menambatkan kapal untuk melakukan bongkar-muat bahan baku, batu bara, pupuk impact, dan pupuk curah. Selain untuk kegiatan impor bahan baku, dermaga

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia Tenggara. Dengan potensi sumber daya alam yang besar, Indonesia berpeluang untuk setidaknya menjadi salah satu negara industri baru di dunia. Pemerintah Indonesia menargetkan pengembangan pada industri pertanian, alat transportasi, dan industri informasi komunikasi sebagai industri masa depan untuk mencapai predikat sebagai negara industri baru di dunia. Keuntungan terbesar datang dari sektor pertanian, Indonesia mempunyai lahan pertanian yang sangat luas dan Indonesia merupakan negara agraris atau negara dengan mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Salah satu usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan untuk mengembangkan industri pertanian adalah dengan cara mendirikan pabrik pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional. Indonesia mempunyai PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang produksi pupuk, petrokimia dan agrokimia, steam (uap panas) dan listrik, pengangkutan dan distribusi, perdagangan serta EPC (Engineering, Procurement and Construction). PIHC sebagai induk perusahaan pupuk di Indonesia mempunyai sejumlah anak perusahaan, salah satunya adalah PT. Petrokimia Gresik yang berlokasi di kabupaten Gresik, Jawa Timur. PT. Petrokimia Gresik merupakan perusahaan pupuk terbesar dan terlengkap di Indonesia. Dengan predikat yang dicapai sebagai salah satu perusahaan besar produsen pupuk, PT. Petrokimia Gresik dituntut untuk memproduksi hasil pupuk dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi. Untuk memproduksi produk jual yang memuaskan konsumen PT. Petrokimia Gresik mengimpor bahan baku dari negara penghasil bahan baku terbaik. Kegiatan impor bahan baku tersebut PT. Petrokimia Gresik mempunyai dermaga khusus yang mempunyai fungsi sebagai bangunan untuk merapat dan 1

2 menambatkan kapal untuk melakukan bongkar-muat bahan baku, batu bara, pupuk impact, dan pupuk curah. Selain untuk kegiatan impor bahan baku, dermaga PT. Petrokimia Gresik juga menggunakan dermaga tersebut untuk proses pengiriman atau distribusi produk pupuk dan non pupuk ke daerah luar Jawa-Bali. Kegiatan bongkar-muat untuk keperluan impor bahan baku dan pendistribusian produk dilakukan dengan intensitas waktu yang tinggi. Itu menyebabkan struktur dermaga menerima gaya yang besar dan beresiko mengalami kerusakan. Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga terdiri dari gaya vertikal dan horizontal. Gaya vertikal meliputi berat sendiri bangunan dermaga, beban hidup, beban peralatan bongkar-muat (crane), dsb. Gaya horizontal dapat dibedakan menjadi meliputi gaya benturan kapal ketika kapal merapat ke dermaga (gaya sandar, berthing forces) dan gaya tambat (mooring forces), yaitu gaya yang ditimbulkan ketika kapal bertambat di dermaga yang disebabkan oleh angin, arus dan gelombang. Perbaikan kerusakan struktur dermaga dilakukan secara rutin dan bertahap. Pada data tahun 2010 dilakukan inspeksi visual struktur dermaga tersebut secara menyeluruh dan ternyata ditemukan kerusakan di beberapa titik struktur seperti pier head, beam dan cross beam dermaga yang masuk dalam kategori kerusakan ringan, sedang, dan berat. Setelah inspeksi tersebut dilakukan maka diputuskan bahwa untuk perbaikan struktur beton bertulang tersebut akan dilakukan secara kontinyu dan bertahap, disesuaikan dengan tingkat kerusakan. Dalam proyek perbaikan dermaga ini digunakan sistem kontrak volume base fixed price. Sebelum tahun 2010 perbaikan telah dilakukan pada 2 tahap, dan pada 2010 dimulai kembali perbaikan dermaga tahap yang ke-3 berdasarkan hasil inspeksi yang telah dilakukan. Akan tetapi ada permasalahan yang terjadi, selama perbaikan ternyata volume yang dianggarkan tidak cukup untuk memperbaiki seluruh kerusakan. Begitupun pada perbaikan tahap 4 yang dilakukan pada tahun 2013, juga mengalami permasalahan yang sama seperti perbaikan tahap-tahap sebelumnya. Hal ini dikarenakan meningkatnya beban yang diterima oleh struktur 2

3 dermaga sebagai akibat dari peningkatan aktifitas sandar kapal pada dermaga tersebut. Kerusakan struktur dermaga yang terjadi mengalami peningkatan berupa bertambahnya titik kerusakan dan peningkatan tingkat kerusakan yang awalnya masuk dalam kategori ringan menjadi kategori kerusakan sedang dan dari awalnya masuk dalam kategori sedang menjadi kategori kerusakan berat. Metode perbaikan pun harus diubah yang pada awalnya seluruh perbaikan dengan cara injeksi/suntikan dan patching, diganti dengan metode grouting untuk perbaikan dermaga PT. Petrokimia Gresik tahap ke 5 ini. Rencana awal pada perbaikan dermaga PT. Petrokimia Gresik tahap 5 ini dilakukan di jetty 1, jetty 2 dan trestel dermaga pada beberapa titik sesuai dengan hasil inspeksi visual tahun Karena adanya peningkatan tingkat kerusakan yang terlalu tinggi, maka perbaikan hanya dilakukan di jetty 2. Perbaikan dilakukan secara menyeluruh di mulai dari pier head nomor 37 pada jetty 2. Pekerjaan perbaikan dermaga ini berdasarkan pada volume yang sudah direncanakan dan disepakati, maka pekerjaan dikatakan berakhir ketika volume pekerjaan yang ada pada kontrak telah terpenuhi, walaupun struktur pier head, cross beam, balok dan pelat lantai pada jetty 2 belum diperbaiki seluruhnya. Perbaikan struktur beton merupakan salah satu usaha untuk mengembalikan bentuk beton ke bentuk semula sesuai dengan dimensi awal atau rekondisi struktur beton bertulang agar masa pelayanannya bertambah. Perbaikan dilakukan pada struktur beton yang sudah mengalami kerusakan yang mengakibatkan kekuatan dari struktur beton tersebut berkurang dan menimbulkan bahaya bagi pengguna infrastruktur. Teknologi yang digunakan pada pekerjaan perbaikan beton bertulang proyek ini adalah cementitious grouting. Cementitious grouting ini sering disebut juga portland cement grouting. Cementitious grouting atau portland cement grouting adalah teknologi yang mempunyai fungsi untuk perbaikan struktur beton bertulang dengan cara pengecoran cement based grout atau perbaikan dengan metode grouting yang berbahan dasar semen dan tambahan air. Portland cement grout merupakan grout dari campuran semen portland, air, dan kerapkali tambahan bahan kimia dan 3

4 mineral aditif. Namun, pada proyek ini bahan grouting yang digunakan sudah siap pakai dan hanya menambahkan air dengan rasio air dan bahan grouting yang sudah disyaratkan oleh pabrik material cement based grout. Metode perbaikan struktur beton bertulang yang digunakan untuk memperbaiki struktur pier head, balok, pelat dan cross beam di dermaga khusus PT. Petrokimia Gresik adalah metode grouting. Metode ini menggunakan mesin pompa agregat yang memadai dan mempunyai tekanan yang cukup yaitu antara 2-3 bar untuk memompa material grouting memenuhi seluruh ruang didalam cetakan yang sudah dibuat untuk mendapatkan hasil pengecoran yang padat dan tidak berongga. Pembukaan cetakan pun bisa dilakukan setelah umur beton 2 hari karena setting time dari material grouting ini lebih cepat dari beton biasa. Beton grouting ini mengalami final setting setelah 9 jam setelah pengecoran. Pada laporan ini, akan membahas aplikasi metode grouting untuk perbaikan beton struktur pada dermaga PT. Petrokimia Gresik dan bagaimana hasil dari pekerjaan perbaikaan tersebut Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai berikut : a. Perbaikan struktur beton bertulang dermaga dilakukan pada struktur pier head, balok (beam), balok melintang (cross beam), dan pelat lantai/dinding. b. Pekerjaan perbaikan struktur dermaga dilakukan menurut data kerusakan hasil inspeksi yang dilakukan Konsultan Pengawas dan tim inspeksi PT. Petrokimia Gresik. c. Material grouting yang digunakan untuk perbaikan beton bertulang adalah material yang diperbolehkan dan memenuhi spesifikasi yang disyaratkan oleh PT. Petrokimia Gresik. d. Perbaikan dengan metode grouting termasuk di dalamnya pekerjaan penambahan tulangan, coating tulangan eksisting dan tulangan baru, dan coating permukaan beton setelah perbaikan. 4

5 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas dapat diambil permasalahan sebagai berikut : a. Kapan menggunakan metode grouting untuk perbaikan struktur beton bertulang? b. Bagaimana metode grouting dilakukan pada perbaikan struktur beton bertulang? c. Bagaimana cara menghitung volume pekerjaan pada perbaikan beton bertulang dengan menggunakan metode grouting? d. Bagaimana solusi perlindungan terhadap korosi pada struktur beton bertulang untuk komponen baja tulangan dan beton setelah dilakukan perbaikan? e. Bagaimana spesifikasi material yang memenuhi syarat sebagai material perbaikan yang digunakan untuk perbaikan struktur dermaga PT. Petrokimia Gresik? 1.4. Metodologi Untuk mencapai tujuan penulisan laporan tugas akhir ini, digunakan beberapa metode pendekatan yaitu : a. Metode Observasi, yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan yang dilakukan di lapangan. b. Studi Pustaka, yaitu dengan cara menggunakan literatur atau referensi lain untuk memperkuat dan memperjelas isi laporan. c. Dokumentasi, yaitu dengan mengambil foto hasil pengamatan terhadap pelaksanaan yang ditemukan di lapangan. d. Metode wawancara, yaitu dengan cara bertanya secara langsung kepada pihak yang terlibat langsung dan juga bertanggung jawab terhadap masalah teknis yang terjadi di lapangan. 5

6 1.5. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui dasar pemilihan metode yang digunakan untuk perbaikan struktur beton bertulang dermaga PT. Petrokimia Gresik. b. Mengetahui dasar pemilihan material perbaikan yang digunakan untuk perbaikan struktur beton bertulang dermaga PT. Petrokimia Gresik. c. Mengetahui bagaimana pelaksanaan grouting dilakukan untuk solusi perbaikan struktur beton dermaga PT. Petrokimia Gresik. d. Mengetahui solusi perlindungan terhadap korosi untuk beton bertulang di lingkungan laut. e. Mengetahui pengujian yang dilakukan pada hasil pekerjaan perbaikan dermaga PT. Petrokimia Gresik Manfaat Laporan ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat yang besar bukan hanya bagi penulis melainkan juga bagi para pembaca dan masyarakat luas, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Memberikan pengetahuan mengenai metode yang dapat dilakukan untuk perbaikan beton. b. Memberikan pengetahuan jenis perbaikan yang akan dilakukan berdasarkan jenis kerusakan yang terjadi pada struktur beton bertulang. c. Memberikan sebuah pemahaman bahwa pentingnya perbaikan struktur beton untuk memperpanjang masa pelayanan bangunan. d. Bagi penulis serta pembaca dapat menjadi sarana pengetahuan, pemahaman dan pendalaman terhadap aplikasi metode grouting untuk perbaikan beton bertulang. e. Bagi dunia pendidikan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian lanjutan pada masalah serupa yang berkaitan dengan perbaikan struktur beton bertulang dengan metode grouting. 6

7 1.7. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir Laporan magang dengan judul Aplikasi Metode Grouting Untuk Pekerjaan Perbaikan Struktur Beton Bertulang di Dermaga PT. Petrokimia Gresik ini terdapat sistematika penulisan yang terdiri dari : a. Bab I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan laporan magang. b. Bab II Tinjauan Pustaka berisi tentang pendapat, tulisan, penelitian ataupun bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yansg akan dilakukan dan dijadikan laporan magang. c. Bab III Manajemen/Organisasi Instansi/Proyek menjelaskan profil singkat mengenai lokasi yang dijadikan sebagai tempat magang. d. Bab IV Pelaksanaan dan Pembahasan berisi tentang tahapan permasalahan yang dibahas dalam laporan yaitu mengenai alasan atau dasar yang dijadikan sebagai penentuan metode untuk digunakan dalam pekerjaan perbaikan dermaga, e. Bab V Kesimpulan dan Saran berisi tentang ulasan kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dalam laporan serta saran yang dapat membangun untuk penulisan laporan selanjutnya. f. Daftar Pustaka memuat referensi yang dijadikan sebagai literatur dalam penulisan laporan. g. Lampiran-lampiran menyertakan surat tugas, gambar-gambar pelaksanaan, gambar-gambar proyek, dan lampiran lain yang mendukung selama proses magang berlangsung. 7