BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL SIMULASI (NS-3) yang dibutuhkan kedalam database MySQL. Data informasi client (NAVAID)
|
|
- Erlin Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL SIMULASI (NS-3) 3.1 Perancangan Perangkat Lunak (Software) Untuk melihat informasi yang akan dikirimkan dari client (Navigation Aid, NAVAID) ke server (FIR Jakarta dan FIR Makassar), maka kami membuat sebuah program berbasiskan Java yang akan menyimpan semua informasi data yang dibutuhkan kedalam database MySQL. Data informasi client (NAVAID) yang akan diambil dan disimpan di server adalah suhu, kelembaban, info kesehatan satelit, tanggal dan waktu informasi diambil dan disimpan, serta latitude dan longitude NAVAID. Untuk membantu para pilot membuat perencanaan rute penerbangan dengan algoritma green route, maka kami membuat sebuah program berbasiskan Java yang dihubungkan dengan database MySQL. Admin dapat merubah, menghapus, memasukkan data yang digunakan untuk membuat perencanaan rute pada database. Sebelum adanya green route pada beberapa tahun yang lalu, pertumbuhan jumlah penumpang yang menggunakan transportasi udara masih belum sesignifikan sekarang ini. Bandara masih dapat menampung penumpang dan ruterute yang tersedia tidak terlalu padat. Namun beberapa tahun ini, melihat dari salah satu bandara di Indonesia, bandara Soekarno-Hatta, jumlah penumpang pesawat bertumbuh pesat. Menurut data dari Badan Bandara Internasional (Airport Council International) yang dikutip dari koran Kompas tanggal 28 55
2 56 November 2011 tertulis pada tahun 2010, dari 30 besar bandara di dunia, bandara Soekarno-Hatta mengalami pertumbuhan penumpang tercepat kedua di dunia, yakni 19,4 persen. Melihat dari jumlah pertumbuhan penumpang tersebut, apabila tidak ada rute lain yang ditetapkan sebagai rute alternatif dari bandara asal ke bandara tujuan, maka jumlah pesawat yang berada di suatu rute tersebut akan bertambah. Karena meningkatnya jumlah pesawat pada rute tersebut, jarak antar pesawat baik secara vertikal maupun horizontal harus diperkecil agar pesawat yang lainnya dapat menggunakan rute tersebut, dan pada akhirnya dapat meningkatkan resiko keamanan penerbangan. Kemudian, emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh jumlah pesawat di rute tersebut akan bertambah, sehingga memperburuk kualitas udara di sekitar rute tersebut. Oleh karena itu, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization, ICAO) meminta kepada pemerintah Indonesia melalui Dinas Perhubungan bersama dengan pengelola bandara di Indonesia (PT. Angkasa Pura) untuk merancang rute green route, sehingga faktor keamanan penerbangan dapat ditingkatkan. Gambaran tentang green route adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Ilustrasi green route
3 57 Misalkan ada penerbangan dari Jakarta menuju Bali. Kami menggambarkan ada dua rute pilihan untuk mencapai Bali, yaitu W13 (rute berwarna hijau) dan W45 (rute berwarna merah). Sebelum adanya green route, pesawat yang akan menuju bandara tujuan akan melewati rute yang telah diberikan dari pihak bandara serta maskapai penerbangan. Setiap rute memiliki waypoint dan navaid, namun dalam beberapa waypoint,navaid yang ada di waypoint tersebut belum tentu dapat memantau posisi pergerakan pesawat, yang dapat disebabkan karena sedang mengalami masalah, sedang dalam perawatan, perbaikan, atau karena hal-hal lainnya sehingga tidak dapat beroperasi. Hal ini memacu terjadinya blind spot, dimana keberadaan suatu pesawat dalam suatu rute tidak terpantau. Dengan adanya green route, keberadaan pesawat akan selalu dipantau, karena green route memberikan pilihan rute dengan jarak terpendek untuk menghemat konsumsi bahan bakar avtur, sehingga waktu tempuh pesawat semakin singkat, serta meningkatkan faktor keamanan penerbangan dengan memperhatikan faktor ketersediaan navaid yang ada dalam rute tersebut. Algoritma djikstra terdiri dari lima langkah berikut: Langkah 1: Proses dimulai dari node. Karena panjang dari jarak terpendek node A ke node A adalah 0, maka jarak terpendek node A ke node A yang diketahui adalah 0. Node terdekat berikutnya dari node A akan dinotasikan oleh simbol + sehingga q a = +. Sejak panjang jarak terpendek dari node a ke semua node lainnya pada jalur terpendek tidak diketahui, berikan q i = - untuk
4 58 semua. Node yang sekarang hanya berada dalam closed state adalah node a. Oleh karena itu, c = a. Langkah 2: untuk mengtransformasikan beberapa label sementara menjadi label permanen, periksa smua cabang (c,i) yang keluar dari node terakhir yang berada dalam closed state (node c). Jika node i juga dalam keadaan closed state, lanjutkan pemeriksaan pada node berikutnya. Jika node iberada dalam keadaan open state, kita mendapatkan label pertama d ai berdasarkan persamaan: Yang berada pada sisi kiri persamaan adalah label baru dari node i. Perhatikan bahwa d ai muncul di sisi kanan persamaan adalah label lama untuk node i. Langkah 3: Untuk menentukan node mana yang akan dituju selanjutnya dari keadaan open state menjadi closed state, kita membandingkan nilai d ai untuk semua node yang berada dalam keadaan open state dan pilih node dengan nilai d ai terkecil. Lakukan hal yang sama dengan node j. Node j berubah dari keadaan open ke keadaan closed karena tidak ada jalur dari a ke j yang lebih pendek dari d aj. Jalur melalui node lainnya akan lebih panjang. Langkah 4: kita telah memastikan bahwa j adalah node berikutnya untuk berubah dari open state menjadi closed state. Kemudian kita tentukan node terdekat berikutnya dari node j dan jalur terpendek yang mengarah dari node a ke node j. Periksa panjang semua cabang (i,j) yang mengarah dari node closed state ke node j hingga kita menyatakan bahwa persamaan berikut ini terpenuhi :
5 59 Persamaan diatas juga akan dipenuhi untuk beberapa node t. Ini berarti bahwa node t adalah node terdekat dari node jpada jalur terpendek yang mengarah dari node a ke node j. Oleh karena itu, kita dapat menuliskan bahwa q j = t. Langkah 5: node j berada dalam closed state. Ketika semua node dalam jaringan berada dalam closed state, kita telah menyelesaikan proses mencari jalur terpendek. Jika ada node lainnya yang masih dalam keadaan open state, kita kembali ke langkah 2. Aplikasi yang digunakan dalam skripsi ini untuk menentukan green route berdasarkan pada algoritma Djikstra (shortest path), dimana pembobotan dilakukan dengan memperhatikan parameter jarak tempuh dan kekuatan cakupan VOR dan DME. Awal Destinasi Gambar 3.2 Ilustrasi pemilihan green route Informasi dari green route ini untuk mendukung infrastruktur yang ada, tidak disebarluaskan kedalam jaringan. Berikut cara kerja algoritma green route kami:
6 60 Memasuki tampilan software ini, user akan memilih rute origin dan rute destination, kemudian tekan tombol make. Mulanya, kami membuat ruang lingkup dari perencanaan rute berdasarkan bobot jarak rute dan jumlah NAVAID pada setiap waypoint yang dilewati rute tersebut. Sebagai contoh, penerbangan akan dilakukan dari Jakarta menuju Pontianak, maka kami akan mencari rute yang melalui waypoint Jakarta (CGK) dan Pontianak (PNK). Rute ini ada dalam database MySQL. Lalu setelah mendapatkan rutenya, disimpulkan terlebih dahulu berapa rute yang mau dibandingkan. Dalam kasus ini, terdapat 2 rute yang dibandingkan yaitu W14 dan W38. Setiap rute yang sudah terpilih ini akan kami hitung dengan rumus mencari selisih dari Latitude Waypoint ID2 dan ID1. Lalu selisih dari Longitude Waypoint ID2 dan ID1. Selisih tersebut masing masing akan dikuadratkan nilainya lalu ditambahkan kemudian terakhir dikuadratkan. Rumus ini terus dipakai sampai pada Waypoint ID yang terakhir. Nilainya akan ditambahkan yang nantinya menjadi nilai perbandingan dari bobot jarak. Bobot jarak yang terpendek nantinya akan terpilih. Jika bobot jarak antara dua rute bernilai sama, barulah bobot jumlah NAVAID diperhatikan. Untuk mencari jumlah NAVAID, maka kami membuat satu cakupan, yaitu hanya memperhatikan nilai Latitude Waypoint dan Latitude NAVAID saja. Nilai latitude waypoint akan dilihat apakah nilainya masih masuk dalam cakupan Latitude NAVAID dikurang 1 derajat sampai Latitude NAVAID ditambah 1 derajat. Jika latitude waypoint termasuk dalam cakupan NAVAID atau latitude waypoint terletak pada 0 derajat artinya bobot bernilai 0 dan
7 61 sebaliknya bobot bernilai 1 jika latitude waypoint tidak termasuk dalam cakupan NAVAID. Jadi, bobot bernilai kecil yang akan terpilih menjadi rute optimum yang kami sebut dengan green route. Green route ini tidak berlaku untuk keadaan cuaca terbang yang tidak memungkinkan dan memeriksa kepadatan pesawat di udara Desain Jaringan Antar Bandara Dalam rangka membuat rancangan topologi jaringan infrastruktur CNS/ATM, perancangan ini memperhatikan pembagian FIR (Flight Information Region) yang telah ditetapkan secara internasional dimana kawasan udara Indonesia dibagi menjadi dua FIR yaitu : 1. FIR AP1 (PT. Angkasa Pura I) dikelola oleh bandara Makassar (Makassar Automation Air Traffic System Controller, MAATSC) 2. FIR AP2 (PT. Angkasa Pura II) dikelola oleh bandara Jakarta (Jakarta Automation Air Traffic System Controller, JAATSC) Gambar 3.3 Desain jaringan antar bandara router tunggal pada masing-masing FIR.
8 62 Dari gambar 3.3 diatas, kami mendesain jaringan bandara dengan satu router pada masing-masing FIR. Navaid dari klien yang berada pada FIR Jakarta akan mengirimkan data langsung ke server JAATSC (Jakarta Automation Air Traffic System Controller) melalui router Jakarta (R. JKT), dan data navaid yang berasal dari klien Makassar akan mengirimkan data langsung ke server MAATSC (Makassar Automation Air Traffic System Controller) melalui router Makassar (R. MKS). Gambar 3.4 Desain jaringan antar bandara, router detil pada masing-masing FIR. Wilayah udara Indonesia awalnya terbagi menjadi dua FIR (Flight Information Region), yaitu Jakarta dan Makassar. FIR Jakarta mencakup Indonesia bagian barat dari Sumatra hingga Semarang, dan Kalimantan Barat. FIR Makassar mencakup Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, setengah pulau Jawa dari Semarang hingga Surabaya, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Ambon, dan Jayapura (Papua).
9 63 Pada gambar 3.3 dan 3.4, kami mensimulasikan ada tiga belas bandara kota besar yang terbagi kedalam dua FIR. FIR Jakarta mencakup kota Palembang, Pekanbaru, Jakarta, Semarang, Surabaya. Sedangkan, FIR Makassar mencakup kota Makassar, Manado, Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan, Bali, Ambon, dan Jayapura. Diagram alur data dari desain jaringan bandara adalah sebagai berikut: Sensor Klien Router Server Gambar 3.5 diagram alur data desain jaringan bandara Sensor yang berupa wireless navaid (jarak jauh, jarak dekat) dan wired navaid akan menangkap sinyal pesawat yang berada dalam jangkauannya. Data dari sinyal tersebut dikirimkan ke klien baik secara wireless maupun wired menggunakan protokol IPv4. Data dari sensor tersebut akan dikirimkan setiap 15 detik ke klien dan penyimpanan data akan dilakukan di server. Data navaid ini kami peroleh menggunakan program wireshark dengan menghubungkan modul CNS-ATM (alat sensor) ke salah satu komputer dan menangkapnya. Kemudian kami menganalisa hasil pengiriman paket tersebut dan didapat hasilnya seperti pada gambar Untuk komunikasi data dari klien menuju server, kedepannya akan menggunakan layanan virtual private network (VPN). Untuk percobaan ini, kami tidak menggunakan layanan VPN, melainkan layanan reguler dari internet. Apabila ada informasi penerbangan yang dibutuhkan tetapi berada diluar jangkauan server JAATSC atau server MAATSC, maka pemohon informasi akan
10 64 mengirimkan permintaan data pada server dimana pemohon berada dalam suatu FIR. Apabila informasi yang diminta tidak tersimpan oleh server, maka server akan meneruskannya ke server yang lain untuk mencari informasi yang diminta dan akan mengirimkan data yang diminta ke pemohon. Diagram alir data dari sensor menuju server yang diinginkan adalah sebagai berikut. Sensor Klien VPN Server Gambar 3.6 diagram alir data sensor menuju server Kami melakukan simulasi pengiriman data real di BPPT selama 21 hari, dengan menggunakan program java yang telah kami buat untuk mengirimkan data ke server. Data yang dikirim adalah data suhu, kelembaban, latitude, longitude, tanggal, waktu, dan info satelit. Data dari navaid (modul CNSATM) yang dihasilkan setiap 15 detik akan dikirimkan ke klien bandara. Seluruh data navaid (modul CNSATM) yang berada di sekitar bandara tersebut dapat dilihat oleh masing-masing klien (bandara). Data navaid tersebut akan disimpan di klien dan dikirimkan ke server untuk penyimpanan data serta pertukaran informasi.ketika data dari klien tiba di server, pada saat itu juga, data-data yang ada di server Jakarta maupun server Makassar akan diperbaharui untuk memberikan informasi terkini dari navaid yang ada. Dari simulasi data real diatas, kami mengolah pengiriman data tersebut yang kami capture menggunakan wireshark untuk mengetahui berapa besar pengiriman paket data dari navaid hingga ke server. Setiap hari, selama tiga
11 65 minggu kami melakukan pendataan mengenai jumlah paket yang terkirim dan besar data yang dikirim untuk mendapatkan asumsi rata-rata besar pengiriman data dari klien ke server. Kami menghitung rata-rata dan nilai standar deviasinya untuk dimasukkan kedalam coding random bytes generator pada NS3 untuk mendapatkan variasi besar pengiriman paket data. Rumus yang standar deviasi yang kami gunakan adalah s = N i = 1 ( Xi X ) N 1 2 Gambar 3.7 Rumus standar deviasi Dimana X adalah nilai rata-rata. N adalah jumlah sampel, X i adalah nilai dari setiap data dari i=1 hingga I=N. Dari hasil pengiriman data tersebut, didapat jumlah perkiraan minimum dan maksimum, rata-rata serta besarnya sebaran data komunikasi modul CNS- ATM. Grafik menunjukkan sebaran besar data yang mungkin akan menjadi data komunikasi dari klien ke server pada pukul 7 pagi dan 4 sore. Tabel dan grafiknya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Besar paket data real pengiriman data navaid ke server Minimum Maximum Rata-Rata Standar Deviasi (bytes) (bytes) (bytes) (bytes)
12 66 Gambar 3.8 Grafik statistik besar pengiriman data real Dari hasil besar data pengiriman, kami juga akan melakukan simulasi seperti data real tersebut untuk menguji jaringan. Konfigurasi parameter simulasi adalah sebagai berikut : Jumlah node wired : 26 Jumlah node wireless : 39 Jumlah node klien : 13 Jumlah node server : 2 Jumlah rute : 13 Skenario 1: Jumlah router : 15 Skenario 2: Jumlah node router tier 3 : 10 Jumlah node router tier 2 : 7 Jumlah node router tier 1 : 2
13 67 Skenario pengujian yang akan dilakukan memperhatikan : Tabel 3.2 Skenario pengukuran multiple router pada masing-masing FIR untuk skenario 1 dan skenario 2 Navaid -Klien Data Rate Wired Wireless Throughput Delay Bytes Throughput Delay Bytes 10 Mbps 100 Mbps 1 Gbps Klien - Server Skenario 1 / Skenario 2 Data Rate 10 Mbps 100 Mbps 1 Gbps Parameter Throughput Delay Bytes Server - Server Data Rate Jakarta Makassar Throughput Delay Bytes Throughput Delay Bytes 10 Mbps 100 Mbps 1 Gbps Parameter Data yang Dibutuhkan Parameter data yang ingin diambil adalah besarnya data ketika terjadi komunikasi antara user dengan sistem yang berhubungan dengan database dan besarnya data untuk komunikasi NAVAID atau modul CNS-ATM ke server maupun klien (bandara) secara real. Jumlah dari besarnya paket data yang terkirim akan menjadi nilai patokan besar data yang akan disimulasikan pada NS- 3 menggunakan IPv4. Besar paket data diambil menggunakan software wireshark.
14 68 Untuk memastikan informasi yang dibutuhkan oleh pesawat atau pengendali lalu lintas udara tersampaikan secepat mungkin, maka dibutuhkan parameter kecepatan transfer data yang tinggi dan ketepatan waktu (delay terkecil) dalam mengirimkan informasi tersebut. Dalam simulasi ini, digunakan waktu interval 15 detik antar paket dikarenakan persamplingan data dari GPS dilakukan per 15 detik.
BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya blind spot pada lokasi. pesawat dengan pengawas lalu lintas udara di darat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin banyaknya pesawat udara yang melintas di wilayah udara Indonesia, membuat beberapa rute perjalanan pesawat udara bisa saling berdekatan atau berada di atas
Lebih terperinciANALISA PENGEMBANGAN JARINGAN NAVAID UNTUK SISTEM PENERBANGAN DI INDONESIA
ANALISA PENGEMBANGAN JARINGAN NAVAID UNTUK SISTEM PENERBANGAN DI INDONESIA Ivonny dan Samuel Suryawijaya Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) terikat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai bagian dari jalur penerbangan sipil internasional dan anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) terikat dengan peraturan internasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI Pada bab ini akan membahas mengenai skenario pengujian dan hasil analisis dari tugas akhir ini. Sebelum masuk ke tahap pengujian akan dijelaskan terlebih
Lebih terperinciAS IR O R U O TI U N TI G P AD
Tesis OPTIMASI ROUTING PADA JARING DATA MULTI JALUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Nama : Agus Kurniwanto NIM : 2209206803 PROGRAM STUDI MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TELEMATIKA JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya pada teknologi jaringan saat ini sangatlah pesat terutama dari sisi jangkauan, kemudahan akses dan penggunaaannya. Penggunaan jaringan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transportasi udara sebagai media perpindahan barang, orang dan jasa yang cepat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat membutuhkan transportasi udara sebagai media perpindahan barang, orang dan jasa yang cepat dan murah, terbukti
Lebih terperinciBAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada
BAB 4 PENGUJIAN SISTEM DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Skenario Pengujian Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada layanan VoIP, maka langkah selanjutnya adalah penulis mensimulasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data merupakan suatu hal yang memiliki andil besar atau alasan khusus mengapa komputer digunakan. Ketersediaan data menjadi salah satu hal yang sangat penting pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abad informasi menuntut manusia saling terhubung untuk mendapatkan segala bentuk informasi demi kebutuhan hidup dan upaya itu membutuhkan sumber daya dan teknologi
Lebih terperinciANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES
ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES Kamal Syarif 2208100642 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno R, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS
ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol
Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini, dijelaskan pendahuluan dari pengerjaan tugas akhir. Pendahuluan yang dijelaskan meliputi latar belakang topik tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi nirkabel terus berkembang lebih maju, dan peluang penggunaanya semakin menyebar secara luas. Dengan mudahnya kita bisa menemukan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5%
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi udara merupakan industri yang memiliki kaitan erat dengan ekonomi global. Peningkatan 1% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) secara global akan meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan jaringan komputer dewasa ini semakin pesat dan semakin besar, berkembangnya suatu jaringan maka manajemen jaringan juga menjadi lebih kompleks dan rumit.
Lebih terperinciBab 3 Metode Perancangan
Bab 3 Metode Perancangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize). Metode ini digunakan untuk merancang suatu jaringan. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alamat IPv6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi 6. Panjang totalnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun
Lebih terperinciGambar 3.43 Topologi Subnet 23. Tabel 3.38 Point-to-Point utilization Radio 91 Switch 3. Gambar 3.44 Topologi Subnet 24
100 Gambar 3.43 Topologi Subnet 23 Tabel 3.38 Point-to-Point utilization Radio 91 Switch 3 Object Name Minimum(%) Average(%) Maximum(%) Radio 91 Switch 3 0 0.41 0.88 Radio 91 Switch 3 0 0.6 0.94 Gambar
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI. routing, dan pengujian terhadap parameter-parameter QoS, serta hasil analisis
BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI Pengujian sistem yang dilakukan merupakan pengujian terhadap simulasi yang telah selesai dibuat. Pengujian tersebut dimulai dari pengujian protokol routing, dan pengujian
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN SISTEM
31 BAB III PERENCANAAN SISTEM 3.1 Pendahuluan Tugas Akhir ini merupakan pengembangan dari Tugas Akhir yang berjudul Simulasi dan Analisis Performansi QoS pada Aplikasi Video Live Streaming menggunakan
Lebih terperinciMetode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor
Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor Oleh : M. Mufid Mas Udi 2205100010 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan,DEA 196311901989031011 Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya 2010 Latar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Banyak sekali yang dapat dilakukan dengan mudah / sederhana baik dalam hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia telah banyak mengalami perubahan dalam dua dekade terakhir ini. Banyak sekali yang dapat dilakukan dengan mudah / sederhana baik dalam hal yang berhubungan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak
Lebih terperinciBAB 3 INTI PENELITIAN. merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang
BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi, analisa masalah dan merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang ada. 3.1 Profil Organisasi
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan
BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang pandangan awal persoalan yang terjadi dalam penulisan laporan tugas akhir, berisi latar belakang, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir, lingkup tugas
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET
ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi sangatlah cepat demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Perkembangan di bidang teknologi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Dari kerangka metodologi yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa terdapat 4 hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu : 1. Analisis Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penerbangan di Indonesia berkembang dengan cepat setelah adanya deregulasi mengenai pasar domestik melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada Bab IV ini akan dilakukan analisa terhadap performansi terhadap beban jaringan berupa trafik FTP, dan Aplikasi Sales Informasi System pada jaringan virtual private
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec
BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),
Lebih terperinciPROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF
PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Layanan multimedia streaming saat ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan internet. Dengan tersedianya layanan multimedia streaming kita dapat melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah rusaknya kualitas udara yang tercemar oleh zatzat polutan sehingga mengubah susunan udara yang bisa membahayakan manusia, hewan, dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 1. Dua unit laptop, dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Transmitter, ACER Aspire 5622WLCi dengan spesifikasi Intel Core 2
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Dua unit laptop, dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Transmitter, ACER
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan
115 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diusulkan, maka penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi telah berkembang dengan cukup pesat. Perkembangan teknologi mengakibatkan pemanfaatan atau pengimplementasian teknologi tersebut dalam berbagai
Lebih terperinciGambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2
68 Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2 Dari gambar 4.27, terlihat bahwa nilai throughput IIX ke Gateway 2 pada skenario router reflector BGP berkisar antara 0-3 paket per detik,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhitungkan. Untuk itu, solusi keamanan yang fleksibel berupa Dynamic
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi Telekomunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hampir setiap perusahaan berusaha untuk mengoptimalkan fungsi dari teknologi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan terhentinya arus lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kebutuhan Sistem Saat melakukan pengujian jaringan VPN PPTP dan L2TP, dibutuhkan perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis unjuk kerja jaringan
Lebih terperinciMedi Taruk
Simulasi Routing Protocol OSPF Dan EIGRP Medi Taruk meditaruk@mail.ugm.ac.id http://meditaruk.web.ugm.ac.id http://meditaruk.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai analisa dan perancangan monitoring tekanan biogas mengunakan Arduino Nano. Pada prinsipnya perancangan dengan sistematika yang baik
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI
92 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Dengan keterbatasan waktu, tempat, dan biaya yang ada, serta jaringan kantorkantor PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk yang berlokasi di Jakarta, Samarinda, Tanjung Harapan
Lebih terperinciPerancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP
Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.2 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Juli - Desember 2014 Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP DWI ARYANTA, BAYU AGUNG
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI
ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol mengambil peranan penting dalam komunikasi modern dalam mengirim data dari komputer pengirim ke komputer
Lebih terperinciBAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS
BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Dari hasil simulasi, dapat dilihat mekanisme pengiriman trafik multicast baik untuk PIM-SM maupun BGMP. Penghitungan routing unicast masing-masing node dilakukan sebelum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan sebagai sumber informasi maupun media untuk pengiriman dan penerimaan data, baik oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer membantu semua aspek kehidupan manusia. Contoh nyata dari kemajuan teknologi komputer adalah perkembangan teknologi nirkabel (wireless)
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat
Lebih terperinciPenentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh
Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh Asti Ratnasari 1, Farida Ardiani 2, Feny Nurvita A. 3 Magister Teknik Informatika, Universitas
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1 DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem. Pembahasan yang dianalisis terbagi menjadi 2 yaitu analisis masalah dan analisis
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET
ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Panji Firmansyah, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan pengukuran kualitas komunikasi dari VOIP sebelum dan sesudah diamankan dengan VPN PPTP. 4.1 Analisis Akan dilakukan analisis terhadap
Lebih terperinciPENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WEB MENGGUNAKAN WIRELESS LAN
Pengontrolan Lampu Lalu Lintas Berbasis Web (Gunawan Rudi Cahyono dan Nurmahaludin) PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WEB MENGGUNAKAN WIRELESS LAN Gunawan Rudi Cahyono (1) dan Nurmahaludin (1) (1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia transportasi saat ini memberikan beberapa dampak baik dan buruk bagi pengguna alat transportasi maupun lalu lintas khususnya diperkotaan. Kota Medan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. protokol - protokol lain, yang merupakan protokol-protokol kunci dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) sebagai salah satu kelompok protokol komunikasi (lebih terkenal dengan nama Internet
Lebih terperinci1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Virtual Private Network (VPN) merupakan suatu teknologi membangun jaringan private dalam jaringan publik [5]. Teknologi tersebut mampu meningkatkan keamanan komunikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM
BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM Pada bab ini membahas mengenai hasil dan kinerja sistem yang telah dirancang sebelumnya yaitu meliputi delay, jitter, packet loss, Throughput dari masing masing
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan
BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless
Lebih terperinciPerancangan dan Analisis Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan IPv4 dan IPv6
Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.1 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Januari - Juni 2014 Perancangan dan Analisis Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan IPv4 dan IPv6 PAULINE RAHMIATI,
Lebih terperinciANALISIS MEKANISME REDUNDANCY GATEWAY DENGAN MENGGUNAKAN PROTOKOL HSRP DAN VRRP
ANALISIS MEKANISME REDUNDANCY GATEWAY DENGAN MENGGUNAKAN PROTOKOL HSRP DAN VRRP Rendy Munadi 1, Rumani M 2, Kukuh Nugroho 3 1 IT Telkom, Jl. Telekomunikasi, Dayeuh Kolot, Bandung, rnd@ittelkom.ac.id 2
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI
BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Dengan keterbatasan waktu, tempat, dan biaya yang ada, serta terlalu banyakmya jaringan di kantor-kantor dan laboratorium BPPT yang perlu dihubungkan dengan interkoneksi
Lebih terperincie-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065
e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3066 Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan
BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH Berdasarkan pada penjelasan dari bab sebelumnya, maka dibuatlah suatu perancangan pemodelan softswitch sebelum simulasi dilakukan. Perancangan suatu pemodelan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandar udara terbesar yang ada di Indonesia saat ini. Bandara Internasional Soekarno-Hatta tercatat dalam daftar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis dan industri saat ini. Hal ini disebabkan karena informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi jaringan komputer merupakan hal penunjang yang vital bagi perkembangan dunia bisnis dan industri saat ini. Hal ini disebabkan karena informasi yang akurat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Komputer 1.2 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Komputer Komputer merupakan suatu perangkat elektronik yang digunakan untuk mengolah data secara digital melalui program atau software yang ada di dalamnya. Komputer selalu
Lebih terperinciPenentuan Posisi. Hak Cipta 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang.
Penentuan Posisi 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Nokia, Nokia Connecting People, Nseries, dan N81 adalah merek dagang atau merek dagang terdaftar dari Nokia Corporation. Nama produk dan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan
BAB 3 ANALISIS 3.1 Pendahuluan Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan menggunakan teknologi Mobile Ad Hoc Network. Simulasi akan dilakukan berdasarkan beberapa skenario
Lebih terperinciGambar 4.15 Layar Preview
105 Gambar 4.15 Layar Preview Halaman ini berisi gambar boarding pass yang dicetak. Dengan menekan tombol finish maka user telah selesai menggunakan layanan electronic check-in. 106 4.4 Hasil dan Evaluasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandara internasional Kuala Namu merupakan Bandar udara Internasional yang melayani kota medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 KM dari kota medan. Bandar udara
Lebih terperinciUANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH
LAMPIRAN III TENTANG PERUBAHAN ATAS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA NO. TUJUAN UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Voice Over Internet Protocol (VoIP) untuk saat ini menjadikan teknologi alternatif dalam berkomunikasi melalui internet, baik berupa audio streaming maupun
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pembangunan infrastruktur yang menyangkut transportasi umum menjadi prioritas pemerintah. Hal ini dikarenakan pertumbuhan luas jalan di Indonesia tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah pengguna angkutan transportasi udara baik domestik maupun internasional setiap tahunnya mengalami peningkatan yang pesat, hal ini disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandar Udara Soekarno Hatta adalah Bandar Udara Internasional yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) bergerak di bidang pelayanan jasa kebandarudaraan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis atau Geografic Information Sistem (GIS) merupakan sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur komunikasi data nirkabel diperlukan agar perangkat bergerak nirkabel (wireless mobile device) dapat berkomunikasi satu dengan yang lain. Pada beberapa
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan
Lebih terperinciBAB 4. ANALISA. 4.1 Analisa Pengujian Pemilihan Jalur Pengiriman Data
BAB 4. ANALISA Setelah perancangan selesai dan semua router dan PC sudah selesai dikonfigurasi, lalu akan dilakukan analisa berdasarkan 4 metode pengujian berikut : 4.1 Analisa Pengujian Pemilihan Jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan dan latar belakang permasalahan yang mendasari pembuatan skripsi, spesifikasi alat yang akan direalisasikan dan sistematika penulisan skripsi 1.1. Tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET
PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Juniron Sitepu (1), Kasmir Tanjung (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dan inovasi dalam teknologi telekomunikasi menyediakan layanan yang beraneka ragam, memiliki kapasitas tinggi sesuai kebutuhan yang berkembang, mudah diakses
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer
BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN ROUTING PROTOCOL OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) DENGAN MENERAPKAN METODE FAILOVER
PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN ROUTING PROTOCOL OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) DENGAN MENERAPKAN METODE FAILOVER (Studi Kasus : Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu
Lebih terperinci