instalasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. engertian Dasar Tentang Turbin Air Kata turbin ditemukan oleh seorang insinyur yang bernama Claude Bourdin pada awal abad 19, yang diambil dari terjemahan bahasa latin dari

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam

Lebih terperinci

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DAYA PUTARAN : 80 HP : 2250 RPM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RUSLI INDRA HARAHAP N I M : 0

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB III ANALISA PERHITUNGAN BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 PERANCANGAN POMPA SUBMERSIBEL UNTUK KEPERLUAN PENYEDIAAN AIR DI ISTANA BUSINESS CENTER MEDAN BERKAPASITAS 19,5 M 3 /JAM DENGAN HEAD TOTAL 42 M SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12 RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DONALD SUPRI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III ETODOLOGI PEELITIA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam mengkaji teoritis kekuatan gear box hand tractor. 3.1 etode Penyelesaian asalah Dalam mengkaji teoritis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

operasional yang kontinyu dengan menggunakan debit yang normal pula.

operasional yang kontinyu dengan menggunakan debit yang normal pula. 2.2 Pengertian Turbin Pelton Turbin ini ditemukan oleh seseorang berkebangsaan Amerika yang namanya melekat sebagai nama turbin ini yaitu Lester Allen Pelton. Penyempumaan yang dilakukan Pelton yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB II LADASAN TEORI

BAB II LADASAN TEORI II-1 BAB II LADASAN TEORI.1. Proses Ekstraksi Proses ekstrasi adalah suatu proses untuk memisahkan campuran beberapa macam zat menjadi komponen komponen yang terpisah. Ekstrasi dapat dilakukan dalam dua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Mikrohidro atau biasa disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m)

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sumber Energi 2.1.1 Energi Potensial Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut Rumus yang dipakai dalam energi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Mikrohidro Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal sejak lama, mulai dengan teknologi sederhana seperti kincir air ( water wheel),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012 PERCOBAAN TURBIN PELTON A. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari pelaksanaan percobaan ini adalah untuk mempelajari prinsip kerja dan karakteristik performance turbin air (pelton). Karakteristik performance turbin

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan Analisa Perhitungan/ 413041-051 BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan Mesin pembersih burry system kerjanya sama dengan mesin bor jenis peluassecara garis besar

Lebih terperinci

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous HYDRO POWER PLANT Prepared by: anonymous PRINSIP DASAR Cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah dengan mengambil air dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk) melalui

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Mesin Cetak Bakso Dibutuhkan mesin cetak bakso dengan kapasitas produksi 250 buah bakso per menit daya listriknya tidak lebih dari 3/4 HP dan ukuran baksonya

Lebih terperinci

= x 125% = 200 x 125 % = 250 Watt

= x 125% = 200 x 125 % = 250 Watt BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan 4.1.1. Dasar Pemilihan Jenis Kincir Angin Kincir angin merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang ramah lingkungan yang dapat dipakai untuk memasok

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM Oleh ARIEF HIDAYAT 21410048 Latar Belakang Jamur Tiram dan Jamur Kuping adalah salah satu jenis jamur kayu, Media yang digunakan oleh para

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Energi Secara global telah diketahui bersama bahwa sumber energi tak terbaharui semakin berkurang keberadaannya maka sudah selayaknya untuk dicari dan digalakan penemuan-penemuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK Jones Victor Tuapetel 1), Diyan Poerwoko 2) 1, 2) Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia E-mail: jvictor_tuapetel@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Mesin Secara keseluruhan mesin kepras tebu tipe rotari terdiri dari beberapa bagian utama yaitu bagian rangka utama, bagian coulter, unit pisau dan transmisi daya (Gambar

Lebih terperinci

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana. Teori Dasar Rodagigi Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari VARIASI JARAK NOZEL TERHADAP PERUAHAN PUTARAN TURIN PELTON Rizki Hario Wicaksono, ST Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ASTRAK Efek jarak nozel terhadap sudu turbin dapat menghasilkan energi terbaik.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin spin coating adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan ke poros hollow melalui pulley dan v-belt untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 31 BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 4.1 MENGHITUNG PUTARAN POROS PISAU Dengan mengetahui putaran pada motor maka dapat ditentukan putaran pada pisau yang dapat diketahui dengan persamaan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA SESSION 8 HYDRO POWER PLANT 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA 6. Kelebihan dan Kekurangan PLTA 1. POTENSI PLTA Teoritis Jumlah potensi tenaga air di permukaan

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM KARYA AKHIR PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM SURANTA GINTING 025202007 KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H DISUSUN OLEH : Yos Hefianto Agung Prastyo 41311010005 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GIBRAN

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GIBRAN Rancang Bangun Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Yang Menggunakan Sudu Diameter 46cm Pada 3 Variasi Jarak Antara Sudu Dan Saluran Keluar SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TRANSMISI RANTAI PADA RODA GIGI MAJU-MUNDUR KENDARAAN MOBIL MINI UNTUK DAERAH PERUMAHAN

TUGAS AKHIR TRANSMISI RANTAI PADA RODA GIGI MAJU-MUNDUR KENDARAAN MOBIL MINI UNTUK DAERAH PERUMAHAN TUGAS AKHIR TRANSMISI RANTAI PADA RODA GIGI MAJU-MUNDUR KENDARAAN MOBIL MINI UNTUK DAERAH PERUMAHAN Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v ABSTRACT... vi INTISARI... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci