Analisis Hubungan Mutu Benih Jagung dengan Produktivitas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Hubungan Mutu Benih Jagung dengan Produktivitas"

Transkripsi

1 PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 29 NO Analisis Hubungan Mutu Benih Jagung dengan Produktivitas Ramlah Arief 1, Mursalim 2, Badron Zakaria 2, dan Sania Saenong 1 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No. 274 Maros, Sulawesi Selatan 2 Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Sulawesi Selatan ABSTRACT. Analyses of the Relationships between Seed Quality and Productivity of Maize. Maize productivity is strongly influenced by the quality of seed planted. Experiments were conducted in the laboratory and greenhouse of Cereal Crops Research Institute, Maros, South Sulawesi, and followed by field experiments (Bontobili and Maros) from November 2 until October 28, to determine the relationship between seed quality and productivity of maize varieties Lamuru and Srikandi Kuning-1. Laboratory observations were carried out on the seed quality that includes germination, seedling dry weight, reducing sugar, potassium leaks, and electrical conductivity of the seed soaking water. The field observations include percentage of plants stand at ages of 7, 14, 21, 28 days and at harvest, plant height at 14, 21, 28 days, leaf chlorophyll content at plant age of 45 days, grain yield, yield components, and harvest index. Seeds of variety Lamuru with 8.2% initial moisture content, stored for 12 months indicated a good viability, and resulted in a yield decrease of only 3.% in Maros and 7.8% in Bontobili. Seeds of variety Srikandi Kuning-1 of similar treatment showed a yield decrease of 11.5% in Maros and 17.8% in Bontobili. Percentage of plants stand at age of 14 days in Bontobili and Maros showed a positive correlation with germination, each with a value of coefficient correlation (r).89 and.54, but negatively correlated with electrical conductivity, leakage of potassium, and reducing sugar, each with an r = -.888, -.845, -.95, respectively, in Maros and -.735, -.749, -.58, respectively, in Bontobili. It is recommended that maize seed storage at room temperature should be prepared with an initial moisture content of <1.1%. Keywords:Maize seed, seed quality, storage period, productivity ABSTRAK. Produktivitas tanaman jagung sangat dipengaruhi oleh mutu benih yang ditanam. Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros, Sulawesi Selatan serta dilanjutkan di lapangan (Bontobili dan Maros) mulai November 2 sampai Oktober 28 untuk mengetahui hubungan antara mutu benih dengan produktivitas jagung varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1. Pengamatan laboratorium dilakukan terhadap mutu benih yang meliputi daya berkecambah, bobot kering kecambah, gula pereduksi, bocoran kalium, dan daya hantar listrik air rendaman benih. Pengamatan di lapangan meliputi persentase tanaman tumbuh pada umur 7, 14, 21, 28 hari dan saat panen, tinggi tanaman pada umur 14, 21, 28 hari, kadar klorofil daun pada umur 45 hari, hasil biji, komponen hasil, dan indeks panen. Benih varietas Lamuru dengan kadar air awal 8,2% yang disimpan selama 12 bulan memiliki viabilitas yang mampu bertahan dengan hanya menunjukkan penurunan hasil 3,% di Maros dan 7,8% di Bontobili. Sementara itu, benih yang sama dari varietas Srikandi Kuning-1 menunjukkan penurunan hasil 11,5% di Maros dan 17,8% di Bontobili. Persentase tanaman tumbuh pada umur 14 hari di Bontobili dan Maros menunjukkan korelasi positif dengan daya berkecambah, masing-masing dengan nilai koefisien korelasi (r),89 dan,54, tetapi berkorelasi negatif dengan daya hantar listrik, bocoran kalium, dan gula pereduksi, masing-masing dengan r = -,888, -,845, -,95 di Maros dan -,735, -,749, -,58 di Bontobili. Penyimpanan benih jagung pada suhu kamar disarankan pada kadar air awal <1,1%. Kata kunci: Benih jagung, mutu benih, daya simpan, produktivitas Upaya peningkatan produktivitas jagung memerlukan dukungan varietas unggul dan benih bermutu, yang mencakup aspek genetik, fisiologis, dan fisik. Penggunaan benih varietas hibrida menjadi persyaratan dalam upaya peningkatan produksi per satuan luas. Namun harga benih varietas hibrida yang tidak terjangkau oleh sebagian besar petani, mengakibatkan tingkat penggunaannya masih tergolong rendah. Pada berbagai kasus banyak ditemukan benih turunan hibrida atau F2 yang ditanam oleh petani. Sebagian petani di Kawasan Timur Indonesia masih menggunakan benih jagung varietas bersari bebas. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas jagung di sebagian wilayah Indonesia adalah penggunaan benih bermutu rendah. Arief dan Saenong (2) menyatakan bahwa benih jagung varietas Lamuru yang telah disimpan selama 18 bulan mempunyai mutu yang lebih rendah dengan indikasi kecepatan tumbuh yang lebih rendah dan jumlah kecambah abnormal yang tinggi dibandingkan dengan benih yang baru dipanen. TeKrony and Egli (1991) menyatakan, vigor awal benih berpengaruh langsung terhadap tanaman yang dipanen pada fase vegetatif atau awal fase reproduktif, namun tidak berpengaruh langsung terhadap tanaman yang dipanen setelah masak fisiologis. Adegbuyi and Burris (28) menyatakan bahwa perbedaan kerapatan tanaman akibat rendahnya vigor benih tidak berpengaruh nyata terhadap hasil jagung sepanjang tanaman yang populasinya berkurang mengkompensasi tanaman lain yang tidak tumbuh akibat vigor benih yang rendah. Benih yang mutunya rendah sangat riskan ditanam pada lingkungan yang kurang optimum, karena perkecambahan dan pertumbuhan kecambah yang tidak optimal mudah mengalami cekaman. Beberapa indikator fisiologis dan biokimia banyak digunakan untuk menduga mutu benih melalui viabilitas dan vigor benih, namun pengaruhnya terhadap 15

2 ARIEF ET AL.: HUBUNGAN MUTU BENIH DENGAN PRODUKTIVITAS JAGUNG produktivitas tanaman belum banyak diteliti (Naumenko anf Tkacev 197; Black and Bewley 2). Mengetahui mutu benih melalui indikator fisiologis dan biokimianya dapat diprediksi produktivitas jagung varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk melihat pengaruh mutu benih dari berbagai perlakuan kadar air, suhu ruang simpan, lama penyimpanan dari varietas yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mutu benih jagung dengan pertumbuhan vegetatif dan produktivitas tanaman. bertujuan untuk melihat perbedaan dari perlakuan yang nyata. Sebagai variabel dependen dalam uji mutu benih adalah daya berkecambah, bobot kering kecambah, bocoran kalium, dan daya hantar listrik air rendaman benih. Variabel dependen untuk pengamatan lapangan adalah persentase tanaman tumbuh pada umur 7, 14, 21, 28 hari dan saat panen, tinggi tanaman pada umur 14, 21, dan 28 hari, kadar klorofil daun pada umur 45 hari, hasil, komponen hasil yang meliputi panjang tongkol, diameter tongkol, bobot 1. biji, dan indeks panen. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros sejak November 2 sampai Februari 28, kemudian dilanjutkan dengan penelitian lapangan di Kebun Percobaan (KP) Bontobili dan KP Maros pada April/Mei sampai Juli/Agustus 28. Penelitian laboratorium bertujuan untuk mengetahui perubahan mutu benih dari berbagai perlakuan kondisi simpan. Perlakuan terdiri atas empat faktor, yaitu: (a) kadar air awal 8,2%; 1,1%; 12,1%; dan 14,1%, (b) suhu ruang simpan 2,3-28,3 o C dan 2-22 o C; (c) varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1; (d) periode simpan bulan, bulan, dan 12 bulan. Pengamatan terhadap mutu benih di laboratorium dan rumah kaca meliputi daya berkecambah, bobot kering kecambah, gula pereduksi, bocoran kalium, dan daya hantar listrik air rendaman benih. Penelitian di lapangan bertujuan untuk mengetahui hubungan mutu benih terhadap pertumbuhan vegetatif dan produktivitas tanaman. Materi benih yang digunakan untuk penelitian lapangan berasal dari lot benih yang sama dan telah diberi perlakuan yang sama dengan penelitian laboratorium. Khusus untuk benih yang telah diamati lebih awal, yaitu pada periode simpan dan bulan, disimpan dalam kemasan kedap udara pada suhu rendah. Selanjutnya, setelah pengamatan untuk periode simpan 12 bulan, lot-lot benih dari berbagai perlakuan diteliti di lapangan. Penelitian lapangan dilakukan di Maros dan Bontobili. Pengamatan di lapangan meliputi persentase tanaman tumbuh pada umur 7, 14, 21, 28 hari dan saat panen, tinggi tanaman pada umur 14, 21, 28 hari, kadar klorofil daun pada umur 45 hari, hasil biji, komponen hasil, dan indeks panen. Analisis ragam menggunakan general linear model dengan analisis multivariat dilakukan untuk melihat pengaruh faktor tetap (fixed factor). Fixed factor adalah kadar air awal, suhu ruang simpan, varietas, dan periode simpan. Uji lanjutan menggunakan uji Bonferroni HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Mutu Benih Mutu benih mencakup mutu fisik, fisiologis, dan genetik. Dalam penelitian ini, pengamatan dilakukan terhadap mutu fisiologis benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air awal, lama periode simpan, dan varietas berpengaruh terhadap daya berkecambah dan bobot kering kecambah. Interaksi periode simpan dan kadar air benih terjadi pada seluruh variabel mutu benih yang diamati, yaitu daya berkecambah, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, daya hantar listrik, gula pereduksi, dan bocoran kalium. Dengan makin tingginya kadar air awal simpan dan makin lamanya periode simpan, maka persentase penurunan mutu benih semakin tinggi ditinjau dari variabel daya berkecambah dan bobot kering kecambah. Daya berkecambah dan bobot kering kecambah dari lot benih dengan perlakuan kadar air awal 14,1% mengalami penurunan masingmasing 1% dan 35% untuk varietas Lamuru dan 15% dan 37% untuk varietas Srikandi Kuning-1 setelah disimpan selama 12 bulan (Tabel 1). Interaksi antara kadar air, periode simpan, dan varietas terlihat pada variabel kecepatan tumbuh (Gambar 1). Kadar air awal dan suhu ruang simpan yang tinggi meningkatkan bocoran membran sel benih yang diukur melalui variabel daya hantar listrik dan bocoran kalium. Peningkatan daya hantar listrik pada benih yang disimpan dengan kadar air awal 14,1% selama 12 bulan masing-masing sebesar 154% untuk suhu kamar (2,3-28,3 o C) dan 117% untuk suhu AC (2-22 o C) dibandingkan dengan daya hantar listrik sebelum benih disimpan (pengamatan awal. Peningkatan gula pereduksi pada benih yang disimpan selama 12 bulan dengan kadar air awal 14,1% pada varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1 masing-masing sebesar 48% dan 54% dibandingkan dengan kandungan gula pereduksi sebelum benih disimpan (Tabel 2). Gula pereduksi mengandung gugus hidroksil yang reaktif, sehingga 1

3 PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 29 NO Tabel 1. Rata-rata daya berkecambah, keserempakan tumbuh, kecepatan tumbuh, dan bobot kering kecambah jagung varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1 sebelum disimpan, setelah disimpan dan 12 bulan dengan kadar air awal 8,2; 1,1; 12,1; 14,1%. Periode simpan Kadar air awal (%) Awal ( bulan) bulan 12 bulan Lamuru Srikandi Kuning-1 Lamuru Srikandi Kuning-1 Lamuru Srikandi Kuning-1 Daya berkecambah (%) 8, 2 1, 97,3 98,3 97, 93,7 9,3 1,1 99,7 97,3 98, 94,3 92,7 88, 12,1 99,3 97,3 97, 92,7 9,7 85,3 14,1 98,7 97,3 95,3 9,3 89, 83, Keserempakan tumbuh (%) 8, 2 97,8 95,7 88, 8, 8,3 79,7 1,1 97,1 95,5 85,2 78, 78,8 77,2 12,1 97, 95,7 83, 75,8 74,8 73,3 14,1 97,5 95,3 8,7 71,2 7,3 8,5 Kecepatan tumbuh (%/etmal) 8, 2 32,4 31,7 27,3 27,5 2,9 27,2 1,1 31,9 31,3 2, 7 27, 25,9 25,5 12,1 32, 31,5 2,2 2,4 25, 21,9 14,1 32,1 31,5 25,5 25,4 23, 19, Bobot kering/kecambah (mg) 8, 2 221,4 213,5 211,7 21,2 2,4 199,5 1,1 219,1 213,4 28,3 2,3 197, 191,2 12,1 219,1 213,2 24,9 2,8 183,9 173,3 14,1 218,1 214,9 199,1 193,3 14,8 135,1 Kecepatan tumbuh (%/etmal) 4 Srikandi Kuning C1 = kadar air awal 8,2% Lamuru C2 = kadar air awal 1,1% C3 = kadar air awal 12,1% 3 C4 = kadar air awal 14,1% makin tinggi kandungan gula pereduksi dalam benih lebih cepat terjadi reaksi hidrolisis (Bewley and Black 1982). Kelembaban udara dan kadar air optimum tidak dapat dipisahkan dengan suhu ruang simpan (Vertucci 1993). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air optimum untuk penyimpanan benih-benih ortodoks dapat dicapai dengan menyeimbangkannya dengan kelembaban udara relatif yang berhubungan dengan suhu ruang simpan. Interaksi antara varietas, periode simpan benih, dan suhu ruang simpan terjadi pada variabel daya hantar lisrik, gula pereduksi, karbohidrat, dan bocoran kalium (Tabel 3). Semakin lama periode simpan pada suhu ruang simpan yang tinggi (2,3-28,3 o C), maka bocoran kalium pada varietas Srikandi Kuning-1 semakin tinggi (Gambar 2). 2 Korelasi Antarvariabel Mutu Benih 1 Gambar 1. Kecepatan tumbuh kecambah dari benih yang disimpan pada beberapa tingkat kadar air awal dan periode simpan. Maros, 28. Periode simpan (bulan) 12 Hasil analisis korelasi menunjukkan terjadi korelasi erat di antara variabel-variabel mutu benih. Daya berkecambah pada awal pengamatan berkisar antara 98-1%, setelah disimpan 12 bulan menjadi 89-93%, sedangkan daya hantar listrik, gula pereduksi, dan bocoran mengalami peningkatan yang besar setelah benih disimpan 12 bulan (Tabel 2). Bocoran kalium sebagai salah satu variabel bocoran membran 17

4 ARIEF ET AL.: HUBUNGAN MUTU BENIH DENGAN PRODUKTIVITAS JAGUNG Tabel 2. Rata-rata daya hantar listrik dan bocoran kalium benih jagung varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1 sebelum disimpan dan setelah disimpan selama dan 12 bulan dengan kadar air awal 8,2; 1,1; 12,1; 14,1%. Periode simpan Kadar air awal (%) Awal ( bulan) bulan 12 bulan Lamuru Srikandi Kuning-1 Lamuru Srikandi Kuning-1 Lamuru Srikandi Kuning-1 Daya hantar listrik (μmhos/cm 2 /g 1 ); suhu ruang simpan 2,3-28,3 o C 8, 2 11,5 11,5 1,1 1, 25,2 24,9 1,1 11,8 11,7 1,9 17, 2,4 2,8 12,1 11,8 11,7 18,7 18, 28,5 27,2 14,1 11,8 11,7 2,1 19,8 3, 28,4 Daya hantar listrik (μmhos/cm 2 /g); /suhu ruang simpan 2-22 o C 8, 2 11,2 11,1 14,7 15,1 21, 21,4 1,1 11, 11,5 15,3 1,2 22,1 22,9 12,1 11, 11, 1,5 17, 23,1 25,1 14,1 11,7 11,8 18,7 19,3 25,4 2,5 Bocoran kalium (ppm); suhu ruang simpan 2,3-28,3 o C 8, 2 38,7 38, 4, 74,5 9,9 82,8 1,1 38,7 38,4 1,3 77,7 7, 85,4 12,1 39,2 39,1,7 79,3 83,4 93,1 14,1 39,3 38,3 7,4 8,2 94,9 97,1 Bocoran kalium (ppm) suhu ruang simpan 2-22 o C 8, 2 39,3 39, 44,2 59,3 53,1 8,8 1,1 39,4 38, 55,1 8,2 7, 77, 12,1 39,1 38, 59,7 71,3 77,2 88,1 14,1 38,8 38,8 71, 7,5 89, 98,7 Bocoran kalium (ppm) Srikandi Kuning Lamuru C1 = kadar air awal 8,2% C2 = kadar air awal 1,1% C3 = kadar air awal 12,1% C4 = kadar air awal 14,1% Periode simpan (bulan) Gambar 2. Bocoran kalium air rendaman benih disimpan pada beberapa tingkat kadar air awal dan periode simpan. Maros, berkorelasi positif dengan daya hantar listrik dan gula pereduksi, dan berkorelasi negatif dengan daya berkecambah dan bobot kering kecambah. Hal ini menunjukkan, semakin tinggi tingkat kebocoran membran yang ditunjukkan oleh indikator daya hantar listrik dan bocoran kalium maka semakin rendah viabilitas benih yang ditunjukkan oleh rendahnya daya berkecambah dan bobot kering kecambah (Tabel 5). Membran sel mengandung lemak tidak jenuh dalam jumlah yang relatif banyak, dan dengan adanya oksigen akan bereaksi membentuk intermediat radikal bebas dan peroksida yang tidak stabil. Hal ini dapat berakibat terjadinya destruksi lemak, pembentukan senyawa protein lemak tidak larut oleh ikatan silang, dan merusak asam amino. Intermediat radikal bebas ini dari peroksidasi lemak dapat diproduksi oleh ionisasi air untuk membentuk protein yang bereaksi dengan molekul oksigen yang tereduksi. Dalam hal ini radikal OOH dan -OH yang terbentuk bereaksi reaktif dan dapat pula merusak makromolekul (Bewley and Black 1982). Fungsi utama sistem membran sitoplasma adalah menjadi penyaring yang permeabel dan selektif. Kerusakan benih yang terjadi selama penyimpanan biasanya mulai nampak pada saat berlangsungnya imbibisi air dalam proses perkecambahan. Jika imbibisi air ke dalam benih telah cukup, membran yang rusak melepaskan enzim-enzim hidrolitik ke dalam sitoplasma 18

5 PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 29 NO Tabel 3. Uji multivariat variabel-variabel mutu benih. Sumber Variabel Jumlah Kuadrat Partial Eta keragaman dependen kuadrat df tengah F Sig. Squared Model terkoreksi DB 3132,889(a) 47,57 28,57,,933 KST 1379,83(b) ,99 133,949,,985 KT 1752,748(c) 47 37,293 37,879,,949 BKK 9144,399(d) ,157 59,789,,97 DHL 4998,27(e) 47 1,34 19,38,,989 BK 58374,31(f) ,13,57,,97 KH 1851,77(g) 47 39,399 72,42,,973 GP,519(h) 47,11 3,859,,947 Intercept DB , , ,48, 1, KST , , ,7, 1, KT 19311, , ,212,,999 BKK 57414, , ,585, 1, DHL 493, , ,1,,999 BK 5145, ,47 393,47,,997 KH , , ,559, 1, GP 19, , ,544,,999 Varietas DB 441, 1 441, 189,,,3 KST 473, , ,281,,94 KT 17, ,822 18,13,,159 BKK 155, ,113 42,881,,39 DHL,774 1,774 1,38,242,14 BK 2233, , ,95,,555 KH 12, ,81 23,3,,198 GP,3 1,3 8,37,5,8 Suhu DB 7, ,111 3,48,84,31 KST,51 1,51,258,13,3 KT 2,22 1 2,22 2,255,13,23 BKK,25 1,25,8,928, DHL 17, , ,85,,7 BK 8, ,347 4,113,,324 KH 21, ,72 4,124,,295 GP,2 1,2,5,1,59 Kadar air DB 294, ,29 42,127,,58 KST 835, ,54 127,959,,8 KT 141,9 3 47,32 48,4,, BKK 14924, ,79 22,18,,83 DHL 174,7 3 58,23 13,87,,74 BK 4551, ,22 81,322,,718 KH 48, ,13 29,739,,482 GP,13 3,4 14,383,,31 Period DB 2158, ,31 42,583,,9 KST 1127, ,785 29,74,,982 KT 141,72 2 7, ,88,,937 BKK 3451, ,519 74,99,,939 DHL 454, ,87 49,398,,988 BK 4543, , ,59,,92 KH 187, , ,33,,97 GP,472 2,23 788,323,,943 Varietas * Suhu DB 1, 1 1,,429,514,4 KST 4, ,351 1,998,11,2 KT 7, ,831 7,954,,77 BKK 3,4E-5 1 3,4E-5,,999, DHL,734 1,734 12,5,1,112 BK 19, ,257 1,32,312,11 KH,8 1,8,159,91,2 GP, 1,,448,55,5 19

6 ARIEF ET AL.: HUBUNGAN MUTU BENIH DENGAN PRODUKTIVITAS JAGUNG Tabel 3. Lanjutan. Sumber Variabel Jumlah Kuadrat Partial Eta keragaman dependen kuadrat df tengah F Sig. Squared Varietas * Kadar air DB 14, ,92 2,111,14,2 KST 8, ,944 1,352,22,41 KT 1, ,37 3,94,14,14 BKK 27,93 3 9,312,378,79,12 DHL 1,2 3,334,598,18,18 BK 219,3 3 73,221 3,925,11,19 KH,158 3,53,97,92,3 GP,1 3,,4,57,2 Suhu * Kadar air DB 3, ,111,47,7,15 KST 14, ,824 2,215,91,5 KT 1,43 3,348,353,787,11 BKK 3,3 3 1,1,41,74,13 DHL 1,3 3,435,779,58,24 BK 15, ,137 2,794,44,8 KH,9 3,23,43,988,1 GP,1 3,,81,492,25 Varietas * Suhu * DB 4,55 3 1,519,51,584,2 Kadar air KST,571 3,19,87,97,3 KT 1,5 3,355,31,782,11 BKK 7,84 3 2,51,14,957,3 DHL 3,52 3 1,217 2,179,95,4 BK 12,38 3 4,13,22,882,7 KH,87 3,229,422,737,13 GP,1 3,,754,523,23 Varietas * Period DB 45,5 2 22,75 9,75,,19 KST 297, ,54 8,21,,587 KT 2,34 2 1,182 1,342,,177 BKK 9, ,21 1,839,14,37 DHL,73 2,38,58,52,14 BK 147, ,737 37,719,,44 KH 7,14 2 3,87 7,19,1,128 GP,4 2,2 7,13,1,129 Suhu * Period DB 8, ,31 1,89,1,37 KST 1, ,278 3,81,2,73 KT 2,19 2 1,95 1,112,333,23 BKK 39, ,779,84,451,1 DHL 81, ,14 72,79,,2 BK 45, ,843 12,48,,2 KH 28, ,41 2,2,,357 GP,3 2,1 4,2,18,8 Varietas * Suhu * DB 8,17 2 4,83 1,75,179,35 Period KST,27 2,133,1,941,1 KT 3,2 2 1,51 1,525,223,31 BKK 3, ,428,749,47,15 DHL 4, ,359 4,224,17,81 BK 157, ,974 4,233,17,81 KH 1, ,2 9,333,,13 GP, 2,,82,443,17 Kadar air * Period DB 18,11 18,12 7,758,,327 KST 414,149 9,25 31,9,,5 KT 115,893 19,31 19,19,,551 BKK 1339, ,299 11,77,,874 DHL,58 11,97 19,8,,554 BK 2475, ,571 22,113,,58 KH 27, 4, 8,481,,34 GP,17,3 9,34,,39 11

7 PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 29 NO Tabel 3. Lanjutan. Sumber Variabel Jumlah Kuadrat Partial Eta keragaman dependen kuadrat df tengah F Sig. Squared Varietas * Kadar air * DB 22,722 3,787 1,23,149,92 Period KST 8,57 1,428,5,85,39 KT 21,2 3,51 3,55,3,182 BKK 87,38 14,5,59,738,3 DHL,978,13,292,94,18 BK 13,87 21,813 1,19,329,8 KH 1,734,289,533,782,32 GP,1,,798,573,48 Suhu * Kadar air * DB 11,5 1,917,821,55,49 Period KST 5,575,929,427,8,2 KT 1,777,29,31,935,18 BKK 43,225 7,24,293,939,18 DHL,514,8,153,988,9 BK 172,5 28,8 1,537,174,88 KH 2,288,381,73,48,42 GP,1,,384,887,23 Varietas * Suhu * DB 2,278,38,13,98,1 Kadar air * Period KST 2,151,358,15,98,1 KT 3,9,51,1,81,4 BKK 1,738 1,79,73,998,5 DHL 2,57,418,748,12,45 BK 75,588 12,598,75,7,4 KH 2,323,387,714,39,43 GP,1,,592,73,3 Error DB 224, 9 2,333 KST 29,58 9 2,178 KT 94,514 9,985 BKK 232,1 9 24, DHL 53,24 9,559 BK 1791, ,57 KH 52,9 9,542 GP,29 9, Total DB , 144 KST 13139, KT , BKK 58174, DHL 5215, BK 2131, KH 4157, GP 19, Corrected Total DB 335, KST 13918, KT 1847, BKK 715, DHL 551, BK 15, KH 193, GP, DB = daya berkecambah KST = keserempakan tumbuh KT = kecepatan tumbuh BKK = bobot kering kecambah DHL = daya hantar listrik BK = bocoran kalium KH = karbohidrat GP = gula pereduksi 111

8 ARIEF ET AL.: HUBUNGAN MUTU BENIH DENGAN PRODUKTIVITAS JAGUNG Tabel 4. Rata-rata hasil dan indeks panen jagung varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1 di IKP Maros dan Bontobili dengan asal benih sebelum disimpan dan setelah disimpan selama dan 12 bulan dengan kadar air awal 8,2; 1,1; 12,1; 14,1%. Periode simpan Kadar air awal (%) Awal ( bulan) bulan 12 bulan Lamuru Srikandi Kuning-1 Lamuru Srikandi Kuning-1 Lamuru Srikandi Kuning-1 Hasil biji (t/ha) di IKP Maros 8, 2 5,1 4,1 4,8 3,99 4,83 3,3 1,1 4,91 4,3 4,9 3,88 4,2 3,21 12,1 5,2 4,11 4,29 3,58 3,9 2,2 14,1 4,88 4,8 4,3 3,14 3,83 2,35 Indeks Panen (%) di IKP Maros 8, 2,52,413,485,398,443,35 1,1,482,4,472,388,422,322 12,1,442,412,428,355,395,27 14,1,447,48,43,312,383,242 Hasil biji (t/ha) di IKP Bontobili 8, 2 4,75 4,34 4,4 3,53 4,38 3,53 1,1 4,58 4,14 4,14 3,19 4,8 3,7 12,1 4,17 4,2 4,3 2,82 2,95 2,45 14,1 4,91 4,25 3,94 2,51 2, 2,9 Indeks panen (%) di IKP Bontobili 8, 2,473,43,413,3,352,325 1,1,457,412,417,3,33,38 12,1,415,48,42,295,32,255 14,1,412,413,395,23,273,228 yang menyebabkan terjadinya lysis (Bewley and Black 1982). Dalam penelitian ini, variabel daya simpan benih dapat ditentukan dengan cara mengamati bocoran kalium, karena kemampuan deteksi bocoran membran melalui perubahan yang signifikan akibat pengaruh kadar air, periode, varietas, dan suhu ruang simpan. Bocoran kalium benih berkorelasi positif dan nyata pada taraf 1% dengan daya hantar listrik dan kandungan gula pereduksi dengan nilai,91 dan,819 (Tabel 4). Hal ini menunjukkan, semakin besar bocoran kalium semakin tinggi daya hantar listrik dan kandungan gula pereduksinya. Korelasi bocoran kalium dengan daya berkecambah dan bobot kering kecambah menunjukan nilai yang negatif, berturut-turut -,8 dan -,799 (Tabel 4). Tingginya nilai korelasi antarvariabel bocoran membran, seperti daya hantar listrik air dan bocoran kalium air rendaman benih, disebabkan karena kedua variabel mengukur tingkat bocoran membran melalui air rendaman benih. Pada variabel daya hantar listrik, seluruh ion terlarut diukur, sedangkan pada variabel bocoran kalium, yang diukur hanya unsur kalium. Miguel dan Filho (22) telah menguji penggunaan variabel bocoran kalium untuk menduga potensi fisiologis benih jagung dan mendapatkan bahwa perendaman benih selama 3 menit paling tinggi korelasinya dengan vigor benih jagung. Tabel 5. Matriks korelasi antarvariabel daya berkecambah terhadap bocoran kalium, bobot kering kecambah, dan daya hantar listrik air rendaman benih. Maros, 28. BKK DB DHL GP BK -,799** -,8**,91**,819** BKK,834** -,795** -,81** DB -,857** -,87** DHL,92** BK = bocoran kalium; BKK = bobot kering kecambah; DB = daya berkecambah; DHL = daya hantar listrik; GP = gula pereduksi ** = nyata pada taraf,1 Korelasi Mutu Benih dengan Pertumbuhan dan Produktivitas Hasil analisis korelasi menunjukkan terjadi korelasi positif antara persentase tanaman tumbuh pada umur 14 hari dan saat panen dengan daya berkecambah, bobot kering kecambah, dan terjadi korelasi negatif dengan daya hantar listrik, bocoran kalium, dan gula pereduksi (Tabel ). Hal ini menunjukkan bahwa benih dengan viabilitas dan vigor awal tinggi yang ditunjukkan daya berkecambah, bobot kering kecambah, gula pereduksi, daya hantar listrik, dan bocoran kalium berkorelasi sangat erat dengan pertumbuhan vegetatif tanaman di lapangan. 112

9 PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 29 NO Pertumbuhan kecambah yang abnormal di lapangan biasanya terjadi akibat penanaman benih yang bermutu rendah. Penelitian Naumenko dan Tkachev (197) menunjukkan bahwa pertumbuhan awal tanaman dan hasil jagung rendah akibat penggunaan benih bermutu rendah meskipun daya berkecambahnya relatif tinggi. Beberapa parameter sifat marfologis dan fisiologis tanaman yang dipengaruhi secara langsung oleh vigor awal benih adalah tinggi tanaman dan kandungan klorofil yang dapat digunakan untuk memprediksi kandungan N daun. Hasil penelitian Naumenko dan Tkachev (197) menunjukkan bahwa beberapa parameter pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, diameter batang, dan luas permukaan daun lebih rendah pada tanaman jagung yang berasal dari benih yang lebih lama disimpan. Arief dan Saenong (2) menyatakan tinggi tanaman dan kandungan N daun pada awal fase reproduktif lebih rendah pada jagung varietas Lamuru yang menggunakan benih dengan umur simpan 18 bulan dibandingkan dengan benih jagung baru. 5 Srikandi Kuning Kecambah dengan kondisi vigor yang kurang baik menghasilkan pertumbuhan awal yang tidak optimal karena di pengaruhi oleh proses metabolisme tanaman akibat tidak sempurnanya proses fotosintesis. Akibat gangguan pada proses fotosintesis, tanaman tumbuh tidak sempurna yang terlihat dari penurunan kandungan klorofil daun. Penurunan hasil biji yang lebih besar terjadi pada benih dengan kadar air awal yang lebih tinggi dan periode simpan yang lebih lama (Gambar 3 dan 4). Hal ini dapat terjadi karena benih dengan penurunan mutu yang cukup besar Tabel. Korelasi persentase tanaman tumbuh umur 14 hari dan saat panen terhadap variabel mutu benih. Maros dan Bontobili, 28. BK BKK DB DHL GP BPTT14 -,845**,93**,89** -,888** -,95** BPTTP -,852**,853**,885** -,887** -,95** MPTT14 -,749**,79**,54** -,735** -,58** MPTTP -,751**,71**,54** -,74** -,7** BPTT14 = persentase tanaman tumbuh umur 14 hari, Bontobili; BPTTP = persentase tanaman tumbuh saat panen, Bontobili; MPTT14 = persentase tanaman tumbuhumur 14 hari, Maros; MPTTP = persentase tanaman tumbuh saat panen, Maros; BK = bocoran kalium; BKK = bobot kering kecambah; DB = daya berkecambah; DHL = daya hantar listrik; GP = gula pereduksi; ** = nyata pada taraf,1 4 Srikandi Kuning Hasil biji di Bontobili (t/ha) Lamuru C1 = kadar air awal 8,2% C2 = kadar air awal 1,1% C3 = kadar air awal 12,1% C4 = kadar air awal 14,1% Hasil biji di Maros (t/ha) Lamuru C1 = kadar air awal 8,2% C2 = kadar air awal 1,1% C3 = kadar air awal 12,1% C4 = kadar air awal 14,1% Periode simpan (bulan) Gambar 3. Hasil biji jagung dari benih disimpan pada beberapa tingkat kadar air awal dan periode simpan. Bontobili, Periode simpan (bulan) Gambar 4. Hasil biji jagung dari benih disimpan pada beberapa tingkat kadar air awal dan periode simpan. Maros,

10 ARIEF ET AL.: HUBUNGAN MUTU BENIH DENGAN PRODUKTIVITAS JAGUNG penyimpanan, setelah digunakan kembali sebagai materi tanam berikutnya sudah menunjukkan penurunan vigor kecambah yang besar. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya persentase tanaman tumbuh, banyaknya jumlah kecambah yang abnormal, dan sistem perakaran dari kecmbah yang abnormal tidak sempurna sehingga penyerapan hara tanaman pada masa awal pertumbuhan vegetatif juga menjadi tidak sempurna. Ditinjau dari perbedaan kadar air awal simpan benih dan varietas, hasil varietas Lamuru lebih tinggi daripada varietas Srikandi Kuning-1 (Gambar 3). Penurunan hasil Lamuru lebih rendah dibanding Srikandi Kuning-1 akibat penggunaan benih yang telah disimpan 12 bulan dan kadar air awal simpan yang lebih tinggi (Gambar 3 dan Tabel 7). Hasil biji di Maros dari benih yang disimpan 12 bulan dengan kadar air awal simpan 14,1% menurun 21,5% pada Lamuru dan 42,4% pada Srikandi Kuning-1 dibandingkan dengan benih yang tidak disimpan, atau langsung digunakan sebagai materi tanam. Di Bontobili, penurunan hasil 45,8% pada Lamuru dan 5,8% pada Srikandi Kuning-1. Rata-rata indeks panen di Maros dari perlakuan benih yang disimpan dengan kadar air awal 14,1% dan disimpan selama 12 bulan menurun 14,3% pada Lamuru dan 4,7% pada Srikandi Kuning-1. Di Bontobili, penurunan indeks panen 33,7% pada Lamuru dan 33,3% pada (Srikandi Kuning-1 (Tabel 7). Penurunan produktivitas tanaman menunjukkan pengaruh mutu benih terhadap vigor awal, pertumbuhan vegetatif, hasil, dan komponen hasil. Di samping penurunan pertumbuhan vegetatif, penurunan produktivitas juga dapat ditelusuri dengan memperhatikan pertumbuhan tanaman pada fase generatif, yaitu terjadinya penurunan mutu hasil. Komponen hasil menurun karena tongkol menjadi lebih kecil dan pendek. Menurut Priestley (198), penanaman benih jagung yang sudah disimpan lama dan telah mengalami penuaan menyebabkan pertumbuhan kecambah di Tabel 7. Penurunan hasil dari penggunaan benih yang telah disimpan 12 bulan dengan berbagai kadar air awal simpan. Maros, 28. Penurunan hasil (%) Maros Bontobili Kadar air awal (%) Lamuru Srikandi Lamuru Srikandi Kuning-1 Kuning-1 8,2 3, 11,5 7,8 18,7 1,1 14,5 2,3 1,9 25,8 12,1 21,1 3,3 29,3 41,7 14,1 21,5 42,4 45,8 5,8 lapangan menjadi lebih lambat, tongkol lebih pendek, dan tanaman secara individu kurang produktif. Benih jagung yang telah mengalami proses penuaan menghasilkan pertumbuhan kecambah abnormal dan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa marfologi tanaman dipengaruhi oleh umur simpan benih yang digunakan. Indeks panen di Bontobili dan Maros menunjukkan perbedaan yang signifikan ditinjau dari kadar air awal, periode simpan benih, dan varietas, dan terjadi interaksi antara periode simpan benih dan varietas. Nilai rata-rata indeks panen lebih rendah pada tanaman yang benihnya disimpan dengan kadar air awal 14,1%, dan hal ini terjadi pada kedua varietas yang diuji. Varietas Lamuru mempunyai nilai rata-rata indeks panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Srikandi Kuning-1 (Tabel 4). Tingginya nilai indeks panen varietas Lamuru dipengaruhi oleh hasil dan bobot biji yang lebih tinggi. Kadar air awal simpan yang lebih tinggi (14,1%) berpengaruh terhadap laju penurunan mutu benih, karena berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme benih yang menunjang peningkatan laju respirasi. Oleh karena itu, benih yang disimpan dengan kadar air yang lebih tinggi akan menurunkan daya simpan benih. Vigor dan viabilitas benih berpengaruh langsung terhadap penampilan tanaman, seperti daya berkecambah dan kecepatan tumbuh tanaman di lapangan. Penurunan hasil secara tidak langsung berkaitan dengan rendahnya vigor benih jika populasi tanaman di bawah batas kritis. Vigor benih berpengaruh langsung terhadap tanaman yang dipanen pada fase vegetatif atau awal fase reproduktif, namun tidak berpengaruh langsung terhadap tanaman yang dipanen setelah masak fisiologis (TeKrony and Egli 1991). Dalam penelitian ini terlihat bahwa pengaruh cekaman kondisi simpan seperti kadar air awal simpan dan suhu ruang simpan yang tinggi secara signifikan berpengaruh terhadap penurunan viabilitas dan vigor benih, dan berpengaruh secara tidak langsung terhadap hasil dan indeks panen sebagaimana terlihat dari rendahnya tanaman yang tumbuh di lapangan dan vigor kecambah yang lemah yang akhirnya menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman yang terlihat dari rendahnya kandungan klorofil daun pada tanaman dengan vigor awal yang rendah. Penurunan vigor benih mengakibatkan populasi tanaman tumbuh di lapangan berkurang. Vigor awal benih yang ditanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif awal tanaman, namun seiring dengan bertambahnya umur tanaman, pengaruh vigor benih semakin berkurang. Perbedaan kerapatan tanaman akibat rendahnya vigor benih tidak berpengaruh nyata terhadap hasil sepanjang tanaman yang populasinya berkurang 114

11 PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 29 NO mengkompensasi tanaman lain yang tidak tumbuh akibat vigor benih yang rendah (Adegbuyi and Burris 28). Penurunan hasil varietas Lamuru rata-rata 4% dengan sumber benih yang disimpan selama 18 bulan pada suhu kamar (28-32 o C) di Maros. Penggunaan benih yang kurang vigor menunjukkan keragaman pertumbuhan vegetatif di pertanaman (Arief dan Saenong 2). Keragaman pertumbuhan tanaman di lapangan pada kondisi populasi yang sama disebabkan oleh beragamnya waktu munculnya kecambah di permukaan tanah dan beragamnya jarak tanam akibat adanya tanaman yang tidak tumbuh. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah kedalaman penanaman dan vigor awal benih (Andrade and Abbate 28). Tanda awal keragaman tanaman dapat dideteksi melalui peningkatan laju pemanjangan internoda dan perubahan pola alokasi bahan kering (Aphalo and Ballare 1995; Ballare et al. 1994). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman pertumbuhan kecambah dan pertumbuhan awal tanaman berpengaruh nyata terhadap penurunan hasil (Nafziger et al. 1991; Tollenaar dan Wu 1999; Liu et al. 24). Selain itu, beragamnya pertumbuhan dalam barisan tanaman menyebabkan hasil lebih rendah (Krall et al. 1977; Vanderlip et al. 1988). Pengaruh keragaman pertumbuhan tanaman sangat bervariasi, bergantung pada spesies dan genotipe tanaman. Echarte dan Andrade (23) menyimpulkan bahwa varietas jagung hibrida baru menunjukkan stabilitas indeks panen yang lebih tinggi daripada varietas jagung hibrida lama akibat rendahnya ambang biomas untuk hasil sebagai respon terhadap peningkatan sumber daya pertanaman. Andrade dan Abbate (25) menunjukkan rata-rata hasil biji jagung/tanaman menurun,8 g untuk setiap unit peningkatan koefisien keragaman biomas tanaman, sedangkan hasil kedelai tidak dipengaruhi oleh peningkatan keragaman ukuran tanaman. Meskipun dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran hasil biji per tanaman, namun dari tanaman sampel yang diambil terlihat dengan jelas bahwa dari petak perlakuan benih bermutu rendah dihasilkan biji dari tongkol-tongkol yang berukuran kecil dan banyaknya bagian yang hampa di dalam tongkol. Tidak seragamnya tanaman di lapangan merupakan ciri khusus bagaimana kecambah dari benih bermutu rendah muncul tidak seragam dan tidak serempak. Dengan mengatur kadar air benih jagung yang akan disimpan selama 12 bulan pada kadar air awal 8,2% maka penurunan hasil dapat ditekan menjadi hanya 3,% pada varietas Lamuru di Maros, sedangkan pada varietas Srikandi Kuning-1 menurun 11,5%. Di Bontobili, dengan perlakuan yang sama, penurunan hasil lebih besar, yaitu 7,8% untuk Lamuru dan 18,7% untuk Srikandi Kuning-1. Dengan pengaturan kadar air awal simpan yang akurat melalui proses pengeringan yang efektif dapat diperoleh mutu benih yang prima meskipun disimpan selama 12 bulan. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa produktivitas jagung dipengaruh oleh tinggi rendahnya mutu benih yang digunakan sebagai materi tanam. Meskipun berbagai faktor lingkungan di lapangan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil biji, namun hasil penelitian di Maros dan Bontobili dapat memberikan hasil serupa, terjadi penurunan hasil Srikandi Kuning-1 dan Lamuru akibat penggunaan benih dari berbagai variasi kondisi simpan. Hasil penelitian ini juga menujukkan bahwa dari benih dengan mutu rendah diperoleh keragaman pertumbuhan tanaman yang tinggi dan keragaman klorofil daun yang cukup besar. Tidak seragamnya pertumbuhan tanaman pada jagung merupakan indikasi rendahnya produktivitas. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kadar air awal, suhu ruang simpan, periode simpan benih, dan varietas, berpengaruh terhadap daya simpan benih. Benih jagung yang disimpan pada kadar air awal dan suhu ruang simpan yang lebih rendah menunjukkan penurunan mutu yang lebih rendah, teramati pada perkecambahan, bocoran membran sel dan gula pereduksi pada benih, dan berpengaruh terhadap produktivitas. Pada kadar air awal 8,2%, benih jagung varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1 yang disimpan selama 12 bulan dapat mempertahankan viabilitas benih, penurunan hasil biji varietas Lamuru di Maros cukup rendah, hanya 3,% dan di Bontobili 7,8% penurunan hasil biji Srikandi Kuning-1 di Maros 11,5% dan di Bontobili 17,8%. 2. Variabel pertumbuhan vegetatif, seperti daya berkecambah dan persentase tanaman tumbuh umur 14 hari di Bontobili dan Maros menunjukkan korelasi positif dengan keserempakan tumbuh, kecepatan tumbuh, bobot kering kecambah, karbohidrat, dan berkorelasi negatif dengan daya hantar listrik, bocoran kalium, dan gula pereduksi. Bocoran kalium menunjukkan korelasi positif dengan daya hantar listrik dan gula pereduksi serta korelasi negatif dengan daya berkecambah, keserempakan tumbuh, kecepatan tumbuh, bobot kering kecambah. 115

12 ARIEF ET AL.: HUBUNGAN MUTU BENIH DENGAN PRODUKTIVITAS JAGUNG 3. Daya berkecambah sebagai peubah mutu benih yang sering digunakan, belum menunjukkan perubahan yang besar setelah benih disimpan 12 bulan, dengan kadar air awal yang tinggi (14,1%), namun peubah bocoran membran seperti daya hantar listrik dan bocoran kalium telah menunjukkan perbedaan yang signifikan, sehingga peubah tersebut dapat digunakan untuk menduga status fisiologis mutu benih. 4. Mutu benih yang lebih rendah akibat mengalami cekaman lingkungan simpan dan proses deteriorasi dalam penyimpanan, berpengaruh terhadap produktivitas melalui pengaruhnya terhadap vigor kecambah yang rendah, pertumbuhan vegetatif awal tanaman, serta tingginya keragaman pertumbuhan tanaman. 5. Disarankan menyimpan benih jagung dengan kadar air awal tidak lebih dari 1% dengan periode simpan tidak lebih dari 12 bulan pada suhu kamar agar tidak terjadi penurunan hasil biji yang signifikan.. Bagi industri benih skala kecil seperti penangkar benih, penggunaan faktor fisiologis mutu benih selain daya berkecambah, perlu menyertakan bobot kering kecambah untuk mendeteksi penurunan mutu benih lebih awal secara akurat. Untuk industri benih jagung skala besar, penggunaan indikator bocoran membran seperti daya hantar listrik dan bocoran kalium untuk menduga vigor benih dapat digunakan karena indikator ini dapat diukur dengan mudah dan cepat serta lebih akurat. 7. Peubah daya hantar listrik dan bocoran kalium dapat digunakan sebagai indikator mutu benih, yang berkorelasi sangat tinggi dengan pertumbuhan dan hasi biji. DAFTAR PUSTAKA Adegbuyi, E. and J.S. Burris. 28. Effect of seed vigor on crop character in reduced and uniform population of corn (Zea mays L.). Journal of Agronomy and Crop Science. Volume 12. Issue 1, p: cgi-bin/fulltext/ /. Diakses tanggal 12 Januari 29. Andrade, F.H. and P.E. Abbate. 25. Response of maize and soybean to variability in stand uniformity. Agronomy Journal 97: AOSA Seed Vigor Testing handbook. Association of Official Seed Analysts. Contribution No. 32. Aphalo, P.J. and C.L. Ballaré On the importance of information-acquiring systems in plant-plant interactions. Funct. Ecol. 9:5-14. Arief, R. dan S. Saenong. 2. Ukuran biji dan periode simpan benih jagung. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol. 25. Nomor 1. Ballaré, C.L., A.L. Scopel, E.T. Jordan, and R.K. Vierstra Signaling among neighboring plants and the development of size inequalities in plant populations. Proc. Natl. Acad. Sci. USA 91: Bewley, J.D. and M. Black Physiology and Biochemistry of Seeds. 2. Springer-Verlag. Berlin Heidelberg Newyork. Black, M. and J.D. Bewley. (ed.) 2. Seed technology and its biological basis. CRC Press, Boca Raton, FL. Ercharte, L. and F.H. Andrade. 23. Harvest index stability of Argentinean maize hybrids released between 195 and Field Crops Res. 82:1-12. Krall, J.M., H.A. Esechie, R.J. Raney, S. Clark, G. TenEyck, M. Lundquist, N.E. Humburg, L.S. Axthelm, A.D. Dayton, and R.L. Vanderlip Influence of within-row variability in plant spacing on corn grain yield. Agron. J. 9: Liu, W., M. Tollenaar, G. Stewart, and W. Deen. 24. Response of corn grain yield to spatial and temporal variability in emergence. Crop Sci. 44: Miguel, M.V.C. and Marcos Filho, J. 22. Potassium Leakage and Maize Seed Physiology Potential. Scientia Agricola, Vol. 59 No. 2: Nafziger, E.D., P.R. Carter, and E.E. Graham Response of corn to uneven emergence. Crop Sci. 31: Naumenko, A.I. and N. A. Tkachev Change in quality of maize seeds during storage. Sel. Semenovod., No. : Priestley, D.A Seed Aging. Comstcok Publishing Associates. A Division of Cornell Univ. Press. TeKrony. D.M. and D.B. Egli Relationship of seed vigor to crop yield: A Review. Crop Science 31: Tollenar, M. and J. Wu Yield improvement in temparate maize is atrtributtable to greater stress tolerance. Crop Sci. 39: Vanderlip, R.L., J.C. Okonkwo, and J.A. Schaffer Corn respons to precision of witerin-row plant spaling. Appl. Agril. Res. 3: Vertucci, C. W Predicting the optimum storage condition for seeds using thermodynamic principles. Journal of Seed Technology. 17(2):

BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Vigor benih menunjukkan potensi benih untuk tumbuh dan berkembang dari kecambah normal pada berbagai

Lebih terperinci

MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Cara pengeringan berpengaruh terhadap mutu benih dan daya simpannya. Penelitian untuk menentukan

Lebih terperinci

MUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN

MUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN Seminar Nasional Serealia, 2013 MUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih TINJAUAN PUSTAKA Vigor Benih Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja benih atau lot benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah (ISTA,

Lebih terperinci

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Mutu fisiologis jagung berpengaruh terhadap vigor awal tanaman dan

Lebih terperinci

Mutu fisiologis Benih pada Beberapa Varietas Jagung Selama Periode Simpan

Mutu fisiologis Benih pada Beberapa Varietas Jagung Selama Periode Simpan Abstrak Mutu fisiologis Benih pada Beberapa Varietas Jagung Selama Periode Simpan Rahmawati dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan Mutu fisiologis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih 4 TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Mutu benih merupakan sebuah konsep yang kompleks yang mencakup sejumlah faktor yang masing-masing mewakili prinsip-prinsip fisiologi, misalnya daya berkecambah, viabilitas,

Lebih terperinci

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Percobaan bertujuan untuk melihat pengaruh takaran

Lebih terperinci

TINJAUAN MUTU PADA PRODUKSI BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI/PENANGKAR. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK

TINJAUAN MUTU PADA PRODUKSI BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI/PENANGKAR. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK TINJAUAN MUTU PADA PRODUKSI BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI/PENANGKAR Ramlah Arief Ramlah.arief@yahoo.com Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Mutu benih yang prima merupakan prasyarat untuk memeroleh

Lebih terperinci

STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA

STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA STUDY ON PHYSIOLOGY AND BIOCHEMISTRY ASPECTS OF CORN (Zea mays L.) SEED GERMINATION

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala viabilitas 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas dan Vigor Benih Viabilitas benih mencakup vigor dan daya kecambah benih. Viabilitas adalah daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh tingginya vigor awal yang merupakan hasil dari faktor

Lebih terperinci

MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengujian mutu benih hasil tangkaran dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat hasil. Penggunaan benih bermutu tinggi dalam budidaya akan menghasilkan panen tanaman yang tinggi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Lot Benih Pembuatan lot benih dilakukan untuk memperoleh beragam tingkat vigor yang berbeda. Lot benih didapat dengan perlakuan penderaan terhadap benih jagung melalui Metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, produksi perlu ditingkatkan

Lebih terperinci

MUTU FISIOLOGIS BENIH DARI BERBAGAI TINGKAT BOBOT BIJI SELAMA PERIODE SIMPAN. Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU FISIOLOGIS BENIH DARI BERBAGAI TINGKAT BOBOT BIJI SELAMA PERIODE SIMPAN. Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia MUTU FISIOLOGIS BENIH DARI BERBAGAI TINGKAT BOBOT BIJI SELAMA PERIODE SIMPAN Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Mutu benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usahatani jagung.

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) Danti Sukmawati Ciptaningtyas 1, Didik Indradewa 2, dan Tohari 2 ABSTRACT In Indonesia, maize mostly planted

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah benih, persentase kecambah

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG. Fauziah Koes dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG. Fauziah Koes dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG Fauziah Koes dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. umumnya produsen benih berikhtiar untuk menghasilkan benih dengan

Lebih terperinci

Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT)

Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT) Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT) Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No. 274 Maros

Lebih terperinci

MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Rahmawati et al.: Mutu Benih Jagung di Tingkat Petani dan. MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Rahmawati, Ramlah Arief dan Herman Subagio Balai Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai II. TINJAUAN PUSTAK A 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai Ukuran benih kacang kedelai berbeda-beda antarvarietas, ada yang kecil, sedang, dan besar. Warna bijinya kebanyakan kuning kecoklatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas Benih 2.1.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah

Lebih terperinci

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE Rahmawati 1) dan Syamsuddin 2) 1) Balai Penelitian Tanaman Serealia dan 2) Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat ABSTRAK Kemunduran mutu

Lebih terperinci

PENGARUH PENUNDAAN PENGERINGAN TERHADAP MUTU BENIH SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench)

PENGARUH PENUNDAAN PENGERINGAN TERHADAP MUTU BENIH SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench) Pengaruh Penundaan Pengeringan Terhadap Mutu Benih Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench.) 245 PENGARUH PENUNDAAN PENGERINGAN TERHADAP MUTU BENIH SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench) Effect of Delayed Drying

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Metode Pengusangan Cepat Benih Kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan metode pengusangan cepat benih kedelai menggunakan

Lebih terperinci

EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS. Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS. Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Evaluasi mutu fisik dan fisiologis benih dilakukan terhadap beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai Kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan dengan klasifikasi lengkap tanaman kedelai adalah sebagai berikut, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Subekti (2010), biji jagung memiliki bentuk teratur, bergaris pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Subekti (2010), biji jagung memiliki bentuk teratur, bergaris pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Biji Jagung Menurut Subekti (2010), biji jagung memiliki bentuk teratur, bergaris pada tongkol sesuai dengan letak bunga. Biji dibungkus oleh perikap yang terdiri dari

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.) SKRIPSI PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.) Oleh : IrvanSwandi 10882003293 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Jl. SiliwangiNo 24 Kotak Pos164 KodePos Tasikmalaya.

Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Jl. SiliwangiNo 24 Kotak Pos164 KodePos Tasikmalaya. PEMANFAATAN ANTIOKSIDAN PADA SEED COATING UNTUK MEMPERTAHANKAN VIGOR BENIH KEDELAI DI PENYIMPANAN Utilization of Antioxidants on Seed Coating to Maintain Vigor Seeds of Soybean in Storage Darul Zumani

Lebih terperinci

PENGARUH PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr)

PENGARUH PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) PENGARUH PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) THE EFFECT OF DRYING TOWARD QUALITY OF SOYBEAN SEEDS ( Glycine max ( L. ) Merr ) Fauzah Shaumiyah *), Damanhuri dan Nur Basuki

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015).

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015). IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Invigorasi Terhadap Viabilitas dan Vigor Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGUJIAN VIABILITAS BENIH KACANG TANAH MELALUI PENGUKURAN KONDUKTIVITAS LISTRIK BENIH

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGUJIAN VIABILITAS BENIH KACANG TANAH MELALUI PENGUKURAN KONDUKTIVITAS LISTRIK BENIH EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGUJIAN VIABILITAS BENIH KACANG TANAH MELALUI PENGUKURAN KONDUKTIVITAS LISTRIK BENIH Nia R. Patriyawaty 1*) dan Agustina A. Rahmianna 2) 1) Pusat Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

KUALITAS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA PENANGKAR DAN UPBS BALITSEREAL

KUALITAS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA PENANGKAR DAN UPBS BALITSEREAL KUALITAS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA PENANGKAR DAN UPBS BALITSEREAL Sania Saenong, Fauziah, Rahmawati dan Oom Komalasari Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Produsen benih umumnya berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih, Laboratorium Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dramaga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, genus Lycopersicon, spesies Lycopersicon esculentum Mill. Tomat sangat bermanfaat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang relatif

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman 2 I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang penting karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Setiap 100 gram kacang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih serta Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Benih kedelai dipanen pada dua tingkat kemasakan yang berbeda yaitu tingkat kemasakan 2 dipanen berdasarkan standar masak panen pada deskripsi masing-masing varietas yang berkisar

Lebih terperinci

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH : PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH : DIO TIRTA ARDI 110301215 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA Fauziah Koes dan Oom Komalasari Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Varietas Kedelai

Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Varietas Kedelai Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Kedelai Awaludin Hipi, Fitratunnisa, dan Nani Herawati BPTP NTB. Jl. Raya Peninjauan Narmada E-mail: awl_h@yahoo.co.id Abstrak Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat rampai atau tomat ranti banyak disukai oleh konsumen karena tomat mempunyai rasa yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Viabilitas Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) Berdasarkan hasil analisis (ANAVA) pada lampiran

Lebih terperinci

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH IKKE YULIARTI E10012026 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Oktober 2013 sampai bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Oktober 2013 sampai dengan Januari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Juni tahun 2009. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA

PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA Firdaus Sulaiman, M. Umar Harun, dan Agus Kurniawan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang dikenal sebagai sumber utama protein nabati yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi

Lebih terperinci

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN Ika Nurani Dewi 1*, Drs. Sumarjan M.Si 2 Prodi Pendidikan Biologi IKIP Mataram 1* Dosen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010) melaporkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya meningkat 1,48

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill) SKRIPSI PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill) Oleh: Siti Rosmiati 10982008360 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI

PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI Indartono Program Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT Indartono, in this paper

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1. Pengaruh Perendaman Benih dengan Isolat spp. terhadap Viabilitas Benih Kedelai. Aplikasi isolat TD-J7 dan TD-TPB3 pada benih kedelai diharapkan dapat meningkatkan perkecambahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI SECARA KIMIA TERHADAP VIABILITAS BENIH DELIMA (Punica granatum L.) SKRIPSI. Oleh :

PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI SECARA KIMIA TERHADAP VIABILITAS BENIH DELIMA (Punica granatum L.) SKRIPSI. Oleh : PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI SECARA KIMIA TERHADAP VIABILITAS BENIH DELIMA (Punica granatum L.) SKRIPSI Oleh : SYAHRI RAMADHANI 100301210/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) merupakan tanaman penghasil serat yang berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

STUDI KONDUKTIVITAS KEBOCORAN BENIH CABAI

STUDI KONDUKTIVITAS KEBOCORAN BENIH CABAI Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor STUDI KONDUKTIVITAS KEBOCORAN BENIH CABAI (Capsicum annuum L.) DAN HUBUNGANNYA DENGAN MUTU FISIOLOGIS BENIH

Lebih terperinci

Kemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami

Kemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami Kemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami Soybean Seed Deterioration Using Accelerated Aging Machine IPB 77-1 MM Compared to Natural Storage Syarifa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Menurut Irwan (2006), kandungan gizi

Lebih terperinci

Seed Coating untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kakao. Sulistyani Pancaningtyas 1)

Seed Coating untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kakao. Sulistyani Pancaningtyas 1) Seed Coating untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kakao Sulistyani Pancaningtyas 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Penerapan teknologi seed coating sudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran, buah tomat sering digunakan sebagai bahan pangan dan industri, sehingga nilai ekonomi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Viabilitas Benih

TINJAUAN PUSTAKA Viabilitas Benih TINJAUAN PUSTAKA Viabilitas Benih Kualitas benih dapat dilihat dari viabilitas dan vigornya. Menurut Copeland dan McDonald (1995), sebagian besar ahli teknologi benih dan kalangan perdagangan mengartikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG. Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG. Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Upaya peningkatan produksi dan produktivitas jagung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang

Lebih terperinci

1. Kecambah Normal. adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum.

1. Kecambah Normal. adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum. 1. Kecambah Normal adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum. Tiga kategori kecambah yang dapat diklasifikasikan sebagai kecambah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn ialah salah satu tanaman pangan yang mempunyai prospek penting di Indonesia. Hal ini disebabkan jagung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. Berasal dari genus Oryza, famili Graminae (Poaceae) dan salah satu spesiesnya adalah Oryza

Lebih terperinci

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Sturt) di Pekanbaru oleh: Surtinah, dan Seprita Lidar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning - Pekanbaru Abstrak Research conducted an experiment

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB. Pelaksanaan percobaan dimulai dari

Lebih terperinci

PYRACLOSTROBIN ROLE IN IMPROVING EFFICIENCY NITROGEN FERTILIZER AND EFFECT ON QUALITY OF YIELD SEEDS CORN (Zea mays L.)

PYRACLOSTROBIN ROLE IN IMPROVING EFFICIENCY NITROGEN FERTILIZER AND EFFECT ON QUALITY OF YIELD SEEDS CORN (Zea mays L.) JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 2 MEI-2013 ISSN: 2338-3976 PENGARUH PEMBERIAN PYRACLOSTROBIN TERHADAP EFISIENSI PUPUK NITROGEN DAN KUALITAS HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PYRACLOSTROBIN ROLE IN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang paling dikenal. Walaupun tidak menghasilkan jumlah protein dan kalori setinggi buncis

Lebih terperinci

PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL DAN MUTU FISIOLOGIS DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr)

PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL DAN MUTU FISIOLOGIS DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr) PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL DAN MUTU FISIOLOGIS DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr) [EFFECT OF DROUGHT STRESS ON YIELDS AND PHYSIOLOGICAL QUALITY OF TWO SEED VARIETIES OF SOYBEAN

Lebih terperinci

The Impact of Phosphorus Fertilizer on Seed Weight and Seed Quality of Several Genotypes of Soybean During Seed Development and Maturation

The Impact of Phosphorus Fertilizer on Seed Weight and Seed Quality of Several Genotypes of Soybean During Seed Development and Maturation Perkembangan Biji dan Mutu Benih Beberapa Genotipe Kedelai yang Diberi Pupuk P The Impact of Phosphorus Fertilizer on Seed Weight and Seed Quality of Several Genotypes of Soybean During Seed Development

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan Metode Pengusangan APC IPB 77-1 MM Alat Pengusangan Cepat (APC) IPB 77-1 MM ini dirancang untuk dapat melakukan pengusangan cepat secara fisik maupun kimia. Prosedur

Lebih terperinci

VIABILITAS BENIH BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.)) SELAMA PENYIMPANAN 4 BULAN DENGAN TINGKAT KADAR AIR BERBEDA DALAM BEBERAPA JENIS KEMASAN TESIS

VIABILITAS BENIH BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.)) SELAMA PENYIMPANAN 4 BULAN DENGAN TINGKAT KADAR AIR BERBEDA DALAM BEBERAPA JENIS KEMASAN TESIS VIABILITAS BENIH BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.)) SELAMA PENYIMPANAN 4 BULAN DENGAN TINGKAT KADAR AIR BERBEDA DALAM BEBERAPA JENIS KEMASAN TESIS Oleh PAHALA L. L. SIANTURI 087001020/AGR PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Efektifitas Kemasan dan Suhu Ruang Simpan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Meirril)

Efektifitas Kemasan dan Suhu Ruang Simpan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Meirril) Planta Tropika Journal of Agro Science Vol 3 No 1 / Februari 2015 Efektifitas dan Suhu Ruang Simpan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Meirril) DOI 10.18196/pt.2015.033.1-7 Marlinda Dwi

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biji Buru Hotong Gambar biji buru hotong yang diperoleh dengan menggunakan Mikroskop Sterio tipe Carton pada perbesaran 2 x 10 diatas kertas millimeter blok menunjukkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga dan Balai Besar

Lebih terperinci

PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG

PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG Rahmawati, Sania Saenong dan E. Y. Hosang Balai Penelitian Tanaman Serealia BPTP NTT ABSTRAK Benih merupakan benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Al-Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah diisyaratkan dalam Al-Qur an jauh

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 1 Juni 2015 53 PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG Tita Kartika Dewi 1 1) Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung di Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT v UCAPAN TERIMA KASIH vi ABSTRAK viii ABSTRACT. ix RINGKASAN..

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan September 2013 sampai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode 23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan

Lebih terperinci