BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Yuliana Ida Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai peran penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi kesehatan dan gizi yang buruk, khususnya pada ibu dan anak, akan menciptakan generasi sumber daya manusia berkualitas buruk. Sebaliknya, generasi yang sehat dan kondisi gizi baik akan memiliki otak yang cerdas akan menciptakan sumber daya manusia berkualitas baik (Sujudi 2003). Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita yang kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan (Kemenkes 2015b). Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya derajat kesehatan adalah seberapa besar tingkat pembiayaan untuk sektor kesehatan. Salah satu bentuk kebijakan pemerintah dibidang kesehatan dalam rangka mendukung tercapainya pembangunan kesehatan yang merata adalah Bantuan Operasional Kesehatan. BOK merupakan bantuan pemerintahah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional puskesmas (Kemenkes 2015b). Sejalan dengan kebijakan pembangunan untuk menggerakan perekonomian daerah dan menempatkan daerah sebagai penanggungjawab pembangunan, maka terjadi perubahan mendasar dalam mekanisme penyaluran dana dari tugas pembantuan (TP) pemerintah pusat ke daerah menjadi dana alokasi khusus (DAK) dan untuk pertama kalinya di tahun 2016 terdapat DAK nonfisik bidang kesehatan (Kemenkes 2015b). Perubahan kebijakan tersebut perlu disikapi dengan baik oleh daerah, khususnya pada sisi tata kelola termasuk pertanggungjawaban administrasi dan pencapaian program-program nasional yang telah ditetapkan (Kemenkes 2015b). 1
2 Perubahan ini sejalan dengan penelitian bahwa DAK merupakan mekanisme penyaluran dana dari pusat ke kab/kota yang lebih efektif karena penyalurannya dapat tepat waktu, lebih efisien karena pencairan dana oleh Satker melalui BUD Pemda, transparan karena penetapan alokasi menggunakan formula berdasarkan kemampuan fiskal daerah dan ketersediaan sumber daya daerah (Djadis 2015). Dalam pelaksanaan BOK tahun 2016, diharapkan masalah dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan BOK dapat diatasi dengan baik, dengan pembinaan yang intensif oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi. Dengan demikian pemanfaatan BOK akan semakin efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunungkidul ditemukan bahwa tingkat penyerapan anggaran BOK puskesmas dengan mekanisme DAK nonfisik Tahun 2016 berbeda, dimana penyerapan dana BOK di Kabupaten Sleman lebih tinggi dari Kabupaten Gunungkidul. Tabel 1. Jumlah realisasi penyerapan dana BOK Puskesmas di Kabupaten Sleman (per November 2016) No. Pukesmas Anggaran Realisasi Sisa %Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Moyudan Rp 240,000,000 Rp 224,079,500 Rp 15,920,500 97,37% 2 Minggir Rp 240,000,000 Rp 205,241,500 Rp 34,758,500 85,52% 3 Seyegan Rp 200,000,000 Rp 192,955,500 Rp 7,044,500 96,48% 4 Godean I Rp 240,000,000 Rp 208,562,300 Rp 31,437,700 86,90% 5 Godean 2 Rp 240,000,000 Rp 197,742,100 Rp 42,257,900 82,39% 6 Gamping I Rp 240,000,000 Rp 227,700,000 Rp 12,300,000 94,88% 7 Gamping II Rp 240,000,000 Rp 235,465,500 Rp 4,534,500 98,11% 8 Mlati I Rp 240,000,000 Rp 234,419,500 Rp 5,580,500 97,67% 9 Mlati II Rp 240,000,000 Rp 225,688,500 Rp 14,331,500 94,04% 10 Depok I Rp 240,000,000 Rp 232,617,000 Rp 7,383,000 96,92% 11 Depok II Rp 195,000,000 Rp 176,374,000 Rp 18,626,000 90,45% 12 Depok III Rp 240,000,000 Rp 212,079,500 Rp 27,920,500 88,37% 13 Berbah Rp 240,000,000 Rp 220,549,500 Rp 19,450,500 91,90% 14 Kalasan Rp 205,000,000 Rp 189,111,000 Rp 15,889,000 92,25% 15 Prambanan Rp 205,000,000 Rp 189,708,400 Rp 15,291,600 92,54% 2
3 3 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 16 Ngemplak I Rp 240,000,000 Rp 219,573,000 Rp 20,427,000 91,49% 17 Ngemplak II Rp 240,000,000 Rp 215,535,000 Rp 24,465,000 89,81% 18 Ngaglik I Rp 195,000,000 Rp 179,138,600 Rp 15,861,400 91,87% 19 Ngaglik II Rp 240,000,000 Rp 218,923,000 Rp 21,077,000 91,22% 20 Sleman Rp 195,000,000 Rp 187,314,500 Rp 7,685,500 96,06% 21 Tempel I Rp 240,000,000 Rp 231,723,000 Rp 8,277,000 90,78% 22 Tempel II Rp 240,000,000 Rp 217,882,500 Rp 22,117,500 85,62% 23 Turi Rp 240,000,000 Rp 205,478,000 Rp 34,522,000 85,62% 24 Pakem Rp 240,000,000 Rp 213,695,200 Rp 26,304,800 89,04% 25 Cankringan Rp 200,000,000 Rp 185,141,000 Rp 14,859,000 92,57% Jumlah Rp5,715,000,000 Rp5,246,697,600 Rp 468,302,400 91,81% Sumber : (Dinkes Sleman 2016) Berdasarkan tabel di atas, realisasi dana BOK Puskesmas dengan mekanisme DAK nonfisik di Kabupaten Sleman sampai dengan bulan November 2016 mencapai 91,81%, di mana tidak terdapat perbedaan penyerapan dana yang berarti di antara masing-masing puskesmas. Puskesmas dengan penyerapan tertinggi adalah puskesmas Gamping II dengan angka penyerapan dana mencapai 98,11%, sedangkan puskesmas dengan penyerapan terendah adalah puskesmas Godean II dengan angka penyerapan dana mencapai 82,39% dari total alokasi pagu yang ditetapkan. Tabel 2. Jumlah realisasi penyerapan dana BOK Puskesmas di Kabupaten Gunungkidul (per 17 Desember 2016) No. Pukesmas Anggaran Realisasi Sisa %Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Nglipar I Rp 199,540,000 Rp 171,606,200 Rp 27,933, % 2 Nglipar II Rp 214,675,000 Rp 178,445,100 Rp 36,229, % 3 Gendangsari I Rp 208,613,000 Rp 153,604,400 Rp 55,008, % 4 Gendangsari II Rp 89,032,000 Rp 135,494,400 Rp 53,537, % 5 Patuk I Rp 221,931,000 Rp 142,163,300 Rp 79,767, % 6 Patuk II Rp 221,518,000 Rp 179,293,700 Rp 42,224, % 8 Girisubo Rp 245,593,000 Rp 221,144,100 Rp 24,448, % 9 Ponjong I Rp 272,110,000 Rp 253,156,900 Rp 18,953, % 10 Ponjong II Rp 225,971,000 Rp 205,496,100 Rp 20,474, %
4 4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 11 Wonosari I Rp 237,894,000 Rp 237,894,000 Rp % 12 Wonosari II Rp 290,389,000 Rp 290,389,000 Rp % 13 Karangmojo I Rp 248,751,000 Rp 181,436,500 Rp 67,314, % 14 Karangmojo II Rp 230,634,000 Rp 198,508,500 Rp 32,125, % 15 Panggang I Rp 197,870,000 Rp 173,575,200 Rp 24,294, % 16 Panggang II Rp 204,573,000 Rp 200,960,875 Rp 3,612,125 98,20% 17 Purwosari Rp 13,789,000 Rp 198,240,100 Rp 15,548, % 18 Tepus I Rp 212,875,000 Rp 183,938,400 Rp 28,936, % 19 Tepus II Rp 211,437,000 Rp 192,604,200 Rp 18,832, % 20 Tanjungsari Rp 37,390,000 Rp 193,145,360 Rp 44,244, % 21 Paliyan Rp 244,680,000 Rp 224,115,500 Rp 20,564, % 22 Saptosari Rp 254,476,000 Rp 231,022,000 Rp 23,454, % 23 Ngawen I Rp 225,966,000 Rp 162,790,500 Rp 63,175, % 24 Ngawen II Rp 199,218,000 Rp 121,702,300 Rp 77,515, % 25 Semanu I Rp 251,643,000 Rp 195,357,950 Rp 56,285, % 26 Semanu II Rp 23,281,000 Rp 198,031,000 Rp 25,250, % 27 Semin I Rp 252,809,000 Rp 203,552,800 Rp 49,256, % 28 Semin II Rp 23,949,000 Rp 197,732,775 Rp 26,216, % 29 Playen I Rp 250,680,000 Rp 250,661,500 Rp 18, % 30 Playen II Rp 29,655,000 Rp 211,363,346 Rp 18,291, % Jumlah Rp6,909,000,000 Rp5,956,273,131 Rp 952,726, % Sumber: (Dinkes Gunungkidul 2016) Berdasarkan tabel di atas, realisasi dana BOK puskesmas dengan mekanisme DAK nonfisik di Kabupaten Gunungkidul mencapai 86,21%, di mana terdapat perbedaan penyerapan yang mencolok antara masing-masing puskesmas. Puskesmas dengan penyerapan tertinggi adalah puskesmas Wonosari I dengan angka penyerapan dana mencapai 100 %, sedangkan puskesmas dengan penyerapan terendah adalah puskesmas Ngawen II dengan angka penyerapan dana hanya mencapai 61,09% dari total alokasi pagu yang ditetapkan. Hal menunjukan bahwa penyerapan dana BOK belumlah optimal, karena masih terdapat sisa dana sebesar Rp ,00- yang mungkin tidak dapat diserap karena telah berada pada akhir tahun anggaran, dan harus di kembalikan ke kas daerah.
5 5 Penilaian keberhasilan pelaksanaan anggaran dapat dilakukan dengan menilai tingkat penyerapan anggarannya. Penilaiannya yaitu membandingkan antara realisasi anggaran dan total anggarannya pada akhir tahun di sebuah entitas, pelaksanaan anggaran yang ideal dapat ditandai dengan penyerapan anggaran yang tinggi disertai dengan output dan outcome yang optimal (Halim 2014). Dalam anggaran berbasis kinerja, penyerapan anggaran sebenarnya bukan merupakan tolok ukur penilaian suatu kegiatan. Namun, penyerapan anggaran belanja masih menjadi fokus pemerintah dalam pelaksanaan APBD. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai suatu institusi yang strategis dalam pelaksanaan urusan kesehatan, memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja puskesmas, termasuk dalam penyerapan realisai anggaran BOK. Dalam pelaksanaan BOK, Dinas Kesehatan berperan menghitung dan menetapkan besaran alokasi dana BOK per puskesmas dengan melihat beberapa variabel yang terkait dengan beban kerja, menetapkan pejabat KPA dan pejabat pengelola keuangan, melakukan advokasi dan bimtek tentang pengelolaan keuangan dana BOK, melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan anggaran BOK, melakukan proses penatausahan keuangan BOK, dan melakukan pengawasan dalam rangka pembinaan dan pengendalian pelaksanaan anggaran dengan tujuan pemanfaatan BOK akan semakin efisien, efektif, transparan, dan akuntabel (Kemenkes 2015b). B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah peran dinas kesehatan Kabupaten Sleman dalam penyerapan dana BOK puskesmas dengan mekanisme DAK nonfisik lebih baik dari dinas kesehatan Kabupaten Gunungkidul?
6 6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengevaluasi peran dinas kesehatan dalam penyerapan dana BOK puskesmas dengan mekanisme DAK nonfisik di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui peran Dinas Kesehatan dalam penyerapan dana BOK dengan mekanisme DAK nonfisik dilihat dari fungsi manajemen. b. Untuk memberikan rekomendasi bagi Dinas Kesehatan Kab. Sleman dan Dinas Kesehatan Kab. Gunungkidul serta Kementerian Kesehatan RI terkait peningkatan penyerapan anggaran BOK. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Daerah Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan BOK Puskesmas di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunungkidul. 2. Bagi Dinas Kesehatan Sebagai bahan masukan dalam menyusun strategi untuk meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan dalam penyerapan dana BOK Puskesmas dengan mekanisme DAK nonfisik. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang BOK dengan mekanisme DAK nonfisik.
7 7 E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian oleh (Bahar 2012), yang berjudul peran Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kaimana Dalam Pembinaan dan Pengawasan Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan, Jamkesmas dan Jampersal Tahun Peneliti ini meneliti tentang peran dinas dalam pembinaan dan pengawasan kebijakan BOK, Jamkesmas dan Jampersal serta prediksi dan rekomendasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif metode kualitatif, dengan rancangan penelitian studi kasus. Persamaan dengan peneliti adalah rancangan penelitian. Perbedaan dengan peneliti adalah variabel penelitian dan lokasi penelitian. 2. Penelitian oleh (Mulyawan 2012), yang berjudul Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Dinas Kesehatan. Peneliti ini meneliti tentang peran Dinkes dalam manajemen keuangan dan manajemen program BOK, serta pendapat Dinkes terhadap pelaksanaan kebijakan BOK dengan melakukan studi kasus di Dinkes Kabupaten Bantul dan Dinkes Kabupaten Lebong. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan pendekatan studi kasus deskriptif. Persamaan dengan peneliti adalah rancangan penelitian. Perbedaan dengan peneliti adalah lokasi penelitian. 3. Penelitian oleh (Pani 2012), yang berjudul Evaluasi Implementasi Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di 3 Puskesmas Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Peneliti ini meneliti tentang pemanfaatan dana BOK di puskesmas, waktu pencairan dana dan peran manajerial kepala puskesmas dan staf. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan pendekatan studi kasus deskriptif. Persamaan dengan peneliti adalah rancangan penelitian. Perbedaan dengan peneliti adalah variabel penelitian. 4. Penelitian oleh (Bonenberger et al. 2016), yang berjudul Factors influencing the work efficiency of district health managers in low-resource settings: a qualitative study in Ghana. Peneliti ini meneliti tentang faktor-faktro yang
8 8 berkontribusi terhadap praktek pengelolaan manajer kesehatan kabupaten yang tidak efisien dan cara meningkatkan efisiensi manajer secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif. Persamaan dengan peneliti adalah rancangan penelitian. Perbedaan dengan peneliti adalah variabel penelitian. 5. Penelitian oleh (Asante et al. 2006), yang berjudul Getting by on Credit: How District Health Managers in Ghana Cope with the Untimely Release of Funds. Peneliti ini meneliti tentang bagaimana manajer kesehatan kabupaten mengatasi turunnya dana pemerintah yang tidak tepat waktu. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif. Persamaan dengan peneliti adalah rancangan penelitian. Perbedaan dengan peneliti adalah variabel penelitian.
Lampiran I.34 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014
Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 106/Kpts/KPU/TAHUN 01 : 9 MARET 01 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 01 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH
Lebih terperinciBab II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Direktorat Jenderal Pajak DIY
Bab II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Direktorat Jenderal Pajak DIY Perjalanan reformasi birokrasi nampaknya tak terasa sudah dimulai sejak tahun 2002 yang dimasinisi oleh departemen keungan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018
KATA PENGANTAR Prakiraan Musim Kemarau 2018 Publikasi Prakiraan Musim Kemarau 2018 Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu bentuk pelayanan jasa klimatologi yang dihasilkan oleh Stasiun Klimatologi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: DPPKA Pemda DIY Gambar 4.1 Peta Administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa
Lebih terperinciBUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 129 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA KOORDINATOR WILAYAH KECAMATAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN
Lebih terperinciBUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,
BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA DAN KELANGKAAN PROFESI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian merupakan salah satu sektor jasa yang dapat berperan penting dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia, penilaian atau
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 7 Tahun : 2016
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 7 Tahun : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT
Lebih terperinciNama Penerima 1 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Utara 2 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Barat 3 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Timur 4 UPT Pengelola
DAFTA UNTUK UP No Nama Penerima 1 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Utara 2 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Barat 3 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Timur 4 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Selatan 5 UPT Pelayanan
Lebih terperinciBuletin Edisi Januari Tahun 2017 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan Desember 2016 dan Prakiraan Februari, Maret dan April 2017 serta informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Oktober Desember 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan
Lebih terperinciMenimbang. bahwa sesuai ketentuan Pasal 17 dan Pasal 24 peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2013 tentang Tata Cara
KONiISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 706 /KpIs/KPU/TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI SETIAP DAEMH PEMILIHAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 38 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENANDATANGANAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN
Lebih terperinciMANUAL RUJUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
MANUAL RUJUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL VISI dan MISI DINKES 2010-2015 Visi : Misi : Menjadi SKPD yang profesional, inovatif, transparan didukung oleh regulasi, infrastruktur dan pembiayaan serta kemitraan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016
KATA PENGANTAR Publikasi Prakiraan Musim Kemarau 2016 Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu bentuk pelayanan jasa klimatologi yang dihasilkan oleh Stasiun Geofisika Kelas 1 Yogyakarta / Pos Klimatologi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Sleman, Februari 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI MLATI. AGUS SUDARYATNO, S.Kom, MM NIP
KATA PENGANTAR Buku Buletin Prakiraan dan Analisis memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Januari 2017, Prakiraan Hujan Maret, April, Mei 2017 dan informasi hasil Analisis Tingkat
Lebih terperinciBuletin Edisi Oktober Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan September 2016 dan Prakiraan November, Desember 2016 dan Januari 2017 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Juli September 2016) dan Prakiraan
Lebih terperinciBuletin Edisi November Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan Oktober 2016 dan Prakiraan Desember 2016 dan Januari, Februari 2017 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Agustus Oktober 2016) dan Prakiraan
Lebih terperinciBuletin Edisi September Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan Agustus 2016 dan Prakiraan Oktober, November dan Desember 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Juni Agustus 2016) dan Prakiraan Tingkat
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif
BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN IV.1 Gambaran Umum Wilayah IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Sleman merupakan salah satu wilayah yang tergabung kedalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa pengelolaan kesehatan diselenggarakan secara bersama dan berjenjang antara pemerintah pusat,
Lebih terperinciKEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI
KATA PENGANTAR Buku Buletin Prakiraan dan Analisis memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Oktober 2017, Prakiraan Desember 2017, Januari dan Februari 2018 serta informasi hasil Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin meningkat berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan makanan yang bergizi. Diantara kebutuhan gizi yang diperlukan manusia
Lebih terperinciBuletin Edisi Agustustus Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Buletin Edisi Agustustus Tahun 2016 Analisis Hujan Juli 2016 dan Prakiraan September, Oktober dan November 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Mei
Lebih terperinciBuletin Bulan Juni Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan Mei 2016 dan Prakiraan Juli, Agustus, September 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Maret Mei 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan
Lebih terperinciKEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI
KATA PENGANTAR Buku Buletin Prakiraan dan Analisis memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan September 2017, Prakiraan November, Desember 2017 dan Januari 2018 serta informasi hasil Analisis
Lebih terperinciBuletin Bulan Februari Tahun 2016 PENGANTAR
PENGANTAR Analisis Januari 2016, Analisis Indeks Kekeringan Tingkat Kekeringan dan Kebasahan periode November 2015 Januari 2016, Prakiraan Maret, April dan Mei 2016 serta Prakiraan Indeks Kekeringan Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Adanya perubahan Undang-Undang Otonomi daerah dari UU
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Adanya perubahan Undang-Undang Otonomi daerah dari UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat
Lebih terperinciKEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI
KATA PENGANTAR Buletin Prakiraan Hujan Bulanan memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Desember 2017, Prakiraan Hujan Februari, Maret, dan April 2018 serta informasi hasil Analisis
Lebih terperinciBuletin Bulan Januari Tahun 2016 PENGANTAR
PENGANTAR Analisis Hujan Desember 2015, Analisis Indeks Kekeringan Tingkat Kekeringan dan Kebasahan periode Oktober - Desember 2015 dan Prakiraan Februari, Maret dan April 2016 disusun berdasarkan data
Lebih terperinciBuletin Bulan Mei Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan April 2016 dan Prakiraan Juni, Juli, Agustus 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Februari April 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Berdasarkan
Lebih terperinciBuletin Bulan Maret Tahun 2016 PENGANTAR
PENGANTAR Analisis Februari 2016, Analisis Indeks Kekeringan Tingkat Kekeringan dan Kebasahan periode Desember 2015 Februari 2016, Prakiraan April, Mei, dan Juni 2016 serta Prakiraan Indeks Kekeringan
Lebih terperinciBuletin Edisi April 2018 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Buletin Prakiraan Hujan Bulanan memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Maret 2018, Prakiraan Hujan Mei, Juni, dan Juli 2018 serta informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bibit tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna Multi Purpose Tree Species
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kebun Bibit Rakyat (KBR) merupakan salah satu program pemerintah yang ditujukan untuk terus meningkatkan capaian rehabilitasi hutan dan lahan. Program tersebut
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPENDAHULUAN LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor
Lebih terperinciKabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari 4 kabupaten di
10 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2.1 Struktur dan Karakteristik Fisik Dasar 2.2.1 Letak Geografis Kabupaten Gunungkidul Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari 4 kabupaten di Propinsi
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 7 yang diusulkan melalui Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sleman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental spritual maupun sosial yang memungkinkan
Lebih terperinciBuletin Bulan April Tahun 2016 PENGANTAR
PENGANTAR Analisis Maret 2016 dan Prakiraan Mei, Juni, Juli 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Januari Maret 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan tiga bulanan
Lebih terperinciPENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-290 PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Eta Rahayu dan Eko Budi Santoso
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kabijakan pembangunan ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis karena letak geografisnya diantara 6 o LU 11 o LS dan 95 o BT 141 o BT. Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pembangunan
Lebih terperinciBuletin Edisi Juli Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan Juni 2016 dan Prakiraan Agustus, September dan Oktober 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (April Juni 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan
Lebih terperinciTabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib
Tabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib TIDAK 1. Pendidikan 487.900.617.227,68 5.582.117.600 64.084.231.215 58.415.294.850 615.982.260.893 572.880.929.360,81 93,00 Dinas Dikpora,,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat tinggi, akan tetapi banyak potensi pajak yang hilang atau tidak diperhatikan
Lebih terperinciTabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib
Tabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib BELANJA LANGSUNG REALISASI PERSEN URUSAN BELANJA TIDAK TOTAL BELANJA NAMA-NAMA SKPD NO BELANJA BELANJA BELANJA TASE WAJIB LANGSUNG BELANJA MODAL
Lebih terperinciLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2011
Susunan organisasi Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia terdiri dari: a. Sekretaris b. Subbagian Umum dan Kerjasama Subbagian Umum dan Kerjasama mempunyai tugas menyelenggarakan
Lebih terperinciMONITORING PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI DAERAH TERPENCIL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN
MONITORING PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI DAERAH TERPENCIL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN Dominirsep O. Dodo, S.KM., M.PH Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana Kupang (dominirsepdodo@gmail.com/081339216559)
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman) NOMOR : 3 TAHUN : 1999 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
-1- SALINAN RAPERDA FINAL PENGUNDANGAN DRAFT AKHIR 15 MARET 2018 JAM 08.41 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN
Lebih terperinciRENCANA KERJA ( RENJA )
DRAFT PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
Lebih terperinciJUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)
JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) PROVINSI DI YOGYAKARTA KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH 3401 KULON PROGO 5 16 21 3402 BANTUL 16 11 27 3403 GUNUNG KIDUL 14 16 30 3404 SLEMAN
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Kondisi kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 secara umum lebih buruk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat kemiskinan ekstrem yang mencolok (Todaro dan Smith, 2011:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu terjadi dalam proses pembangunan di negara berkembang. Sebagian besar negara berkembang memiliki tingkat kemiskinan ekstrem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Strategis Kementerian Kesehatan periode 2015 2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar. Kesehatan adalah hak fundamental setiap masyarakat, yang merupakan hak asasi manusia dan menjadi
Lebih terperinciDISUSUN OLEH: LUJENG TRI SONGKO
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II OPTIMALISASI PENDATAAN SERTIFIKASI GURU SEKOLAH DASAR DI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL Disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
Lebih terperinciPerbandingan K-Means dan K-Medoids Clustering terhadap Kelayakan Puskesmas di DIY Tahun 2015
Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 116-122 p-issn: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 116 Perbandingan dan Clustering terhadap Kelayakan
Lebih terperinciRevisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.
Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia
Lebih terperinciDAFTAR SEKOLAH SMP / MTs / SMPT BERDASARKAN JUMLAH NILAI UJIAN NASIONAL SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014/2015
UJIAN NASIONAL SMP/MTs TAH PELAJARAN 2014/2015 1 04-106 SMP NEGERI 4 PAKEM N 152 92.53 92.76 96.91 89.13 371.33 1 2 01-007 SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA N 291 91.55 91.83 96.35 90.50 370.23 2 3 01-001 SMP NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utama jalan raya adalah sebagai prasarana untuk melayani pergerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat, sebaliknya peningkatan taraf hidup masyarakat akan
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS Rencana Belanja Daerah, Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2016 yang diusulkan melalui Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten diperkirakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas tentang deskripsi karakteristik penyebaran kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sleman. Gambaran tentang persebaran penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan Jogja merupakan salah satu destinasi pendidikan dan pariwisata di Indonesia. Julukannya sebagai kota
Lebih terperincipengaduan, kritik dan saran secara online demi terciptanya Polri yang Profesional dalam melaksanakan tugas pokoknya.
Kepolisian Resor Gunungkidul berkedudukan di Jl. MGR Sugiyopranoto No. 15 Wonosari, Gunungkidul, merupakan Institusi Polri yang mempunyai tugas pokok Polri Sebagai pemelihara keamanan, ketertiban masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2005
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) 2011 : SUATU KAJIAN LITERATUR
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Kebijakan BOK Tahun 2011 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) 2011 : SUATU KAJIAN LITERATUR 1,2, Dewi Marhaeni DH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan suatu negara tidak dapat terlepas dari suatu sistem yang disebut dengan sistem kesehatan. Pada intinya, sistem kesehatan merupakan semua aktivitas
Lebih terperinciDAFTAR SEKOLAH SMA / MA BERDASARKAN JUMLAH NILAI UJIAN NASIONAL SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
UJIAN NASIONAL SMA/MA TAH PELAJARAN 2016/2017 1 01-001 SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA N 197 86.38 82.88 78.19 70.86 79.15 80.75 80.95 1 2 01-015 SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA N 248 86.78 82.39 79.31 70.51 77.36 77.26
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi perubahan paradigma sistem pemerintahan, baik ditingkat pusat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) memiliki kewenangan yang lebih luas dalam perencanaan, pengelolaan anggaran dan pelaksanaan pembangunan. Dengan kata lain terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk khususnya di wilayah perkotaan dipengaruhi dari berbagai faktor-faktor yang menyebabkan suatu daerah menjadi padat penduduknya. Hal ini akan menimbulkan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anggraini, Y. & Puranto, B.H., Anggaran Berbasis Kinerja: Penyusunan APBD Komprehensif, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
89 DAFTAR PUSTAKA Aleksić, J., Stevanović, I. & Gajić-stevanović, M., 2014. The Role of Managers in Improving the Health Care System in Serbia., 61, pp.142 148. Anggraini, Y. & Puranto, B.H., 2010. Anggaran
Lebih terperinciPendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan. Fatmah Afrianty Gobel
FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan Fatmah Afrianty Gobel Mahasiswa S3 Ilmu Kedokteran Unair/ Dosen
Lebih terperinciReview Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?
Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih? Pendahuluan Pembiayaan kesehatan oleh pemerintah pusat di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Lebih terperinciTabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR
Tabel 7.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 3 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 Misi 3 : Meningkakan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas dan kemampuan ekonomi rakyat, penanggulangan
Lebih terperinciBUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT
Lebih terperinciWahyudi Kumorotomo, PhD Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada 27 September 2013
Wahyudi Kumorotomo, PhD Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada 27 September 2013 www.kumoro.staff.ugm.ac.id 081 328 488 444 1. Kondisi umum DIY 2. Otonomi Daerah Setelah UU No. 13/2012 3.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. (Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan pada tataran nasional merupakan kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak,
Lebih terperinciPENETAPAN SEKOLAH INKLUSI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENETAPAN SEKOLAH INKLUSI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NO SEKOLAH INKLUSI 1 SMA Staladuce 2 Yogyakarta 1 SD N Gejayan Depok, Sleman 2 SD Muh. Banguntapan Jl WSari Km5 Bantul 3 SMK Muh. 3 Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Kepmenkes RI Nomor 128 Tahun 2004 dijelaskan bahwa fungsi puskesmas terbagi menjadi tiga yaitu pertama sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer
Lebih terperinciStatus Gizi. Sumber: Hasil PSG Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, serta dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Sasaran jangka
Lebih terperinciBIDANG SARANA DAN PRASARANA LAPORAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERUMAHAN
PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BIDANG SARANA DAN PRASARANA LAPORAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERUMAHAN i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2015 yang diusulkan melalui APBD Kabupaten diperkirakan sebesar Rp2.248.159.945.290,55. Rencana
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1583, 2016 KEMENKES. Program Pelayanan Kesehatan. Bantuan Pemerintah. Penyaluran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PENYALURAN
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN
BAB III TINJAUAN KAWASAN III.1 Latar Belakang Pemilihan Kawasan Day care dan Pre-school merupakan sebuah lembaga pendidikan bagi anak usia dini yang membutuhkan bimbingan dalam perkembangannya karena orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-15.6-/215 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.
Lebih terperinciANALISIS PERSEBARAN IKLIM KLASIFIKASI OLDEMAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS PERSEBARAN IKLIM KLASIFIKASI OLDEMAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang No.25 tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa negara wajib melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia yang mengacu pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia yang mengacu pada Undang-Undang No.32/2004 tentang pemerintahan daerah dan Undang-Undang No.33/2004 tentang
Lebih terperinciBAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN
BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN A. Profil Daerah Kabupaten Sleman 1. Letak dan Luas Wilayah a. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu agenda yang tercantum di dalam Nawa Cita Pembangunan Nasional adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, sprititual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.kesehatan
Lebih terperinciI. KARAKTERISTIK WILAYAH
I. KARAKTERISTIK WILAYAH Sumber : http//petalengkap.blogspot.com. Akses 31 Mei 2016 A B Gambar 1. A. Peta Jl Magelang, B. Peta Jl Solo Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang pasal 2 dan pasal 3, pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
Lebih terperinci