BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kandangserang, Kabupaten Pekalongan. Siswa kelas IV di SD Negeri 01 Tajur

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Tajur, kecamatan Kandangserang kabupaten Pekalongan. B. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 01 Tajur, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan. Siswa kelas IV di SD Negeri 01 Tajur berjumlah 16 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Sebagian besar orang tua murid bermata pencaharian petani, dan tingkat pendidikannya tergolong sedang karena sebagian besar orang tua murid hanya lulusan sekolah dasar. Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis tetap memperhatikan permasalahan yang di angkat oleh penulis sebagai bahan acuan penelitian tindakan kelas. Untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materinya tentang gaya mengubah bentuk benda C. Instrumen Penelitian Sebuah instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel (Arikunto,1998:160) Berdasarkan pengertian tersebut uraian mengenai validitas dan reliabilitas. 1. Validitas Validitas yaitu agar dapat membawa keberhasilan dalam penelitian, instrumen yang digunakan sebelumnya harus diuji tingkat validitasnya dan

2 reliabilitasnya. Sebuah instrumen dikatakan valitd apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Validitas adalah sebuah intrumen yang diteliti secara tepat. 1. Reliabilitas Soal Reliabilitas merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum suatu intrumen dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang sesungguhnya. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, maka instrumen tersebut lebih dahulu di ujicobakan pada sejumlah subyek yang kemudian hasilnya dianalisis dengan tehnik tertentu. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. Sebuah intrumen dikatakan reliabel bila instrumen tersebut mampu memberikan hasil tetap atau sama walaupun dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik dan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan test, dan observasi E. Analisis Data Analisa data penelitian ini adalah diskriptif persentasi. Data hasil penelitian yang dianalisis meliputi rata-rata kelas, ketuntasan belajar individu, dan ketuntasan belajar secara klasikal. Selanjutnya hasil analisis data diperoleh baik kualitatif maupun kuantitatif. Hasil ini di interpretasikan dan disimpulkan yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan. 1. Rata-rata kelas.

3 Untuk menghitung rata-rata kelas pada masing-masing siklus digunakan rumus : X = X N Keterangan: X = rata-rata kelas X = jumlah seluruh skor N = banyaknya subjek. 2. Ketuntasan belajar secara individu Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa individu digunakan rumus: Ketuntasan individu = jumlah jawaban soal benar X 100% Jumlah soal seluruhnya 3. Ketuntasan belajar secara klasikal. Nilai postes diperoleh setelah dilakukan tindakan kelas, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar. Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang mendapat nilai > 65 X 100% Jumlah siswa yang mengikuti F. Indikator Keberhasilan.

4 Penelitian in dinyatakan berhasil apabila memenuhi indikator-indikator sebagai berikut : 1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada keseluruhan penelitian siklus penelitian. 2. Pada akhir siklus penelitian sekurang-kurangnya 85% jumlah siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPA materi gaya mengubah gerak dan bentuk benda yaitu 65 G. Prosedur Penelitian. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang layim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi Menurut Arikunto (2008:16) adapun model dan penjelasan untuk masing- masing tahap adalah sebagai berikut : Dalam tahap I menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau focus peristiwa yang perlu mendapat perhatian adalah membuat sebuah instrument pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap 2 pelaksana peneliti harus ingat dan berusaha menaati yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.

5 Dalam tahap 3 pengamatan yang dilakukan oleh pengamat agar melakukan pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik, pelaksana mencatat sedikit demi sedikit yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Dalam tahap 4 refleksi adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan. Dalam hal ini guru sedang merefleksi pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik. Apabila guru juga berstatus sebagai pengamat yaitu mengamati apa yang ia lakukan maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali melakukan dialog untuk menemukan hal-hal yangsudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yangmasih perlu diperbaik; jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali

6 ke langkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan bentuk tindakan sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi, bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. (Arikunto 2008:16-20) Penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus yang dirancang dalam tiga siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut disusun dalam siklus dan setiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai. Siklus I Perencanaan Tindakan 1. Permasalahan di identifikasi mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA meliputi hasil belajar siswa secara umum melalui observasi dengan guru kelas IV SD Negeri 01 Tajur, kecamatan Kandangserang, kabupaten Pekalongan. a. Menggunakan model inkuiri sebagai solusi pemecahan masalah. b. Membuat skenario pembelajaran yang meliputi pembuatan silabus, rencana pembelajaran, membuat soal pretest dan postest, membuat, lembar kerja siswa, dan penyediakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan. Pelaksanaan a. Guru mengadakan presentasi kehadiran siswa.

7 b. Guru memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. c. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok 4 orang siswa. d. Guru menjelaskan rencana yang akan dilakukan. e. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam Lember kerja siswa dan gurur membimbing siswa melakukan percobaaan, gaya menggerakkan benda diam f. Setelah selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil percobaannya untuk di diskusikan dan ditarik kesimpulan. g. Memberikan test diakhir tahap (postest) Pengamatan a. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai kemampuan siswa dalam bekerja dan menyelesaikan tugas kelompok. b. Mengoreksi dan menilai jawaban lembar kerja siswa dan soal pretest dan postest. Refleksi Setelah siklus I selesai, data yang telah terkumpul dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yang diterapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus I belum bisa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan baik, maka desain pembelajaran pada siklus I perlu diperbaiki agar pembelajaran pada siklus selanjutnya lebih baik dan berhasil.

8 Siklus II Perencanaan a. Guru merancang kembali kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri yang merupakan perbaikan dari siklus I. b Membuat skenario pembelajaran yang meliputi pembuatan silabus, rencana pembelajaran, soal pretest dan postest, lembar kerja siswa, menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan. Pelaksanaan a. Guru memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. b. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok 4 orang siswa. c. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan. d. lembar kerja siswa dan guru membimbing siswa melakukan percobaan, gaya mempengaruhi gerak benda. e Setelah selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil percobaannya untuk didiskusikan dan menarik kesimpulan. f. Memberikan tes tdiakhir tahap (postest) Pengamatan a. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai kemampuan siswa dalam bekerja sama dan menyelesaikan tugas kelompok.

9 b. Mengoreksi dan menilai jawaban lembar kerja siswa, soal pretest dan postest. Refleksi Setelah siklus II selesai, data yang terkumpul dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran inkuiri yang diterapkan dapat meningkatkan aktivitas dan belajar siswa. Pada siklus II belum bisa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan baik, maka desain pembelajaran pada siklus II perlu diperbaiki agar pembelajaran pada siklus selanjutnya lebih baik dan berhasil. Siklus III Perencanaan a. Guru merancang kembali kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri yang merupakan perbaikan dari siklus II b. Membuat skenario pembelajaran yang meliputi pembuatan silabus, rencana pembelajaran, soal pretest dan postest, lembar kerja siswa, penyediaan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan. Pelaksanaan a. Guru memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. b. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok 4 orang siswa. c. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan.

10 d. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam lembar kegiatan siswa dan guru membimbing siswa melakukan percobaan, gaya mengubah bentuk benda. e. Setelah selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil percobaan untuk di diskusikandan ditarik kesimpulan. f. Guru memberikan latihan aplikasi konsep. g. Memberikn tes daiakhir tahap (postest) Pengamatan a. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai kemampuan siswa dalam bekerja dan menyelesaikan tugas kelompok. b. Mengoreksi dan menilai jawaban lembar kerja siswa soal pretest dan postest. Refleksi Setelah siklus III selesai, data yang telah terkumpul dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajan inkuiri yang ditetapkan dapat meningkatkan akivitas dan belajar siswa, Pada siklus III terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar dengan baik melalui pembelajaran inkuiri sehingga pembelajaran tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

11 Langkah-langkah penelitian di atas dapat di gambarkan sebagai berikut: Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan Pengamatan

12 Gambar 3.3 siklus Suharsini Arikunto ( dimodivikasi) penelitian tindakan kelas