BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
|
|
- Yenny Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin meningkat berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan makanan yang bergizi. Diantara kebutuhan gizi yang diperlukan manusia dalam jumlah besar adalah protein. Peternakan sebagai salah satu subsektor pertanian, berperan penting dalam menghasilkan protein hewani. Protein sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai proses metabolisme tubuh dan pertumbuhan. Data BPS (Badan Pusat Statistik) tentang konsumsi rata-rata per kapita per minggu beberapa macam bahan makanan sumber protein hewani di Indonesia pada Tabel 1.1 menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun Tabel 1.1 Konsumsi Rata Rata per Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan Makanan Sumber Protein di Indonesia Tahun Jenis Bahan Makanan Satuan Ikan dan udang segar 0,271 0,282 0,259 0,263 0,274 kg Ikan dan udang diawetkan 0,451 0,486 0,471 0,431 0,429 ons Daging sapi/kerbau 0,007 0,009 0,007 0,005 0,005 kg Daging ayam ras/kampung 0,08 0,083 0,076 0,078 0,086 kg Telur ayam ras/kampung 2 0,2 0,199 0,178 0,169 0,171 kg Telur itik/manila/asin 0,077 0,08 0,068 0,055 0,047 butir Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik), 2016 Salah satu produk peternakan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah telur. Boleh dikatakan telur adalah bahan pangan yang multifungsi, karena dapat diolah menjadi berbagai menu makanan. Sebagai salah satu sumber protein hewani, telur mudah didapat dan diolah serta harganya terjangkau. Adapun ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Ayam yang banyak digunakan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur atau ayam ras petelur. Ada dua jenis ayam ras petelur berdasarkan warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam ras petelur putih dan ayam ras petelur cokelat. Menurut data dari Dinas Pertanian, Perikanan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman merupakan sentra ayam ras petelur terbesar di DIY. Data pada Tabel 1.2 menunjukkan adanya peningkatan populasi ayam ras petelur di Kabupaten Sleman pada tahun Meskipun demikian, data sebelumnya justru menunjukkan 1
2 adanya penurunan populasi ayam ras petelur tahun sebesar 28%. Penurunan populasi ayam ini tentunya disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Tabel 1.2 Data Populasi Ayam Ras Petelur per Kabupaten/Kota di DIY Tahun Kabupaten Kota Yogyakarta Bantul Kulon Progo Gunung Kidul Sleman Sumber data: Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta Sebagai sentra penghasil telur di DIY, Kabupaten Sleman memiliki banyak unitunit usahatani ayam ras petelur yang tersebar di berbagai kecamatan. Data pada Tabel 1.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 hampir setiap kecamatan di Kabupaten Sleman terdapat peternakan ayam ras petelur, hanya di Kecamatan Godean saja yang tidak terdapat peternakan tersebut. Adapun kecamatan dengan unit usahatani ayam ras petelur terbanyak terdapat di Kecamatan Tempel. 2
3 Tabel 1.3 Data Unit Usaha dan Populasi Ayam Ras Petelur per Kecamatan di Kabupaten Sleman Tahun 2015 Kecamatan Jumlah Unit Usaha Populasi Ayam (Ekor) Minggir Moyudan Godean 0 0 Gamping Tempel Seyegan Mlati Sleman Ngaglik Turi Pakem Cangkringan Ngemplak Depok Berbah Kalasan Prambanan Sumber data: Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta Usaha peternakan ayam ras petelur merupakan usaha yang dapat menghasilkan sirkulasi modal yang cepat dan harga telurnya yang relatif murah sehingga sangat terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Namun demikian, harga input yang tinggi dan suplai telur yang berlebihan di pasar akan menyebabkan profit yang rendah, sehingga usaha peternakan ayam ras petelur sangat rentan dalam perkembangannya. Oleh karena itu peluang untuk mendapat keuntungan ataupun kerugian juga sangat besar kemungkinannya. Upaya memperoleh keuntungan yang besar dan berkelanjutan merupakan sasaran utama bagi semua kegiatan usaha termasuk di dalamnya usahatani ayam petelur. Perolehan profit tidak terlepas dari kegiatan produksi suatu usaha termasuk dalam hal ini usahatani ayam petelur. Dalam proses produksi dikenal adanya faktor faktor produksi atau input. Input yang digunakan akan menentukan output yang diperoleh. Menurut Joesron dan Fathorrazi (2012), suatu output dihasilkan dengan cara mengombinasikan berbagai input. Selain aspek produksi, keberlanjutan usahatani ayam ras petelur juga ditentukan oleh kemampuan peternak dalam menghadapi berbagai 3
4 kendala usaha, salah satunya adalah liberalisasi perdagangan (Bernardo, 2014). Liberalisasi perdagangan akan menyebabkan harga input dan output tidak dapat ditentukan oleh peternak dan terbentuk melalui mekanisme pasar. Kondisi harga dari input dan output yang fluktuatif akan berdampak pada biaya produksi, penerimaan, pendapatan, dan keuntungan usaha yang pada akhirnya akan menentukan kelayakan dari usaha tersebut. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui tingkat pendapatan dan keuntungan usaha, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi telur dan mengetahui kelayakan usahatani ayam ras petelur, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat dalam menjalankan usaha tersebut. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah: a. Bagaimana tingkat pendapatan dan keuntungan usahatani ayam ras petelur di Kabupaten Sleman? b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi telur dalam usahatani ayam ras petelur di Kabupaten Sleman? c. Bagaimana kelayakan usahatani ayam ras petelur di Kabupaten Sleman? 3. Tujuan Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah: a. Mengetahui tingkat pendapatan dan keuntungan usahatani ayam ras petelur di Kabupaten Sleman. b. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi telur dalam usahatani ayam ras petelur di Kabupaten Sleman. c. Mengetahui dan menganalisis kelayakan usahatani ayam ras petelur di Kabupaten Sleman. 4
5 4. Kegunaan Penelitian a. Manfaat bagi mahasiswa dapat digunakan sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah dan memenuhi persyaratan kurikulum program sarjana strata 1 (S1) di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. b. Manfaat bagi kampus dapat menambah literatur ilmiah. c. Manfaat bagi pembaca, memberikan informasi mengenai gambaran usahatani ayam ras petelur, kelayakan usaha dan berbagai faktor yang mempengaruhi produksinya. 5
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian tidak hanya mencakup kegiatan yang menghasilkan tanaman pangan saja, namun juga kegiatan yang bergerak dalam usaha untuk menghasilkan tanaman sayur-sayuran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian merupakan salah satu sektor jasa yang dapat berperan penting dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia, penilaian atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan Jogja merupakan salah satu destinasi pendidikan dan pariwisata di Indonesia. Julukannya sebagai kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura memiliki posisi yang sangat baik di pertanian Indonesia, karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi serta nilai tambah daripada komoditas lainnya.
Lebih terperincipenduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.
penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi. III.1.3. Kondisi Ekonomi Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, perhitungan PDRB atas harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia bisnis kini berkembang sangat pesat di jaman yang maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis kini berkembang sangat pesat di jaman yang maju dan modern ini. Seiring dengan hal tersebut, pola pikir masyarakat yang modern mampu mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa di dunia. Kemiskinan pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi hampir semua bangsa di dunia. Kemiskinan pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan menjadi salah satu isu permasalahan penting pada skala global, apalagi jika dihubungkan dengan isu perubahan iklim yang secara langsung mengancam pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang berperan menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, dan telur yang mengandung zat gizi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman) NOMOR : 3 TAHUN : 1999 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, secara makro Kabupaten Sleman terdiri dari daerah dataran rendah yang subur pada bagian selatan,
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN
HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN Roschidah Putri Rizani 1, Sudarti 2, Urip Tugiyarti 3, M.
Lebih terperinciLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2011
Susunan organisasi Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia terdiri dari: a. Sekretaris b. Subbagian Umum dan Kerjasama Subbagian Umum dan Kerjasama mempunyai tugas menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif
BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN IV.1 Gambaran Umum Wilayah IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Sleman merupakan salah satu wilayah yang tergabung kedalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lebih terperinciTabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib
Tabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib TIDAK 1. Pendidikan 487.900.617.227,68 5.582.117.600 64.084.231.215 58.415.294.850 615.982.260.893 572.880.929.360,81 93,00 Dinas Dikpora,,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Kabupaten Sleman 1. Kondisi Geografis Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak diantara
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Daerah hulu dan hilir dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak pada 110 33 00
Lebih terperincicommit to user METODE PENELITIAN
16 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan keadaan kondisi suatu tempat pada saat melakukan penelitian.
Lebih terperinciLampiran I.34 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014
Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 106/Kpts/KPU/TAHUN 01 : 9 MARET 01 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 01 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN
BAB III TINJAUAN KAWASAN 3.1. Tinjauan Wilayah D.I. Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 110º.00-110º.50 Bujur Timur dan antara 7º.33-8 º.12 Lintang Selatan. Secara
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat tinggi, akan tetapi banyak potensi pajak yang hilang atau tidak diperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu bentuk kegiatan menciptakan nilai tambah kulit ikan nila dengan mengidentifikasi peluang bisnis kerupuk tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN SEKTOR PERIKANAN. 1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN SEKTOR PERIKANAN A. Gambaran Umum Kabupaten Sleman 1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk khususnya di wilayah perkotaan dipengaruhi dari berbagai faktor-faktor yang menyebabkan suatu daerah menjadi padat penduduknya. Hal ini akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas tentang deskripsi karakteristik penyebaran kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sleman. Gambaran tentang persebaran penyakit
Lebih terperincih. Kecamatan Prambanan
h. Kecamatan Prambanan A. Tanah - Alat Besar - Alat Angkutan 199.754.500-3.000.000 196.754.500 - Alat Kantor & Rumah 659.111.659 26.239.700 21.927.000 663.424.359 - Alat Kedokteran - Alat Laboratorium
Lebih terperinciKata Kunci : Guru Bidang Studi, Kebutuhan, Ketercukupan, Distribusi
DISTRIBUSI KEBUTUHAN DAN KETERCUKUPAN GURU BIDANG STUDI DALAM RUMPUN IPS TINGKAT SMA SE KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 Oleh: Novita Puspasari NIM. 10405247007 ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk: (1) Memberikan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman
Lebih terperinciBAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN
BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN A. Profil Daerah Kabupaten Sleman 1. Letak dan Luas Wilayah a. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju smart. regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Sleman 2.1.1 Visi dan Misi Kabupaten Sleman a. Visi Kabupaten Sleman Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya
Lebih terperinciI. KARAKTERISTIK WILAYAH
I. KARAKTERISTIK WILAYAH Sumber : http//petalengkap.blogspot.com. Akses 31 Mei 2016 A B Gambar 1. A. Peta Jl Magelang, B. Peta Jl Solo Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah
Lebih terperinciPertumbuhan Produksi Ayam Ras Pedaging di Indonesia
BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan tidak hanya bertumpu pada sektor nabati saja, melainkan juga produk berbasis hewani. Salah satu industri yang masih menjadi produk penting
Lebih terperinciTabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib
Tabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib BELANJA LANGSUNG REALISASI PERSEN URUSAN BELANJA TIDAK TOTAL BELANJA NAMA-NAMA SKPD NO BELANJA BELANJA BELANJA TASE WAJIB LANGSUNG BELANJA MODAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Wisata ataupun rekreasi dinilai sangatlah penting bagi kebanyakan individu karena dengan berekreasi atau mengunjungi tempat wisata kita dapat mengobati
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 7 yang diusulkan melalui Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sleman
Lebih terperinciBAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN
BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Sleman. Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no.
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Sleman 1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Sleman Kabupaten Sleman merupakan salah satu Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Adanya perubahan Undang-Undang Otonomi daerah dari UU
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Adanya perubahan Undang-Undang Otonomi daerah dari UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat
Lebih terperinciBAB IV. A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.
BAB IV HASIL PENELITIAN dan ANALISIS A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman. a. Profil Kabupaten Sleman a. Kondisi
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto
PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta e-mail : goested@yahoo.com Abstrak Kebutuhan daging
Lebih terperinciLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Sesuai amanat Pasal 70 ayat (4) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 bahwa Kepala Daerah wajib menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Menteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Dasar hukum pembentukan Kabupaten Sleman adalah Undang Undang mor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta Jo Peraturan
Lebih terperinciSensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar 57.482 Ha yang terdiri dari 17 Kecamatan yaitu Mayudan, Godean, Minggir, Gamping, Segeyan, Ngaglik, Mlati,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan. Beraneka bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai penghasil bahan pangan. Beraneka bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan kacang-kacangan yang dapat
Lebih terperinciTabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR
Tabel 7.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 3 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 Misi 3 : Meningkakan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas dan kemampuan ekonomi rakyat, penanggulangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Bakso tusuk yang diperiksa adalah sebanyak 34 sampel yang diambil dari 17 kecamatan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tabel 3 dan 4 berikut adalah hasil
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai peran penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi kesehatan dan gizi yang buruk, khususnya pada ibu dan anak, akan
Lebih terperinciBAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro
BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciBerdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagai tersebut diatas selanjutnya misi Polres Sleman adalah sebagai berikut:
Kepolisian Resor Sleman adalah merupakan Institusi Polri yang mempunyai tugas pokok Polri Sebagai pemelihara keamanan, ketertiban masyarakat serta penegakan hukum untuk memberi perlindungan, pengayoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perikanan tangkap Indonesia yang sebagian besar saat ini telah mengalami overfishing menuntut pemerintah untuk beralih mengembangkan perikanan budidaya. Perikanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).
1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi pangan yang bergizi tinggi sudah semakin baik. Kesadaran ini muncul dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Letak Wilayah Kabupaten Sleman secara geografis terletak diantara dan
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Dasar Hukum pembentukan Kabupaten Sleman adalah Undang Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta JO PP Nomor 3 Tahun 1950 sebagaimana telah
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN
BAB III TINJAUAN KAWASAN III.1 Latar Belakang Pemilihan Kawasan Day care dan Pre-school merupakan sebuah lembaga pendidikan bagi anak usia dini yang membutuhkan bimbingan dalam perkembangannya karena orang
Lebih terperinciCadangan Airtanah Berdasarkan Geometri dan Konfigurasi Sistem Akuifer Cekungan Airtanah Yogyakarta-Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Cadangan Airtanah Berdasarkan Geometri dan Konfigurasi Sistem Akuifer Cekungan Airtanah Yogyakarta-Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Sepanjang sejarah peradaban
Lebih terperinciKEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI
KATA PENGANTAR Buku Buletin Prakiraan dan Analisis memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Oktober 2017, Prakiraan Desember 2017, Januari dan Februari 2018 serta informasi hasil Analisis
Lebih terperinciBuletin Edisi September Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan Agustus 2016 dan Prakiraan Oktober, November dan Desember 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Juni Agustus 2016) dan Prakiraan Tingkat
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA LEPAS SAMBUT KEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A YOGYAKARTA TANGGAL : 3 JUNI 2016
1 SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA LEPAS SAMBUT KEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A YOGYAKARTA TANGGAL : 3 JUNI 2016 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua Yth. Bapak
Lebih terperinciKEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI
KATA PENGANTAR Buku Buletin Prakiraan dan Analisis memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan September 2017, Prakiraan November, Desember 2017 dan Januari 2018 serta informasi hasil Analisis
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel Tinjauan pencapaian MDG s Di Indonesia
1. 1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Millenium Development Goals (MDGs) merupakan deklarasi hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara PBB yang menghasilkan delapan tujuan utama yang
Lebih terperinciJUMLAH PENERIMAAN VOLUME BULAN x GAJI POKOK (Rp) JML JAM GOL NO SK TUNJANGAN NAMA NOMOR PESERTA % PJK. PPH 21 (Rp)
NDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN, DI YOGYAKARTA MOR : TANGGAL : DAFTAR PENERIMA TUNJANGAN PROFESI PENDDIDIK (GURU PNS DAERAH) MELALUI DANA TRANFER DAERAH PADA JENJANG TK, SD, SMP, SMA DAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018
KATA PENGANTAR Prakiraan Musim Kemarau 2018 Publikasi Prakiraan Musim Kemarau 2018 Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu bentuk pelayanan jasa klimatologi yang dihasilkan oleh Stasiun Klimatologi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Sleman, Februari 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI MLATI. AGUS SUDARYATNO, S.Kom, MM NIP
KATA PENGANTAR Buku Buletin Prakiraan dan Analisis memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Januari 2017, Prakiraan Hujan Maret, April, Mei 2017 dan informasi hasil Analisis Tingkat
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS Rencana Belanja Daerah, Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2016 yang diusulkan melalui Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten diperkirakan
Lebih terperinciBuletin Edisi Januari Tahun 2017 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan Desember 2016 dan Prakiraan Februari, Maret dan April 2017 serta informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Oktober Desember 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan
Lebih terperinciBuletin Edisi Oktober Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan September 2016 dan Prakiraan November, Desember 2016 dan Januari 2017 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Juli September 2016) dan Prakiraan
Lebih terperinciBuletin Edisi November Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan Oktober 2016 dan Prakiraan Desember 2016 dan Januari, Februari 2017 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Agustus Oktober 2016) dan Prakiraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan didefinisikan sebagai kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan peternakan merupakan tanggung jawab bersama antaran pemerintah, masyarakat dan swasta. Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian
Lebih terperinciBuletin Edisi Juli Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan Juni 2016 dan Prakiraan Agustus, September dan Oktober 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (April Juni 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan
Lebih terperinciKEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI
KATA PENGANTAR Buletin Prakiraan Hujan Bulanan memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Desember 2017, Prakiraan Hujan Februari, Maret, dan April 2018 serta informasi hasil Analisis
Lebih terperinciBuletin Edisi April 2018 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Buletin Prakiraan Hujan Bulanan memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Maret 2018, Prakiraan Hujan Mei, Juni, dan Juli 2018 serta informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dari tahun ke tahun menjadikan kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut tidak hanya terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang menarik untuk dicermati dan disikapi. Usaha mikro kecil dan menengah memiliki andil dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu penyakit akut dalam ekonomi, sehingga harus disembuhkan
Lebih terperinciBuletin Bulan Maret Tahun 2016 PENGANTAR
PENGANTAR Analisis Februari 2016, Analisis Indeks Kekeringan Tingkat Kekeringan dan Kebasahan periode Desember 2015 Februari 2016, Prakiraan April, Mei, dan Juni 2016 serta Prakiraan Indeks Kekeringan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TENTANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DAN KAWASAN CA/TWA GUNUNG GAMPING
BAB III TINJAUAN TENTANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DAN KAWASAN CA/TWA GUNUNG GAMPING 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Sleman Kabupaten Sleman merupakan salah satu dari 5 daerah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciIV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan
IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Keadaan fisik Kabupaten Sleman Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o 13 00 sampai dengan 110 o 33 00 Bujur Timur, dan mulai 7ᵒ34 51 sampai dengan 7ᵒ47 03 Lintang
Lebih terperinciBAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman
BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 3.1. Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta 3.1.1. Gambaran Umum Wilayah Sleman Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Dari luas laut sebesar itu di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dua per tiga luas wilayah Negara Indonesia adalah perairan laut yang terdiri dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Dari luas laut sebesar itu di dalamnya
Lebih terperinciBuletin Edisi Agustustus Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Buletin Edisi Agustustus Tahun 2016 Analisis Hujan Juli 2016 dan Prakiraan September, Oktober dan November 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Mei
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN merupakan salah satu dari 5 daerah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada disisi utara. Wilayah membentang dari Sungai Opak pada sisi timur sampai Sungai Progo pada sisi barat
Lebih terperinciTINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Agung Dwi Sutrisno, Ag. Isjudarto Jurusan Teknik Pertambangan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12/PJ/2010 TENTANG : NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12/PJ/2010 TENTANG : NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut (Putra et. al., 2015). Usaha
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub-sektor di dalam sektor pertanian yang berperan dalam kegiatan pengembangbiakan dan membudidayakan ternak untuk mendapatkan manfaat dan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER- 12 /PJ/2010 TENTANG NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER- 12 /PJ/2010 TENTANG NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan terbukti paling tahan menghadapi krisis yang telah terjadi di Indonesia. Demikian juga subsektor
Lebih terperinciBuletin Bulan Mei Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan April 2016 dan Prakiraan Juni, Juli, Agustus 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Februari April 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan
Lebih terperinciBuletin Bulan Januari Tahun 2016 PENGANTAR
PENGANTAR Analisis Hujan Desember 2015, Analisis Indeks Kekeringan Tingkat Kekeringan dan Kebasahan periode Oktober - Desember 2015 dan Prakiraan Februari, Maret dan April 2016 disusun berdasarkan data
Lebih terperinciBuletin Bulan April Tahun 2016 PENGANTAR
PENGANTAR Analisis Maret 2016 dan Prakiraan Mei, Juni, Juli 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Januari Maret 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan tiga bulanan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 1. Cekungan Aitanah Yogyakarta Sleman memiliki kondisi hidrogeologi seperti
BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan 1. Cekungan Aitanah Yogyakarta Sleman memiliki kondisi hidrogeologi seperti berikut : Tipe akuifer pada Cekungan Airtanah Yogyakarta Sleman adalah akuifer bebas, yang meliputi
Lebih terperinciBUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ' 00" Bujur Timur, 7 34' 51" dan 7 47' 30" Lintang Selatan yang
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN II.1 Kabupaten Sleman II.1.1 Letak Wilayah Kabupaten Sleman Secara geografis, Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33' 00" dan 110 13' 00" Bujur Timur, 7 34' 51" dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi populasi tetapi juga dari segi pengetahuan akan kesehatan menyebabkan pemenuhan akan kebutuhan protein asal
Lebih terperinci