BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Liana Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masa Post Partum Masa post partum atau masa nifas sering dikenal juga dengan puerperium berasal dari kata puer yang berarti seorang anak dan parere yang berarti kembali ke semula yaitu masa enam minggu setelah persalinan ketika organ reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil (Puspita, 2013). Pada masa ini, seorang ibu akan mengalami adaptasi dari perubahan fisiologis dan psikologis Adaptasi Fisiologis Masa Post Partum Beberapa perubahan sistem organ yang terjadi pada ibu post partum diantaranya pada sistem reproduksi, sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinal, tanda-tanda vital, sistem endokrin, dan sistem perkemihan. Selain perubahan pada beberapa sistem organ, ibu post partum akan mengalami nyeri pasca partum yang diakibatkan dari kontraksi uterus Adaptasi Psikologis Masa Post Partum Masa adaptasi psikologis post partum merupakan masa dimana terjadi perubahan peran menjadi orang tua yang dialami oleh ibu. Masa ini 8
2 9 dikatakan berhasil dilewati oleh ibu jika ibu mampu dalam menerima dan merawat bayinya sesuai waktu yang telah ditetapkan. Menurut Rubin (1977) ada tiga fase yang terjadi pada ibu post partum yang disebut Rubin Maternal Phases yaitu : 1) Fase taking in, merupakan fase ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri dan cenderung lebih banyak menceritakan pengalaman yang dirasakan ketika melewati proses persalinan. Hal ini menyebabkan ibu cenderung menjadi pasif dan sangat tergantung pada lingkungannya. Dukungan suami dan keluarga untuk menjadi pendengar aktif serta menyediakan waktu yang cukup bagi ibu sangat diperlukan oleh ibu pada fase ini. Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini adalah sebagai berikut: Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya, seperti : jenis kelamin tertentu, warna kulit, dan sebagainya. Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu misalnya rasa mulas akibat dari kontraksi rahim, payudara bengkak, nyeri pada luka jahitan, dan sebagainya. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayinya dan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan
3 10 merasa tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan hanya tanggung jawab ibu saja, tetapi tanggung jawab bersama. 2) Fase taking hold, merupakan fase yang berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi sehingga ibu cenderung sensitif, mudah tersinggung, dan cepat marah. Dukungan yang diberikan suami dan keluarga dapat membantu ibu menjadi lebih tenang sehingga ketika petugas kesehatan memberikan penyuluhan mengenai cara perawatan bayi dapat diterima dengan baik oleh ibu. 3) Fase letting go, merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya secara mandiri, serta kepercayaan dirinya sudah meningkat. Pada fase ini, ibu masih memerlukan dukungan dari suami dan keluarga dalam hal perawatan bayi dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga agar ibu merasa tidak terbebani dan dapat berisitirahat dengan baik. 2.2 Depresi Post Partum Pengertian Depresi post partum merupakan proses ketidaksiapan seorang wanita untuk menjalani peran sebagai ibu sehingga wanita tersebut tidak dapat melewati Rubin Maternal Phases dengan baik dan sempurna. Pada
4 11 masa ini ibu mengalami perasaan sedih yang diakibatkan karena berbagai peristiwa kehidupan yang bersifat stressor, seperti masalah keuangan, perkawinan, pekerjaan, maupun dalam hal perawatan bayi. Perbedaan depresi post partum dengan postpartum blues terletak pada frekuensi, intensitas, serta durasi berlangsungnya gejala-gejala yang timbul (Ambarwati, 2009). Depresi postpartum dialami seorang ibu paling lambat 8 minggu setelah melahirkan, dan dalam kasus yang lebih parah, bisa berlanjut selama setahun. Menurut Soejono,dkk (2007), penggolongan depresi dibagi menjadi berikut: Gejala Utama Perasaan depresif Hilangnya minat dan semangat Mudah lelah dan tenaga hilang Gejala Lain Konsentrasi dan perhatian menurun Harga diri dan kepercayaan diri menurun Perasaan bersalah dan tidak berguna Pesimis terhadap masa depan Gagasan membahayakan diri atau bunuh diri Gangguan tidur
5 12 Gangguan nafsu makan Menurunnya libido Tingkat Depresi Gejala utama Gejala lain Fungsi Keterangan Ringan 2 2 Baik _ Sedang Terganggu Nampak distress Berat 3 >4 Sangat Terganggu Sangat distress Tabel 1. Pembagian tingkat depresi menurut Soejono dkk (2007) Tanda dan Gejala Ciri khas wanita yang mengalami depresi post partum bervariasi dari hari ke hari, bahkan terkadang ibu tidak menyadari bahwa dirinya telah mengalami gangguan depresi post partum. Gejala depresi post partum memiliki karakteristik yang spesifik dibandingkan dengan depresi pada umumnya, antara lain (Marmi,2011): a. Ibu dapat mengalami mimpi buruk yang biasa terjadi pada waktu tidur REM (Rapid Eye Movement), sehingga menyebabkan ibu terbangun tengah malam dan cenderung mengalami insomnia. b. Munculnya rasa phobia, yaitu ketakutan yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien walaupun hal tersebut diketahui bahwa hal tersebut irasional. Salah satu phobia yang dapat dialami ibu post partum
6 13 yaitu ketakutan dengan peralatan operasi dan jarum akibat ibu mengalami operasi bedah Caesar ketika bersalin. c. Munculnya rasa kecemasan, ketegangan, rasa tidak aman, dan kekhawatiran yang dirasakan karena mengalami hal yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui. d. Ibu cenderung lebih sensitif, yang diakibatkan karena perubahan peran menjadi orang tua, kurangnya pengalaman, kurang rasa percaya diri dalam perawatan bayi, dan merasa tidak bahagia dan puas menjadi seorang ibu. e. Ibu mengalami perubahan mood, diantaranya munculnya gejala kurang nafsu makan, sedih, murung, gangguan tidur, perasaan tidak berharga, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai diri, menyalahkan diri sendiri, lemah dalam kehendak, tidak mempunyai harapan untuk masa depan, tidak mencintai bayi, ingin menyakiti bayi, serta tidak mau berhubungan dengan orang lain Penyebab Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya depresi post partum antara lain (Marmi,2011): a. Faktor konstitusional, yaitu berkaitan dengan status paritas riwayat obstetri pasien, diantaranya riwayat hamil sampai bersalin serta adanya komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan sebelumnya.
7 14 Biasanya wanita primipara lebih sering mengalami gejala depresi post partum diakibatkan karena bingung akan perannya sebagai ibu. b. Faktor fisik, yaitu karena adanya perubahan fisik setelah melahirkan diantaranya perubahan hormone secara drastis pada periode laten selama dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. c. Faktor psikologis, yaitu masa peralihan yang cepat dari wanita menjadi seorang ibu dimana tergantung dari proses penyesuaian psikologis ibu dalam menerima perannya yang baru ketika merawat bayi. d. Faktor sosial, diantaranya pemukiman yang tidak memadai serta kurangnya dukungan dari masyarakat dalam perkawinan ibu. Menurut Kruckman dalam Yanita dan Zamralita (2001) penyebab depresi pasca partum diantaranya: a. Faktor biologis, dimana akibat dari ketidakseimbangan hormon estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam masa nifas atau adanya perubahan hormon yang terlalu cepat atau terlalu lambat. b. Karakteristik ibu, yang meliputi: 1) Faktor umur, dimana umur ideal seorang wanita untuk melahirkan yaitu antara tahun, karena rentang umur tersebut optimal bagi ibu dalam perawatan bayi. Hal ini berkaitan dengan kesiapan mental untuk menjadi ibu.
8 15 2) Faktor pengalaman, dimana depresi post partum banyak dialami oleh ibu primipara, karena peran sebagai ibu dan cara perawatan bayi merupakan hal baru yang dialami ibu sehingga dapat menimbulkan stress. 3) Faktor pendidikan, dimana ibu yang berpendidikan tinggi memiliki tuntutan untuk bekerja atau melakukan aktivitas diluar rumah serta melakukan peran sebagai ibu rumah tangga dan orang tua sehingga menimbulkan tekanan sosial dan konflik peran pada ibu. 4) Faktor selama proses persalinan, dimana semakin banyak trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan serta intervensi medis yang dilakukan pada ibu, maka semakin besar trauma psikis yang muncul pada ibu. 5) Faktor dukungan sosial, dimana dukungan dari kerabat pada saat kehamilan, persalinan, dan pascasalin dapat menyebabkan beban yang dirasakan ibu lebih berkurang Penatalaksanaan Depresi Post Partum Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengatasi masalah depresi post partum (Herawati, 2009), diantaranya : Screening Test, di luar negeri seperti Belanda digunakan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang merupakan kuisioner dengan validitas teruji yang mampu mengukur intensitas
9 16 perubahan perasaan depresi selama 7 hari pasca persalinan. Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah, serta mencakup hal-hal lain yang terdapat pada postpartum blues. Dukungan psikologis dari suami dan keluarga. Istirahat yang cukup untuk mencegah dan mengurangi perubahan perasaan. Dukungan dari tenaga kesehatan seperti dokter obstetri, perawat, atau bidan sangat diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang memadai atau adekuat tentang proses kehamilan dan persalinan, termasuk penyulit-penyulit yang mungkin timbul pada masa-masa tersebut beserta penanganannya. Diperlukan dukungan psikolog atau konselor jika keadaan ibu tampak sangat mengganggu. Dukungan bisa diberikan melalui keprihatinan dan perhatian pada ibu. Selain itu ibu dapat mencari psikiater, psikolog, maupun ahli kesehatan mental lainnya untuk melakukan konseling agar dapat menemukan cara dalam menanggulangi dan memecahkan masalah serta menetapkan tujuan realistis. Teori ini sudah didukung dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti penelitian yang dilakukan oleh Soep (2009) dengan judul Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Post Partum di RSU Dr.
10 17 Pirngadi Medan diperoleh hasil pemberian psikoedukasi kepada ibu yang mengalami depresi post partum dapat menurunkan tingkat depresi post partum menjadi tidak depresi. Penelitian yang dilakukan oleh Esther (2010) dengan judul Efektivitas Intervensi Edukasi Pada Depresi Post Partum diperoleh hasil pemberian intervensi edukasi efektif dalam menurunkan jumlah ibu yang mengalami depresi post partum. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Urbayatun (2010) dengan judul Dukungan Sosial Dan Kecenderungan Depresi Post Partum Pada Ibu Primipara Di Daerah Gempa Bantul menyatakan bahwa dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan depresi post partum pada ibu primipara yang berada di daerah gempa Bantul, Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah (2009) dengan judul Hubungan Dukungan Suami Dengan Kejadian Post Partum Blues Pada Ibu Primipara Di Ruang Bougenville RSUD Tugurejo Semarang menyatakan bahwa adanya hubungan antara dukungan suami dengan kejadian post partum blues pada ibu primipara. 2.3 Konseling Definisi konseling didefinisikan menjadi dua kelompok, yaitu konseling konvensional dan konseling modern. Konseling konvensional merupakan pelayanan professional (professional service) yang diberikan oleh konselor
11 18 kepada konseli secara tatap muka, agar konseli dapat mengembangkan perilakunya ke arah lebih maju (progressive). Dalam hal ini konseli adalah sebagai individu yang mengalami masalah, dan setelah memperoleh pelayanan konseling ia diharapkan dapat memahami masalahnya dan memecahkan masalahnya secara bertahap. Sedangkan konseling modern merupakan hasil perkembangan konseling dalam abad tekhnologi, sehingga proses konseling dipengaruhi oleh kemajuan tekhnologi khususnya tekhnologi informatika. Konseling adalah profesi bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli atau kelompok konseli, dimana konselor dapat menggunakan tekhnologi sebagai media, untuk memfasilitasi proses perkembangan konseli atau kelompok konseli sesuai dengan kekuatan, kemampuan potensial dan aktual serta peluang-peluang yang dimiliki dan membantu mereka dalam mengatasi segala permasalahan dalam perkembangan dirinya. Pada jenis konseling ini, proses konseling dapat dilakukan tidak hanya lewat tatap muka, tetapi juga dapat lewat internet sehingga konseling dapat diberikan secara berjauhan tanpa membatasi lokasi dan waktu. Pelaksanaan konseling dibagi menjadi beberapa tahapan, diantaranya : 1. Tahap Pembinaan Hubungan Pembinaan hubungan dalam konseling ini digunakan untuk membangun hubungan terapeutik yang kondusif yang disebut rapport. Rapport merupakan suatu istilah klinis yang digunakan untuk menunjuk pada suatu iklim psikologis yang muncul dari kontak
12 19 interpersonal antara konselor dan konseli yang mendorong sikap percaya dan terbuka pada diri konseli. Pada saat pembinaan hubungan, sering kali konselor perlu memberikan gambaran yang tepat tentang konseling (structuring). Structuring merupakan kerangka kerja yang digunakan konselor dengan konselinya. Kerangka kerja ini diberitahukan kepada konseli dengan jalan memberikan penjelasan secara singkat tentang 4 aspek konseling yaitu (Nursalim,2013) : a) Tanggung Jawab Konselor memberikan informasi kepada konseli tentang tanggung jawab dalam proses konseling. Konselor dapat menyatakan sebagai berikut, Tugas saya sebagai konselor adalah mendengarkan dan mencoba mengerti bagaimana pikiran dan perasaan Anda tentang sesuatu hal. Saya tidak akan membuatkan sesuatu keputusan untuk Anda, tetapi Anda sendiri yang akan membuat keputusan. b) Tujuan Tujuan dari proses konseling perlu disampaikan kepada konseli, misalnya : Tujuan konseling ialah membantu Anda mengatasi problem Anda. c) Fokus Agar konseling efektif, konseli harus mengerti bahwa proses konseling berpusat pada masalah konseli yang akan diubah, yang diwujudkan dalam bentuk tujuan atau target yang akan dicapai. Contoh bagaimana konselor menyatakan fokus dalam konseling
13 20 adalah sebagai berikut, Dalam konseling ini kita akan memusatkan pada terbentuknya suatu tujuan khusus atau target tertentu yang akan dicapai. d) Keterbatasan Konselor dapat menjelaskan keterbatasan dalam hubungan konseling seperti, Dalam proses konseling memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya keterbatasan kewenangan, saya akan membantu seseorang yang bermasalah sesuai kewenangan saya. Bila di luar kewenangan saya maka seseorang itu akan saya referral kepada pihak yang berwenang. Kedua, hubungan konseling ini harus didasari kesukarelaan. Ketiga, kita memilikik keterbatasan berkaitan dengan jumlah pertemuan dan lamanya pertemuan. Dan keempat adalah kerahasiaan maksudnya segala informasi yang anda berikan kepada saya, akan saya jamin kerahasiaannya. Saya tidak akan memberitahukan kepada siapa pun tanpa seijin anda. 2. Tahap Assesmen Masalah Tahap Assesmen dalam proses konseling merupakan suatu proses mengumpulkan dan mengolah informasi dengan menggunakan berbagai prosedur dan alat sebagai dasar untuk mengembangkan program bantuan/konseling. Tugas konselor selama proses asesmen adalah mengetahui informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana memperolehnya, menempatkan informasi itu secara bersama-sama sehingga menjadi kesatuan yang bermakna, dan menggunakannya
14 21 untuk mengembangkan hipotesis tentang rancangan program intervensinya. Selama fase ini, konseli mengomunikasikan problem yang sedang dihadapi kepada konselor, sementara itu konselor akan terus menampilkan perilaku pendampingan dengan menggunakan keterampilan dasar konseling diantaranya adalah parafrasa, klarifikasi, refleksi perasaan, probe, dan sebagainya. Menurut Gibson (2008), ada 3 kegiatan yang dilakukan konselor pada tahap ini yaitu membatasi masalah, mengeksplorasi masalah dan mengintegrasikan informasi. 3. Tahap Penetapan Tujuan Penetapan tujuan konseling penting dilakukan karena tujuan ini akan memberi arah pada proses konseling serta sebagai dasar penentuan strategi dan intervensi konseling selanjutnya. Penekanannnya adalah pada masalah yang telah diketahui dan spesifikasi tingkah laku yang diinginkan sebagai hasil konseling. Tujuan konseling yang baik menurut Gibson (2008) mengikuti akronim SMART Goals, yang dapat diuraikan sebagai berikut: S-Specific M-Motivating A-Achievable R-Realistic T-Trackable = Langkah-langkahnya jelas dan teridentifikasi = Memotivasi diri dengan menyatakan saya akan = Konseli dapat meraih keberhasilan = Memiliki jangka waktu yang realistis = Perubahan dapat diukur dan kemajuan dapat dipantau
15 22 Dalam menentukan tujuan ada 8 langkah yaitu : 1) Menentukan tingkah laku yang tampak dan tidak tampak berkaitan dengna tujuan yang akan dicapai. 2) Menentukan kondisi perubahan yang diinginkan. 3) Menetapkan tingkat dari tingkah laku atau luasnya atau jumlahnya tingkah laku. 4) Menentukan tujuan-tujuan antara atau langkah-langkah tindakan jangka pendek. 5) Membuat urutan langkah-langkah tindakan berdasarkan kepentingan yang mendesak berdasarkan tingkat kesulitan. 6) Mengidentifikasikan sumber-sumber yang diperlukan. 7) Mengidentifikasi hambatan-hambatan. 8) Meninjau kembali tujuan. 4. Tahap Seleksi Strategi Strategi merupakan rencana aksi untuk mencapai tujuan konseli. Penggunaan strategi dapat mempercepat perubahan emosional, kognitif, dan perilaku konseli. Suatu strategi harus fleksibel, memadai, dan pragmatis. Menurut Gibson (2008) menyatakan ada 4 langkah dalam seleksi strategi yaitu mendefinisikan problem, mengidentifikasi dan mendata semua strategi yang memungkinkan, mengeksplorasi konsekuensi strategi yang diusulkan serta memprioritaskan strategi yang paling tepat dan disepakati. Dalam pemilihan strategi, hal yang perlu diperhatikan yaitu masalah yang
16 23 sedang dialami oleh konseli, pemahaman konselor terhadap teori konseling, tingkat pengalaman konselor dan kompetensi, serta pengetahuan khusus konselor terhadap intervensi. 5. Tahap Implementasi Strategi Dalam tahap ini, konseli bertanggung jawab mengaplikasikan strategi yang sudah disepakati, sementara konselor bertanggung jawab menguatkan tindakan konseli yang terlibat aktif mengaplikasikan strategi. Bila suatu strategi sudah dipilih sebagai solusi pemecahan masalah, maka ada 4 tugas yang harus dilakukan konselor yaitu menjelaskan rasional strategi yang berisi tujuan dan deskripsi singkat suatu strategi, memberi contoh penggunaan atau mendemonstrasikan strategi baik secara langsung maupun secara simbolis, selanjutnya adalah melatih menggunakan strategi dan pemberian umpan balik, serta member pekerjaan rumah kepada konseli. 6. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut Penilaian terhadap proses konseling dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara diantaranya adalah : 1) Laporan dari konseli sendiri, baik secara lisan maupun tulisan 2) Observasi konselor terhadap konseli 3) Laporan dari pihak lain yang mengetahui dan bertanggung jawab terhadap konseli 7. Tahap Terminasi (Penghentian Konseling)
17 24 Beberapa konseli terutama mereka yang telah mengembangkan hubungan yang sangat erat, akan menunjukkan suatu keinginan untuk melanjutkan kontrak konseling ketika konselor mengakhiri proses konseling. Konselor hendaknya secara obyektif meneliti dan menyadari dorongan-dorongannya sendiri. Penghentian proses konseling hendaknya dilakukan setelah tujuan konseling tercapai. Salah satu tugas konselor dalam mengakhiri proses konseling ini mendorong konseli untuk melakukan transfer of learning. Dalam transfer of learning konseli didorong untuk menerapkan tingkah laku yang ia pelajari dalam konseling ke situasi masalah kehidupan yang lain. Transfer of learning dari situasi konseling ke situasi kehidupan konseli sehari-hari inilah yang merupakan tujuan konseling yang sesungguhnya. Pelaksanaan konseling dapat dilakukan di tempat yang bersifat pribadi, nyaman, tenang, tidak berisik oleh suara lain, dan tidak diinterupsi oleh hal apapun. Konseling tidak hanya bisa dilakukan antar individu, tapi juga bisa dengan pasangan suami istri ataupun dengan keluarga agar penyelesaian masalah dapat berlangsung dengan baik. Dari beberapa penelitian menyebutkan konseling cukup efektif dalam menangani masalah psikologis yang dialami oleh ibu hamil dan sesudah melahirkan. Penelitian yang dilakukan oleh Slamet (2008) dengan judul Pengaruh Konseling Terhadap Tingkat Kecemasan
18 25 Pasien Seksio Sesarea menyatakan bahwa pemberian konseling berpengaruh signifikan dalam penurunan tingkat kecemasan pada ibu sebelum dan sesudah mengalami operasi section caesarea dengan memberikan informasi objektif yang dilakukan secara sistematis agar pasien mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, serta dapat menentukan jalan keluar dari masalahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Budihastuti, Hakimi, Sunartini, dan Sri Kadarsih (2012) dengan judul Konseling Dan Mekanisme Koping Ibu Bersalin menyatakan bahwa pemberian konseling dalam mempersiapkan ibu ketika akan mengalami persalinan penting untuk diberikan agar ibu mampu mengatur diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya, dapat membangun mekanisme koping yang positif serta merasa aman selama persalinan terutama pada ibu primipara. 2.4 Skala Edinburg Postnatal Depression Scale (EPDS) yang dimodifikasi Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) merupakan skala ukur yang berisi 10 pertanyaan untuk mengindikasikan seorang ibu memiliki gejala yang mengarah ke depresi dan kecemasan selama kehamilan dan setelah melahirkan bayinya. Penggunaan skala ukur EPDS sendiri telah dimodifikasi oleh beberapa peneliti, salah satunya kuisioner EPDS yang telah dimodifikasi oleh Soep (2009). Kuisioner EPDS yang
19 26 telah dimodifikasi ini berisi 32 pertanyaan dengan dibagi menjadi dua tipe pertanyaan yaitu favourable dan unfavourable. Pada jenis pertanyaan favourable tidak pernah diberi skor 0, tidak begitu sering diberikan skor 1, kadang kadang diberikan skor 2, sering diberikan skor 3. Jumlah item pertanyaan favourable berisi 16 item pertanyaan dimana apabila skor responden 13 maka termasuk kategori depresi, sedangkan jika skor responden < 13 maka termasuk kategori tidak depresi. Untuk jenis pertanyaan unfavourable, tipe jawaban tidak pernah diberi skor 3, tidak begitu sering diberikan skor 2, kadang kadang diberikan skor 1, sering diberikan skor 0 dengan penilaian jika skor responden 13 maka termasuk dalam kategori depresi post partum, jika skor responden < 13 maka termasuk dalam kategori tidak depresi post partum. Jumlah pertanyaan untuk jenis unfavourable berisi 16 pertanyaan. Daftar pertanyaan dari kuisioner ini menilai dari empat aspek kondisi psikologis, yaitu labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah, dan keinginan bunuh diri. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lutfatul dan Hartati (2006) dengan judul Efektifitas Skala Edinburgh dan Skala Beck Dalam Mendeteksi Resiko Depresi Post Partum Di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto menyatakan bahwa skala Edinburgh dan skala Beck sama-sama efektif dalam mendeteksi depresi post partum yang dialami oleh ibu.
BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir dengan melewati beberapa tahapan (Bahiyatun, 2008).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang wanita yang telah hamil selanjutnya akan mengalami proses persalinan. Persalinan (labor) merupakan serangkaian proses fisiologis yang dialami oleh wanita untuk
Lebih terperinci2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen yang sangat membahagiakan, tapi ada beberapa kasus dapat menjadi momen yang menakutkan hal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Postpartum 2.1.1 Definisi Postpartum Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai minggu keenam setelah melahirkan. Masa post pertum
Lebih terperinciProses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas
Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. postpartum yang terdiri dari tiga fase yaitu fase dependen (taking in), fase
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ
Lebih terperinciGAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG
GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG Fetra Farlina 1, Iroma Maulida 2, Adevia Chikmah 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan peristiwa alamiah dan fase hidup yang paling istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan kehadiran seorang bayi setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode setelah melahirkan juga disebut dengan periode postpartum, merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ reproduksi kembali seperti semula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung kemudian melahirkan, yang tentunya akan sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Kehamilan dan kelahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang perempuan yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum perempuan menganggap kehamilan adalah
Lebih terperinciAKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG T.A 2012/2013
PAPER CARA MENGATASI MASALAH PSIKOLOGI PADA IBU NIFAS Disusun oleh : ANNISA NOER UMAMI 201207004 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG T.A 2012/2013 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggu-tunggu setiap. perubahan tersebut mungkin relatif pada tiap-tiap wanita.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan banyak melewati proses-proses yang cukup sulit dalam hidup mereka, proses tersebut diantaranya proses kehamilan, melahirkan dan nifas, serta proses perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap perempuan.peristiwa tersebut merupakan peristiwa penting dalam kehidupan ibu dan keluarganya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Depresi Pengertian depresi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan tertekan dan perasaan semangat menurun dengan ditandai muram, sedih, loyo; karena tekanan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP DEPRESI POST PARTUM DI PUSKESMAS II DAN IV DENPASAR SELATAN
PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP DEPRESI POST PARTUM DI PUSKESMAS II DAN IV DENPASAR SELATAN Pamela Kenwa, Made Kornia Karkata, I Gusti Ayu Triyani Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum blues
Definisi Operasional METODE PENELITIAN Postpartum adalah jangka antara kelahiran bayi dan kembalinya organ reproduksi ke normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Pendidikan. Menurut Suhartono (2007) pendidikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pendidikan Menurut Suhartono (2007) pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang Zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Niken Andalasari Periode Post Partum Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA
0 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PUSPA WARDANI F 100 000 066 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sikap 1. Pengertian sikap Sikap adalah suatu kecenderungan bertindak ke arah atau menolak suatu faktor lingkungan. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya
Lebih terperinciMAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS
MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK : 10 1. REVIA MONALIKA 2. RIA PRANSISKA 3. RENI 4. RIKA DOSEN PEMBIMBING : VERA YUANITA, SST SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas perkembangan yang utama dari seorang wanita adalah hamil dan melahirkan seorang anak, dan kemudian membesarkannya. Kehamilan adalah masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Periode postpartum merupakan masa transisi dan perubahan peran pada ibu baru
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Periode postpartum merupakan masa transisi dan perubahan peran pada ibu baru dan keluarganya. Masa postpartum terdiri dari adaptasi fisiologis dan adaptasi psikologis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan selanjutnya. (Manuaba,1998). dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah masalah kesehatan yang penting dan lebih sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan. Depresi menurut Kaplan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki semua zat yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. ASI mengandung antibodi yang
Lebih terperincitingkat emosional. Tekanan psikologis setelah melahirkan merupakan gejala
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melahirkan merupakan proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita. Berbagai reaksi ibu setelah melahirkan akan mempengaruhi sikap, perilaku dan tingkat emosional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) yang menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu 307 dari 100.000
Lebih terperinci2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP DEPRESI POST PARTUM DI PUSKESMAS II DAN IV DENPASAR SELATAN
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP DEPRESI POST PARTUM DI PUSKESMAS II DAN IV DENPASAR SELATAN Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : PUTU PAMELA KENWA PRAWESTI
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.
HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEMAMPUAN MEKANISME KOPING DALAM MENGHADAPI POSTPARTUM BLUES PADA IBU POST SECTIO CAESARIA DI BANGSAL MAWAR 1 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. depresi. Kemunculan depresi ini diperikirakan setelah 1 tahun atau secepatnya dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postpartum Blues merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan, labilitas perasaan dan depresi pada ibu. Kontinum permasalahan dan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup. Pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2014 salah satunya adalah menurunnya kematian bayi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena masih tingginya angka kematian. Penyebab langsung diantaranya karena perdarahan, infeksi, pre
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi
BAB I PENDAHULUAN Pasca melahirkan adalah periode dimana ibu menjalani hari yang melelahkan. Kelelahan ini terkait dengan keadaan sang bayi maupun perubahan kondisi fisik dan psikis ibu, dan hal ini dapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI
1 NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI Oleh : DEWI LUCKY SETYOWATI ULY GUSNIARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari orang-orang yang bisa diandalkan, menghargai dan menyayangi kita yang berasal dari teman, anggota
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nifas Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinyamelahirkan atau berari masa setelah melahirkan. Masa nifas
Lebih terperinciMata Kuliah Askeb III (Nifas)
No Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok/Sub Pokok Bahasan Waktu Sumber T P K Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat : Menjelaskan konsep dasar masa nifas. Pengertian masa nifas. tujuan masa nifas. peran dan
Lebih terperinci2. Perubahan fisik dan psikologis ibu pasca persalinan Selama periode persalinan ibu akan mengalami perubahan-perubahan, yaitu :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perubahan psikologis pasca persalinan normal 1. Pengertian pasca persalinan Bobak, dkk (2005) menyatakan pasca persalinan adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh manusia diawali dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator dasar pelayanan kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian maternal/ibu setiap 100.000 kelahiran
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciPEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT OLEH : KELOMPOK 5 I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta P07124214 017 Kadek Devi Ary Suta P07124214 022 Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu P07124214
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan dan menjadi seorang ibu merupakan sebuah peristiwa yang dinantikan oleh banyak kaum wanita. Namun dalam kenyataannya, seringkali timbul masalahmasalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia sehat 2010 ditetapkan berdasarkan pembangunan yaitu bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan pola hidup yang sehat serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan ketuban) dari dalam rahim lewat jalan lahir atau dengan jalan lain (Reeder, 2012).
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo bertempat di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan
Lebih terperinciDEPRESI POSTPARTUM DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN PERAN PADA IBU NIFAS Dewi Susilowati Dosen Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Kebidanan
DEPRESI POSTPARTUM DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN PERAN PADA IBU NIFAS Dewi Susilowati Dosen Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Kebidanan PENGANTAR Proses penyesuaian menjadi ibu sangat rentan terhadap gangguan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Operasi adalah suatu bentuk tindakan invasif yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga profesional dan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan klien dan keluarganya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam minggu pertama atau lebih sesudah melahirkan (Marshal, 2004).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Postpartum Blues 1. Definisi Postpartum Blues Postpartum blues adalah keadaan depresi ringan dan sepintas yang umumnya terjadi dalam minggu pertama atau lebih sesudah melahirkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM
BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAGI PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Fisik dan psikis adalah satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa nifas dini (early postpartum) adalah periode kepulihan dimana ibu telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas adalah periode yang dimulai dari akhir persalinan sampai dengan kembalinya organ-organ reproduktif ke keadaan sebelum hamil. Periodeini berlangsung 6 minggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun emosional. Semakin bertambahnya usia, individu akan mengalami berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan salah satu pengalaman yang tidak terlupakan bagi seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia selama kehamilan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia selama dekade terakhir. Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu Kebidanan merupakan proses persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Batasan Kualitas Hidup Kualitas hidup adalah keadaan yang dipersepsikan terhadap keadaan seseorang sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini depresi menjadi jenis gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh masyarakat (Lubis, 2009). Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persalinan (WHO, 2008) merupakan periode penting bagi ibu dan bayi baru lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira
Lebih terperinciLEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
105 LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Bapak/Ibu/Adik Yth, Saya dr. Toety Maria Simanjuntak, saat ini menjalani pendidikan spesialis Neurologi di FK USU dan sedang melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlunya kesehatan dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini menjadi alasan perlunya kesehatan
Lebih terperinciPENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hamil adalah suatu proses fisiologis yang dialami oleh manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hamil adalah suatu proses fisiologis yang dialami oleh manusia akibat adanya pembuahan antara sel kelamin laki laki dan sel kelamin perempuan, dimulai dari adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup ke dunia luar melalui vagina baik dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda baik secara psikis maupun secara fisik. Perubahan yang terlihat jelas adalah perubahan
Lebih terperinciPENGERTIAN MASA NIFAS
PENGERTIAN MASA NIFAS Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. suami istri adalah hubungan seks yang sehat. Dalam hubungan suami istri
BAB l PENDAHULU~ BABI PENDAHULUAN tl. Latar Belakang Permasalahan Salah satu kunci kepuasan hubungan yang harmonis antara pasangan suami istri adalah hubungan seks yang sehat. Dalam hubungan suami istri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus menerus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua. Dalam pertumbuhannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian maternal adalah kematian wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Desain penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan
Lebih terperinciPENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN T E S I S. Oleh S O E P /IKM
PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN T E S I S Oleh S O E P 077033034/IKM S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya wanita mengatakan bahwa menjadi hamil adalah suatu pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk wanita, dengan hadirnya
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode post partum adalah masa (kira-kira 6 minggu) setelah kelahiran bayi, selama tubuh beradaptasi ke keadaan sebelum hamil, atau disebut dengan puerperium (Patricia
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
A. å B. SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA Jln. Ringroad Barat Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta 59242 Telp. (0274)4342000, Fax. (0274)434542 Email : info@stikesayaniyk.ac.id
Lebih terperinciMetodologi Asuhan Keperawatan
Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KELANCARAN PENGELUARAN ASI DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI WILAYAH PUSKESMAS TRUCUK II KLATEN
HUBUNGAN ANTARA KELANCARAN PENGELUARAN ASI DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI WILAYAH PUSKESMAS TRUCUK II KLATEN Idha Suparwati, Murwati, Endang Suwanti Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya
Lebih terperinci