BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah pemukiman penduduk, persawahan, dan perkebunan dengan batas-batas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah pemukiman penduduk, persawahan, dan perkebunan dengan batas-batas"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis Keadaan geografi Desa Limehe Timur berupa dataran yang terdiri atas daerah pemukiman penduduk, persawahan, dan perkebunan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Ilomangga Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. 2. Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo 3. Sebelaha Timur berbatasan dengan desa Limahu kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Ilomangga kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. 2. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk desa Limehe Timur kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo adalah berjumlah jiwa yang terdiri atas 769 KK. Berikut ini akan diuraikan kadaan penduduk. 46

2 47 Tabel 1: Keadaan Penduduk Desa Limehe Timur tahun 2012 No. Nama Dusun Jumlah Kepala Keluarga Jumlah Jiwa 1. Dusun Buoyo 149 KK 522 Jiwa 2. Dusun Bitila 208 KK 782 Jiwa 3. Dusun Lintalo 146 KK 544 Jiwa 4. Dusun Bulontunge 167 KK 602 Jiwa 5. Dusun Helumo 99 KK 374 Jiwa Jumlah 769 KK 2862 Jiwa Sumber data : 3. Kondisi Sosial Budaya Profil Desa Limehe Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Kondisi sosial budaya Desa Limehe Timur mencakup kesejahteraan sosial, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian seperti pada tabel berikut : Tabel 2: Kondisi Sosial Budaya Desa Limehe Timur Tahun 2012 No. Uraian Jumlah 1 Mata Pencaharian 1. Buruh tani 2. Petani 3. Pedagang Ikan 4. Tukang kayu 5. Penjahit 6. PNS 7. Nelayan 8. Pensiunan 9. TNI/POLRI 10. Perangkat desa 11. Pengrajin 2 Tingkat Pendidikan 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SLTP 4. SLTA 5. Diploma/Sarjana 3 Kesejahteraaan Sosial 1. Jumlah KK Prasejahtera 2. Jumlah KK Sejahtera 3. Jumlah KK Kaya 4. Jumlah KK Sedang 5. Jumlah KK Miskin Sumber Data : Profil Desa Limehe Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Tahun 2012.

3 48 Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani, buruh tani, dan pedagang. Hal ini disebabkan karena menjadi petani sudah menjadi mata pencaharian turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan pada akhirnya menjadi buruh tani. Jumlah KK pra sejahtera mendominasi yaitu 40% dari total KK, KK sejahtera 35%, KK miskin 17%, dan kaya 8%. Dengan banyaknya KK prasejahtera inilah maka desa Limehe Timur termasuk dalam desa tradisional. 4. Data Anak Penderita Gizi Buruk dan Gizi Kurang Penderita gizi kurang di desa Limehe Timur terdiri atas dua anak dan saat ini tengah berada dibawah perawatan Puskesmas setempat dan bekerjasama dengan tim Dasawisma. Data anak tersebut dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 3: Data Jumlah Anak Penderita Gizi Buruk dan Gizi Kurang No Nama Anak L/P Tempat Tanggal Lahir Keterangan 1 2 Hesti Lihawa Melki Abai P L Gorontalo, Gorontalo Kurang Gizi Kurang Gizi Sumber Data: Dokumentasi Puskesmas Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Analisis Data Hasil Wawancara Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini diarahkan untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan peran dasa wisma dalam membina ibu-ibu rumah tangga di Desa Limehe Timur Kecamatan Tabongo Kabuapten Gorontalo yang dikaji melalui beberapa indikator yakni: a) mencatat dan membuat laporan data keluarga, b) penyuluhan KB, kesehatan, dan sanitasi, c) pemeriksaan kesehatan ibu hamil secara rutin, dan d) usaha perbaikan gizi keluarga.

4 49 1. Mencatat dan Membuat Laporan Data Keluarga Dalam pelaksanaan kegiatan pencatatan dan pembuatan laporan data keluarga diberikan batasan/pengertian terhadap beberapa istilah untuk melengkapi berbagai batasan dan pengertian yang berkaitan dengan pelaksanaan pendataan keluarga. Untuk mengetahui informasi tentang proses pencatatan dan pembuatan laporan data keluarga, peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan ketua PKK Desa Limehe Timur sebagai informan. Ketika diajukan pertanyaan apa saja yang ibu catat sebagai bahan laporan kegiatan dasa wisma, diperoleh informasi: Kemi melakukan pencatatan bahan laporan kegiatan dasa wisma meliputi data tentang anak-anak penderita gizi buruk yang terkena penyakit. Apabila sakit, berat tubuh mereka kembali turun, bahkan turun 5 kg dari berat badan mereka. (WW.AR ) Pernyataan ketua PKK Desa Limehe Timur tersebut dikonfirmasikan pada ketua dasawisma. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh penjelasan: Sebagai bahan laporan ketua dasa wisma, kami selalu mengantisipasi hal tersebut dengan selalu memberikan penyuluhan tentang gizi terhadap orang tua anak yang mempunyai anak berumur 0-6 bulan. (WW.JH ) Pernyataan lain dikemukakan oleh aparat desa Limehe Timur. Dari pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban: Kami selaku aparat desa Limehe Timur menganjurkan kepada orang tua yang mempunyai anak balita harus memperhatikan kesehatan anak-anak mereka. (WW.RD ) Pernyataan aparat desa Limehe Timur tersebut dikonfirmasikan pada masyarakat. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan: Sebagai bahan laporan kegiatan dasa wisma, kami selaku warga masyarakat akan mengikuti prosedur yang telah diprogramkan oleh pemerintah daeran saat ini menyangkut kesehatan ibu dan anak khsusunya balita. (WW.NA )

5 50 Lebih lanjut ketika ditanyakan, apa manfaat laporan tersebut bagi anggota dasa wisma. Diperoleh informasi : Manfaat laporan bagi anggota dasa wisma yaitu kami mendapatkan pencegahan yang kami upayakan untuk dilaksanakan pada masyarakat agar terhindar dari masalah gizi butuk. (WW.NA ) Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh aparat desa Limehe Timur. Dari pertanyaan yang di ajukan diperoleh penjelasan: Manfaat laporan anggota dasa wisma Nusa Indah yaitu mengadakan usaha akan terhindar dari status gizi buruk melalui kegiatan penyuluhan kepada ibu-ibu agar menjaga dan mewaspadai gizi pada anak-anak mereka. (WW.AH ) Pernyataan aparat desa Limehe Timur tersebut dikonfirmasikan pada masyarakat. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan: Disarankan bagi orang tua lain agar mewaspadai pola makan balita jika balita mulai memiliki kelebihan berat badan, maka kami menganjurkan kepada ibu-ibu agar balita tersebut berdiet dalam arti mengontrol pola makan mereka. (WW.AT ) 2. Penyuluhan KB, Kesehatan, dan Sanitasi Kesehatan merupakan keadaan sejahtera pada diri manusia yang meliputi aspek badan (raga) jiwa dan keadaan sosial sehingga manusia dapat hidup dengan produktif secara ekonomi dan sosial. Kesehatan mensyaratkan keadaan prima pada diri manusia secara mental dan fisik sehingga manusia tersebut siap berinteraksi maupun bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya. Untuk mengetahui informasi tentang proses penyuluhan KB, kesehatan, dan sanitasi, peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan ketua dasa wisma sebagai informan. Ketika diajukan pertanyaan apa bentuk pembinaan yang dilakukan

6 51 kelompok dasa wisma terkait peningkatan kemandirian kesehatan masyarakat, diperoleh informasi: Bentuk pembinaan yang dilakukan kelompok dasa wisma terkait kemandirian kesehatan masyarakat yaitu balita diajak untuk melakukan aktivitas di luar rumah yang dapat membantu perkembangan fisik anak seperti bermain bola, berlari, dan naik sepeda. (WW.WA ) Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh anggota dasa wisma. Dari pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban: Kami menganjurkan kepada ibu-ibu untuk melakukan pola diet sehat seimbang yang kaya nutri namun rendah lemak, serta membatasi konsumsi makanan dan minuman yang manis karena mengandung kalori yang tinggi (WW.UA ) Pernyataan anggota dasa wisma tersebut dikonfirmasikan pada masyarakat. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan: Kami selaku anggota dasa wisma menganjurkan supaya anak-anak perlu dibatasi dalam menonton TV, bermain game, atau bentuk hiburan lainnya. (WW.HA ) Lebih lanjut ketika ditanyakan, siapa saja yang menjadi narasumber atau fasilitator dalam pembinaan tersebut. Diperoleh informasi : Narasumber yang kami ketahui adalah petugas kesehatan yang akan mengadakan pemasangan di Desa Limehe Timur, serta mengadakan posyandu setiap bulan sekali. (WW.HA ) Pernyataan anggota dasa wisma tersebut dikonfirmasikan pada masyarakat. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan: Kami sebagai anggota masyarakat merasa bangga dengan peran dasa wisma dalam membina ibu rumah tangga melalui program pemberian Air Susu Ibu (AS) yang diberikan kepada bayi yang berumur 0-6 bulan (balita). (WW.HA ) Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh salah seorang anggota dasa wisma. Dari pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban:

7 52 Yang menjadi narasumber lain dalam kegiatan pembinaan adalah ketua dasa wisma yakni mengana prosedur pencatatan dan pembuatan laporan tentang data keluarga seperti ibu hamil, kelahiran dan kematian yang terjadi dilingkungan masyarakat (WW.RH ) Pernyataan anggota dasa wisma tersebut dikonfirmasikan pada ketua dasa wisma. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan: Yang menjadi narasumber atau fasilitataor dalam pembinaan yaitu petugas kesehatan kecamatan, yang dalam hal ini mengadakan penyuluhan kepada ibu-ibu agar menjaga dan mewaspadai kelebihan gizi buruk. (WW.AT ) 3. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil Secara Rutin Penting untuk diperhatikan agar ibu hamil secara rutin melakukan pemeriksaan ke bidan atau dokter. Hampir semua ibu hamil pasti menginginkan kehamilannya berjalan lancar, persalinan berjalan normal, dan melahirkan bayi sehat. Dalam mewujudkan keinginan tersebut tak pelak lagi dibutuhkan pemeriksaan kehamilan yang teratur. Untuk mengetahui informasi tentang pemeriksaan kesehatan ibu hamil secara rutin peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan kepala Desa Limehe Timur sebagai informan. Ketika diajukan pertanyaan upaya apa yang dilakukan kelompok dasa wisma dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, diperoleh informasi: Upaya yang dilakukan kelompok dasa wisma dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi yaitu pemeliharaan gizi dan pengaturan pola makan pada bayi dan anak dibawah umur lima tahun (balita). (WW.BH ) Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh ketua PKK. Dari pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban: Anggota dasa wisma berkomitmen dalam menganjurkan ibu rumah tangga untuk selalu menyediakan makanan tambahan bagi balita secara rutin, dan memberikan penyuluhan gizi kepada orang tua (WW.AT )

8 53 Pernyataan ketua PKK tersebut dikonfirmasikan pada salah seorang anggota dasa wisma. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan: Pola hidup yang bersih dan sehat yang dimaksud adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan di lingkungan masyarakat khususnya ibu-ibu. (WW.SM ) Lebih lanjut ketika ditanyakan, apa upaya yang dilakukan kelompok Dasa Wisma terhadap ibu hamil maupun ibu yang mempunyai anak balita dan tidak mau ke posyandu di desanya. Diperoleh informasi : Upaya yang kami lakukan sejauh ini adalah memberikan kesdaran dalam bentuk pemahaman akan pentingnya kesehatan bagi ibu yang masih megalami masa kehamilan dan anak (balita) yang perlu memperoleh perhatian ekstra maksimal dalam menunjang kesehatan dilingkungan masyarakat. (WW.SM ) Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh ketua PKK. Dari pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban: Upaya yang dilakukan kelompok dasa wisma terhadap ibu hamil maupun manyusui anak balita yang tidak mau memeriksakan kondisinya di posyandu yaitu dengan cara memberikan pemahaman dan terus mengajak mereka untuk bisa menjaga kesehatannya. (WW.AT ) Pernyataan ketua PKK tersebut dikonfirmasikan pada ketua dasa wisma. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan: Upaya yang selama ini dilakukan adalah memberikan perhatian, pemahaman, dan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kesehatan baik itu ibu dan bayi. Mereka tidak boleh mengikuti kemauannya sendiri. Sehingga mereka harus diajak terus menerus, agar kesehatannya tetap terjaga. (WW.HA ) 4. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga Usaha perbaikan gizi keluarga merupakan usaha perbaikan gizi masyarakat yang berintikan penyuluhan gizi melalui peningkatan peran serta

9 54 masyarakat dan didukung kegiatan yang bersifat lintas sektoral dan dilaksanakan oleh berbagai sector terkait. Secara rinci usaha perbaikan gizi keluarga merupakan usaha keluarga untuk memperbaiki gizi seluruh anggota keluarga, dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat dengan kader sebagai penggerak masyarakat, merupakan bagian dari kehidupan keluarga sehari-hari dan secara operasional adalah rangkaian kegiatan yang saling mendukung untuk melaksanakan alih teknologi sederhana kepada keluarga/masyarakat. Untuk mengetahui informasi tentang usaha perbaikan gizi keluarga peneliti melakukan wawancara dengan ketua PKK sebagai informan. Ketika diajukan pertanyaan bagaimana upaya Dasa Wisma untuk membina ibu rumah tangga dalam pem-berian ASI Eklusif, diperoleh informasi: Kami sering mengadakan sosialisasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu tentang menajag kesehatannya terutama dimasa kehamilan, dan mewaspadai adanya gizi buruk terhadap anak balita, serta menyarankan bagai orang tua untuk memberikan pola asupan makanan yang sehat dan bergizi. (WW.AT ) Pernyataan lain dikemukakan oleh ketua dasa wisma. Dari pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban: Selain tindakan pengobatan, pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada balita sejak usia 0-6 bulan sangat dianjurkan oleh anggota dasa wisma terhadap ibu-ibu yang hamil dan menyusui. (WW.NT ) Pernyataan ketua dasa wisma tersebut dikonfirmasikan pada salah seorang anggota dasa wisma. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan: Selama ini kami sebagai anggota dasa wisma dan petugas kesehatan melakukan sosialisasi atau penyebaran informasi tentang kesehatan ibu dan anak, serta pemberian asupakan makanan yang baik dan bergizi dalam menunjang kesehatan keluarga dan masyarakat. (WW.SM )

10 55 Lebih lanjut ketika ditanyakan, apa upaya yang dilakukan Dasa Wisma dalam membina status gizi baik pada balita. Diperoleh informasi : Upaya yang dilakukan dalam membina status gizi baik pada ibu dan balita yaitu melalui kegiatan penyuluhan kesehatan ibu-ibu agar menjaga dan mewaspadai kelebihan gizi pada ank khsusnya sejak dini (balita). (WW.SM ) Pernyataan hampir sama pula dikemukakan oleh anggota dasa wisma. Dari pertanyaan yang di ajukan diperoleh jawaban: Upaya yang selama ini dilakukan dalam membina statis gizi pada balita yaitu menyarankan kepada orang tua yang memiliki anak balita agar mewaspadai pola makan anak khusunya yang sudah berlebihan dan berdampat pada kesehatan dan perkembangan anak. (WW.JH ) Pernyataan anggota dasa wisma tersebut dikonfirmasikan pada salah seorang anggota masyarakat. Dari pertanyaan yang diajukan. Diperoleh keterangan: Dalam membina status gizi baik pada balita dilakukan melalui upaya penyuluhan atau sosialisasi kepada ibu-ibu yang memiliki anak usia balita agar mampu menjaga kesehatan anaknya melalui pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan serta mewaspadai adanya gizi buruk. (WW.NT ) 4.2 Pembahasan Sehat adalah hak asasi manusia, sebagaimana tertera dalam deklarasi universal PBB tahun hidup sehat memungkinkan orang untuk hidup sejahteera dan produktif. Sehat memungkinkan keluarga tumbuh dan berkemabang serta berkontribusi produktif di komunitasnya. Sehat memungkinkan sebuah bangsa dengan daya tahan yang tinggi, dan berkontribusi positif dalam arena bangsa-bangsa di dunia. Pembangunan dibidang kesehatan Indonesia selaam 5 yahun kedepan diarahkan untuk mencapai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasioanl

11 Sasaran yang ingin dicapai adalah menurunkan angka Kematian Ibu (AKI), menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), dan menurunkan prevalansi gizi kurang. Dalam pencapaian MDG S (Millenium Development Goal s) Indonesia berupaya untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan serta mengurangi tingkat kematian anak. Hal ini berkaitan erat dengan aspek gizi dan panmgan masyarakat. Status gizi serta ketersediaan pangan dimasyarakat yang baik pastinya dapat mengatasi situasi kesehatan masyarakat dan kelaparan. Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga (kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotanya), masalah kesehatan, kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja. Masalah gizi adalah gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang, kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidak seimbangan antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Ketidak seimbangan ini bisa mengakibatkan gizi kurang maupun gisi lebih. Gizi kurang atau biasa terlihat sebagai kelaparan, lebih lanjut dibedakan lagi menjadi gizi kurang makro (makronutrin) dan gizi kurang mikro (mikronutrien). Hubungan yang erat an tara kematian bayi dengan kekurangan gizi. Keadaan gizi yang buruk akan menurunkan daya tahan anak sehingga anak mudah sakit hingga bisa berakibat pada kematian. Sekarang ini masalah status gizi balita di desa Limehe Timur sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Status gizi pada balita di desa Limehe Timur diklasifikasikan dalam empat kelompok yaitu status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih. Beberapa program yang

12 57 selama ini dilakukan oleh Dasawisma Nusa Indah dalam upaya membina status gizi balita nyatanya dilaksanakan cukup baik oleh seluruh anggota Dasawisma Nusa Indah. Berbagai kegiatan yang dimaksud berupa pelayanan possyandu, pemberian makanan tambahan, penyuluhan tentang gizi, serta anjuran untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Status gizi buruk selama ini belum pernah terjadi di desa Limehe Timur, namun anggota Dasawisma Nusa Indah telah mempersiapkan strategi-strategi untuk mencegah gizi buruk terjadi pada balita. Adanya balita yang mengalami gizi buruk tidak semata-mata disebabkan karena kurangnya asupan gizi pada makanan. Tapi juga sering dikarenakan tidak beragamnya gizi yang dikonsumsi balita. Rendahnya pengetahuan orangtua tentang gizi seimbang dan beragam menjadi salah satu penyebab balita menderita gizi buruk. Oleh karena itu, langkah awal yang selalu dilakukan oleh Dasawisma Nusa Indah adalah dengan melakukan penyuluhan tentang gizi buruk bagi orangtua secara rutin. Penyuluhan tentang gizi penting dilakukan karena melalui penyuluhan tersebut, masyarakat dapat menambah pengetahuan mereka tentang gizi dan kesehatan balita. Beberapa waktu lalu, Dasawisma Nusa Indah telah menemukan dua orang balita yang menderita status gizi kurang. Hal ini kemudian menjadi perhatian utama bagi Dasawisma Nusa Indah untuk dapat segera diatasi. Berbagai hal yang diupayakan oleh anggota Dasawisma bekerjasama dengan pemerintah desa dan kader posyandu. Cara yang selama ini ditempuh oleh anggota Dasawisma Nusa Indah untuk mengatasi status gizi kurang pada balita, dilakukan melalui penimbangan berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) di posyandu.

13 58 Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan kader posyandu dan aparat desa setempat. Status gizi kurang yang diderita balita dipantau dengan KMS ( Kartu Menuju Sehat). Melalui KMS, balita dapat dipantau dalam hal pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eklusif dan makanan pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS saat balita membutuhkan perawatan lebih lanjut. Berat badan yang dicantumkan di KMS akan terlihat sesuai dengan pita warna hijau dan juga kuning bahkan ada sebagian berada pada pita warna merah atau tepatnya di Bawah Garis Merah (BGM), Berat Badan yang berada pada pita warna hijau dapat dipersepsikan dengan gizi baik, sementara berat badan yang yang berada pada pita warna kuning merudpakan warning (peringatan) kepada ibu balita agar lebih berhati-hati jangan sampai masuk pada berat badan di Bawah garis merah (BGM) Status balita BGM selama ini menjadi perhatian anggota Dasawisma Nusa Indah dan petugas kesehatan agar jika sampai terjadi gizi kurang, maka dapat segera dilakukan tindakan pengobatan. Selain itu pemberian ASI eklusif pada balita sejak usia 0-6 bulan sangat dianjurkan oleh anggota Dasawisma Nusa Indah terhadap ibu-ibu hamil dan menyusui. Karena ASI akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkemabnagan balita selanjutnya. Selain mengadakan posyandu secara rutin dan menganjurkan pemberian ASI eklusif sebagai upaya untuk menjaga status gizi balita agar selalu berada pada taraf baik, anggota Dasawisma Nusa Indah pun selalu menganjurkan masyarakat untuk menerapkan PHBS (Perilaku Hidup bersih dan Sehat). PHBS adalah semua

14 59 perilaku kesehatan yang dialkukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan dimasyarakat. Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di rumah Tangga yaitu : 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2) Memberi ASI eklusif pada balita usia 0-6 bulan. 3) Menimbang bayi dan balita 4) Menggunakan air bersih 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6) Menggunakan jamban sehat 7) Memberantas jentik di rumah 8) Makan buah dan sayuran setiap hari 9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10) Tidak merokok di dalam rumah PHBS di rumah tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan seaht serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan dimasyarakat yang dilakuakan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Status gizi lebih pada balita di desa Limehe Timur tidak terlalu banyak terjadi, karena begitu terlihat gejala balita yang mengalami overweigh maka anggota Dasawisma Nusa Indah cepat dan tanggap mengatai masalah tersebut. Status gizi lebih sering terjadi dpada keluarga dengan taraf ekonomi yang mapan.

15 60 Status gizi lebih ini terjadi karena dipengaruhi oleh pola makan yang kurang teratur sehingga asupan gizi yang diperoleh anak terlalu berlebihan. Beberapa upaya yang dilakukan Dasawisma Nusa Indah dalam mengantisipasi terjadinya status gizi lebih pada balita dengan beberapa cara seperti mengajak balita untuk melakukan aktivitas diluar rumah yang dapat membantu perkembangan fisik anak seperti main bola, berlari, naik sepeda dan sebagainya, membatasi konsumsi makanan dan minuman yang manis karena mengandung kalori yang tinggi serta membatasi anak-anak untuk menonton TV, film, bermain game, atau bentuk hiburan lainnya yang sejenis yang tidak terlalu banyak aktifitas fisiknya. Semua itu disampaiakan oleh oleh anggota Dasawisma Nusa Indah saat mengadakan penyuluhan tentang gizi maupun saat mengadakan posyandu rutin setiap bulan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi masalah gizi yang terjadi di desa Limehe Timur, ada beberapa tahap yang dilakukan oleh Dasawisma Nusa Indah dalam menjalankan perannya, yaitu : 1) Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention) Pencegahan tingkat pertama mencakup promosi kesehatan dan perlindungan khsus yang dilakuakn oleh anggota Dasawisma Nusa Indah dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang hal-hal yang dapat mencegah terjadinya kekurangan gizi. Tindakan yang termasuk dalam pencegahan tingkat pertama yaitu : a) Hanya memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan. b) Memberikan makanan pendamping ASI setelah umur 6 bulan

16 61 c) Menyusui diteruskan sampai umur 2 tahun d) Menggunakan garam beryodium e) Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A, tablet fe) kepada anak balita. f) Pemberian imunisasi dasar yang lengkap 2) Pencegahan tingkat kedua (secondary Prevebtion) Pencegahan tingkat kedua lebih ditujukan pada kegiatan skrining kesehatan dan deteksi dini untuk menemukan status gizi kurang dalam populasi. Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk menghentikan kasus gizi kurang menuju suatu perkembangan kearah keruskan atau ketidakmampuan. Tindakan yang termasuk dalam pencegahan tingkat kedua adalah : a) Pemberian makanan tambahan pemulihan (MP-ASI) kepada balita yang berat badannya tidak naik atau menderita gizi kurang. b) Deteksi dini (penemuan kasus baru gizi kurang) melalui bulan penimbangan balita diposyandu. c) Pelaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi (PWS-Gizi) d) Pelaksanaan system kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi buruk. e) Pemantauan gizi buruk. 3) Pencegahan tingkat ketiga (tertiary Prevention) Pencegahan tingkat ketiga ini ditujuakn untuk membatasi atau menghalangi ketidakmampuan, kondisi atau gangguan sehingga tidak berkembang kearah lanjut yang membutuhkan perawatan intensif. Pencegahan tingkat ketiga juga mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan

17 62 menyediakan rehabilitasi saat masalah gizi sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Tindakan yang termasuk dalam pencehgahan tingkat ketiga : a) Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan pertumbuhan. b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asupan gizi kepada anak. c) Menangani kasus gizi kurang dengan perawatan Puskesmas dan rumah sakit. d) Pemberdayaan keluarga untuk menerapkan perilaku sadar gizi. e) Melakukan pencegahan meluasnya kasus dengan koordinasi lintas sektor dengan cara memberikan bantuan pangan, pengobatan penyakit, penyediaan air bersih. Kekurangan dan kelebihan gizi pada balita nyatanya dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spritual balita. Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi balita seperti ketidak tahuan akan hubungan makanan dan kesehatan, prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya kebiasaan/pantangan yang merugikan, kesukaan berlebihan terhadap makanan tertentu, keterbatasan penghasilan keluarga, dan jarak kelahiran yang rapat, saat ini telah menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk keluarga, kader posyandu, Dasawisma, serta aparat pemerintah desa Limehe Timur setempat. Kesadaran dan kepedulian akan perilaku hidup sehat dapat menjadi pondasi awal bagi setiap keluarga dalam menjaga status gizi balita agar selalu berada pada status gizi yang baik. Kekurangan dan kepedulian akan perilaku hidup bersih dan sehat dapat menjadi pondasi awal bagi setiap keluarga dalam menjaga status gizi balita agar berada

18 63 dalam pada status gizi yang baik. Kekurangan dan kelebihan gizi pada balita dapat menyebabkan gangguan kesehatan, dimana gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sanga sulit untuk diperbaiki, yang imbasnya dapat mengakibatkan rendahnya kualitas sumer daya manusia khususnya generasi muda yang ada di desa Limehe timur.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penduduknya berasal dari berbagai kecamatan, yaitu kecamatan Batudaa, Tibawa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penduduknya berasal dari berbagai kecamatan, yaitu kecamatan Batudaa, Tibawa, 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Pilomonu Desa Pilomonu merupakan pemekaran Desa Diloniyohu yang penduduknya berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita

BAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terpenuhinya gizi balita merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dimasa depan, namun pada pencapaiannya masih dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Indikatornya adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, yang dapat menikmati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KKB-KESEHATAN

CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KKB-KESEHATAN Lampiran 1 CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KKB-KESEHATAN Kecamatan : SAGARANTEN Kabupaten/Kota : SUKABUMI Propinsi : JAWA BARAT Tahun : 2017 I. PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) A.

Lebih terperinci

MATERI PENYEGARAN KADER

MATERI PENYEGARAN KADER MATERI PENYEGARAN KADER 1. Topik : KMS a. Pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan dapat dipelajari. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap rangsangan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 KESIMPULAN 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung adalah asupan energi, asupan protein, ASI eksklusif, MP-ASI, ISPA, umur balita, pemantauan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP ANAK BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2009

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP ANAK BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2009 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP ANAK BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2009 I. KARAKTERISTIK 1 Nama : 2 Umur : 3 Alamat : 4. Pekerjaan : 1. PNS 2.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS BAMBANG PRIHUTOMO, SKM., MPH. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Bidang Kemitraan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.

Lebih terperinci

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui 5 MEJA POSYANDU Langkah ke Posyandu Pelaksanaan kegiatan di Posyandu Cahaya dikenal dengan nama sistem 5 meja, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS

KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS copyright@saricipta KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS Keadaan keseimbangan antara ASUPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku hidup sehat bagian merupakan dari program kesehatan secara nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah proaktif

Lebih terperinci

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Apa latarbelakang perlunya KADARZI? Apa itu KADARZI? Mengapa sasarannya keluarga? Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI Mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri Mengapa perlu

Lebih terperinci

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian DR. ESI EMILIA, MSI Gizi Kurang Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian Daya tahan rendah Absensi meningkat Produktivitas rendah Pendapatan rendah Tumbuh kembang otak tidak optimal Gangguan kecerdasan &

Lebih terperinci

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga Surabaya, ehealth. Apakah anda merasa bahwa diri anda dan keluarga anda merupakan keluarga sehat? Mungkin mayoritas langsung menganggukkan kepala jika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.

Lebih terperinci

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG PEMENUHAN HAK KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI 1 Pendahuluan 2 Latar Belakang 3 Tujuan a. Umum b. Khusus. 4 Kegiatan a. Pokok b. Rincian Kegiatan. 5 Cara melaksanakan kegiatan. 6 Sasaran 7 Jadwal pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan ini, pemerintah turut dalam Deklarasi

Lebih terperinci

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani 55 KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani I. Identitas Responden 1. No. Responden : 2. RW tempat tinggal : 3. Usia : a)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan pelayanan medis dan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS URAIAN PROGRAM PUSKESMAS Program Puskesmas Uraian 1 Manajemen Pelayanan Kesehatan Sistem kesehatan Nasional (SKN) sebagai acuan pelayanan kesehatan Penerapan fungsi manajemen di puskesmas Upaya pelayanan

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan pimpinan puskesmas, pemegang program, dan orang orang yang menjalankan program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi kurang merupakan salah satu masalah malnutrisi yang membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini karena kondisi kurang gizi dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu

Lebih terperinci

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN Untuk meningkatkan derajat masyarakat, Pemerintah Kelurahan Kedungmundu bersama lembaga masyarakat telah mengupayakan kegiatan/gerakan menuju masyarakat sehat yang diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Padengo tempat penelitian ini dilakukan merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Popayato Barat.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN R I TAHUN 2008 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK. A. Gambaran Status Gizi Baik Balita di Desa Pecuk

BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK. A. Gambaran Status Gizi Baik Balita di Desa Pecuk BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK A. Gambaran Status Baik Balita di Desa Pecuk Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) 396726 Kepanjen KERANGKA ACUAN POSYANDU BALITA A. PENDAHULUAN Dalam rangka mendukung dan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan utama dan mendasar bagi kehidupan manusia. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2012) setiap tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka kesakitan diare pada tahun 2011

Lebih terperinci

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang. KERANGKA ACUAN KEGIATAN SWEEPING PELAKSANAAN BPB, PENIMBANGAN BULANAN DI POSYANDU DAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA UPT PUSKESMAS LOSARANG TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Kegiatan Bulan Penimbangan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komitmen global dibidang kesehatan adalah memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya (MDG ke 6). Sebagaimana yang diketahui bahwa Penyebaran

Lebih terperinci

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I.

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I. 5 Lampiran 1 KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 21 I. IDENTITAS LOKASI 1. Propinsi 2. Kabupaten 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada umumnya, disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya

Lebih terperinci

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar.

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar. 4.2 Prioritas Masalah Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh tidak memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan penentuan prioritas masalah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No. PUSKESMA IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM Revisi Halaman 1. Pengertian Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran program adalah Kegiatan mencari, menemukan,

Lebih terperinci

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan pengertian SIP dan manfaatnya Peserta dapat menyebutkan nama-nama format SIP Peserta dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan gizi masyarakat Indonesia pada saat ini masih belum menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, kurang Vitamin A, anemia gizi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.

Lebih terperinci

Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas No Kode Quesioner Pertanyaan

Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas No Kode Quesioner Pertanyaan 68 Lampiran Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas 2007 No Kode Quesioner Pertanyaan Karakteristik Keluarga. RKD07.RT Blok I No.5 Klasifikasi desa/ kelurahan. Perkotaan 2. Pedesaan 2.

Lebih terperinci

Pemberian Makanan Tambahan dalam meningkatkan status gizi anak

Pemberian Makanan Tambahan dalam meningkatkan status gizi anak Pemberian Makanan Tambahan dalam meningkatkan status gizi anak Kajian teoritis dan implementatif M I N A R T O 27-08-2016 - Konsep/teori - Praktik/implementasi - Masalah dan solusi Pendekatan komprehensif

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017 N Upaya o Kesehatan 1 Kesehatan Ibu dan Anak RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM TAHUN Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sasaran A. PERENCANAAN 1. Membuat laporan tahunan 2. Perencanaan untuk

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Emmi Silitonga* Lufthiani** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,

Lebih terperinci

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI Sri Mukhodim Faridah Hanum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo srimukhodimfaridahhanum@umsida.ac.id

Lebih terperinci

CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KB-KESEHATAN 2011 I. PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)

CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KB-KESEHATAN 2011 I. PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KB-KESEHATAN 2011 Desa Kecamatan Kota Provinsi : Sesetan : Denpasar Selatan : Denpasar : Bali I. PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) A. Pembinaan Dasa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tingkat ketahanan pangan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah

Lampiran 1 Tingkat ketahanan pangan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah LAMPIRAN 67 68 Lampiran 1 Tingkat ketahanan pangan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah 68 69 68 Lampiran 2 Sebaran rumah tangga berdasarkan keragaan akses ibu terhadap informasi dan pelayanan gizi

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI Kuliah Pembekalan KKP 2012 DR. Ikeu Tanziha Pengertian Pengertian analisis situasi pangan dan gizi adalah kegiatan pengamatan terhadap

Lebih terperinci

dibawah usia 5 tahun (Anonim, Kompas, Mei 2005). Hal ini juga golongan masyarakat rentan gizi (Sediaoetama,1999).

dibawah usia 5 tahun (Anonim, Kompas, Mei 2005). Hal ini juga golongan masyarakat rentan gizi (Sediaoetama,1999). BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Secara umum masalah gizi di Indonesia terutama Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang menjadi problem khusus. Angka kejadian tertinggi

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN HASIL SURVEI KADARZI DI JAWA TIMUR

PEMBAHASAN HASIL SURVEI KADARZI DI JAWA TIMUR 1 PEMBAHASAN HASIL SURVEI KADARZI DI JAWA TIMUR 1. Pengertian Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seribu hari pertama kehidupan bayi merupakan periode emas karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari orang tua. Perhatian harus diberikan pada pertumbuhan dan perkembangan balita, status gizi sampai pada

Lebih terperinci

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN. dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah mencapai target K1 100%.

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN. dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah mencapai target K1 100%. BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN 1. Kesehatan Ibu Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil yaitu meliputi Pemeriksaan Ibu Hamil K1, K4, Persalinan ditolong tenaga kesehatan, Pemberian tablet

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. KETENAGAAN Situasi ketenagaan di Puskesmas Banguntapan III berubah dari tahun ke tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 Desember

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan Ibu dan Anak. Ibu dan Anak merupakan kelompok yang paling

Lebih terperinci

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN : PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI RT07/RW03 DUSUN AMBARRUKMO, CATURTUNGGAL,DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ignatius Gonggo Prihatmono 1, Irma Rahmayani 2 INTISARI

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

B. TUJUAN 1. Umum Menggalang kerjasama Lintas sektor dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan 2. Khusus a. Meningkatkan program

B. TUJUAN 1. Umum Menggalang kerjasama Lintas sektor dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan 2. Khusus a. Meningkatkan program BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada makhluk hidup. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam ukuran fisik, akibat

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

SERIBU HARI UNTUK NEGERI

SERIBU HARI UNTUK NEGERI SERIBU HARI UNTUK NEGERI (DRAFT) PANDUAN GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI MENUJU MANUSIA INDONESIA PRIMA I. LATAR BELAKANG Sesungguhnya aset paling berharga milik bangsa Indonesia adalah sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia

Lebih terperinci