BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan adalah saat yang menakjubkan bagi seorang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan adalah saat yang menakjubkan bagi seorang"

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan adalah saat yang menakjubkan bagi seorang ibu karena ibu dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali (Muslihatun, 2010). Pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi terjadilah sentuhan/kontak kulit antara ibu dan bayi yang dapat mencetuskan bonding (Sulistyawati, 2009). Bonding merupakan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan melalui bonding terbentuklah attachment (kasih sayang). Bonding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) dari ibu kepada bayinya segera setelah lahir, sedangkan attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu (Dewi dan Sunarsih, 2011). Oleh karena itu bonding attachment adalah proses terbentuknya ikatan antara ibu nifas dan bayinya segera sesaat setelah persalinan (Nugroho, 2014). Ikatan ibu dan bayi dimulai sejak bayi belum dilahirkan dengan suatu perencanaan dan konfirmasi kehamilan, serta menerima janin yang tumbuh sebagai individu. Sesudah lahir sampai minggu-minggu berikutnya, kontak visual dan fisik bayi memicu adanya kedekatan ibu dan bayi (Marmi, 2009).

2 2 Bonding attachment memiliki beberapa elemen yaitu sentuhan ibu kepada bayinya, adanya kontak mata antara ibu dan bayi, saling mendengar dan merespon suara antara ibu dan bayi, ibu dan bayi dapat saling merespon bau badan yang khas dari masing-masing, adanya respon gerakan bayi pada saat mendengar suara ibunya (entraintment), dan adanya ritme personal dari bayi (bioritme) (Perry et al., 2014; Marmi, 2015). Sementara Marmi (2015) menambahkan kontak dini sebagai elemen dari bonding attachment, namun saat ini tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua dan anak. Beberapa interaksi yang dapat dilakukan ibu terhadap bayinya dalam melakukan bonding attachment antara lain sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan ibu, sentuhan pada pipi yang dapat menstimulasi respon terjadinya gerakan muka bayi ke arah muka ibu atau ke arah payu dara, tatapan mata bayi dan ibu yang dapat menimbulkan perasaan saling memiliki antara ibu dan bayi (Wulandari dan Handayani, 2010). Beberapa interaksi tersebut dapat meningkatkan bonding attachment antara ibu dan bayinya. Manfaat dari bonding attachment antara lain adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial dan bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi (Lusa, 2010). Manfaat lain dari bonding attachment antara lain menjalin ikatan antara ibu nifas dan bayi, memberikan ibu nifas dan bayinya kesempatan untuk melakukan kontak kulit dan mata, bayi akan mendapat kolostrum ibu nifas segera setelah lahir dan meningkatkan hubungan ikatan batin seumur hidup antara ibu nifas dan bayi (Nugroho, 2014). Manfaat

3 3 yang lain dari bonding attachment antara ibu dan bayi adalah menstimulasi perkembangan bayi agar tumbuh normal. Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih sayang ibu dengan bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologis dan fisiologis (Marmi, 2009). Apabila seorang ibu konsisten dalam responnya terhadap kebutuhan bayi dan mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan bayi akan terpacu dan terbentuklah ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan dan ikatan batin antara seorang bayi dengan ibunya dapat memengaruhi hubungan sepanjang masa (Wulandari dan Handayani, 2010). Sementara dampak yang ditimbulkan akibat terganggunya bonding attachment adalah pada masalah intelektual seperti anak akan mengalami kesulitan belajar, memengaruhi kemampuan berfikir dan sulit mengendalikan dorongan. Adapun pada masalah emosional dapat mengakibatkan anak akan mengalami gangguan bicara, gangguan pola makan, perkembangan konsep diri yang negatif, masalah moral dan sosial (Nugroho, 2014). Dampak lain yang ditimbulkan apabila bonding attachment mengalami hambatan akan mengakibatkan perkembangan tingkah laku anak terhambat. Gejala yang memperlihatkan perkembangan tingkah laku anak yang terhambat adalah tingkah laku stereotype, sosial abnormal, kemunduran motorik, kognitif, verbal, serta anak bersikap apatis (Muslihatun, 2010). Faktor-faktor yang memengaruhi bonding attachment diantaranya adalah lama dan intensitas persalinan, obat penenang, pengalaman sebelumnya dengan bayi, perasaan ibu nifas telah mempunyai bayi, hubungan bayi dengan ayah,

4 4 kesehatan umum ibu nifas dan kekhawatiran tentang bayi (Nugroho, 2014). Kondisi yang memengaruhi ikatan ibu dan bayi antara lain kesehatan emosional orang tua, sistem dukungan sosial yang meliputi keluarga, teman dan pasangan hidup, kedekatan orang tua dengan bayi, kecocokan orang tua dan bayi (termasuk keadaan, temperamen dan jenis kelamin) (Mercer, 1996). Menurut Hildebrandt & Fitzguald (1993) ketertarikan fisik akan memengaruhi bonding attachment, dimana wajah bayi akan menimbulkan reaksi positif dari orang tuanya. Bayi yang menarik dan bayi yang tidak menarik akan memengaruhi perilaku yang berkelanjutan dari orang tuanya tersebut, misalnya pada bayi prematur yang orang tuanya terkadang mempunyai penilaian negatif pada bayi tersebut sehingga akan memengaruhi reaksi bonding attachment. Penelitian Nasution (2014) tentang pelaksanaan bonding attachment pada ibu nifas di Klinik Nining Pelawati Kecamatan Lubuk Pakam menunjukkan ibu yang melaksanakan bonding attachment sebanyak 55 orang (91,7%) dan ibu yang tidak melakukan bonding attachment sebanyak 5 orang (9,3%). Hal tersebut menunjukkan masih adanya ibu yang tidak melakukan bonding attachment. Hal ini disebabkan faktor kelelahan setelah persalinan, bayi sakit, penolakan dari ibu itu sendiri untuk melaksanakan bonding attachment. Penelitian Mutiara (2013) tentang hubungan paritas, pengetahuan dan pendidikan dengan bonding attachment pada ibu nifas di Bereuneun Kabupaten Pidie menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paritas ibu nifas dengan bonding attachment (p = 0,019). Selain itu juga dibuktikan adanya

5 5 hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu nifas dengan bonding attahment (p = 0,000) serta pendidikan ibu nifas dengan bonding attachment (p = 0,001). Aplikasi dari teori Maternal Role Attainment-Becoming a Mother dari Ramona T. Mercer merupakan pengembangan teori bonding attachment dari Reva Rubin. Bonding attachment tersebut didefinisikan sebagai interaksi dan proses perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu dimana terjadi kedekatan antara ibu dan bayi serta ibu memperoleh kompetensi dalam merawat anaknya termasuk dalam pengembangan peran dan mengekspresikan kesenangan dan kepuasan dalam menjalankan perannya sebagai ibu. Bonding attachment merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang ibu pada bayinya segera setelah bayi dilahirkan, karena akan memengaruhi pada perkembangan bayi selanjutnya. Bonding attachment yang dilakukan ibu setelah proses persalinan dapat meningkatkan kadar oksitosin dan prolaktin dimana dua hormon ini dapat melancarkan produksi ASI, reflek menghisap bayi yang dilakukan lebih dini, serta dapat mempercepat proses ikatan antara ibu dan bayi (Klaus dan Kenell, 1992). Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Kota Jombang didapatkan bahwa data angka ibu post partum tinggi yaitu setiap bulannya kurang lebih sebanyak 136 ibu post partum dan masih kurangnya kesadaran ibu post partum dalam melakukan bonding attachment. Hal ini dapat dibuktikan dengan peneliti melakukan observasi pada 10 ibu post partum. Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran ibu post partum dalam melakukan bonding attachment. Hal ini disebabkan karena ibu menahan nyeri

6 6 pada luka jahitan episiotomi yang dirasakannya serta kondisi fisik ibu yang masih lemah setelah proses persalinan, sehingga ibu lebih fokus terhadap dirinya sendiri. Hal tersebut menyebabkan pelaksanaan bonding attachment belum dapat dilakukan dengan maksimal. Tujuh dari 10 ibu post partum menunjukkan kurang responsif terhadap bayinya. Pada saat bayinya menangis terlihat ibu membiarkan saja bayinya di box bayi dengan alasan kalau bayi sering digendong nantinya akan menjadikan suatu kebiasaan harus minta digendong setiap kali bayi menangis, di mana seharusnya ibu respon terhadap bayinya pada saat bayi menangis karena tangisan bayi merupakan suatu cara untuk mengkomunikasikan adanya kebutuhan seperti halnya rasa lapar atau haus. Dengan ibu memberikan kasih sayang pada bayinya dengan menimang, membelai dan memberikan sentuhan maka akan mempercepat proses ikatan ibu dan bayi sehingga bonding attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan dengan maksimal. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa masih banyaknya ibu post partum yang belum melakukan bonding attachment dengan optimal. Mengingat pentingnya kasih sayang (bonding attachment) antara ibu dan bayi dan fatalnya dampak jika bonding attachment terganggu pada masa pertumbuhan bayi, maka penelitian tentang bonding attachment penting untuk dilakukan. Selain itu penelitian dengan judul faktor-faktor yang memengaruhi bonding attachment di Ruang Melati RSUD Kota Jombang belum pernah diteliti sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Faktor-

7 7 Faktor Yang Memengaruhi Bonding Attachment Pada Ibu Post Partum di RSUD Kota Jombang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi bonding attachment pada ibu post partum di RSUD Kota Jombang?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi bonding attachment (lama persalinan, perasaan ibu mempunyai bayi, kesehatan ibu (kelelahan ibu), kekhawatiran tentang bayi (kecemasan tentang bayi), usia, paritas, dukungan sosial suami, tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu) pada ibu post partum di RSUD Kota Jombang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran bonding attachment pada ibu post partum di RSUD Kota Jombang. b. Mengetahui faktor-faktor yang paling dominan memengaruhi bonding attachment di RSUD Kota Jombang.

8 8 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak (bonding attachment). 2. Bagi peneliti Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan penelitian. 3. Bagi institusi a. Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang bonding attachment. b. Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada petugas kesehatan dalam memberikan informasi-informasi mengenai bonding attachment kepada ibu nifas. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian Yulianti (2013) dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bonding Attachment di BPS Yustina Sudarwati, AM.Keb. Tangen Sragen. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Desain penelitiannya dengan menggunakan cross sectional. Alat pengumpul data

9 9 yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan meminta responden untuk memilih salah satu jawaban (benar atau salah) atas pernyataan tentang bonding attachment. Kuesioner tertutup tersebut dibuat sendiri oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bonding attachment di BPS Yustina Sudarwati AM, Keb. Tangen Sragen sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 21 responden (60%). Persamaan penelitian Yulianti dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subyek penelitiannya yaitu pada ibu post partum. Selain itu, persamaan pada kedua penelitian ini adalah pada desain penelitiannya dengan menggunakan cross sectional. Perbedaan penelitian Yulianti dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada tempat penelitiannya dimana pada penelitian Yulianti, tempat penelitian dilakukan di BPS Yustina Sudarwati Tangen Sragen sementara tempat penelitian pada penelitian yang akan dilakukan di Ruang Melati RSUD Jombang. Selain itu, terdapat perbedaan jumlah variabel pada kedua penelitian ini. Pada penelitian Yulianti hanya terdapat satu variabel saja yaitu tingkat pengetahuan ibu Nifas tentang bonding attachment sementara pada penelitian yang akan dilakukan terdapat dua variabel yaitu variabel independent dan variabel dependent. Pada variabel independent terdapat 9 variabel yaitu tentang faktor-faktor yang memengaruhi bonding attachment sementara pada variabel dependentnya adalah bonding attachment.

10 10 Sementara instrumen pada penelitian Yulianti menggunakan kuesioner tertutup yang dibuat oleh peneliti sendiri dengan meminta responden untuk memilih salah satu jawaban (benar atau salah) atas pernyataan tentang bonding attachment sementara instrumen pada penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Adapun lembar observasi yang digunakan terkait bonding attachment yang terdiri dari 19 item yang terdiri dari tahapan-tahapan bonding attachment, dimana dalam tahapan-tahapan bonding attachment tersebut terdapat 6 elemen bonding attachment. Adapun kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur pengetahuan ibu post partum tentang bonding attachment yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner untuk mengukur dukungan sosial suami yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner kelelahan ibu post partum dengan menggunakan Post Partum Fatigue Scale (PFS), dan kuesioner untuk mengukur kecemasan ibu dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). 2. Penelitian Aulia (2012) dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Bonding Attachment di RB Yulita Grogol Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Desain penelitiannya dengan menggunakan cross sectional. Alat pengumpul data yang digunakan dengan menggunakan kuesioner tertutup yang dibuat oleh peneliti sendiri dengan meminta responden untuk memilih salah satu jawaban (benar atau salah) atas pernyataan tentang bonding attachment. Kuesioner tertutup tersebut dibuat sendiri oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu

11 11 nifas tentang bonding attachment mayoritas mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 responden (66,7%) dengan pendidikan responden terbanyak SMA, berumur dalam rentang tahun dan pekerjaan responden terbanyak adalah IRT. Persamaan penelitian Aulia dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subyek penelitiannya yaitu pada ibu post partum. Selain itu, persamaan pada kedua penelitian ini adalah pada desain penelitiannya dengan menggunakan cross sectional. Perbedaan penelitian Aulia dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada tempat penelitiannya dimana pada penelitian Aulia, tempat penelitiannya dilakukan di RB Yulita Grogol Sukoharjo sementara penelitian yang akan dilakukan untuk tempat penelitiannya dilakukan di Ruang Melati RSUD Jombang. Selain itu, terdapat perbedaan jumlah variabel pada kedua penelitian ini. Pada penelitian Aulia hanya terdapat satu variabel saja yaitu gambaran tingkat pengetahuan tentang bonding attachment di RB Yulita Grogol Sukoharjo sementara pada penelitian yang akan dilakukan terdapat dua variabel yaitu variabel independent dan variabel dependent. Pada variabel independent terdapat 9 variabel yaitu faktor-faktor yang memengaruhi bonding attachment sementara pada variabel dependentnya terdapat satu variabel yaitu tentang bonding attachment. Sementara instrumen pada penelitian Aulia dengan menggunakan kuesioner tertutup yang dibuat oleh peneliti sendiri dengan meminta responden untuk memilih salah satu jawaban (benar atau salah) atas

12 12 pernyataan tentang bonding attachment sementara instrumen pada penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Adapun lembar observasi yang digunakan terkait bonding attachment yang terdiri dari 19 item yang terdiri dari tahapan-tahapan bonding attachment, dimana dalam tahapan-tahapan bonding attachment tersebut terdapat 6 elemen bonding attachment. Adapun kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur pengetahuan ibu post partum tentang bonding attachment yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner untuk mengukur dukungan sosial suami yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner kelelahan ibu post partum dengan menggunakan Post Partum Fatigue Scale (PFS), dan kuesioner untuk mengukur kecemasan ibu dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). 3. Penelitian Nasution (2014) dengan judul Pelaksanaan Bonding Attachment Pada Ibu Nifas di Klinik Nining Pelawati Kecamatan Lubuk Pakam. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang melaksanakan bonding attachment sebanyak 55 orang (91,7%) dan ibu yang tidak melakukan bonding attachment sebanyak 5 orang (9,35) dikarenakan faktor kelelahan setelah persalinan, bayi sakit, penolakan dari ibu itu sendiri untuk melaksanakan bonding attachment. Persamaan penelitian Nasution dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subyek penelitian yaitu pada ibu post partum. Sementara perbedaan penelitian Nasution dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

13 13 pada tempat penelitiannya dimana pada penelitian Nasution, tempat penelitiannya dilakukan di Klinik Nining Pelawati Kecamatan Lubuk Pakam sementara pada penelitian yang akan dilakukan untuk tempat penelitiannya dilakukan di Ruang Melati RSUD Jombang. Selain itu, terdapat perbedaan jumlah variabel pada kedua penelitian ini. Pada penelitian Nasution hanya terdapat satu variabel yaitu pelaksanaan bonding attachment pada ibu nifas sementara pada penelitian yang akan dilakukan terdapat dua variabel yaitu variabel independent dan variabel dependent. Pada variabel independent terdapat 9 variabel yaitu faktor-faktor yang memengaruhi bonding attachment sementara pada variabel dependentnya terdapat satu variabel yaitu tentang bonding attachment. Sementara instrumen pada penelitian Nasution dengan menggunakan kuesioner sementara instrumen pada penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Adapun lember observasi yang digunakan terkait bonding attachment yang terdiri dari 19 item yang terdiri dari tahapan-tahapan bonding attachment, dimana dalam tahapantahapan bonding attachment tersebut terdapat 6 elemen bonding attachment. Adapun kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur pengetahuan ibu post partum tentang bonding attachment yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner untuk mengukur dukungan sosial suami yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner kelelahan ibu post partum dengan menggunakan Post Partum Fatigue Scale (PFS), dan kuesioner untuk

14 14 mengukur kecemasan ibu dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). 4. Penelitian Lestari (2015) dengan judul Gambaran Bonding Attachment Pada Ibu Post Partum di Ruang Bersalin Rumah Sakit Prof.DR.H.Aloei Saboei Kota Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada kepustakaan yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Serta dengan melakukan observasi secara langsung dengan menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bonding attachment pada ibu post partum telah terlaksana dengan baik dengan pelaksanaan kepada responden mencapai 96,67%. Persamaan penelitian Lestari dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subyek penelitiannya yaitu pada ibu post partum. Selain itu persamaanya pada jenis penelitian yaitu deskriptif analitik. Sementara perbedaan penelitian Lestari dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada tempat penelitiannya dimana pada penelitian Lestari, tempat penelitiannya dilakukan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Prof.DR.H.Aloei Saboei Kota Gorontalo sementara pada penelitian yang akan dilakukan untuk tempat penelitiannya dilakukan di Ruang Melati RSUD Jombang. Selain itu, terdapat perbedaan jumlah variabel pada kedua penelitian ini. Pada penelitian Lestari hanya terdapat satu variabel yaitu gambaran bonding attachment pada ibu post partum sementara pada penelitian yang akan dilakukan terdapat dua variabel yaitu variabel independent dan variabel dependent. Pada variabel

15 15 independent terdapat 9 variabel yaitu faktor-faktor yang memengaruhi bonding attachment sementara pada variabel dependentnya terdapat satu variabel yaitu tentang bonding attachment. Sementara instrumen pada penelitian Lestari dengan menggunakan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada kepustakaan yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Serta dengan melakukan observasi secara langsung dengan menggunakan lembar observasi sementara instrumen pada penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Adapun lembar observasi yang digunakan terkait bonding attachment yang terdiri dari 19 item yang terdiri dari tahapantahapan bonding attachment, dimana dalam tahapan-tahapan bonding attachment tersebut terdapat 6 elemen bonding attachment. Adapun kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur pengetahuan ibu post partum tentang bonding attachment yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner untuk mengukur dukungan sosial suami yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner kelelahan ibu post partum dengan menggunakan Post Partum Fatigue Scale (PFS), dan kuesioner untuk mengukur kecemasan ibu dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). 5. Penelitian Mutiara (2013) dengan judul Hubungan Paritas, Pengetahuan, dan Pendidikan Dengan Bonding Attachment Pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bereuneun Kabupaten Pidie. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Alat pengumpul data yang digunakan

16 16 adalah kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paritas, pengetahuan dan pendidikan ibu nifas dengan bonding attachment (p < 0,05). Persamaan penelitian Mutiara dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada desain penelitiannya yaitu menggunakan cross sectional. Selain itu persamaan pada penelitian Mutiara dan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subyek penelitiannya yaitu pada ibu post partum. Selain itu, Persamaan penelitian Mutiara dan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel dependentnya yaitu bonding attachment. Perbedaan penelitian Mutiara dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel independentnya. Pada penelitian Mutiara variabel independentnya adalah hubungan paritas, pengetahuan dan pendidikan sementara pada penelitian yang akan dilakukan untuk variabel independentnya adalah faktor-faktor yang memengaruhi bonding attachment yang ada 9 variabel. Selain itu, perbedaan pada penelitian Mutiara dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada instrumen penelitiannya. Instrumen pada penelitian Mutiara dengan menggunakan kuesioner. Sementara instrumen pada penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Adapun lembar observasinya terkait dengan bonding attachment yang terdiri dari 19 item yang terdiri dari tahapan-tahapan bonding attachment, dimana dalam tahapan-tahapan bonding attachment tersebut terdapat 6 elemen bonding attachment. Adapun kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur

17 17 pengetahuan ibu post partum tentang bonding attachment yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner untuk mengukur dukungan sosial suami yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner kelelahan ibu post partum dengan menggunakan Post Partum Fatigue Scale (PFS), dan kuesioner untuk mengukur kecemasan ibu dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). 6. Penelitian Yodatama (2015) dengan judul Hubungan Bonding Attachment Dengan Risiko Terjadinya Post Partum Blues Pada Ibu Post Partum Dengan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Ibu dan Anak Srikandi IBI Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional. Alat pengumpul data yang digunakan dengan kuesioner EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale) yang berisi 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 17 responden (69%) memiliki bonding attachment tidak baik dan mengalami post partum blues. Hasil uji Sperman juga menunjukkan adanya hubungan antara bonding attachment dengan risiko post partum blues pada ibu post partum dengan sectio caesarea (p value = 0,000 r = - 0,736). Persamaan penelitian Yodatama dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subyek penelitiannya yaitu pada ibu post partum. Selain itu persamaanya pada desain penelitiannya dengan menggunakan cross sectional. Perbedaan penelitian Yodatama dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabelnya. Pada penelitian Yodatama, variabel penelitiannya terdiri dari variabel independent dan dependent. Adapun variabel

18 18 independentnya adalah hubungan bonding attachment sementara variabel dependentnya adalah risiko terjadinya post partum blues pada ibu post partum. Sementara variabel pada penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat dua variabel meliputi variabel independent dan variabel dependent. Pada variabel independent terdapat 9 variabel yaitu faktor-faktor yang memengaruhi bonding attachment sementara pada variabel dependentnya hanya terdapat satu variabel yaitu tentang bonding attachment. Sementara instrumen pada penelitian Yodatama dengan menggunakan kuesioner EPDS yang berisi 10 pertanyaan. Sementara instrumen pada penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Adapun lembar observasinya berisi 19 item terkait bonding attachment yang terdiri dari tahapan-tahapan bonding attachment, dimana dalam tahapan-tahapan bonding attachment tersebut terdapat 6 elemen bonding attachment. Adapun kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur pengetahuan ibu post partum tentang bonding attachment yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner untuk mengukur dukungan sosial suami yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner kelelahan ibu post partum dengan menggunakan Post Partum Fatigue Scale (PFS), dan kuesioner untuk mengukur kecemasan ibu dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). 7. Penelitian Awalla et al. (2015) dengan judul Hubungan Dukungan Suami Saat Antental dan Intranatal Dengan Bonding Attachment Pada Ibu Post Partum di RSU Pancaran Kasih Manado. Jenis penelitian ini adalah

19 19 deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dukungan suami saat antenatal dan intranatal dengan bonding attachment pada ibu post partum (p value < 0,05). Persamaan penelitian Awalla et al. dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subyek penelitiannya yaitu pada ibu post partum. Selain itu persamaan penelitian Awalla et al. dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada jenis penelitiannya dengan menggunakan deskriptif analitik dan desain penelitiannya dengan menggunakan cross sectional. Selain itu, persamaan pada penelitian Awalla et al. dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel dependentnya yaitu bonding attachment. Perbedaan penelitian Awalla et al. dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada tempat penelitiannya. Pada penelitian Awalla et al. dilakukan di RSU Pancaran Kasih Manado sementara penelitian yang akan dilakukan untuk tempat penelitiannya dilakukan di Ruang Melati RSUD Jombang. Selain itu terdapat perbedaan variabel independentnya pada kedua penelitian ini. Pada penelitian Awalla et al. variabel independentnya yaitu hubungan dukungan suami saat antenatal dan intranatal. Sementara pada penelitian yang akan dilakukan untuk variabel independentnya yaitu faktorfaktor yang memengaruhi bonding attachment yang ada 9 variabel. Selain itu, perbedaan penelitian Awalla et al. dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada instrumen penelitiannya. Instrumen pada penelitian Awalla et al. dengan menggunakan kuesioner. Sementara instrumen pada penelitian yang

20 20 akan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Adapun lembar observasinya berisi 19 item terkait bonding attachment yang terdiri dari tahapan-tahapan bonding attachment, dimana dalam tahapantahapan bonding attachment tersebut terdapat 6 elemen bonding attachment. Adapun kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur pengetahuan ibu post partum tentang bonding attachment yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner untuk mengukur dukungan sosial suami yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner kelelahan ibu post partum dengan menggunakan Post Partum Fatigue Scale (PFS), dan kuesioner untuk mengukur kecemasan ibu dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). 8. Penelitian Kinsey et al. (2014) dengan judul Birth related, psychosocial, and emotional correlates of positif maternal-infant bonding in a cohort of firsttime mother. Desain penelitian ini dengan menggunakan cross sectional interview study. Alat pengumpul data dengan menggunakan kuesioner S-PBQ (Short-Post partum Bonding Quetioner). Tools tersebut digunakan untuk menguji cobakan hubungan antara kelahiran, psikososial, faktor emosional dengan bonding ibu dan bayi dengan menggunakan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa S-PBQ diterima dengan reliability internal (cronbach α=0,67). Hasil tersebut menjelaskan bahwa sosial ekonomi mengalami bias bahwa perempuan yang lebih tua, tingkat pendidikan lebih tinggi, tingkat ekonomi yang tinggi, tidak ada kemiskinan menunjukkan score bonding rendah. Bonding antara ibu dan bayi mempunyai hubungan secara

21 21 signifikan dengan stress pada ibu, nyeri pada ibu dan depresi post partum dan ada hubungan dengan adanya support dari pasangan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stres yang dialami di lingkungan sekitar akan berdampak pada hubungan ibu dan bayi. Persamaan penelitian Kinsey et al. dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subyek penelitiannya yaitu pada ibu post partum. Perbedaan penelitian Kinsey et al. dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabelnya. Pada penelitian Kinsey et al. variabelnya terdiri dari variabel independent dan variabel dependent. Adapun variabel independentnya adalah Birth related, psychosocial, and emotional sementara variabel dependentnya adalah maternal-infant bonding in a cohort of firsttime mother. Sementara pada penelitian yang akan dilakukan terdapat dua variabel yaitu variabel independent dan dependent. Pada variabel independent terdapat 9 variabel yaitu tentang faktor-faktor yang memengaruhi bonding attachment sementara pada variabel dependentnya adalah bonding attachment. Selain itu perbedaan penelitian Kinsey et al. dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada desain penelitian yang digunakan. Pada penelitian Kinsey et al. dengan menggunakan cross sectional interview study. Sementara desain penelitian pada penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan cross sectional. Sementara instrumen pada penelitian Kinsey et al. dengan menggunakan S-PBQ (Short-Post partum Bonding Quetioner) yang terdiri dari 10 item pertanyaan sementara instrumen pada penelitian yang akan dilakukan dengan

22 22 menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Adapun lembar observasinya berisi 19 item terkait bonding attachment yang terdiri dari tahapan-tahapan bonding attachment, dimana dalam tahapan-tahapan bonding attachment tersebut terdapat 6 elemen bonding attachment. Adapun kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur pengetahuan ibu post partum tentang bonding attachment yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner untuk mengukur dukungan sosial suami yang dibuat oleh peneliti sendiri, kuesioner kelelahan ibu post partum dengan menggunakan Post Partum Fatigue Scale (PFS), dan kuesioner untuk mengukur kecemasan ibu dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS).

BOUNDING ATTACHMENT. SITI NUR UMARIYAH F., S.Si.T

BOUNDING ATTACHMENT. SITI NUR UMARIYAH F., S.Si.T BOUNDING ATTACHMENT SITI NUR UMARIYAH F., S.Si.T Pendahuluan Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus dapat memfasilitasi

Lebih terperinci

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Ikatan kasih sayang antara ibu dan anak sangatlah penting, tidak adanya ikatan kasih sayang antara ibu

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN 2014 1 Sondang, 2* Hardiana 1,2 STIKes Prima Jambi

Lebih terperinci

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen yang sangat membahagiakan, tapi ada beberapa kasus dapat menjadi momen yang menakutkan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator dasar pelayanan kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian maternal/ibu setiap 100.000 kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung kemudian melahirkan, yang tentunya akan sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Kehamilan dan kelahiran

Lebih terperinci

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK ,Jurnal Karya Tulis Ilmiah HUBUNGAN PARITAS, PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN BOUNDING ATTACHEMENT PADA IBU NIFAS DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BEREUNEUN KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013 Kurnia Mutiara Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada

BAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada kenyataannya masih jauh dari target Millennium Development Goals (MDGs) yaitu 102 per 100.000 kelahiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sikap 1. Pengertian sikap Sikap adalah suatu kecenderungan bertindak ke arah atau menolak suatu faktor lingkungan. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV 05.07.02 KEDIRI Mulazimah Akademi Kebidanan PGRI Kediri mulazimah@gmail.com ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI SAAT ANTENATAL DAN INTRANATAL DENGAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU POST PARTUM DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI SAAT ANTENATAL DAN INTRANATAL DENGAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU POST PARTUM DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI SAAT ANTENATAL DAN INTRANATAL DENGAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU POST PARTUM DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Sriniwandi Awalla Rina Kundre Sefti Rompas Email: sriniawalla@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah sebanyak 255.461.686 jiwa yang terdiri atas 128.366.718 jiwa penduduk laki-laki dan 127.094.968 jiwa penduduk perempuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi lahir, melatih bayi untuk secara naluriah menemukan sendiri puting susu ibunya. tindakan IMD

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELANCARAN PENGELUARAN ASI DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI WILAYAH PUSKESMAS TRUCUK II KLATEN

HUBUNGAN ANTARA KELANCARAN PENGELUARAN ASI DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI WILAYAH PUSKESMAS TRUCUK II KLATEN HUBUNGAN ANTARA KELANCARAN PENGELUARAN ASI DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI WILAYAH PUSKESMAS TRUCUK II KLATEN Idha Suparwati, Murwati, Endang Suwanti Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Niken Andalasari Periode Post Partum Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia sehat 2010 ditetapkan berdasarkan pembangunan yaitu bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan pola hidup yang sehat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki semua zat yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. ASI mengandung antibodi yang

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN IBU PRIMIPARA DALAM MERAWAT BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN IBU PRIMIPARA DALAM MERAWAT BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN IBU PRIMIPARA DALAM MERAWAT BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Dewi Purwanti¹ ), Fitriasih ² ), Isyti aroh³ ) ¹Program Studi Ners, STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek penting yang dicari oleh semua orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu keadaan yang sehat dan utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses atau peristiwa alamiah yang dialami oleh seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia selama kehamilan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia selama dekade terakhir. Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persalinan (WHO, 2008) merupakan periode penting bagi ibu dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. persalinan (WHO, 2008) merupakan periode penting bagi ibu dan bayi baru lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J. HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEMAMPUAN MEKANISME KOPING DALAM MENGHADAPI POSTPARTUM BLUES PADA IBU POST SECTIO CAESARIA DI BANGSAL MAWAR 1 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG Fetra Farlina 1, Iroma Maulida 2, Adevia Chikmah 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggu-tunggu setiap. perubahan tersebut mungkin relatif pada tiap-tiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggu-tunggu setiap. perubahan tersebut mungkin relatif pada tiap-tiap wanita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan banyak melewati proses-proses yang cukup sulit dalam hidup mereka, proses tersebut diantaranya proses kehamilan, melahirkan dan nifas, serta proses perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir. Presentase bedah sesar di Ameika

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir. Presentase bedah sesar di Ameika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bedah sesar merupakan proses pengeluaran janin melaui insisi dinding abdomen dan uterus. 1 Jumlah persalinan dengan bedah sesar terus mengalami peningkatan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah yang besar artinya bagi kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG EDELWEIS RSUD JOMBANG

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG EDELWEIS RSUD JOMBANG HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG EDELWEIS RSUD JOMBANG Ruchul Kurnia Achadyah 1, Sestu Retno D.A 2, Mudhawaroh 3 1,2,3 Progam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) yang menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu 307 dari 100.000

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA 0 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PUSPA WARDANI F 100 000 066 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang perlu kita perlakukan seperti orang sakit. Membantunya beradaptasi terhadap perubahan fisiologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap perempuan.peristiwa tersebut merupakan peristiwa penting dalam kehidupan ibu dan keluarganya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Bobak, 2010:53). Periode

BAB I PENDAHULUAN. kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Bobak, 2010:53). Periode BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postpartum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif observasional

BAB III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif observasional 39 BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif observasional dengan rancangan studi cross-sectional, identifikasi pekerja pabrik shift

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang perempuan yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum perempuan menganggap kehamilan adalah

Lebih terperinci

USIA DAN PARITAS DENGAN POSTPARTUM BLUES DI RSUD BANGIL PASURUAN 2014 HOSNOL KHOTIMAH Subject : Postpartum Blues, Usia, Paritas DESCRIPTION

USIA DAN PARITAS DENGAN POSTPARTUM BLUES DI RSUD BANGIL PASURUAN 2014 HOSNOL KHOTIMAH Subject : Postpartum Blues, Usia, Paritas DESCRIPTION USIA DAN PARITAS DENGAN POSTPARTUM BLUES DI RSUD BANGIL PASURUAN 2014 HOSNOL KHOTIMAH 11002154 Subject : Postpartum Blues, Usia, Paritas DESCRIPTION Postpartum blues dapat berkembang menjadi keadaan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Bounding Attachment, Ibu Post Partum

ABSTRAK. Kata Kunci: Bounding Attachment, Ibu Post Partum JURNAL ABSTRAK TRI LESTARI. 2015. Gambaran Bounding Attachment Pada Ibu Post Partum di Kamar Bersalin RSUD Prof Dr H.Aloei Saboei kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUNGAN SUAMI DALAM PEARAWATAN MASA NIFAS DENGAN KEJADIAN BABY BLUES

HUBUNGAN DUNGAN SUAMI DALAM PEARAWATAN MASA NIFAS DENGAN KEJADIAN BABY BLUES HUBUNGAN DUNGAN SUAMI DALAM PEARAWATAN MASA NIFAS DENGAN KEJADIAN BABY BLUES Uswatun Kasanah Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati ABSTRAK Depresi pasca persalinan, merupakan kondisi yang sama sekali di luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah masalah kesehatan yang penting dan lebih sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan. Depresi menurut Kaplan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan dipengaruhi dengan segala macam hal yang baru. Anak prasekolah sering menunjukan perilaku yang aktif,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum blues

METODE PENELITIAN. normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum blues Definisi Operasional METODE PENELITIAN Postpartum adalah jangka antara kelahiran bayi dan kembalinya organ reproduksi ke normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas perkembangan yang utama dari seorang wanita adalah hamil dan melahirkan seorang anak, dan kemudian membesarkannya. Kehamilan adalah masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Pendidikan. Menurut Suhartono (2007) pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Pendidikan. Menurut Suhartono (2007) pendidikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pendidikan Menurut Suhartono (2007) pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang Zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan.

Lebih terperinci

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.Kandou Manado Kontu Lusje 1, Jenny Mandan 2, Kusmiyati 3 1,2,3. Jurusan Kebidanan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan,9(1); Maret 2017

Jurnal Ilmiah Kesehatan,9(1); Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN MAKASAR Neli Husniawati 1, Fajriani 2 1,2 Prodi S1 Keperawatan Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN Wiwin Rohmawati 1), Nur Aini Rahmawati 2), Eka Palupi Kartiningsih 3) Abstrak : Selama ini banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Goals (MDGs) dengan indikator menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Goals (MDGs) dengan indikator menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan maternal adalah salah satu indikator Millennium Development Goals (MDGs) dengan indikator menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).

Lebih terperinci

PERSALINAN BUATAN DENGAN POSTPARTUM BLUES CHILMIYAH ROSILANDA ABADAN

PERSALINAN BUATAN DENGAN POSTPARTUM BLUES CHILMIYAH ROSILANDA ABADAN PERSALINAN BUATAN DENGAN POSTPARTUM BLUES CHILMIYAH ROSILANDA ABADAN 121010098 Subject : Persalinan Buatan, Postpartum Blues, Ibu nifas. DESCRIPTION Postpartum blues atau gangguan mental pasca-salin sering

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM PENELITIAN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM Helmi Yenie* dan Mugiati* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012 mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masa Post Partum Masa post partum atau masa nifas sering dikenal juga dengan puerperium berasal dari kata puer yang berarti seorang anak dan parere yang berarti kembali ke semula

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk Tabing Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017. Metode pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Postpartum 2.1.1 Definisi Postpartum Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai minggu keenam setelah melahirkan. Masa post pertum

Lebih terperinci

Pendidikan Psikologi. I an. untuk. Suatu Teori dan Terapannya. Bethsaida Janiwarty & Herri Zan Pieter

Pendidikan Psikologi. I an. untuk. Suatu Teori dan Terapannya. Bethsaida Janiwarty & Herri Zan Pieter Pendidikan Psikologi untuk Suatu Teori dan Terapannya I an Bethsaida Janiwarty & Herri Zan Pieter BAGIAN2 PEMAHAMAN BIDAN MENGENAI FASE PERKEMBANGAN ANAK BAB III PROSESADAPTASI PADA MASA KANAK-KANAK...

Lebih terperinci

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan pengalaman kortikal subjektif. Walaupun tidak mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun terkait bukti baik dari respon fisiologik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir dengan melewati beberapa tahapan (Bahiyatun, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir dengan melewati beberapa tahapan (Bahiyatun, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang wanita yang telah hamil selanjutnya akan mengalami proses persalinan. Persalinan (labor) merupakan serangkaian proses fisiologis yang dialami oleh wanita untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Batasan Kualitas Hidup Kualitas hidup adalah keadaan yang dipersepsikan terhadap keadaan seseorang sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG BABY BLUES, PROSES PERSALINAN, DAN PARITAS DENGAN BABY BLUES DI RSIA SRIKANDI IBI KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG BABY BLUES, PROSES PERSALINAN, DAN PARITAS DENGAN BABY BLUES DI RSIA SRIKANDI IBI KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG BABY BLUES, PROSES PERSALINAN, DAN PARITAS DENGAN BABY BLUES DI RSIA SRIKANDI IBI KABUPATEN JEMBER The Correlation Between Mother s Knowledge About Baby Blues, Childbirth

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang sering kali membuat wanita menjadi bingung dan stress. Proses menjadi ibu adalah peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian non eksperimental atau observasional yang merupakan metode penelitian secara observasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan (health care services) adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode setelah melahirkan juga disebut dengan periode postpartum, merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ reproduksi kembali seperti semula

Lebih terperinci

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Factors That Cause Colostrum Giving Women In The Postpartum Camar I Arifin Achmad Province Riau *Dosen STIKes Hangtuah Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. normal dapat dialami oleh setiap wanita, namun selama masa-masa tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. normal dapat dialami oleh setiap wanita, namun selama masa-masa tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses kehamilan dan persalinan merupakan suatu pengalaman hidup yang unik dan dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada diri seorang wanita. Walaupun kehamilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo bertempat di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi wanita, dimana seorang wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi wanita, dimana seorang wanita akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi wanita, dimana seorang wanita akan mengalami perubahan dalam dirinya baik perubahan fisiologis maupun perubahan psikologis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manfaat ASI sudah sangat umum diketahui oleh masayarakat luas.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manfaat ASI sudah sangat umum diketahui oleh masayarakat luas. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian Air Susu Ibu (ASI) sangat penting bagi tumbuh kembang bayi. Manfaat ASI sudah sangat umum diketahui oleh masayarakat luas. ASI merupakan makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal ialah 280

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan dan menjadi seorang ibu merupakan sebuah peristiwa yang dinantikan oleh banyak kaum wanita. Namun dalam kenyataannya, seringkali timbul masalahmasalah

Lebih terperinci

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan Rumah Sakit rujukan milik pemerintah. dijl. Osamaliki No. 19 Salatiga. RSUD Kota Salatiga ini memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan Rumah Sakit rujukan milik pemerintah. dijl. Osamaliki No. 19 Salatiga. RSUD Kota Salatiga ini memiliki 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Salatiga. RSUD Salatiga merupakan Rumah Sakit rujukan milik pemerintah kotasalatiga.rsud Salatiga sangat strategis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Helalth Organization (WHO, 2010) setiap tahunnya sekitar 25 juta perempuan diseluruh dunia diperkirakan mengalami premenopause, jumlah perempuan usia 40

Lebih terperinci

AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG T.A 2012/2013

AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG T.A 2012/2013 PAPER CARA MENGATASI MASALAH PSIKOLOGI PADA IBU NIFAS Disusun oleh : ANNISA NOER UMAMI 201207004 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG T.A 2012/2013 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni kelompok intervensi hypnobirthing dan kelompok kontrol didapatkan

Lebih terperinci

AYAH ASI (BREASTFEEDING FATHER) TERHADAP KEJADIAN POSTPARTUM BLUES. Abstrak. Abstract

AYAH ASI (BREASTFEEDING FATHER) TERHADAP KEJADIAN POSTPARTUM BLUES. Abstrak. Abstract RAKERNAS AIPKEMA 6 AYAH ASI (BREASTFEEDING FATHER) TERHADAP KEJADIAN POSTPARTUM BLUES Dian Nurafifah Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan email: diannurafifah66@yahoo.com Abstrak Postpartum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu keadaan yang alamiah. Dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas yang secara berurutan berlangsung

Lebih terperinci

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM Triwik Sri Mulati Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK Sebagian ibu post partum mengalami laserasi/robekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri Ginekologi, khususnya Obstetri Sosial. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto

Lebih terperinci

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: sarwinantisyamsudin@yahoo.com Abstract: The purpose of this study was to know the effect

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan perbedaan pengaruh musik klasik Mozart dan instrumental modern Kitaro terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup ke dunia luar melalui vagina baik dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Warsini 1, Sri Aminingsih 2, Rizky Ayu Fahrunnisa 3 Abstract Background Results of Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peralihan, masa bayi juga memerlukan penyesuaian. Bagi beberapa bayi

BAB I PENDAHULUAN. peralihan, masa bayi juga memerlukan penyesuaian. Bagi beberapa bayi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa bayi merupakan masa peralihan dari lingkungan dalam kandungan ke lingkungan luar kandungan. Seperti halnya semua masa peralihan, masa bayi juga memerlukan penyesuaian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah proses perkembangan janin dalam kandungan yang melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga (Pusdiknas,

Lebih terperinci